Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Reenzia on 27 January 2009, 10:50:09 PM

Title: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 27 January 2009, 10:50:09 PM
thread ini saia buat krn mendapatkan artikel menarik saat mencari refrensi tentang hal ini untuk tugas mandiri dari dosen yang dilihat dari pandangan umat Buddhist, semoga bermanfaat untuk semua.... _/\_

QuoteHomoseksual Dan Ajaran Theravada
Oleh AL. De. Silva



Oleh karena homoseksual tidaklah secara eksplisit dibicarakan dalam khotbah Buddha, kita hanya bisa mengasumsikan bahwa masalah ini juga bisa dievaluasi dengan cara yang sebagaimana adanya heteroseksual. Dan sesungguhnya atas dasar inilah, homoseksual tidak secara khusus dikupas. Dalam kehidupan umat awam antara pria dan wanita, dimana ada kesepakatan bersama, dimana tidak ada perbuatan penyelewengan, dan di mana hubungan seksual adalah ungkapan rasa cinta, hormat, kesetiaan, dan kehangatan, ini semua tidaklah melanggar sila ke-3.

Homoseksualitas sudah dikenal di zaman India kuno; masalah ini secara eksplisit. Disinggung dan dilarang di dalam Vinaya. Akan tetapi, tidak dituding secara khusus, melainkan disebutkan di antara banyak jenis perilaku penyimpangan seksual lain yang bertentangan dengan keharusan hidup seharusan hidup selibat seorang biarawan/wati. Hubungan seksual, apakah dengan pasangan sejenis atau lawan jenis, di mana organ seks memasuki vagina, mulut, atau anus, adalah tindakan yang bisa mengakibatkan dikeluarkannya seseorang dari Sangha. Tindakan seksual lainnya seperti saling masturbasi, walaupun bukan dianggap sebagai pelanggaran berat dan tidak mengakibatkan dikeluarnnya dari sangha, tetapi harus diakui di depan anggota sangha.

Tipe orang yang disebut dengan "pandaka" seringkali disinggung dalam Vinaya untuk menggambarkan seseorang yang berperilaku seksual tidak tepat. Vinaya juga menetapkan bahwa para pandaka tidak diperbolehkan untuk ditahbiskan, dan apabila secara tidak disengaja telah ditahbiskan, orang tersebut akan dikeluarkan dari sangha. Menurut penjelasan kitab, hal ini disebabkan para pandaka tersebut 'penuh dengan nafsu, haus akan birahi, dan didominasi oleh keinginan seksual". Kata "pandaka" diterjemahkan sebagai banci atau kaum homoseksual yang berperilaku seperti layaknya perempuan. Oleh karena Buddha mempunyai pemahaman yang mendalam akan sifat manusia, dan sungguh-sungguh bebas dari segala pasangka, dan karena tidak ada bukti bahwa kaum homoseksual mempunyai tingkat birahi yang lebih tinggi atau lebih sulit mempertahankan hidup sebagai biarawan/wati. Oleh karenanya, istilah "pandaka" kemungkinan besar tidak mengacu kepada homoseksual secara umum, melainkan segelintir kaum homoseksual yang feminis, yang secara terang-terangan berpenampilan seperti wanita di depan umum.

Kajian tentang homoseksualitas

Oleh karena homoseksual tidaklah secara eksolisit dibicarakan dalam khotbah Buddha, kita hanya bisa mengasumsikan bahwa masalah ini juga bisa dievaluasi dengan cara yang sama sebagaimana adanya heteroseksual. Dan sesungguhnya atas dasar inilah, homoseksual tidak secara khusus dikupas. Dalam kehidupan umat awam antara pria dan wanita, di mana ada kesepakatan bersama, dimana tidak ada perbuatan penyelewengan, di mana hubungann seksual adalah ungkapan rasa cinta hormat, kesetiaan dan kehangatan, ini semua tidaklah melanggar sila ke-3. Dan sama pula halnya apabila kedua orang tersebut berjenis kelamin sama. Tindakan seperti penyelewengan dan pengabaian perasaan pasangan kita akan menjadikan suatu perbuatan seksual tidak tepat, baik itu homoseksual ataupun heteroseksual. Semua prinsip yang kita gunakan untuk mengevaluasi hubungan heteroseksual akan kita gunakan pula untuk mengevaluasi hubungan homoseksual.

Di dalam agama Buddha, bisa kita katakan bahwa bukanlah objek dari nafsu seksual seseorang yang menentukan apakah suatu hubungan seksual seseorang yang baik atau tidak, melainkan sifat dari emosi dan maksud yang melandasinya.Walaupun demikian, Buddha kadangkala menganjurkan untuk menghindari perilaku tertentu, bukan karena hal ini salah dari sudut pandang etika melainkan akan menjadi seseorang aneh di dalam lingkungan sosial, atau karena akan mengakibatkan sanksi akibat pelanggaran hukum yang berlaku. Dalam hal-hal seperti ini, Buddha berkata bahwa menjauhkan diri dari perilaku seperti itu akan membebaskan seseorang dari kecemasan dan rasa malu yang disebabkan oleh ketidaksetujuan sosial atau ketakutan akan sanksi hukum. Homoseksualitas tentu saja akan masuk dalam kategori perbuatan ini. Dalam hal ini, seorang homoseksual haruslah memutuskan apakah ia akan mengikuti arus harapan masyarakat umum atau mencoba mengubah sikap publik.

Pandangan yang menolak homoseksualitas

Sekarang kita akan secara ringkas menelaah berbagai penolakan terhadap homoseksualitas dan memberikan pandangan penolakan dari sisi ajaran Buddha. Penolakan yang paling umum di dalam masyarakat adalah karena homoseksualitas tidaklah alami dan melanggar hukum alam. Tampaknya sedikit sekali landasan bagi pendapat seperti ini. Miriam Rothschild, seorang ahli biologi ternama, telah menunjukkan bahwa perilaku homoseksualitas juga telah ditemukan dalam hampir semua jenis spesies hewan. Kedua, walaupun bisa disanggah bahwa fungsi biologis dari seks adalah reproduksi, kebanyakan hubungan seksual dewasa ini bukanlah untuk tujuan reproduksi, melainkan sebagai hiburan dan pemuasan emosi, dan bahwa ini juga merupakan fungsi sah dari hubungan seksual. Dengan demikian, walaupun hubungan homoseksual tidaklah alami dalam arti tidak bisa menghasilkan fungsi reproduksi, hubungan ini adalah alami karena bisa memberikan pemuasan fisik dan emosi bagi pelakunya.

Kita seringkali mendengar, "Jika homoseksual bukanlah illegal, akan banyak orang, termasuk kaum muda, akan menjadi gay." Pernyataan seperti ini menggambarkan kesalahpahaman yang serius terhadap homoseksualitas, atau mungkin suatu potensi homoseksualitas dalam diri orang yang membuat pernyataan tersebut. Hal ini sama bodohnya dengan mengatakan bahwa apabila bunuh diri bukanlah perbuatan yang melanggar hukum, semua orang akan melakukannya. Apapun penyebab homoseksualitas (akan banyak sekali perdebatan tentang masalah ini), seseorang pastilah tidak akan "memilih" untuk menjadi orientasi seks sesama jenis, seperti layaknya memilih minum teh atau kopi. Orientasi ini adalah hasil bawaan lahir atau berkembang sejak dini dalam diri seseorang, sama halnya dengan heteroseksualitas. Mengubah hukum yang berlaku tidaklah bisa mengubah orientasi seksual seseorang.

Beberapa orang berpendapat bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres dalam diri seorang homoseksual karena begitu banyaknya kaum homoseksual yang jiwa atau emosinya yang terganggu. Sekilas, tampak ada benarnya pernyataan ini. Di barat, setidak-tidaknya banyak kaum homoseksual yang menderita masalah kejiwaan, kecanduan alkohol, dan menujukkan perilaku seksual yang sangat menggoda. Dalam pengelompokan data, kaum homoseksual menduduki peringkat tertinggi dalam kasus bunuh diri. Kemungkinan sekali bahwa kaum homoseksual lebih menderita akibat perlakuan sosial masyarakat terhadap mereka atas dasar orientasi seksual mereka, dan apabila mereka akan menunjukkan gejala yang sama pula. Sesungguhnya, inilah yang menjadi argumen terkuat untuk menerima dan memahami homoseksualitas.

Walaupun di negara-negara yang banyak penganut agama Buddha, homoseksual tidak ditentang secara nyata-nyata dalam hukum yang berlaku, bukanlah berarti homoseksualitas bisa diterima di negara-negara tersebut. Hal ini lebih disebabkan karena pengaruh agama Buddha yang berlandaskan manusiawi dan penuh toleransi. Walaupun demikian, seringkali ditemui adanya prasangka dan diskriminasi terhadap kaum homoseksual di negara-negara tersebut. Sekali lagi perlu dijelaskan bahwa tidak ada bagian dalam agama Buddha yang membenarkan adanya kutukan, hukuman, maupun penolakan terhadap kaum homoseksual atau perilaku homoseksual.

Tidak seperti Agama lainnya yang kebanyakan mengutuk homoseksual (yang dapat dilihat dalam Kitab Suci mereka), Agama Buddha tidak pernah mengutuk homoseksual atau siapapun dan itu dapat dibuktikan bahwa segala jenis pengutukan tidak pernah terjadi dalam perkembangan Agama Buddha sehingga tidak pernah tercatat dalam Kitab Suci Agama Buddha Tipitaka.

Alasan yang kuat untuk itu adalah bahwa Agama Buddha berlandaskan pada Kasih Sayang dan Kebijaksanaan. Dan selama lebih dari 2500 tahun perkembangan Agama Buddha selalu dilandasi oleh Kasih Sayang dan Kebijaksanaan sehingga tidak pernah terjadi paksaan atau pertumpahan darah atas nama Agama Buddha.

Siapa saja, termasuk Anda kaum Gay dan Lebsian berhak untuk menjadi umat Buddha karena Sang Buddha menawarkan Jalan Pembebasan bagi siapa saja termasuk Anda. Bahkan Sang Buddha selaku pendiri Agama Buddha pernah menerima pelacur menjadi murid, jadi tidak ada alasan bagi pihak-pihak tertentu mengatakan bahwa Homoseksual tidak boleh menjadi umat Buddha.

Setelah menjadi umat Buddha, seharusnya Anda mempelajari Dhamma ajaran Sang Buddha demi kebahagiaan Anda sendiri, mungkin juga untuk Pasangan serta keluarga Anda bila ada.

Hanya dengan mengaku umat Buddha tetapi tidak pernah mempelajari dan menjalankan Dhamma tidak mungkin bisa memperoleh kebahagiaan.

Idealnya, setelah menjadi umat Buddha, Anda harus menjalankan Pancasila Buddhis (Lima Sila) yang berisi:
1. Saya berusaha untuk menghindari pembunuhan.
2. Saya berusaha untuk menghindari pencurian
3. Saya berusaha untuk menghindari perjinahan
4. Saya berusaha untuk menghindari kata-kata bohong.
5. Saya berusaha untuk menghindari mabuk-mabukan.

Dengan mengamalkan sila 1 dan 2, tentunya Anda tidak dihantui ketakutan untuk ditangkap karena kejahatan yang dilakukan. Ini akan membuat kehidupan Anda menjadi lebih bernilai karena bebas dari segala perasaan bersalah yang akan menjadi beban mental bagi mereka yang melakukannya. Selain itu, kehadiran Anda akan selalu disambut gembira oleh siapapun dan dimanapun Anda berkunjung.

Sila 3, merupakan hal yang penting sebagaimana yang sudah dibahas dalam "Gay & Pancasila Buddhis". Sila ketiga meminta kita untuk tidak merusak hubungan orang lain yang telah terbina, dengan demikian diharapkan jasa kebajikan dari pelaksaan Sila ini dapat membuahkan keharmonisan hubungan anda & pasangan. Anda tidak merusak hubungan orang lain, orang lain juga tidak akan menggangu hubungan anda dan pasangan anda. Ini merupakan suatu hukum timbal balik yang sangat logika.

Selain itu, Anda selaku umat Buddha harus menghindari hubungan badan dengan tunangan atau pasangan orang lain serta tidak boleh melakukan hubungan badan dengan anak-anak yang masih berada dibawah pengawasan orang dewasa, orang hukuman, ataupun orang yang sedang menjalankan sila (Samenera, Bhikkhu dan Bhiksuni).

Sila keempat, walaupun kelihatan gampang tetapi sulit untuk dilakukan. Apabila anda dapat menjalankan sila keempat ini dengan baik, maka pasangan anda tentu akan percaya dengan apa yang anda lakukan sehingga hubungan diantara anda berdua akan berjalan dengan lebih baik lagi. Tidak ada pikiran yang saling mencurigai. Sedangkan dari masyarakat umum, anda akan mendapatkan kepercayaan baik dalam bekerja, berdagang, maupun berteman.

Untuk sila kelima, ini berfungsi untuk menjaga agar anda tetap dalam keadaan sadar karena dalam kesadaran yang lemah anda dapat melakukan hal-hal yang merugikan anda, merugikan pasangan ataupun masyarakat. Mengkonsumsi makanan atau minuman yang mendatangkan ketagihan tidak mempunyai dampak positif sama sekali. Mengkonsumsi barang-barang seperti ini tidak akan pernah membantu anda memecahkan masalah, ini hanya merupakan pelarian dimana setelah efek dari obat-obatan terlarang ini habis maka anda tetap harus menghadapi masalah atau persoalan tadi.

Menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mendatangkan ketagihan serta melemahkan kesadaran menjauhkan anda dari masalah-masalah yang tidak perlu. Misalnya bersetubuh dengan orang lain yang tidak seharusnya, memaksakan kehendak pada pasangan orang lain dan masih banyak lagi hal yang dapat timbul.

Apabila anda dan pasangan bersama-sama menjalankan Pancasila Buddhis, maka anda berdua akan lebih yakin dalam membina hubungan ini. Sama-sama bebas dari pengejaran pihak berwenang/hukum, sama-sama jujur dan tidak berbohong sehingga tidak saling mencurigai, sama-sama tidak melakukan perbuatan asusila, dan sama-sama selalu sadar sehingga keuangan juga terjamin.

Sedangkan untuk diterima menjadi anggota Sangha (Bhikkhu/ni atau Ulama Buddhis), seseorang harus meninggalkan kehidupan seksualnya baik itu Homoseksual ataupun Heteroseksual. Dengan kata lain, seorang anggota Sangha harus menjadi Aseksual sehingga sebelum seorang Gay atau Lesbian dapat mengambil sumpah untuk menjalankan kehidupan suci, maka mereka harus meninggalkan kebiasaan seksual mereka.

Akan tetapi perlu diingat bahwa Agama Buddha juga tidak mendukung atau menggalakkan seseorang menjadi Gay atau Lesbian. Kata-kata yang lebih tepat adalah Agama Buddha menerima siapa saja dalam kondisi alami mereka untuk mengapai kebahagiaan, karena semua orang berhak untuk memperoleh kebahagiaan dan perlu dicantumkan bahwa siapapun anda, semuanya memiliki benih keBuddhaan didalam diri anda. Anda tidak perlu mencari kebahagiaan, atau mencariNya diluar diri Anda.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: markosprawira on 28 January 2009, 01:53:08 PM
Efek dari Kamma adalah pada trend batin si pelaku

jika si pelaku suka mengumbar nafsu seks, ini mengkondisikan batinnya utk berkisar di seks juga. Itu kenapa bnyk orang yg melakukan seks pra nikah, biasanya karena sebelumnya bnyk nonton film2 xxx, baca buku, dsbnya.....

Nah apakah dia akan menjadi gay, lesbian, sadism, atau apa, tergantung dari trend mana yg dia ikuti.
Jika dia sudah "bosan" dengan heteroseks, biasanya akan condong ke gay/lesbian
Jika "bosan" dgn "style" itu2 aja, biasanya akan mencoba dengan "alat/sex toy", sadis/masochis, dsbnya

Hal yg sama sebenarnya terjadi dalam semua aspek kehidupan kita.
Kita suka berdana, akan membuat jadi murah hati. Karena murah hati, akan makin bnyk berdana -> efek saling menguatkan

Jadi efek saling menguatkan ini terjadi baik pada kusala dan akusala kamma...

Demikianlah sebenarnya semua mahluk dibentuk oleh dirinya sendiri 

metta _/\_
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 28 January 2009, 02:02:04 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 01:53:08 PM
Nah apakah dia akan menjadi gay, lesbian, sadism, atau apa, tergantung dari trend mana yg dia ikuti.
Jika dia sudah "bosan" dengan heteroseks, biasanya akan condong ke gay/lesbian
Jika "bosan" dgn "style" itu2 aja, biasanya akan mencoba dengan "alat/sex toy", sadis/masochis, dsbnya
Wah2...btw teori dari mana itu kata "bosan" dengan heteroseks?dari ilmu pengetahuan mana ya?

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:

Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: 7 Tails on 28 January 2009, 09:39:01 PM
masa sih ada hubungan dengan gen ;D
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 28 January 2009, 10:12:50 PM
kalo menurut saia sih ya ada bbrp kemungkinan:
1. emank bener bosan dan cari tantangan lain
2. kelainan gen
3. kelainan psikis, bs karena trauma
4. gay krn trend, krn disekitarnya bnyk gay juga

jadi tak mutlak pasti karena gen, soalnya tak semua gay itu dibawa sejak lahir
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Nevada on 29 January 2009, 08:29:27 AM
Menjadi gay itu 'kan satu pilihan dalam menjalani hidup.
Artinya, menjadi gay itu dipengaruhi oleh cara pandang seseorang terhadap dunia.
Seorang pria yang memiliki sudut pandang dengan melihat bahwa pria itu lebih menarik daripada wanita adalah seorang gay.

Artinya, seseorang bisa menjadi gay karena :
1) Faktor dalam, yaitu watak atau cara pandang yang tertanam sejak kecil.
2) Faktor luar, yang mempengaruhi batin dan mengubah cara pandangnya dalam interaksi sosial.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Equator on 29 January 2009, 09:09:40 AM
Bro Upas

Gay itu bisa menular ga ?
Kabarnya akibat trauma masa kecil, pernah jadi 'korban'
Hal itu dapat tertanam juga
Demikian pula dengan lesbian, juga begitu
Karena kecenderungan akan tetap ada bagi setiap orang, hanya kadarnya saja yang berbeda
Banyak kasus orang2 yang biseksual (kencan sejenis atau lain jenis oke)
Mereka perumah tangga, mempunyai anak, namun bisa juga punya 'piaraan'
Aneh memang
Banyak celeb ganteng, pokoknya wajahnya bikin anak abg pada histeris deh
Terpola hidup transmetrosexual
Eh ga taunya penyuka sejenis
Mereka memang terbatas untuk berusaha
Bagus2 bisa jadi pengisi acara di tivi entah sebagai presenter
Atau model penghibur layar tancep di daerah, pengamen genjreng2
Lainnya ngutat ngutit di salon atau dunia fashion
Demikianlah potret kehidupan mereka
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: markosprawira on 29 January 2009, 09:32:57 AM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...

dear Riky,

sudah dijawab oleh  rekan2 lainnya yah

Gen itu adalah hasil dari apa yg dilakukan di kehidupan lampau......
Ada juga yg lahir normal spt salah 1 teman saya, ganteng, aktif di tmpt ibadah, dulu punya cewe/pacaran sampe 6 org, skrg jadi gay (krn "bosen" ama cewe)
Ada juga yang cuma ikut2an (spt yg diblg Reen) krn lagi trend
Ada juga yg awalnya buat cari duit (gay royal ke "pasangannya" - ada juga temen yg ky gini, 2 org malah), tapi lama2 karena "enak", jadi gay beneran

Semoga bs menjelaskan yah

metta
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Nevada on 29 January 2009, 09:36:05 AM
Cara pandang seseorang terhadap dunia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dalam hal ini, seseorang yang 'normal' bisa menjadi gay atau lesbi, dan begitu pula sebaliknya, maupun menjadi seorang yang biseks.

Kebanyakan para selebritis adalah orang-orang yang hidup dalam dunia hedonisme. Di dunia ini tentunya sangat banyak hal-hal dan perbuatan yang kurang awam di mata orang non-selebritis. Salah satunya adalah sensasi seks. Bagi sebagian pecinta hedonisme, seks seharusnya adalah petualangan yang seru dan berwarna. Ketika seseorang merasa jenuh dengan hubungan seksnya selama ini, orang itu cenderung akan mencari sensasi-sensasi seks yang baru. Ini sangat mungkin merubah ketertarikan dan minat seks seseorang. Hal ini sangatlah natural. Semua makhluk hidup, diliputi dan sangat membutuhkan nafsu-keinginan. Semua orang cenderung akan selalu mencari kenikmatan baru.

Pelaku minat seks yang 'menyimpang' ini janganlah dipandang sebagai orang hina atau sebagainya. Mereka layaknya manusia normal seperti kita, namun orientasi seksnya yang berbeda. Anggap saja kalau mereka adalah orang-orang yang memiliki hobi yang tidak sama dengan kita.

Jadi pada intinya, kita sebaiknya menekan nafsu-keinginan yang terus bergejolak agar tidak menjadi budak nafsu. Dan adalah sangat baik apabila pelaku seks yang 'menyimpang' ini untuk merubah cara pandangnya. Bila tidak sampai mencabut habis LDM, setidaknya kembali pada orientasi seks yang sewajarnya.

_/\_

Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: markosprawira on 29 January 2009, 09:37:59 AM
Quote from: Equator on 29 January 2009, 09:09:40 AM
Bro Upas

Gay itu bisa menular ga ?
Kabarnya akibat trauma masa kecil, pernah jadi 'korban'
Hal itu dapat tertanam juga
Demikian pula dengan lesbian, juga begitu
Karena kecenderungan akan tetap ada bagi setiap orang, hanya kadarnya saja yang berbeda
Banyak kasus orang2 yang biseksual (kencan sejenis atau lain jenis oke)
Mereka perumah tangga, mempunyai anak, namun bisa juga punya 'piaraan'
Aneh memang
Banyak celeb ganteng, pokoknya wajahnya bikin anak abg pada histeris deh
Terpola hidup transmetrosexual
Eh ga taunya penyuka sejenis
Mereka memang terbatas untuk berusaha
Bagus2 bisa jadi pengisi acara di tivi entah sebagai presenter
Atau model penghibur layar tancep di daerah, pengamen genjreng2
Lainnya ngutat ngutit di salon atau dunia fashion
Demikianlah potret kehidupan mereka

Menular ato ngga, tergantung dari batinnya bro

Biasanya kalo udh ngerasa "enak"......

Tapi kalo kita bisa menyadari bhw itu sebenarnya adalah "penyimpangan" atau "akusala vipaka", hendaknya bisa menghindarinya

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hatRed on 29 January 2009, 09:24:46 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...

apakah sudah ada penelitian tentang orang yg terlahir secara genetik sbagai gay.

lalu ketika puber di ketemukan dengan dua orang makhluk yg satu wanita dan yg satu lagi pria. dia pilih yg mana ???

bagaimana susunan gen dari yg potensi gay dan yg tidak?
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Nevada on 29 January 2009, 09:26:21 PM
Bukan genetika. Genetika hanya mencakupstruktur biologis semata...

Menjadi gay atau tidak adalah dipengaruhi oleh cara pandang terhadap dunia dan watak sejak kecil.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 09:29:10 PM
wa em cai soal genetik tapi apa sih yang salah dengan gay? Kenapa harus disisihkan? Wei se mo?
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hatRed on 29 January 2009, 09:35:26 PM
salahnya itu adalah dosa besar menurut si K ma I
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 09:37:52 PM
K ama I maksudnya kr****n sama Islam? Ga juga ah, lihatlah di Inggris, Gay sudah bebas kok walaupun kentalnya agama kr****n disana. Menurut wa, ini adalah pandangan sosial.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hatRed on 29 January 2009, 09:47:29 PM
ummm... kalo gak salah ingat di beberapa forum mereka sih meng"haram"kan gay.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Nevada on 29 January 2009, 09:50:04 PM
Di negara Islam keras, gay atau homo adalah wajar. Bahkan ada pernikahan yang sah antara pria homo yang memiliki rentan usia perbedaan cukup mencolok, bagaikan seorang kakek dengan cucunya. Namun dalam berbagai mazhab Islam lainnya, gay dan homo adalah hal yang terlarang (najis).

Dalam Kr*sten, gay dan homo adalah kelainan dan harus disingkirkan dari khalayak ramai. Tidak ada tempat bagi kaum gay dan homo di dunia ini. Kebebasan bagi kaum gay dan homo di negara barat adalah dipengaruhi oleh faktor demokrasi negara tersebut. Dalam hal ini, banyak sekali pemikiran bebas orang-orang barat mengenai nilai peri kemanusiaan yang justru bertolak-belakang dengan dogma Agama Kr*sten.

Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 09:51:17 PM
forum atau kemasyarakatan yang sudah terjadi yang dipercayai?
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 09:52:20 PM
Quote from: Toni on 29 January 2009, 09:37:52 PM
K ama I maksudnya kr****n sama Islam? Ga juga ah, lihatlah di Inggris, Gay sudah bebas kok walaupun kentalnya agama kr****n disana. Menurut wa, ini adalah pandangan sosial.

inggris jgn disamakan dengan K, walaupun disana mayoritas K,
bukan berarti pasti sama dengan K

pemerintah inggris mungkin melegalkan, tapi umat K pun tak seluruhnya menyetujui
apa lagi pihak G
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hatRed on 29 January 2009, 09:55:33 PM
lalu dalam buddhism

menikah secara gay

dan

menikah secara normal

itu yg mana yg mengakibatkan akusala?
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 10:15:49 PM
dua-duanya, tapi secara gay lebih banyak, karena ada efek juga dari pandangan dan persepsi masyarakat, tapi untuk tingkat lobha, saia rasa sih sama saja, tergantung pribadinya seberapa melekat pada kegiatan seksualnya
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 10:18:39 PM
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 09:52:20 PM
Quote from: Toni on 29 January 2009, 09:37:52 PM
K ama I maksudnya kr****n sama Islam? Ga juga ah, lihatlah di Inggris, Gay sudah bebas kok walaupun kentalnya agama kr****n disana. Menurut wa, ini adalah pandangan sosial.

inggris jgn disamakan dengan K, walaupun disana mayoritas K,
bukan berarti pasti sama dengan K

pemerintah inggris mungkin melegalkan, tapi umat K pun tak seluruhnya menyetujui
apa lagi pihak G
Mayoritas mungkin dapat disamakan loh. Seperti ini, anda melihat banyak orang menerobos lampu merah dengan sebuah motor tinggal anda sendirian didepan lampu merah apakah anda akan tetap menunggu dengan tenang walaupun motor dibelakang anda klaksonin anda terus menerus? (Ga nyambung ya?)
Menurut wa ini adalah pandangan sosial yang dikaitkan dengan agama tetapi kenyataannya tidak
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 10:28:44 PM
tolong jgn digeneralisasi deh, mayoritas tak berarti 100% adalah iya, kecuali memang pemerintahannya memang berdasarkan salah satu agama tertentu saja, kalo memang begitu kenapa gak menjadikan hukum agama menjadi hukum pemerintahan saja?
tak perlu lagi membuat hukum pemerintahan

sayang nya anda pun bisa melihat sendiri makin banyak hukum pemerintahan yang bertentangan dengan hukum agama
contohnya kebijakan yang didukung obama tentang aborsi yang ditentang oleh pihak G

Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 10:30:57 PM
Siapa yang mengatur generalisasi tersebut? Anda seorang kah atau mayoritas kah?
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 10:34:24 PM
loh yg dari tadi mengeneralisasi siapa sih? kok malah tanya balik? swt dhe
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 10:38:46 PM
bah, kok? lah kok? _/\_
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 10:39:33 PM
gubrak :hammer: lagi mabok yah bro? =))
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 10:41:00 PM
iya dikit ;D
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 10:41:55 PM
:hammer: oh pantes, meditasi dlu geh biar sati :))
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Toni on 29 January 2009, 10:43:52 PM
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 10:41:55 PM
:hammer: oh pantes, meditasi dlu geh biar sakti :))
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 29 January 2009, 10:49:17 PM
Quote from: Toni on 29 January 2009, 10:43:52 PM
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 10:41:55 PM
:hammer: oh pantes, meditasi dlu geh biar sakti :))

benar-benar mabok :hammer:
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: markosprawira on 30 January 2009, 05:13:43 PM
Quote from: hatRed on 29 January 2009, 09:55:33 PM
lalu dalam buddhism

menikah secara gay

dan

menikah secara normal

itu yg mana yg mengakibatkan akusala?

Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 10:15:49 PM
dua-duanya, tapi secara gay lebih banyak, karena ada efek juga dari pandangan dan persepsi masyarakat, tapi untuk tingkat lobha, saia rasa sih sama saja, tergantung pribadinya seberapa melekat pada kegiatan seksualnya

dear all,

Hanya ingin mengembalikan ke topik semula bahwa Gay adalah hasil dari perilaku seksual yg berlebihan

Jadi secara trend batin, sebenarnya menikah secara gay sudah lebih condong ke perilaku seksual lebih banyak dibanding yg menikah secara normal

Seharusnya mereka yg menjadi Gay dapat menyadari hal ini sehingga justru lebih mengontrol hasrat seksualnya, bukan meneruskan trend seksual yg membuat mereka menjadi Gay

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 05:19:05 PM
 [at] bro markos

QuoteJadi secara trend batin, sebenarnya menikah secara gay sudah lebih condong ke perilaku seksual lebih banyak dibanding yg menikah secara normal

tak semua gay mempunyai perilaku seksual lebih banyak dari pada orang normal loh
ada gay yang disebabkan karena keadaan psikologis yang bukan karena bosan sama cwe
tus beralih ke cwo, tapi memang sama sekali tak pernah tertarik dengan lawan jenis

tapi bukan berarti gay lebih 'hyper' dari pada yang normal
karena gak semua orang yang dianggap 'menyimpang' adalah 'hyper'

soalnya saia pun pernah punya tmn yg kyk gitu
dia pernah cerita, walaupun lebih tertarik dengan sesama
tapi tak tertarik untuk melakukan hubungan badan
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 30 January 2009, 07:52:55 PM
Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 09:32:57 AM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...

dear Riky,

sudah dijawab oleh  rekan2 lainnya yah

Gen itu adalah hasil dari apa yg dilakukan di kehidupan lampau......
Ada juga yg lahir normal spt salah 1 teman saya, ganteng, aktif di tmpt ibadah, dulu punya cewe/pacaran sampe 6 org, skrg jadi gay (krn "bosen" ama cewe)
Ada juga yang cuma ikut2an (spt yg diblg Reen) krn lagi trend
Ada juga yg awalnya buat cari duit (gay royal ke "pasangannya" - ada juga temen yg ky gini, 2 org malah), tapi lama2 karena "enak", jadi gay beneran

Semoga bs menjelaskan yah

metta

Jujur saja,beberapa argumen membuad saya sedikit bingung,karena selama bebrp tahun ini saya sudah cukup banyak meneliti perkembangan kaum Gay dan Biseksual ini...
Dan selama bebrp  tahun ini juga dan melalui beberapa "perkembangan" terbaru saya tidak pernah sekalipun mendengar bahwa "seseorang" menjadi Gay dengan alasan bahwa dia "bosan" menjadi Hetero...
Pertanyaan yang terlintas dibenak saya adalah,"Siapa yang ingin menjadi Gay?"
Apakah dunia Gay hanya melintas yang nampak saja?Seperti seks?foya2?Foto2 seronok?
Bagaimana didalam hati mereka yang terkecil?
Taukah anda tentang "perdagangan" seks yang marak menyerang kaum2 miskin?
Saya memiliki puluhan teman Gay,Gay cenderung untuk "melakukan seks",sebabnya?Saya tidak tahu...
Di antara puluhan Gay tersebut,saya tidak pernah dengan ada yang berkata,"Dia menjadi Gay karena bosan dengan cewek"...
Yang saya tahu dia berkata kepada saya,"Saya sudah berusaha mencintai cewek,jalan dengan cewek,berhubungan dengan cewek,tapi saya tetap mencintai cowok"..
Dan yang anda bilang memang benar,coba lihat2 di beberapa situs Gay dan Forum Buddhis Gay,disana Gay gk seperti yang kita bayangkan,seperti banci yang dijalanan atau apapun itu,gambaran Gay sekarang ini ganteng,macho,berpendidikan,kaya,terkenal,semuanya ada...
Dan soal "trend" itu,um...tanggapan saya adalah tidak mungkin,memang dalam beberapa tahun ini kaum Gay semakin berani saja didepan umum,mereka sudah bosan dengan semua "tuduhan" terhadap mereka,padahal kita tidak mengetahui apapun tentang mereka...
Dan ada beberapa kenalan Gay saya aktif divihara dimedan,apakah mungkin kenalan saya adalah kenalan anda juga bro markos?

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 30 January 2009, 07:56:20 PM
Quote from: hatRed on 29 January 2009, 09:24:46 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...

apakah sudah ada penelitian tentang orang yg terlahir secara genetik sbagai gay.

lalu ketika puber di ketemukan dengan dua orang makhluk yg satu wanita dan yg satu lagi pria. dia pilih yg mana ???

bagaimana susunan gen dari yg potensi gay dan yg tidak?

Bro harted..silakan anda cari disitus2 Gay saja,disana para ilmuan sudah mengkajinya sejak puluhan tahun yang lalu,makanya dinegara2 barat gay DILEGALKAN,karena mereka sadar secara pasti bahwa GAY bukan PENYAKIT,atau GANGGUAN JIWA,dan GAY juga tidak bisa menular...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 30 January 2009, 07:59:30 PM
Quote from: upasaka on 29 January 2009, 09:36:05 AM
Cara pandang seseorang terhadap dunia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dalam hal ini, seseorang yang 'normal' bisa menjadi gay atau lesbi, dan begitu pula sebaliknya, maupun menjadi seorang yang biseks.

Kebanyakan para selebritis adalah orang-orang yang hidup dalam dunia hedonisme. Di dunia ini tentunya sangat banyak hal-hal dan perbuatan yang kurang awam di mata orang non-selebritis. Salah satunya adalah sensasi seks. Bagi sebagian pecinta hedonisme, seks seharusnya adalah petualangan yang seru dan berwarna. Ketika seseorang merasa jenuh dengan hubungan seksnya selama ini, orang itu cenderung akan mencari sensasi-sensasi seks yang baru. Ini sangat mungkin merubah ketertarikan dan minat seks seseorang. Hal ini sangatlah natural. Semua makhluk hidup, diliputi dan sangat membutuhkan nafsu-keinginan. Semua orang cenderung akan selalu mencari kenikmatan baru.

Pelaku minat seks yang 'menyimpang' ini janganlah dipandang sebagai orang hina atau sebagainya. Mereka layaknya manusia normal seperti kita, namun orientasi seksnya yang berbeda. Anggap saja kalau mereka adalah orang-orang yang memiliki hobi yang tidak sama dengan kita.

Jadi pada intinya, kita sebaiknya menekan nafsu-keinginan yang terus bergejolak agar tidak menjadi budak nafsu. Dan adalah sangat baik apabila pelaku seks yang 'menyimpang' ini untuk merubah cara pandangnya. Bila tidak sampai mencabut habis LDM, setidaknya kembali pada orientasi seks yang sewajarnya.

_/\_


Saya setuju dengan pernyataan jangan memandang hina orang lain,tetapi pernyataan anda sendiri sudah "sedikit" menjerumuskan kaum Gay ke permasalahan yang tidak pernah bisa selesai2..
Boleh saya tahu rincian "orang normal" bisa menjadi Gay?
Yang saya tahu seorang "Biseksual" bisa memilih mau jadi Gay atau Hetero...
Yang saya tahu juga,seorang yang telah menjadi "Biseksual" dalam arti berhubungan dengan seorang pria bahkan secara intim,masih juga menikah dengan seorang wanita...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 30 January 2009, 08:00:40 PM
Quote from: upasaka on 29 January 2009, 09:26:21 PM
Bukan genetika. Genetika hanya mencakupstruktur biologis semata...

Menjadi gay atau tidak adalah dipengaruhi oleh cara pandang terhadap dunia dan watak sejak kecil.
Cara pandang dunia?
Mungkin saja,tetapi...erm..tidak ada bukti otentik untuk hal tersebut...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 30 January 2009, 08:03:32 PM
Quote from: upasaka on 29 January 2009, 09:50:04 PM
Di negara Islam keras, gay atau homo adalah wajar. Bahkan ada pernikahan yang sah antara pria homo yang memiliki rentan usia perbedaan cukup mencolok, bagaikan seorang kakek dengan cucunya. Namun dalam berbagai mazhab Islam lainnya, gay dan homo adalah hal yang terlarang (najis).
tolong referensinya dong?
Di negara Islam manapun juga Gay atau Homo adalah Haram dan melawan Hukumnya Tuhan mereka,tidak ada pernikah sah didalam dunia islam,boleh saya tahu refensinya?


QuoteDalam Kr*sten, gay dan homo adalah kelainan dan harus disingkirkan dari khalayak ramai. Tidak ada tempat bagi kaum gay dan homo di dunia ini. Kebebasan bagi kaum gay dan homo di negara barat adalah dipengaruhi oleh faktor demokrasi negara tersebut. Dalam hal ini, banyak sekali pemikiran bebas orang-orang barat mengenai nilai peri kemanusiaan yang justru bertolak-belakang dengan dogma Agama Kr*sten.
Setahu saya bahwa Gay bisa berdemokrasi dinegara barat karena berdasarkan data2 penelitian yang menguatkan bahwa gay itu ada karena susunan gen,dan orang yang bukan gay tidak bisa menjadi gay...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 30 January 2009, 08:04:30 PM
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 10:15:49 PM
dua-duanya, tapi secara gay lebih banyak, karena ada efek juga dari pandangan dan persepsi masyarakat, tapi untuk tingkat lobha, saia rasa sih sama saja, tergantung pribadinya seberapa melekat pada kegiatan seksualnya

Pernah baca salah 1 komentar Bhante Uttamo tentang kaum Homoseksual?

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hatRed on 31 January 2009, 09:35:08 AM
Quote from: Riky_dave on 30 January 2009, 07:56:20 PM
Quote from: hatRed on 29 January 2009, 09:24:46 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...

apakah sudah ada penelitian tentang orang yg terlahir secara genetik sbagai gay.

lalu ketika puber di ketemukan dengan dua orang makhluk yg satu wanita dan yg satu lagi pria. dia pilih yg mana ???

bagaimana susunan gen dari yg potensi gay dan yg tidak?

Bro harted..silakan anda cari disitus2 Gay saja,disana para ilmuan sudah mengkajinya sejak puluhan tahun yang lalu,makanya dinegara2 barat gay DILEGALKAN,karena mereka sadar secara pasti bahwa GAY bukan PENYAKIT,atau GANGGUAN JIWA,dan GAY juga tidak bisa menular...

Salam hangat,
Riky

boleh tau link2 nya, soale setelah googling kok malah ketemunya bertolak belakang dengan yg anda katakan ???
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: Riky_dave on 31 January 2009, 10:14:43 AM
Quote from: hatRed on 31 January 2009, 09:35:08 AM
Quote from: Riky_dave on 30 January 2009, 07:56:20 PM
Quote from: hatRed on 29 January 2009, 09:24:46 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:03:40 PM
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:45:58 PM
dear riky,

sama saja dengan "bosan" pada objek2 lain kok, apakah anda tidak pernah merasa "bosan" pada suatu hal?  ;D

apalagi kalau "bosan" itu disadari, pasti tau dong apa itu "bosan"   :whistle:


Wah2...dear marko
Menurut penelitian tentang Gay selama 35 tahun oleh APA(AMerican Psikiater Asosiasi) Gay adalah mutlak Gay,bukan karena rasa "bosan",dan seorang Heteroseksual yang berteman dengan Gay tidak akan menjadi Gay,dan Gay adalah masalah Gen,koq bisa lari ke bosan ya?
Atau mungkin ada penelitian lainnya yang telah mematahkan argumen APA tersebut?
Mohon tanggapannya...

apakah sudah ada penelitian tentang orang yg terlahir secara genetik sbagai gay.

lalu ketika puber di ketemukan dengan dua orang makhluk yg satu wanita dan yg satu lagi pria. dia pilih yg mana ???

bagaimana susunan gen dari yg potensi gay dan yg tidak?

Bro harted..silakan anda cari disitus2 Gay saja,disana para ilmuan sudah mengkajinya sejak puluhan tahun yang lalu,makanya dinegara2 barat gay DILEGALKAN,karena mereka sadar secara pasti bahwa GAY bukan PENYAKIT,atau GANGGUAN JIWA,dan GAY juga tidak bisa menular...

Salam hangat,
Riky

boleh tau link2 nya, soale setelah googling kok malah ketemunya bertolak belakang dengan yg anda katakan ???
Coba lihat link APA,atau link tentang Ilmuwan yang mengkaji tentang seksualitas yang 1 ini,saya punya linknya,tapi ada dimajalah Buddhis saya yang entah saya taruh dimana,nanti saya akan cari...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hoaxslayer on 01 October 2012, 02:22:59 PM
Quote from: Nevada on 29 January 2009, 09:50:04 PM
Di negara Islam keras, gay atau homo adalah wajar. Bahkan ada pernikahan yang sah antara pria homo yang memiliki rentan usia perbedaan cukup mencolok, bagaikan seorang kakek dengan cucunya. Namun dalam berbagai mazhab Islam lainnya, gay dan homo adalah hal yang terlarang (najis).

Dalam Kr*sten, gay dan homo adalah kelainan dan harus disingkirkan dari khalayak ramai. Tidak ada tempat bagi kaum gay dan homo di dunia ini. Kebebasan bagi kaum gay dan homo di negara barat adalah dipengaruhi oleh faktor demokrasi negara tersebut. Dalam hal ini, banyak sekali pemikiran bebas orang-orang barat mengenai nilai peri kemanusiaan yang justru bertolak-belakang dengan dogma Agama Kr*sten.

Di dalam agama2 semitik/abrahamik, homoseksualitas dikecam melalui kisah Luth (ingat sodom dan gomorah/gomora/amora) yang umatnya ditimpa bencana karena homoseksualitas mereka. Jadi saya agak ragu, kalau homoseksualitas dianggap wajar, apalagi jika hukumnya keras. Apakah itu I, Y, atau Kr, homoseksualitas tidak dianggap kewajaran, dan bisa berkonsekuensi hukuman sangat berat, jika satu negara menjalankan hukum berlandaskan agama2 semitik/abrahamik.

Khususnya untuk I, hukumnya bukan najis (ritually unclean, menjijikkan) , tapi haram (forbidden, dilarang). Hampir semua mazhab mengatakan demikian. Sulit menemukan yang mengatakan tidak haram, saya sangat tidak yakin kalau memang ada mazhab yang membolehkan/dianggap wajar.

Ada kelompok yang mencoba menawarkan pemikiran, apakah umat luth itu dihukum (ditimpa bencana) karena homoseksualitas mereka, atau karena mereka berlebih2an dalam melakukan aktifitas seksual? tapi kemudian kelompok ini dicap liberal oleh garis keras.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hoaxslayer on 01 October 2012, 02:39:00 PM
Maap, agak OOT dikit, sekedar ngeshare.

Homoseksual laten
tadinya seseorang tidak sadar akan homoseksualitasnya, dan menganggap dirinya straight. bahkan ada yang sudah berumah tangga. tapi kemudian, dia menemukan dirinya adalah homoseksual. homoseksualitasnya bersifat laten (tersembunyi, dan bisa keluar sewaktu-waktu).

Sindrom don juan
seorang pria (atau juga wanita) yang hobi berganti-ganti pasangan, dan selalu ingin menaklukkan lawan jenis. yang anehnya, orang semacem ini, justru memiliki potensi untuk jadi homoseksual.
alasannya: ia berganti-ganti pasangan, aktif melakukan hubungan seksual, tapi tidak menemukan kepuasan. kelak, ia justru menemukan kepuasan pada partner yang berkelamin sama.

istilah sindrom don juan atau don juanisme ini bukan istilah "resmi" klinis. istilah ini diajukan oleh Carl Jung.


yang menarik dicermati di sini adalah homoseksualitas  pada hewan.
ternyata ada hewan yang homoseksual.
http://en.wikipedia.org/wiki/Animal_Homosexuality



Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: sanjiva on 01 October 2012, 06:51:12 PM
Quote from: hoaxslayer on 01 October 2012, 02:22:59 PM
Di dalam agama2 semitik/abrahamik, homoseksualitas dikecam melalui kisah Luth (ingat sodom dan gomorah/gomora/amora) yang umatnya ditimpa bencana karena homoseksualitas mereka. Jadi saya agak ragu, kalau homoseksualitas dianggap wajar, apalagi jika hukumnya keras. Apakah itu I, Y, atau Kr, homoseksualitas tidak dianggap kewajaran, dan bisa berkonsekuensi hukuman sangat berat, jika satu negara menjalankan hukum berlandaskan agama2 semitik/abrahamik.

Khususnya untuk I, hukumnya bukan najis (ritually unclean, menjijikkan) , tapi haram (forbidden, dilarang). Hampir semua mazhab mengatakan demikian. Sulit menemukan yang mengatakan tidak haram, saya sangat tidak yakin kalau memang ada mazhab yang membolehkan/dianggap wajar.

Ada kelompok yang mencoba menawarkan pemikiran, apakah umat luth itu dihukum (ditimpa bencana) karena homoseksualitas mereka, atau karena mereka berlebih2an dalam melakukan aktifitas seksual? tapi kemudian kelompok ini dicap liberal oleh garis keras.

Kalau menyimak sumber website 'kebebasankeyakinan' dot org, di kitab agama I ada ayat yg menjelaskan soal surga bukan cuma isinya cewe tapi juga anak kecil (boy) yang gemulai.  Gw tidak bisa kutip di sini karena web ini diblokir keras di sini termasuk oleh internet provider gw.

Nah karena itu katanya di negeri para mullah banyak juga anak kecil yg dipiara mereka, kayak semacam gemblaknya warok gitu.  Dan memang di website itu pernah dipampang fotonya si mullah mencium boy di bibir.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: will_i_am on 01 October 2012, 08:25:28 PM
Quote from: sanjiva on 01 October 2012, 06:51:12 PM
Kalau menyimak sumber website 'kebebasankeyakinan' dot org, di kitab agama I ada ayat yg menjelaskan soal surga bukan cuma isinya cewe tapi juga anak kecil (boy) yang gemulai.  Gw tidak bisa kutip di sini karena web ini diblokir keras di sini termasuk oleh internet provider gw.

Nah karena itu katanya di negeri para mullah banyak juga anak kecil yg dipiara mereka, kayak semacam gemblaknya warok gitu.  Dan memang di website itu pernah dipampang fotonya si mullah mencium boy di bibir.
understood not.... :| :| :|
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hoaxslayer on 02 October 2012, 12:59:02 AM
Quote from: sanjiva on 01 October 2012, 06:51:12 PM
Kalau menyimak sumber website 'kebebasankeyakinan' dot org, di kitab agama I ada ayat yg menjelaskan soal surga bukan cuma isinya cewe tapi juga anak kecil (boy) yang gemulai.  Gw tidak bisa kutip di sini karena web ini diblokir keras di sini termasuk oleh internet provider gw.

Nah karena itu katanya di negeri para mullah banyak juga anak kecil yg dipiara mereka, kayak semacam gemblaknya warok gitu.  Dan memang di website itu pernah dipampang fotonya si mullah mencium boy di bibir.

waduh kasian diblokir provider. mau dibantu dicopas ke sini? tapi sori, tempat itu nggak level buat gw  ^-^


"negeri mullah" yg dimaksud ini oleh garis keras dibilang bukan I, tapi Sy**h. Dan pihak I garis keras ini agak sering bikin hoax tentang pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka. (termasuk hoax-hoax soal myanmar kemarin, I garis keraslah yang bikin).

Beberapa hoax yang menguntungkan F*I sering ini yang dicopy F*I  ke forumnya sendiri.

jadi apa bedanya F*I sama I garis keras? tak ada kebebasan berkeyakinan yang disuarakan di sana, yang ada hanya kebebasan ngebacot.

Bro Sanjiva sering cari refrensi ke sana, ya? Kalo mau, saya kasih sumber yang bisa dipercaya, yang berani tampil ke muka umum, debat langsung di tv, nggak kayak Al* S**a yang bisa gw yakini fiktif, sebuah pseudonym yg diciptakan oleh satu lembaga pengompor.

Orang yang gw hormati  ini beda banget. Dia seorang perempuan, psikiatris, sudah berumur, dia keras dan berani. Nggak kayak orang2 F*I dan Al* S**a, yang ngumpetan.

Mau gw kasih tau siapa? Kalau mau saya kasih tau orangnya, lewat PM.

;)

all semitic hardliners are very much alike. very typical.
gw bisa ngendus kelakuan orang2 kayak gini, bau2nya sama. 
mudah2an di sini gw ga nemu orang2 kayak gini.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: sanjiva on 02 October 2012, 06:41:32 AM
Quote from: hoaxslayer on 02 October 2012, 12:59:02 AM
waduh kasian diblokir provider. mau dibantu dicopas ke sini? tapi sori, tempat itu nggak level buat gw  ^-^

Gw ga tahu level anda di mana, tapi gw anggap tempat itu kredibel dengan background pengasuhnya yg agnostik eks musl1m.

Quote
"negeri mullah" yg dimaksud ini oleh garis keras dibilang bukan I, tapi Sy**h. Dan pihak I garis keras ini agak sering bikin hoax tentang pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka. (termasuk hoax-hoax soal myanmar kemarin, I garis keraslah yang bikin).

Ya, mullah adalah gelaran untuk para ulama dari kalangan sy1ah di 1ran.  Memang mereka juga sangat dibenci oleh sunn1 fundamentalis (backgroundnya rata2 teror1s yg anti barat, anti kafir).

Quote
Beberapa hoax yang menguntungkan F*I sering ini yang dicopy F*I  ke forumnya sendiri.
jadi apa bedanya F*I sama I garis keras? tak ada kebebasan berkeyakinan yang disuarakan di sana, yang ada hanya kebebasan ngebacot.

Gw tidak mengerti pandangan anda tentang fa1thfr33d0m, tapi gw ikutin sejak tahun 2000'an dan sejauh ini mereka obyektif.  Di bagian mana mereka tidak bebas berkeyakinan?  Bahkan di webnya pun mereka netral dan tidak menerima orang fundamentalis yahudi, h1ndu, kr15ten yang mau ikut nimbrung menghujat 15lam via web mereka.

Quote
Bro Sanjiva sering cari refrensi ke sana, ya? Kalo mau, saya kasih sumber yang bisa dipercaya, yang berani tampil ke muka umum, debat langsung di tv, nggak kayak Al* S**a yang bisa gw yakini fiktif, sebuah pseudonym yg diciptakan oleh satu lembaga pengompor.

Orang yang gw hormati  ini beda banget. Dia seorang perempuan, psikiatris, sudah berumur, dia keras dan berani. Nggak kayak orang2 F*I dan Al* S**a, yang ngumpetan.

Gw pikir yg benar2 menyuarakan kebenaran tentang 'ajaran mereka' pastilah tidak berani buka identitas asli dan nongol di publik.  Yang berani nongol terang2an kalau tidak sudah tewas dibunuh (kayak Theo van Gough), pastilah suaranya tidak eksplisit dan cenderung PC (politically correct = bersuara yg baik2 saja).  Smentara yang berani bicara sebenaranya, mau tidak mau harus sembunyi di bawah bayang2 pembunuhan seperti salm4n ru5hdie, 4l1 s1na, cs.

Anda menuduh 4l1 s1na fiktif dan ciptaan lembaga pengompor, teori konspirasi kah ini?  Seperti halnya anggapan pendaratan di bulan palsu, 911 cuma rekayasa (artinya Muh. Atta si pilot pesawat bajakan juga rekayasa)?

Sepuluh tahun gw mengikuti dan gw simpulkan dia adalah orang 1ran asli, kecintaannya kepada negaranya dan pengetahuannya akan budaya, agama, dan masyarakatnya sulit dipalsukan.  Gw yakin sebetulnya banyak yg ingin bersuara seperti dia, tapi yg mau menghadapi resiko2nya pasti hanya segelintir.

Quote
Mau gw kasih tau siapa? Kalau mau saya kasih tau orangnya, lewat PM.

PM please  ;D

Quote
all semitic hardliners are very much alike. very typical.
gw bisa ngendus kelakuan orang2 kayak gini, bau2nya sama. 
mudah2an di sini gw ga nemu orang2 kayak gini.

Oh di DC juga ada, apalagi sejak kasus r0hingya, ada beberapa gelintir hardliners yang main ke sini. Anda baca saja thread2nya, nampak jelas koq siapa2 mereka itu.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: sanjiva on 02 October 2012, 06:45:14 AM
Quote from: will_i_am on 01 October 2012, 08:25:28 PM
understood not.... :| :| :|

mullah = ul4manya kaum sy14h di 1ran
warok = kaum pendekar di daerah ponorogo
gemblak = bocah laki2nya warok karena warok harus pantang seksual dengan wanita (alasan ilmu kesaktian, dll).
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: hoaxslayer on 08 October 2012, 01:26:11 AM
Quote from: sanjiva on 02 October 2012, 06:41:32 AM

Anda menuduh 4l1 s1na fiktif dan ciptaan lembaga pengompor, teori konspirasi kah ini?  Seperti halnya anggapan pendaratan di bulan palsu, 911 cuma rekayasa (artinya Muh. Atta si pilot pesawat bajakan juga rekayasa)?


Sepuluh tahun gw mengikuti dan gw simpulkan dia adalah orang 1ran asli, kecintaannya kepada negaranya dan pengetahuannya akan budaya, agama, dan masyarakatnya sulit dipalsukan.  Gw yakin sebetulnya banyak yg ingin bersuara seperti dia, tapi yg mau menghadapi resiko2nya pasti hanya segelintir.

menghujat=meberi pembenaran untuk hardliners untuk berbuat aneh.
menghujat=memberi alasan bagi hardliners untuk berbuat aneh.
munghujat=memberi "makanan" bagi pikiran aneh hardliners

bisa jadi, penghujat adalah babysitternya hardliner  :)) (ngasih makan, dan ngasih pembenaran bagi hardliner). Sangat bisa jadi, penghujat adalah hardliners itu sendiri.

mudah2an, menghujat bukanlah level saya.
nggak sudi saya ngasih hardliner "makanan" untuk berbuat aneh.


Ya, saya nuduh dia fiktif. Jika seorang perempuan paruh baya saja mampu, berani, dan keras, dapat tampil kemuka umum, menghadapi resiko mati, kenapa  Al* S**a masih beralasan untuk ngumpet? Lain halnya, jika dia memang kalau dia fiktif. Kalo fiktif, apa yang mau ditampilkan di depan umum secara live?

yang berani tampil bukan hanya ibu2 ini saja, banyak kok.  Tidak cukupkah itu membuat Al* S**a berani tampil?

Saya bukan penggemar teori konspirasi2an. Ada hubungan apakah antara membuat tokoh fiktif dengan teori konspirasi? Berbohong kan nggak selalu konspiratif.

Toh, tuduhan saya valid, selama Al* S**a tidak menampakkan dirinya.   :))

Moon landing? terserahlah... mau itu beneran apa nggak  ^-^ ada moon landing atw nggak, yang penting Curiosity udah sampe di Mars  :)) dengan anggaran sepersekian APBD satu provinsi untuk 5 taun.  =D> hebat!

911? yeah, i dug a little bit in to it. hanya penasaran, tentang motivasi manusia. hasilnya, sedikit terang sedikit gelap.  and you? how deep have you dug?

Quote from: sanjiva on 02 October 2012, 06:41:32 AM
PM please  ;D


done

------------------------------------------------------------
Untuk TS, saya minta maaf, soalnya saya OOT banget.
Maaf, ya!

abisnya saya rada nyolot kalo soal hardliners, baunya bikin mual.
Title: Re: Gay dalam Pandangan Buddhist
Post by: sanjiva on 08 October 2012, 06:58:26 AM
Quote from: hoaxslayer on 08 October 2012, 01:26:11 AM
bisa jadi, penghujat adalah babysitternya hardliner  :)) (ngasih makan, dan ngasih pembenaran bagi hardliner). Sangat bisa jadi, penghujat adalah hardliners itu sendiri.

Tuduhan ini terlalu konspirasi idea.  Kalo ga ada bukti soal ini dan bukti2 kenyataannya sudah logic dan masuk akal sulit berpikir seperti itu.

Contoh:  orang2 yg anti USA (entah kenapa) bilang pendaratan Amerika di bulan itu palsu.  Banyak hoax disuguhkan untuk mendukung teori konspirasi ini.  Tapi banyak bukti ilmiah yg disajikan, termasuk di Discovery Channel dan NatGeo, membuktikan secara ilmiah bahwa tuduhan palsu itu tidak benar.  TErmasuk soal bendera yg kaku berkibar, di 'Myth Buster' sudah dibuktikan bahwa bendera di ruang hampa memang kaku, juga di bagian atas bendera memang ada tulangnya agar kelihatan berkibar terus.  Lagian pihak Uni Sovyet juga pernah ke bulan, dan ga ada yg klaim itu palsu.

Quote
mudah2an, menghujat bukanlah level saya.
nggak sudi saya ngasih hardliner "makanan" untuk berbuat aneh.

Menghujat atau tidak menghujat tetap saja 'mereka' ini berbuat aneh.  Contoh sudah banyak, termasuk yg terbaru di Bangladesh.  Karena tujuan mereka adalah conquer and convert the world.

Quote
Ya, saya nuduh dia fiktif. Jika seorang perempuan paruh baya saja mampu, berani, dan keras, dapat tampil kemuka umum, menghadapi resiko mati, kenapa  Al* S**a masih beralasan untuk ngumpet? Lain halnya, jika dia memang kalau dia fiktif. Kalo fiktif, apa yang mau ditampilkan di depan umum secara live?

yang berani tampil bukan hanya ibu2 ini saja, banyak kok.  Tidak cukupkah itu membuat Al* S**a berani tampil?

Saya bukan penggemar teori konspirasi2an. Ada hubungan apakah antara membuat tokoh fiktif dengan teori konspirasi? Berbohong kan nggak selalu konspiratif.

Toh, tuduhan saya valid, selama Al* S**a tidak menampakkan dirinya.   :))

Orang punya kebijakan masing2 tentang keselamatan dirinya saat memaparkan kebenaran tentang agama ini.  Toh bukti2 ancaman kekerasan dan pembunuhan sudah nyata, lihat Theo dan salman rushdi.  Lihat itu mentri pakistan yg mengatakan di tv akan memberi hadiah sekian ribu dollar bagi yg bisa membunuh sutradara film amerika yg heboh sekarang.  Orang waras pasti perduli keselamatan dirinya.

Quote
Moon landing? terserahlah... mau itu beneran apa nggak  ^-^ ada moon landing atw nggak, yang penting Curiosity udah sampe di Mars  :)) dengan anggaran sepersekian APBD satu provinsi untuk 5 taun.  =D> hebat!

Era masa itu adalah persaingan perang dingin.  Biaya gak jadi masalah dan USA saat itu berada di puncak kemakmuran ekonomi. Bisa dimaklumi, juga roket V5 Saturn itu luar biasa besarnya, seperti gedung pencakar langit.  Jauh lebih besar ketimbang space shuttle atau roket peluncur satelit.

Quote
911? yeah, i dug a little bit in to it. hanya penasaran, tentang motivasi manusia. hasilnya, sedikit terang sedikit gelap.  and you? how deep have you dug?

Deep enought to make me understand on these matters.  8)

Quote
Untuk TS, saya minta maaf, soalnya saya OOT banget.
Maaf, ya!

abisnya saya rada nyolot kalo soal hardliners, baunya bikin mual.

Janganlah kebencianmu akan suatu kaum membuatmu bertindak tidak adil.  ^-^

OK, now  :backtotopic:,  mari kembali bahas soal gay.  ;D