kalau nibbana adalah tujuan akhir kok buddha tau?
bukannya harus parinibbana dulu, apa dinibbana ada orang?
dan bagaimana buddha yakin kalau ajaran yg diajarkan adalah yg paling benar
kalau dia mengucapkan kalama sutta
buddha sendiri bilang jangan telan bulat2 apa yg dibilang olehnya
tapi pahamin dulu dan ehipassiko
bagaimana memulai ehipassiko kalau ada sesuatu diluar jangkauan kita
apa perbedaan nyata dan ilusi?
kalau tidak ada yg kekal, kenapa pikiran dan ingatan bisa kekal?
kalau buddha pernah ketemu brahma, berarti ajaran ketuhannan belum tentu salah dong, kan kesurga umurnya sangat panjang dan mungkin saja ada kesempatan bisa belajar nibbana disana.
mohon maaf untuk pertanyaan terakhir..
semuanya adalah pemikiran pemula dan ingin belajar
Quote from: 7 Tails on 13 January 2009, 11:52:59 PM
kalau nibbana adalah tujuan akhir kok buddha tau?
bukannya harus parinibbana dulu, apa dinibbana ada orang?
sudah banyak dibahas mengenai nibbana bukanlah suatu tempat.
Quote
dan bagaimana buddha yakin kalau ajaran yg diajarkan adalah yg paling benar
kalau dia mengucapkan kalama sutta
buddha sendiri bilang jangan telan bulat2 apa yg dibilang olehnya
tapi pahamin dulu dan ehipassiko
bagaimana memulai ehipassiko kalau ada sesuatu diluar jangkauan kita
apa perbedaan nyata dan ilusi
Saya sarankan Bro 7 ekor untuk membaca Kalama Sutta dengan lengkap, pelajari situasinya, bahwa Suku Kalama pada saat itu telah dikunjungi oleh berbagai Petapa dan Brahmana yg mengajarkan berbagai Ajaran, dan Suku Kalama ini kebingungan dengan berbagai ajaran tsb, dan kemudian ditambah lagi dengan ajaran Buddha.
Quote
kalau buddha pernah ketemu brahma, berarti ajaran ketuhannan belum tentu salah dong, kan kesurga umurnya sangat panjang dan mungkin saja ada kesempatan bisa belajar nibbana disana.
di alam serga suasananya terlalu menyenangkan sehingga makhluk2 di sana tidak merasa perlu untuk praktik Dhamma. dan juga karena umur yg sangat panjang itu menyebabkan mrk tidak mampu memahami ajaran Anicca, karena beranggapan bahwa mrk adalah makhluk kekal.
_/\_
Quotesudah banyak dibahas mengenai nibbana bukanlah suatu tempat.
kalau nibbana bukan tempat kenapa disana bisa hilang yg negatif masi ada yg positif seperti kebahagian tertinggi
Quotedi alam serga suasananya terlalu menyenangkan sehingga makhluk2 di sana tidak merasa perlu untuk praktik Dhamma. dan juga karena umur yg sangat panjang itu menyebabkan mrk tidak mampu memahami ajaran Anicca, karena beranggapan bahwa mrk adalah makhluk kekal.
jadi orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma? apa kita didunia orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma?
bukannya sudah kamma kita mendapatkan kebahagian
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 12:19:59 AM
kalau nibbana bukan tempat kenapa disana bisa hilang yg negatif masi ada yg positif seperti kebahagian tertinggi
disana dimana? dalam Nibbana tidak ada lagi positif negatif, boleh tau rujukan yang Bro maksudkan?
Quotejadi orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma? apa kita didunia orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma?
bukannya sudah kamma kita mendapatkan kebahagian
bagaimana anda bisa memahami penderitaan jika anda tidak pernah merasakan menderita?
beda dengan kita di alam manusia yg berumur pendek dan rentan terhadap penyakit, jadi ajaran Buddha lebih mudah kita pahami di alam manusia ini. kebahagiaan dan penderitaan tersedia lengkap di alam manusia. Lahir, tua, Sakit, Mati jelas terlihat di alam manusia
_/\_
Quotedisana dimana? dalam Nibbana tidak ada lagi positif negatif, boleh tau rujukan yang Bro maksudkan?
dhammapada 203 dan 204 ; merupakan kebahagian tertinggi
selain alam manusia? masi ada gak tempat untuk mencapai nibbana?
sepertinya alam sukhavati kan kaya surga, kalau saya baca akhir2 ini
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 12:51:44 AM
Quotedisana dimana? dalam Nibbana tidak ada lagi positif negatif, boleh tau rujukan yang Bro maksudkan?
dhammapada 203 dan 204 ; merupakan kebahagian tertinggi
selain alam manusia? masi ada gak tempat untuk mencapai nibbana?
sepertinya alam sukhavati kan kaya surga, kalau saya baca akhir2 ini
kebahagiaan tertinggi bisa diterima, tapi suatu tempat???
Tidak disebutkan bahwa di alam surga tidak dapat mencapai Nibbana, hanya disebutkan lebih sulit tapi bukan mustahil. ada contoh kasus, misalnya Dewa Sakka yg juga berhasil mencapai kesucian Sottapana. dan juga diceritakan bahwa sewaktu Sang Buddha membabarkan Maha Samaya Sutta, hampir semua para Dewa dan Brahma yang mendengarkan khotbah itu berhasil mencapai Kesucian, demikian pula sewaktu Sang Buddha membabarkan khotbah2 lainnya, banyak sekali para Dewa yang berhasil mencapai kesucian. tapi kemungkinan itu adalah karena kondisi mereka yang dapat bertemu dangan seorang Buddha.
Kemudian lagi, mereka yang telah mencapai kesucian Anagami akan terlahir kembali di alam Brahma Sudhavassa, dan dari sana akan merealisasi Nibbana, tanpa harus kembali ke alam manusia.
_/\_
kalau hilangnya aku berarti nibbana
kalau tidak ada aku bagaimana kita bisa kenibbana
dari mana datangnya aku
kalau aku ada terus di 31 alam bearti aku itu kekal dong
makanya harus kenibbana supaya hilangnya aku yg tidak bahagia, lahir, sakit, tua dan mati, diulang terus
jadi menurut saya nibbana adalah tempat tujuan yg tidak berarti padam kebahagian,
ada tempatnya
tempat yg ada buddha, kebahagian tertinggi
kalau dilihat penjelasan diatas dewa kan bahagia terus, kok bisa langsung paham apa itu anicca bos indra T_T
mohon bimbingan
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 01:11:35 AM
kalau hilangnya aku berarti nibbana
kalau tidak ada aku bagaimana kita bisa kenibbana
dari mana datangnya aku
kalau aku ada terus di 31 alam bearti aku itu kekal dong
makanya harus kenibbana supaya hilangnya aku yg tidak bahagia, lahir, sakit, tua dan mati, diulang terus
jadi menurut saya nibbana adalah tempat tujuan yg tidak berarti padam kebahagian,
ada tempatnya
tempat yg ada buddha, kebahagian tertinggi
Saya sendiri juga belum memahami sepenuhnya soal tanpa-aku ini, tapi menurut yg saya pelajari, menurut Sutta selalu disebutkan Tidak ada Aku, nah kita diharapkan untuk menembus pengetahuan bahwa Aku ini tidak ada, jadi istilah "menghilangkan aku" menurut saya tidak tepat, bagaimana menghilangkan sesuatu yg tidak ada?
Quote
kalau dilihat penjelasan diatas dewa kan bahagia terus, kok bisa langsung paham apa itu anicca bos indra T_T
para dewa yg saya jelaskan diatas berhasil mencapai kesucian karena mendengarkan khotbah Sang Buddha. Sang Buddha memiliki kualitas2 yang luar biasa, itulah sebabnya beliau disebut Guru para Dewa dan manusia. dengan khotbahNya para Dewa bisa memahami apa yang Beliau ajarkan. tentunya juga bergantung pada kondisi batin para dewa itu juga.
_/\_
kalau gak salah baca buddha gautama pas mau parinibbana kan lagi sekarat ( maksudnya sakit )
maka dia memutuskan untuk parinibbana
bagaimana dengan buddha amitaba? apa bisa sekarat juga/ sakit
bagaimana kalau kita yg sekarat? bagaimana menanganinya
mengangapnya itu cuma anatta
QuoteSaya sendiri juga belum memahami sepenuhnya soal tanpa-aku ini, tapi menurut yg saya pelajari, menurut Sutta selalu disebutkan Tidak ada Aku, nah kita diharapkan untuk menembus pengetahuan bahwa Aku ini tidak ada, jadi istilah "menghilangkan aku" menurut saya tidak tepat, bagaimana menghilangkan sesuatu yg tidak ada?
jadi maksudnya dari awal aku atau anatta itu tidak ada? cuma ilusi
jadi ingat film matrix, apa seperti itu?
waktu si neo lihat anak kecil yg bisa belokin sendok,
ditanya ama neo.. kata anak kecil itu semuanya adalah ilusi
yg kita lihat sendok itu bukan benar2 sendok yg dilihat oleh indra mata( :)) kalau gak salah kalaimatnya , uda lama bangat)
[at] 7ekor :
Kebahagiaan seorang Ariya Puggala, sangat berbeda dengan kebahagiaan seorang awam yg masih diliputi Lobha, Dosa dan Moha
Hal ini spt seorang di benua Eropa yg ingin mengetahui rasa kesemek....
alias ga nyambung........ ;D
sekedar sharing sedikit yg saya tahu :-[
Mahluk terdiri dari nama dan rupa.
Nama terdiri dari nama khanda dan nama dhamma
demikian juga rupa yg terdiri dari rupa khanda dan rupa dhamma.... (mohon koreksi senior jk ada yg salah)
Sedangkan pada Nibbana, hanya ada Nama Dhamma.....
disini menandakan bhw nama khanda alias vinnana, sanna, sankhara dan vedana khanda-pun tidak akan ada di Nibbana
makin pusing khan? :))
Mirip spt anak TK yg mau tahu apa itu Aljabar.
Mau ditelaah dgn cara apapun, Aljabar itu adalah sesuatu yg tidak akan bs dimengerti
Aljabar baru bs dimengerti pada akhirnya setelah kita mulai mempelajari matematika dari jenjang2nya misal dari awal misal 1+1 = 2, menanjak ke x (kali) dan : (bagi)
belajar bilangan desimal, persen, dsbnya....
demikian seterusnya sampai pada akhirnya kita bisa sampai pada "Aljabar"
demikian pendapat saya sebagai anak yg masih pada jenjang PG (lbh rendah dari TK :-[)
vinnana= kesadaran
sanna=pencerapan
sankhara=bentuk2 kamma
vedana=perasaan
kalau nama dhamma itu maksudnya jiwa bukan?
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 01:31:20 AM
kalau gak salah baca buddha gautama pas mau parinibbana kan lagi sekarat ( maksudnya sakit )
maka dia memutuskan untuk parinibbana
bagaimana dengan buddha amitaba? apa bisa sekarat juga/ sakit
bagaimana kalau kita yg sekarat? bagaimana menanganinya
mengangapnya itu cuma anatta
QuoteSaya sendiri juga belum memahami sepenuhnya soal tanpa-aku ini, tapi menurut yg saya pelajari, menurut Sutta selalu disebutkan Tidak ada Aku, nah kita diharapkan untuk menembus pengetahuan bahwa Aku ini tidak ada, jadi istilah "menghilangkan aku" menurut saya tidak tepat, bagaimana menghilangkan sesuatu yg tidak ada?
jadi maksudnya dari awal aku atau anatta itu tidak ada? cuma ilusi
jadi ingat film matrix, apa seperti itu?
waktu si neo lihat anak kecil yg bisa belokin sendok,
ditanya ama neo.. kata anak kecil itu semuanya adalah ilusi
yg kita lihat sendok itu bukan benar2 sendok yg dilihat oleh indra mata( :)) kalau gak salah kalaimatnya , uda lama bangat)
Kayaknya Buddha Amitabha masih belum parinibanna deh.... dan masih hidup di alam sukhawati...
Semua makhluk pasti akan mengalami lahir, tua, sakit, dan mati... dan tidak ada yang bisa menghindari hal ini...
Biasa orang sering sebut bahwa 'ILUSI' karna kita yang masih puthujana, tidak melihat segala sesuatu sebagai apa adanya....tetapi kita meilhatnya berdasarkan persepsi kita sendiri dan bukan realita sebenarnya...
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 12:19:59 AM
Quotesudah banyak dibahas mengenai nibbana bukanlah suatu tempat.
kalau nibbana bukan tempat kenapa disana bisa hilang yg negatif masi ada yg positif seperti kebahagian tertinggi
Quotedi alam serga suasananya terlalu menyenangkan sehingga makhluk2 di sana tidak merasa perlu untuk praktik Dhamma. dan juga karena umur yg sangat panjang itu menyebabkan mrk tidak mampu memahami ajaran Anicca, karena beranggapan bahwa mrk adalah makhluk kekal.
jadi orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma? apa kita didunia orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma?
bukannya sudah kamma kita mendapatkan kebahagian
Kebahagiaan yang dialami ini pun tidak kekal dan akan berubah..... didalam kebahagian ini pun bisa muncul dukkha....
Kayaknya Buddha Amitabha masih belum parinibanna deh.... dan masih hidup di alam sukhawati...
Semua makhluk pasti akan mengalami lahir, tua, sakit, dan mati... dan tidak ada yang bisa menghindari hal ini...
Biasa orang sering sebut bahwa 'ILUSI' karna kita yang masih puthujana, tidak melihat segala sesuatu sebagai apa adanya....tetapi kita meilhatnya berdasarkan persepsi kita sendiri dan bukan realita sebenarnya...
intinya di sukhavati ada sakit/ penyakit?
soalnya kalau semua mahkluk bisa lahir, tua, dan mati ( suhkhavati kan....... )
buddha sendiri yg menyuruh kita ehipassiko
kalau kita ehipassiko persepsi sendiri bagaimana membedakannya dengan realita dan ilusi
bagaimana cara memulainya
itulah kenapa g nyatakan, MUSTAHIL ada yg mencapai arahat jaman sekarang.
Quote from: william_phang on 14 January 2009, 11:51:25 AM
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 12:19:59 AM
Quotesudah banyak dibahas mengenai nibbana bukanlah suatu tempat.
kalau nibbana bukan tempat kenapa disana bisa hilang yg negatif masi ada yg positif seperti kebahagian tertinggi
Quotedi alam serga suasananya terlalu menyenangkan sehingga makhluk2 di sana tidak merasa perlu untuk praktik Dhamma. dan juga karena umur yg sangat panjang itu menyebabkan mrk tidak mampu memahami ajaran Anicca, karena beranggapan bahwa mrk adalah makhluk kekal.
jadi orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma? apa kita didunia orang yg bahagia tidak bisa belajar dhamma?
bukannya sudah kamma kita mendapatkan kebahagian
Kebahagiaan yang dialami ini pun tidak kekal dan akan berubah..... didalam kebahagian ini pun bisa muncul dukkha....
bagaimana pandangan orang yg sekarat/koma gak siuman2 apa dia bisa mencapai nibanna soalnyakan
tidak melakukan apa2 cuma berbaring diranjang.. tidak ada dosa sama sekali
dan sudah kamma buruknya dia koma..
kok bisa mendapatkan kamma baik yaitu tidak melakukan aktifitas memperburuk kamma
Quote from: N1AR on 14 January 2009, 11:57:46 AM
Kayaknya Buddha Amitabha masih belum parinibanna deh.... dan masih hidup di alam sukhawati...
Semua makhluk pasti akan mengalami lahir, tua, sakit, dan mati... dan tidak ada yang bisa menghindari hal ini...
Biasa orang sering sebut bahwa 'ILUSI' karna kita yang masih puthujana, tidak melihat segala sesuatu sebagai apa adanya....tetapi kita meilhatnya berdasarkan persepsi kita sendiri dan bukan realita sebenarnya...
intinya di sukhavati ada sakit/ penyakit?
soalnya kalau semua mahkluk bisa lahir, tua, dan mati ( suhkhavati kan....... )
buddha sendiri yg menyuruh kita ehipassiko
kalau kita ehipassiko persepsi sendiri bagaimana membedakannya dengan realita dan ilusi
bagaimana cara memulainya
kl ini saya ga bisa jawab krn tidak mendalami Mahayana Pure Land.... mgkn bisa tanya di thread Mahayana....
Nah bagaimana membedakan ya saran saya sih kamu coba meditasi Vipassana... dan cari guru yang competence di meditasi tersebut...
bagaimana pandangan orang yg sekarat/koma gak siuman2 apa dia bisa mencapai nibanna soalnyakan
tidak melakukan apa2 cuma berbaring diranjang.. tidak ada dosa sama sekali
dan sudah kamma buruknya dia koma..
kok bisa mendapatkan kamma baik yaitu tidak melakukan aktifitas memperburuk kamma
[/quote]
Pertama kita harus tahu dulu apa itu istilah BUDDHA..... BUDDHA berarti SADAR. Jd seorang Buddha adalah selalu sadar sepenuh terhadap proses pikirannya....
Nah kalo kita lihat seorang yg sedang koma, apakah dia sadar?. yang saya tahu bahwa orang yang koma itu tidak sadar sama sekali terhadap pikiran dan jasmaninya.... didalam kondisi ini apakah mungkin dia bisa menyadari tindak-tanduk pikirannya?... dan kecil sekali kemungkinan untuk mencapai nibbana dlm kondisi koma....
Kita didalam hidup ini telah menerima vipaka dan juga telah menanam kamma yang tak terhingga..sehingga tidak tidak akan tahu bahwa dengan mengalami 1 vipaka buruk sudah bisa membersihkan kamma yang lainnya, karena setiap saat kita membentuk kamma baru....
Kamma bisa dilakukan melalui 3 hal:
- perbuatan
- ucapan
- pikiran
Walaupun fisik ini tidak bisa apa2...tapi biasanya pikiran masih akan terus memupuk kamma baru.....
seperti di thread mmd kan kita harus kosongkan pikiran dalam memahami apa itu nibbana
Quote from: N1AR on 14 January 2009, 11:57:46 AM
Kayaknya Buddha Amitabha masih belum parinibanna deh.... dan masih hidup di alam sukhawati...
1) Semua makhluk pasti akan mengalami lahir, tua, sakit, dan mati... dan tidak ada yang bisa menghindari hal ini...
Biasa orang sering sebut bahwa 'ILUSI' karna kita yang masih puthujana, tidak melihat segala sesuatu sebagai apa adanya....tetapi kita meilhatnya berdasarkan persepsi kita sendiri dan bukan realita sebenarnya...
intinya di sukhavati ada sakit/ penyakit?
2) soalnya kalau semua mahkluk bisa lahir, tua, dan mati ( suhkhavati kan....... )
buddha sendiri yg menyuruh kita ehipassiko
3) kalau kita ehipassiko persepsi sendiri bagaimana membedakannya dengan realita dan ilusi
bagaimana cara memulainya
1) tidak semua makhluk akan mengalami penyakit dan penuaan. Makhluk seperti hantu, deva dan brahma tidak mengalami hal ini.
2) Saya juga tidak memiliki landasan dan pemahaman yang jelas untuk menerangkan hal ini. Saya juga tidak tahu, apakah orang yang hidup di alam sukhavati disebut sebagai jenis makhluk apa... Mungkin rekan-rekan Mahayanis di sini bisa membantu. :)
3) Analisalah lewat penerungan. Jika sudah menyelami realitas, Anda akan memiliki pandangan analitis. Lakukan observasi dan penelitian (secara meditatif) secara bertahap, dan uji kebenarannya dari segenap sisinya. Seperti ilmuwan yang terus mengadakan uji coba terhadap suatu penemuannya.
Quote from: N1AR on 14 January 2009, 11:44:34 AM
vinnana= kesadaran
sanna=pencerapan
sankhara=bentuk2 kamma
vedana=perasaan
kalau nama dhamma itu maksudnya jiwa bukan?
Nama Dhamma adalah Kebenaran yg sesungguhnya mengenai Nama/Batin
bukan jiwa, bukan atta, bukan sesuatu yg menjadi penggerak
Demikianlah yg saya tahu sebagai anak PG yg belum tahu 1+1=2 :-[
Quote from: N1AR on 14 January 2009, 12:15:47 PM
seperti di thread mmd kan kita harus kosongkan pikiran dalam memahami apa itu nibbana
Pikiran kosong = kesadaran kosong => bisa ditumpangi mahluk lain loh...... krn org yg sering bengong, konsentrasi lemah dan gelombang pikirannya selaras dgn alam apaya
itu knp pendaki gunung yg stres, bengong biasanya sering "hilang"
Quote from: william_phang on 14 January 2009, 12:10:44 PM
Quotebagaimana pandangan orang yg sekarat/koma gak siuman2 apa dia bisa mencapai nibanna soalnyakan
tidak melakukan apa2 cuma berbaring diranjang.. tidak ada dosa sama sekali
dan sudah kamma buruknya dia koma..
kok bisa mendapatkan kamma baik yaitu tidak melakukan aktifitas memperburuk kamma
Pertama kita harus tahu dulu apa itu istilah BUDDHA..... BUDDHA berarti SADAR. Jd seorang Buddha adalah selalu sadar sepenuh terhadap proses pikirannya....
Nah kalo kita lihat seorang yg sedang koma, apakah dia sadar?. yang saya tahu bahwa orang yang koma itu tidak sadar sama sekali terhadap pikiran dan jasmaninya.... didalam kondisi ini apakah mungkin dia bisa menyadari tindak-tanduk pikirannya?... dan kecil sekali kemungkinan untuk mencapai nibbana dlm kondisi koma....
Kita didalam hidup ini telah menerima vipaka dan juga telah menanam kamma yang tak terhingga..sehingga tidak tidak akan tahu bahwa dengan mengalami 1 vipaka buruk sudah bisa membersihkan kamma yang lainnya, karena setiap saat kita membentuk kamma baru....
Kamma bisa dilakukan melalui 3 hal:
- perbuatan
- ucapan
- pikiran
Walaupun fisik ini tidak bisa apa2...tapi biasanya pikiran masih akan terus memupuk kamma baru.....
kalau dia merenungkan perbuatan baik : itu adalah kamma yg baik
pencapaian kesucian dicapai melalui batin loh, bukan karena fisiknya......
sebagaimana diatas disebut bhw yg ada pada Nibbana adalah nama dhamma, bukan nama khanda juga
Quote from: N1AR on 14 January 2009, 11:57:46 AM
buddha sendiri yg menyuruh kita ehipassiko
kalau kita ehipassiko persepsi sendiri bagaimana membedakannya dengan realita dan ilusi
bagaimana cara memulainya
Ehipassiko disini adalah membuktikan apakah ajaran Buddha itu membawa manfaat bagi perkembangan batin (kusala), ataukah akusala (tidak bermanfaat)
Banyak yg menyalah artikan ehipassiko ini sehingga menilai ajaran Buddha namun dengan menggunakan sudut pandang paham lain......
Itu kenapa bnyk yg mempertanyakan letak Nibbana, Kesucian, Jiwa, kesadaran, dsbnya
Ini yg saya diskusikan dengan ko william phang minggu lalu bhw ini menunjukkan ketidak konsistenan trend pikiran.
Misal mau tahu mengenai Nibbana, gunakanlah pola pikir Buddhism yg bersumber dari Anatta, Anicca dan Dukkha. Dengan ini, sudah menjawab nibbana, jiwa, kesadaran/pikiran, dsbnya
tapi kalo pake pola paham lain, yah cocoknya dengan konsep adanya Jiwa. Karena konsepnya adalah Atta, Nicca dan aDukkha.
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah