Institusi Keagamaan
Alkisah di dua buah desa dilanda musim panas yang panjang. Penduduk
desa menderita kekurangan air dan hampir mati kehausan. Di desa
pertama, seorang tua yang bijaksana menemukan sebuah mati air. Ia lalu
membimbing warga datang ke sana guna minum sepuas-puasnya. Karena
merasa bersyukur atas ditemukannya mati air itu, warga desa lalu
membuat sebuah tempat untuk berteduh bagi mereka yang ingin minum.
Lambat laun tempat berteduh diperindah menjadi sebuah rumah permanen
dan akhirnya sebuah istana. Ada orang lain lagi yang membuatkan sebuah
prasasti demi mengenang penemuan. Warga desa lain lagi mengarang
sebuah hikayat yang didendangkan setiap tanggal peringatan
ditemukannya mata air itu. Pujia-pujian dan nyanyian lagu-lagu merdu
didendangkan. Akhirnya orang yang ingin masuk ke istana untuk minum
air masing-masing dikutip uang tiket masuk yang disamarkan dengan nama
sumbangan, derma, amal, atau apapun namanya. Lama kelamaan, orang
tidak lagi datang ke tempat itu untuk sekedar minum air, melainkan
mengagumi keindahan istana atau mendengarkan kidung-kidung pujian.
Di desa yang kedua, seorang tua yang bijaksana juga menemukan sebuah
mata air. Tetapi ia tidak menyetujui warga desanya mendirikan istana,
peringatan, atau apapun namanya. Ia hanya mengatakan, "Kalau ingin
memuaskan dahaga, maka puaskanlah dahaga itu."
Nah mata air mana yang lebih berguna?
Hadiah hari Valentine
oleh
Ivan Taniputera
Semoga cinta kasih bersemi di muka bumi ini