Setelah Sang Buddha menguraikan proses terjadinya pikiran ketika orang (puthujjana, sekha dan arahat/buddha) mencerap tanah (pa.thavi), maka Sang Buddha juga menguraikan proses yang sama ketika orang mencerap berbagai obyek pencerapan, baik yang konkrit maupun yang abstrak (konsep):
- air (aapo)
- api (tejo)
- angin (vaayo)
- makhluk (bhuta)
- dewa (deva)
- pajapati (pajapati)
- brahma (brahma)
- dewa yang bercahaya (aabhassara)
- dewa yang cemerlang (subhaki.n.na)
- dewa yang penuh berkah (vehapphala)
- makhluk agung (abhibhu)
- dimensi ruang tanpa-batas (aakaasaana~ncaayatana)
- dimensi kesadaran tanpa-batas (vi~n~naa.na~ncaayatana)
- dimensi kekosongan (aaki~nca~n~naayatana)
- dimensi bukan-pencerapan-bukan-pula-non-pencerapan (nevasa~n~naanaasa~n~naayatana)
- segala yang terlihat (di.t.tha.m)
- segala yang terdengar (suta.m)
- segala yang tercerap [dg ketiga indra lainnya] (muta.m)
- segala yang dikenali (vi~n~naata.m)
- keesaan (ekata.m)
- keanekaan (naanata.m)
- segala sesuatu (sabba.m)
- nibbana (nibbaana.m)
Ini pindahan dari http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4252.0
Quote from: Hudoyo
Ini saya kutipkan (dengan saya singkat) dari terjemahan R.G. de S. Wettimunny di "The Buddha's Teaching and the Ambiguity of Existence":
Mulapariyaya-sutta (Majjhima Nikaya, 1)
"Para bhikkhu, saya akan mengajar kalian urutan akar semua fenomena:
(A) Seorang puthujjana:
(i) pa.thavi.m pa.thavito sa~njaanaati -- he perceives earth as earth;
(ii) pa.thavi.m ma~n~nati -- he conceives earth;
(iii) pa.thaviyaa ma~n~nati -- he conceives in earth;
(iv) pa.thavito ma~n~nati -- he conceives from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti ma~n~nati -- he conceives "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m abhinandati -- he delights in earth.
Mengapa? Oleh karena ia belum memahaminya (apari~n~naata.m)
(B) Seorang sekha (yang sedang berlatih):
(i) pa.thavi.m pa.thavito abhijaanaati -- he directly knows earth as earth;
(ii) pa.thavi.m maa ma~n~ni -- let him not conceive earth;
(iii) pa.thaviyaa maa ma~n~ni -- let him not conceive in earth;
(iv) pa.thavito maa ma~n~ni -- let him not conceive from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti maa ma~n~ni -- let him not conceive "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m maabhinandi -- let him not delight in earth.
Mengapa? Agar ia dapat memahaminya (pari~n~neyya.m)
(C&D) Seorang arahat/buddha:
(i) pa.thavi.m pa.thavito abhijaanaati -- he directly knows earth as earth;
(ii) pa.thavi.m na ma~n~nati -- he does not conceive earth;
(iii) pa.thaviyaa na ma~n~nati -- he does not conceive in earth;
(iv) pa.thavito na ma~n~nati -- he does not conceive from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti na ma~n~nati -- he does not conceive "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m naabhinandati -- he does not delight in earth.
Mengapa? Karena ia telah memahaminya (pari~n~naata.m)
Salam,
hudoyo
Sedikit menambahkan:
Mulapariyaya Sutta berasal dari Majjhima Nikaya, yang artinya Asal Semua Akar. Dikatakan dalam sutta tersebut bahwa ada 5 bikkhu yg berpandangan salah karena mereka memegang kuat pada ajaran aliran lain sewaktu mereka belum menjadi pengikut Sang Buddha. Sang Buddha lalu berusaha untuk meluruskan pandangan mereka ini dan berkata, "Para bikkhu, akan kuajarkan pada kalian khotbah mengenai akar semua hal. Dengarkan dan perhatikan dgn cermat apa yg akan kukatakan."
Dalam khotbah ini Sang Buddha mengajarkan bahwa di dalam alam semesta ini terdapat tiga golongan makhluk yaitu Assutava Putujjana, yang artinya manusia biasa yg tidak belajar; Sekha, yg artinya siswa dlm pelatihan lebih tinggi; dan Arahat.
Assutava Putujjana (1)
Orang-orang yg tergolong dalam kategori ini dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Ariyanam Adassari
Mereka tidak memiliki rasa hormat kepada manusia-manusia agung
2. Ariyadhamnussa Akovido
Mereka yang tidak terampil
3. Ariyadhamme Avinita
Mereka yang tidak disiplin di dalam dhamma
4. Pathavim Pathavito Sanjanati
Mereka mempersepsikan tanah (Pathavi) sebagai tanah (2)
5. Pathavim Pathavito Sanjitva
Mereka lalu mengkonsepsikan (3) [dirinya sebagai] tanah
6. Pathavim Mannati
Mereka lalu mengkognisasikan [dirinya terpisah dari] tanah
7. Pathavim Meti Mannati
Mereka mengkonsepsikan tanah sebagai "milikku"
8. Pathavim Abhinandati
Mereka bersuka cita di dalam konsepsi tanah
Lalu Sang Buddha bertanya, "Tam kissa hetu?" (Mengapa demikian?) "Aparinnatam tasmim vadam" (Karena mereka belum sepenuhnya memahami hal itu). Mereka berpegang pada konsep:
1. Nicca - kekekalan
2. Natta - ke"aku"an
3. Sukha - kepuasan2
Sekha
Orang2 ini dapat dikatakan telah mencapai tingkat kesucian, (ariya puggala).
Orang yg tergolong dalam kategori ini adalah:
1. Sappurisanam Adassari
Para bikkhu yg berada pd pelatihan yg lebih tinggi
2. Sappurisadhamnussa Akovido
Para bikkhu yg belum mencapai tujuan
3. Sappurisadhamme Avinita
Para bikkhu yg masih berjuang untuk terbebas dari belenggu
4. Pathavim Pathavito Abhijanati
secara langsung mengetahui tanah sebagai tanah
5. Pathavim Abhinnaya
berusaha untuk tidak mengkonsepsikan [dirinya sebagai] tanah
6. Pathavim Ma Mannati
berusaha untuk tidak mengkognisasikan [dirinya terpisah dari] tanah
7. Pathavim Ma Meti Mannati
berusaha untuk tidak menganggap tanah sebagai "milikku"
8. Pathavim Ma Abhinandati
berusaha untuk tidak bersukacita di dalam konsepsi tanah
Lalu Sang Buddha bertanya, "Tam kissa hetu?" (Mengapa demikian?) "Parinneyyam tasmim vadami " (Karena mereka telah memahami segala yg harus dipahami).
Arahat
Orang yg tergolong dalam kategori ini adalah:
1. Para bikkhu yg telah menghancurkan segala noda
2. Para bikkhu yg telah mencapai tujuan
3. Para bikkhu yg telah menghacurkan belenggu-belenggu dan sepenuhnya terbebaskan
4. Pathavim Pathavito Abhijanati
secara langsung mengetahui tanah sebagai tanah
5. Pathavim Abhinnaya
berhenti mengkonsepsikan [dirinya sebagai] tanah
6. Pathavim Na Mannati
berhenti mengkognisasikan [dirinya terpisah dari] tanah
7. Pathavim Na Meti Mannati
berhenti menganggap tanah sebagai "milikku"
8. Pathavim Na Abhinandati
tidak bersukacita di dalam konsepsi tanah
Lalu Sang Buddha bertanya, "Tam kissa hetu?" (Mengapa demikian?) "Parinneyyam tasmim vadami " (Karena mereka telah sepenuhnya memahami segala yg harus dipahami).
(1) Kita juga sebenarnya tergolong dlm kategori Putujjana tapi bukan Assutava karena kita (belajar) mengenal dhamma, Assutava adalah untuk orang2 yg tidak tahu dhamma sama sekali.
(2) Tanah adalah sebagai contoh dan dapat digantikan dengan ke-24 obyek dibawah ini. Kelima bikkhu yg saya sebut diatas berpegang pada 24 obyek kepercayaan yg salah sebagai berikut:
EMPAT ELEMEN
1. Pathavi - tanah
2. Apo - air
3. Tejo - api
4. Vayo - udara
MAKHLUK-MAKHLUK
5. makhluk-makhluk biasa
6. dewa-dewa
7. Pajapati (makhluk yg berdiam di alam kehidupan "halus", dalam bahasa inggris "Fine-Material realms")
8. Brahma ("Fine-Material")
makhluk2 yg tidak mempunyai rupa:
9. Subhakianaka - Para dewa dengan cahaya yg gemerlap
10. Abhassara - Para dewa dengan keagungan yg memancar
11. Vehappala - Para dewa dengan buah yg besar
12. Abhibhu - Sang Penguasa
JHANA-JHANA
13. landasan ruang tanpa batas
14. landasan kesadaran yg tanpa batas
15. landasan ketiadaan
16. landasan "persepsi" dan "tanpa persepsi"
KHANDA
17. dittham - dilihat
18. sutam - didengar
19. mutam - dirasakan
20. vinnana - terkognisi
TAHAPAN
21. ekatham - kesatuan
22. nanattam - keragamana
23. sabba - semuanya
a. mata yg melihat bentuk
b. telinga yg mendengar suara
c. hidung yg mencium bau
d. lidah yg mencicipi rasa
e. tubuh yg merasakan sentuhan
f. pikiran yg mengerti dhamma
24. Nibbana
Ingat bahwa ke 24 obyek ini adalah pandangan yg SALAH. Kelima bikkhu itu mengkonsepsikan ke 24 obyek diatas dengan cara yg sama.
(3) Note: Pikiran kita ini dibagi menjadi tiga tingkat.
1. Sanna - persepsi
2. Vinnana - konsepsi atau bentuk2 pikiran
3. Panna - Kebijaksanaan yg diperoleh dari konsepsi2, jd mungkin seperti semacam konklusi.
Jadi pertama2 kita ada object, misalnya tanah, lalu kita berpersepsi tentang tanah itu, lalu pikiran itu terus berbuah menimbulkan konsepsi ini itu yg akhirnya menjadi suatu konklusi.
Pada akhir khotbah Beliau, kelima bikkhu tsb. tidak puas dengan ajarannya karena mereka masih berpegangan kuat dgn kepercayaan mereka. Ini adalah khotbah yg pertama, Sang Buddha memberikan khotbah (Dhammacaka Pavathana Sutta) lima kali lagi dan Khotbah Anattalakkhana Sutta dan pada akhirnya mereka mencapai kesempurnaan.
semoga bisa bermanfaat dan mohon koreksi jika ada kesahan _/\_
sepertinya dapat jurus baru nich :D
Bro Markos...
Anumodana... _/\_
Postingan yang bermanfaat sekali.
Ikut senang melihat postingan bisa bermanfaat untuk rekan2 DC sekalian........ ^:)^
Quote from: markosprawira on 09 October 2008, 02:26:18 PM
Ikut senang melihat postingan bisa bermanfaat untuk rekan2 DC sekalian........ ^:)^
Memang postingan yang sangat baik saudara Markos, yang memberikan pengertian yang benar terhadap Mulapariyaya sutta.
_/\_
(((semoga kita semua tetap maju dalam Dhamma)))