berpikir vipassana kan sama saja kita berpikir tentang Anicca, Anatta, Dukkha dan segala macam jargon Buddha Gotama.
tapi itu kan kita bisa baca dan banyak pula pembahasan kata2 "ajaib" tadi, sehingga kita bisa (setidaknya) memahami hal demikian.
kalau gitu kenapa mesti meditasi vipassana? toh dalam meditasi vipassana juga kita mencoba memahami hal2 demikian tadi.
dan bagaimana seseorang memahami "kata2 ajaib" tersebut kok bisa mencapai nibbana? i ngeliatnya cuma kek pemahaman biasa saja.
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:21:42 PM
berpikir vipassana kan sama saja kita berpikir tentang Anicca, Anatta, Dukkha dan segala macam jargon Buddha Gotama.
tapi itu kan kita bisa baca dan banyak pula pembahasan kata2 "ajaib" tadi, sehingga kita bisa (setidaknya) memahami hal demikian.
kalau gitu kenapa mesti meditasi vipassana? toh dalam meditasi vipassana juga kita mencoba memahami hal2 demikian tadi.
dan bagaimana seseorang memahami "kata2 ajaib" tersebut kok bisa mencapai nibbana? i ngeliatnya cuma kek pemahaman biasa saja.
Beda antara pengalaman langsung dengan memahami secara intelektual... biasanya kalo kita baca dan renungkan kita memahami secara intelektual dan ini kurang membekas menurut pengalaman saya... kalo kita sudah mengalami misalkan Anicca...ini lbh gampang diliat maka kita akan merasakan sebuah pengalamanan yang jauh berbeda dengan apa yg dibaca... dan Bathin ini jd sadar dengan pengalaman tersebut...
pertanyaan anda sudah menjawab... anicca, dukkha, anatta tidak bisa hanya penalaran saja tetapi harus ditembusi... dan apa bila sudah ditembusi tidak akan ada lagi penderitaan
pemahaman gak cukup, apa anda sendiri bisa menghayati dan mempraktekkannya secara sempurna di dunia nyata?
apa ada orang yg tak sedih ditinggal kekasih?
apa ada orang yg bisa memahami dan memaklumi
semua yang terjadi di dunia ini tanpa banyak protes dan mempertanyakannya?
apa ada orang yg bisa menerima, menghayati dan memahami
mengapa ada perbedaan dan pendapat dengan sangat mendalam?
dll
mungkin ada, tapi apakah sempurna?
Mungkin semua Buddhist juga tahu bahwa mahluk adalah kumpulan khanda, tidak ada inti diri/atta. Tapi, apakah semua Buddhist itu tahu ketika marah, asalnya dari mana?
[at] william phang
biar gak terlalu luas kita coba ambil contoh anicca saja deh,
nah anicca ini baik secara teori sudah dapat dipahami, malah sebelum ada teori anicca i sudah sadar kalo segala sesuatu adalah tidak kekal adanya. dan sudah mengalami anicca tersebut. tapi ya... hanya sebatas kesadaran saja. yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu tidak kekal adanya
[at] om Hendra
ditembusi ini... maksudnya gmana?
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 December 2008, 01:34:11 PM
Mungkin semua Buddhist juga tahu bahwa mahluk adalah kumpulan khanda, tidak ada inti diri/atta. Tapi, apakah semua Buddhist itu tahu ketika marah, asalnya dari mana?
dan saat berlanjut tahu dan mengerti (yg misalnya dari nanya dan merenungkan), tapi kan itu hanya sekedar sadar tahu saja kan?
[at] hatRed
Apakah dengan mengenal dan menerima warna putih maka Anda bisa menyelami apa itu warna putih?
[at] hatRed
membaca buku panduan mengendarai mobil dengan hasil sebaik apapun, tak cukup bila tidak dipraktekkan secara langsung
[at] kebencian ;D
apakah anicca?
apakah dukkha?
apakah anatta?
anda bisa memahami secara teori?? seperti yang anda bilang diatas...
Quote from: upasaka on 30 December 2008, 01:37:13 PM
[at] hatRed
Apakah dengan mengenal dan menerima warna putih maka Anda bisa menyelami apa itu warna putih?
nah itulah om,
misal saya tahu dan mengenal warna tersebut, lalu om bertanya apa saya sudah menyelami warna tersebut.
tapi saya tidak tahu apa lagi yg harus di pikirkan tentang warna tersebut.
saya tahu warna tersebut
saya menggunakan warna tersebut
saya berpengalaman dengan warna tersebut
tapi ya warna tersebut ya hanya warna saja, tidak ada yg special lagi. apa lagi yg harus saya selami?
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:34:28 PM
[at] william phang
biar gak terlalu luas kita coba ambil contoh anicca saja deh,
nah anicca ini baik secara teori sudah dapat dipahami, malah sebelum ada teori anicca i sudah sadar kalo segala sesuatu adalah tidak kekal adanya. dan sudah mengalami anicca tersebut. tapi ya... hanya sebatas kesadaran saja. yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu tidak kekal adanya
[at] om Hendra
ditembusi ini... maksudnya gmana?
Nah ini perlu ditembusi seperti yang dikatakan oleh bro Hendra...misalkan kita melakukan meditasi mindfullness of breathing (anapannasati)..nah kita tahu bahwa napas keluar dan napas masuk..terus kita tahu bahwa napas itu berhenti dan napas itu berubah...kadang halus..dan berubah lagi jadi kasar...jd lambat...jd cepat... dengan pemahaman ini kita akan mengalami pemahaman ttg anicca.... dan kl kita benar2 mindfullness tentang napas ini saja kita bisa melihat anicca itu apa adanya... dan dibathin kita ada suatu pengalaman yang lain rasanya...susah untuk dijelaskan dengan kata2 disini....
[at] om hendra
tuk anicca, pengertian i ya bahwa kemelekatan itu tidak ada nilainya, karena toh itu semua itu akan berlalu sehingga tidak penting untuk diperjuangkan.
untuk anatta kurang begitu mengerti,(masih baca2 ref om markos)
tetapi sepengetahuan sekarang adalah bahwa segala sesuatu yg berhubungan dengan "AKU" itu hanyalah sebatas ilusi.
untuk Dukkha itu sendiri i beranggapan, sebelum nibbana maka itulah dukkha, tidak lain tidak bukan.
a.k.a selain nibbana maka itulah dukkha
[at] william
dalam ilustrasi anda tentang anapanasati.
itu sudah dijelaskan apa yg akan dicerap dan dipahami. lalu apa specialnya dari pencerapant tersebut.
saya melihat tidak ada perbedaan dalam pencerapan tersebut.
untuk anapanasati sudah belasan tahun saya jalani, tapi ya.. itu itu aja. i gak tau itu mo dibawa kemana? karena ya pemahaman yg didapat ya itu2 saja, malah saya jadi bingung apa sih specialnya dari kesadaran itu sendiri?
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:34:28 PM
[at] william phang
biar gak terlalu luas kita coba ambil contoh anicca saja deh,
nah anicca ini baik secara teori sudah dapat dipahami, malah sebelum ada teori anicca i sudah sadar kalo segala sesuatu adalah tidak kekal adanya. dan sudah mengalami anicca tersebut. tapi ya... hanya sebatas kesadaran saja. yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu tidak kekal adanya
dear hat,
itu bukan kesadaran.... tolong bedakan antara tahu secara intelektual dan "tahu" secara batin
simpel aja... kalo semua org yg udah tahu bhw semua org yg lahir, pasti akan tua, sakit dan mati itu tercerahkan,
berarti pangeran sidhattha wkt lihat 4 peristiwa udah jadi buddha :))
kemelekatan itu tidak ada nilainya, karena toh itu semua itu akan berlalu sehingga tidak penting untuk diperjuangkan.
tidak penting untuk diperjuangkan?
untuk belajar dhamma, perlu kondisi yang memadai
untuk mengusahakan kondisi yang memadai tentu saja perlu memperjuangkan sesuatu
tapi tentu ada batasannya
gak kekal bukan berarti tak perlu diperjuangkan, karena kita masih umat awam
apakah dengan kalo berpikir tak perlu diperjuangkan jadi gak usa melakukan apa-apa, cukup mikir aja tiap hari?
tak perlu makan toh? kan tubuh ini gak kekal
tak perlu perduli orang lain toh? mereka juga tidak kekal
tentu gak begitu kan?
[at] kebencian :))
coba dech baca dulu teori anatta di buku DC yang ke 3 oleh YM mahasi sayadaw, disitu sangat jelas dibabarkan mengenai anatta, kemudian setelah itu u praktekan apa yang dibabarkan tersebut... uda ada bukunya?? / donlot aja di perpus DC
ke 3 pertanyaan u akan lgsg terjawab _/\_
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:47:49 PM
[at] william
dalam ilustrasi anda tentang anapanasati.
itu sudah dijelaskan apa yg akan dicerap dan dipahami. lalu apa specialnya dari pencerapant tersebut.
saya melihat tidak ada perbedaan dalam pencerapan tersebut.
untuk anapanasati sudah belasan tahun saya jalani, tapi ya.. itu itu aja. i gak tau itu mo dibawa kemana? karena ya pemahaman yg didapat ya itu2 saja, malah saya jadi bingung apa sih specialnya dari kesadaran itu sendiri?
Itu menurut pengalaman saya sih begitu.....melihat napas yang berubah terus kita mendapatkan pemahaman tentang anicca kalo menurut saya.....
[at] om markos
"tahu secara batin" ini seperti apa sih? karena saya bingung apa lagi yg harus dicari tahu tentang hal2 tersebut?
[at] reenzie
yg gak patut diperjuangkan itu kemelekatannya :))
[at] om Hendra
coba tak liat dulu, tapi keknya dah nyedot deh ;D i baca2 dulu ya.
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:44:09 PM
[at] om hendra
tuk anicca, pengertian i ya bahwa kemelekatan itu tidak ada nilainya, karena toh itu semua itu akan berlalu sehingga tidak penting untuk diperjuangkan.
untuk anatta kurang begitu mengerti,(masih baca2 ref om markos)
tetapi sepengetahuan sekarang adalah bahwa segala sesuatu yg berhubungan dengan "AKU" itu hanyalah sebatas ilusi.
untuk Dukkha itu sendiri i beranggapan, sebelum nibbana maka itulah dukkha, tidak lain tidak bukan.
a.k.a selain nibbana maka itulah dukkha
[at] hat,
anicca, dukkha, anatta dan semua yg ada dalam buddhism itu sebenarnya adalah suatu kesatuan yg holistik
jika anda merasa sudah mengetahui banyak hal dalam buddhism
jika anda merasa sudah melakukan meditasi
tapi anda masih marah2
masih suka akan kenikmatan duniawi
masih suka dengan keindahan fisik
merasa tersinggung jika dihina atau dicaci
bahkan makan saja masih pilih mana yg enak dan tidak enak
itu sudah menunjukkan anda masih belum tercerahkan dengan "mengetahui" saja _/\_
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:40:06 PM
Quote from: upasaka on 30 December 2008, 01:37:13 PM
[at] hatRed
Apakah dengan mengenal dan menerima warna putih maka Anda bisa menyelami apa itu warna putih?
nah itulah om,
misal saya tahu dan mengenal warna tersebut, lalu om bertanya apa saya sudah menyelami warna tersebut.
tapi saya tidak tahu apa lagi yg harus di pikirkan tentang warna tersebut.
saya tahu warna tersebut
saya menggunakan warna tersebut
saya berpengalaman dengan warna tersebut
tapi ya warna tersebut ya hanya warna saja, tidak ada yg special lagi. apa lagi yg harus saya selami?
Makanya, kalau Anda hanya tahu warna putih saja, itu bukan menyelami kebenaran warna putih sesungguhnya...
COba saya tanya, Anda sudah melihat realitas dari warna putih belum?
[at] kebencian :))
semoga terjawab... ntar diskusi lagi yak...
klo uda betaun2 anapanasati lgsg ke vipassana mantep tuch...
[at] om markos
nah itu dia
saya "mengetahuinya", tetapi saya belum "tercerahkan", karena saya tidak menyeluruh dalam mempraktekan "pengetahuan" tersebut.
tapi apakah dengan mempraktekkan secara keseluruhan seperti para bhikkhu dapat "tercerahkan"?
karena saya jarang bahkan tidak pernah melihat bhikkhu jaman sekarang yg "tercerahkan".
dan secara logika juga, saya rasa tidak akan mungkin tercerahkan dengan praktek menyeluruh tersebut. karena hanya .... ya.... itu itu saja.
[at] om hendra
sip... :jempol:
[at] om upasaka
realitas ini realitas yang seperti apa lagi?
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:55:49 PM
[at] om markos
"tahu secara batin" ini seperti apa sih? karena saya bingung apa lagi yg harus dicari tahu tentang hal2 tersebut?
dear hat,
"tahu" secara batin tentang fenomena segala sesuatu yg timbul dan tenggelam......
Hal itulah yg diamati pada wkt bervipassana anapanasati...... napas yg timbul dan tenggelam.....
hasil dari anda tahu secara tekstual, adalah sutta maya panna (kebijaksanaan yg diperoleh dari membaca, diskusi,dll)
dari sana, anda bisa mempraktekkan dalam hidup sehari2 (cinta maya panna)... misal krn tahu anicca, anda tidak terlalu sedih wkt kehilangan benda yg anda sayangi
dan dilanjutkan dengan bhavana maya panna... yaitu merenungkan mengenai sifat dari anicca itu sendiri....
Panna yg anda peroleh, akan membuat anda lebih bijak dalam membaca sutta2 serta mempraktekkan..... dimana anda akan lebih tahu gejolak batin anda
itu kenapa, tujuan yg akan diperoleh pada akhirnya nanti adalah sati sampajanna..... sadar setiap saat
sadar wkt makan
sadar wkt berjalan
sadar wkt melihat pemandangan indah
sadar wkt menulis
dsbnya........
mudah utk diucapkan
mudah utk dibaca
namun sulit utk dicapai
semoga bs bermanfaat bagi kita semua
[at] hatRed
harus dipraktekkan baru bs dipahami secara batin
orang gak bisa mencapai pencerahan hanya dengan mengetahui saja
contoh deh, anda tau kalo anicca itu gak kekal, bisa hilang, bisa rusak....
tapi hape kecopetan pun tetap aja ada rasa gimanaaaaaaaaaa gitu.... :))
kalo blm tercerahkan dengan praktek menyeluruh......
ah masa sih? uda di ehipassiko? apakah benar uda praktek secara menyeluruh?
bhikkhu tak bs dijadiin patokan ah, emank anda tau apakah mereka telah praktek secara menyeluruh?
cobain dlu deeeeeeeeeh.... :))
optimis broo...
[at] bro hatred, coba pegang kabel listrik. Tanpa pernah membaca teori tentang elektron dan sebagainya, secara otomatis anda akan mengerti tentang listrik.
Mungkin demikian juga dengan vipassana, kalau anda rajin berlatih mungkin suatu saat akan kesetrum dan langsung memahami. Saya tidak bisa meyakinkan anda karena saya juga belum mengalami kesetrum-nya. Pegang kabel listrik aja jarang. ;D
[at] hatRed
Sudahkah Anda melihat bahwa warna putih itu hanya ilusi, seperti juga warna-warna lainnya?
[at] om markos
kalo dari urutan yg om berikan sepertinya saya baru sampe
cinta maya panna
dan untuk bhavana maya panna yaitu merenung dari anicca itu sendiri seperti apa?
lalu akhirnya adalah sati sampajanna, (saya melihatnya seperti menjadi kebiasaan)
tapi apakah dengan tercapainya sati sampajanna berarti kita sudah "tercerahkan"?
[at] upasaka
maksudnya, ini secara ilmu pengetahuan atau apa ya?
Quote from: CKRA on 30 December 2008, 02:09:25 PM
[at] bro hatred, coba pegang kabel listrik. Tanpa pernah membaca teori tentang elektron dan sebagainya, secara otomatis anda akan mengerti tentang listrik.
Mungkin demikian juga dengan vipassana, kalau anda rajin berlatih mungkin suatu saat akan kesetrum dan langsung memahami. Saya tidak bisa meyakinkan anda karena saya juga belum mengalami kesetrum-nya. Pegang kabel listrik aja jarang. ;D
hehe... tapi kan setelah menyadari listrik dengan memegangnya kan gak berarti terbebas dari listrik kan ;D
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 02:13:33 PM
[at] om markos
kalo dari urutan yg om berikan sepertinya saya baru sampe
cinta maya panna
dan untuk bhavana maya panna yaitu merenung dari anicca itu sendiri seperti apa?
lalu akhirnya adalah sati sampajanna, (saya melihatnya seperti menjadi kebiasaan)
tapi apakah dengan tercapainya sati sampajanna berarti kita sudah "tercerahkan"?
dear hat,
jk sy boleh rekomendasi, mgkn sebaiknya anda berlatih vipassana dulu?
krn jika tidak, maka pengertian merenung itu biasanya menyimpang menjadi "mengingat2"
jika anda sudah bisa "sadar setiap saat", yup berarti anda sudah tercerahkan secara batin karena pada waktu sadar setiap saat, setiap tindakan anda didasari oleh panna, bukan oleh kusala dan akusala lagi seperti pada kondisi batin putthujhana seperti saya
semoga bisa bermanfaat
hanya dipikirkan saja tak berguna, ayo mulai ambil tindakan (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fs301.photobucket.com%2Falbums%2Fnn47%2Fhyprotika%2Fsemangat.gif&hash=1f13d91c415bb9f46cb6f737f56eb2a4fd73f45e) (http://"hyprotika.wordpress.com")
[at] om markos
hehe... berlatih nya keknya diperlukan praktik secara menyeluruh deh (melepas keduniawian). ntar aja deh :P
Quote from: Reenzia on 30 December 2008, 02:28:04 PM
hanya dipikirkan saja tak berguna, ayo mulai ambil tindakan (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fs301.photobucket.com%2Falbums%2Fnn47%2Fhyprotika%2Fsemangat.gif&hash=1f13d91c415bb9f46cb6f737f56eb2a4fd73f45e) (http://"hyprotika.wordpress.com")
ntar aja ya :P, sekarang blon siap.
maksudnya sekarang i mo tau step y stepnya kata2 ajaib diatas bekerja. jadi bisa memperkuat keyakinan untuk berehipassiko. :))
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 02:14:42 PM
Quote from: CKRA on 30 December 2008, 02:09:25 PM
[at] bro hatred, coba pegang kabel listrik. Tanpa pernah membaca teori tentang elektron dan sebagainya, secara otomatis anda akan mengerti tentang listrik.
Mungkin demikian juga dengan vipassana, kalau anda rajin berlatih mungkin suatu saat akan kesetrum dan langsung memahami. Saya tidak bisa meyakinkan anda karena saya juga belum mengalami kesetrum-nya. Pegang kabel listrik aja jarang. ;D
hehe... tapi kan setelah menyadari listrik dengan memegangnya kan gak berarti terbebas dari listrik kan ;D
Dengan bisa "merasakan dan mengerti" itu sudah luar biasa. Pasti ada sesuatu yang bisa dicapai disitu. Setelah pernah kesetrum, anda akan mengerti bagaimana bedanya kesetrum dan tidak kesetrum, itu artinya kan sudah terbebas dari setrum. Coba dulu deh, tapi jangan yang di kabel SUTET ya.
[at] hatRed
Maksud saya apakah Anda sudah menyelami apa itu 'warna'. Sekedar mengetahui beberapa macam warna dan menerimanya belum bisa disebut paham (sadar) dengan apa itu warna...
Memahami dengan jelas apa itu warna, penyebab adanya warna, akibat yang ditimbulkan warna dan kondisi yang tak berwarna, baru bisa disebut menyelami apa itu warna...
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 02:30:48 PM
[at] om markos
hehe... berlatih nya keknya diperlukan praktik secara menyeluruh deh (melepas keduniawian). ntar aja deh :P
Quote from: Reenzia on 30 December 2008, 02:28:04 PM
hanya dipikirkan saja tak berguna, ayo mulai ambil tindakan (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fs301.photobucket.com%2Falbums%2Fnn47%2Fhyprotika%2Fsemangat.gif&hash=1f13d91c415bb9f46cb6f737f56eb2a4fd73f45e) (http://"hyprotika.wordpress.com")
ntar aja ya :P, sekarang blon siap.
kayaknya sih tidak harus meninggalkan duniawi kalo belum mantap....mgkn bisa coba di cicil dulu misalkan biasa duduk cuma 30 menit..nah skr ditambah jadi 1 jam ato 2 jam sehari....
Quotehehe... berlatih nya keknya diperlukan praktik secara menyeluruh deh (melepas keduniawian)
[at] hatred
gak harus melepas keduniawian untuk berlatih... tp klo mao optimal memang yaaa gitu dech :(
semua pemahaman ketika masih putthujana adalah spekulatif...silahkan praktek
[at] All
trims ^:)^ ^:)^
atas infonya, walau belon semuanya dipahami setidaknya ada beberapa yg dapat dipertimbangkan
tul kata om nyana semua masih spekulatif, sehingga keyakinan kadang timbul kadang tenggelam kadang hilang dan kadang muncul. jadinya malah abstrak. :(
[at] hat :
sati sampajanna itu justru dalam hidup sehari2 loh....... itu kenapa pengertiannya adalah sadar setiap saat.....
bnyk umat awam yg berkeluarga, yg bisa mencapai tingkat arahat kok
jadi bervipassana, bukanlah berarti menjadi bhikkhu dan meninggalkan duniawi.....
justru jika anda sudah ahli dalam mengelola keseharian anda, itu akan membantu dalam bervipassana bhavana
semoga bs bermanfaat yah
bagaimana vipassana mengantar ke nibbana?
vipassana -> mengamati -> melihat "fakta" -> detachment (lepasnya kemelekatan) karena hal tersebut tidak "enak" diandalkan/dipegang -> bebas dari kekotoran batin -> nibbana
lepas dari kemelekatan masih bisa di bayangin.
kalo bebas dari kekotoran batin itu terlalu luas keknya.
harus di jelasin per detil2
yah itu masih rentetannya, ketika menyadari; moha sudah hilang; lalu kemelekatan dilepas (kebencian dan keserahakan).
"kotoran batin" itu si LDM.
QuoteBagaimana Vipassana dapat mengantar ke Nibbana ?
Sebagaimana orang makan buah durian mengetahui rasa durian.
Sebelumnya org tsb hanya mengenal durian dari photo dan informasi orang yg pernah memakannya.
Sebelum org tersebut benar2 menghadapi dan merasakan buah durian,
maka pengertiannya terhadap durian hanyalah sebatas pengetahuan,
Jadi, sudah tahu, namun belum menyadari.
Di dalam merasakan buah durian secara langsung,
Pengetahuan tadi menjadi tidak berguna,
Namun tetap berguna
Yaitu, pada saat anda menjelaskan rasa buah durian kepada orang yang belum merasakannya.
Apakah anda pernah merasakan buah durian?
Coba gambarkan dengan kata2..........
Quote from: Sumedho on 30 December 2008, 03:36:21 PM
yah itu masih rentetannya, ketika menyadari; moha sudah hilang; lalu kemelekatan dilepas (kebencian dan keserahakan).
"kotoran batin" itu si LDM.
kalo LD nya masih bisa di kelompokan dan diketahui
tapi yg susah itu mengetahui moha.
karena kita ndak tau tolak ukurnya.
[at] hatRed
nah itu diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......moha tuhhhh........ biang keroknya :))
:ngomel: mana tuh si moha :ngomel:
biar tak tempeleng (candramukti mode on) :))
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 03:45:46 PM
:ngomel: mana tuh si moha :ngomel:
biar tak tempeleng (candramukti mode on) :))
:))
Selama ada nafsu keinginan (tanha) berarti ada Moha
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 03:45:46 PM
:ngomel: mana tuh si moha :ngomel:
biar tak tempeleng (candramukti mode on) :))
hatred, mengapa sejak mempelajari ilmu tenaga dalam kamu jadi pemarah? :'(
Quote from: CKRA on 30 December 2008, 03:52:02 PM
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 03:45:46 PM
:ngomel: mana tuh si moha :ngomel:
biar tak tempeleng (candramukti mode on) :))
hatred, mengapa sejak mempelajari ilmu tenaga dalam kamu jadi pemarah? :'(
apa itu berarti ia telah tersesat? =))
^:)^ becanda kok.....
sabda hatred
"seorang yang pemarah yang baik, dialah seorang pengasih yang baik"
=))
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 03:54:09 PM
^:)^ becanda kok.....
sabda hatred
"seorang yang pemarah yang baik, dialah seorang pengasih yang baik"
=))
[at] atas
Pemarah yg baik = pengasih yg baik
Jadi, marahilah dengan baik orang yang anda kasihi.
:))
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 03:40:33 PM
Quote from: Sumedho on 30 December 2008, 03:36:21 PM
yah itu masih rentetannya, ketika menyadari; moha sudah hilang; lalu kemelekatan dilepas (kebencian dan keserahakan).
"kotoran batin" itu si LDM.
kalo LD nya masih bisa di kelompokan dan diketahui
tapi yg susah itu mengetahui moha.
karena kita ndak tau tolak ukurnya.
kalo ada lobha, PASTI ada moha
kalau ada dosa, PASTI ada moha
tapi kalau ada moha, ga ada lobha atau dosa
dan setiap ada lobha, GA MGKN ada dosa
itu logikanya buddhism, bro......
sebab moha : ayonisomanasikara (ga bs memfokuskan seluruh cetasika yg ada pada 1 objek)
itu kenapa yg dilakukan di vipassana adalah melatih sati alias latihan memfokuskan batin kita
dan akhirnya bisa menjadi sadar secara refleks (sati sampajanna)
The Seven Stages of Purification & Sixteen Insight Knowledges
I. Purification of Conduct (sila-visuddhi)
II. Purification of Mind (citta-visuddhi)
III. Purification of View (ditthi-visuddhi)
1. Knowledge of Delimitation of Mind-And-Matter (nama-rupa-pariccheda-ñana)
- brought to maturity in three ways: internally, externally and both internally and externally
IV. Purification by Overcoming Doubt (kankha-vitarana-visuddhi)
2. Knowledge of Discerning Cause and Condition (paccaya-pariggaha-ñana)
3. Knowledge of Comprehension(sammasana-ñana)
4a. Knowledge of Contemplation of Arising and Passing Away (udayabbaya-ñana)
- in its weak stage, involving the Ten Corruptions of Insight (illumination, knowledge,
rapturous delight, calmness, bliss, faith, energy, assurance, equanimity, and
attachment)
V. Purification by Knowledge and Vision of What Is Path and Not-Path (maggamagga-ñanadassana-visuddhi)
VI. Purification by Knowledge and Vision of the Way (patipada-ñanadassana-visuddhi)
4b. Knowledge of Contemplation of Arising and Passing Away (udayabbaya-ñana)
- in its mature stage
5. Knowledge of Contemplation of Dissolution (bhanga-ñana)
6. Knowledge of Contemplation of Appearance as Terror (bhayatupatthana-ñana)
7. Knowledge of Contemplation of Danger (adinava-ñana)
8. Knowledge of Contemplation of Disenchantment (nibbida-ñana)
9. Knowledge of Desire for Deliverance (muncitu-kamyata-ñana)
10. Knowledge of Contemplation of Reflection (patisankhanupassana-ñana)
11. Knowledge of Equanimity about Formations (sankhar'upekkha-ñana)
- Insight Leading to Emergence (vutthanagamini-vipassana-ñana)
12. Knowledge in Conformity with Truth (Conformity Knowledge) (anuloma-ñana)
13. Knowledge of Change-of-Lineage (gotrabhu-ñana)
VII. Purification by Knowledge and Vision (ñanadassana-visuddhi)
14. Knowledge of Path (magga-ñana)
15. Knowledge of Fruit (phala-ñana)
16. Knowledge of Reviewing (paccavekkhana-ñana)
Attainment of Fruition (phalasamapatti)
The Higher Paths and Fruitions
Dalam vipasanna ada 7 visuddhi, dan seseorang mencapai sotapanna apabila dia telah menyelesaikan 7 visuddhi tadi yg disertai nyana2. lalu untuk mencapai sakadagami dilakukan pengulangan 7 visuddhi tetapi tidak harus dari awal, jika sudah selesai kedua kalinya maka tercapailah sakadagami demikian seterusnya. Jadi utk mencapai Arahat harus mencapai 4 pengulangan 7 visuddhi tadi .
Dalam pencapaian visuddhi beserta nyana2 ada yg dilihat dan dimengerti.
Quote from: hatRed on 30 December 2008, 01:21:42 PM
berpikir vipassana kan sama saja kita berpikir tentang Anicca, Anatta, Dukkha dan segala macam jargon Buddha Gotama.
tapi itu kan kita bisa baca dan banyak pula pembahasan kata2 "ajaib" tadi, sehingga kita bisa (setidaknya) memahami hal demikian.
kalau gitu kenapa mesti meditasi vipassana? toh dalam meditasi vipassana juga kita mencoba memahami hal2 demikian tadi.
dan bagaimana seseorang memahami "kata2 ajaib" tersebut kok bisa mencapai nibbana? i ngeliatnya cuma kek pemahaman biasa saja.
terlihat sekali anda masih dikacaukan dgn istilah "pengetahuan intelek yg bermula dr mengkotak-katikan kata dan pemikiran" dari "pengetahuan langsung dr pengalaman praktek"!
jika kita sadari sejak awal bahwa bahkan isi tipitaka hampir seluruhnya merupakan hasil dari "pengetahuan langsung dr pengalaman praktek yang diintelek-kan" , maka seharusnya juga demikian dgn yang kita laksanakan sekarang ini.
ika.