Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: wentalau on 17 January 2009, 12:54:26 AM

Title: [ask] kehendak?
Post by: wentalau on 17 January 2009, 12:54:26 AM
kk,cc
numpang nanya, jika suatu mahkhluk telah menjadi buddha atau arahat, mereka masi memiliki kehendak ??

maksud saya, jika sidharta gautama sudah mencapai tingkat kebudhaan apakah ia masi tetap mengajarkan agama buddha? atau dia tidak mengajar lagi agama buddha sampai ajaran-NYA hilang dan digantikan buddha yg baru?
_/\_
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: Jerry on 17 January 2009, 02:31:55 AM
Belum jd arahat apalagi Buddha jd ngga bs dijawab. Pending dl ampe berkalpa-kalpa mendatang ya :))

Kalau secara pikiran manusia biasa gini sih.. kehendak pasti tetep ada kali ya.. hanya saja jenis perbuatan yg dilakuin itu udah lemah efeknya.

Utk yg pertanyaan bait ke-2 kurang spesifik, diperjelas lagi plis :)

_/\_
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: gajeboh angek on 17 January 2009, 11:06:26 AM
Cetana (niat / kehendak) yang terjadi para Arahat adalah Maha-kiriya. Sifatnya fungsional dan tidak menghasilkan karma baru.

Secara sederhana niat tersebut sudah bebas dari ketamakan, kebencian, kebodohan, ketidaktamakan, ketidakbencian, dan ketidakbodohan. (lobha dosa moha alobha adosa amoha), atau terbebas dari kusala dan akusala (baik dan buruk).
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: markosprawira on 19 January 2009, 01:58:09 PM
Mau memperjelas

pada putthujhana, yg dominan dan berbuat adalah Cetana/kehendak

pada arahat, yg dominan adalah Panna, sehingga Javana(action) di pikiran/kesadarannya hanya fungsional alias tidak menghasilkan kamma lagi
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: wentalau on 19 January 2009, 06:26:14 PM
Quote from: markosprawira on 19 January 2009, 01:58:09 PM
Mau memperjelas

pada putthujhana, yg dominan dan berbuat adalah Cetana/kehendak

pada arahat, yg dominan adalah Panna, sehingga Javana(action) di pikiran/kesadarannya hanya fungsional alias tidak menghasilkan kamma lagi
panna apa yah kk? maklum masi newbie :D


Quote from: Wolverine on 17 January 2009, 11:06:26 AM
Cetana (niat / kehendak) yang terjadi para Arahat adalah Maha-kiriya. Sifatnya fungsional dan tidak menghasilkan karma baru.

Secara sederhana niat tersebut sudah bebas dari ketamakan, kebencian, kebodohan, ketidaktamakan, ketidakbencian, dan ketidakbodohan. (lobha dosa moha alobha adosa amoha), atau terbebas dari kusala dan akusala (baik dan buruk).

jadi jika  seseorang telah mencapai arahat atau buddha dan sudah parinibbana, apakah masi tetap dapat berkeliling ke 31 alam dan mengajarkan dhamma ya?

Quote from: xuvie on 17 January 2009, 02:31:55 AM
Belum jd arahat apalagi Buddha jd ngga bs dijawab. Pending dl ampe berkalpa-kalpa mendatang ya :))

Kalau secara pikiran manusia biasa gini sih.. kehendak pasti tetep ada kali ya.. hanya saja jenis perbuatan yg dilakuin itu udah lemah efeknya.

Utk yg pertanyaan bait ke-2 kurang spesifik, diperjelas lagi plis :)

_/\_

maksudnya saat ini sang buddha kan sudah di dalam Parinibbana, lalu apakah sang buddha masi tetap exist mengajarkan dhamma ke 31 alam kehidupan?
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: hatRed on 19 January 2009, 07:44:36 PM
welleh welleh wentalu

Panna = kebijaksanaan

Parinibbana tuh dah maot. gak bisa ngapa-ngapain lagi
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: Sumedho on 19 January 2009, 07:48:03 PM
menurut kamma sutta, sih kamma telah berhenti

kamma = kehendak/cetana

so... artinya cetana telah berhenti
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: wentalau on 20 January 2009, 03:26:37 PM
ic ic
thx for explain
_/\_
Title: Re: [ask] kehendak?
Post by: ika_polim on 08 May 2009, 04:07:26 PM
Quote from: wentalau on 17 January 2009, 12:54:26 AM
kk,cc
numpang nanya, jika suatu mahkhluk telah menjadi buddha atau arahat, mereka masi memiliki kehendak ??

maksud saya, jika sidharta gautama sudah mencapai tingkat kebudhaan apakah ia masi tetap mengajarkan agama buddha? atau dia tidak mengajar lagi agama buddha sampai ajaran-NYA hilang dan digantikan buddha yg baru?
_/\_

mungkin ungkapan berikut sesuai dgn esensi yg anda tanyakan!

" To Work Without Working"!

analogi dr pernyataan diatas adalah Rumus Usaha(W), menurut pelajarjan fisika adalah = Gaya (F) x Jarak Tempuh (S) x Cos sudut antara F&S.

artinya jika pada suatu keadaan dimana sudut yg terbentuk dr F dan S hampir 90 derajat, maka sebesar apapun gaya F yg diberikan ke benda tsb dan menghasilkan jarak tempuh teertentu, tetap saja dikatakan bahwa Usaha yg dilakukan hampir sama dgn NOL, krn cos 90 derajat = 0 !

artinya pada keadaan spt itu ungkapan "To Work Without Working" sgt2 mungkin terjadi di hal2 spiritualitas! yg dlm hal ini adalah komponen pikiran yg telah mengendap yg menyebabkan semua tindakan saat itu adalah dikatakan bukan Tindakan/Working! itu cuma To Work tanpa adanya Working! krn dgn Pikiran Mengendap berarti Tiadanya Kehendak yg merupakan hasil dr si Aku!

ika.