Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Nevada on 04 January 2009, 05:17:51 PM

Title: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 04 January 2009, 05:17:51 PM
Bagi rekan-rekan sekalian yang masih mencari pendekatan terhadap realitas tumimbal lahir, baik secara logika, ilmiah maupun spiritualitas, semoga artikel ini bisa menjadi referensi yang cukup baik.

Silahkan sanggah artikel ini, dan mari mendiskusikannya agar mencerahkan bagi sesama...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa yang dimaksud dengan tumimbal lahir itu? Tumimbal lahir adalah proses penerusan kehidupan dalam bentuk kelahiran kembali. Satu proses penerusan kehidupan dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya sesuai dengan kammanya masing-masing.

Tidak ada "sesuatu" yang berpindah atau mengambil bentuk tubuh yang baru saat tumimbal lahir terjadi. Namun akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (makhluk), maka akan terlahirlah orang (makhluk) selanjutnya akibat dari perbuatan orang (makhluk) itu sebelumnya. Bila kita mendalami makna sebenarnya dari nyawa, maka kita akan menemukan fakta bahwa nyawa itu sebenarnya adalah energi. Seluruh Alam Semesta ini terdiri dari paduan energi, yang jika disederhanakan akan menjadi energi diam (potensial) dan energi gerak (kinetik). Energi potensial hanya dimiliki oleh segala sesuatu yang diam, sedangkan energi kinetik hanya dimiliki oleh segala sesuatu yang bergerak. Namun kedua energi ini dapat berpadu dan menjadi suatu energi mekanik.

Energi adalah sesuatu yang selalu bergerak, berubah dan mengambil bentuk lain. Contoh simpel yang sering ada dalam kehidupan kita di zaman moderen ini adalah batu baterai. Energi kimia yang terkandung dalam batu baterai dapat diubah menjadi energi listrik sehingga mampu menggerakan sesuatu benda atau menghasilkan bentuk energi lainnya. Ketika energi kimia yang dikandung pada batu baterai itu habis, maka energi listrik itu pun turut lenyap, demikian pula bentuk energi lain yang dihasilkan dari reaksi tersebut. Namun energi ini tidaklah lenyap dari Alam Semesta. Energi ini akan berubah sesuai dengan hukumnya dan kembali berubah menjadi energi lain. Ketika batu baterai itu sudah tidak lagi memiliki kandungan kimia yang dapat berubah menjadi energi listrik dan sebagainya, energi yang terkandung dalam batu baterai itu akan berubah dan memberi dampak bagi batu baterai itu sendiri. Misalnya kita dapat menemukan fakta bahwa batu baterai itu sudah lapuk dan mengeluarkan cairan. Ini adalah salah satu contoh dari perubahan energi, dan energi yang terkandung di batu baterai itu tidak hanya berubah dalam bentuk perubahan batu baterai itu sendiri saja. Selain itu perubahan bentuk dari batu baterai itu sendiri juga merupakan sebab dari perubahan energi selanjutnya.

Albert Einstein mengemukakan Hukum Kekekalan Energi :
"Energi tidak bisa diciptakan, juga tidak bisa dimusnahkan. Namun energi dapat diubah ke bentuk energi yang lain."

Kalau kita meneliti sifat dari energi ini, mungkin kita akan berpendapat bahwa energi itu kekal dan berarti tidak ada akhir dari tumimbal lahir. Pendapat itu tidaklah benar! Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan oleh energi lain yang berada di luar energi tersebut. Energi dapat diciptakan dan demikian juga dapat dimusnahkan oleh energi itu sendiri. Karena itulah maka Sang Buddha pun bersabda :
"Semua benda muncul karena ada sebab, dan terdapat sebab lain di dalamnya pula yang dapat meniadakannya."

Atas dasar hukum inilah, maka Sang Buddha mengajarkan kepada semua makhluk untuk berusaha dengan segala kemampuan dan kekuatannya sendiri untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak ada hadiah atau hukuman di hukum alam, yang ada hanyalah berbagai konsekuensi. Tidak ada kesuksesan yang datang karena anugerah atau pemberian cuma-cuma, tidak ada surga atau neraka yang ditentukan dari satu kekuasaan luar, dan tidak ada pula Pembebasan Sempurna yang diberikan secara gratis. Semua ada konsekuensinya, dan semua harus diraih dengan usaha. Jika kita menengok teori Ilmu Fisika, maka kita akan mendapati bahwa "usaha" adalah satu bentuk perubahan energi. Alam semesta ini diliputi oleh "usaha", oleh karena itulah perubahan pun terjadi. Dunia ini selalu berubah dan tidak akan pernah berhenti. Karena ada Hukum Perubahan, maka ada pula kemajuan-kemunduran atau suka-duka. Oleh karena itu, kita dapat berbahagia ketika perubahan yang baik terjadi pada hidup kita, dan kita dapat bersedih ketika perubahan yang tidak baik terjadi dalam hidup kita. Ketika perubahan terjadi dalam hidup kita, kita harus menerima perubahan itu sebagai keadaan alam yang sewajarnya. Sangat wajar, sangat natural, dan memang begitu seharusnya. Ketika kita menolak diri dari kenyataan akan terjadinya perubahan yang tidak baik itu, maka kita pun menderita. Karena itulah Sang Buddha kemudian bersabda :
"Terimalah perubahan itu sebagai satu proses yang memang harus terjadi akibat paduan kamma. Jika engkau menolaknya, maka engkau akan menderita. "

Oleh karena energi dapat dimusnahkan oleh kekuatannya sendiri, maka ada kondisi dimana terbebas dari Lingkaran Samsara atau tumimbal lahir. Makna "dimusnahkan" itu bukanlah berarti membunuh, menghancurkan atau membinasakan diri. Kata itu mengandung artian bahwa energi itu memang bisa lenyap. Pengertian "lenyap" ini harus dipahami sebagai satu pengertian yang berarti "kebebasan". Dengan lenyapnya (terbebasnya) energi itu dari proses perubahan, maka tidak akan ada lagi "usaha" yang meliputinya. Dengan demikian tidak ada lagi Hukum Perubahan yang ada pada energi tersebut. Atau dalam pengertian yang lebih kompleks, berarti tidak ada lagi unsur-unsur apapun yang melekat, lepas dari semua paduan dan hal-hal dualistis lainnya. Tidak lagi terkondisikan, tidak lagi dilahirkan, tidak lagi menjelma, tidak lagi tercipta, inilah Nibbana atau Pembebasan Sempurna

Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: hatRed on 05 January 2009, 08:45:58 AM
Energi dapat diciptakan dan demikian juga dapat dimusnahkan oleh energi itu sendiri

^  yang ini maksudnya apa om ?


trus kalo menyimpulkan tulisan tersebut, menyiratkan kalau "Kamma" adalah energi tersebut yg menyebabkan seseorang bertumimbal lahir, dan bila pernyataan yg di bold itu benar maka,

Kamma itu sendiri dapat dimusnahkan dengan Kamma ??? bukankan dengan tidak adanya kamma baru dapat mencapai nibbana?
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 05 January 2009, 12:13:29 PM
Quote from: hatRed on 05 January 2009, 08:45:58 AM
Energi dapat diciptakan dan demikian juga dapat dimusnahkan oleh energi itu sendiri

^  yang ini maksudnya apa om ?


trus kalo menyimpulkan tulisan tersebut, menyiratkan kalau "Kamma" adalah energi tersebut yg menyebabkan seseorang bertumimbal lahir, dan bila pernyataan yg di bold itu benar maka,

Kamma itu sendiri dapat dimusnahkan dengan Kamma ??? bukankan dengan tidak adanya kamma baru dapat mencapai nibbana?

Selama masih ada kehidupan / nyawa, berarti makhluk hidup tersebut adalah paduan energi. Energi tidak bisa dimusnahkan oleh energi di luarnya. Namun energi itu bisa lenyap karena energi itu pula.

"Semua benda muncul karena ada sebab, dan terdapat sebab lain di dalamnya pula yang dapat meniadakannya."

Hanya diri kita yang mampu mengantar diri kita menuju Pembebasan. Tidak ada kuasa / energi di luar diri kita yang bisa membebaskan kita.

Makna dimusnahkan dan atau dilenyapkan jangan dilihat sebagai metode penghancuran. Energi (E) adalah kemampuan untuk melakukan Usaha (W). Karena ada Usaha, maka Energi pun selalu berubah dan bertransformasi. Justru dengan melepaskan diri kita dari Usaha, maka efek yang akan didapat adalah terbebasnya Energi. Dengan terbebasnya Energi dari proses perubahan, maka tidak ada lagi Usaha yang meliputinya. Dan inilah Pembebasan.
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: hatRed on 05 January 2009, 12:18:07 PM
saat mencapai nibbana itu "penihilan" atau "perubahan" ?
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 05 January 2009, 12:24:47 PM
Quote from: hatRed on 05 January 2009, 12:18:07 PM
saat mencapai nibbana itu "penihilan" atau "perubahan" ?

Bukan penihilan, namun juga tidak lagi mengalami perubahan...
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: FZ on 05 January 2009, 12:25:31 PM
Quote from: upasaka on 05 January 2009, 12:13:29 PM
Quote from: hatRed on 05 January 2009, 08:45:58 AM
Energi dapat diciptakan dan demikian juga dapat dimusnahkan oleh energi itu sendiri

^  yang ini maksudnya apa om ?


trus kalo menyimpulkan tulisan tersebut, menyiratkan kalau "Kamma" adalah energi tersebut yg menyebabkan seseorang bertumimbal lahir, dan bila pernyataan yg di bold itu benar maka,

Kamma itu sendiri dapat dimusnahkan dengan Kamma ??? bukankan dengan tidak adanya kamma baru dapat mencapai nibbana?

Selama masih ada kehidupan / nyawa, berarti makhluk hidup tersebut adalah paduan energi. Energi tidak bisa dimusnahkan oleh energi di luarnya. Namun energi itu bisa lenyap karena energi itu pula.

"Semua benda muncul karena ada sebab, dan terdapat sebab lain di dalamnya pula yang dapat meniadakannya."

Hanya diri kita yang mampu mengantar diri kita menuju Pembebasan. Tidak ada kuasa / energi di luar diri kita yang bisa membebaskan kita.

Makna dimusnahkan dan atau dilenyapkan jangan dilihat sebagai metode penghancuran. Energi (E) adalah kemampuan untuk melakukan Usaha (W). Karena ada Usaha, maka Energi pun selalu berubah dan bertransformasi. Justru dengan melepaskan diri kita dari Usaha, maka efek yang akan didapat adalah terbebasnya Energi. Dengan terbebasnya Energi dari proses perubahan, maka tidak ada lagi Usaha yang meliputinya. Dan inilah Pembebasan.
Mungkin saran saya agar lebih afdol, tidak menggunakan kata melenyapkan, tapi transform / berubah.. supaya sesuai dengan Hukum Termodinamika 1 / Hukum Kekekalan Energi.
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 05 January 2009, 12:28:40 PM
[at] Forte

Ya, saya juga hendak memakai kata itu. Namun hatRed sudah menyinggungnya secara tidak langsung, dan nanti bisa terjadi kesalahpahaman kontekstual. Seperti : Nibbana adalah hasil perubahan / transformasi.  :)

Maksud saya melenyapkan = meniadakan
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: hatRed on 05 January 2009, 12:34:18 PM
lalu disebut apa donk :hammer:
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 05 January 2009, 12:38:14 PM
Atas kesepakatan Sang Buddha, kita menyebutnya dengan istilah "Nibbana" (tak terkondisi).
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: hatRed on 05 January 2009, 12:40:15 PM
Quote from: upasaka on 05 January 2009, 12:38:14 PM
Atas kesepakatan Sang Buddha, kita menyebutnya dengan istilah "Nibbana" (tak terkondisi).

:hammer: :hammer: :hammer: :hammer: :hammer:

ya.. balik lagi donk...
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 05 January 2009, 12:42:20 PM
[at] hatRed

Maksudnya Anda ingin mengetahui istilah itu dengan meninjau dari ilmu Fisika?  :-?
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: hatRed on 05 January 2009, 12:44:14 PM
ya.. kalau bisa dianalogikan sih tentu saja.

soale, lebih mudah mengerti dalam kata2 ilmiah.

lagipula, dari post awal juga kan menggunakan analogi ilmiah :D
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: FZ on 05 January 2009, 12:51:03 PM
Mungkin agak kesulitan ya hatred..

Analogi jawaban yang diinginkan hatred bagaikan jari menunjuk bulan.. jari adalah jari.. walau sedang menunjuk bulan.. tapi jari bukanlah bulan.. dan itu juga keterbatasan science dalam hal ini.. :(



Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 05 January 2009, 01:43:42 PM
Belum ada istilah Nibbana di dalam Ilmu Fisika. Hal ini dikarenakan Ilmu Fisika mempelajari korelasi di antara Energi (E), Usaha (W) dan Gaya (F) secara subjektif, dan menempatkan ketiganya sebagai objek eksak. Pendekatan secara Ilmu Fisika ini akan sampai pada kesimpulan realitas yang sebelah pihak mengenai ketiganya.

Sedangkan Dhamma yang diajarkan Sang Buddha menempatkan ketiganya sebagai satuan yang tidak terpisah dari si pengamat. Setelah menemukan realitas di antara ketiganya, Sang Buddha pun melihat apa yang membuat ketiganya menjadi saling mengkondisikan satu sama lain. Sang Buddha pun merealisasi 'besaran skalar' yang tidak lagi terkondisikan oleh ketiganya, yang Beliau sebut dengan istilah Nibbana.
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: ika_polim on 09 January 2009, 01:31:32 PM
bukankah yang dimaksudkan bukan lagi Fisika Newton ?

tp Fisika Modern ttg Kuantum ?

ika.
Title: Re: Pendekatan Terhadap Tumimbal Lahir (Reincarnation)
Post by: Nevada on 09 January 2009, 01:42:27 PM
Memangnya Fisika Kuantum tidak ada kaitannya dengan Fisika Newton?