Neraka Avici adalah neraka pada tingkat yang paling rendah, dalam hal ini adalah neraka dengan tingkat penderitaan yang paling dalam.
Untuk bisa terealisasi kesana, minimal telah melakukan salah satu dari 5 perbuatan sbb:
- Membunuh ayah / ibu
- Bunuh diri sendiri
- Membunuh seorang arahat
- Melukai seorang Buddha
- Memecah belah Sangha
Seperti yang kita pelajari, bahwa segala sesuatu tolak ukurnya adalah pada tingkatan Bathin. Tidak ada kekuatan mahakuasa yang mengatur kita ke sana atau kita ke sini, tidak ada dewa yang mengatur kita ke surga atau ke neraka. Semuanya diatur secara otomatis tergantung dari kualitas bathin kita yang telah terakumulasi oleh kamma kita dari saat ke saat.
Sehubungan dengan hal itu, untuk sampai ke Avici, kita harus melakukan suatu perbuatan yg sangat buruk yang akan menggores batin kita dengan sangat dalam.
Melihat syarat2 ke Avici, syarat pertama dan kedua, membunuh orang tua dan diri sendiri, sudah barang tentu disertai faktor batin akusala yg amat dalam, harus ditimbulkan kebencian dan kekecewaan yg amat dalam untuk melakukan ke 2 hal tsb. Jelas: masuk Avici.
Namun, 3 syarat berikutnya akan menimbulkan pertanyaan. Membunuh seorang arahat, melukai Buddha dan memecah belah Sangha. Ketiga syarat ini tidak membutuhkan suatu faktor bathin akusala yg terlalu dalam, dibanding melakukannya terhadap orang biasa. Faktor bathin yg timbul dalam membunuh seorang arahat bisa saja sama levelnya dengan membunuh seorang biasa, apalagi jika si pembunuh tidak tau bahwa itu adalah seorang arahat.
Demikian juga dengan melukai seorang Buddha, ataupun memecah belah Sangha. Faktor Bathin yg timbul saat melakukan perbuatan tsb bisa saja sama tingkatannya pada saat melakukan perbuatan sejenis terhadap orang lain atau memecah belah organisasi lain (misalnya memecah belah suatu yayasan sosial).
Bagi seseorang yg berseberangan kepercayaan, kadar kebencian yg dibutuhkan untuk membunuh seorang suci dari agama lain, akan lebih sedikit dibanding kebencian yg diperlukan untuk membunuh saudara kandungnya sendiri.
Dengan kelima tiket ke Avici, berkesan, seakan-akan ada hakim / judge yg menilai ke lima perbuatan ini untuk mengkondisikan seseorang ke Avici.
Mohon penjelasan teman2 yang lebih mengetahuinya.
Anumodana
_/\_
Willi
kalo tidak salah ini ada banyak versi
yg saya tahu,
1. bunuh ayah
2. bunuh ibu
3. bunuh arahat
4. melukai sang buddha
5. memecahbelah sangha
ada juga versi no. 2 nya itu menggugurkan kandungan.
AFAIK sih, itu hanya penafsiran saja. Ada yang punya rujukan sutta nya ?
Perasaan Sdr. Sefung pernah menanyakan mengenai Garuka kamma yang salah satu pointnya adalah aborsi. Tapi nampaknya belum terselesaikan ^-^
Quote from: Sumedho on 27 September 2007, 02:00:54 PM
AFAIK sih, itu hanya penafsiran saja. Ada yang punya rujukan sutta nya ?
apakah syarat2 kamma berat untuk masuk avici ini memang tidak ada sutta nya?
tafsiran saja?
::
pada sutta kalau tidak salah ada pernah disinggung. tapi tidak secara explisit melakukan a,b,c,d masuk avici deh..
CMIIW, soalnya belum nemu nih...
bunuh diri ke Avici? apa gk salah?..
stau gw..
yg membuat seseorang terlahir di alam bahagia dan menderita itu SALAH SATUNYA FAKTORNYA BATIN...but mostly dari KAMMA deh...dan gw rasa..masih ada faktor2 lain..but maybe, Sang Buddha gk jelasin...
CMIIW
Quote
Untuk bisa terealisasi kesana, minimal telah melakukan salah satu dari 5 perbuatan sbb:
- Membunuh ayah / ibu
- Bunuh diri sendiri
- Membunuh seorang arahat
- Melukai seorang Buddha
- Memecah belah Sangha
yang mau ditanyakan... apakah setelah melakukan perbuatan diatas kita otomatis terlahir di neraka avici?
apakah nimitta kita akan otomatis mengingat kejadian itu?
Misalnya stlh melakukan, selanjutnya kita berbuat baik... apakah tetap nimitta yg muncul adalah yng diatas?
apakah yang mendorongnya sampai sebegitu kuat?
trims...
_/\_
Quote from: El Sol on 01 October 2007, 09:24:16 AM
bunuh diri ke Avici? apa gk salah?..
stau gw..
yg membuat seseorang terlahir di alam bahagia dan menderita itu SALAH SATUNYA FAKTORNYA BATIN...but mostly dari KAMMA deh...dan gw rasa..masih ada faktor2 lain..but maybe, Sang Buddha gk jelasin...
CMIIW
Sebab umumnya umat Buddha tidak hafal nama neraka-neraka yang lain, hafalnya avici doang, jadi itu disebut-sebut terus ;D
:))... :))... :))...
mumpung ketemu disini dan bukan di avici 'lam kenal...
_/\_
Quote from: g.citra on 28 November 2008, 02:15:27 AM
:))... :))... :))...
mumpung ketemu disini dan bukan di avici 'lam kenal...
_/\_
lam kenal juga mbak g.citra :)) _/\_
Quote from: Sumedho on 27 September 2007, 02:00:54 PM
kalo tidak salah ini ada banyak versi
yg saya tahu,
1. bunuh ayah
2. bunuh ibu
3. bunuh arahat
4. melukai sang buddha
5. memecahbelah sangha
ada juga versi no. 2 nya itu menggugurkan kandungan.
AFAIK sih, itu hanya penafsiran saja. Ada yang punya rujukan sutta nya ?
yang ke 5 di atas baru betul 8->
Quote from: willibordus on 27 September 2007, 01:34:22 PM
Neraka Avici adalah neraka pada tingkat yang paling rendah, dalam hal ini adalah neraka dengan tingkat penderitaan yang paling dalam.
Untuk bisa terealisasi kesana, minimal telah melakukan salah satu dari 5 perbuatan sbb:
- Membunuh ayah / ibu
- Bunuh diri sendiri
- Membunuh seorang arahat
- Melukai seorang Buddha
- Memecah belah Sangha
Seperti yang kita pelajari, bahwa segala sesuatu tolak ukurnya adalah pada tingkatan Bathin. Tidak ada kekuatan mahakuasa yang mengatur kita ke sana atau kita ke sini, tidak ada dewa yang mengatur kita ke surga atau ke neraka. Semuanya diatur secara otomatis tergantung dari kualitas bathin kita yang telah terakumulasi oleh kamma kita dari saat ke saat.
Sehubungan dengan hal itu, untuk sampai ke Avici, kita harus melakukan suatu perbuatan yg sangat buruk yang akan menggores batin kita dengan sangat dalam.
Melihat syarat2 ke Avici, syarat pertama dan kedua, membunuh orang tua dan diri sendiri, sudah barang tentu disertai faktor batin akusala yg amat dalam, harus ditimbulkan kebencian dan kekecewaan yg amat dalam untuk melakukan ke 2 hal tsb. Jelas: masuk Avici.
Namun, 3 syarat berikutnya akan menimbulkan pertanyaan. Membunuh seorang arahat, melukai Buddha dan memecah belah Sangha. Ketiga syarat ini tidak membutuhkan suatu faktor bathin akusala yg terlalu dalam, dibanding melakukannya terhadap orang biasa. Faktor bathin yg timbul dalam membunuh seorang arahat bisa saja sama levelnya dengan membunuh seorang biasa, apalagi jika si pembunuh tidak tau bahwa itu adalah seorang arahat.
Demikian juga dengan melukai seorang Buddha, ataupun memecah belah Sangha. Faktor Bathin yg timbul saat melakukan perbuatan tsb bisa saja sama tingkatannya pada saat melakukan perbuatan sejenis terhadap orang lain atau memecah belah organisasi lain (misalnya memecah belah suatu yayasan sosial).
Bagi seseorang yg berseberangan kepercayaan, kadar kebencian yg dibutuhkan untuk membunuh seorang suci dari agama lain, akan lebih sedikit dibanding kebencian yg diperlukan untuk membunuh saudara kandungnya sendiri.
Dengan kelima tiket ke Avici, berkesan, seakan-akan ada hakim / judge yg menilai ke lima perbuatan ini untuk mengkondisikan seseorang ke Avici.
Mohon penjelasan teman2 yang lebih mengetahuinya.
Anumodana
_/\_
Willi
Saudara Willibordus yang baik,
Setahu saya bila membunuh seorang Arahat, entah kita tahu dia Arahat atau kita tidak tahu dia Arahat, membunuh secara sadar tetap akan terlahir di neraka Avici....
Ada satu kisah di Jataka, seorang anak belajar menimpuk batu (slingshot), karena iseng seorang Pacceka Buddha yang lewat dijadikan sasaran, dari pelipis kiri tembus ke pelipis kanan, Pacceka Buddha Parinibbana saat itu juga, anak iseng tersebut masuk neraka avici....
Itu pendapat saya, mohon sharing teman-teman yang lain...
sukhi hotu
setahu saya juga begitu, bro fabian.
yang melakukan perbuatan buruk kepada Arya Sangha, baik dengan pikiran [cth : berpikir buruk], ucapan [cth : mencela, menghina, dsb], ataupun dengan tindakan, hasilnya tetap hal yang buruk.
nah, sekarang muncul pertanyaan..
apakah kita tau siapa arya sangha di sekitar kita?
hayooo... :P
jagalah hati, jangan kau nodai.
jagalah hati, pelita hidup ini.
_/\_
By : Zen
Quote from: g.citra on 28 November 2008, 12:25:12 AM
Quote
Untuk bisa terealisasi kesana, minimal telah melakukan salah satu dari 5 perbuatan sbb:
- Membunuh ayah / ibu
- Bunuh diri sendiri
- Membunuh seorang arahat
- Melukai seorang Buddha
- Memecah belah Sangha
yang mau ditanyakan... apakah setelah melakukan perbuatan diatas kita otomatis terlahir di neraka avici?
apakah nimitta kita akan otomatis mengingat kejadian itu?
Misalnya stlh melakukan, selanjutnya kita berbuat baik... apakah tetap nimitta yg muncul adalah yng diatas?
apakah yang mendorongnya sampai sebegitu kuat?
trims...
_/\_
Karena itu dinamakan Garuka Kamma, yaitu kamma yg dampaknya sangat berat untuk batin kita..... itu yg menyebabkan langsung masuk ke Avici....
Perbuatan keseharian lainnya, palingan hanya berupa Maha Kusala saja, namun belum bisa meredam dampak dari Akusala Garuka Kamma
Quote from: Hikoza83 on 30 November 2008, 06:07:30 PM
setahu saya juga begitu, bro fabian.
yang melakukan perbuatan buruk kepada Arya Sangha, baik dengan pikiran [cth : berpikir buruk], ucapan [cth : mencela, menghina, dsb], ataupun dengan tindakan, hasilnya tetap hal yang buruk.
nah, sekarang muncul pertanyaan..
apakah kita tau siapa arya sangha di sekitar kita?
hayooo... :P
jagalah hati, jangan kau nodai.
jagalah hati, pelita hidup ini.
_/\_
By : Zen
kalo tahu, lalu buat apa, bro?? :P
kebnykan org kalo tau ada org suci, cenderung utk "ngedeketin" (lobha mula citta) karena berharap berkah dari org itu
Kalo ada yang bilang mengajarkan Dhamma secara tidak tepat dan berulang secara terus menerus juga katanya bisa masuk neraka? :o apalagi avici..amit2 dehh :'(
benar ga sih? jadi takut nih kalo kasih ceramah.. :(
[at] bro herdiboy
Bukan gitu. Maksudnya kalao ada orang yg mengajarkan paham sesat, itu sangat riskan untuk mengkondisikan batin untuk bertumibal lahir di alam niraya (mungkin bisa sampai ke Neraka Avici).
_/\_
Buat Bro Upasaka
Wahh thanks deh.. setidaknya menenangkan hatiku.. =P~ fiuhhh.. lega deh ;D
Haha...
Tapi kalo bikin orang nyasar di jalan termasuk gak yah..?
^-^
Quote from: Herdiboy on 01 December 2008, 11:16:49 AM
Kalo ada yang bilang mengajarkan Dhamma secara tidak tepat dan berulang secara terus menerus juga katanya bisa masuk neraka? :o apalagi avici..amit2 dehh :'(
benar ga sih? jadi takut nih kalo kasih ceramah.. :(
sebenarnya sih yg dimaksud itu adalah miccha ditthi/pandangan sesat terutama mengenai tilakkhana, 4 kebenaran mulia dan jalan utama berunsur 8.
itu juga akan masuk ga ke avici kok, tapi neraka di samping avici yaitu mahatapana niraya...
semoga bermanfaat yah
Quote from: markosprawira on 01 December 2008, 11:07:38 AM
Quote from: Hikoza83 on 30 November 2008, 06:07:30 PM
setahu saya juga begitu, bro fabian.
yang melakukan perbuatan buruk kepada Arya Sangha, baik dengan pikiran [cth : berpikir buruk], ucapan [cth : mencela, menghina, dsb], ataupun dengan tindakan, hasilnya tetap hal yang buruk.
nah, sekarang muncul pertanyaan..
apakah kita tau siapa arya sangha di sekitar kita?
hayooo... :P
jagalah hati, jangan kau nodai.
jagalah hati, pelita hidup ini.
_/\_
By : Zen
kalo tahu, lalu buat apa, bro?? :P
kebnykan org kalo tau ada org suci, cenderung utk "ngedeketin" (lobha mula citta) karena berharap berkah dari org itu
hmm... bro markos, yang saya maksud, karena kita tidak tahu apakah ada / tidak Arya Sangha di sekitar kita, kita perlu berhati-hati dalam berpikir, berucap dan bertindak agar minimal apa yg kita lakukan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
kalo sebatas 'TST' [Tahu Sama Tahu] setahu saya itu hanya berlaku utk sesama Arya Sangha.. :P
kalau dpt berkah ya bagus. setahu saya, berdana untuk orang yang kualitas batinnya baik atau kepada Arya Sangha adalah suatu tindakan yang baik dan pasti memperoleh hasil yang baik juga.
sesuai prinsip hukum karma dan akibatnya, mereka yang menanam benih yang baik di ladang yang subur, akan memperoleh hasil yang berlimpah2... demikian pula sebaliknya..
just my opinion. :)
_/\_
By : Zen
Quote from: markosprawira on 01 December 2008, 11:43:55 AM
sebenarnya sih yg dimaksud itu adalah miccha ditthi/pandangan sesat terutama mengenai tilakkhana, 4 kebenaran mulia dan jalan utama berunsur 8.
itu juga akan masuk ga ke avici kok, tapi neraka di samping avici yaitu mahatapana niraya...
semoga bermanfaat yah
Bro Markos :(
Mau disamping, diatas atau dibawahnya Avici
Tetap aja kita takut kalo masuk kesanalah
Jadi sarannya apa dong supaya kita dapat referensi yang tepat dan akurat serta mengandung kebenaran Dhamma saat ceramah? ???
Quote from: fabian c on 15 January 1970, 12:05:48 PM
Saudara Willibordus yang baik,
Setahu saya bila membunuh seorang Arahat, entah kita tahu dia Arahat atau kita tidak tahu dia Arahat, membunuh secara sadar tetap akan terlahir di neraka Avici....
Ada satu kisah di Jataka, seorang anak belajar menimpuk batu (slingshot), karena iseng seorang Pacceka Buddha yang lewat dijadikan sasaran, dari pelipis kiri tembus ke pelipis kanan, Pacceka Buddha Parinibbana saat itu juga, anak iseng tersebut masuk neraka avici....
Itu pendapat saya, mohon sharing teman-teman yang lain...
sukhi hotu
Maksudnya kisah ini yaaah ...
Syair 72 (V:13. Kisah Satthikutapeta)
Murid utama Maha Moggallana melihat makhluk setan (Peta) yang sangat besar ketika sedang menerima dana makanan bersama Lakkhana Thera.
Berkenaan dengan hal ini, Sang Buddha menjelaskan bahwa makhluk itu bernama Satthikuta, pada salah satu kehidupannya yang lampau, adalah seorang yang sangat berbakat melempar batu. Pada suatu hari, dia minta izin dari gurunya untuk menguji ketrampilannya. Gurunya berkata agar tidak melempar seekor sapi, atau manusia, yang akan menyebabkan dia harus membayar kerugian kepada pemiliknya atau saudara-saudaranya. Tetapi disarankan untuk mencari sasaran yang tidak ada pemiliknya atau tidak dijaga.
Ketika melihat seorang Paccekabuddha, orang bodoh itu, berpikir bahwa Paccekabuddha, tidak mempunyai pemilik atau penjaga, adalah sasaran yang tepat. Maka dia melempar sebuah batu kepada Paccekabuddha yang sedang berpindapatta. Batu itu masuk ke dalam satu telinga Paccekabuddha dan keluar pada telinga satunya. Paccekabuddha itu meninggal dunia begitu sampai di vihara. Pelempar batu itu mati dibunuh oleh pengikut-pengikut Paccekabuddha, dan ia dilahirkan kembali di neraka Avici.
Setelah itu, dia dilahirkan kembali sebagai makhluk setan dan sejak itu dia mengalami akibat dari perbuatan buruk yang telah dilakukan, sebagai makhluk setan dengan kepala yang sangat besar dan selalu dipukul dengan palu yang membara.
Pada akhir penjelasan, Sang Buddha berkata,"Bagi orang bodoh, ketrampilan atau pengetahuan tidak ada gunanya; hanya akan membahayakan dirinya sendiri."
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 72 berikut :
Orang bodoh mendapat pengetahuan dan kemashuran yang menuju kepada kehancuran. Pengetahuan dan kemashurannya itu akan menghancurkan semua perbuatan baiknya dan akan membelah kepalanya sendiri.