helo
Waduh... kmaren ada mp3-Ceramah-nya Mahamudra
tapi... dagh hilank skrg... ^:)^
wew ni isinya paan? ko ga ada keterangan apapun ttg Mahamudra??
dahulu sempet ada teksnya, but kayaknya diedit ama om suchamda. :D
setahu saya mahamudra ada kaitannya dgn Tathagathagarbha... cmiiw
By : Zen
Quote from: Hikoza83 on 06 August 2008, 06:52:37 AM
dahulu sempet ada teksnya, but kayaknya diedit ama om suchamda. :D
setahu saya mahamudra ada kaitannya dgn Tathagathagarbha... cmiiw
By : Zen
Ya benar. Mahamudra utk melihat sesuatu sebagai dharmata. Kalau di Theravada disebut melihat sesuatu apa adanya.
Tapi bedanya adalah :
- Bila di tradisi shravakayana maka realita masih terlihat sebagai nama vs rupa (versi sutta), ataupun nibbana, citta, cetasika, rupa (versi abhidhamma).
- Maka seorang yg berhasil dalam tradisi anuttarayoga Mahamudra tidak akan melihat lagi nama berbeda dengan rupa. Rupa akan terlihat sbg hal yg ilusif juga. Oleh karena itu, para mahasiddha dan yogi yg realisasi bisa melakukan hal2 yang sepertinya tidak masuk akal, spt berjalan di atas air, menembusi gunung, terbang, dsb. Tapi hendaknya hal itu jangan dijadikan tujuan.
Saya remove tulisan tentang syair pointing out mahamudra tsb, krn belakangan baru saya mengetahui adanya samaya yg melarang seseorang yg tidak memiliki otorisasi utk menyampaikan hal tersebut.
Apa yg saya sampaikan disini sekarang hanyalah hal2 pengetahuan umum belaka.
Quote from: Suchamda on 06 August 2008, 08:54:06 AM
Quote from: Hikoza83 on 06 August 2008, 06:52:37 AM
dahulu sempet ada teksnya, but kayaknya diedit ama om suchamda. :D
setahu saya mahamudra ada kaitannya dgn Tathagathagarbha... cmiiw
By : Zen
Ya benar. Mahamudra utk melihat sesuatu sebagai dharmata. Kalau di Theravada disebut melihat sesuatu apa adanya.
Tapi bedanya adalah :
- Bila di tradisi shravakayana maka realita masih terlihat sebagai nama vs rupa (versi sutta), ataupun nibbana, citta, cetasika, rupa (versi abhidhamma).
- Maka seorang yg berhasil dalam tradisi anuttarayoga Mahamudra tidak akan melihat lagi nama berbeda dengan rupa. Rupa akan terlihat sbg hal yg ilusif juga. Oleh karena itu, para mahasiddha dan yogi yg realisasi bisa melakukan hal2 yang sepertinya tidak masuk akal, spt berjalan di atas air, menembusi gunung, terbang, dsb. Tapi hendaknya hal itu jangan dijadikan tujuan.
Saya remove tulisan tentang syair pointing out mahamudra tsb, krn belakangan baru saya mengetahui adanya samaya yg melarang seseorang yg tidak memiliki otorisasi utk menyampaikan hal tersebut.
Apa yg saya sampaikan disini sekarang hanyalah hal2 pengetahuan umum belaka.
ehm... ehm...
kayaknya diem2 ada praktisi tantra nih... ;D
By : Zen
begitu eksklusifnya sampai-sampai takut untuk diceritakan. Dengan latar belakang menakut-nakuti murid dengan menggunakan sila samaya, apa bedanya dengan takut akan kutukan LaoMu? kembalilah ke nalar sejati anda bung.
kalo saya sih, liatnya bkn eksklusif, bro sandal jepit.
menurutku, hal ini tergantung kedewasaan spiritual seseorang.
ibaratnya : anda ga mungkin jelasin cara2 ML kpd anak kecil kan? <-- cth duniawi banget, heheheheh
ato menjelaskan rumitnya hubungan antar personal orang2 dewasa kepada anak2.
karena dunianya beda, pemahamannya bisa berbeda pula.
saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain adalah satu hal yang baik.
IMO, kita perlu open-minded, dan mempelajari tradisi ini lebih mendalam dan menyeluruh...
biar ga negative thinking, dan terkesan men-generalisasi suatu jalan spritual.
By : Zen
ps : saya bukan seorang praktisi tantra. :)
saya tidak negative thinking, namun saya tertarik dengan adanya ajaran yang disembunyikan dari publik, Kalau ajaran membawa manfaat bagi banyak orang kenapa harus disembunyikan? Pernakah anda mengkritisi, menelaah, ber-ehipashiko terhadap "sila samaya"? atau bisa jadi dengan adanya sila samaya ini, ditambahkan sila-sila politik yang tidak akan membiarkan nalar sejati anda bekerja dengan baik..
Hal ini mirip seperti kasusnya dorje shugden. Tradisi Dorje Shugden dipraktekkan selama beratus-ratus tahun dan menjadi bagian dari sila samaya (= ajaran disembunyikan, hanya murid-murid yang telah menerima "sesuatu" boleh mempelajari) , koq tiba-tiba saja dilarang oleh Dalai Lama... hubungannya dengan Dalai Lama? Beliau mendobrak apa yang menjadi Tradisi Samaya Dorje Shugden. Dalai Lama pada masa mudanya juga seorang murid dari praktisi Dorje Shugden. Saya salut dengan keberanian Dalai Lama yang berpikir kritis, menelaah dan meneliti suatu tradisi. Dan secara kebetulan, muridnya yang lain Geshe Kelsang gyatso, memegang samaya dengan kuat, tidak berani mengkritisi dan menelaah, meneruskan tradisi Dorje Shugden.
Hehehe....saya jadi geli.
Menurut saya, orang yang berjalan dalam path sutrayana pasti tidak bisa memahami tantra.
Daripada menjadikan orang salah mengerti, lebih baik saya tidak usah jelaskan disini.
Karena :
- ajaran tantra terlalu dalam, dan butuh direct experiences untuk batu pijakan penjelasannya.
- paradigma sutra (apalagi hinayana) terlalu sempit utk memahami tantra, apalagi atiyogayana.
- penjelasan dalam ruang diskusi yg sempit spt ini tidak memungkinkan.
- keterbatasan dalam komunikasi dengan tulisan.
- atmosfir forum yg tidak kondusif utk memberi penjelasan.
Bagi mereka yg benar2 berminat mengetahui ajaran tantra (tapi yg mainstream yah), silakan bikin forum diskusi diluar Dhammacitta ini, yang sifatnya closed.
Silakan undang saya utk bergabung, barangkali saya bisa membantu menjelaskan asalkan membernya memiliki guru silsilah yang jelas.
kalau mau cepet sampai tujuan
pakailah pesawat terbang!
tapi hati2, Pilotnya,Pesawatnya, harus yg benar2 sipp..
pesawat yg sip pun masih bisa jatuh..tuh..tuh...
Apa yang anda katakan ada benarnya.
Kalau tidak salah, Padmasambhava pernah mengatakan bahwa melalui jalur tantric maka seseorang bisa mencapai Kebuddhaan dalam satu kali kehidupan saja, tanpa perlu menunggu berkali-kali kehidupan spt pada mahayana, ataupun berkalpa-kalpa spt dalam ajaran small vehicle.
Meskipun demikian, dalam belajar tantra, adalah bagaikan ular dalam tabung vertikal : hanya ada dua pilihan : bergerak naik, artinya tercerahkan, atau bergerak turun, jatuh ke vajra hell.
Memang jalur tantric bukan buat main-main, dan mengandung resikonya sendiri karena ajarannya sangat dalam dan subtil.
Untuk bisa memahami ajaran secara tepat, membutuhkan tingkat intelektual yang cukup dan keseriusan dalam belajar. Penalaran dalam vajrayana sudah bukan lagi menggunakan logic basic, tapi lebih ke arah ecologic (per definisi Gregory Bateson).
Per filosofinya, harus memahami madhyamaka dan yogacara terlebih dahulu. Dua2nya mahayana.
Barulah kemudian melalui praktek, seseorang mengumpulkan 'vocabulary' experience yang menggunakan bahasa simbolisme.
Oleh karena itu, seseorang dalam menempuh jalur tantric, biasanya memulai dulu pembelajaran ttg hinayana, kemudian mahayana. Dua2nya disebut sutric path, atau jalur yg menggunakan kitab2.
Tibetan Buddhism sendiri pada dasarnya meliputi dari hinayana, mahayana, dan tantric.
Perlu saya tambahkan.
Saat ini sudah mulai banyak rinpoche masuk indonesia utk mengadakan acara2 puja dan inisiasi ini itu. Anda tidak perlu khawatir mengikuti acara2 dan inisiasi itu, karena pada dasarnya lebih bersifat mahayana daripada tantric yg benar2.
Dalam acara2 tersebut biasanya belum dikenakan tantric vow, paling2 hanya puja2 untuk memenuhi permintaan konsumen buddhis indonesia yg masih senang dengan blessing2 dan penghiburan wishful thinking. Rinpoche terpaksa harus jadi sinterklas.
Belum masuk ke ajaran tantric yg sebenarnya.
Apa boleh buat. Itulah kondisi konsumen buddhis indonesia. :)
Ada beberapa yg mulai serius, tapi digojlok dulu dengan ngondro.
Ada pula yg lebih ke arah gaya gelug, memulainya dari pembelajaran lamrim.
Kog pake bahasa "gojlok"?
digojlok = digembleng.
Memang tidak tepat kalau sekedar penggemblengan, tapi ngondro merupakan metode utk menumbuhkan fondasi yg kuat sbg praktisi serius serta utk menumbuhkan devosi, mempurifikasi dan memupuk karma baik. Baru setelah kekotoran batin agak menipis, pelajaran2 berikutnya baru bisa dipahami dengan baik.
yg jadi pemikiran saya
Di gemblengya kan lama bro.. mungkin puluhan tahun..
apa gak kelamaan gitu yah bro? keburu habis kali kontraknya dgn bumi
Biasanya ngondro itu cuma beberapa tahun aja kog ^^
kalo ngak salah 1 atau 2 tahun gitu aja...
Quote from: Suchamda on 15 August 2008, 04:17:33 PM
Hehehe....saya jadi geli.
Menurut saya, orang yang berjalan dalam path sutrayana pasti tidak bisa memahami tantra.
Daripada menjadikan orang salah mengerti, lebih baik saya tidak usah jelaskan disini.
Karena :
- ajaran tantra terlalu dalam, dan butuh direct experiences untuk batu pijakan penjelasannya.
- paradigma sutra (apalagi hinayana) terlalu sempit utk memahami tantra, apalagi atiyogayana.
- penjelasan dalam ruang diskusi yg sempit spt ini tidak memungkinkan.
- keterbatasan dalam komunikasi dengan tulisan.
- atmosfir forum yg tidak kondusif utk memberi penjelasan.
Bagi mereka yg benar2 berminat mengetahui ajaran tantra (tapi yg mainstream yah), silakan bikin forum diskusi diluar Dhammacitta ini, yang sifatnya closed.
Silakan undang saya utk bergabung, barangkali saya bisa membantu menjelaskan asalkan membernya memiliki guru silsilah yang jelas.
Gw pernah bersentuhan dengan tibetan budhisme, ada satu hal yang membuat bingung: dalam tibetan budhisme umat ditanya :
"siap atau tidak untuk mengambil silsilah, kalau tidak siap namun mengambil silsilah maka neraka adalah balasannya". nah dalam kondisi seperti ini tentu saja tidak ada seorangpun yang berani mengambil silsilah.
sedangkan kalau belum mengambil silsilah, ada macam-macam alasan disini untuk tidak membuka ajaran. lantas kapan seorang umat bisa mendapatkan ajaran ?
Sekarang gw tanya balik , loe udah ambil siilsilah bukan? siap tidak masuk neraka?
Apabila guru silsilah anda mentransmisikan dorje shugden, sebagai salah satu sila samaya, anda menuruti sila samaya anda atau tidak?
tolong pertanyaan saya sederhana ini dijawab:
Lantas apabila guru anda mentransmisikan
Dorje Sandal sebagai sila samaya, anda berani melawan sila samaya anda atau tidak?
kalau dulu dorje shugden dianggap manifestasi Buddha lalu tiba-tiba sekarang dianggap sebagai setan jahat. bagaimanakah dengan dorje-dorje yang lain?. Siapa tau anda suatu hari di-inisiasi pakai
dorje Sandal, sebagai sila samaya, lalu tiba-tiba beberapa tahun kemudian
Dorje Sandal di bann... . :)) :)) :)) ... wong
dorje sandal ini cuma akal-akalan dari partai politik dari tibet sono koq.. loe percaya aja sih..
saya pernah belajar tibetan jg, tapi ga seperti ini deh. ga salah nih? bisa beri penjelasan?
maksudnya? ga seperti ini gimana? bisa dijelaskan ?
Quote from: SandalJepit on 27 August 2008, 04:12:57 PM
Gw pernah bersentuhan dengan tibetan budhisme, ada satu hal yang membuat bingung: dalam tibetan budhisme umat ditanya : "siap atau tidak untuk mengambil silsilah, kalau tidak siap namun mengambil silsilah maka neraka adalah balasannya".
disini bro. di lamrim dikatakan tidak berbahaya dpt transmisi lamrim, mempelajari guru silsilah, dst, kecuali masuk ke tantrika. Spt itu. gmn menurut u bro? biar ga salah jalan bro...