Setahu saya (sampai saat ini)
Atta adalah diri
Dukkha adalah ketidakpuasan/penderitaan
Anicca adalah Ketidakkekalan
Anatta adalah Bukan diri
Tiga hal terakhir yaitu Dukkh , Anicca, dan Anatta adalah tiga corak umum. artinya Dukka , Anicca, dan Anatta adalah Sesuatu yg pasti dikandung oleh "yg berkondisi".
lalu ada pernyataan "Atta yg Dukkha, Anicca, dan Anatta"
nah... i jadi bingung neh.....
i akan ambil "Atta yg Anatta" nya aja dah..
biar gmpang dimengerti i wakilkan dengan simbol
Atta = A
Anatta = Bukan A
nah "Atta yg Anatta" menjadi "A yang Bukan A" ???
nah bingung kan? bagaimana mungkin ada A jika ada Bukan A
makanya kagak ada atta, yang ada anatta
anggap saja bro hatred belum tercerahkan ;D ,
klo keberadaan hatred (dalam keseluruhan kesatuan nama-rupa) sekarang yang diakui (dibanggakan) sebagai 'aku' diri disebut atta bukan?
bersifat anicca bukan, dan sesungguhnya anatta gak?
ayo jawab...!
attà: 'self, ego, personality, is in Buddhism a mere
conventional expression (vohàradesanà), and no
designation for anything really existing; s. paramatthadesanà,
anattà, puggala, satta, jãva.
anattà: 'not-self', non-ego, egolessness, impersonality,
is the last of the three characteristics of existence
(ti-lakkhaõa, q.v.). The anattà doctrine teaches that
neither within the bodily and mental phenomena of
existence, nor outside of them, can be found anything
that in the ultimate sense could be regarded as a selfexisting
real ego-entity, soul or any other abiding
substance. This is the central doctrine of Buddhism,
without understanding which a real knowledge of
Buddhism is altogether impossible. It is the only really
specific Buddhist doctrine, with which the entire Structure
of the Buddhist teaching stands or falls. All the
remaining Buddhist doctrines may, more or less, be
found in other philosophic systems and religions, but
the anattà-doctrine has been clearly and unreservedly
taught only by the Buddha, wherefore the Buddha is
known as the anattà-vàdi, or 'Teacher of Impersonality'.
Whosoever has not penetrated this impersonality of all
existence, and does not comprehend that in reality
there exists only this continually self-consuming process
of arising and passing bodily and mental phenomena,
and that there is no separate ego-entity within or
without this process, he will not be able to understand
Buddhism, i.e. the teaching of the 4 Noble Truths
(sacca, q.v.), in the right light. He will think that it is his
ego, his personality, that experiences suffering, his personality
that performs good and evil actions and will be
reborn according to these actions, his personality that
will enter into Nibbàna, his personality that walks on
the Eightfold Path. Thus it is said in Vis.M. XVI:
"Mere suffering exists, no sufferer is found;
The deeds are, but no doer of the deeds is there;
Nibbàna is, but not the man that enters it;
The path is, but no traveller on it is seen."
"Whosoever is not clear with regard to the conditionally
arisen phenomena, and does not comprehend
that all the actions are conditioned through ignorance,
etc., he thinks that it is an ego that understands or does
not understand, that acts or causes to act, that comes to
existence at rebirth... that has the sense-impression,
that feels, desires, becomes attached, continues and at
rebirth again enters a new existence" (Vis.M. XVII, 117).
While in the case of the first two characteristics it is
stated that all formations (sabbe sankhàrà) are impermanent
and subject to suffering, the corresponding text
for the third characteristic states that "all things are notself"
(sabbe dhammà anattà; M. 35, Dhp. 279). This is
for emphasizing that the false view of an abiding self or
substance is neither applicable to any 'formation' or
conditioned phenomenon, nor to Nibbàna, the Unconditioned
Element (asankhatà dhàtu).
The Anattà-lakkhana Sutta, the 'Discourse on the
Characteristic of Not-self', was the second discourse
after Enlightenment, preached by the Buddha to his
first five disciples, who after hearing it attained to
perfect Holiness (arahatta).
The contemplation of not-self (anattànupassanà)
leads to the emptiness liberation (su¤¤atà-vimokkha,
s. vimokkha). Herein the faculty of wisdom
(pa¤¤indriya) is outstanding, and one who attains in
that way the path of Stream-entry is called a Dhammadevotee
(dhammànusàri; s. ariya-puggala); at the next
two stages of sainthood he becomes a vision-attainer
(diññhippatta); and at the highest stage, i.e. Holiness, he
is called 'liberated by wisdom' (pa¤¤à-vimutta).
For further details, see paramattha-sacca, pañiccasamuppàda,
khandha, ti-lakkhaõa, nàma-råpa,
pañisandhi.
Literature: Anattà-lakkhana Sutta, Vinaya I, 13-14;
S. XXII, 59; tr. in Three Cardinal Discourses of the Buddha
(Wheel 17). – Another important text on Anattà is the
Discourse on the Snake Simile (Alagaddåpama Sutta, M. 22;
tr. in Wheel 48/49). Other texts in "Path". – Further:
Anattà and Nibbàna, by Nyanaponika Thera (Wheel 11);
The Truth of Anattà, by Dr. G. P. Malalasekera (Wheel 94);
The Three Basic Facts of Existence III: Egolessness
(Wheel 202/204)
dari BUDDHIST DICTIONARY ^^!
Quote from: coedabgf on 14 March 2009, 02:34:49 PM
anggap saja bro hatred belum tercerahkan ;D ,
klo keberadaan hatred (dalam keseluruhan kesatuan nama-rupa) sekarang yang diakui (dibanggakan) sebagai 'aku' diri disebut atta bukan?
bersifat anicca bukan, dan sesungguhnya anatta gak?
oww.... ic ic..
maksudnya konsepsi yg salah (menurut B. Gotama) dari manusia yg belum menjadi Suci maka ia masih terikat dalam konsep Atta.
padahal segalanya itu adalah Anatta dan tidak ada Atta. dimana konsep Anatta ini tentu saja ada karena ada konsep Atta.
tetapi kalau kita berpendapat atau memiliki konsep Anatta, maka pernyataan "Atta yg Anatta" adalah tidak relevan.
karena seperti yg i baca (baru beli di gramed ;D) dari buku komik Zen, bagaimana mungkin debu bisa menempel ke kaca kalau sebenarnya tidak ada kaca. ;D
jadi bagaimana mungkin ada "Atta yg Anatta" jika Anatta. ;D
vohàradesanà, conventional expression
jadi atta memang kagak beneran ada, cuma biar gampang bilang ini mangkuk-ku
bukan ini mangkuk-gabungan panca khanda yang tidak kekal, tidak memuaskan, tanpa diri, yang secara konvensional disebut-ku
sama juga satta = makhluk, cuma konvensi
kebenaran sejati = anatta
kagak pernah ada atta, kagak akan ada atta, kalo nibanna kagak ada atta yang hilang atau muncul, yang ada hanya proses
good... good ! :)) :))
aku kasih teka-teki lagi nih buat bro hatred.....
tapi masih ada lagi yang harus dipecahkan dari pengetahuan anatta tersebut, yaitu masuk kedalam keberadaan kenyataan (diri) aku yang sejati. bingung lagi kan he3x? :)) :))
sperti master Zen atau mereka yang tercerahkan atau guru Buddha.
sebab guru Buddha mengajarkan 'jalan umum' kepada awam untuk memisahkan/meluruskan kesalahpandangan tentang keberadaan aku yang palsu (bersifat duniawi atau daging) sehingga boleh dapat dituntun kepada pengalaman aku yang sejati. Tetapi guru Buddha mengajarkan praktek langsung (jalan mulia/mahayana) kepada mereka yang berbakat mencapai pengalaman pencerahan pengenalan langsung menuju kepada yang sejati.
:)) :)) :'( :o ^:)^
itulah makanya aku bilang karena kesalah pandangan konsepsi pengajaran, sehingga menimbulkan kekacauan kebingungan umat.
makanya aku bilang 'sesungguhnya siapakah yang telah tercerahkan?'
Quotenah "Atta yg Anatta" menjadi "A yang Bukan A"
Atta yg dimaksud adalah pandangan akan adanya diri (sakkaya ditthi) pada nama & rupa. bukan "diri" dalam artian sebenarnya. padahal sebenarnya, justru sebaliknya, pada nama & rupa, segalanya adalah "bukan diri" (anatta).
Pernyataan A itu bukan A. inikah yang membingungkan logika sdr. Hatred?
agar tidak bingung, hatred harus memisahkan term-termnya, kemudian memeriksa 8 kesatuan arti di dalamnya. atua secara simple, selidiki arti masing-masing term secara detail. apakah keduanya mengandung 8 kesatuan arti yang sama? jika ya, maka kalimat tersebut tidak berisi kebenaran. tapi bila ada salah satu saja yang berbeda, maka A pada term awal itu berbeda dengan A pada Term akhir. semoga hatred tercerahkan!
karena kekacauan kebingungan karena doktrin yang sudah terisi, bro hatred bisa lepas lagi nih pengalaman tahap pencerahan ic icnya.... :))
yang timbulnya seperti semula, kekacauan dan kebingungan lagi he.. he.. he.. :)) semoga tidak!
wew...
meditasi dulu ah.... :)) biar gampang menyerap... :))
semoga..., aku punya teman...!
Quote from: coedabgf on 14 March 2009, 03:07:54 PM
semoga..., aku punya teman...!
maksudnya uda cerah nih :hammer:
bro encarta,
terlepas dari benar atau salahnya, tulisan bro encarta mengandung nivarana:
1. "Kamacchanda nivarana" : nafsu sensual
2. "Vyapadanivarana" : niat buruk
3. "Thina-middha-nivarana" : malas dan kelembaman
4. "Uddhaccakukkucca-nivarana" : kegelisahan dan kegalauan
5. "Vicikiccha-nivarana" : keragu-raguan
gak? apalagi jika benar.
sati, kenyataan praktek.
good hope and love