Ramalan menunjukkan tempatku di antara perbukitan ini 
di mana jalur kabur memotong jejak pria dan wanita 
apa yang di luar pekarangan 
awan putih menyelimuti cadas tersembunyi 
hidup di sini setelah beberapa tahun lamanya 
terus menerus saya menyaksikan musim semi dan musim dingin berganti
sebarkan kata-kata ini pada keluarga-keluarga dengan lonceng dan kuali
ketenaran kosong tak ada nilainya. 
Setiap orang yang membaca puisiku
harus melindungi kemurnian hatinya hati mereka
buang hasrat obsesif-mu, lanjutkan kesederhanaan sehari-harimu
taklukan yang jahat dan yang licik, sehingga kau menjadi lulus [jujur]
buang dan and hilangkan karma burukmu
pulang ke rumah dan ikuti sifat sejatimu
saat itu kau akan mendapatkan tubuh-Buddha
secepat larinya Lu-ling 
Mencari tempat untuk mengasingkan diri
Gunung Dingin akan melakukannya 
angin sepoi di antara cemara yang lebat 
semakin dekat kau mendengar semakin baik suaranya 
di bawahnya seorang laki-laki yang memutih rambutnya 
berkomat komit membaca naskah Taois 
telah berada di sini sepuluh tahun tak bisa kembali 
sepenuhnya lupa jalan yang ditempuhnya kemari
Hatiku seperti bulan di musim gugur 
terang sempurna di dalam kolam hijau nan dalam 
tak ada yang bisa dibandingkan dengannya 
engkau katakanlah padaku, bagaimana hal ini bisa dijelaskan 
Ingin pergi ke tebing timur 
berangkat sekarang setelah beberapa tahun 
kemarin saya menggunakan sulur untuk menarik diriku ke atas
tapi di tengah jalan, angin dan kabut membuatnya jadi sulit
jalan sempit menjepit jubahku 
lumutnya begitu licin, saya tak bisa melanjutkan 
jadi saya berhenti tepat di sini, di bawah pohon kayu manis ini 
menggunakan awan sebagai bantal dan terlelap tidur 
Duduk sendirian dalam damai di hadapan tebing ini 
bulan purnama adalah suar langit 
sepuluh ribu hal adalah refleksi belaka 
bulan hakikatnya tidak bercahaya 
terbuka lebar, jiwa pada dirinya adalah murni 
pegang teguh pada kekosongan sadarilah misteri halus-nya
lihat pada bulan seperti ini
bulan ini yaitu adalah sumbu hati 
Saya suka rumahku tersembunyi dengan rapi 
sebuah tempat tinggal yang terpisah dari kesibukan dan debu dunia 
menginjak rumput membuat tiga jalan setapak
melihat ke atas pada awan membuat tetangga di keempat penjuru 
ada burung yang menolong dengan suara nyanyian 
tapi tidak ada seorangpun bertanya tentang kata-kata Dharma
hari ini di antara pohon-pohon kering ini 
berapa tahun untuk membuat semusim semi 
Orang bertanya jalan menuju Gunung Dingin 
jalan ke Gunung Dingin tidak dilalui 
di musim panas esnya maih belum leleh 
sinar matahari remang-remang di luar kabut
meniruku bagaimana kamu bisa mencapai sini 
jika hatimu mirip dengan milikku 
engkau kembali ke yang paling pusat 
Saya tinggal di bawah sebuah tebing hijau 
rumput liar yang tidak kusiangi tumbuh di pekarangan 
sulur baru bergantungan, semuanya saling bergulungan 
cadas tua tumbuh tegak dalam lereng terjal 
monyet-monyet memetik buah di gunung 
bangau menangkap ikan di kolam 
dengan satu atau dua buku [karya] para dewa 
di bawah pohon saya berkomat-kamit membaca dengan keras
Saat tahun ini berlalu ia, digantikan setahun penuh kekhawatiran 
namun ketika musim semi tiba warna benda-benda menjadi segar dan baru 
para bunga gunung tertawa dalam air hijau 
pohon tebing menari dalam kabut biru kehijauan 
lebah dan kupu-kupu menunjukkan kebahagiaannya 
para burung dan ikan bahkan lebih menawan hati
hasratku akan seorang teman berkelana masih belum terpuaskan 
Saya berjuang setiap malam namun tidak bisa tidur 
Tulisanmu begitu bagus
tubuhmu besar dan kuat 
namun kelahiran membekalimu dengan tubuh yang terbatas
dan kematian menjadikanmu hantu tak bernama 
sudah demikian sejak masa kuno 
niat baik apa yang muncul dari perjuanganmu saat ini 
jika kau bisa kemari ke sini di antara awan putih 
saya akan mengajarkanmu lagu jamur ungu 
Jika engkau selalu diam dan tak berkata apapun 
kisah apa yang harus diceritakan oleh generasi lmuda 
jika engkau menyembunyikan dirimu sendiri dari hutan lebat 
bagaimana cahaya kebijaksanaanmu bersinar menembusnya 
sekarung tulang belulang bukan sebuah wadah yang kokoh 
angin dan embun beku dengan segera melaksanakan tugasnya 
membajak sebuah ladang batu dengan kerbau lempung
dan masa panen tak akan pernah tiba 
Pada anak sungai hijau, air sumbernya adalah jernih 
di Gunung Dingin lingkaran sinar bulan berwarna putih 
sunyikan pemahamanmu dan jiwa ada dirinya adalah tercerahkan 
lihat segala sesuatu sebagai Kekosongan dan dunia ini bahkan lebih tenang
Sekarang tempat peristirahatanku di kedalaman hutan
namun saya dilahirkan sebagai seorang petani 
tumbuh dewasa dengan sederhana dan jujur 
berbicara jelas tanpa rayuan
yang membesarkanku bukanlah belajar demi lencana giok jabatan 
namun keyakinan kebajikan seorang manusia akan kemudian memperoleh mutiara 
bagaimana kita bisa menjadi seperti keindahan mengapung itu 
angsa liar ditiup angin di atas ombak sejauh mata memandang 
Awan dan gunung semuanya menyatu bersama di puncak langit biru 
jalan kasar dan hutan lebat tanpa pelancong 
nun jauh bulan kesepian, putih terang berkilau-kilau 
dari dekat sekawanan burung bersedu sedan layaknya anak kecil 
seorang laki-laki tua duduk sendirian bertenggeran di pegunungan hijau ini 
sebuah gubuk kecil pengasingan hidup membiarkan rambutku tumbuh putih 
puas dengan tahun-tahun berlalu dengan bahagia hari ini 
acuh dengan kehidupan ini bak air mengalir ke timur 
Di dalam rumahku ada sebuah gua 
di dalam gua tidak ada apapun lagi 
kekosongan murni benar-benar luar biasa 
gemilang dan indah gemerlap bak surya 
makanan vegetarian memelihara tubuh tua ini
katun  dan kulit menutupi bentuk ilusif-nya. 
biarkan seribu orang suci muncul di hadapanku 
aku memiliki Dharmakaya diriku sendiri
Meskipun banyak rintangan saya mengejar sang biarawan agung 
pegunungan berkabut sejuta tingkatan tingginya 
beliau menunjukkan jalan pulang ke rumah 
bulan bundar tunggal lentera langit 
Di depan sungai kecil hijau berkilau-kilauan saat mengalir 
ke arah tebing terjal sebuah cadas besar dengan tepi bagus untuk duduk 
hatiku seperti awan sendirian tanpa sesuatu pun untuk bergantung 
jauh sekali dari urusan duniawi 
apa yang dibutuhkan di sini mencari untuk apapun 
Saat generasi ini melihat Han-shan
mereka semua menyebut saya adalah orang gila 
tak berharga untuk tatapan kedua 
tubuh ini hanya dibalut oleh katun dan kulit 
mereka tak paham apa yang saya katakan 
saya tidak berbicara seperti  jenis perbincangan mereka 
saya ingin mengatakan bahwa kalian semua hanya bersinggah 
kalian bisa bangkit dan menghadapi Gunung Dingin
Aku.  Saya bahagia dengan cara hidup sehari-hari 
seperti kabut dan sulur di jurang bercadas ini 
keliaran ini begitu bebas dan leluasa 
teman lamaku si awan putih melintas dengan malas lagi 
ada jalan, namun tidak mencapai dunia 
acuh akan siapa yang bisa terganggu oleh pemikiran 
di malam hari saya duduk sendirian di atas kasur batu 
semenara bulan bundar mendaki wajah Gunung Dingin 
Di tengah-tengah seribu awan dan sepuluh ribu sungai kecil
di sini hidup seorang mantan pelajar, daku 
setiap hari berkelana di gunung hijau ini 
di malam hari pulang ke rumah tidur di bawah tebing 
mendadak musim semi dan musim gugur telah berlalu 
dan tak ada debu yang menumpuk mengganggu ketenangannya 
kebahagiaan demikian yang aku bergantung padanya 
di sini setenang air sungai musim gugur 
Saya melihat orang melafalkan sutra
yang bergantung pada kata-kata dan kemampuan mereka berbicara 
mulut mereka bergerak namun hati mereka tidak 
hati dan mulut mereka saling bertentangan 
karena hakikat sejati hati adalah tanpa konflik 
jadi jangan biarkan semuanya teraduk dalam kata-kata 
belajat mengenal diri badaniah-mu 
jangan mencari sesuatu sebagai gantinya 
dengan demikian engkau menjadi majikan dari mulutmu 
mengetahui dengan baik sepenuhnya tiada sisi dalam dan luar 
Keterangan Penulis:
Hanshan (寒山, "Si Gunung Dingin") adalah sosok legendaris yang dikaitkan dengan sebuah kumpulan yang berasal dari Jaman Dinasti Tang.Hidup antara Abad Kedelapan hingga kesembilan. Terkenal sebagai tokoh Buddhisme Zen, sekaligus Taois. Ia dianggap sebagai inkarnasi dari Bodhisattva Manjusri.
			
			
			
				Saya terbiasa hidup dalam pengasingan
namun sewaktu-waktu pergi ke Kuoching
mengunjungi Yang Mulia Feng-kan
atau mendatangi Master Shih-Te.
Namun saya kembali ke Tebing Dingin sendirian,
mematuhi kesepakatan tak terucap.
Saya mengikuti sebuah sungai yang tak bermata air 
mata airnya kering namun sungainya tidak .