//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Pertapa Freelance

Pages: [1]
1
Meditasi / Re: Perbandingan jhana menurut beberapa guru dan interpretasi
« on: 20 October 2011, 12:51:58 PM »
[at] PeaceMind:

IMO, jhananimitta dalam bentuk cahaya adalah sesuatu yg relatif tergantung pada kecenderungan orangnya sendiri dan tidak bisa dipukul rata semua jhana harus ada nimitta cahaya.

saya sampai sekarang memang belum pernah menemukan referensi jhana dalam sutta yg mengharuskan ada nimitta. Kebetulan mungkin buddhaghosa memiliki pengalaman demikian sehingga tertuang dalam visudhimagga tetapi itu bukan menjadi kemutlakan, jika itu sebuah "faktor" dalam jhana tentu sang buddha tidak akan melewatkan itu.

Bro Sumedho, saya pernah mendengar cerita.. dan jujur ini hanya cerita dari seorang kammanthanacariya.. dari pengalaman prakteknya. Kebetulan dalam praktek meditasinya dia juga tidak suka mengunakan kata Nimitta (yang artinya : Tanda) karena guru yang satu ini lebih suka mengatakan "Objek".. nah, beliau pernah bercerita kepada saya, karena ketika sanghayana pertama diadakan, ketika bhante ananda mengulang tentang suttapitaka, beberapa kelompok bhikkhu dititipkan utk mempelajari Digha Nikaya, Beberapa kelompok bhikkhu dititipkan utk mempelajari Majjima, dst.. menurut kammanthanacariya ini, para bhikkhu yang mengunakan digha nikaya sebagai referensi.. memang tidak pernah menyebutkan mengenai nimitta. Tapi sebenarnya dalam meditasi memang setelah objek yang kasar diganti dengan objek yang halus, memang selalu ada cahaya (obhasa) yang juga dikenal dengan pannaloka (sinar kebijaksanaan). Pannaloka itu sendiri ada yang bukan objek meditasi. Jadi Nimitta itu sendiri artinya tanda konsentrasi dan menjadi objek utk mencapai absorpsi.. jika tidak ingin mengunakan kata nimmitta, bisa saja mempertahankan namanya sebagai objek..  coba lihat referensi riwayat agung para buddha hal 701 buku pertama.. ketika buddha membujuk pancavagiya. Bodhisatta pada waktu itu juga melihat cahaya yang dia sebut dengan kammantana nimitta.

mohon di koreksi bro.. jika ada yang tidak sesuai..  :)

2
Theravada / Re: Apa benar bahwa banyak jalan menuju Nibbana/Nirvana?
« on: 20 October 2011, 12:23:12 PM »
Kira-kira metode mana yang benar-benar menuju ke jalan yang satu citarasa itu ?  ;D

yang sesuai dan memenuhi syarat dari praktik 8 jalan utama.. hehehehe

3
Theravada / Re: Apa benar bahwa banyak jalan menuju Nibbana/Nirvana?
« on: 20 October 2011, 11:22:56 AM »
Pertapa freelance itu kolengan ya? wkwkw karena teman gw selalu sebut gw pertapa freelance, Guru Bond ya? lol

Btw.. jika diblg byk jalan menuju Nibbana, maka hal ini saya no comment,  tp ujung ujungnya yg memang mampu mengantar ke Nibbana adalah sila samadhi dan panna. atau 8 Jalan utama yg dipraktekkan utk mencapai Nibbana

menurut yang saya ketahui, dalam buddhavamsa, sebelum buddha parinibbana beliau pesan ke thera ananda, bahwa setelah buddha tidak ada, maka 84000 kelompok dhammavinaya akan menjadi guru kita (penuntun jalan ke nibbana).. dan 84ribu kelompok dhammavinaya, jika di turunkan (ekstraksi) maka akan menjadi 37bodhipakkiya (faktor kesempurnaan) yang terdiri dari cattaro (empat) satipathana (landasan perhatian), cattaro samppadhana  (usaha), cattaro iddhipada (4 kekuatan pencapaian), pancaindriyani (5 indriya bathin), pancabalani (5 kekuatan), sattasambojhango (7faktor pencerahan), dan 8jalan utama.
dan 37faktor kesempurnaan ini jika di turunkan menjadi esensi dari 8 jalan utama.. dan 8 jalan utama ini jika di rangkumkan, maka menjadi sila samadhi panna.. 3 latihan..

dan sewaktu saya kecil, lagu2 buddhist pun telah menyebutkan demikian... "Di taman lumbini yang indah..... SATU JALAN KE NIBBANA"

jadi ketika dibilang ada 84000 jalan, saya jadi mikir.. apa benar ada 84000 jalan.. jika memang benar adanya, mohon praktisi2 dhamma shares, agar saya tidak seperti katak dalam tempurung yang cuman tau sila samadhi panna...  ;)
 ;D

 "Dharma itu hanya satu, tidak mendua, bagai samudra yang satu rasa."


4
Theravada / Apa benar bahwa banyak jalan menuju Nibbana/Nirvana?
« on: 20 October 2011, 09:56:15 AM »
berikut bukanlah ungkapan saya, namun merupakan salah satu aktifis aktif di organisasi buddhism yang menurut saya, dia adalah seorang freedom thinkers.. yang mungkin sangat menjunjung tinggi persamaan derajat.. mari kita godok topik ini, agar yang tidak mengetahui menjadi mengetahui, yang mengetahui makin mengetahui, agar buddhism menjadi lebih jelas dan lebih terlihat sebagai apa adanya..  ;D

--- pernyataan :
Namo BUddhaya,
Menurut pemahaman saya mengenai Mahayana
dalam Mahayana ada banyak jalan utk mencapai Nibbana, ada dengan jalan Bodhisatva (PuShaTao), jalan Zen (pengembangan ke Dhyana-Meditasi), Kstigarbha (TizangFamen), JingTuFamen (lebih ke menyebut nama BUddha Amitabha-dikembangkan dulunya oleh seorang bikkhu senior taiwan utk orang2 tua, yg tidak ngerti tulisan), dan masih ada banyak lagi (dikatakan dalam kitab suci Surangama SUtta dan sutra lainnya ada 84.000 jalan)
Salah satunya adalah dgn jalan Arahat yang merupakan jalan pelatihan diri di Theravada dgn melatih sila, samadhi, panna.

Kemudian, utk yg sukhavati,
memang tidak ada catatan di Kitab Suci Tipitaka Kanon Pali, namun Sukhavati tercatat di Kitab Suci Tri Pitaka Sansekerta, dimana dijelaskan bahwa alam tersebut adalah alam dari tekad mulia Buddha Amita (Dhyani Buddha), yang ingin menolong semua makhluk yang menderita, agar mereka yang terlahir di alamnya, dapat terus belajar dgn Bodhisatva Avalokitesvara dan Mahastampara hingga mencapai kebebasan sejati, yaitu Nibbana.

Dan dulunya penjelasan dari biksu mahayana, sukhavati tidak dpt dikatakan surga, namun merupakan “alam” dimana tidak ada tumimbal lahir lagi, merupakan alam bentuk dari tekad mulia amitofo.

Lalu apakah itu benar? Sabda Buddha yg tercatat dalam kitab suci sansekerta. Lalu ada juga kesaksian-kesaksian mengenai itu. Namun, yg penting Dharma itu hanya satu, tidak mendua, bagai samudra yang satu rasa.
hhe, pndapatku aja..

---- balasan:
thanks bgt atas penjelasanny, so kesimpulanny klo theravada, menjadi arahat dah berarti nibanna, tp klo mahayana yg "jing tu" yg bertekad terlahir di alam sukhavati di sana kt di retain & train dl ampe mencapai nibanna kan?

secara teori n klasifikasi sih dah ngerti, tp yg aneh klo dah di lihat di dunia ini, knp ada theravada yg ngk mengakui alam sukhavati padahal yg mahayana "jing tu" sgt bertekad mau terlahir dialam sukhavati (tujuan akhir mrk).

lbh aneh lg, ada yg menjelaskan di mahayana "jing tu" itu mau terlahir dialam sukhavati seperti membalikan telapak tangan, cukup tekad dan keyakinan yg kuat dah bs terlahir dialam sana.
menurut saya, mau "liaw shen se" tetap bukan hal yg gampang, ada satu hal lag selain keyakinan dan tekad yaitu kuat melatih diri (yg ujung2ny kembali ke meditasi) mengumpulkan karma baek disetiap kehidupan2 berikutnya. buddha gautama aja berkali2 lahir baru bs mencapai kebuddhaan.

pertanyaan saya, apakah "jing tu" itu bs dalam 1 kehidupan ini, yg penting kita kuat melatih diri setiap hari ditambah tekad serta latih diri bs terlahir di alam sukhavati, krn klo dilihat dr perjalananny ke nibanna, "jing tu" lewat alam sukhavati dl, tetap hrs melatih diri dl disana,so hrsny ngk seberat arahat ya? heheh.. ada yg blg sih level anagami dah bs k alam sukhavati ya?

mohon pencerahannya
thanks be4

seolah2 gini bro, klo saya mandang ke theravada, sprtny saya msh lama bgt bs terbebas, tp klo mandang ke mahayana, sprtnya msh ada harapan, utk terlahir dl di alam sukhavati, kan sepertiny dah sama aja, sama2 ngk bertumimbal lahir, cmn klo theravada lgsg nibanna, mahayana "jing tu" tidak tumimbal lahir n melatih diri dl di alam khusus, berarti klo dipkir2 bukanny tawaran mahayana lebih menarik ya? (maaf klo bahasany terlalu aneh,heheh)

--- reply dari yang menyatakan
Oh ya mengenai Jingtu Famen yg selalu mengulangi nama Buddha, sama halnya dengan praktik Samadhi (Perenungan sifat luhur Buddha), jadi digampangkan utk praktik samadhi obyek buddhanusati-nya. (anusati samadhi).
Ketika seseorang mengucapkan nama Buddha, sebenarnya tidaklah gampang, harus dengan berusaha fokus (mengatasi nivarana-gangguan2 batin) dan juga dengan Saddha (keyakinan). Ketika membaca nama Buddha, bukan hanya mulut yang baca, namun dari pancaindera harus turut mendukung, pikiran harus tetap terjaga.
Jadi Samadhi nya, dengan 3 prinsip: XIN (Keyakinan), YUAN (tekad), XING (perbuatan).
Kalau tdk salah dalam Amitabha Sutra sering2 kita baca ada "ruo yi ri, ruo 2 ri, ruo 3ri,....YI SIN BU LUAN", nah inilah yang dikatakan kesamaannya mengulangi nama Buddha seharusnya "tidak tergoyahkan", yg mengandung arti tidak tergoyah oleh nafsu-nafsu indriawi dan lainnya, baik dalam perbuatan, ucapan dan tindakan.

Melalui praktik Samadhi membaca nama Buddha yg dilandaskan atas XIN, YUAN, XING, maka akan mendukung Jie (sila) dan timbul kebijaksanaan (Hui). Lengkaplah Jingtu Famen mempraktekkan Jie (sila), Ding(Samadhi), Hui (panna) yg juga merupakan 8jalan utama. Hhe.

Dan perlu diketahui Jingtu Famen berkembang dari daratan cina karena kebanyakan orang Cina pd waktu itu tidak sekolah, dan sangat melekat pada praktik tradisi (lebih devosi kepada yg maha…maha…dewa…, suruh meditasi mana mau, Shingga jingtu famen ini yang menjadi jawaban utk mendekatkan agama Buddha ke penduduk setempat yg melekat pd tradisi, dgn membaca nama Buddha amitabha (cahaya tanpa batas), melalui ini dapat pelan2 memberikan pandangan yg benar kpd umat stempat.

Mengenai yg anagami lahir Alam sukhavati, itu tidak benar, karena tidak ada istilah tersebut. Anagami dpt dikatakan buah dari tingkat kesucian jadi tidak benar dpt terlahir di sukhavati.

Anagami akan terlahir sekali lagi dan mencapai nibbana (kalau gk salah alam kehidupan diatas dewa ada yg utk anagami) ^^lupa

Dan yg Mahayana Jingtu sering mengatakan dengan baca amitabha, akan terbebas cepat lahir di sukhavati, dan memandang rendah aliran lain itu pun akan menjadi hambatan dalam pengembangan spiritual karena itulah kemelekatan.

Lalu utk yg bodhisatva avalokitesvara, dan laiinya jangan mempermasalahkan ada atau tidak, jangan mencari keluar.
Lihat ke dalam, jika kita memiliki karuna yang baik, maka avalokitesvara itulah kita, jika memiliki sifat cinta kasih yang baik, maka metteya itulah kita, sama halnya dgn kstigarbha yg merupakan ringkasan dari bodhisatva yg bhakti.
makanya di wihara2 mahayana suka memanggil umatnya (sexiong-sejie) dengan Pu Sha (bodhisatva).

----- reply dari penanya
thanks bgt pak, ini krn pengen lebih paham dhamma ttg alam sukhavati, karena saya menjadi bingung dan tak terarah oleh karena kurangny pemahaman tentang mahayana n theravada, sebagai umat buddha, praktek dhamma tetap harus slalu sadar dijalankan.
---
so apakah cara2 yg ada itu blh di umpamakan jurusan yg kt pilih yg tujuan akhirny tetap satu yaitu nibanna, so milih jing tu or theravada itu sbnrny sama aja ya bro?

---- reply dari yang menyatakan
he, iya.

---------------

mohon memberikan sharing opini masing2, agar dhamma menjadi jelas, dan indah.. karena kawan yang satu ini juga memberikan puisi yang sangat memberkas indah didalam diriku yaitu "Dharma itu hanya satu, tidak mendua, bagai samudra yang satu rasa."

suvathi hotu... nibbanassa paccayo hotu...

5
Meditasi / Re: Meditation at Pa-Auk Tawya Meditation Centre
« on: 20 October 2011, 08:24:47 AM »
Rupa Kalapa terdiri dari 2 penafsiran, yaitu yang Pannati (konsep) dan Paramatha (ultimate).. menurut proses latihan vipassana yang pernah saya ketahui, ketika seseorang memulai latihan mengunakan catudhatu (4elemen), ketika menembus upacara samadhi, maka badannya akan menjadi transparan dan akan melihat banyak pecahan2 kecil. Pecahan-pecahan kecil ini bisa juga disebut Kalapa. tapi bukan ultimate, karena kalapa-kalapa ini masih kasar dan dapat terurai lagi, maka yogi perlu mengamati & fokus pada akasa dhatu.. maka, yogi akan mengamati element kalapa yang lebih kecil lagi, dan kemudian yogi mencari akasa dhatu dan kembali fokus sekali lagi, pada saat itulah ia akan melihat kalapa-kalapa yang lebih kecil lagi. namun ini juga masi konsep.. setelah itu yogi dapat menginvestigasi kalapa2 lainnya. Di sebut konsep karena kalapa ini sebenarnya masih terdiri dari susunan beberapa kalapa, minimal 8 kalapa (Avinibhoga) seperti cakhu dasaka kalapa (kalapa mata) sendiri itu adalah konsep karena masih terdiri dari 10 kalapa yang tidak dapat terurai yaitu pathavi (padat), apo (cair), tejo (panas), vayo (udara), vanna (warna), gandha (bau), rasa, oja (nutrisi), jivitaindriya (life faculty), dan cakhu pasada (eye transparent). Setelah melihat 10element ini didalam cakhu dasaka kalapa, seorang yogi baru dapat di bilang telah melihat ultimate truth dari cakkhu kalapa.. Nah, mengenai bentuk kalapa2 itu, saya tidak pernah menemukan penjelasannya di buku manapun.. yang saya tahu itu ukurannya sangat kecil.. karena kecil, jadi semuanya terlihat seperti bintik bintik. Karena saya kira banyak orang dapat memberikan hasil laporan meditasi palsu apabila sayadawgyi memberikan semua keterangan detail mengenai segala karakteristik dari hasil latihan meditasi. Jadi, kalo penasaran, coba kita buktikan aja dengan latihan kita... ayo ikut retreat.. ikut retreat...  ;D

6
Meditasi / Re: tanpa guru dan meditasi mencapai kesucian tingkat tinggi
« on: 19 October 2011, 09:16:12 PM »
dalam hal meditasi kita tdk bisa berpatokan pada latihan dalam kehidupan i i saja, seorang paccekabuddha berlatih selama 1assankheyya kappa + 100,000 kappa

Saya pernah mendengar versi bahwa calon paccekabuddha mengumpulkan parami selama 2asankheya + 100ribu kappa.. sedangkan aggamahasavaka memerlukan 1asankhaya + 100ribu kappa sedangkan mahasavaka 100ribu kappa.

Pages: [1]