Ada seorang yang jatuh sakit dan pergi ke dokter. Dokter itu memeriksanya dan kemudian menulis resep untuknya. Karena sangat mempercayai dokter itu, maka sesampainya di rumah dia pergi ke ruang sembahyangnya. Dia memasang foto si dokter, atau patung si dokter itu. Kemudian dia duduk dan menghormat pada gambar atau patung itu. Dia membungkuk tiga kali, dan dia memberikan persembahan bunga-bungaan dan dupa. Lalu dia mengeluarkan resep yang ditulis dokter itu. Dengan khidmat dia melafalkan: "Dua pil di pagi hari! Dua pil di siang hari! Dua pil di malam hari!" Sepanjang hari, seumur hidup dia terus mengucapkan hafalan resepnya karena dia memiliki kepecayaan yang sangat besar pada si dokter. Tetapi tetap saja resep itu tidak membantunya.
Orang itu lalu memutuskan untuk tahu lebih banyak lagi tentang resepnya, maka dia berlari ke dokter itu dan bertanya: "Mengapa anda menulis obat ini? Bagaimana obat ini bisa membantu saya?" Karena dokter itu pandai, dia menjelaskan: "Begini. Penyakitmu adalah demikian, dan akar penyebab penyakitmu adalah ini. Jika kamu minum obat yang telah saya tuliskan di dalam resep itu, penyebab penyakitmu akan hilang. Bila penyebab dilenyapkan, otomatis penyakitnya akan lenyap." Orang itu berpikir, "Ah, bagus sekali! Dokterku sungguh pintar! Resepnya sangat manjur." Dia pulang dan mulai bertengkar dengan tetangga dan kenalan-kenalannya. Dia bersikeras, "Dokterku adalah dokter terbaik! Semua dokter lain tidak ada gunanya! Tetapi apa yang diperolehnya dari perdebatan-perdebatan seperti itu? Sepanjang hidupnya mungkin dia terus menerus bertengkar, namun tetap saja hal itu tidak membantunya sama sekali. Baru bila dia minum obat itu, maka dia akan terbebas dari penderitaannya, dari penyakitnya. Baru saat itulah obatnya akan membantunya.
Setiap orang yang tercerahkan adalah bagaikan seorang dokter. Karena kasih sayang, dia memberikan resep, memberitahukan cara membebaskan diri dari penderitaan. Jika kita mengembangkan kepercayaan atau keyakinan yang buta pada orang yang tercerahkan itu, kita mengganti resep itu menjadi kitab suci dan mulai bertengkar deengan sekte-sekte lain. Kita menyatakan bahwa ajaran pendiri agama kita adalah yang lebih baik. Tetapi tak ada yang minum obat yang dituliskan di resep agar penyakitnya lenyap.
Memiliki keyakinan pada dokter memang berguna bila hal itu mendorong si pasien untuk mengikuti nasehatnya. Memahami bagaimana obat itu bekerja memang bermanfaat jika hal itu mendorong si pasien untuk minum obatnya. Tetapi tanpa benar-benar minum obatnya, dia tidak dapat sembuh dari penyakitnya. Dia sendirilah yang harus minum obat itu.
========
Semoga bisa menjadi Referensi
kenyataannya sekarang
saya dapat resepnya dari orang yg juga sakit, yg katanya resep dia punya itu dari dokter.
dan pula gak ada jaminan obatnya. dokter ini juga gak masuk ikatan dokter
dokter ini juga gak menjamin kalau kita mengikuti resep bakal tambah parah, dan kita juga gak bisa nuntut tuh dokter, soalnya dokternya dah mati.
sepengetahuan saya, gak ada satupun yg sembuh dari resep ney dokter.
kalau begitu apakah anda akan mengikuti resep dari orang sakit yg punya resep katanya dari dokter ?
resepnya banyak atau sedikit? gampang gak petunjuknya? / bikin ribet gak
semogah cuma perlu 1 butir saja minumnya sekarang untuk selamanya..... amin ;D
resepnya banyak dan gak masuk akal,
udah gitu banyak versi lagi...
kata si penyakitan yg ini bacanya begini
kata si penyakitan yg itu bacanya begitu
kata si penyakitan yg ono bacanya begono
dll....
bukannya sembuh malah tambah pusing...
Quote from: hatRed on 30 January 2009, 02:21:33 PM
resepnya banyak dan gak masuk akal,
udah gitu banyak versi lagi...
kata si penyakitan yg ini bacanya begini
kata si penyakitan yg itu bacanya begitu
kata si penyakitan yg ono bacanya begono
dll....
bukannya sembuh malah tambah pusing...
Kalo gituu .... dokternya juga masih sakit ;D
Nice post ..... FuXi _/\_
Quote from: FuXi on 30 January 2009, 08:19:41 AM
Ada seorang yang jatuh sakit dan pergi ke dokter. Dokter itu memeriksanya dan kemudian menulis resep untuknya. Karena sangat mempercayai dokter itu, maka sesampainya di rumah dia pergi ke ruang sembahyangnya. Dia memasang foto si dokter, atau patung si dokter itu. Kemudian dia duduk dan menghormat pada gambar atau patung itu. Dia membungkuk tiga kali, dan dia memberikan persembahan bunga-bungaan dan dupa. Lalu dia mengeluarkan resep yang ditulis dokter itu. Dengan khidmat dia melafalkan: "Dua pil di pagi hari! Dua pil di siang hari! Dua pil di malam hari!" Sepanjang hari, seumur hidup dia terus mengucapkan hafalan resepnya karena dia memiliki kepecayaan yang sangat besar pada si dokter. Tetapi tetap saja resep itu tidak membantunya.
Orang itu lalu memutuskan untuk tahu lebih banyak lagi tentang resepnya, maka dia berlari ke dokter itu dan bertanya: "Mengapa anda menulis obat ini? Bagaimana obat ini bisa membantu saya?" Karena dokter itu pandai, dia menjelaskan: "Begini. Penyakitmu adalah demikian, dan akar penyebab penyakitmu adalah ini. Jika kamu minum obat yang telah saya tuliskan di dalam resep itu, penyebab penyakitmu akan hilang. Bila penyebab dilenyapkan, otomatis penyakitnya akan lenyap." Orang itu berpikir, "Ah, bagus sekali! Dokterku sungguh pintar! Resepnya sangat manjur." Dia pulang dan mulai bertengkar dengan tetangga dan kenalan-kenalannya. Dia bersikeras, "Dokterku adalah dokter terbaik! Semua dokter lain tidak ada gunanya! Tetapi apa yang diperolehnya dari perdebatan-perdebatan seperti itu? Sepanjang hidupnya mungkin dia terus menerus bertengkar, namun tetap saja hal itu tidak membantunya sama sekali. Baru bila dia minum obat itu, maka dia akan terbebas dari penderitaannya, dari penyakitnya. Baru saat itulah obatnya akan membantunya.
Setiap orang yang tercerahkan adalah bagaikan seorang dokter. Karena kasih sayang, dia memberikan resep, memberitahukan cara membebaskan diri dari penderitaan. Jika kita mengembangkan kepercayaan atau keyakinan yang buta pada orang yang tercerahkan itu, kita mengganti resep itu menjadi kitab suci dan mulai bertengkar deengan sekte-sekte lain. Kita menyatakan bahwa ajaran pendiri agama kita adalah yang lebih baik. Tetapi tak ada yang minum obat yang dituliskan di resep agar penyakitnya lenyap.
Memiliki keyakinan pada dokter memang berguna bila hal itu mendorong si pasien untuk mengikuti nasehatnya. Memahami bagaimana obat itu bekerja memang bermanfaat jika hal itu mendorong si pasien untuk minum obatnya. Tetapi tanpa benar-benar minum obatnya, dia tidak dapat sembuh dari penyakitnya. Dia sendirilah yang harus minum obat itu.
========
Semoga bisa menjadi Referensi
Guru : Berlatih Chan (Jalan) adalah mengganti pakaian, mandi, tidur dan makan.
Umat : Tapi Itu kan pekerjaan duniawi. Pelajaran pikiran yang bagaimana yang bisa disebut dengan berlatih Chan ?
Guru : Menurutmu, apa yang aku lakukan setiap hari ?
sebab secara umum yang menjadi dokternya adalah para pesakitan
murid lebih pintar atau sibuk daripada guru
guru merenung, murid mencari-cari
kutipan :
sebab secara umum yang menjadi dokternya adalah para pesakitan
murid lebih pintar atau sibuk daripada guru
guru merenung, murid mencari-cari
kalo seperti itu, apakah benar membilang mempunyai keyakinan membela sampai mati?
apa atau siapakah yang dibela?
jangan-jangan (masing-masing untuk) kepentingan diri sendiri?!!
Quote from: coedabgf on 31 January 2009, 08:36:44 AM
kutipan :
sebab secara umum yang menjadi dokternya adalah para pesakitan
murid lebih pintar atau sibuk daripada guru
guru merenung, murid mencari-cari
kalo seperti itu, apakah benar membilang mempunyai keyakinan membela sampai mati?
apa atau siapakah yang dibela?
jangan-jangan (masing-masing untuk) kepentingan diri sendiri?!!
kalau sudah gak bisa ditolerir, kenapa gak pantas tuk dibela?
seperti banyak kisah dan kisah seperti yang diatas,
apakah ada yang peduli, berhenti sejenak menanggalkan hiruk pikuk kesibukan pencarian keakuan 'tuk merenungkan 'tulisan perhatian' dari seorang sahabat?
good hope and love
bosan adalah penyakit manusia.
saat bosan akan keramaian ia kembali ke kesunyian
saat bosan akan kesunyian ia kembali ke keramaian.
apa itu 'tulisan perhatian'?
keakuan kan gak usa dicari :))
minta resep "pance oye" dong
kutipan hat red :
bosan adalah penyakit
saat bosan akan keramaian ia kembali ke kesunyian
saat bosan akan kesunyian ia kembali ke keramaian.
apa itu 'tulisan perhatian'?
kalo menurut dear mama hatred, tulisan saya (lebih besar) mencari/meminta perhatian atau memberi perhatian masuk dalam keramaian?
kalo menurut dear mama hatred, tulisan hatred (lebih besar) memberi atau mencari/meminta perhatian masuk dalam keramaian?
kalo menurut mama hatred, tulisan yang memberi perhatian, yang menyatakan kekerasan hati atau yang melunakkan kekerasan hati?
kalo menurut mama hatred, tulisan yang meminta/mencari perhatian, yang menyatakan kekerasan hati atau yang melunakkan kekerasan hati?
kalo menurut bro hatred masih ada gak... mereka yang masih memberi perhatian jika memang dasarnya kita ditaruh/memiliki sifat keTuhanan (brahma vihara) ditengah kehidupan ketakutan/kekuatiran dari luka kehidupan keakuan (karena) yang (bersifat) anicca dukkha anatta dan dikuasai lobha moha dosa?
[at] N1ar
he3x... kan resepnya sudah ada dari dokter yang asli, tinggal ikuti seperti cerita awal topik ini? butuh rujukan?
dokter...
minta obat sakit kepala... hehehehe
Quote from: coedabgf on 31 January 2009, 10:49:26 AM
kutipan hat red :
bosan adalah penyakit
saat bosan akan keramaian ia kembali ke kesunyian
saat bosan akan kesunyian ia kembali ke keramaian.
apa itu 'tulisan perhatian'?
kalo menurut dear mama hatred, tulisan saya (lebih besar) mencari/meminta perhatian atau memberi perhatian masuk dalam keramaian?
kalo menurut dear mama hatred, tulisan hatred (lebih besar) memberi atau mencari/meminta perhatian masuk dalam keramaian?
susunan kalimat yg aneh ???
menurut mama hatRed ^-^ (mo jadi mama dulu ahh.. :)) )
mo "In" apa mo "Out" sama sama aja "keinginan".
kalo mo dibedakan, ya... terserah e.. mo (Lebih besar) "meminta" apa "memberi".
Quote
kalo menurut mama hatred, tulisan yang memberi perhatian, yang menyatakan kekerasan hati atau yang melunakkan kekerasan hati?
kalo menurut mama hatred, tulisan yang meminta/mencari perhatian, yang menyatakan kekerasan hati atau yang melunakkan kekerasan hati?
mama hatRed (lagi.. :)) ) bilang katanya tergantung yang punya hati.. ;D
Quote
kalo menurut bro hatred masih ada gak... mereka yang masih memberi perhatian jika memang dasarnya kita ditaruh/memiliki sifat keTuhanan (brahma vihara) ditengah kehidupan ketakutan/kekuatiran dari luka kehidupan keakuan (karena) yang (bersifat) anicca dukkha anatta dan dikuasai lobha moha dosa?
absolutetly... (<--- bener gak ya nulis nya )
hatred mode : ON
aneh... sungguh aneh...
oh mamal bukan mama toh...! :-[
kutipan hatred :
menurut mama hatRed (mo jadi mama dulu ahh.. )
mo "In" apa mo "Out" sama sama aja "keinginan".
kalo mo dibedakan, ya... terserah e.. mo (Lebih besar) "meminta" apa "memberi".
kalau menurut bro hatred realisasi pengejewantahan tindakan menurut sifat-sifat keTuhanan (brahma vihara) beda ga.. dengan menurut lobha (berasal dari kemelekatan pada diri sendiri, disebabkan citra yang salah pada diri sendiri akibat trauma anicca dukkha anatta dan terus berputar semakin menebal didalam lobha dosa dan moha)?
good hope and love
[at] mama hatRed
Yang benar "absolutely"...
Sorry, cuma : iKuT NGeRumPI Akh..!
;D
Quote from: coedabgf on 31 January 2009, 01:28:31 PM
oh mamal bukan mama toh...! :-[
kutipan hatred :
menurut mama hatRed (mo jadi mama dulu ahh.. )
mo "In" apa mo "Out" sama sama aja "keinginan".
kalo mo dibedakan, ya... terserah e.. mo (Lebih besar) "meminta" apa "memberi".
kalau menurut bro hatred realisasi pengejewantahan tindakan menurut sifat-sifat keTuhanan (brahma vihara) beda ga.. dengan menurut lobha (berasal dari kemelekatan pada diri sendiri, disebabkan citra yang salah pada diri sendiri akibat trauma anicca dukkha anatta dan terus berputar semakin menebal didalam lobha dosa dan moha)?
good hope and love
aneh, :-w susunan kalimatnya jgn aneh aneh nape..
menurut "a mammal with troubled soul" tindakan dari realisasi brahma vihara itu beda dong ama lobha. :D (kalo mo dibedain ;D)
yg ney maksudnya apa ya ???
Quote
(berasal dari kemelekatan pada diri sendiri, disebabkan citra yang salah pada diri sendiri akibat trauma anicca dukkha anatta dan terus berputar semakin menebal didalam lobha dosa dan moha)
btw : ada berapa lagi ya pertanyaannya ? kok i gak lulus2 neh ;D
Quote from: upasaka on 31 January 2009, 01:36:22 PM
[at] mama hatRed
Yang benar "absolutely"...
Sorry, cuma : iKuT NGeRumPI Akh..!
;D
haha... ya thanx om...
maklum i lemah di writing. ;D
bro hat red bisa beri komentar, berarti tulisan aye masih bisa dimengerti (syukur!).
coba kalau pertanyaannya ada kata-kata yang aye hilangkan, pasti bikin lebih bingung lagi.
hanya untuk penjelasan.
kalau lobha kan hanya tertuju pada diri sendiri pada dasarnya, dan pasti ada sebab dan akibatnya. tul gak?
peace yah bro....!
Quote from: coedabgf on 31 January 2009, 01:50:57 PM
kalau lobha kan hanya tertuju pada diri sendiri pada dasarnya, dan pasti ada sebab dan akibatnya. tul gak?
maksudnya ?
ya.. berhubungan dengan penjelasan tentang tindakan 'mo "In" apa mo "Out" sama sama aja "keinginan".'.