Sulit memahami Pikiran...Pikiran itu bukan fisik/jasmani...Pikiran juga bukan otak...Pikiran seperti "Air yang jernih" yang ada dalam Pikiran kita. Air jernih itu tidak akan tumpah atau keluar walaupun kita ikut yoga, meditasi dll...tetapi kalo timbul keserakahan, keinginan di luar kemampuan kita, maka Air Pikiran itu akan bergelombang...semua orang yang terpantul menjadi jelek atau berombak-ombak, yang baik hanya dirinya sendiri. Keinginannya tidak tercapai maka airnya akan mendidih dan bergelombang...kalo ke akuan yang muncul, air itu tidak bergelombang tetapi seperti Air yang keruh atau bau. Apabila Air pikiran itu bergelombang, mendidih & bergelombang, keruh atau bau...itulah penderitaan dan itulah yang membuat kita tidak bahagia. Jika kita tidak menjaga Air Pikiran itu maka kita tidak akan bahagia. Air Pikiran itu jernih dan tenang, siapa yang bisa menjaga pikiran itu tetap jernih dan tenang maka dia akan bahagia.
Sumber : Dhammatalk Bhante Pannavaro_di JITEC Mg2 square 070309)
Sudahkah kita menjaga Air pikiran itu tetap jernih & Tenang? Mari kita renung dan praktekkan...:)
_/\_ :lotus:
kalau pikiran yg penuh cinta kasih itu, seperti air yg seperti apa?
^ seperti air yg jernih juga... karena ketika penuh cinta kasih itu, dia dlm keadaan sedang bahagia.... ;D
_/\_ :lotus:
bukankah rasa bahagia juga merupakan gejolak batin?
ci lily.., saya tambahin yach.
klo pikiran diperumpamakan sebagai air yang harus dijaga kejernihannya, itu yang mungkin cocok disebut dengan kata 'to realize'.
Tetapi ada tahapan lebih lanjut lagi yaitu setelah melalui pikiran yang jernih itu sehingga seseorang dapat (to realize) melihat/mencapai/mengenal (to attain) sifat (kenyataan keberadaan) kebenaran yang sejati itu. dan setelah itu mengejewantahkannya dalam segala pandangan yang melatar-belakangi segala prilaku kehidupan orang tersebut (balik lagi to realize).
Mengapa? karena ini berhubungan dengan konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati, yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi). Itulah mengapa dibilang 'to attain'.
kutipan dari hendra susanto :
Re: bagaimana menerjemahkan istilah bahasa Inggris?
« Reply #212 on: 13 October 2008, 04:26:38 PM »
Reply with quoteQuote
klo "attain nibbana", enaknya ditranslate "mencapai nibbana" atau "merealisasikan nibbana"
semoga berguna menambah pengetahuan
Quote from: coedabgf on 18 March 2009, 11:04:36 AM
ci lily.., saya tambahin yach.
klo pikiran diperumpamakan sebagai air yang harus dijaga kejernihannya, itu yang mungkin cocok disebut dengan kata 'to realize'.
Tetapi ada tahapan lebih lanjut lagi yaitu setelah melalui pikiran yang jernih itu sehingga seseorang dapat (to realize) melihat/mencapai/mengenal (to attain) sifat (kenyataan keberadaan) kebenaran yang sejati itu. dan setelah itu mengejewantahkannya dalam segala pandangan yang melatar-belakangi segala prilaku kehidupan orang tersebut (balik lagi to realize).
Mengapa? karena ini berhubungan dengan konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati, yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi). Itulah mengapa dibilang 'to attain'.
semoga berguna menambah pengetahuan
om, pernyataan "ada tahapan lebih lanjut lagi" darimana kebenarannya?
apa yg membuat itu sebagai suatu tahapan?
dan apa bukti konkret kalau itu merupakan tahapan yg lebih lanjut?
dan konsep salah awam tentang pengakuan aku ini yg mana aja?
trus ujung2nya kesimpulan kok bisa2 mengatakan "itulah dibilang 'to attain' ?
dan terakhir dan pertanyaan yg utama apa sih "itu" ?
coba bro tembus dulu pengejewantahan (dalam segala pandangan yang melatar-belakangi segala prilaku kehidupan orang tersebut (balik lagi to realize)) pengetahuan pencerahan ic-icnya bro tapi bukan sebatas logika-logika (kering) luar saja. Baru melangkah tahapan lebih lanjut dah.
mengapa ?
kutipan :
Mengapa? karena ini berhubungan dengan konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati, yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi). Itulah mengapa dibilang 'to attain'.
he.. he.. he.. tanya dibales tanya lagi eh! :|
Quote from: coedabgf on 18 March 2009, 11:18:00 AM
coba bro tembus dulu pengejewantahan (dalam segala pandangan yang melatar-belakangi segala prilaku kehidupan orang tersebut (balik lagi to realize)) pengetahuan pencerahan ic-icnya bro tapi bukan sebatas logika-logika (kering) luar saja. Baru melangkah tahapan lebih lanjut dah.
mengapa ?
kutipan :
Mengapa? karena ini berhubungan dengan konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati, yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi). Itulah mengapa dibilang 'to attain'.
bisakah om, memberikan suatu jawaban dibanding puisi?
kenapa saya mesti yakin dengan apa yg om nyatakan? harap diperkuat 'marketing' nya... agar saya dapat mengerti 'produk' nya.
makanya ada dibilang tempat berlindung, tempat berlabuh atau tempat menyebrang, pantai seberang.
untuk bisa (mencapai) itu harus menanggalkan 'konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati', 'yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi).'
klo tidak bisa, tetap saja tempat apapun yang dicapai bukan tempat berlabuh atau berlindung atau tempat tujuan seberangan yang sejati, hanya sementara/duniawi sifatnya (anicca dukkha anatta).
saya mo jawab apa lagi yach? ....
walau OOT, penasaran ingin bertanya..
bagaimana meyakinkan turis seperti saya agar yakin kalau pantai seberang itu lebih baik?
apakah kata2 tanpa gambar dapat meyakinkan seorang turis untuk pergi ke pantai seberang?
dan bagaimana meyakinkah kalau turis itu pasti nyapai ke pantai seberang dengan selamat?
bro hatred kan punya buku petunjuk guru Buddha.
ya bro cari (gali) saja disana, dan anggap saja tulisan saya sebagai pembantu (petunjuk/pembanding) menambah informasi (klo benar), klo salah sebagai informasi yang bikin pusing.
cari... gali... sana...yang punya guru (Buddha)!
to experience bukan logika.
kalo gitu maaf _/\_
saya kira om sudah menggali lebih dalam daripada saya..
ya terserah lah, (klo) hanya permainan kata.
^ck..ck.ck... topik ini seperti air yg keruh jadinya... ;D
Quote from: hatRed on 18 March 2009, 11:02:03 AM
bukankah rasa bahagia juga merupakan gejolak batin?
Apakah Saint Aquarius pernah merasakan gejolak batin yg bahagia dengan gejolak batin yg tidak bahagia? sharing donk....
_/\_ :lotus:
Gejolak batin yg bahagia seperti air yg mendidih dan menguap.... ia menjadi bebas tidak terkendali......
Gejolak batin yg tidak bahagia seperti air yg membeku ia diam tak bergeming terhadap apapun juga....
demikian Tuanku Athena..
Quote from: hatRed on 18 March 2009, 04:41:30 PM
Gejolak batin yg bahagia seperti air yg mendidih dan menguap.... ia menjadi bebas tidak terkendali......
Gejolak batin yg tidak bahagia seperti air yg membeku ia diam tak bergeming terhadap apapun juga....
demikian Tuanku Athena..
Saint Aquarius... terima kasih atas sharingnya... _/\_
:lotus:
Quote from: Lily W on 18 March 2009, 10:57:41 AM
^ seperti air yg jernih juga... karena ketika penuh cinta kasih itu, dia dlm keadaan sedang bahagia.... ;D
_/\_ :lotus:
Sis Lily,
Pikiran yg baik seharusnya seperti air yg MURNI,
belum terkontaminasi dan langsung dpt diminum!
jernih tidak sama dgn MURNI!...
air asin juga jernih, larutan NaOH juga jernih..
tapi kalau terminum sudah pasti sempoyongan...
bahkan bisa meninggal dunia!
bagaimana menurut yg lain?
menurut ai sich, pikiran bukan murni/yang sejati (kemurnian),
tetapi pikiran dapat dijernihkan.
semoga berguna.
Quote from: coedabgf on 18 March 2009, 10:39:59 PM
menurut ai sich, pikiran bukan murni/yang sejati (kemurnian),
tetapi pikiran dapat dijernihkan.
semoga berguna.
Bagaimana memurnikan air yg asin (telah asin) ?
kalo gak salah namanya distilasi...
johan mode on :
lalu bagaimanakah air yg murni itu,
apakah seperti air Aqua?
kalau air yg murni saja seperti terdiri dari H2O saja apakah bermanfaat,
bagaimana dengan air Hexagonal, dan air yg mengandung Vitamin?
bukankah air yg tidak murni tetapi bervitamin lebih baik? walau dengan harga mahal
johan mode off:
Ada sesuatu yang sejati. (Udanna VIII.3)
pikiran yang bergerak kusebut keruh,
dan pikiran yang bening (jernih) bebas dari (gerak) bentuk-bentuk pikiran
dan sifat pikiran adalah kesementaraan, bukan nyata hanya sebatas tataran pengetahuan (pikiran) saja/filosofis
tetapi kenyataan (keberadaan) kebenaran/yang sejati bukan didalam pikiran, berbeda dari pikiran, diluar pikiran (yang sifatnya kesementaraan).
seperti syair dari blogku - poemofpathofwisdom.blogspot.com ini,
bagaikan melihat dasar kolam di air keruh
meski air keruh, dasar tak terlihat
tapi kuyakini adanya dasar
menjernihkan air sangatlah susah
bagaimana kalau (mata) tak tertuju kearah kolam????
makanya ada kutulis tahapan lebih lanjut pada reply#4
kutipan coedabgf :
ci lily.., saya tambahin yach.
klo pikiran diperumpamakan sebagai air yang harus dijaga kejernihannya, itu yang mungkin cocok disebut dengan kata 'to realize'.
Tetapi ada tahapan lebih lanjut lagi yaitu setelah melalui pikiran yang jernih itu sehingga seseorang dapat (to realize) melihat/mencapai/mengenal (to attain) sifat (kenyataan keberadaan) kebenaran yang sejati itu. dan setelah itu mengejewantahkannya dalam segala pandangan yang melatar-belakangi segala prilaku kehidupan orang tersebut (balik lagi to realize).
Mengapa? karena ini berhubungan dengan konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati, yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi). Itulah mengapa dibilang 'to attain'.
kutipan dari hendra susanto :
Re: bagaimana menerjemahkan istilah bahasa Inggris?
« Reply #212 on: 13 October 2008, 04:26:38 PM »
Reply with quoteQuote
klo "attain nibbana", enaknya ditranslate "mencapai nibbana" atau "merealisasikan nibbana"
semoga dapat melihat
who do really attain nibanna?
tatarannya sama seperti persepsi pengajaran-pengajaran, diskusi-diskusi dan praktek-praktek meditasi umat, semua hanya dalam tataran kesementaraan (so (masih) bersifat kekhayalan), bukan yang sejati, sebelah luar.
coeda menggugat :)) :))
Quote from: coedabgf on 19 March 2009, 12:13:15 PM
who do really attain nibanna?
tatarannya sama seperti persepsi pengajaran-pengajaran, diskusi-diskusi dan praktek-praktek meditasi umat, semua hanya dalam tataran kesementaraan (so (masih) bersifat kekhayalan), bukan yang sejati, sebelah luar.
coeda menggugat :)) :))
bro uda capai nibbana?
Quote from: coedabgf on 19 March 2009, 11:49:10 AM
Ada sesuatu yang sejati. (Udanna VIII.3)
pikiran yang bergerak kusebut keruh,
dan pikiran yang bening (jernih) bebas dari (gerak) bentuk-bentuk pikiran
dan sifat pikiran adalah kesementaraan, bukan nyata hanya sebatas tataran pengetahuan (pikiran) saja/filosofis
tetapi kenyataan (keberadaan) kebenaran/yang sejati bukan didalam pikiran, berbeda dari pikiran, diluar pikiran (yang sifatnya kesementaraan).
seperti syair dari blogku - poemofpathofwisdom.blogspot.com ini,
bagaikan melihat dasar kolam di air keruh
meski air keruh, dasar tak terlihat
tapi kuyakini adanya dasar
menjernihkan air sangatlah susah
bagaimana kalau (mata) tak tertuju kearah kolam????
makanya ada kutulis tahapan lebih lanjut pada reply#4
kutipan coedabgf :
ci lily.., saya tambahin yach.
klo pikiran diperumpamakan sebagai air yang harus dijaga kejernihannya, itu yang mungkin cocok disebut dengan kata 'to realize'.
Tetapi ada tahapan lebih lanjut lagi yaitu setelah melalui pikiran yang jernih itu sehingga seseorang dapat (to realize) melihat/mencapai/mengenal (to attain) sifat (kenyataan keberadaan) kebenaran yang sejati itu. dan setelah itu mengejewantahkannya dalam segala pandangan yang melatar-belakangi segala prilaku kehidupan orang tersebut (balik lagi to realize).
Mengapa? karena ini berhubungan dengan konsep salah awam tentang pengakuan aku diri dan kemelekatan kepemilikannya dan pandangannya tentang kebendaan/bentuk/kewujudan menurut ukuran nama-rupa sebagai keberadaan yang sejati, yang bertolak belakang dengan kenyataan keberadaan kebenaran yang sejati (so there ada dua sisi). Itulah mengapa dibilang 'to attain'.
kutipan dari hendra susanto :
Re: bagaimana menerjemahkan istilah bahasa Inggris?
« Reply #212 on: 13 October 2008, 04:26:38 PM »
Reply with quoteQuote
klo "attain nibbana", enaknya ditranslate "mencapai nibbana" atau "merealisasikan nibbana"
semoga dapat melihat
^ Bro coedabgf (nicknya susah banget tulisnya..;D )
Anumodana atas tambahan dan penjelasannya..._/\_
Postingan sy itu (Air yang jernih), sumbernya dari Bhante Pannavaro (perumpamaan dari Bhante Pannavaro)... bagi siapa yg mau menambahkan... silakan saja... semua bebas berkreasi kok...
Oh ya... ada lagi satu perumpamaan...sbb:
Tubuh kita ibarat sebuah danau...Danau yg airnya jernih... Penuh ikan2...Di pinggir2 danau tumbuh rumput2 dan bunga2 yg indah...Atau pemandangan yg indah...Pokoknya serba indah...Karena danau yg indah...Maka Manusia juga suka bermain di dekat danau itu... Sebab itu, kita jangan biarkan air danau itu menguap dan tercampur lumpur...Karena airnya akan menjadi keruh (kotor)..Kalo airnya keruh, maka ikan2 akan mati dan sekelilingnya juga jadi kotor...Dan manusia juga tidak akan bermain di dekat danau yg kotor itu...Untuk itu , kita harus selalu menjaga danau itu...agar air danau tersebut tetap jernih...Dan sekeliling danau tetap terjaga keindahannya...serta akan banyak manusia yg ingin bermain di dekat danau yg jernih itu.
Ket : Air jernih = pikiran yg baik2
Semoga kita selalu seperti danau yg jernih itu...:)
_/\_ :lotus:
Quote from: johan3000 on 18 March 2009, 10:33:07 PM
Quote from: Lily W on 18 March 2009, 10:57:41 AM
^ seperti air yg jernih juga... karena ketika penuh cinta kasih itu, dia dlm keadaan sedang bahagia.... ;D
_/\_ :lotus:
Sis Lily,
Pikiran yg baik seharusnya seperti air yg MURNI,
belum terkontaminasi dan langsung dpt diminum!
jernih tidak sama dgn MURNI!...
air asin juga jernih, larutan NaOH juga jernih..
tapi kalau terminum sudah pasti sempoyongan...
bahkan bisa meninggal dunia!
bagaimana menurut yg lain?
Pikiran yg tercampur dg bentuk2 pikiran netral (cetasika netral) itu memang murni. Apabila pikiran itu bercampur dengan bentuk2 pikiran yang bermanfaat maka akan menjadi jernih dan kalo pikiran tersebut telah bercampur dengan bentuk2 pikiran tidak bermanfaat (akusala cetasika) maka akan menjadi keruh.
Quote from: johan3000 on 19 March 2009, 09:48:05 AM
Quote from: coedabgf on 18 March 2009, 10:39:59 PM
menurut ai sich, pikiran bukan murni/yang sejati (kemurnian),
tetapi pikiran dapat dijernihkan.
semoga berguna.
Bagaimana memurnikan air yg asin (telah asin) ?
Tambahkan banyak2 air tawar... ;D
_/\_ :lotus: