diambil dari postingan pak hudoyo
Sang Buddha sendiri berkata, ada 4 hal yang seharusnya tidak dipikir-pikir karena bisa membuat orang menjadi gila:
1. asal mula alam semesta
2. seluk-beluk karma
3. hakikat jhana
4. hakikat seorang yang tercerahkan (buddha).
apa ini benar2 ajaran buddha?
bukankah buddha mengajarkan kebenaran?
kenapa mesti tidak dipertanyakan sama muridnya.
kalau ada istilah, kalau tahu jawabannya yah , jawab saja apa susahnya sih.
jadinya seperti agama sebelah, yg ada yg tidak boleh ditanyakan.
seharusnya semua pertanyaan dan jawaban akan membawah kita lebih jauh ke pencerahan, tidak sebaliknya menurut saya
kalau buddha bisa melihat kelahirannya yg sebelumnya dan masa yg akan datang sampai bergitu jauh
kenapa tidak menceritakan jaman sekarang. manusia harus bagaimana menghadapi krisis imam?
maksudnya dengan kata2 yg lebih moderen. yg bisa lebih gampang dipahamin gitu T_T
atau buddha mengangap remeh manusia jaman sekarang, sampai harus tunggu jaman maitreya datang.
maaf kalau pertanyaan bodoh ini oleh orang bodoh ini
saya rasa ajaran buddha itu kan
"banyak berbuat baik"
"jangan berbuat jahat"
"sucikan hati dan pikiran"
inti ajarannya juga dapat disebut
"segala sesuatu tidak kekal adanya" (annica atau anicca yah? CMIWW)
"dukkha"
"anatta"
so udah ngejawab donggg..
semoga membantu, kalau ada yg kurang paham ditanyakan lagi saja...
maksud dari pertanyaan saya adalah prima causa yg sering dibaca ditopik lain.
maksudnya apa benar buddha maha tahu?
Quote from: N1AR on 18 January 2009, 11:26:32 AM
maksud dari pertanyaan saya adalah prima causa yg sering dibaca ditopik lain.
maksudnya apa benar buddha maha tahu?
ooh.. maaf untuk hal itu saya kurang begitu tahu...
jika jawabannya ya!, referensinya? yah dr sutta2.. sutta2 kata siapa? kata bikhu2...
so ehipasiko dah...
IMO: jika merejuk pada buddhanusati: pengenal segenap alam, (so... persepsikan sendiri)
yup, ajaran Buddha...
masalahnya adalah pertanyaan tsb "tidak membebaskan"
ilustrasi yg diberikan Buddha kurang lebih adalah:
kita seperti orang yg terkena panah beracun.
kemudian ada Sang Buddha sebagai dokter yg akan mengobati kita.
disinilah pencerahan dianggap lebih urgent daripada mengetahui hal2 tadi bagi Buddha
mengajukan pertanyaan seperti sdr Niar seperti bertanya pada Buddha
"siapa yg memanah saya"
"panah apa yg dia gunakan"
"dari arah mana panah itu datang"
jika Buddha menjelaskan semua itu, umur penanya mungkin sudah habis sebelum dia mengerti
Quote from: N1AR on 18 January 2009, 11:26:32 AM
maksud dari pertanyaan saya adalah prima causa yg sering dibaca ditopik lain.
maksudnya apa benar buddha maha tahu?
maha tahu itu seperti apa?
ada salah 1 abhinna (pengembangan dari dibba cakku) yg memungkinkan utk melihat masa lalu & masa depan, tapi itupun tak membebaskan.
kalau mengerti hakekat sesungguhnya bahwa segala wujud di dunia ini berkondisi & tidak memuaskan. saya yakin Buddha tau "hakekat sesungguhnya" ini...
kalau mengetahui perbuatan semua orang, saya rasa tidak...
cuma Sang Buddha bisa menelusurinya dg abhinna.
kalo menurut saia sih bukannya tidak patut dipertanyakan
tapi kembali ke individunya masing-masing, bisa 'nangkep' gak kalo uda dijelasin?
bagaimana selanjutnya bila uda dijelasin?
ada yg malah makin bingung, tapi ada juga yang mengerti
jawaban dari pertanyaan itu bukannya tidak membebaskan
tapi tergantung individunya bisa menggunakan informasi itu dengan baik atau tidak
kalo org itu blm mempunyai 'skill' dan panna yang cukup tentu malah akan menyesatkan, makin bingung atau malah salah mempersepsikan jawaban yang malah mungkin akan dijadikan pembenaran untuk hal yang melanggar sila dll
berbeda dengan orang yang mempunyai 'skill' dan panna yang cukup, tentu akan lebih membantu
Quoteapa ini benar2 ajaran buddha?
Nimbrung dikit.. itu memang dr Sang Buddha, ada dlm Anguttara Nikaya 4.77
Quote
"There are these four unconjecturables that are not to be conjectured about, that would bring madness & vexation to anyone who conjectured about them. Which four?
"The Buddha-range of the Buddhas1 is an unconjecturable that is not to be conjectured about, that would bring madness & vexation to anyone who conjectured about it.
"The jhana-range of a person in jhana...2
"The [precise working out of the] results of kamma...
"Conjecture about [the origin, etc., of] the world is an unconjecturable that is not to be conjectured about, that would bring madness & vexation to anyone who conjectured about it.
"These are the four unconjecturables that are not to be conjectured about, that would bring madness & vexation to anyone who conjectured about them."
Quote
bukankah buddha mengajarkan kebenaran?
kenapa mesti tidak dipertanyakan sama muridnya.
kalau ada istilah, kalau tahu jawabannya yah , jawab saja apa susahnya sih.
jadinya seperti agama sebelah, yg ada yg tidak boleh ditanyakan.
seharusnya semua pertanyaan dan jawaban akan membawah kita lebih jauh ke pencerahan, tidak sebaliknya menurut saya
mengajarkan kebenaran iya.. tp Sang Buddha bkn mesti menjawab semua pertanyaan ttg kebenaran. Kebenaran itu harus dialami, bkn ditanyakan dan dimengerti secara intelektual saja.
Siapa bilang pertanyaan dan jawaban akan membawa kita ke pencerahan? Itu cm membuat kita mengerti utk awalnya. Tp bkn membuat kita mengalami. Sepanjang tidak mengembangkan panna, kita cm akan stuck di tanya-jawab tanpa sampe ke mana2. Otak cm berisi konsep2 saja jadinya.
Kalo analogi Om markos dah pas tuh.. tanpa pengembangan, ibarat tanpa skul, anak TK mencoba belajar Kalkulus. Apa ngga gila nantinya? hehehe.. So kapasitasnya juga harus dikembangin, yaitu lewat 'meditasi' yang bener.. :)
Setuju ma bro tesla, waktu kita terlalu sedikit utk mencari tahu kebenaran ttg segala sesuatu. Sementara kita tidak tahu kapan racun bereaksi. Perlunya fleksibilitas juga terkadang, mengambil langkah pragmatis mencari solusi kehidupan. Bkn terus bertanya tanpa arah tujuan. ;)
Seperti dlm Simsapa Sutta, yg dikatakan Sang Buddha, kebenaran yg beliau ajarkan hanya seperti segenggam daun di tangan-Nya dibandingkan daun di hutan Simsapa. Dan 'daun' yg ditangan-Nya diibaratkan dg pembebasan dr penderitaan. Jika Anda tertarik dgn pembebasan dari penderitaan, maka inilah jalan yg telah diajarkan Sang Buddha.
_/\_
kalo mau tau jawabannya, ayo bertekad menjadi samma sambuddha mulai dari sekarang.. :jempol:
karena jaman sekarang apa saja bisa ditanya, apa tidak pantas orang jaman sekarang
tanya ini itu.
tidak seperti jaman 2500 thn yg lalu orang pada pintar2
seperti s.gautama. anaknya baru lahir saja dia sudah tahu itu belenggu ( padahal belum meditasi , dll )
sebenarnya di tipitaka sendiri banyak di singgung sedikit2, saya search2 ... nemu banyak, memang tidak menjelaskan lgsg mengenai pembentukan alam semesta, tp setidaknya menjelaskan proses hancur dan terbentukna lagi dan lagi dan lagi alam semesta, planet dll ini ....
dari DVEDHAVITAKKA SUTTA
.
.
.
banyak kappa penghancuran dunia (vivattakappa), dan banyak kappa penjadian dan penghancuran dunia
.
.
.
dari SAMPASADANIYA SUTTA
.
.
.
melalui banyak masa perkembangan (samvatta-kappa), melalui banyak masa kehancuran (vivatta-kappa), dan melalui banyak masa perkembangan-kehancuran (samvatta-vivatta kappa)
.
.
.
dari KUTADANTA SUTTA
.
.
.
kelahiran-kelahiran pada banyak masa-menjadinya-bumi (samvatta-kappa), melalui banyak masa kehancuran bumi (vivatta-kappa), melalui banyak masa-menjadi-kehancuran bumi (samvatta-vivatta-kappa)
.
.
.
dari MAHASIHANADA SUTTA
.
.
.
banyak kappa kehancuran alam semesta (samvattakappa) dan banyak kappa pembentukan alam semesta (vivattakappa)
.
.
.
rasanya masi banyak lagi.
memang tidak menjelaskan secara lgsg, tp lebih condong menjelaskan mengenai proses rebirth, dan memang kan disitu lah penjelasan yg seharusnya, bukan mau jelaskan science.
kalo di baca paste2 diatas aja, kita pasti akan sangat sulit sekali mem bayangkan kondisi hancur dan terbentuknya kembali (terbentuknya kembali jau lebih sulit di bayangkan) utk orang2, saat ini saja kita masi bisa mengira2 kondisi tersebut karena ilmu pengetahuan mulai menguak hal tsb dari big bang, blackhole, mengembang dan menyusut alam semesta, dll
terus gimana kalo sang Buddha jelasin sampe mendetail smua itu ?
akhirnya bukannya mencari pencerahan, malah mencari yg lain, tujuan buddha babarin dhamma nya kan spy manusia lepas dari penderitaan lingkaran samsara ini, bukan mau jelasin yg lain.
usia manusia ga cukup utk menerima ilmu tersebut saya rasa, ilmuwan utk sampe di tahap skrg aja (big bang blackhole dll) perlu 2500 th sejak Buddha menyinggungnya dahulu, akhirnya gada yg jadi arahat, ga bakal ada para arahat, ga bakal ada ajaran Buddha, karena isinya jadi ajaran ttg pembentukan alam semesta dll ini.
btw, kira2 1000 tahun lalu kalo di dunia barat sono (yg belajar ajaran lain) di kasih tau ttg kehancuran bumi dan pembentukan kembali bumi ini apa yg bakal terjadi ya ? di bunuh kali yg kasi tau ... karna ga sesuai dengan ajaran yg ada waktu itu.
bisa saja dibilang ngeles kali ama yg ga puas, tp sebelum bilang begono, coba di cari dulu yg lain2, apakah ada yg jelasin jauh lebih dari itu ? smua kan mentok sampe surga aja, ga usa smpe ke yg seperti diatas aja uda mentok kok otaknya, enak an di kasi surga lgsg dek ! puwas lega ....
--------------------------------------
mengenai no 2 - 4
di coba aja jalanin dan ikutin ajaran Buddha, jalanin 4 KM JMB 8 dengan benar dan taat, terus di cek ricek, apakah masi sesuai dengan penjelasan ? kalo ga sesuai bisa di cek ricek lagi, yg melenceng ajarannya or yg jalanin ?
ga perlu sampe finish, tahap demi tahap aja, tiap tahap di cek, apa aku uda sesuai BENER dengan 4 KM dan JMB 8 ? kalo uda sesuai walaupun lom jalanin sampe abis harusnya bisa di cek apakah ajaran beliau ga bener or gimana ?
kalo jalanin nya lom sesuai BENER ya jgn salahkan ajarannya, orangnya aja yg lom mampu jalanin tp uda cap ini itu.
kalo ada yg jalanin terus bilang ajarannya salah, coba di cek dulu yg jalanin, uda bener sesuai dengan 4 KM JMB 8 ? pasti ? ga meleng 1 pun ? hehehehe ga yakin gue .....
maap IMO
Quote from: N1AR on 18 January 2009, 11:26:32 AM
maksud dari pertanyaan saya adalah prima causa yg sering dibaca ditopik lain.
maksudnya apa benar buddha maha tahu?
Dear N1AR... :)
Seingat saya,
Sang Buddha hanya dapat mengingat 26 sammasamBuddha sebelum Beliau, itupun karena adanya tekad (untuk menjadi sammasamBuddha) dari seorang pertapa yang rela tubuhnya dilewati oleh Buddha Dipankkhara agar Buddha Dipankkhara tidak kotor kakinya karena tanah yang becek...
Lalu sebelumnya apakah belum pernah ada sammasamBuddha?
Trus kalau ada, masih ada berapa lagi sammasamBuddha di alam ini?
Jawabannya mungkin bisa kamu ketahui kalau kamu sudah bisa menemukan bilangan terbesar... :)
Lalu berapakah bilangan terbesar? :)
Salam... Namo Buddhaya... _/\_ ...
serupa kek pertanyaan...
mengapa Pi/π = 3.14159265358979323846...
cukup dengan jawaban 22/7 om
kalo masalah pi itu keknya ada penjelasannya ^-^
Quote
bukankah buddha mengajarkan kebenaran?
seharusnya sih gitchuuu...
Quote
kenapa mesti tidak dipertanyakan sama muridnya.
maksudnya yg "seharusnya ngak dipikir2 itu" ya?
karena tidak bisa terlukis kata kata..
Quote
kalau ada istilah, kalau tahu jawabannya yah , jawab saja apa susahnya sih.
jadinya seperti agama sebelah, yg ada yg tidak boleh ditanyakan.
jawabnya pake bahasa apa?? kan gak ada kamus kata saat itu :))
Quote
seharusnya semua pertanyaan dan jawaban akan membawah kita lebih jauh ke pencerahan, tidak sebaliknya menurut saya
eeiitt... bukan karena dijawab maka membawa pencerahan, tetapi bila "dimengerti"
Quote
kalau buddha bisa melihat kelahirannya yg sebelumnya dan masa yg akan datang sampai bergitu jauh
kenapa tidak menceritakan jaman sekarang. manusia harus bagaimana menghadapi krisis imam?
lah emang bisa ?
menurut i sih segala hal tentang waktu masa depan itu adalah bullshit.
lain halnya dengan meramal ^-^
Quote
maksudnya dengan kata2 yg lebih moderen. yg bisa lebih gampang dipahamin gitu T_T
atau buddha mengangap remeh manusia jaman sekarang, sampai harus tunggu jaman maitreya datang.
maksudnya pake loe gue gitu ya =)) boleh juga tuh sang buddha ngomongna kek gitu
[at] Buddha
Gue suka gaya loe 8)
Quote
maaf kalau pertanyaan bodoh ini oleh orang bodoh ini
yang bikin bodoh bukan pertannyaannya tetapi karena e nanyanya juga ama orang bodoh
[at] Hatred
gue suka gaya loe =)) =))
yang pintarkan si jawaban
yang bodoh tetap saja pertannyaan
Quotecukup dengan jawaban 22/7 om
Betul...!!!
Karena anda merasa itu dah cukup menjawab sebuah bilangan yang dibagi oleh bilangan lain,
Secukup itulah kemampuan berpikir kita sebagai manusia tentang sesuatu!
Quote from: N1AR on 18 January 2009, 02:32:14 PM
karena jaman sekarang apa saja bisa ditanya, apa tidak pantas orang jaman sekarang
tanya ini itu.
tidak seperti jaman 2500 thn yg lalu orang pada pintar2
seperti s.gautama. anaknya baru lahir saja dia sudah tahu itu belenggu ( padahal belum meditasi , dll )
umur 7 tahun, sidhattha itu udah mencapai jhana loh.......
dengan demikian penyebutan belenggu tidak berkorelasi dengan belum meditasi namun lebih karena sebelumnya dia sudah berniat utk menyucikan diri setelah melihat 4 peristiwa.... cmiiw.....
apa waktu itu s.gautama yakin kalau yg diyakininnya itu benar?
atau memang ada unsur dari agama brahma
bos markos apa jhana mempunyai pandangan sempurna terhadap sesuatu?
sepertinya anaknya lahir dulu sebelum melihat 4 peristiwa deh
Quote from: g.citra on 21 January 2009, 12:08:54 AM
Quotecukup dengan jawaban 22/7 om
Betul...!!!
Karena anda merasa itu dah cukup menjawab sebuah bilangan yang dibagi oleh bilangan lain,
Secukup itulah kemampuan berpikir kita sebagai manusia tentang sesuatu!
apa buddha gautama sudah cukup samapai penglihatan 28 sammasambuddha?
apa tidak ada yang lebih menyakinini nya lagi kalau yang diyakininya itu benar sempurna?
sempurna adalah 100% loh.
kalau ajaran yg 100% sempurna seharusnyakan.. seperti gampang diikutin, kan sempurna tuh ha........
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 01:15:50 PM
apa waktu itu s.gautama yakin kalau yg diyakininnya itu benar?
atau memang ada unsur dari agama brahma
bos markos apa jhana mempunyai pandangan sempurna terhadap sesuatu?
sepertinya anaknya lahir dulu sebelum melihat 4 peristiwa deh
Quote from: g.citra on 21 January 2009, 12:08:54 AM
Quotecukup dengan jawaban 22/7 om
Betul...!!!
Karena anda merasa itu dah cukup menjawab sebuah bilangan yang dibagi oleh bilangan lain,
Secukup itulah kemampuan berpikir kita sebagai manusia tentang sesuatu!
apa buddha gautama sudah cukup samapai penglihatan 28 sammasambuddha?
apa tidak ada yang lebih menyakinini nya lagi kalau yang diyakininya itu benar sempurna?
sempurna adalah 100% loh.
kalau ajaran yg 100% sempurna seharusnyakan.. seperti gampang diikutin, kan sempurna tuh ha........
:))
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 01:15:50 PM
atau memang ada unsur dari agama brahma
kebenaran itu diluar batas agama...
bahkan setelah pencerahannya Sang Buddha, banyak menggunakan kata "brahmana" utk menunjuk pada orang yg telah bebas, ga monoton arahat...
jadi menurut saya, Sang Buddha ga mempermasalahkan sama sekali agamanya brahma atau budha :))
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 01:15:50 PM
apa waktu itu s.gautama yakin kalau yg diyakininnya itu benar?
atau memang ada unsur dari agama brahma
bos markos apa jhana mempunyai pandangan sempurna terhadap sesuatu?
sepertinya anaknya lahir dulu sebelum melihat 4 peristiwa deh
Quote from: g.citra on 21 January 2009, 12:08:54 AM
Quotecukup dengan jawaban 22/7 om
Betul...!!!
Karena anda merasa itu dah cukup menjawab sebuah bilangan yang dibagi oleh bilangan lain,
Secukup itulah kemampuan berpikir kita sebagai manusia tentang sesuatu!
apa buddha gautama sudah cukup samapai penglihatan 28 sammasambuddha?
apa tidak ada yang lebih menyakinini nya lagi kalau yang diyakininya itu benar sempurna?
sempurna adalah 100% loh.
kalau ajaran yg 100% sempurna seharusnyakan.. seperti gampang diikutin, kan sempurna tuh ha........
masalahnya sekarang apakah anda benar-benar mengikuti jalan yang telah di tunjukkan itu???....
seumpama satu mangkok yg tidak ada isi nya dibanding samudra! ^:)^
tolong diisi biarpun satu tetes air
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 01:46:43 PM
seumpama satu mangkok yg tidak ada isi nya dibanding samudra! ^:)^
tolong diisi biarpun satu tetes air
ngga mengerti apa maksudnya bro...
maksud aye gak tau apa2 tolong dibantu pengertian yg benar ^:)^
Quote from: xuvie on 18 January 2009, 12:57:08 PM
mengajarkan kebenaran iya.. tp Sang Buddha bkn mesti menjawab semua pertanyaan ttg kebenaran. Kebenaran itu harus dialami, bkn ditanyakan dan dimengerti secara intelektual saja.
Siapa bilang pertanyaan dan jawaban akan membawa kita ke pencerahan? Itu cm membuat kita mengerti utk awalnya. Tp bkn membuat kita mengalami. Sepanjang tidak mengembangkan panna, kita cm akan stuck di tanya-jawab tanpa sampe ke mana2. Otak cm berisi konsep2 saja jadinya.
Betul bangetz tuch.. soalnya kalo ngejelasin kenapa orang bisa terbang dengan logika ? hasilnya malah puyeng2 bo.. pdhl kebenaran mengatakan itu bagi orang yang sudah mencapai tingkat dalam meditasi dengan obyek angin, jadi ga harus dari logika aja
Quote from: N1AR on 18 January 2009, 11:00:28 AM
diambil dari postingan pak hudoyo
Sang Buddha sendiri berkata, ada 4 hal yang seharusnya tidak dipikir-pikir karena bisa membuat orang menjadi gila:
1. asal mula alam semesta
2. seluk-beluk karma
3. hakikat jhana
4. hakikat seorang yang tercerahkan (buddha).
Wajar seh kalo bahasa hal yg kek gitu ga bakal ada habisnya
Mending langsung merealisasi sang jalan aja
Baru ke-4 hal itu terjawab sudah
kan ujung2nya nanti sama dalam hal kebijaksannan, keyakinan, ama usaha :))
jadi gak ada bedanya dong..
mau logika kek , mau percaya kek.. , suka2 gw ha........... yg penting usaha
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 01:46:43 PM
seumpama satu mangkok yg tidak ada isi nya dibanding samudra! ^:)^
tolong diisi biarpun satu tetes air
Dear N1AR...
Hal yang paling nyata yang kita alami adalah hal yang juga dialami oleh pangeran Sidharta sewaktu beliau menjadi seorang pangeran dan melakukan lawatan kedesa-desa yakni usia tua, sakit dan orang mati...
Karena dorongan cinta kasihNya yang begitu besar kepada umat manusia, beliau memutuskan untuk mengambil langkah dari kejadian keempat yang dilihatnya yaitu memilih jalan sebagai seorang pertapa...
Lalu usahaNya pun terwujud... Beliau menemukan "obat" untuk mengatasi usia tua, sakit dan kematian, yang kemudian Belliau ajarkan hingga saat ini yang kita kenal sebaga Dhamma ajaran Beliau...
Sebagai manusia biasa, kitapun tentu mengetahui mengenai proses ini (kita akan menjadi tua, sakit dan mati)...
Karenanya, sebelum kita mengembangkan pikiran kita dengan hal-hal yang lebih jauh (bahkan memaksa untuk masuk kedalam sesuatu yang memang masih diluar akal pikiran kita) bukankah lebih berguna bagi kita untuk belajar dahulu untuk menguasai 3 hal diatas (usia tua, sakit dan mati) agar kita lebih banyak waktu lagi membahas tentang hal-hal lainnya ?
Semoga tulisan saya ini bermanfaat... :)
Salam... Namo Buddhaya... _/\_ ...
Quoteapa waktu itu s.gautama yakin kalau yg diyakininnya itu benar?
atau memang ada unsur dari agama brahma
bos markos apa jhana mempunyai pandangan sempurna terhadap sesuatu?
sepertinya anaknya lahir dulu sebelum melihat 4 peristiwa deh
Quote from: g.citra on Today at 12:08:54 AM
Quote
cukup dengan jawaban 22/7 om
Betul...!!!
Karena anda merasa itu dah cukup menjawab sebuah bilangan yang dibagi oleh bilangan lain,
Secukup itulah kemampuan berpikir kita sebagai manusia tentang sesuatu!
apa buddha gautama sudah cukup samapai penglihatan 28 sammasambuddha?
apa tidak ada yang lebih menyakinini nya lagi kalau yang diyakininya itu benar sempurna?
sempurna adalah 100% loh.
kalau ajaran yg 100% sempurna seharusnyakan.. seperti gampang diikutin, kan sempurna tuh ha........
jadi inget ada rekan yg mau belajar meditasi...... tapi mau punya guru yg cakap
jadi inget juga org kebanyakan, yg mau masukin anak ke sekolah yg terkenal
atau punya guru les yg "beken"
ilmu yg sempurna, guru yg cakap akan percuma jika "muridnya" bebal, tidak mau melaksanakan
Bhikkhu sangha waktu jaman dulu pun, tidak semuanya menjadi ariya sangha..... tidak semua muridnya bisa mencapai kesucian
kenapa demikian? karena murid2nya itu, masih mempunyai "debu" yg tebal di batinnya, yg "tidak mau" dibersihkan oleh orangnya itu sendiri
Ini bisa dilihat dalam berbagai cerita dalam buddhism dimana akhirnya si orang itu menjadi "sadar"
Siddhattha pun mempunyai keyakinan yg bertingkat2.
Itu kenapa beliau berguru pada berbagai orang, karena pada tingkat tertentu, dia yakin dengan guru itu
Tapi ternyata semua tidak bisa membuat orang terlepas dari "lahir, tua, sakit"
Sama seperti contoh anak TK dan aljabar (sori contoh klasik yg membosankan)
Menurut si anak TK, kebenaran 100% dia adalah pada level itu, jadi aljabar itu salah
Waktu di SD, dia bisa tahu kebenaran yg "lebih benar" lagi, dstnya.....
Rahula lahir lama setelah P. Siddhattha melihat 4 peristiwa.
Jhana adalah tingkat konsentrasi bro......
Jhana menekan 5 rintangan batin (nivarana), bukan memusnahkannya.
Jadi pada jhana, tetap mempunyai pandangan yg keliru karena masih ada moha yg membuat tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 02:07:16 PM
kan ujung2nya nanti sama dalam hal kebijaksannan, keyakinan, ama usaha :))
jadi gak ada bedanya dong..
mau logika kek , mau percaya kek.. , suka2 gw ha........... yg penting usaha
ya beda dong......
kalo percaya doang, kaga ada jalannya, itu namanya "membuta", Blind Faith
Beda ama percaya karena ada jalannya, karena ada ratusan ribu orang yg sudah membuktikan bhw si jalan memang bisa mencapai sesuai yg diucapkan
Itulah Ehipassiko : silahkan dibuktikan dengan cara yg udah dibuktikan oleh bnyk orang
Quote from: markosprawira on 21 January 2009, 04:56:12 PM
Quote from: N1AR on 21 January 2009, 02:07:16 PM
kan ujung2nya nanti sama dalam hal kebijaksannan, keyakinan, ama usaha :))
jadi gak ada bedanya dong..
mau logika kek , mau percaya kek.. , suka2 gw ha........... yg penting usaha
ya beda dong......
kalo percaya doang, kaga ada jalannya, itu namanya "membuta", Blind Faith
Beda ama percaya karena ada jalannya, karena ada ratusan ribu orang yg sudah membuktikan bhw si jalan memang bisa mencapai sesuai yg diucapkan
Itulah Ehipassiko : silahkan dibuktikan dengan cara yg udah dibuktikan oleh bnyk orang
ha... perbedaan yg ini maksud aye setelah sammasambuddha
cuma gak tau dihapus ama siapa T_T
dan tidak coment.. soalnya salah paham
Quote from: markosprawira on 21 January 2009, 04:51:03 PM
Quoteapa waktu itu s.gautama yakin kalau yg diyakininnya itu benar?
atau memang ada unsur dari agama brahma
bos markos apa jhana mempunyai pandangan sempurna terhadap sesuatu?
sepertinya anaknya lahir dulu sebelum melihat 4 peristiwa deh
Quote from: g.citra on Today at 12:08:54 AM
Quote
cukup dengan jawaban 22/7 om
Betul...!!!
Karena anda merasa itu dah cukup menjawab sebuah bilangan yang dibagi oleh bilangan lain,
Secukup itulah kemampuan berpikir kita sebagai manusia tentang sesuatu!
apa buddha gautama sudah cukup samapai penglihatan 28 sammasambuddha?
apa tidak ada yang lebih menyakinini nya lagi kalau yang diyakininya itu benar sempurna?
sempurna adalah 100% loh.
kalau ajaran yg 100% sempurna seharusnyakan.. seperti gampang diikutin, kan sempurna tuh ha........
jadi inget ada rekan yg mau belajar meditasi...... tapi mau punya guru yg cakap
jadi inget juga org kebanyakan, yg mau masukin anak ke sekolah yg terkenal
atau punya guru les yg "beken"
ilmu yg sempurna, guru yg cakap akan percuma jika "muridnya" bebal, tidak mau melaksanakan
Bhikkhu sangha waktu jaman dulu pun, tidak semuanya menjadi ariya sangha..... tidak semua muridnya bisa mencapai kesucian
kenapa demikian? karena murid2nya itu, masih mempunyai "debu" yg tebal di batinnya, yg "tidak mau" dibersihkan oleh orangnya itu sendiri
Ini bisa dilihat dalam berbagai cerita dalam buddhism dimana akhirnya si orang itu menjadi "sadar"
Siddhattha pun mempunyai keyakinan yg bertingkat2.
Itu kenapa beliau berguru pada berbagai orang, karena pada tingkat tertentu, dia yakin dengan guru itu
Tapi ternyata semua tidak bisa membuat orang terlepas dari "lahir, tua, sakit"
Sama seperti contoh anak TK dan aljabar (sori contoh klasik yg membosankan)
Menurut si anak TK, kebenaran 100% dia adalah pada level itu, jadi aljabar itu salah
Waktu di SD, dia bisa tahu kebenaran yg "lebih benar" lagi, dstnya.....
Rahula lahir lama setelah P. Siddhattha melihat 4 peristiwa.
Jhana adalah tingkat konsentrasi bro......
Jhana menekan 5 rintangan batin (nivarana), bukan memusnahkannya.
Jadi pada jhana, tetap mempunyai pandangan yg keliru karena masih ada moha yg membuat tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah
he...
bagaimana yg bro yakinin adalah benar? menurut siapa benarnya?
mungkin selamanya saya akan di paly grup juga gak apa2 soalnya memang pantas bua saya :P
apa seorang murid harus mengerti semua yg diajarkan oleh gurunya.
apa murid sang Buddha bisa menjelaskan 100% ajaran sang Buddha
istilah nya petanih bodoh yg mengalami mimpi hidup di kota modren :P
bagaimana dia menjelaskannya kalau dia bukan sammasambuddha
semua cuma diatas buku.. lihat rumahnya dulu ah.. kalau mau berteduh.. takutnya rumah hantu :P
Wahai niar... jangan hanya percaya atas apa yang engkau baca di sutta... Ehi Passiko donk.... come and see, jadi niar... buktikan dolo... :))
Ragu pangkal ehipassiko :D
kenapa tidak ada yg memulai lagi sepertinya T_T
ilmu pengetahuan/ ilmu yg ditemukan = seperti saya tidak percaya ini/ tidak saling percaya sama sekali?
harus ada pikiran sehat yg dapat diterima akal manusia makanya dikatakan ilmu manusia/ ilmu pengetahuan, kesadaran manusia.
kalau satu buah persepsi tidak dapat dipercaya atau tidak masuk akal, maka ilmu itu akan gugur kan.
kalau ada soal atau pertanyaan yg tidak dapat dijawab oleh manusia. maka Buddha bukan manusia dong
seperti kata einstein [ mistery ].. kenapa ada universal. kenapa universal tertata dengan rapi dan rasional. dan bagaimana
dengan kemampuan manusia yg terbatas bisa mengerti dan menerimanya dan mengangap sesuatu yg tertata rapi itu rasional.
apa menujuh nibbana adalah termasuk susunan hidup yg telah tertata rapi ini
buah karma yg bisa menghitung dengan akurat ini, apa ada yg mengerti dan mengangapnya rasional hukum alam / kamma
dan bagaimana anda mengetahuinya? dari buku ilmu pengetahuan atau dari buku yg dibilang logis ( biasanya ) ?
kalau hukum kesimbangan alam termasuk hukum kamma? kenapa bisa bergitu seimbang?
apa kita harus berpatokan pada ilmu pengetahuan? atau cuma dari kata2 sang Buddha yg tidak banyak bisa dimengeri oleh manusia yg belajar ilmu pengetahuan
Quotekalau ada soal atau pertanyaan yg tidak dapat dijawab oleh manusia. maka Buddha bukan manusia dong
Jelas Buddha manusia...! manusia yang jauh lebih mengerti dibandingkan saya dan anda... :)
Quoteapa menujuh nibbana adalah termasuk susunan hidup yg telah tertata rapi ini
Apakah menurut anda Nibbana adalah sebuah tempat tujuan ? :)
Quotebuah karma yg bisa menghitung dengan akurat ini, apa ada yg mengerti dan mengangapnya rasional
Logikanya, kalau kita di pukul orang, tentunya kita akan 'merasakan sesuatu' bukan dan tentunya ada sebabnya dunk... :)
Quotehukum alam / kamma dan bagaimana anda mengetahuinya?dari buku ilmu pengetahuan atau dari buku yg dibilang logis ( biasanya )?
Darimana anda mengetahui penjumlahan 1+1 = 2... dari gurukah? dari rasio anda yang memang menganggap itu benarkah? :)
Quotekalau hukum kesimbangan alam termasuk hukum kamma? kenapa bisa bergitu seimbang?
:))... Layangan kalo gak seimbang, enak dimainkannya gak? ... :))
Quoteapa kita harus berpatokan pada ilmu pengetahuan? atau cuma dari kata2 sang Buddha yg tidak banyak bisa dimengeri oleh manusia yg belajar ilmu pengetahuan
Hidup ini pilihan bro... ! Semua punya kebebasan untuk memilih sesuai dengan 'seleranya'... :))
Salam... Namo Buddhaya... _/\_ ... :))
Jelas Buddha manusia...! manusia yang jauh lebih mengerti dibandingkan saya dan anda...
bearti kita sama2 tidak mengerti :P
Apakah menurut anda Nibbana adalah sebuah tempat tujuan ?
iya sih :|
Logikanya, kalau kita di pukul orang, tentunya kita akan 'merasakan sesuatu' bukan dan tentunya ada sebabnya dunk...
kalau kita dipukul orang kan hukum alamnya = sakit
hukum kammanya mungkin dari perbuatan kita terdahulu. bagaimana pelanet atau rotasi bumi ada hukum kammanya?
Darimana anda mengetahui penjumlahan 1+1 = 2... dari gurukah? dari rasio anda yang memang menganggap itu benarkah?
tentu saja 1+1=2 MASA GAK TAHU
Layangan kalo gak seimbang, enak dimainkannya gak?
gak bisa main layangan :P
kan kita diajarkan mematakan hukum kamma.. bagaimana dengan hukum alamnya?
Quotekalau kita dipukul orang kan hukum alamnya = sakit
Belum tentu... :p ... klo gak kena ? tapi tetap kita rasakan juga kan ? :P
Quotebagaimana pelanet atau rotasi bumi ada hukum kammanya?
ada tuh... :))
Quotekan kita diajarkan mematakan hukum kamma.. bagaimana dengan hukum alamnya
sama... mesti di patahin juga ... :))
apa sebuah ideologi menyelesaikan semua masalah?
juga... apakah tidak dengan atau malah banyak ideologi juga bisa menyelesaikan?
lalu apakah yang bisa menyelesaikan? :)
apa yg bisa menyelasikan?
Rasa puas...