(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fdata%2Fphoto%2F2008%2F09%2F27%2F194936p.jpg&hash=d0382314d38647423d23054b9f2193f41a4f92a7)
Indahnya persahabatan anjing dan kucing. Si Dogi sedang bercengkerama dengan si Putih.
ANJING dan kucing, selama ini selalu dikonotasikan dua satwa yang selalu bermusuhan, tak pernah akur. Pokoknya tak bersahabat. Tapi di Ende, ada anjing dan anjing yang bersahabat. Bahkan sang anjing mau menyusui si putih.
Inilah cerita indah itu:
Daniel Ola, pegawai negeri sipil di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Ende. Sudah lama dia punya anjing yang diberi nama Dogi. Suatu saat, si Dogi membawa pulang seekor kucing kecil yang dia selamatkan dari selokan kering di depan kantor BPMD, tempat Daniel bekerja.
Sebenarnya waktu itu ada dua anak kucing di selokan, tapi Dogi hanya menyelamatkan satu. Entah kenapa. Mungkin juga karena kemampuannya membawa kucing cuma satu.
Karena kucing kecil itu warnanya putih bersih, hanya di bagian ekornya saja belang-belang berwarna hitam keabu-abuan, maka kucing kecil itu kemudian dipanggil dengan sebutan sayang si Putih.
Cara Dogi membawa si Putih itu juga menarik. Digigit lehernya! Tentu tidak serius menggigitnya.
"Anak kucing itu dibawa sendiri oleh Dogi dengan cara menggigit bagian leher kucing. Anak saya Paul yang pertama kali melihatnya. Anak kucing itu diambil dari dalam selokan kering di depan kantor (BPMD). Waktu Paul dekati ternyata ada dua anak kucing, tapi rupanya Dogi hanya mau membawa yang putih," kata Daniel Ola.
Jarak antara rumah Daniel Ola dan kantor BPMD tak jauh, hanya sekitar 500 meter. Anak kucing itu pun dibawa Dogi ke rumah majikannya, sekitar akhir bulan Agustus 2008 lalu.
Semula, keluarga Daniel Ola bingung akan memanggil dengan nama atau sebutan apa pada anak kucing itu. Untuk memudahkan, berhubung warna bulu badannya putih, lalu keluarga Daniel Ola memanggil anak kucing itu dengan Putih.
Tidak sekadar membawa dan menyelamatkan si Putih, Dogi sekarang bahkan merawatnya dengan penuh kasih. Ia bahkan tak keberatan si Putih menyusu padanya tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore.
Mungkin Dogi menaruh iba pada Putih yang tak jelas keberadaan induknya, hingga anjing berwarna cokelat dengan tipe muka mirip serigala itu merelakan menyusui Putih.
Bukan hanya menyusui. Dogi bahkan terkesan sangat melindungi si Putih. Jika ada anjing lain yang akan menganggu Putih, Dogi membela mati-matian. Anjing betina itu akan menyeringai menunjukkan taringnya yang tajam, lalu menyalak sekeras-kerasnya hingga anjing pengganggu itu menjauh.
Lalu, pelajaran apa yang bisa dipetik dari si Dogi dan si Putih? Lah, kalau anjing yang biasanya selalu menjahati kucing saja bisa begitu tulis mencintai si Putih yang lemah, kenapa kita manusia justru sering bermusuhan? Kenapa kelompok yang lebih besar, lebih kuat, lebih dominan, harus memusuhi kelompok lain yang lebih kecil dan lemah?
Sebaliknya, kenapa kita sebagai kelompok kecil lemah, minoritas, juga tidak mau rendah hati memberi tempat untuk mereka yang kurang beruntung nasibnya.
Samuel Oktora
Kompas
Lucunya :) _/\_
pus, ngapain km berlindung di bawah doggy keker itu? disamperin mbak kunti??