Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: K.K. on 13 March 2009, 04:41:20 PM

Title: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 13 March 2009, 04:41:20 PM
Sehubungan dengan keberadaan Buddha Bar, yang sebetulnya motivasi dari si pemilik kita tidak tahu, banyak orang yang merasa "gurunya terhina", dan perlu semacam tindakan "mengembalikan kehormatan" entah dengan demonstrasi dan lainnya.

Berhubung di sutta Pali tidak ada bahasan tentang "patungnya", maka baiklah kita bicarakan "Buddhanya". Apakah yang Buddha lakukan ketika dirinya dihina?

Suatu ketika, Magandiya yang menyimpan dendam kepada Buddha, menyewa orang-orang kota untuk menghina Buddha yang masuk kota untuk menerima dana makanan. Mereka menyebutkan kata-kata seperti: "pencuri", "orang bodoh", "unta", "keledai", "penghuni neraka". Ananda, mendengar hal seperti ini, memohon pada Buddha agar pindah ke kota lain saja, namun Buddha menolaknya. Menurut Buddha, "di kota mana pun juga, kita bisa tetap dihina dan tidak tepat jika setiap bertemu masalah, kita menghindarinya. Lebih baik kita menyelesaikan masalah di mana masalah itu timbul". Lalu, sikap Buddha apakah yang diambil untuk menyelesaikan masalah? Buddha berkata:

"Bagaikan gajah di medan perang, bertahan dari panah, demikian juga saya akan bertahan dari penghinaan. Sesungguhnya, banyak orang yang tidak memiliki moralitas."

"Hanya gajah dan kuda terlatih yang dibawa ke kumpulan manusia; Raja hanya menunggangi gajah dan kuda terlatih. Yang termulia di antara manusia adalah yang telah jinak, yang bertahan dari penghinaan."

"Bagal, kuda keturunan murni, kuda dari Sindhu, dan gajah besar, adalah mulia hanya ketika mereka terlatih; tetapi seseorang yang telah menjinakkan dirinya dengan pengetahuan jalan, adalah jauh lebih mulia." (Dhammapada 320-322)

Mendengar kata-kata ini, orang-orang yang menghina Buddha menyadari kesalahannya dan menghormat kepada Buddha. Beberapa di antara mereka menjadi Sotapanna. Bisa dilihat bagaimana sikap mengendalikan diri demikian bermanfaat bagi orang lain.


Di lain waktu, seorang Brahmana dari Suku Bharadvaja yang marah karena banyak anggota sukunya menjadi pengikut Buddha, datang untuk menghina Buddha. Buddha mengatakan:
"Bagi yang tidak marah, seorang yang telah jinak, hidup tanpa gejolak, maka tidak ada kemarahan.
Dia menjadi tenang dan terbebaskan, mengetahui dengan benar.
Demikian juga tidak pantas untuk marah kepada orang yang marah kepadamu
Ia yang tidak membalas memarahi, telah memenangkan pertempuran yang sulit.
Ia memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain
Mengetahui seseorang marah, jika kamu menenangkan diri dengan penuh perhatian, kamu telah membantu dirimu sendiri dan orang lain.
Mereka yang tidak pandai dalam dhamma, berpikir orang (yang tidak membalas) demikian adalah bodoh." (Sagatha Vagga, Akkosaka Sutta.)

Kemudian Brahmana itu menjadi Bhikkhu dan kemudian menjadi Arahat. Demikianlah Buddha mengatakan bahwa jika kita tidak terusik walaupun diusik, tidak marah walaupun dibuat marah, maka kita bisa menjadi perlindungan bagi orang lain.



Kemudian akan timbul pertanyaan, bagaimanakah penghormatan terbaik yang bisa kita berikan? (Yang pasti bukan dengan namaskara 84.000 kali di depan rupang Buddha.)

Setelah pemberitahuan Buddha mengenai Parinibbana yang akan berlangsung dalam 3 bulan, banyak bhikkhu yang ingin selalu berada di dekat Buddha. Tetapi bhikkhu-bhikkhu seperti Attadattha, Tissa, dan Dhammarama, malah mengasingkan diri di hutan, dengan maksud mencapai buah tertinggi kehidupan suci (Arahatta) sebelum Buddha Parinibbana. Bhikkhu-bhikkhu yang tidak mengerti malah menuduh mereka tidak menghargai Buddha dan membawanya kepada Buddha. Tetapi Buddha berkata kepada mereka, "Para Bhikkhu, mereka yang mengasihi dan menghormatiku, harus bersikap seperti Attadattha. Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi."

Demikian juga saat-saat menjelang mahaparinibbana itu, ada hujan bunga-bunga surgawi, nyanyian para dewa terdengar dan bunga yang sebelum musimnya mekar. Buddha mengatakan belum pernah ada penghormatan seperti itu, tetapi Bhikkhu, Bhikkhuni, Upasaka, Upasika mana pun yang mempraktikkan jalan Dhamma dengan sungguh-sungguh, ia telah memberikan penghormatan yang paling tinggi kepada Tathagata.

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: hatRed on 13 March 2009, 04:45:18 PM
walau penolakan terhadap buddha bar bukan sebuah penghormatan tertinggi,

setidaknya ini juga sebagai wujud penghormatan.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 13 March 2009, 04:48:42 PM
Quote from: hatRed on 13 March 2009, 04:45:18 PM
walau penolakan terhadap buddha bar bukan sebuah penghormatan tertinggi,

setidaknya ini juga sebagai wujud penghormatan.

Betul. Seperti orang yang mampu memberikan kain kualitas terbaik, namun tidak melakukannya dan hanya membawa kain robek untuk diberikan kepada gurunya.

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:51:56 PM
kutipan :
Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi.


klo aku berusaha menjelaskan/membagi pengetahuan sejalan dengan pengajaran guru Buddha berarti aku termasuk yang menghormati dong..., bukan karena dibilang umat atau yang (melakukan tindakan) menyembah?  :))
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 13 March 2009, 04:54:35 PM
Quote from: coedabgf on 13 March 2009, 04:51:56 PM
kutipan :
Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi.


klo aku berusaha menjelaskan/membagi pengetahuan sejalan dengan pengajaran guru Buddha berarti aku termasuk yang menghormati dong..., bukan karena dibilang umat atau yang (melakukan tindakan) menyembah?  :))

Membagi pengetahuan yang benar juga merupakan penghormatan, namun penghormatan tertinggi adalah dengan "menjalankan" dhamma itu sendiri.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:56:27 PM
 _/\_ ya... om... kenyataan bukan mengenai.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: hatRed on 13 March 2009, 07:25:32 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 March 2009, 04:48:42 PM
Quote from: hatRed on 13 March 2009, 04:45:18 PM
walau penolakan terhadap buddha bar bukan sebuah penghormatan tertinggi,

setidaknya ini juga sebagai wujud penghormatan.

Betul. Seperti orang yang mampu memberikan kain kualitas terbaik, namun tidak melakukannya dan hanya membawa kain robek untuk diberikan kepada gurunya.



walau merasa mampu, namun biarlah kain robek ini menjadi penghangat sang Guru "sementara" selama saya mengambilkan kain sutra tersebut...
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 14 March 2009, 09:02:31 AM
Quote from: hatRed on 13 March 2009, 07:25:32 PM
walau merasa mampu, namun biarlah kain robek ini menjadi penghangat sang Guru "sementara" selama saya mengambilkan kain sutra tersebut...

Ya, silahkan. Itu 'kan pilihan masing-masing.
Ada mereka yang hidup dengan orientasi masa lalu berpikir, "Saya PERNAH memberikan yang terbaik";
ada juga mereka yang hidup dengan orientasi masa depan berpikir, "Saya NANTI AKAN memberikan yang terbaik";
dan ada yang berorientasi pada saat kini berpikir, "Saya SEKARANG memberikan yang terbaik yang bisa saya berikan (walaupun yang ada sekarang belum cukup baik)". 

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Kelana on 14 March 2009, 10:35:23 PM
To Moderator:
Menurut saya rasanya tidak tepat jika topik ini di satukan di forum Sutra/Sutta. Sepemahaman saya, forum sutra/sutta adalah forum untuk membahas secara obyektif sutra/sutta itu sendiri, sedangkan topik ini merupakan pembahasan perilaku dengan sutta sebagai penunjangnya/acuannya.

Selebihnya saya serahkan kepada kebijaksanaan moderator.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 16 March 2009, 08:31:53 AM
Quote from: Kelana on 14 March 2009, 10:35:23 PM
To Moderator:
Menurut saya rasanya tidak tepat jika topik ini di satukan di forum Sutra/Sutta. Sepemahaman saya, forum sutra/sutta adalah forum untuk membahas secara obyektif sutra/sutta itu sendiri, sedangkan topik ini merupakan pembahasan perilaku dengan sutta sebagai penunjangnya/acuannya.

Selebihnya saya serahkan kepada kebijaksanaan moderator.

Karena ini adalah posisi "warisan" dan saya melihat banyak juga topik yang tidak spesifik membahas suatu sutta/sutra tertentu, tetapi suatu aspek kehidupan yang berhubungan dengan sutta/sutra (seperti topik "Membaca Sutta secara kritis" atau "kutipan sutta terindah menurut anda"), maka saya pikir tidak ada salahnya membahas permasalahan apa pun di sini selama pembicaraan berdasarkan atau berhubungan dengan suatu sutta/sutra (di topik ini saya membahas berdasarkan Dhammapada [Khuddaka Nikaya], Sagatha Vagga [Samyutta NIkaya], dan Mahaparinibbana Sutta [Digha Nikaya]), bukan hanya berdasarkan pendapat pribadi semata.

Terima Kasih untuk masukannya.

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 16 March 2009, 09:29:05 AM
Sabbe danam, Dhammadanam jinnati

Dari semua dana, yg tertinggi adalah Dhammadana
Namun bukan berarti lalu menisbikan Amisadana dan Abhayadana.

Praktek yg selama ini sering terjadi adl memberikan dana secara pilih2, hny mau berdana kepada vihara/sesama buddhis saja
padahal tujuan dana adalah mengikis kemelekatan, yg seyogyanya dapat dilakukan secara universal kepada siapa saja yg membutuhkan
ada teman yg butuh bantuan, lalu ditolong (walau remeh dan kecil) : itu adalah dana

Demikian juga pada penghormatan
Tujuan penghormatan kepada Buddha adl refleksi/perenungan kepada diri sendiri bhw ada mahluk yg bisa mencapai pembebasan, yg sebenarnya sama dengan menghormat bendera, patung, dsbnya
Dengan perenungan ini, akan membuat adhitthana menjadi bertambah sehingga lebih memantapkan batin utk selalu berusaha menjalankan Dhamma dalam keseharian

Secarik kain robek dan lusuh pun, jika diberikan dengan penuh perhatian, penuh pikiran kusala akan memberikan manfaat yg sangat besar ketimbang kain terbaik tp diberikan dengan hati yg penuh pamrih/lobha

Inilah Dhamma yg hendaknya selalu kita usaha utk dipraktekkan dalam hidup keseharian kita semua yaitu menambah kusala dan mengurangi akusala serta menyucikan batin

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 16 March 2009, 10:29:33 AM
Quote from: markosprawira on 16 March 2009, 09:29:05 AM
Sabbe danam, Dhammadanam jinnati

Dari semua dana, yg tertinggi adalah Dhammadana
Namun bukan berarti lalu menisbikan Amisadana dan Abhayadana.
Adakah postingan sebelumnya yang menisbikan Amisadana dan Abhayadana?


QuotePraktek yg selama ini sering terjadi adl memberikan dana secara pilih2, hny mau berdana kepada vihara/sesama buddhis saja
padahal tujuan dana adalah mengikis kemelekatan, yg seyogyanya dapat dilakukan secara universal kepada siapa saja yg membutuhkan
ada teman yg butuh bantuan, lalu ditolong (walau remeh dan kecil) : itu adalah dana
Betul sekali. Dana sekecil apa pun, tetap bermanfaat.
Juga, mengarahkan pikiran melekati objek apa pun yang dianggap sebagai, "aku", "milikku", "agamaku", "simbol agamaku", bukanlah suatu bentuk dana, tentunya.


QuoteDemikian juga pada penghormatan
Tujuan penghormatan kepada Buddha adl refleksi/perenungan kepada diri sendiri bhw ada mahluk yg bisa mencapai pembebasan, yg sebenarnya sama dengan menghormat bendera, patung, dsbnya
Dengan perenungan ini, akan membuat adhitthana menjadi bertambah sehingga lebih memantapkan batin utk selalu berusaha menjalankan Dhamma dalam keseharian

Betul sekali. Ketika kita melihat patung atau gambaran dari Buddha atau Dhamma, maka kita mengingat 9 kualitas Buddha atau 6 kualitas Dhamma, bukan melihat "ada sesuatu yang suci" di patung atau simbol.



QuoteSecarik kain robek dan lusuh pun, jika diberikan dengan penuh perhatian, penuh pikiran kusala akan memberikan manfaat yg sangat besar ketimbang kain terbaik tp diberikan dengan hati yg penuh pamrih/lobha

Inilah Dhamma yg hendaknya selalu kita usaha utk dipraktekkan dalam hidup keseharian kita semua yaitu menambah kusala dan mengurangi akusala serta menyucikan batin

semoga bermanfaat

metta

Dana apa pun yang diberikan TIDAK dengan Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi yang benar, adalah seperti bagaikan petani yang membawa bajak dan biji-biji memasuki belukar, dan di dalam belukar itu ia menanam biji-biji yang telah pecah, berjamur, yang disebabkan oleh angin dan panas, di tanah yang belum disiapkan, tidak subur dan banyak tanggul pohon yang tidak dicabut, bukan pada keadaan yang baik, tidak pada musim yang tepat, dan dewa pun tidak memberikan hujan tepat pada musimnya.

Dana apa pun yang diberikan dengan Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi yang benar, adalah bagaikan petani yang membawa bajak dan biji-biji memasuki belukar, dan di dalam belukar itu ia menanam biji-biji yang baik, tidak berjamur, tidak diganggu oleh angin dan panas, di tanah yang telah disiapkan, subur, bersih dari tanggul pohon, pada keadaan yang baik, pada musim yang tepat, dan dewa pun memberi hujan tepat pada musimnya.
(ref: Digha Nikaya, Maha Vagga, 23. Payasi Sutta)

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 17 March 2009, 08:29:19 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 March 2009, 10:29:33 AM
Quote from: markosprawira on 16 March 2009, 09:29:05 AM
Sabbe danam, Dhammadanam jinnati

Dari semua dana, yg tertinggi adalah Dhammadana
Namun bukan berarti lalu menisbikan Amisadana dan Abhayadana.
Adakah postingan sebelumnya yang menisbikan Amisadana dan Abhayadana?

dear bro

ini bukan berhubungan dengan postingan sebelumnya melainkan pada sehari2 bnyk rekan2 yg bertujuan pada "yang tertinggi" atau "yg lebih tinggi" termasuk dalam berdana

hal yg paling jelas adalah pada saat Luang Pu Am Dhammakaro berkunjung ke indonesia dimana ada beberapa rekan dari luar kota yg bertanya "apa perlu saya berdana pada beliau?"

hal ini saya sayangkan karena mempersempit esensi dari berdana itu sendiri yaitu dari mengikis kemelekatan, menjadi keharusan berdana kepada "arahat" saja
atau juga berdana seolah harus ke vihara atau kalangan buddhism saja dimana ini sudah saya tuliskan diatas

semoga bs dimengerti

metta
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 17 March 2009, 11:28:06 AM
Quote from: markosprawira on 17 March 2009, 08:29:19 AM
dear bro

ini bukan berhubungan dengan postingan sebelumnya melainkan pada sehari2 bnyk rekan2 yg bertujuan pada "yang tertinggi" atau "yg lebih tinggi" termasuk dalam berdana

hal yg paling jelas adalah pada saat Luang Pu Am Dhammakaro berkunjung ke indonesia dimana ada beberapa rekan dari luar kota yg bertanya "apa perlu saya berdana pada beliau?"

hal ini saya sayangkan karena mempersempit esensi dari berdana itu sendiri yaitu dari mengikis kemelekatan, menjadi keharusan berdana kepada "arahat" saja
atau juga berdana seolah harus ke vihara atau kalangan buddhism saja dimana ini sudah saya tuliskan diatas

semoga bs dimengerti

metta

Oh, begitu maksudnya. Thanx penjelasannya, Bro Markos.
Itu memang perilaku yang sangat disayangkan. Kalau berdana dengan pandangan benar, sekecil apa pun akan sangat bermanfaat. Dalam Majjhima Nikaya, 142. Dakkinavibhanga Sutta, dikatakan bahwa berdana kepada binatang saja (jika si pendana memilki pandangan dan pikiran benar) akan berbuah 100x lipat. Mengapa justru berdana, yang adalah melepas, malah hitung-hitung pahala?
Yang saya bahas sebelumnya adalah, kita bisa memberikan yang terbaik mengapa malah memberikan yang justru sebetulnya tidak diperlukan. (Guru punya kain biasa, bukannya diberikan kain yang lebih bagus, malah diberikan kain robek.)

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 17 March 2009, 04:00:53 PM
anumodana utk penjelasannya bro Kai...

dalam kasus yg anda sebut, biasanya masih terdapat kemelekatan sehingga ada hitung2an untung rugi utk memberikan kain tersebut

senang bs berdiskusi dgn anda
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: wen78 on 22 March 2009, 12:26:20 PM
apakah penghormatan "tertinggi" itu ada?
apa bedanya penghormatan "tertinggi" dengan penghormatan?
jika penghormatan "tertinggi" itu ada, apakah penghormatan "ter-rendah" itu? seperti apa penghormatan "ter-rendah" itu?
dan apakah penghormatan ada ukurannya?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: ENCARTA on 22 March 2009, 03:20:16 PM
terbaik , terbenar, yg seharusnya ;D
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 23 March 2009, 12:31:53 PM
Quote from: osin on 22 March 2009, 12:26:20 PM
apakah penghormatan "tertinggi" itu ada?
apa bedanya penghormatan "tertinggi" dengan penghormatan?
jika penghormatan "tertinggi" itu ada, apakah penghormatan "ter-rendah" itu? seperti apa penghormatan "ter-rendah" itu?
dan apakah penghormatan ada ukurannya?


Ukuran dari penghormatan sebenarnya sama saja dengan semua perbuatan kita. Tergantung dari kondisi batin dan objeknya

Secara batin :
anda terpaksa utk menghormat bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik, ini tetap perbuatan baik tapi vipakanya juga nanti tidak akan "penuh"
Tapi batin anda menghormat dengan penuh konsentrasi pada bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik maka ini akan memberikan vipaka yg sangat baik

Secara Objek:
Anda menghormat dengan penuh konsentrasi pada org yg tidak menjalankan sila dan/samadhi dgn baik maka hasilnya akan penuh juga
namun lebih kecil dibanding jika menghormat bhante

Ini bukan berarti lalu harus milih2 utk menghormat, berdana atau melakukan perbuatan baik lainnya
namun lebih utk menerangkan mengenai "ukuran"

Hendaknya perbuatan baik selalu dilakukan kepada siapa saja yg membutuhkannya dengan pikiran dan pengertian benar

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: ENCARTA on 23 March 2009, 12:35:28 PM
Quoteanda terpaksa utk menghormat bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik, ini tetap perbuatan baik tapi vipakanya juga nanti tidak akan "penuh"
Tapi batin anda menghormat dengan penuh konsentrasi pada bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik maka ini akan memberikan vipaka yg sangat baik

terpaksa, bearti vipaka baik saya luar biasa banyak

QuoteAnda menghormat dengan penuh konsentrasi pada org yg tidak menjalankan sila dan/samadhi dgn baik maka hasilnya akan penuh juga
namun lebih kecil dibanding jika menghormat bhante

kenapa bisa lebih kecil? ada ukurannya? siapa yg menerapkan ukuran vipaka? ;D
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 23 March 2009, 01:00:58 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 12:35:28 PM
Quoteanda terpaksa utk menghormat bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik, ini tetap perbuatan baik tapi vipakanya juga nanti tidak akan "penuh"
Tapi batin anda menghormat dengan penuh konsentrasi pada bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik maka ini akan memberikan vipaka yg sangat baik

terpaksa, bearti vipaka baik saya luar biasa banyak

QuoteAnda menghormat dengan penuh konsentrasi pada org yg tidak menjalankan sila dan/samadhi dgn baik maka hasilnya akan penuh juga
namun lebih kecil dibanding jika menghormat bhante

kenapa bisa lebih kecil? ada ukurannya? siapa yg menerapkan ukuran vipaka? ;D

anda sendiri yg nerapin ukurannya...... Guru Buddha hanya menerangkan prosesnya

terserah mau percaya atau tidak karena Niyama akan tetap berjalan walau tidak dipercaya he3
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: dilbert on 23 March 2009, 01:05:12 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 17 March 2009, 11:28:06 AM
Quote from: markosprawira on 17 March 2009, 08:29:19 AM
dear bro

ini bukan berhubungan dengan postingan sebelumnya melainkan pada sehari2 bnyk rekan2 yg bertujuan pada "yang tertinggi" atau "yg lebih tinggi" termasuk dalam berdana

hal yg paling jelas adalah pada saat Luang Pu Am Dhammakaro berkunjung ke indonesia dimana ada beberapa rekan dari luar kota yg bertanya "apa perlu saya berdana pada beliau?"

hal ini saya sayangkan karena mempersempit esensi dari berdana itu sendiri yaitu dari mengikis kemelekatan, menjadi keharusan berdana kepada "arahat" saja
atau juga berdana seolah harus ke vihara atau kalangan buddhism saja dimana ini sudah saya tuliskan diatas

semoga bs dimengerti

metta

Oh, begitu maksudnya. Thanx penjelasannya, Bro Markos.
Itu memang perilaku yang sangat disayangkan. Kalau berdana dengan pandangan benar, sekecil apa pun akan sangat bermanfaat. Dalam Majjhima Nikaya, 142. Dakkinavibhanga Sutta, dikatakan bahwa berdana kepada binatang saja (jika si pendana memilki pandangan dan pikiran benar) akan berbuah 100x lipat. Mengapa justru berdana, yang adalah melepas, malah hitung-hitung pahala?
Yang saya bahas sebelumnya adalah, kita bisa memberikan yang terbaik mengapa malah memberikan yang justru sebetulnya tidak diperlukan. (Guru punya kain biasa, bukannya diberikan kain yang lebih bagus, malah diberikan kain robek.)



memberikan dana kain robek belum tentu gak baik...
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: ENCARTA on 23 March 2009, 01:11:36 PM
Quote from: markosprawira on 23 March 2009, 01:00:58 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 12:35:28 PM
Quoteanda terpaksa utk menghormat bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik, ini tetap perbuatan baik tapi vipakanya juga nanti tidak akan "penuh"
Tapi batin anda menghormat dengan penuh konsentrasi pada bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik maka ini akan memberikan vipaka yg sangat baik

terpaksa, bearti vipaka baik saya luar biasa banyak

QuoteAnda menghormat dengan penuh konsentrasi pada org yg tidak menjalankan sila dan/samadhi dgn baik maka hasilnya akan penuh juga
namun lebih kecil dibanding jika menghormat bhante

kenapa bisa lebih kecil? ada ukurannya? siapa yg menerapkan ukuran vipaka? ;D

anda sendiri yg nerapin ukurannya...... Guru Buddha hanya menerangkan prosesnya

terserah mau percaya atau tidak karena Niyama akan tetap berjalan walau tidak dipercaya he3

tapi jelas2 diatas ,siapa yg memberikan ukuran?
apa di buku abhidamma dijelas kan disana?
siapa yg mengarang buku abhidhamma?

hanya menerangkan prosesnya bukan
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 23 March 2009, 01:34:49 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 01:11:36 PM
Quote from: markosprawira on 23 March 2009, 01:00:58 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 12:35:28 PM
Quoteanda terpaksa utk menghormat bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik, ini tetap perbuatan baik tapi vipakanya juga nanti tidak akan "penuh"
Tapi batin anda menghormat dengan penuh konsentrasi pada bhante yg menjalankan sila dan samadhi yg baik maka ini akan memberikan vipaka yg sangat baik

terpaksa, bearti vipaka baik saya luar biasa banyak

QuoteAnda menghormat dengan penuh konsentrasi pada org yg tidak menjalankan sila dan/samadhi dgn baik maka hasilnya akan penuh juga
namun lebih kecil dibanding jika menghormat bhante

kenapa bisa lebih kecil? ada ukurannya? siapa yg menerapkan ukuran vipaka? ;D

anda sendiri yg nerapin ukurannya...... Guru Buddha hanya menerangkan prosesnya

terserah mau percaya atau tidak karena Niyama akan tetap berjalan walau tidak dipercaya he3

tapi jelas2 diatas ,siapa yg memberikan ukuran?
apa di buku abhidamma dijelas kan disana?
siapa yg mengarang buku abhidhamma?

hanya menerangkan prosesnya bukan

dear bro,

Diatas saya menjelaskan bhw diri kita sendirilah yg membuat ukuran itu seperti apa, semoga bisa dimengerti yah agar tidak salah paham
Tidak ada ukuran pastinya karena batin itu sendiri selalu berfluktuasi setiap saat. Namun jika disebut mana yg lebih baik, maka bisa dilihat sesuai yg saya sebut diatas

Abhidhamma bukanlah karangan melainkan disusun sesuai dengan uraian dari guru Buddha yg dibawakan di surga
Penyusunannya adalah pada konsili IV yg dihadiri oleh sekitar 10.000 Arahat dimana pada waktu itu, untuk pertama kalinya Tipitaka lengkap dikofiikasi dan dibukukan baik di daun lontar, lempengan logam maupun di dinding gua

semoga bermanfaat
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 23 March 2009, 01:41:40 PM
Quote from: dilbert on 23 March 2009, 01:05:12 PM
memberikan dana kain robek belum tentu gak baik...

Sang guru pakaiannya sangat jelek.
Anda dana kain sobek, namun kain itu lebih baik daripada yang dimiliki sang guru.
-> Dana kain itu setidaknya membuat sang guru menjadi lebih baik dari sebelumnya.


Sang guru pakaiannya bagus.
Anda dana kain sobek karena hanya itulah kemampuan anda.
-> Objeknya tidak layak, tetapi dana itu menjadi pantas karena sikap si pemberi. Ini seperti dalam kisah Thera Maha-Kassapa yang menerima dana air bekas cucian beras untuk diminum.


Sang guru memiliki pakaian bagus.
Anda pakai kain sutera, mampu memberikan kain bagus, berdana kain sobek (yang lebih buruk dari yang dikenakan sekarang) untuk guru.
-> ??? Bagi saya pribadi, saya mempertanyakan maksud dari dana tersebut.

Baca Payasi Sutta di mana Payasi memberikan makanan basi dan pakaian kasar, bahkan tidak dengan cara benar, padahal mampu memberikan yang baik. Lihat sendiri apakah para bhikkhu bersedia menerima dana tersebut.

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: dilbert on 23 March 2009, 01:49:06 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 23 March 2009, 01:41:40 PM
Quote from: dilbert on 23 March 2009, 01:05:12 PM
memberikan dana kain robek belum tentu gak baik...

Sang guru pakaiannya sangat jelek.
Anda dana kain sobek, namun kain itu lebih baik daripada yang dimiliki sang guru.
-> Dana kain itu setidaknya membuat sang guru menjadi lebih baik dari sebelumnya.


Sang guru pakaiannya bagus.
Anda dana kain sobek karena hanya itulah kemampuan anda.
-> Objeknya tidak layak, tetapi dana itu menjadi pantas karena sikap si pemberi. Ini seperti dalam kisah Thera Maha-Kassapa yang menerima dana air bekas cucian beras untuk diminum.


Sang guru memiliki pakaian bagus.
Anda pakai kain sutera, mampu memberikan kain bagus, berdana kain sobek (yang lebih buruk dari yang dikenakan sekarang) untuk guru.
-> ??? Bagi saya pribadi, saya mempertanyakan maksud dari dana tersebut.

Baca Payasi Sutta di mana Payasi memberikan makanan basi dan pakaian kasar, bahkan tidak dengan cara benar, padahal mampu memberikan yang baik. Lihat sendiri apakah para bhikkhu bersedia menerima dana tersebut.



Nah... kalau begini jelas... Soalnya kalau pernyataan sepotong-potong, nanti ekses-nya lain-lain... Soalnya banyak "sniper" berkeliaran...

Anumodana...
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 23 March 2009, 01:54:06 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 12:35:28 PM
kenapa bisa lebih kecil? ada ukurannya? siapa yg menerapkan ukuran vipaka? ;D

Dana yang sepertinya sederhana ini, sebetulnya rumit sekali.
Kalau dilihat dari objeknya, bisa ditinjau apakah objek ini pantas diterima oleh penerima. Contohnya memberikan uang tidaklah pantas kepada para bhikkhu dari tradisi tertentu.

Dari penerima, apakah memang ia seorang yang pantas untuk menerima. Semakin orang itu meninggalkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin, maka semakin pantas pula ia menerima dana.

Dari pemberi, apakah ia berdana dengan pengertian benar, juga berdana sesuatu dari penghasilan benar menentukan manfaatnya. Seorang berdana karena terpaksa, memiliki pandangan salah bahwa tidak ada sebab dan akibat dari perbuatan baik, maka dana itu tidak akan memberikan manfaat yang besar. Begitu juga jika berdana dengan penghasilan yang tidak halal (seperti menipu, mencuri, korupsi dan sebaginya) atau pun dengan motif ingin terlihat baik (misalnya berdana menjelang pemilu untuk menarik simpati masyarakat), tidak akan memberikan manfaat yang berarti.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 23 March 2009, 02:01:31 PM
Quote from: dilbert on 23 March 2009, 01:49:06 PM
Nah... kalau begini jelas... Soalnya kalau pernyataan sepotong-potong, nanti ekses-nya lain-lain... Soalnya banyak "sniper" berkeliaran...

Anumodana...

OK.

_/\_
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: ENCARTA on 23 March 2009, 02:07:13 PM
buddha mengajarkan pembebasan dan kebahagian
saya rasa di buku abhidhamma mengajarkan sesuatu yg tidak berguna
kalau selalu memikirkan ini itu, sesuai dengan buku nya, kapan pikiran kita bisa bebas dan bahagia
apa hal detil2 di abhidamma juga diajarkan oleh sang Buddha? saya meragukannya sori.

bukankah dewa dan brahmana saja tidak bisa mengajarkannya.. kalau tidak belajar katanya?
Quote from: wilkipediaAbhidhamma bukan hanya  dalam zaman sekarang ini saja, para resi (pertapa atau orang suci) atau dewa tidak mampu mengajarkan Abhidhamma (jika tidak belajar). Hanya Sammasambhuda saja yang dapat mengajarkannya.
cuma untuk dibaca.. karena tidak berguna,
karena yg menulisnya biarpun 10.000 arahat juga percuma karena seperti yg saya blod diatas.

bukankah sariputta yg membabarkannya? kok dari surga
apa sariputta sekarang berkualitas 10.000 arahat
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: tesla on 23 March 2009, 02:47:55 PM
Quote from: osin on 22 March 2009, 12:26:20 PM
apakah penghormatan "tertinggi" itu ada?
apa bedanya penghormatan "tertinggi" dengan penghormatan?
jika penghormatan "tertinggi" itu ada, apakah penghormatan "ter-rendah" itu? seperti apa penghormatan "ter-rendah" itu?
dan apakah penghormatan ada ukurannya?


yg memberi "ukuran" adalah pikiran.
seperti sebuah ranting pohon yg memiliki 2 ujung, pikiran dapat saja membedakan ujung yg satu dan ujung yg lainnya. namun pikiran tidak dapat menunjukkan dimana batas antara ujung satu dan yg lainnya.

bagaimana menurutmu?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: wen78 on 23 March 2009, 04:17:33 PM
sebenarnya, post gua ke #16, cuma sebuah statement(dlm bentuk pertanyaan) yg memperkuat statement bro markosprawira ;D

Quote from: tesla on 23 March 2009, 02:47:55 PM
Quote from: osin on 22 March 2009, 12:26:20 PM
apakah penghormatan "tertinggi" itu ada?
apa bedanya penghormatan "tertinggi" dengan penghormatan?
jika penghormatan "tertinggi" itu ada, apakah penghormatan "ter-rendah" itu? seperti apa penghormatan "ter-rendah" itu?
dan apakah penghormatan ada ukurannya?


yg memberi "ukuran" adalah pikiran.
seperti sebuah ranting pohon yg memiliki 2 ujung, pikiran dapat saja membedakan ujung yg satu dan ujung yg lainnya. namun pikiran tidak dapat menunjukkan dimana batas antara ujung satu dan yg lainnya.

bagaimana menurutmu?
agree ;)

kl versi gua,
seperti sebuah ranting pohon yg memiliki 2 ujung, pikiran dapat saja membedakan ujung yg satu dan ujung yg lainnya. ujung yg satu dan ujung yg lainnya adalah sama2 "ujung", walaupun ujung yg satu diameternya lebih besar dari ujung yg lainnya  ;D

kl bole sedikit OOT, menurut bro tesla, apakah pikiran ada "ujung"-nya ?  ;D


Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: markosprawira on 23 March 2009, 04:25:04 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 02:07:13 PM
buddha mengajarkan pembebasan dan kebahagian
saya rasa di buku abhidhamma mengajarkan sesuatu yg tidak berguna
kalau selalu memikirkan ini itu, sesuai dengan buku nya, kapan pikiran kita bisa bebas dan bahagia
apa hal detil2 di abhidamma juga diajarkan oleh sang Buddha? saya meragukannya sori.

bukankah dewa dan brahmana saja tidak bisa mengajarkannya.. kalau tidak belajar katanya?
Quote from: wilkipediaAbhidhamma bukan hanya  dalam zaman sekarang ini saja, para resi (pertapa atau orang suci) atau dewa tidak mampu mengajarkan Abhidhamma (jika tidak belajar). Hanya Sammasambhuda saja yang dapat mengajarkannya.
cuma untuk dibaca.. karena tidak berguna,
karena yg menulisnya biarpun 10.000 arahat juga percuma karena seperti yg saya blod diatas.

bukankah sariputta yg membabarkannya? kok dari surga
apa sariputta sekarang berkualitas 10.000 arahat

dear bro,

jika anda berasumsi bhw abhidhamma mengajarkan sesuatu yg tidak berguna, saya dan banyak org sudah merasa merasakan manfaat dari menjalankan abhidhamma

jadi jika anda merasa abhidhamma membuat org sibuk memikirkan ini dan itu, berarti orgnya yg tidak bisa menjalankan karena hanya dipikir melulu.....
hal serupa pernah disebut oleh salah satu rekan DC dimana beliau sudah HAPAL abhidhammattasangaha namun tidak merasa manfaatnya.

Disini sangat relevan dengan buddhism bhw segala sesuatu itu hendaknya dipraktekkan dalam keseharian kita, baik sila, samadhi maupun panna

mengenai sejarah, sepertinya anda bnyk salah paham, silahkan dibaca kembali pelan2 agar jadi jelas sebelum bertanya, ok?

biar ga OOT, diskusi mengenai abhidhamma pernah panjang lebar dibahas di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=294.0

silahkan dilihat2 dahulu sebelum bertanya lagi karena sudah ga relevan dengan topik "Penghormatan"

[at] Kai : sori kl diskusi jd melebar....

metta
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: tesla on 23 March 2009, 04:52:37 PM
Quote from: osin on 23 March 2009, 04:17:33 PM
kl bole sedikit OOT, menurut bro tesla, apakah pikiran ada "ujung"-nya ?  ;D
just like samsara
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 23 March 2009, 04:54:18 PM
Quote from: markosprawira on 23 March 2009, 04:25:04 PM
[at] Kai : sori kl diskusi jd melebar....


Namanya juga diskusi... Pasti melebar ke mana-mana ;D
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: tula on 17 April 2009, 02:00:08 PM
nah karena bahas dana .. sekalian aja ya ... ini benernya masalah tula sendiri ....

kasusnya adalah waktu tula mau dana (fisik) buku Komentar Anattalakkhana Sutta dan Malukyaputta Sutta terbitan DC press (di thread theravada), tp tula ga mau kasihkan buku ini ke cetiya tersebut kalo ga yakin akan dibaca oleh orang di cetiya tersebut.

mengingat hal2 seperti kalo kita fang sen, kalo mau melakukan fangsen sebaiknya jg melihat kondisi2 nya, jgn melepaskan burung di daerah yg nantinya akan di tangkapin oleh orang2 sekitar utk di jual di tempat fangsen lagi, dll

got my point or not ?

karena tula merasa, kalo buku ini ga dibaca, maka akan sia2 dan sayang sekali karena kesempatan orang lain utk mendapatkan nya dan membacanya ("menyadari isinya") akan terlewatkan, akhirnya jadi ganjel meja, mengingat buku ini dari segi fisik (tidak memberikan sesuatu yg "menarik")

yg mana yg bagusnya kita pilih ? berikan saja ?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: K.K. on 17 April 2009, 02:21:59 PM
Quote from: tula on 17 April 2009, 02:00:08 PM
nah karena bahas dana .. sekalian aja ya ... ini benernya masalah tula sendiri ....

kasusnya adalah waktu tula mau dana (fisik) buku Komentar Anattalakkhana Sutta dan Malukyaputta Sutta terbitan DC press (di thread theravada), tp tula ga mau kasihkan buku ini ke cetiya tersebut kalo ga yakin akan dibaca oleh orang di cetiya tersebut.

mengingat hal2 seperti kalo kita fang sen, kalo mau melakukan fangsen sebaiknya jg melihat kondisi2 nya, jgn melepaskan burung di daerah yg nantinya akan di tangkapin oleh orang2 sekitar utk di jual di tempat fangsen lagi, dll

got my point or not ?

karena tula merasa, kalo buku ini ga dibaca, maka akan sia2 dan sayang sekali karena kesempatan orang lain utk mendapatkan nya dan membacanya ("menyadari isinya") akan terlewatkan, akhirnya jadi ganjel meja, mengingat buku ini dari segi fisik (tidak memberikan sesuatu yg "menarik")

yg mana yg bagusnya kita pilih ? berikan saja ?

Kalau memang merasa pasti tidak akan dibaca, memang lebih baik simpan saja. Cari tempat atau orang lain yang ada kemungkinan membacanya.

Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: fabian c on 25 April 2009, 10:40:43 AM
Quote from: tula on 17 April 2009, 02:00:08 PM
nah karena bahas dana .. sekalian aja ya ... ini benernya masalah tula sendiri ....

kasusnya adalah waktu tula mau dana (fisik) buku Komentar Anattalakkhana Sutta dan Malukyaputta Sutta terbitan DC press (di thread theravada), tp tula ga mau kasihkan buku ini ke cetiya tersebut kalo ga yakin akan dibaca oleh orang di cetiya tersebut.

mengingat hal2 seperti kalo kita fang sen, kalo mau melakukan fangsen sebaiknya jg melihat kondisi2 nya, jgn melepaskan burung di daerah yg nantinya akan di tangkapin oleh orang2 sekitar utk di jual di tempat fangsen lagi, dll

got my point or not ?

karena tula merasa, kalo buku ini ga dibaca, maka akan sia2 dan sayang sekali karena kesempatan orang lain utk mendapatkan nya dan membacanya ("menyadari isinya") akan terlewatkan, akhirnya jadi ganjel meja, mengingat buku ini dari segi fisik (tidak memberikan sesuatu yg "menarik")

yg mana yg bagusnya kita pilih ? berikan saja ?

Saudara Tula yang baik,

Suatu perbuatan yang baik yang dilakukan dengan penuh keyakinan akan membawa manfaat yang besar, memang lebih baik bila kita berdana, dana kita dipergunakan dengan baik, tetapi kadang-kadang dana kita nampak sia-sia. Bukan hanya dana kepada cetiya, dana kepada Bhikkhu, kepada Vihara, kepada orang yang tak kita kenal sekalipun, kadang penggunaan efektif, kadang tidak.

Pada waktu kita melakukan perbuatan baik kita harus siap menerima apapun keadaan yang timbul, walau pemberian kita dibuang oleh si penerima, kita tak boleh berkecil hati atau marah, pemberian yang kita lakukan akan berbuah, bila kita marah atau menyesal atas pemberian tersebut maka kamma vipaka dari permberian itu akan semakin kecil, jadi kita harus menerima keadaan.

Pada waktu berbuat baik harus diingat tiga hal yaitu sebelum, pada waktu sedang melakukan dan sesudah. Sebelum melakukan perbuatan baik, lakukanlah persiapan dengan antusias, pada waktu sedang melakukan perbuatan baik bergembiralah atas perbuatan baik yang sedang dilakukan dan sesudah selesai melakukan perbuatan baik kita harus merasa puas. inilah perbuatan baik yang dilakukan dengan batin yang tulus.

diceritakan di dalam Buddhavamsa, dimasa lampau ketika Sang buddha Manggala masih menjadi Bodhisattva terakhir sebelum menjadi Buddha (seperti pangeran Vessantara, pada kelahiran terakhir sebagai pangeran Vessantara seorang Bodhisattva harus siap memberikan apapun miliknya yang diminta oleh mahluk lain tanpa kecuali termasuk anak, isteri dan dirinya sendiri) Beliau memberikan kedua anaknya kepada Yakkha, karena diminta oleh Yakkha tersebut. .

Sesudah memberikan kedua anaknya, Boddhisatta Buddha Mangala mengucapkan tekad "Semoga dengan pemberian ini cahaya tubuh saya ketika menjadi Buddha menerangi sepuluh ribu tata-surya". Sesudah kedua anaknya diberikan oleh Bodhisatta,pada saat itu di depan matanya kedua anak tersebut dimakan oleh Yakkha. Bodhisatta tidak merasa bersedih, karena setelah memberikan anak-anaknya ia menganggap mereka bukan miliknya lagi (sepenuhnya melepas).

Demikian juga dengan berbuat baik memberi buku atau melepas burung, bila perbuatan baik sudah dilakukan jangan disesali. Karena akan mengurangi nilai pemberian itu sendiri. Pemberian burung walupun membuat merdeka burung tersebut hanya sebentar, juga merupakan perbuatan yang baik, karmanya tergantung burung tersebut kan?

Memang lebih baik lagi bila melepas burung di tempat yang lebih ideal, tetapi kalau tempat seperti itu tak dapat ditemukan, jangan disesali perbuatan baik yang sudah dilakukan.

Ini yang dikatakan "memberi tanpa memegang buntut" atau dengan kata lain memberi tanpa syarat...

Sukhi hotu.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: marcedes on 25 April 2009, 05:38:53 PM
patut di renungkan.

salam metta.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: tula on 26 April 2009, 11:08:29 AM
Quote from: fabian c on 25 April 2009, 10:40:43 AM
Quote from: tula on 17 April 2009, 02:00:08 PM
nah karena bahas dana .. sekalian aja ya ... ini benernya masalah tula sendiri ....

kasusnya adalah waktu tula mau dana (fisik) buku Komentar Anattalakkhana Sutta dan Malukyaputta Sutta terbitan DC press (di thread theravada), tp tula ga mau kasihkan buku ini ke cetiya tersebut kalo ga yakin akan dibaca oleh orang di cetiya tersebut.

mengingat hal2 seperti kalo kita fang sen, kalo mau melakukan fangsen sebaiknya jg melihat kondisi2 nya, jgn melepaskan burung di daerah yg nantinya akan di tangkapin oleh orang2 sekitar utk di jual di tempat fangsen lagi, dll

got my point or not ?

karena tula merasa, kalo buku ini ga dibaca, maka akan sia2 dan sayang sekali karena kesempatan orang lain utk mendapatkan nya dan membacanya ("menyadari isinya") akan terlewatkan, akhirnya jadi ganjel meja, mengingat buku ini dari segi fisik (tidak memberikan sesuatu yg "menarik")

yg mana yg bagusnya kita pilih ? berikan saja ?

Saudara Tula yang baik,

Suatu perbuatan yang baik yang dilakukan dengan penuh keyakinan akan membawa manfaat yang besar, memang lebih baik bila kita berdana, dana kita dipergunakan dengan baik, tetapi kadang-kadang dana kita nampak sia-sia. Bukan hanya dana kepada cetiya, dana kepada Bhikkhu, kepada Vihara, kepada orang yang tak kita kenal sekalipun, kadang penggunaan efektif, kadang tidak.

Pada waktu kita melakukan perbuatan baik kita harus siap menerima apapun keadaan yang timbul, walau pemberian kita dibuang oleh si penerima, kita tak boleh berkecil hati atau marah, pemberian yang kita lakukan akan berbuah, bila kita marah atau menyesal atas pemberian tersebut maka kamma vipaka dari permberian itu akan semakin kecil, jadi kita harus menerima keadaan.

Pada waktu berbuat baik harus diingat tiga hal yaitu sebelum, pada waktu sedang melakukan dan sesudah. Sebelum melakukan perbuatan baik, lakukanlah persiapan dengan antusias, pada waktu sedang melakukan perbuatan baik bergembiralah atas perbuatan baik yang sedang dilakukan dan sesudah selesai melakukan perbuatan baik kita harus merasa puas. inilah perbuatan baik yang dilakukan dengan batin yang tulus.

diceritakan di dalam Buddhavamsa, dimasa lampau ketika Sang buddha Manggala masih menjadi Bodhisattva terakhir sebelum menjadi Buddha (seperti pangeran Vessantara, pada kelahiran terakhir sebagai pangeran Vessantara seorang Bodhisattva harus siap memberikan apapun miliknya yang diminta oleh mahluk lain tanpa kecuali termasuk anak, isteri dan dirinya sendiri) Beliau memberikan kedua anaknya kepada Yakkha, karena diminta oleh Yakkha tersebut. .

Sesudah memberikan kedua anaknya, Boddhisatta Buddha Mangala mengucapkan tekad "Semoga dengan pemberian ini cahaya tubuh saya ketika menjadi Buddha menerangi sepuluh ribu tata-surya". Sesudah kedua anaknya diberikan oleh Bodhisatta,pada saat itu di depan matanya kedua anak tersebut dimakan oleh Yakkha. Bodhisatta tidak merasa bersedih, karena setelah memberikan anak-anaknya ia menganggap mereka bukan miliknya lagi (sepenuhnya melepas).

Demikian juga dengan berbuat baik memberi buku atau melepas burung, bila perbuatan baik sudah dilakukan jangan disesali. Karena akan mengurangi nilai pemberian itu sendiri. Pemberian burung walupun membuat merdeka burung tersebut hanya sebentar, juga merupakan perbuatan yang baik, karmanya tergantung burung tersebut kan?

Memang lebih baik lagi bila melepas burung di tempat yang lebih ideal, tetapi kalau tempat seperti itu tak dapat ditemukan, jangan disesali perbuatan baik yang sudah dilakukan.

Ini yang dikatakan "memberi tanpa memegang buntut" atau dengan kata lain memberi tanpa syarat...

Sukhi hotu.

sip :) harusnya begitu ya ...., perlu berlatih lebih lagi .....

tp mengenai ke 2 anak itu, bukannya anak itu adalah bukan diri sendiri yg bisa di beri2kan sesuka hati ? anak tersebut kan jg punya hak utk menentukan hidupnya sendiri ? koq seolah2 jadi ortu itu jadi TUAN bagi anak2 nya ?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 26 April 2009, 11:45:40 AM
Quote from: fabian c on 25 April 2009, 10:40:43 AM
Pada waktu berbuat baik harus diingat tiga hal yaitu sebelum, pada waktu sedang melakukan dan sesudah. Sebelum melakukan perbuatan baik, lakukanlah persiapan dengan antusias, pada waktu sedang melakukan perbuatan baik bergembiralah atas perbuatan baik yang sedang dilakukan dan sesudah selesai melakukan perbuatan baik kita harus merasa puas. inilah perbuatan baik yang dilakukan dengan batin yang tulus.

diceritakan di dalam Buddhavamsa, dimasa lampau ketika Sang buddha Manggala masih menjadi Bodhisattva terakhir sebelum menjadi Buddha (seperti pangeran Vessantara, pada kelahiran terakhir sebagai pangeran Vessantara seorang Bodhisattva harus siap memberikan apapun miliknya yang diminta oleh mahluk lain tanpa kecuali termasuk anak, isteri dan dirinya sendiri) Beliau memberikan kedua anaknya kepada Yakkha, karena diminta oleh Yakkha tersebut. .

Sesudah memberikan kedua anaknya, Boddhisatta Buddha Mangala mengucapkan tekad "Semoga dengan pemberian ini cahaya tubuh saya ketika menjadi Buddha menerangi sepuluh ribu tata-surya". Sesudah kedua anaknya diberikan oleh Bodhisatta,pada saat itu di depan matanya kedua anak tersebut dimakan oleh Yakkha. Bodhisatta tidak merasa bersedih, karena setelah memberikan anak-anaknya ia menganggap mereka bukan miliknya lagi (sepenuhnya melepas).


Demikian juga dengan berbuat baik memberi buku atau melepas burung, bila perbuatan baik sudah dilakukan jangan disesali. Karena akan mengurangi nilai pemberian itu sendiri. Pemberian burung walupun membuat merdeka burung tersebut hanya sebentar, juga merupakan perbuatan yang baik, karmanya tergantung burung tersebut kan?

Memang lebih baik lagi bila melepas burung di tempat yang lebih ideal, tetapi kalau tempat seperti itu tak dapat ditemukan, jangan disesali perbuatan baik yang sudah dilakukan.

Ini yang dikatakan "memberi tanpa memegang buntut" atau dengan kata lain memberi tanpa syarat...

Sukhi hotu.


Kebenaran itu melihat kenyataan, juga berasal dari masing-masing kebijaksanaan seseorang,
tetapi buseet deh... ini (yang saya birui) berbuat baik atau bukan?
buat ilustrasi saja, bgmn klo anak perawanmu diminta oleh orang jahat/cabul?

Klo jaman dulu mungkin bangga anak perawannya dicomot buat praktek sadhana sex guru besar (bisa bangga (kan.. orang suci atau guru besar) atau bisa juga pasrah/nyerah/takut atau memperoleh imbalan kemapanan). Tapi klo sekarang mungkin ceritanya lain lagi meskipun ada juga kasus-kasus seperti itu tetapi masyarakatnya paling gak sudah tahu batasan-batasan yang layak dan kesetaraan kehidupan manusia/diri.

Banyak contohnya misalnya pelecehan oleh rohaniawan terkemuka yang dituntut balik meskipun berusaha dibela/ditutup-tutupi oleh pengikutnya atau kelompoknya. Klo dulu mungkin lain lagi ceritanya. Atau klo sekarang boro-boro semau gue (yang lemah seperti property pria yang bisa dilakukan semau gue, kayak kasus manohara, udah dibeli sich yeh kali dari ibunya, siapa yang benar gak tahu dah?), cerai saja harus bagi-bagi harta gono gini.

Jangan-jangan tuh cerita diatas cerita sapa (orisinilnya)? atau kiasan berupa cerita (tapi klo kiasan bahaya kali menyatakan kebenarannya), atau dan juga dipakai tampilkan hanya sebatas teori yang mengutip saja (untuk mendukung pernyataan seolah-olah suatu kebijaksanaan yang bijaksana).

Kadang-kadang manusia/kita berbuat baik itu hanya sebatas untuk pemuasan diri saja (kembali kepada keinginan apa (keuntungan) yang muncul pada diri sendiri pada akhirnya), atau saya istilahkan tahap upacara saja.
Sebagai contoh, coba tes yang ringan-ringan saja tentang pengorbanan diri dan pembelajaran perenungan melepaskan cengkraman kemelekatan sikap/sifat egois diri, silahkan teman teman lakukan rutin berdana 10% dari penghasilan saudara setiap bulan untk berderma,apa pengalaman yang muncul dari pengorbanan 10% yang sedikit tersebut dan 90% yang masih kita miliki?

Memang lebih mudah yah berbuat kebenaran/kebaikan dengan membeli burung untuk dilepas? sama gak... dengan pejuang lingkungan hidup? atau itu sebenarnya perbuatan yang menunjukan keegoisan yang setengah-setengah (bukan pengorbanan yang sungguh-sungguh kemurnian ketulusan dari dalam hati)?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Indra on 26 April 2009, 12:03:44 PM
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 11:45:40 AM
Quote from: fabian c on 25 April 2009, 10:40:43 AM
Pada waktu berbuat baik harus diingat tiga hal yaitu sebelum, pada waktu sedang melakukan dan sesudah. Sebelum melakukan perbuatan baik, lakukanlah persiapan dengan antusias, pada waktu sedang melakukan perbuatan baik bergembiralah atas perbuatan baik yang sedang dilakukan dan sesudah selesai melakukan perbuatan baik kita harus merasa puas. inilah perbuatan baik yang dilakukan dengan batin yang tulus.

diceritakan di dalam Buddhavamsa, dimasa lampau ketika Sang buddha Manggala masih menjadi Bodhisattva terakhir sebelum menjadi Buddha (seperti pangeran Vessantara, pada kelahiran terakhir sebagai pangeran Vessantara seorang Bodhisattva harus siap memberikan apapun miliknya yang diminta oleh mahluk lain tanpa kecuali termasuk anak, isteri dan dirinya sendiri) Beliau memberikan kedua anaknya kepada Yakkha, karena diminta oleh Yakkha tersebut. .

Sesudah memberikan kedua anaknya, Boddhisatta Buddha Mangala mengucapkan tekad "Semoga dengan pemberian ini cahaya tubuh saya ketika menjadi Buddha menerangi sepuluh ribu tata-surya". Sesudah kedua anaknya diberikan oleh Bodhisatta,pada saat itu di depan matanya kedua anak tersebut dimakan oleh Yakkha. Bodhisatta tidak merasa bersedih, karena setelah memberikan anak-anaknya ia menganggap mereka bukan miliknya lagi (sepenuhnya melepas).


Demikian juga dengan berbuat baik memberi buku atau melepas burung, bila perbuatan baik sudah dilakukan jangan disesali. Karena akan mengurangi nilai pemberian itu sendiri. Pemberian burung walupun membuat merdeka burung tersebut hanya sebentar, juga merupakan perbuatan yang baik, karmanya tergantung burung tersebut kan?

Memang lebih baik lagi bila melepas burung di tempat yang lebih ideal, tetapi kalau tempat seperti itu tak dapat ditemukan, jangan disesali perbuatan baik yang sudah dilakukan.

Ini yang dikatakan "memberi tanpa memegang buntut" atau dengan kata lain memberi tanpa syarat...

Sukhi hotu.


Kebenaran itu melihat kenyataan, juga berasal dari masing-masing kebijaksanaan seseorang,
tetapi buseet deh... ini (yang saya birui) berbuat baik atau bukan?
buat ilustrasi saja, bgmn klo anak perawanmu diminta oleh orang jahat/cabul?

Sdr. Coedabgf,
Sdr. Fabian memberikan ilustrasi dengan mengutip dari Tipitaka, kalau ada member di sini yang mengatakan bahwa Bodhisatta dalam kehidupan lampaunya pernah terjun ke dalam api agar bisa dimakan pemburu, apakah anda juga akan menantang dengan "Bagaimana jika anda terjun ke dalam api?". saya kira ini bukanlah argumentasi yg baik dalam berdiskusi.

Bodhisatta Gotama dalam kehidupannya sbg Vessantara juga melakukan hal serupa, memberikan kedua anaknya kepada seorang brahmana. dan karena ini adalah kutipan dari saya, saya menunggu tantangan serupa dari ana.

mungkin anda perlu lebih banyak mempelajari mengenai kehidupan Bodhisatta. Bodhisatta tiadk bisa dibandingkan dengan orang-orang biasa seperti kita, terlebih seperti anda.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 26 April 2009, 12:33:40 PM
Quote from: Indra on 26 April 2009, 12:03:44 PM
Sdr. Coedabgf,
Sdr. Fabian memberikan ilustrasi dengan mengutip dari Tipitaka, kalau ada member di sini yang mengatakan bahwa Bodhisatta dalam kehidupan lampaunya pernah terjun ke dalam api agar bisa dimakan pemburu, apakah anda juga akan menantang dengan "Bagaimana jika anda terjun ke dalam api?". saya kira ini bukanlah argumentasi yg baik dalam berdiskusi.

Bodhisatta Gotama dalam kehidupannya sbg Vessantara juga melakukan hal serupa, memberikan kedua anaknya kepada seorang brahmana. dan karena ini adalah kutipan dari saya, saya menunggu tantangan serupa dari ana.

mungkin anda perlu lebih banyak mempelajari mengenai kehidupan Bodhisatta. Bodhisatta tiadk bisa dibandingkan dengan orang-orang biasa seperti kita, terlebih seperti anda.

oh... saya hanya menjelaskan supaya dapat melihat kenyataan saja, sehingga moga-moga tidak timbul salah pengertian atau doktrin.
klo mengorbankan diri sendiri  itu jelas ukuran pengorbanan (terserah yang mo berkorban),
tetapi klo mengorbankan diri dengan mengorbankan orang lain, ukuran kebenarannya apa klo begitu? atau dibilang sudah karmanya bagi yang menjadi korban. dan yang mengorbankan orang lain sedang menjalankan karma baiknya? aneh-sungguh aneh, apakah bukan malah melakukan/menimbulkan karma lainnya. (seperti banyak contoh cerita guru Buddha yang menjelaskan kejadian hasil karma seseorang dari perbuatan jahat/yang merugikan orang lain pada masa lalunya).
Jadi yah terserah apakah (menurut keorisinilan asal sumber ceritanya) itu dianggap suatu kenyataan kebenaran bagi pemercayanya atau merupakan transkrip karya sastra lain, saya hanya berusaha menjelaskan kenyataannya (apalagi ukuran masa sekarang) sehingga tidak menimbulkan suatu pandangan yang ceroboh. misalnya seperti contoh begitu juga seperti sutra-sutra hasil karya sekarang tulisan mengenai LSY.

Mungkin bisa saja saya menumpuk karma buruk jika itu kebenaran, tetapi saya mempunyai keyakinan bahwa apa yang saya berusaha jelaskan adalah membawa pengertian/pemahaman (menimbulkan kebijaksanaan) yang baik bagi yang lain, sama seperti kasus-kasus keyakinan lain tentang beristri banyak, menikahi bocah, istri sebagai property (tak memiliki hak kehidupan pribadi pada budaya negara tertentu) dll.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Indra on 26 April 2009, 12:58:38 PM
sedikit petunjuk buat Sdr. Coedabgf, seorang Bodhisatta dalam Theravada bukanlah makhluk suci yang semua perbuatannya harus ditiru. Namun Episode di atas memang benar terdapat dalam Tipitaka, terlepas dari anda suka atau tidak.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 26 April 2009, 01:03:04 PM
ya... klo saya mengganggu atau menyinggung saya minta maaf, saya hanya dapat menjelaskan dan membuat perbandingan seperti pada kutipan diatas saja, dan sebagian kutipan :
Jadi yah terserah apakah (menurut keorisinilan asal sumber ceritanya) itu dianggap suatu kenyataan kebenaran bagi pemercayanya atau merupakan transkrip karya sastra lain, saya hanya berusaha menjelaskan kenyataannya (apalagi ukuran masa sekarang) sehingga tidak menimbulkan suatu pandangan yang ceroboh. misalnya seperti contoh begitu juga seperti sutra-sutra hasil karya sekarang tulisan mengenai LSY.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Indra on 26 April 2009, 01:06:55 PM
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 01:03:04 PM
ya... klo saya mengganggu atau menyinggung saya minta maaf, saya hanya dapat menjelaskan dan membuat perbandingan seperti pada kutipan diatas saja, dan sebagian kutipan :
Jadi yah terserah apakah (menurut keorisinilan asal sumber ceritanya) itu dianggap suatu kenyataan kebenaran bagi pemercayanya atau merupakan transkrip karya sastra lain, saya hanya berusaha menjelaskan kenyataannya (apalagi ukuran masa sekarang) sehingga tidak menimbulkan suatu pandangan yang ceroboh. misalnya seperti contoh begitu juga seperti sutra-sutra hasil karya sekarang tulisan mengenai LSY.

Seseorang meminta maaf biasanya karena sudah mengaku bersalah, tapi jika seseorang meminta maaf dengan memberikan argumentasi tambahan untuk membenarkan, jelas ini bukanlah tindakan dari seorang yang telah mengaku bersalah dan oleh karena itu permintaan maafnya tidak tulus. setujukah anda?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 26 April 2009, 01:17:56 PM
Benar, klo anda merasa tercubit atau saya mencuri milik anda.
loh kan ada satu bagian mungkin saya mengganggu (membuat ketersinggungan anda misalnya) makanya saya minta maaf, tetapi ada bagian lain inikan diskusi.... Tetapi sebenarnya kenyataannya apanya yang secara pribadi nyata-nyata menyinggung anda? apakah saya sungguh-sunguh nyata-nyata melakukan kesalahan/bersalah? karena kebenarankah? atau saya harus tutup mulut (maksudnya tidak menulis/mengungkapkan ulasan yang umum/wajar) untuk tidak berdiskusi, ditetapkan (diskusi) saya sebagai pihak/orang yang salah?
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: ENCARTA on 26 April 2009, 01:20:56 PM
anak dan isteri berserta ibunya juga diberikan, emang anak isteri dan ibunya bodoh apa wakkaaaa
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 26 April 2009, 01:30:38 PM
sperti kasus di gunung kemukus misalnya, berzinah agar permohonan doa terkabul.
atau bersenggama agar mengalami kesembuhan. atau bersenggama agar mencapai kesucian kepada pemimpin atau sesama atau persyaratan penyembahan tuan dewa-dewi yang disembah dsbnya misalnya.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Indra on 26 April 2009, 01:36:38 PM
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 11:45:40 AM

buat ilustrasi saja, bgmn klo anak perawanmu diminta oleh orang jahat/cabul?

Sdr. Coedabgf, komentar2 anda cukup berbobot dalam suatu diskusi, namun tiba-tiba muncul komentar kekanak2an di atas, ini yang menggangu saya. ini tentu saja sah jika tokoh dalam kisah yg dikutip Sdr. fabian adalah Sdr. Fabian sendiri. karena kisah itu adalah kutipan dari sumber lain, yaitu Tipitaka, maka tantangan anda ini menjadi tidak valid.

tidak perlu menjawab postingan ini, silahkan lanjut...
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 26 April 2009, 01:40:06 PM
maaf bro indra saya sedikit menjelaskan cara saya,  ilustrasi itu saya gambarkan dengan sebagai sesuatu yang jelas terlihat/ekstrim atau sangat berbeda, supaya jelas terlihat maksudnya. (mungkin sih bisa saja menimbulkan ketersinggungan) tetapi klo tersinggung kemungkinan karena bisa melihat dengan jelas/jernih tinggal ego masing-masing dah yang main.
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Indra on 26 April 2009, 01:45:14 PM
i'm watching you, coedabgf
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: fabian c on 26 April 2009, 10:59:50 PM
Saudara Tula yang baik,

Quotesip.. harusnya begitu ya ...., perlu berlatih lebih lagi .....

tp mengenai ke 2 anak itu, bukannya anak itu adalah bukan diri sendiri yg bisa di beri2kan sesuka hati ? anak tersebut kan jg punya hak utk menentukan hidupnya sendiri ? koq seolah2 jadi ortu itu jadi TUAN bagi anak2 nya ?

Saya tahu ini kutipan yang agak ekstrim dan akan mengundang banyak pertanyaan, tetapi memang itulah yang terlintas di pikiran saya pada saat itu.

Banyak hal di dunia ini yang tak sesuai dengan cara berpikir kita, misalnya beberapa pria mengawini wanita yang sama (poliandry) yang dainggap wajar jika dilakukan di Tibet dan Eskimo.

Demikian juga dengan apa yang dilakukan Bodhisatta. Manusia jaman dahulu menganggap bahwa isteri dan anak adalah milik mereka. Bedakan dengan nilai sekarang, seperti di Amerika umpamanya. Di salah satu aliran Protestan di sana mereka sudah tidak mengindahkan hirarki hubungan antara anak dan ayah, sehingga mereka memanggil ayah mereka dengan namanya. Umpamanya Ali anak Badu maka Ali memanggil Badu dengan namanya: Badu.. Badu... (bukan ayah.. ayah...), ini disebabkan mereka beranggapan semua manusia dilahirkan sama dan sederajat, jadi mereka menganggap Ali dan Badu sederajat.

Kita bisa mengerti bahwa kita di Indonesia tidak menganggap isteri atau anak sebagai milik kita ( karena bukan berdasarkan asas kepemilikan), tetapi kita marah bila isteri atau anak kita diganggu kan? bagaimana jka isteri atau anak orang lain yang diganggu? Mungkin kita tidak marah (karena menganggap bukan milik kita) Jadi secara tidak langsung kita juga menganggap anak dan isteri kita sebagai milik kita.

sukhi hotu,
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: bond on 27 April 2009, 01:30:53 PM
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 01:40:06 PM
maaf bro indra saya sedikit menjelaskan cara saya,  ilustrasi itu saya gambarkan dengan sebagai sesuatu yang jelas terlihat/ekstrim atau sangat berbeda, supaya jelas terlihat maksudnya. (mungkin sih bisa saja menimbulkan ketersinggungan) tetapi klo tersinggung kemungkinan karena bisa melihat dengan jelas/jernih tinggal ego masing-masing dah yang main.

Dari sudut manakah anda memandang kebenaran? telah kah anda menembusi kebenaran itu? Apakah Anda telah terbebas dari ego. Apakah anda dari umat awam memandang yg belum terbebas atau yg telah terbebas? ^-^
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 27 April 2009, 01:41:25 PM
bro Bond,
ya... saya bilang pandangan pengalaman diri sendiri saja dah, yang gampang, normal-normal, wajar-wajar, gak jelimet berbelat belit sukar bagi orang awam untuk sampai ke pengertian disana (kecuali yang bukan normal/atau mungkin disebut yang sudah bijaksana ;D) saja.\


semoga teman-teman bisa memaklumi kesederhanaan pemahaman saya
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: Hendra Susanto on 28 April 2009, 06:39:08 AM
antara sederhana dengan kemalasan mencari kebenaran beda tipis dan ini terjadi pada anda yang hanya dengan kata 'percaya' sudah cukup.

inilah yang namanya sederhana?? :))
Title: Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
Post by: coedabgf on 28 April 2009, 06:47:03 AM
^
topiknya ini bro..., kenapa melenceng lagi? why?
apa perlu dibuat kronologisnya lagi?

Quote from: bond on 27 April 2009, 01:30:53 PM
Quote from: coedabgf on 26 April 2009, 01:40:06 PM
maaf bro indra saya sedikit menjelaskan cara saya,  ilustrasi itu saya gambarkan dengan sebagai sesuatu yang jelas terlihat/ekstrim atau sangat berbeda, supaya jelas terlihat maksudnya. (mungkin sih bisa saja menimbulkan ketersinggungan) tetapi klo tersinggung kemungkinan karena bisa melihat dengan jelas/jernih tinggal ego masing-masing dah yang main.

Dari sudut manakah anda memandang kebenaran? telah kah anda menembusi kebenaran itu? Apakah Anda telah terbebas dari ego. Apakah anda dari umat awam memandang yg belum terbebas atau yg telah terbebas? ^-^