Dearest Bros & Sis,
Penggalan kisah kelahiran pangeran sidharta menyatakan bahwa saat tepat keluar dari rahim ibunya ia langsung mampu berdiri, berjalan dan pada setiap injakan kakinya ditumbuhi teratai yang indah (!!!).
Pertanyaan:
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu (???).
&
Apakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar (???).
ika.  
			
			
			
				Menurut Bro Ika cemana rasanya? ;D
_/\_ :lotus:
			
			
			
				Ika Polim dari psikologi transformatif ama rekan Hudoyo yah?
			
			
			
				Quote from: nyanadhana on 18 December 2008, 03:12:53 PM
Ika Polim dari psikologi transformatif ama rekan Hudoyo yah?
Kalo pak Ika Polim aliran Kundalini....
			
 
			
			
				Quote from: ika_polim on 18 December 2008, 02:59:48 PM
Dearest Bros & Sis,
Penggalan kisah kelahiran pangeran sidharta menyatakan bahwa saat tepat keluar dari rahim ibunya ia langsung mampu berdiri, berjalan dan pada setiap injakan kakinya ditumbuhi teratai yang indah (!!!).
Quote
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu (???).
mungkin ingin menunjukkan bahwa saat siddharta lahir, dia dah langsung bisa berdiri, berjalan dan berbicara.
Quote
Apakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar (???).
pemahaman yang mana/siapa dulu neh yang mo ditangkep ?
			
 
			
			
				QuoteApa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu.
Yg ingin disampaikan... Jangan muter-muter... 7 langkah dah cukup... :))
QuoteApakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar.
Umumnya ya... kecuali beberapa... :))
			
 
			
			
				QuoteApa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu ().
&
Ciri-ciri manusia teragung yang pernah lahir ke Dunia.
QuoteApakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar 
Sangat dipahami sekali
 _/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S
			
 
			
			
				Apakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar
sepertinya belum ,kalo sudah tertangkap oleh semua pembaca maka member2 disini pasti satu jawaban dalam menjawab pertanyaan kamu yang pertama.
			
			
			
				Ikutan nimbrung..
Menurut saya, biasanya seorang bayi lahir kedunia dari rahim seorang ibu pasti menangis walau ada beberapa yang tidak menangis tapi diusahakan oleh dokter atau bidan agar menangis. saya pernah membaca sebuah buku (lupa judulnya karena sudah lama ;D) menyatakan bahwa bayi-bayi tersebut menangis karena bayi itu tau bahwa mereka terlahir dialam samsara ini. dan mereka tidak/belum "siap" untuk menghadapinya. :)
Dan sebaliknya kelahiran Pangeran Sidharta, yang ketika terlahir kedunia dari rahim seorang ibu sudah dapat berdiri, berjalan 7 langkah dan setiap langkahnya itu mengeluarkan bunga teratai. Artinya disini bahwa bayi tersebut sudah "siap menghadapi" alam samsara ini. Dan teratai itu mengartikan tentang "hasil" dari apa yang telah beliau "jalankan " dalm hal ini melangkahkan kaki.
_/\_
 
			
			
			
				mungkin mau menunjukkan bahwa ini bukan manusia biasa
bayi ajaib gitu loh :hammer:
sudah dipahami semua orang? saya rasa tidak, kan masing2 orang penafsiran nya beda
apa sebenarnya yang dimaksud oleh penulis tersebut? cuma penulis tersebut dan buddha yang tahu...  :P
salam dari,
SATRIA BERGINcu
			
			
			
				Quote from: Satria_Bergincu on 18 December 2008, 03:58:27 PM
mungkin mau menunjukkan bahwa ini bukan manusia biasa
bayi ajaib gitu loh :hammer:
sudah dipahami semua orang? saya rasa tidak, kan masing2 orang penafsiran nya beda
apa sebenarnya yang dimaksud oleh penulis tersebut? cuma penulis tersebut dan buddha yang tahu...  :P
 Kayak tukang bajaj aja, kalo mau belok hanya tukang bajaj dan Tuhan yang tau  ^-^ ^-^ joke mode on  :backtotopic:
salam dari,
SATRIA BERGINcu
			 
			
			
				tambah sedikit kang ikan polim ;D
katanya sech dia juga bisa berbicara
setelah berjalan tujuh langkah kedepan aku menghilang :hammer: wakakaka
ups, salah, itu sun go kong kale y
yang bener ini, setelah berjalan tujuh langkah kedepan
tangan satu menunjuk kelangit, tangan satu lagi menunjuk kebumi
"dengan langit dan bumi sebagai saksi, ini adalah kelahiran saya yang terakhir" (keren ga sech :P)
			
			
			
				Quote from: Che Na on 18 December 2008, 03:47:57 PM
Ikutan nimbrung..
Menurut saya, biasanya seorang bayi lahir kedunia dari rahim seorang ibu pasti menangis walau ada beberapa yang tidak menangis tapi diusahakan oleh dokter atau bidan agar menangis. saya pernah membaca sebuah buku (lupa judulnya karena sudah lama ;D) menyatakan bahwa bayi-bayi tersebut menangis karena bayi itu tau bahwa mereka terlahir dialam samsara ini. dan mereka tidak/belum "siap" untuk menghadapinya. :)
Dan sebaliknya kelahiran Pangeran Sidharta, yang ketika terlahir kedunia dari rahim seorang ibu sudah dapat berdiri, berjalan 7 langkah dan setiap langkahnya itu mengeluarkan bunga teratai. Artinya disini bahwa bayi tersebut sudah "siap menghadapi" alam samsara ini. Dan teratai itu mengartikan tentang "hasil" dari apa yang telah beliau "jalankan " dalm hal ini melangkahkan kaki.
_/\_
 
Bayi lahir yang menanggis.... karena dia LOBHA dulu (sudah enak2 di perut kok di paksa keluar) ... karena lobha kemudian timbul DOSA (merasa tidak enak dengan lingkungan baru maka menanggislah dia)... LOBHA dan DOSA selalu di ikuti MOHA... gitu ceritanye... ;D 
_/\_ :lotus:
			
 
			
			
				Quote from: Lily W on 18 December 2008, 04:07:40 PM
Quote from: Che Na on 18 December 2008, 03:47:57 PM
Ikutan nimbrung..
Menurut saya, biasanya seorang bayi lahir kedunia dari rahim seorang ibu pasti menangis walau ada beberapa yang tidak menangis tapi diusahakan oleh dokter atau bidan agar menangis. saya pernah membaca sebuah buku (lupa judulnya karena sudah lama ;D) menyatakan bahwa bayi-bayi tersebut menangis karena bayi itu tau bahwa mereka terlahir dialam samsara ini. dan mereka tidak/belum "siap" untuk menghadapinya. :)
Dan sebaliknya kelahiran Pangeran Sidharta, yang ketika terlahir kedunia dari rahim seorang ibu sudah dapat berdiri, berjalan 7 langkah dan setiap langkahnya itu mengeluarkan bunga teratai. Artinya disini bahwa bayi tersebut sudah "siap menghadapi" alam samsara ini. Dan teratai itu mengartikan tentang "hasil" dari apa yang telah beliau "jalankan " dalm hal ini melangkahkan kaki.
_/\_
 
Bayi lahir yang menanggis.... karena dia LOBHA dulu (sudah enak2 di perut kok di paksa keluar) ... karena lobha kemudian timbul DOSA (merasa tidak enak dengan lingkungan baru maka menanggislah dia)... LOBHA dan DOSA selalu di ikuti MOHA... gitu ceritanye... ;D 
_/\_ :lotus:
:outoftopic:
Enak diperut, dan tidak enaknya diluar perut (lahir) itu klo ga salah saya pernah dengar ceramah Bhante Pannavaro. ketika bayi ada didalam perut/rahim kondisi nya itu tidak panas, juga tidak dingin yang ada hangat, didalam perut/rahim juga ga ada bunyi music, klason sana sini :P yang ada kenyamanan. jadi  Ketika masuk kamar operasi untuk melahirkan si bayi ini yang tadinya dalam "kenyamanan" mulai terusik. ketika dia dipaksa untuk keluar yang pertama kali ada lah banyak lampu2 yang menyilaukan (gangguan), kedua ada begitu banyak alat kerja dokter atau bidan (gunting beradu, dll) terlebih lagi ada gunting yang jatuh hehehehe 
 :backtotopic:
Kalau dilihat dari MOHA, LOBHA, DOSA. menurut saya yang pertama itu MOHA karena dengan ketidaktahuan/kebodohan/kemohaan dia/si bayi itu yang menyebabkan dia Lobha dan selanjutnya Dosa. 
 _/\_
			
 
			
			
				Quote from: ika_polim on 18 December 2008, 02:59:48 PM
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu (???).
&
Apakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar (???).
maksud dari penulis itu apaan cek polim?
acek gak percaya ama riwayat Sang Buddha yo? 8) 8) 8)
			
 
			
			
				Seperti biasa, TS bertanya, dan menghilang  :whistle:
			
			
			
				TS itu apaan yoo?
			
			
			
				^
^
^
TS = Thread Starter
yang artinya, sapa yg membuka new topic
dia lah TS-nya geto
salam dari,
SATRIA BERGINcu
			
			
			
				 [at] satria
gak laca stlobelli lagi yak
			
			
			
				[at] hatRed
 :P
 =)) =)) =))
GRP sent, thx  ;D
			
			
			
				hai pak ika ... 
bye pak ika ...
			
			
			
				LEGENDA SANG BUDDHA
 220.      Legenda senantiasa tumbuh dan berkembang diantara orang-orang besar, malah terkadang orangnya sendiri masih hidup. Kata-kata yang tidak pernah dia ucapkan dan tindakan-tindakan yang tidak pernah dia lakukan, sering dihubungkan dengan dirinya. Walaupun legenda ini mungkin tidak benar dalam arti tidak pernah terjadi, tapi mungkin benar dalam arti melambangkan nilai-nilai dari orang yang diceritakan. Socrates, mungkin tidak pernah berkata 'ketahui olehmu sendiri' tapi pernyataan itu mewakili seluruh kehidupan dan falsafahnya dengan sempurna. Oleh karenanya perdebatan tentang apakah seseorang berkata demikian atau tidak, bisa menghilangkan makna sesungguhnya dari pandangannya. Hal yang serupa terjadi pada diri Sang Buddha. Disamping sejarah hidup-Nya, tumbuh pula banyak cerita legenda, yang bernilai simbolik dan pendidikan. Sang Buddha telah menyadari akan timbulnya legenda mengenai diri-Nya, Beliau telah memperingatkan Siswa-siswa-Nya agar membedakan kenyataan dan legenda; dan dengan demikian, menurut Beliau, akan menuntun ke pengertian sebenarnya dari ke dua nilai itu.
          Ada dua macam orang yang salah menanggapi Tathagata. Apa dua itu? Dia yang menanggapi khotbah dari makna yang tidak langsung sebagai khotbah dari makna yang langsung, dan dia yang menanggapi khotbah dari makna langsung sebagai khotbah dari makna yang tidak langsung.1
      Suatu khotbah dari makna langsung (nitattha) adalah yang diucapkan tepat seperti maknanya dengan arti yang jelas, sedangkan khotbah dari makna yang tidak langsung (neyyattha) adalah yang menggunakan mitos, lambang dan kiasan untuk melukiskan maksud yang maknanya harus ditafsirkan. Khotbah dari makna langsung ditujukan pada batin yang sudah sadar, khotbah dari makna tidak langsung ditujukan pada batin yang tidak sadar. Dibagian-bagian terdahulu kita telah menelusuri sejarah kehidupan Sang Buddha; sekarang marilah kita lihat sisi legendaris, cerita-cerita dengan makna tidak langsung, dan mempelajari arti dan nilai simbolik dan pendidikan yang terkandung di dalamnya.
      Banyak diantara kejadian-kejadian penting dalam kehidupan Sang Buddha dibumbui legenda yang bermaksud untuk mempertegas dan mengambil makna yang lebih mendalam dari kejadian itu. Akan kita lihat dua legenda dari setiap kejadian dalam kelahiran-Nya, Pencerahan dan Nibbana-akhir (Parinibbana/kemangkatan) Buddha.
 221. Khotbah Nilai-nilai Indah dan Mempesonakan (Acchariyabbhutadhamma Sutta) bercerita bahwa ketika Pangeran Siddhattha dilahirkan, Dia melangkah tujuh langkah, dan setelah melihat ke empat penjuru, berkata: "Sayalah pemimpin dunia ini; Sayalah yang terbaik di dunia ini; Sayalah tertua di dunia ini." Lalu atas pengaruh tradisi yang berkembang, kemudian ditambahkan, bahwa dari setiap jejak kaki Sang Pangeran tumbuh bunga teratai indah. Mudah dimengerti, bahwa cerita ini tumbuh, demi menekankan makna spiritual kelahiran Sang Pangeran. Tujuh langkah dan pernyataan keberadaan-spiritualnya adalah perlambang bahwa anak ini telah siap untuk melaksanakan Tujuh Faktor Pencerahan (satta bojjhanga) yakni kesadaran/kemawasan, penyelidikan fenomena, keteguhan, kegembiraan, ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan - dan olehnya akan mencapai kebahagiaan Nibbana. Teratai, tentunya, melambangkan Nibbana. Sutta yang sama disebutkan pada kelahiran Sang Buddha:
          Ketika Sang Bodhisatta muncul dari rahim ibunya, cahaya yang sangat terang melebihi cahaya para dewa bersinar ke bumi. Dan pada daerah kegelapan yang hitam, kelam diantara bimasakti-bimasakti, dimana cahaya bulan dan matahari sekalipun, walau demikian perkasa dan anggunnya, tak dapat mencapainya, namun disitu cahaya itu bersinar dengan terangnya. Para makhluk-makhluk yang tinggal menetap di daerah itu, terhentak satu sama lain karena cahaya itu, dan mereka berkata: "Lihatlah, tampaknya ada makhluk lain yang juga tinggal disini."2
      Sering agama Buddha dipandang oleh berbagai pihak sebagai jalan yang harus ditemukan sendiri, tanpa memandang segi kemanusiaan seutuhnya. Namun melalui kiasan seperti diatas, kita peringatkan bahwa cahaya kebijaksanaan Sang Buddha hendaknya tidak menjadikan kita memakluminya sendiri tapi juga menyadari kehadiran orang lain, segi manusiawi yang kita sama-sama miliki.
 222. Salah satu kejadian yang juga termahsyur adalah apa yang disebut sebagai Godaan Mara. Kejadian ini banyak diabadikan dalam batu prasasti dan dilukiskan dalam prosa dan syair. Khotbah Perjuangan (Padhana Sutta) menceritakan kejadian seperti ini:
          Saya sedang tinggal di tepi Sungai Nerañjra, berusaha sekuat mungkin, melaksanakan tapa meditasi dengan seluruh tenaga Saya, berusaha mencapai kebebasan dari perhambaan.
          Lalu Mara mendekati Saya, dan dengan berpura-pura mengasihani, berkata: "Engkau demikian kurus dan pucat. Tampaknya kamu sudah dekat pada kematian."
          "Seribu banding satu, Engkau akan mati; kematian akan tiba. Hiduplah, Tuan yang baik, hiduplah! Engkau akan dapat mengumpulkan jasa bila tetap hidup."
          "Engkau dapat tetap memimpin kehidupan agamis, memuja dewa api, apa yang akan memberi-Mu jasa. Oleh karenanya buat apa bersusah payah?"
          "Jalan yang susah dan menantang adalah berat, menjemukan dan penuh kesulitan." Demikian dikatakan Mara, yang berdiri disamping Sang Tuan.
          Lalu Sang Tuan menjawab Mara: "Mengapa engkau datang kesini, oh, si-jahat, benih kemalasan?"
          "Saya tidak memerlukan jasa, oh Mara. Jadi, bicaralah tentang jasa hanya pada yang membutuhkannya.
          "Saya punya keyakinan, kemauan dan kebijaksanaan, dan oleh karenanya Saya menerapkannya sendiri. Jadi, mengapa mempertanyakan kehidupan-Ku?
          "Yang pertama dari bala tentaramu adalah nafsu, ke dua adalah keenggangan. Ke tiga adalah lapar dan haus, dan ke empat adalah kemelekatan.
          "Ke lima adalah kelambanan dan kemalasan, dan keenam adalah ketakutan. Ke tujuh adalah keraguan dan ke delapan adalah ketidakjujuran pada diri sendiri serta keras-kepala.
          "Juga hadir keinginan pada keuntungan-keuntungan, penghormatan dan kemahsyuran yang diperoleh dengan cara yang salah, bersama pengagungan diri-sendiri dan pengremehan orang-lain.
          "Semua ini, oh Mara, adalah kekuatanmu, bala tentara dari kejahatan. Seorang yang bukan pahlawan, tidak akan memerangi mereka untuk mencapai kebahagiaan.
          "Saya bisa melihat pasukan-pasukan disekeliling Saya, dipimpin Mara diatas gajahnya, dan Saya akan memeranginya.
          "Walau seluruh dunia termasuk para dewa tidak dapat mengalahkan pasukanmu, Saya akan menghancurkannya dengan kebijaksanaan, bagaikan batu yang dilempar pada kendi tanah-liat yang belum dibakar.
          "Dengan pikiran terlatih dan kemawasan yang berpijak kokoh, Saya akan berjalan dari kerajaan ke kerajaan, melatih banyak murid-murid.
          "Mereka berwaspada dan bergairah dalam melaksanakan ajaran-ajaran-Ku dan bertentangan dengan kehendakmu; mereka akan mencapai yang mesti tercapai, mereka akan bebas dari penyesalan.
          Dan Mara berkata: "Saya telah mengikuti Tuan selama tujuh tahun. Saya mengamati setiap langkah-Nya, dan tidak sekalipun saya berhasil mempengaruhi-Nya, Dia yang Tercerahi sempurna dan penuh kesadaran."3
      Arti dari legenda ini sangat jelas. Mara (kematian) dan pasukannya adalah personifikasi atau lambang nafsu-keinginan dan emosi negatif yang merintangi seseorang yang belum membebaskan batinnya. Bila seorang berusaha memurnikan batinnya, kotoran batin akan tampak seperti bala-tentara yang akan menyerang, dan oleh karenanya dia harus berjuang melawannya. Seperti yang digambarkan dalam cerita diatas, seseorang mengalahkan kotoran-batin, tidak dengan kekuatan fisik/badaniah tapi dengan kewaspadaan dan pengertian.
 223. Legenda lain yang menyangkut Pencerahan-sempurna adalah seperti yang dikisahkan dalam Khotbah Pencarian Agung (Ariyapariyesana Sutta). Dikatakan bahwa setelah Pencerahan, Sang Buddha bimbang, apakah akan mengajar apa yang telah ditemukannya atau tidak, sebab Beliau menyadari betapa sedikit manusia yang bisa memahami ajaran-Nya. Tiba-tiba, Brahma Sahampati muncul didepan-Nya, menundukkan kepala, dan berkata kepada-Nya:
          Pernah muncul di Magadha sebelum Engkau,
          Dhamma yang tak jelas dipikirkan oleh batin-batin yang tidak murni.
          Karenanya bukalah pintu keabadian,
          Agar semuanya dapat mendengarkan Dhamma
          Yang diwujudkan oleh Yang Murni.
          Seperti seorang berdiri di puncak gunung,
          Memandang orang-orang yang ada di bawah lembah,
          Demikian pula, oh, Yang bijaksana.
          Mendaki bukit kebenaran dan bebas dari kesedihan
          Lihatlah mereka yang ada dibawah
          Terjebak kesedihan, kelahiran dan umur-tua
          Oleh karenanya bangkitlah Pahlawan, Pemenang perang
          Engkau adalah pemimpin kalifah
          Tanpa beban, pergi lebih jauh ke dunia ini
          Ajarkanlah Dhamma, Yang Terbekahi
          Mereka yang mempelajarinya akan bertumbuh.4
      Setelah mempertimbangkan imbauan Brahma Sahampati, Sang Buddha meneliti keseluruhan dunia.
          Seperti yang telah Saya teliti di dunia ini dengan mata Buddha, Saya melihat makhluk-makhluk yang sedikit debu di matanya, yang banyak debu dimatanya, yang indranya tajam, yang indranya tumpul, berwatak baik, berwatak buruk, bersifat pasif, bersifat aktif. Ibarat kolam berisi teratai biru, merah atau putih, dengan teratai yang masih bertunas dalam air, sedang tumbuh dalam air, masih belum muncul di permukaan air.5
      Setelah menilai kembali daya-pikir manusia untuk mengerti Dhamma, dan melihat bahwa sebagian dari manusia akan dapat memahaminya, Sang Buddha memutuskan untuk mengajarkannya. Dia mempermaklumkan pada Brahma Sahampati dan dunia:
          Pintu-pintu keabadian sekarang terbuka
          Hendaknya mereka yang dapat mendengar,
          Memanfaatkan dengan keyakinan.6
      Istilah 'brahma' sebenarnya berarti 'tertinggi', dan tentunya memang cinta-kasih (metta) dan welas-asih (karuna) adalah dua nilai yang luhur dari keluhuran tertinggi (brahma vihara) (lihat 158). Jadi, Brahma Sahampati adalah perlambang cinta-kasih dan welas-asih. Cinta-kasih dan welas-asih lah yang menyebabkan Sang Buddha memutuskan untuk mengajar Dhamma yang telah ditemukan-Nya.
 224. Dua legenda terakhir yang akan kita teliti, menyangkut hari-hari terakhir Sang Buddha, yang bermaksud menggarisbawahi beberapa hal yang penting. Legenda yang pertama adalah sarana pengingat kiasan-kiasan yang sering ada di dalam Tipitaka. Kiasan itu adalah tentang Penyeberangan Arus. Samsara sering diibaratkan sebagai sungai yang berbahaya arusnya. Nibbana adalah tepi yang aman diseberang sana, dan mereka yang telah Tercerahi adalah mereka yang berhasil menyeberangi sungai itu. Legenda itu ditemukan dalam Khotbah Nibbana-akhir nan Agung (Mahaparinibbana Sutta), disebutkan bahwa khotbah ini disampaikan beberapa bulan sebelum Nibbana-akhir (kemangkatan Sang Buddha).
      Sang Buddha pergi ke sungai Gangga yang pada waktu itu sedang meluap sehingga burung gagak dapat minum darinya. Beberapa orang sedang mencari perahu, beberapa lainnya mencari rakit, beberapa lainnya mengikat bambu untuk membuat rakit; agar dapat menyeberangi sungai itu. Tetapi semudah seorang yang kuat meluruskan lengannya dan membengkokkannya lagi, Sang Buddha menghilang di tepi sini dan muncul diseberang sana. Seraya memandang mereka yang sedang mencari bambu dan rakit, Sang Buddha mengucapkan syair ini:
          Bila ingin menyeberangi laut, sungai atau danau,
          Orang-orang membuat jembatan atau rakit,
          Tetapi Yang Bijaksana telah berhasil menyeberang.7
 225. Legenda yang ke dua sangat istimewa karena indah dan sangat bermakna. Terjadi ketika Sang Buddha berbaring di antara dua pohon sal, sesaat sebelum Nibbana-akhir-Nya.
          Dan Sang Tuan berkata: "Ananda, siapkan pembaringan menghadap ke arah ini di antara dua pohon sal, saya merasa kurang nyaman dan ingin berbaring." Ananda lalu melakukannya, Sang Buddha kemudian berbaring diatas sisi kanan-Nya, satu kaki bersandar diatas lainnya, seperti posisi singa, sambil tetap mawas diri dan sadar. Lalu, tiba-tiba kedua pohon sal itu berbunga, walau bukan musimnya dan bunga-bunga berjatuhan sebagai penghormatan pada Tathagata, disertai terdengarnya nyanyian dan musik surgawi, semuanya untuk menghormati Tathagata. Lalu Sang Buddha menoleh kepada Ananda dan berkata: "Lihatlah berkembangnya pohon sal dan bunga-bunga surgawi, bubuk cendana, nyanyian dan musik. Tapi, ini bukanlah cara untuk menghormati, menjunjung, menyembah, mengagungkan, dan menghargai dengan penghormatan tertinggi. Tapi, para bhikkhu, bhikkhuni, serta umat awam yang tenang dalam Dhamma, merekalah yang menghormati, menjunjung, menyembah, mengagungkan, dan menghargai dengan penghormatan tertinggi. Oleh karenanya, laksanakanlah Dhamma. Inilah hendaknya cara engkau melatih dirimu sendiri."8
      Baik selama Sang Buddha masih hidup maupun berabad-abad setelah Nibbana-akhir-Nya, orang-orang menunjukkan rasa hormatnya dengan mempersembahkan bunga, dan kadang-kadang diselingi dengan pelaksanaan upacara-upacara yang rumit dan megah. Walau hal ini mamang bermaksud baik, tapi kadang-kadang penampilan luar seperti itu menyebabkan kita melupakan bahwa perubahan di dalam batin adalah jauh lebih penting. Orang-orang mungkin tidak pernah melupakan melepas sandal atau sepatunya sebelum memasuki ruangan vihara, namun melupakan bahwa kita hendaknya bertutur-kata dengan jujur. Seorang Buddhis tradisional mungkin mencibirkan bibir pada orang yang memegang dupa dengan cara yang tidak tepat, atau pada orang yang menyembah dengan cara yang salah atau pada mereka yang membacakan paritta dengan suara sumbang dan pengucapan yang salah; tapi dia sendiri tidak dermawan dalam uangnya atau jauh dari kejujuran dalam berdagang. Cerita diatas, yang juga dari Khotbah Nibbana-akhir nan Agung (Mahaparinibbana Sutta), adalah sarana untuk mengingatkan kita, bahwa persembahan atau upacara hebat bagaimanapaun tidaklah lebih penting dibanding dengan pelaksanaan Dhamma dengan tepat, dan bahwa cara penghormatan tertinggi yang dapat kita berikan pada Sang Buddha adalah dengan melaksanakan ajaran-Nya.
			
			
			
				Quote from: william_phang on 18 December 2008, 03:15:20 PM
Quote from: nyanadhana on 18 December 2008, 03:12:53 PM
Ika Polim dari psikologi transformatif ama rekan Hudoyo yah?
Kalo pak Ika Polim aliran Kundalini....
yang aku dengar kalo udh bisa kundalini terus bisa terbang, apakah kang Ika udh bisa terbang? ajarin dong mumpung tiket pswt lg mahal. lemayan ngirit nih
			
 
			
			
				Quote from: Lily W on 18 December 2008, 04:07:40 PM
Quote from: Che Na on 18 December 2008, 03:47:57 PM
Ikutan nimbrung..
Menurut saya, biasanya seorang bayi lahir kedunia dari rahim seorang ibu pasti menangis walau ada beberapa yang tidak menangis tapi diusahakan oleh dokter atau bidan agar menangis. saya pernah membaca sebuah buku (lupa judulnya karena sudah lama ;D) menyatakan bahwa bayi-bayi tersebut menangis karena bayi itu tau bahwa mereka terlahir dialam samsara ini. dan mereka tidak/belum "siap" untuk menghadapinya. :)
Dan sebaliknya kelahiran Pangeran Sidharta, yang ketika terlahir kedunia dari rahim seorang ibu sudah dapat berdiri, berjalan 7 langkah dan setiap langkahnya itu mengeluarkan bunga teratai. Artinya disini bahwa bayi tersebut sudah "siap menghadapi" alam samsara ini. Dan teratai itu mengartikan tentang "hasil" dari apa yang telah beliau "jalankan " dalm hal ini melangkahkan kaki.
_/\_
 
Bayi lahir yang menanggis.... karena dia LOBHA dulu (sudah enak2 di perut kok di paksa keluar) ... karena lobha kemudian timbul DOSA (merasa tidak enak dengan lingkungan baru maka menanggislah dia)... LOBHA dan DOSA selalu di ikuti MOHA... gitu ceritanye... ;D 
_/\_ :lotus:
rupanya bayi tersebut gak suka muter-muter seperti di millis tetangga, jadi cukup 7 langkah saja
			
 
			
			
				Berarti memang benar sosok Mara yang menggoda Sang Buddha ketika hendak mencapai Pencerahan dan hendak Parinibbana juga merupakan kiasan?  ???
			
			
			
				[at] Ryu...
gede-gede banget tulisannya..............  ;D ;D ;D
			
			
			
				Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:19:08 PM
Berarti memang benar sosok Mara yang menggoda Sang Buddha ketika hendak mencapai Pencerahan dan hendak Parinibbana juga merupakan kiasan?  ???
khan lagi ngomongin kelahiran Sidharta neh :))
			
 
			
			
				Kalau mengenai kekuatan abhinna seorang ARAHAT yang bisa terbang, saya rasa masih mungkin... karena mengapa... "sesuatu" bisa terbang karena ada kondisi-kondisi yang mendukung "sesuatu" itu bisa terbang. PESAWAT UDARA saja yang BERAT bisa terbang. KAPAL LAUT yang BERAT bisa terapung di laut.
Hanya saja, kondisi fisik apa yang "berubah" pada diri seorang aRAHAT sehingga bisa mengembangkan kemampuan untuk terbang itu tidak diketahui. Tetapi dari hasil kremasi para ARIYA (orang suci), banyak ditemukan relik relik yang tidak dijumpai pada umat awam biasa menunjukkan ada perubahan fisik pada para ARIYA.
			
			
			
				Quote from: ryu on 18 December 2008, 05:21:36 PM
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:19:08 PM
Berarti memang benar sosok Mara yang menggoda Sang Buddha ketika hendak mencapai Pencerahan dan hendak Parinibbana juga merupakan kiasan?  ???
khan lagi ngomongin kelahiran Sidharta neh :))
hehehe.. memang OOT...
Kalo menurut bro ryu cemana?
Cukup jawab dengan inisial Y atau N...  ;D
			
 
			
			
				Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:22:48 PM
Quote from: ryu on 18 December 2008, 05:21:36 PM
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:19:08 PM
Berarti memang benar sosok Mara yang menggoda Sang Buddha ketika hendak mencapai Pencerahan dan hendak Parinibbana juga merupakan kiasan?  ???
khan lagi ngomongin kelahiran Sidharta neh :))
hehehe.. memang OOT...
Kalo menurut bro ryu cemana?
Cukup jawab dengan inisial Y atau N...  ;D
Kalo menurut aye sih sementara ini Kiasan ;D gak tau kalo pendapat yang laen ;D
			
 
			
			
				Quote from: ryu on 18 December 2008, 05:24:26 PM
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:22:48 PM
Quote from: ryu on 18 December 2008, 05:21:36 PM
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:19:08 PM
Berarti memang benar sosok Mara yang menggoda Sang Buddha ketika hendak mencapai Pencerahan dan hendak Parinibbana juga merupakan kiasan?  ???
khan lagi ngomongin kelahiran Sidharta neh :))
hehehe.. memang OOT...
Kalo menurut bro ryu cemana?
Cukup jawab dengan inisial Y atau N...  ;D
Kalo menurut aye sih sementara ini Kiasan ;D gak tau kalo pendapat yang laen ;D
Ok... Btw thx atas postingannya yang gede2 itu...  ;D
Kang Ika Polim, jadi sekiranya sudah ada jawaban atas pertanyaan Anda...  :)
			
 
			
			
				Quote from: ryu on 18 December 2008, 05:24:26 PM
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:22:48 PM
Quote from: ryu on 18 December 2008, 05:21:36 PM
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 05:19:08 PM
Berarti memang benar sosok Mara yang menggoda Sang Buddha ketika hendak mencapai Pencerahan dan hendak Parinibbana juga merupakan kiasan?  ???
khan lagi ngomongin kelahiran Sidharta neh :))
hehehe.. memang OOT...
Kalo menurut bro ryu cemana?
Cukup jawab dengan inisial Y atau N...  ;D
Kalo menurut aye sih sementara ini Kiasan ;D gak tau kalo pendapat yang laen ;D
pendapat yg paling benar sendiri tentunya tergantung jawaban sang TS, tapi siap aja pasti muter-muter
			
 
			
			
				Kalo menurut rekan2 yang laen bagaimana :)
			
			
			
				Quote from: dilbert on 18 December 2008, 05:22:39 PM
Kalau mengenai kekuatan abhinna seorang ARAHAT yang bisa terbang, saya rasa masih mungkin... karena mengapa... "sesuatu" bisa terbang karena ada kondisi-kondisi yang mendukung "sesuatu" itu bisa terbang. PESAWAT UDARA saja yang BERAT bisa terbang. KAPAL LAUT yang BERAT bisa terapung di laut.
Hanya saja, kondisi fisik apa yang "berubah" pada diri seorang aRAHAT sehingga bisa mengembangkan kemampuan untuk terbang itu tidak diketahui. Tetapi dari hasil kremasi para ARIYA (orang suci), banyak ditemukan relik relik yang tidak dijumpai pada umat awam biasa menunjukkan ada perubahan fisik pada para ARIYA.
wah... menarik sekali ini.
hmmm :-? apa mungkin para Ariya tersebut......... ber EVOLUSI.... ?
saya pernah nonton kalo gak salah tentang di masa depan manusia akan berevolusi menjadi manusia super....
teori yang menarik juga ini...
			
 
			
			
				Quote from: hatRed on 18 December 2008, 05:42:13 PM
Quote from: dilbert on 18 December 2008, 05:22:39 PM
Kalau mengenai kekuatan abhinna seorang ARAHAT yang bisa terbang, saya rasa masih mungkin... karena mengapa... "sesuatu" bisa terbang karena ada kondisi-kondisi yang mendukung "sesuatu" itu bisa terbang. PESAWAT UDARA saja yang BERAT bisa terbang. KAPAL LAUT yang BERAT bisa terapung di laut.
Hanya saja, kondisi fisik apa yang "berubah" pada diri seorang aRAHAT sehingga bisa mengembangkan kemampuan untuk terbang itu tidak diketahui. Tetapi dari hasil kremasi para ARIYA (orang suci), banyak ditemukan relik relik yang tidak dijumpai pada umat awam biasa menunjukkan ada perubahan fisik pada para ARIYA.
wah... menarik sekali ini.
hmmm :-? apa mungkin para Ariya tersebut......... ber EVOLUSI.... ?
saya pernah nonton kalo gak salah tentang di masa depan manusia akan berevolusi menjadi manusia super....
teori yang menarik juga ini...
bisa saja... karena semuanya kan berproses...
			
 
			
			
				jadi inget film Contact jodie foster  8->
			
			
			
				Maaf,
Untuk menjaga keteraturan, beberapa post saya moderasi...
 _/\_
			
			
			
				TS udah kabur
Kabur juga ah !
			
			
			
				Quote from: markosprawira on 18 December 2008, 04:31:00 PM
Seperti biasa, TS bertanya, dan menghilang  :whistle:
penulis udah ga ada
ts jg dah ga ada
semua muncul & lenyap :)
			
 
			
			
				pandangan lain nih
saya pernah dengar, kalau mau diartikan harfiah:
Siddharta bisa langsung bicara dan berjalan waktu lahir karena ia sudah BIASA
Karena kesempurnaan parami, pada kelahiran-kelahiran yg terakhir paramitanya sudah banyak dan tidak jatuh ke alam rendah, jadi sering terlahir sebagai manusia. JAdi dia sudah terbiasa berjalan dengan 2 kaki dan berbicara bahsa manusia
Manusia lain tidak biasa, jadi harus belajar lagi. Malah katanya kalau terlalu lama merangkak itu tandanya sering terlahir jadi hewan berkaki 4
2 kisah jataka terakhir, vessantara dan 1 lagi ttg kesempurnaan kebijaksanaan mencatat Bodhisattva langsung berbicara setelah lahir.
			
			
			
				Dearest Bros & Sis,
Apakah kisah tertulis Pangeran Sidharta itu juga diyakini  merupakan  hasil dari "pembabaran dhamma" oleh sang Buddha sendiri (???).
ika.   
			
			
			
				Bro Johan dapet lawan nih.. Coba diadu menang sapa ;D
			
			
			
				Quote from: ika_polim on 27 December 2008, 08:07:33 PM
Dearest Bros & Sis,
Apakah kisah tertulis Pangeran Sidharta itu juga diyakini  merupakan  hasil dari "pembabaran dhamma" oleh sang Buddha sendiri (???).
ika.   
keyakinan bersifat personil,
ada yg yakin
ada yg menganggap hal tsb cuma legenda
yg pasti ada, adalah hal itu tertulis dalam Tipitaka.
			
 
			
			
				Aye undang saceng sini yak biar ada teman kakakakak
			
			
			
				Quote from: ryu on 27 December 2008, 08:38:06 PM
Aye undang saceng sini yak biar ada teman kakakakak
kakakaka.. =)) setuju om naga.. sekalian invite saceng ke milis2 tempat iP gentayangan :))
Quote from: tesla on 27 December 2008, 08:20:49 PM
Quote from: ika_polim on 27 December 2008, 08:07:33 PM
Dearest Bros & Sis,
Apakah kisah tertulis Pangeran Sidharta itu juga diyakini  merupakan  hasil dari "pembabaran dhamma" oleh sang Buddha sendiri (???).
ika.   
keyakinan bersifat personil,
ada yg yakin
ada yg menganggap hal tsb cuma legenda
yg pasti ada, adalah hal itu tertulis dalam Tipitaka.
setuju banget!! :jempol:
keyakinan lingkup wilayahnya sangat pribadi dan tidak ada yg bisa mengetahui secara jelas gmn sbenernya pemahaman orang lain. <terkecuali Sang Buddha, kalo secara buddhis>
mettacittena
_/\_
			
 
			
			
				Quote from: ika_polim on 18 December 2008, 02:59:48 PM
Dearest Bros & Sis,
Penggalan kisah kelahiran pangeran sidharta menyatakan bahwa saat tepat keluar dari rahim ibunya ia langsung mampu berdiri, berjalan dan pada setiap injakan kakinya ditumbuhi teratai yang indah (!!!).
Pertanyaan:
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu (???).
&
Apakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar (???).
ika.  
Kekuatan dan kecepatannya tidak kalah dengan seekor kuda.....
(begitu lahir langsung JOOOOSSSSSSTT)....
Ngak perlu "PLEASE WAIT.... BOOTING...".....
ini OS begitu sentuh.............. LANGSUNG .......Ready to use!
conclusion : PRODUK UNGGULAN tanpa basa basi!....
Mungkin maksudnya begitu..., bagaimana menurut yg lain?
			
 
			
			
				Quote from: xuvie on 27 December 2008, 08:18:21 PM
Bro Johan dapet lawan nih.. Coba diadu menang sapa ;D
Hayo... kasih bensin yg banyak..... biar lebih seru....
apakah bro xuvie menikmatin hal tsb... atas "penderitaan" org lain?....
Apakah  ada garansi dari MOD.... kalau nanti tidak kena BAN DUMP TRUCK ?
			
 
			
			
				Quote from: johan3000 on 28 December 2008, 12:17:39 PM
Quote from: xuvie on 27 December 2008, 08:18:21 PM
Bro Johan dapet lawan nih.. Coba diadu menang sapa ;D
Hayo... kasih bensin yg banyak..... biar lebih seru....
apakah bro xuvie menikmatin hal tsb... atas "penderitaan" org lain?....
Apakah  ada garansi dari MOD.... kalau nanti tidak kena BAN DUMP TRUCK ?
"penderitaan" sapa? :D
hehe.. muup bro.. itu lagi iseng2nya, pas dapet bisikan Mara :))
			
 
			
			
				pinjam bahasa tetangga ah... gue 'bersyukur' atas kelahiran Buddha Gautama di dunia yang serba carut mawut ;D
			
			
			
				Quote from: hatRed on 18 December 2008, 03:17:11 PM
Quote from: ika_polim on 18 December 2008, 02:59:48 PM
Dearest Bros & Sis,
Penggalan kisah kelahiran pangeran sidharta menyatakan bahwa saat tepat keluar dari rahim ibunya ia langsung mampu berdiri, berjalan dan pada setiap injakan kakinya ditumbuhi teratai yang indah (!!!).
Quote
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu (???).
mungkin ingin menunjukkan bahwa saat siddharta lahir, dia dah langsung bisa berdiri, berjalan dan berbicara.
Quote
Apakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar (???).
pemahaman yang mana/siapa dulu neh yang mo ditangkep ?
kalau dikatakan demikian , haruskah calon buddha berbeda dari kealamian manusia ummnya yang tidak langsung bisa berdiri, berjalan dan berbicara khas dewasa?
ika. 
			
 
			
			
				[at] ika
Memangnya kalau berbeda itu tidak logis yah?
			
			
			
				Quote from: Gunawan on 18 December 2008, 03:31:16 PM
QuoteApa yang sebenarnya ingin disampaikan/ditunjukkan oleh penulis dari peristiwa itu ().
&
Ciri-ciri manusia teragung yang pernah lahir ke Dunia.
QuoteApakah hal itu sudah tertangkap dan terpahami oleh semua pembacanya dengan benar 
Sangat dipahami sekali
 _/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S
maksud anda dgn penggunaan kata "teragung' adalah bahwa "ia" sebenarnya sdh seorg Buddha sejak kelahirannya itu?
ika. 
			
 
			
			
				 [at] om upasaka
bukannya gak logis tapi
aneh, sungguh aneh
			
			
			
				Quote from: hatRed on 18 December 2008, 05:42:13 PM
Quote from: dilbert on 18 December 2008, 05:22:39 PM
Kalau mengenai kekuatan abhinna seorang ARAHAT yang bisa terbang, saya rasa masih mungkin... karena mengapa... "sesuatu" bisa terbang karena ada kondisi-kondisi yang mendukung "sesuatu" itu bisa terbang. PESAWAT UDARA saja yang BERAT bisa terbang. KAPAL LAUT yang BERAT bisa terapung di laut.
Hanya saja, kondisi fisik apa yang "berubah" pada diri seorang aRAHAT sehingga bisa mengembangkan kemampuan untuk terbang itu tidak diketahui. Tetapi dari hasil kremasi para ARIYA (orang suci), banyak ditemukan relik relik yang tidak dijumpai pada umat awam biasa menunjukkan ada perubahan fisik pada para ARIYA.
wah... menarik sekali ini.
hmmm :-? apa mungkin para Ariya tersebut......... ber EVOLUSI.... ?
saya pernah nonton kalo gak salah tentang di masa depan manusia akan berevolusi menjadi manusia super....
teori yang menarik juga ini...
proses Tumimbal Lahir jika disikapi dan disiasati dgn bijak , memperkuat teori anda bahwa ... menjadi manusia super!
ika. 
			
 
			
			
				Quote from: Satria_Bergincu on 18 December 2008, 03:58:27 PM
mungkin mau menunjukkan bahwa ini bukan manusia biasa
bayi ajaib gitu loh :hammer:
sudah dipahami semua orang? saya rasa tidak, kan masing2 orang penafsiran nya beda
apa sebenarnya yang dimaksud oleh penulis tersebut? cuma penulis tersebut dan buddha yang tahu...  :P
salam dari,
SATRIA BERGINcu
apakah yang anda maksudkan dgn "bayi ajaib" adalah seorg bayi yang dikemudian harinya tidak memerlukan lagi bimbingan dari pihak manapun termasuk org tuanya sendiri ?
if so, adakah bayi yang tidak ajaib itu?
ika. 
			
 
			
			
				aneh, sungguh aneh
hanya dengan menyiasati dengan bijak, bisa jadi manusia super
			
			
			
				Quote from: ika_polim on 09 January 2009, 01:40:24 PM
kalau dikatakan demikian , haruskah calon buddha berbeda dari kealamian manusia ummnya yang tidak langsung bisa berdiri, berjalan dan berbicara khas dewasa?
ika. 
Apakah sdr.ika ada referensi yang bercerita tentang bayi siddharta yang bisa berdiri dan berjalan ketika masih bayi (diluar cerita ketika bayi siddharta baru terlahir dan berjalan di taman lumbini) ?
			
 
			
			
				Quote from: ika_polim on 09 January 2009, 02:11:27 PM
proses Tumimbal Lahir jika disikapi dan disiasati dgn bijak , memperkuat teori anda bahwa ... menjadi manusia super!
ika. 
wah... jadi superman donk...;D
_/\_ :lotus:
			
 
			
			
				 [at]  ^
ya iyalah masa ya iya dink.. bisa terbang, punya kekuatan gaib sekehendak hati. lebih dari superman malah ;D
			
			
			
				menurut saya cerita sidharta baru lahir adalah cerita untuk anak2 yg baru belajar 
jadi tidak banyak harus dikomentarin kebenarannya, justru anak2 suka cerita kaya gitu ha...
bener gak yah
			
			
			
				Kelahiran Bodhisatta
Dengan berpegangan pada dahan pohon sàla, Ratu Mahàmaya berdiri dengan anggun dengan berpakaian dari bahan kain brokat berbenang emas dan selendang bersulamkan hiasan-hiasan indah berwarna putih yang mirip mata ikan yang menutupi sampai ujung jari kakinya. Pada saat itu ia merasakan tanda-tanda kelahiran. Para pelayannya buru-buru membentuk lingkaran dan menutupi area tersebut dengan tirai.
Pada saat itu, tiba-tiba sepuluh ribu alam semesta bersama-sama dengan samudra raya bergolak, berguncang dan berputar bagaikan roda pembuat tembikar. Dewa dan brahmà berseru gembira dan menyiramkan bunga-bunga dari angkasa; segala alat musik secara otomatis memainkan lagu-lagu yang indah dan merdu. Seluruh semesta menjadi terlihat cerah dan jernih tanpa halangan di semua arah. Fenomena-fenomena ajaib ini yang seluruhnya berjumlah tiga puluh dua terjadi menyambut kelahiran Bodhisatta. Bagaikan permata indah yang melayang keluar dari puncak Gunung Vepulla, melayang-layang kemudian turun perlahan-lahan di atas tempat yang telah dipersiapkan, demikianlah Bodhisatta yang berhiaskan tanda-tanda fisik besar dan kecil dilahirkan bersih dan suci dari rahim teratai yang mirip stupa milik Mahàmàyà Devã, pada hari Jumat, malam purnama di bulan Vesàkha, bulan musim panas di tahun 68 Mahà Era, ketika bulan dalam posisi segaris dengan bintang Visàkhà.
Pada saat kelahiran Bodhisatta, dua mata air, hangat dan dingin mengalir dari angkasa dan jatuh di tubuh Bodhisatta yang memang telah bersih dan suci dan tubuh ibunya sebagai penghormatan, mereka dapat menyesuaikan panas dan dingin dari air tersebut yang jatuh ke tubuh mereka.
			
			
			
				Bodhisatta Diterima Oleh Brahmà, Dewa, dan Manusia
Empat Mahàbrahmà yang telah bebas dari nafsu indria adalah yang pertama menerima Bodhisatta di atas sebuah jaring emas pada saat kelahiran. Kemudian mereka meletakkannya di depan sang ibu dan berkata, "Ratu, bergembiralah, seorang putra yang penuh kekuasaan telah engkau lahirkan."
Kemudian empat raja dewa menerima Bodhisatta dari tangan empat Mahàbrahmà di atas sehelai kulit rusa hitam seolah-olah benda yang sangat berharga. Kemudian manusia menerima Bodhisatta dari tangan empat raja dewa di atas sehelai kain putih.
Kemudian, setelah turun dari tangan manusia, Bodhissatta berdiri tegak di atas kedua kaki-Nya yang seolah-olah mengenakan sepatu emas, dan menginjak tanah dengan mantap, Ia memandang timur dan pada saat itu, ribuan alam semesta di sebelah timur terlihat jelas dalam posisi segaris tanpa ada halangan apa pun di antaranya. Para dewa dan manusia di sebelah timur memberi hormat kepada Bodhisatta dengan wangi-wangian, bunga dan lain-lain dan berkata, "O manusia mulia, tidak ada makhluk apa pun di sebelah timur yang dapat menyamai-Mu. Mungkinkah ada yang melebihi Engkau?"
Kemudian, Bodhisatta berturut-turut memandang sembilan arah lainnya—delapan arah mata angin, ke atas dan ke bawah—Ia melihat tidak ada yang dapat menandingi-Nya di segala arah. Selanjutnya, Ia menghadap ke arah utara dari tempat Ia berdiri, kemudian ia berjalan maju tujuh langkah.
Bodhisatta diikuti oleh Mahàbrahmà, raja brahmà, yang memayungi-Nya dengan payung putih dan Dewa Suyàma memegang pengusir serangga terbuat dari ekor yak. Para dewa lain membawa seluruh atribut kerajaan seperti sepatu, pedang, dan mahkota mengikuti dari belakang. Prosesi makhluk surgawi ini tidak terlihat oleh para manusia di sana, mereka hanya melihat tanda-tanda kebesaran mereka saja.
Catatan: Ketika berjalan, Bodhisatta berjalan biasa di atas tanah seperti manusia biasa, tetapi yang terlihat oleh manusia di sana, Bodhisatta berjalan di udara. Pada saat berjalan Bodhisatta dalam keadaan telanjang tanpa mengenakan pakaian apa pun, namun yang terlihat oleh manusia, Ia berpakaian lengkap. Bodhisatta adalah bayi yang baru lahir yang sedang berjalan, namun oleh mata manusia, Ia terlihat seperti anak berumur enam belas tahun.
(Apa yang telah dijelaskan di atas sehubungan dengan saat Bodhisatta berjalan tujuh langkah ke arah utara adalah sesuai dengan Komentar Buddhavaÿsa, Sutta Mahà Vagga dan Jàtaka. Namun dalam bab Vijita Maïgala dari Jinàlaïkàra, kelahiran Bodhisatta dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut):
Sewaktu Bodhisatta berjalan, Mahàbrahmà mengikuti dan memayungi-Nya dengan payung putih berukuran tiga yojanà, demikian pula dengan para Mahàbrahmà dari alam semesta lainnya dengan payung berukuran sama. Sehingga seluruh semesta ditutupi oleh payung putih bagaikan karangan bunga berwarna putih.
Sepuluh ribu Dewa Suyàma dari sepuluh ribu alam semesta memegang pengusir serangga terbuat dari ekor yak. Para dewa dari sepuluh ribu Surga Tusita berdiri memegang kipas yang bertatahkan batu delima, semuanya mengayun-ayunkan kipas dan pengusir serangga yang mencapai puncak-puncak gunung di tepi semesta.
Demikian pula, sepuluh ribu Dewa Sakka dari sepuluh ribu alam semesta, meniupkan sepuluh ribu terompet dari kulit kerang. Semua dewa-dewa lain juga berbaris memberi hormat, beberapa membawa bunga-bunga emas, sementara yang lain membawa bunga-bunga asli atau bunga-bunga kristal yang menyilaukan (bunga-bunga yang kemilau seperti kristal); beberapa membawa spanduk, sementara yang lain membawa benda-benda bertatahkan permata sebagai persembahan. Dewi-dewi dengan berbagai persembahan di tangan mereka juga berbaris memenuhi seluruh semesta.
Ketika pertunjukan pemujaan yang seperti cakkhu rasàyana, yang menakjubkan itu sedang berlangsung, selagi ribuan terompet kulit kerang ditiup oleh para dewa dan manusia, selagi musik-musik surgawi dimainkan dan dewi-dewi menari gembira, Bodhisatta berhenti setelah berjalan tujuh langkah ke arah utara.
Pada saat itu semua brahmà, dewa, dan manusia seketika diam, menunggu sambil berharap dengan pikiran, "Apakah yang akan dikatakan oleh Bodhisatta?"
			
			
			
				Tiga Kelahiran di Mana Bodhisatta Langsung Berbicara Saat Terlahir
Bodhisatta langsung berbicara setelah lahir bukan hanya pada kelahirannya sebagai Pangeran Siddhattha, tetapi juga ketika Beliau terlahir sebagai Mahosadha Sang Bijaksana dan ketika Beliau terlahir sebagai Pangeran Vessantara. Dengan demikian ada tiga kelahiran di mana Bodhisatta langsung berbicara setelah terlahir.
Penjelasan singkat:
(1) Dalam kelahirannya sebagai Mahosadha Sang Bijaksana, Bodhisatta keluar dari rahim ibunya, sambil memegang sepotong kayu cendana yang diberikan oleh Dewa Sakka, raja dewa. Sang ibu yang menyaksikan benda yang dipegang oleh bayinya yang baru lahir bertanya, "Anakku, apa yang kau bawa di tanganmu?" "O Ibu, ini obat," jawab Bodhisatta.
Demikianlah, Beliau pada mulanya diberi nama Osadha Kumara, yang artinya, "Putra Obat." Obat itu dengan hati-hati disimpan dalam sebuah kendi. Semua pasien dengan berbagai penyakit seperti buta, tuli, dan dapat disembuhkan dengan obat tersebut, pasien pertama adalah ayahnya yang kaya raya, yang menderita sakit kepala disembuhkannya. Karena kemujaraban obat yang Beliau miliki, Bodhisatta kemudian dikenal sebagai Mahosadha, artinya, pemuda yang memiliki obat yang paling manjur.
(2) Dalam kelahiran Bodhisatta sebagai Raja Vessantara, ketika Beliau terlahir, Beliau mengulurkan tangan kanan dengan telapak tangan terbuka dan berkata, "O Ibu, apa yang engkau miliki dalam istana emasmu yang dapat kudanakan?" Sang ibu menjawab, "Anakku, Engkau terlahir untuk menjadi kaya raya di dalam istana emas ini." Kemudian sang ibu meraih tangan anaknya yang terbuka dan menyerahkan sekantung uang senilai seratus keping perak. Demikianlah, Bodhisatta berbicara saat kelahirannya sebagai Raja Vessantara.
(3) Seperti yang telah diceritakan di atas, dalam kehidupan terakhirnya sebagai Pangeran Siddhattha, Bodhisatta mengucapkan seruan berani begitu Beliau lahir.
Ini adalah tiga kelahiran di mana Bodhisatta langsung berbicara setelah ibu-Nya melahirkan-Nya
			
			
			
				Nah kejadiannya setelah lahir, berjalan tujuh langkah dan mengucapkan "Akulah pemimpin, yg tertua dsb" stelah itu? 
Jatuh pingsan dan kembali seperti bayi normal lainnya? 
Atau bisa berjalan, lari dan beraktivitas layaknya manusia biasa? :)
Kurang ngikutin hal2 gini.. ;D
mohon sharingnya
mettacittena
_/\_
			
			
			
				IMO, kita sebagai umat Buddhist seharusnya bangga kepada sang Buddha yang adalah manusia biasa seperti kita yang telah menemukan Dhamma yang hilang, bukan sebagai Buddha yang luar biasa kesaktiannya, karena yang paling sakti itu adalah Dhammanya lho :)
			
			
			
				menunjukkan kalo bayi siddharta merupakan seorang yang agung, dan tiada bandingannya di 3 alam.. 
			
			
			
				Nah kalo Dhamma, it's okay. Setuju ama om ryu. 
Tapi kalau yg aneh2 .... :-?
			
			
			
				Apanya yg aneh Bro Xuvie?
Mungkin bagi kita yang manusia biasa, hal2 tsb aneh dan ajaib. Tapi Pangeran Siddhattha bukan manusia biasa. beliau memiliki 32 tanda2 Superman. hal2 tsb, berjalan dan berbicara saat baru saja keluar dari kandungan ibunya, bukanlah hal aneh bagi seorang manusia luar biasa.
_/\_
			
			
			
				kalau siddharta menunjukan tanda2 superman, ataupun keajaiban2 lain padanya , 
secara tidak langsung mengakui kalau , masi ada yg lebih atas alias tuhan, yg memberikan aturan2 yg gak logis
			
			
			
				Cerita yg sama ada dlm agama Jaina, Mahavira juga begitu. ;D
Trus liat lagi lebih jauh, dlm tiap2 keyakinan, juga selalu dibumbui fenomena2 aneh begitu. Meski berbeda tergantung kultur sosialnya.
aneh.. sungguh aneh.. [hatred mode on] :)) :hammer:
mettacittena
_/\_
			
			
			
				Quote from: N1AR on 14 January 2009, 02:10:00 PM
kalau siddharta menunjukan tanda2 superman, ataupun keajaiban2 lain padanya , 
secara tidak langsung mengakui kalau , masi ada yg lebih atas alias tuhan, yg memberikan aturan2 yg gak logis
nah kalau sudah sampe sini, saya mundur deh, Buddhist tidak membicarakan Tuhan
			
 
			
			
				Cmiiw, bukannya Dhamma Niyama mengatur hal2 yg tidak diatur dlm Niyama lainnya? Ini ajaran dari skul dulu lho.. hehe.. ga tau bener ngganya :P
mettacittena
_/\_
			
			
			
				apa pernah buddha menceritakan kelahirannya dalam sutta?
kayanya sih gak mungkin deh.
kan buddha gak suka pamer ;D
itu hanya karangan fiksi untuk anak2 yg baru belajar agama buddha
kalau yg dewasa pasti bilang bukan agama , tapi jalan hidup dalam buddhist
karena buddhist tidak mempercayai tuhan ( jadi bukan agama )
tapi panutan s.gautama alias buddha ;D
bener gak? mohon selanjutnya
			
			
			
				Soal percaya ga percaya, yakin ga yakin, logis ga logis, kenapa dipertanyakan, bukankah itu pribadi masing2, dan untuk membuktikan kenapa ga coba diselami, misalnya dengan mengunjungi tempat2 kelahiran Siddharta, atau silahkan buktikan 
sendiri secara ilmu pengetahuan, atau praktekkan ajaran SB, kalau2 nanti jadi buddha kan sudah bisa melihat nih... kelahiran Buddha2 sebelumnya.
Quote from: N1AR on 14 January 2009, 02:17:40 PM
apa pernah buddha menceritakan kelahirannya dalam sutta?
kayanya sih gak mungkin deh.
kan buddha gak suka pamer ;D
itu hanya karangan fiksi untuk anak2 yg baru belajar agama buddha
kalau yg dewasa pasti bilang bukan agama , tapi jalan hidup dalam buddhist
karena buddhist tidak mempercayai tuhan ( jadi bukan agama )
tapi panutan s.gautama alias buddha ;D
bener gak? mohon selanjutnya
tidak suka pamer bukan berarti menyembunyikan kebenaran, Sang Buddha adalah Yang sadar, bukan untuk menyomobongkan diri melainkan menceritakan yang beliau sebut dhamma(kebenaran), contoh kalau kita mahir Matematika, sewaktu ditanya 'kamu bisa matematika ga?' lalu karna tidak mau pamer anda menjawab 'biasa2 saja deh, ga gitu mahir'(bukankah sudah tidak bener jawabannya) seperti ini contohnya...