MARI KITA MEMPRAKTEKKAN DHAMMA, YAITU PELIMPAHAN JASA DENGAN CARA MENYALAKAN 1000 PELITA DAN MENDEDIKASIKAN KEBAJIKAN TERSEBUT UNTUK INDONESIA, ORANG TUA, SAHABAT, SANAK KELUARGA DAN LELUHUR.
Bagi teman2 yang tertarik untuk berdana dan ingin mengadakan kegiatan serupa harap berpikir panjang lebih dahulu.
Pelimpahan jasa adalah benar suatu cara praktek dhamma, tapi apakah cara pelimpahan jasa tersebut dilakukan dengan cara menyalakan lilin.
Cerita singkat pelimpahan jasa :
Sang Buddha mengunjungi kerajaan Magadha sesuai dengan janjinya kepada raja Bimbisara, kemudian raja Bimbisara mengundang Sanng Buddha dan sangha untuk menerima dana makanan di Istana, ketika berdana raja bimbisara berpikir tentang tempat yang layak untuk para ariya puggala tinggal. Malamnya raja Bimbisara diganggu oleh para makhluk peta. Esoknya raja Bimbisara menemui sang Buddha dan bertanya mengenai kebingungannya yaitu setelah berbuat baik kepada para ariya namun malamnya kok malah mengalami hal-hal buruk. Sang Buddha menjelaskan bahwa para peta yang menggangunya adalah sanak keluarganya di kelahiran yang lampau. Mereka menggangu raja Bimbisara sebagai ungkapan protes karena mereka menunggu sekian lama agar "terlepas dari penderitaan peta", namun setelah kesempatan tiba raja bimbisara malah tidak memikirkan mereka sama sekali. 
Akhirnya raja Bimbisara bertanya lagi, bagaimana caranya agar ia dapat membuat mereka "terbebas dari penderitaan peta", sang Buddha menganjurkan agar raja Bimbisara kembali melakukan jasa/ berbuat baik lagi. Akhirnya raja Bimbisara mengundang kembali sang Buddha dan anggota Sangha untuk menerima dana makanan di Istana. Ketika berdana tidak lupa raja Bimbisara berpikir/merenungkan agar sanak keluarganya yang menjadi peta ikut berbahagia atas jasa/ perbuatan baik yang ia lakukan. Para sanak keluarga raja Bimbisara pun akhirnya senang dan "terbebas dari penderitaan peta".
Itulah sejarah pertama kalinya pelimpahan jasa di jaman sanng buddha Gotama yang ceritanya saya ringkas. 
Bila diperhatikan disitu pelimpahan jasa dilakukan dengan berbuat baik/dana sambil merenung/berpikir  mengenai sanak keluarga yang telah meninggal, bukan dengan cara menyalakan lilin dan merenungkan  sanak keluarga, lihat saja contoh diatas raja Bimbisara pun harus kembali mengulang  berbuat baik/dana, walaupun sehari sebelumnya ia telah berbuat baik yang besar.
Sedikit ulasan tentang berdana.
dana = memberikan sesuatu(dapat berupa materi, tenaga, rasa aman dan atau ajaran benar), pada pihak yang membutuhkan.
Dana materi  : kasih uang, makanan, minuman, obat, dll.
Dana tenaga  : bantu dorong mobil, cuci piring, nyapu pasang spanduk, dll.
Dana rasa aman : jalanin pancasila buddhist, nyebrangin manula, dll.
Dana ajaran benar : ngajarin orang sesuai dengan dhammapada 183.
Jadi dalam berdana ada pihak yang memberi dana, ada bentuk dana(materi,tenaga, etc) dan penerima dana.
Bila seribu pelita dinyalakan hanya ada pemberi dana(pelita), dan ada bentuk dana(pelita), sedangkan si penerimanya kurang jelas. Karena yang membutuhkan pelita biasanya manusia. 
Dijaman dulu dimana belum ada listrik, pelita sangat berharga didalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan di malam hari. Kalau hari ini mungkin lebih cocok diberikan pada korban pemadaman bergilir PLN.
Kesimpulan : kata-kata diatas sangat menyesatkan, seolah-olah  pelimpahan jasa dapat dilakukan dengan menyalakan pelita tanpa berbuat baik/dana dahulu. 
Himbauan : Kepada teman-teman sedhamma harap berpikir dahulu sebelum mengadakan program seribu atau sejuta pelita, karena memang walau cara ini cepat dan mudah untuk mengumpulkan dana organisasi. Namun sadar atau tidak bila melakukan berarti telah membuat "apa yang adhamma mendapat angin dan berkembang menjadi "dhamma" ". 
Motif  : motif seribu pelita bukanlah mengajak orang untuk praktek dhamma, karena praktek dhamma dapat dilakukan dengan program baksos, vipassana, dll. Motif seribu pelita adalah mengumpulkan dana secepat dan sebanyak mungkin, dengan cara (tahu atau tidak tahu) membodohi umat.
He.. he.. aku buat seringkas mungkin biar mudah dibaca, tolong kasih tambahan bila ada yang belum jelas & sorry kalo repost.
			
			
			
				Tapi, bagi yg mendukung acara perayaan pelita, mereka memakai cerita seorang ibu yg berdana tulus dengan menjual rambutnya untuk membeli lilin dalam rangka menyambut Sang Buddha, dan lilin itu yg satu2nya hidup ketika angin kencang bertiup.
Jadi, perayaan lilin/pelita ini untuk mengenang moment itu.
----
Sy bertanya juga, apakah memang ada yg mengenang moment itu ketika perayaan pelita dilaksanakan? Kenyataannya tidak ada yg mengenang cerita itu ketika lilin tsb dinyalakan, yg timbul adalah rasa gembira dan canda diantara kita ketika melihat banyak pelita menyala.
Mungkin tidak banyak (atau tidak ada) yg merenungkan Dhamma ketika perayaan pelita.
Karena dalam Buddhism kita diajarkan untuk selalu melakukan perbuatan yg bermanfaat, sy jadi bertanya2 apakah manfaat menyalakan seribu pelita?
::
			
			
			
				jika saya bertanya balik, apa kegunaaan pelita?
jawabannya?
			
			
			
				jaman dulu khan gak ada listrik, jadi pelita sangat berharga. jaman sekarang kalo 1juta lilin dinyalain jangan2 akusala kamma,karna lilin khan keluarin co2, pencemaran lingkungan dong, malah nambah global warming aja 
			
			
			
				Ok, listrik dulu tidak ada, pelita saat itu sangat2 special kan.
anda sndr pernah dengar kan seorang yang  menjual rambut untuk beli minyak.
gmn pendapat anda ttg itu?
sejuta pelita mmg terasa tidak ada manfaatnya, tapi yang membantu acara sejuta pelita itu? ada gk manfaatnya? jika semua hal dinilai dari segi negatif, maka semua hal itu perlu di pikirkan kembali lagi.
Saya mendukung kegiatan sejuta pelita diganti menjadi yang lain, tapi tidak mendukung kalau pelita itu tidak ada gunanya. :)
			
			
			
				 Quote from: LotharGuard on 09 August 2008, 12:41:14 PM
Ok, listrik dulu tidak ada, pelita saat itu sangat2 special kan.
anda sndr pernah dengar kan seorang yang  menjual rambut untuk beli minyak.
gmn pendapat anda ttg itu?
sejuta pelita mmg terasa tidak ada manfaatnya, tapi yang membantu acara sejuta pelita itu? ada gk manfaatnya? jika semua hal dinilai dari segi negatif, maka semua hal itu perlu di pikirkan kembali lagi.
Saya mendukung kegiatan sejuta pelita diganti menjadi yang lain, tapi tidak mendukung kalau pelita itu tidak ada gunanya. :)
pendapat saya tentang ibu itu, ya dia tulus berbuat baik, pa lagi berbuat baiknya sama ariya puggala.
yang bilang 1000 pelita gak ada manfaatnya tuh sapa yah mas???
saya cuma kasih penjelasan berdasarkan kata2 yg huruf kapital semua, coba baca dulu deh sampe abis, jangan setengah2.
disitu khan saya tulis OBYEK penerimanya GAK JELAS GHITU loh.
renungin dulu tentang dana yah: 
dana = memberikan sesuatu(dapat berupa materi, tenaga, rasa aman dan atau ajaran benar), pada pihak yang membutuhkan.
yang butuh pelita itu sapa??? saya dah kasih contohnya "korban pemadaman listrik bergilir oleh PLN" nah kasih mereka lebih berguna.
kalo maen bakar, gak jelas mau ngasih siapa(objek penerimanya), masih mending bakar api unggun. lebih ada guna, ngangetin badan orang yang lewat.
			
 
			
			
				Buddha Mangala, pada kehidupan lampau Beliau saat masih menjadi Bodhisatta berulang kali melakukan persembahan pelita di altar Buddha, bahkan pernah sampai membakar diri untuk menjadi pelita, suatu pengorbanan yang luar biasa, dan semua itu dilakukan dengan tekad agar Beliau bisa mencapai cahaya gilang-gemilang, dan terbuksti pada saat menjadi Buddha, beliau menjadi Buddha dengan cahaya tubuh yang paling cemerlang dan bersinar paling jauh. jadi, persembahan pelita bukanlah tidak bermanfaat.
tapi jaman sekarang, kalau transfer dana untuk upacara penyalaan pelita, itu sama sekali bukan persembahan pelita melainkan persembahan uang. jadi saya setuju dengan pendapat bahwa "penyalaan pelita bukan bertujuan untuk pengumpulan dana, dan bahwa itu adalah pembodohan terhadap keyakinan umat." 
Tapi seandainya untuk persembahan pelita, para donor harus membawa lilinnya masing-masing, praktiknya tentu lebih susah dan resiko kebakaran akan lebih tinggi. tapi kesulitan ini janganlah digunakan sebagai pembenaran atas tindakan pengumpulan dana. 
misalnya, pada acara sejuta pelita yang telah dilakukan beberapa kali, dana yang terkumpul tentunya milyaran, bagaimanakah pertanggungjawaban atas dana ini? dana yang terkumpul sebagian digunakan untuk membayar biaya acara tersebut. ini agak ironis, ngumpulin dana kok dengan cara mengeluarkan dana? dalam berdana kan tidak menggunakan hukum ekonomi "yang penting untung".
 _/\_
			
			
			
				Betul yang adan katakan Bro indra, semua orang mesti tau manfaat dari Pelita itu :)
mungkin bagi kita pelita itu tidak ada gunanya, gimana dengan makhluk di alam laen? di alam kegelapan?
jika saat anda pegang pelita itu dan anda katakan semoga cahaya pelita ini bersinar dan mencapai ke seluruh tempat yang gelap, dan semoga mahkluk2 di alam kegelapan dapat melihat sinar pelita yang begitu indah dan semoga mereka berbahagia dan terlepas dari penderitaan.
_/\_ :) :lotus:
			
			
			
				Pemasangan Pelita adalah usaha pemborosan energi dan menambah global warming..
Saatnya kita mensosialisasikan hal ini agar kedepan kegiatan ini tidak dilakukan lagi..
			
			
			
				Susah yah jadi manusia itu :))
			
			
			
				Walah2,orang mau bagaimana, tujuannya apa ,memangnya kita tahu dengan pasti?:)
Salam,
Riky
			
			
			
				sedikit berkomentar, dalam pikiran saya.. 
dana dgn pelita mis Rp10.000 
rasanya untung besarrr.... pembuatan pelitanya pun mudah ,(yg saya pernah lihat)
cairan lilin perofin atau apalah gitu.. dipanaskan lalu dituangkan ke cetakan. biasanya dlm sebuah gelas.. dan biasanya dgn sumbu yg kecil, plg lama tahan 5-6 menit lah.., dan biasanya event ini cukup menarik animo masyarakat..yg besar..
dan setuju dgn ko willi.. biasanya yg timbul tuh rasa bahagia akan keindahan pelita di malam hari..
namun jengkel bagi panitia penyalaan lilin.. (ini seh bagi saya)
susah nyala..
di uber waktu...
angin besar.. jd mati lagi, mati lagi..
panas lagi...
namun ketika tgs itu selesai yah senang akan keindahan nyala pelita di malam hari..
			
			
			
				Quote from: lykim176 on 09 August 2008, 12:34:03 PM
jaman dulu khan gak ada listrik, jadi pelita sangat berharga. jaman sekarang kalo 1juta lilin dinyalain jangan2 akusala kamma,karna lilin khan keluarin co2, pencemaran lingkungan dong, malah nambah global warming aja 
.kalo gitu gimana kalo kita  coba bikin even yang modern gitu? misalnya penyalaan 1 juta lampu neon ..    :)) :)) :))
			
 
			
			
				Quote from: SandalJepit on 10 August 2008, 08:20:58 PM
Quote from: lykim176 on 09 August 2008, 12:34:03 PM
jaman dulu khan gak ada listrik, jadi pelita sangat berharga. jaman sekarang kalo 1juta lilin dinyalain jangan2 akusala kamma,karna lilin khan keluarin co2, pencemaran lingkungan dong, malah nambah global warming aja 
.kalo gitu gimana kalo kita  coba bikin even yang modern gitu? misalnya penyalaan 1 juta lampu neon ..    :)) :)) :))
Harus irit energi juga BOSS :)) blom khan tahun ini dicanangkan tahun Byar pret byar pret dari PLN :))
			
 
			
			
				daripada pelita mending meditasi bareng aja, bener kata bang frans. global warming. penghangatan global. atau global hotting?
			
			
			
				Quote from: SandalJepit on 10 August 2008, 08:20:58 PM
Quote from: lykim176 on 09 August 2008, 12:34:03 PM
jaman dulu khan gak ada listrik, jadi pelita sangat berharga. jaman sekarang kalo 1juta lilin dinyalain jangan2 akusala kamma,karna lilin khan keluarin co2, pencemaran lingkungan dong, malah nambah global warming aja 
.kalo gitu gimana kalo kita  coba bikin even yang modern gitu? misalnya penyalaan 1 juta lampu neon ..    :)) :)) :))
kalo evennya kaya gitu aku numpang jualan kacamata item aja deh :))
			
 
			
			
				Dodol , listrik kan butuh BBM juga...
			
			
			
				Quote from: andry on 10 August 2008, 07:29:04 PM
sedikit berkomentar, dalam pikiran saya.. 
dana dgn pelita mis Rp10.000 
rasanya untung besarrr.... pembuatan pelitanya pun mudah ,(yg saya pernah lihat)
cairan lilin perofin atau apalah gitu.. dipanaskan lalu dituangkan ke cetakan. biasanya dlm sebuah gelas.. dan biasanya dgn sumbu yg kecil, plg lama tahan 5-6 menit lah.., dan biasanya event ini cukup menarik animo masyarakat..yg besar..
dan setuju dgn ko willi.. biasanya yg timbul tuh rasa bahagia akan keindahan pelita di malam hari..
namun jengkel bagi panitia penyalaan lilin.. (ini seh bagi saya)
susah nyala..
di uber waktu...
angin besar.. jd mati lagi, mati lagi..
panas lagi...
namun ketika tgs itu selesai yah senang akan keindahan nyala pelita di malam hari..
senang juga dapat dana banyak. 
truzz tahun depan ngadain lagi deh.
truzz organisasi lain juga pengen ikut2 senang, jadi latah deh ikut-ikutan.
truzz terus-terusan deh gak ada abis-abisnya.
abis nguntungin sih, organisasi sosial keagamaan khan sulit dapat dananya, jadi pelita termasuk program yang menguntungkhan bukan.
			
 
			
			
				Penyalaan pelita ngak ada hubungannya dengan Dhamma. Tetapi Lebih condong ke pengumpulan Dana untuk Vihara atau perkumpulan di vihara. sampai ada vihara yang memanfaatkan setiap perayaan dengan menyalaan pelita. Sampai saat ini penyalaan pelita adalah cara pengumpulan dana yang paling efektif.
Alasan selebihnya adalah penipuan atau pembodohan ke umat. dengan menyatakan bisa membuat almahum/ah bisa lahir di surga, bisa panjang umur, sehat, bahagia, bebas dari bahaya dan lain lain adalah manipulasi dari kekurangpengetahuan umat.
			
			
			
				Quote from: Peaceful mind on 17 August 2008, 04:19:31 PM
Penyalaan pelita ngak ada hubungannya dengan Dhamma. Tetapi Lebih condong ke pengumpulan Dana untuk Vihara atau perkumpulan di vihara. sampai ada vihara yang memanfaatkan setiap perayaan dengan menyalaan pelita. Sampai saat ini penyalaan pelita adalah cara pengumpulan dana yang paling efektif.
Alasan selebihnya adalah penipuan atau pembodohan ke umat. dengan menyatakan bisa membuat almahum/ah bisa lahir di surga, bisa panjang umur, sehat, bahagia, bebas dari bahaya dan lain lain adalah manipulasi dari kekurangpengetahuan umat.
wohhh... sangat hebat penyataan anda! boleh tahu gak atas dasar apa katakan itu?
			
 
			
			
				Quote from: Peaceful mind on 17 August 2008, 04:19:31 PM
Penyalaan pelita ngak ada hubungannya dengan Dhamma. Tetapi Lebih condong ke pengumpulan Dana untuk Vihara atau perkumpulan di vihara. sampai ada vihara yang memanfaatkan setiap perayaan dengan menyalaan pelita. Sampai saat ini penyalaan pelita adalah cara pengumpulan dana yang paling efektif.
Alasan selebihnya adalah penipuan atau pembodohan ke umat. dengan menyatakan bisa membuat almahum/ah bisa lahir di surga, bisa panjang umur, sehat, bahagia, bebas dari bahaya dan lain lain adalah manipulasi dari kekurangpengetahuan umat.
Saya MAU NAMBAHIN :
pembodohan umat dengan cara mengaburkan pandangan benar tentang pelimpahan jasa.
jadi seolah-olah dengan membeli lilin tersebut seharga Rp.10.000,-(mungkin harganya bisa berubah) umat sudah mempraktekkan pelimpahan jasa. 
dipelita tersebut ditulis nama donatur, dan nama almarhum yang dilimpahkan jasa oleh donatur.
jadi gak perlu berdana / berbuat baik.
dana / perbuatan baik diganti dengan pelita.
ingat dana adalah memberikan sesuatu baik itu materi, tenaga, rasa aman, dan atau dhamma PADA YANG MEMBUTUHKAN.
kalo memberi lilin pada yang membutuhkan berarti berdana, dan bisa dilimpahkan jasanya pada saat itu.
namun kalo bakar 1000 pelita rame-rame, aduh sayang banget, masih mending orang-orang yang memperingati cioko dengan cara nyumbang sembako buat sembahyang rebutan, biar bagaimanapun bisa dimanfaatkan dan dilimpahkan jasanya, dari pada bakar uang.
nb:saya pernah membaca bahwa beberapa jenis lilin dapat menyebabkan kanker, namun dah lupa tuh dimana sumbernya(cari sendiri aja yah). 
			
 
			
			
				Quote from: LotharGuard on 17 August 2008, 04:24:46 PM
Quote from: Peaceful mind on 17 August 2008, 04:19:31 PM
Penyalaan pelita ngak ada hubungannya dengan Dhamma. Tetapi Lebih condong ke pengumpulan Dana untuk Vihara atau perkumpulan di vihara. sampai ada vihara yang memanfaatkan setiap perayaan dengan menyalaan pelita. Sampai saat ini penyalaan pelita adalah cara pengumpulan dana yang paling efektif.
Alasan selebihnya adalah penipuan atau pembodohan ke umat. dengan menyatakan bisa membuat almahum/ah bisa lahir di surga, bisa panjang umur, sehat, bahagia, bebas dari bahaya dan lain lain adalah manipulasi dari kekurangpengetahuan umat.
wohhh... sangat hebat penyataan anda! boleh tahu gak atas dasar apa katakan itu?
mungkin yg dianggap pembodohan ke umat , hanya dengan menyalakan pelita segala sesuatu bisa berjalan dengan lancar seperti para leluhur kita langsung terlahir di surga, padahal tidak seperti itu khan?
tapi menyalakan pelita bukan hanya menyalakan tentu dengan membaca paritta
nah ... dengan membaca parrita, diharapkan para leluhur mendengar lalu bermudita-citta, atas pelimpahan jasa ini 
moga2 para leluhur terlahir dialam yg lebih baik ...
Saya sick lebih setuju pelimpahan jasa dilakukan dengan cara berdana kepada anggota Sangha
nyumbang sembako dll. yang manfaatnya lebih keliatan.
ada ilustrasi bagaimana pelimpahan jasa itu diterima oleh para leluhur kita
digambarkan ada sebuah keluarga yg terdiri ayah, ibu dan anak
pada suatu saat anak sulungnya pergi mencari kerja jauh dr rumahnya
lama tak mendengar kabar berita dari sang anak yg merantau jauh ...
pada suatu ketika  ... pak postman datang membawa surat dari anak sulung yg sangat di-tunggu2
Saat itu ... ayah dan ibu SANGAT BAHAGIA DAN GEMBIRA, walaupun belum dibaca isi surat tersebut
naaah ..... momen BAHAGIA dan GEMBIRA itulah diartikan sebagai leluhur kita bermudita (pikiran bahagia)
sehingga dalam keadaan demikian bahagia, diharapkan bisa terlahir dialam yg lebih baik
 _/\_
			
 
			
			
				mungkin asimilasi kebudayaan tiong hua shio kim cua :P
menurut saya, yg penting seh niat melaksanakan...
kalau niat panitia memang buat cari duit, itulah benih yg mrk tanam :)
			
			
			
				Betul yang penting niat, segala hal ada sisi positif nya.
setiap saya pemasangan pelita selalu diiringi doa, semoga semua makhluk hidup terbebas dari penderitaan dan hidup berbahagia _/\_ :) :lotus:
			
			
			
				Quote from: Peaceful mind on 17 August 2008, 04:19:31 PM
ada ilustrasi bagaimana pelimpahan jasa itu diterima oleh para leluhur kita
digambarkan ada sebuah keluarga yg terdiri ayah, ibu dan anak
pada suatu saat anak sulungnya pergi mencari kerja jauh dr rumahnya
lama tak mendengar kabar berita dari sang anak yg merantau jauh ...
pada suatu ketika  ... pak postman datang membawa surat dari anak sulung yg sangat di-tunggu2
Saat itu ... ayah dan ibu SANGAT BAHAGIA DAN GEMBIRA, walaupun belum dibaca isi surat tersebut
naaah ..... momen BAHAGIA dan GEMBIRA itulah diartikan sebagai leluhur kita bermudita (pikiran bahagia)
sehingga dalam keadaan demikian bahagia, diharapkan bisa terlahir dialam yg lebih baik
 _/\_
pelimpahan jasa memang mirip kaya gini, saya kasih contoh yang lebih tepat.
misalnya seorang anak menyebrangi nenek, 
tanpa dia ketahui tetangganya melihat.
lalu tetangganya melaporkan perbuatannya pada ibunya,
dan ibunya senang karena anaknya adalah anak yang berbudi.
alam peta adalah alam yang sengsara, makhluk2 disitu selalu merasakan penderitaan.
bila kita berbuat baik sambil merenungkan sanak keluarga yg terlahir menjadi peta.
sanak keluarga yg terlahir menjadi peta dapat "terkondisikan" bahagia.
pikiran bahagia mereka dapat mengkondisikan mereka terlahir di alam bahagia, yg sesuai dengan pikirannya pada saat itu.
namun belum tentu almarhum orang tua kita menjadi peta, maka perbuatan sebaiknya dilakukan sambil merenungkan semua leluhur atau sanak keluarga kita yang menderita, agar bahagia karena perbuatan baik kita.
saya sangat menyayangkan banyak orang sudah memvonis almarhum keluarganya menjadi peta, dengan berdana atas nama almarhum seorang. menurut saya lebih baik direnungkan semua yang pernah menjadi sanak saudara kita, baik dikehidupan ini atau sebelumnya agar bahagia.
			
 
			
			
				Intinya : Semoga Semua Mahkluk hidup berbahagia _/\_ :lotus: :)
			
			
			
				Quote from: LotharGuard on 17 August 2008, 04:24:46 PM
Quote from: Peaceful mind on 17 August 2008, 04:19:31 PM
Penyalaan pelita ngak ada hubungannya dengan Dhamma. Tetapi Lebih condong ke pengumpulan Dana untuk Vihara atau perkumpulan di vihara. sampai ada vihara yang memanfaatkan setiap perayaan dengan menyalaan pelita. Sampai saat ini penyalaan pelita adalah cara pengumpulan dana yang paling efektif.
Alasan selebihnya adalah penipuan atau pembodohan ke umat. dengan menyatakan bisa membuat almahum/ah bisa lahir di surga, bisa panjang umur, sehat, bahagia, bebas dari bahaya dan lain lain adalah manipulasi dari kekurangpengetahuan umat.
wohhh... sangat hebat penyataan anda! boleh tahu gak atas dasar apa katakan itu?
Setujuh dengan Boss Lykim 176. Sebagian dasar apa yang harus di jelaskan sudah di jelaskan ama juragan Lykim 176. thanks Virya too
Apa Benar dengan Menyalakan Lilin di Ulambana ini Bisa membawa mendiang ke Surga? siapa yang menjamin  ::)
Apa Benar dengan menyalakan Lilin di seseorang bisa sembuh dari sakit ?? bisa sehat? bisa bahagia ? bebas dari bahaya?
kalau gitu Karma buruk bisa di ganti dengan menyalakan Lilin??? dasarnya apa? 
Ini yang lebih bertentangan dengan Dhamma. Kalau kita memang ingin membabarkan Dhamma ingin memuliakan Dhamma kenapa kita tidak menerangkan yang sebenarnya tetapi memberi harapan harapan kosong ke Umat Buddha (ini yang saya sebut sebagai pembodohan)
Ini yang menurut saya lebih WOOOW. 
Penyalaan lilin atau Dupa untuk mendampingi pembacaan parita atau tidak perlu dinyalakan sampai seribu buah. kalau umat nya banyak berpatisipasi tentu menyebabkan bahaya kebakaran seperti yang terjadi di vihara Meta jaya Medan dan di Vihara Kuan Im di Siantar yang menelan korban jiwa. 
			
 
			
			
				Quote from: LotharGuard on 19 August 2008, 11:20:07 AM
Betul yang penting niat, segala hal ada sisi positif nya.
setiap saya pemasangan pelita selalu diiringi doa, semoga semua makhluk hidup terbebas dari penderitaan dan hidup berbahagia _/\_ :) :lotus:
kalo niat pun jangan setengah-setengah, saya ada contoh nyata :
teman saya menyaksikan sekeluarga sedang fang shen
mereka melepas ikan.
setelah mereka pergi, orang setempat dengan mudahnya menangkap ikan2 yg dilepas.
ikan2 yg ditangkap banyak yg sudah 'teler' sebelum ditangkap.
kata teman saya, seharusnya ikan2 itu jangan dilepas dulu, karna mereka bukan jenis ikan tahan banting seperti lele atau gabus.
namun seharusnya air dari ikan2 itu dicampur dulu seperapat dengan air danau/setu. agar ikan2 itu menjadi terbiasa dengan 'utu' dari air yg baru, setelah tebiasa baru mereka dilepas.
begitu juga berdana pelita pada acara 1000 pelita, karena tidak diselidiki dengan seksama, mereka tidak tahu bahwa mereka berdana yaitu berbuat baik pada suatu organisasi yg membutuhkan dana, yaitu organisasi yg mengadakan dana lilin. padahal dalam pikirannya ber "niat" memberikan sesuatu pada leluhur yang membutuhkan.
sayang sekali semuanya jadi salah alamat.
			
 
			
			
				boleh tahu ikan apa yang dilepas? Benar sekali kalau mau lepas ikan sebaiknya yg tahan banting kaya lele, betok, gabus, jangan ikan mas karena ikan mas gak kuat kecuali buat taruh di kolam dan dipelihara.
berbuat baik juga harus bijaksana, jangan asal buat baik nanti malah jadi gak tepat sasaran.
			
			
			
				Nah kalau bahas tenatng fang shen, saya pernah berpikir dimana ya tempat fang shen yang baik?
di parit lepaskan ikan gobi = Salah alamat krn bakal kena tangkap
di sungai lepaskan ikan lele, dll..... = salah alamat krn bakal kena tangkap juga
mending di rumah bikin kolam besar lalu lepasin sendiri ke kolam, kayaknya di medan tidak ada tempat fang shen yang "Aman" gimana dengan wilayah laen?
atau mending lepasin ikan hiu aja ke laut = lebih tepat sasaran, siapa yang berani tangkap :)) atau ikan piranha :whistle: jika tindakan semuanya perlu dipikirkan dengan sebaik baiknya tanpa adanya cerah, kayaknya butuh bertahun - tahun baru bisa selesai.
Acara 1000 pelita, jika umat tau tentang 1000 pelita itu gunanya untuk apa, dananya untuk apa, keuntungan untuk apa, dan berapa keuntungannya!!!! berarti anda adalah "UMAT" yang sangat hebat dan bisa saya katakan anda adalah "TUHAN".
contoh paling mudah : bisa gak anda cek saldo Rekening Pribadi saya, tanpa anda melihat transaksi di buku tabungan saya?
Silakan intropeksi diri, tidak semua hal adalah perfect yang seperti anda2 inginkan.
			
			
			
				Quote from: hengki on 19 August 2008, 08:21:08 PM
boleh tahu ikan apa yang dilepas? Benar sekali kalau mau lepas ikan sebaiknya yg tahan banting kaya lele, betok, gabus, jangan ikan mas karena ikan mas gak kuat kecuali buat taruh di kolam dan dipelihara.
berbuat baik juga harus bijaksana, jangan asal buat baik nanti malah jadi gak tepat sasaran.
mending fang shen ikan hiu aja biar lebih tahan banting atau buaya aja ;D
			
 
			
			
				Quote from: hengki on 19 August 2008, 08:21:08 PM
boleh tahu ikan apa yang dilepas? Benar sekali kalau mau lepas ikan sebaiknya yg tahan banting kaya lele, betok, gabus, jangan ikan mas karena ikan mas gak kuat kecuali buat taruh di kolam dan dipelihara.
berbuat baik juga harus bijaksana, jangan asal buat baik nanti malah jadi gak tepat sasaran.
maaf saya sudah lupa nama ikannya, namun menurut teman saya, ikan2 tsb adalah ikan yg memang dapat hidup di air tawar, dan ikan2 tsb bervariasi, kebanyakan ikan hias, yg harganya lumayan.
			
 
			
			
				Quote from: lykim176 on 19 August 2008, 08:26:21 PM
Quote from: hengki on 19 August 2008, 08:21:08 PM
boleh tahu ikan apa yang dilepas? Benar sekali kalau mau lepas ikan sebaiknya yg tahan banting kaya lele, betok, gabus, jangan ikan mas karena ikan mas gak kuat kecuali buat taruh di kolam dan dipelihara.
berbuat baik juga harus bijaksana, jangan asal buat baik nanti malah jadi gak tepat sasaran.
maaf saya sudah lupa nama ikannya, namun menurut teman saya, ikan2 tsb adalah ikan yg memang dapat hidup di air tawar, dan ikan2 tsb bervariasi, kebanyakan ikan hias, yg harganya lumayan.
gimana kalau ikan gobi, yang kecil2 itu jauh lebih tahan and susah ditangkap :)
			
 
			
			
				Quote from: LotharGuard on 19 August 2008, 08:27:19 PM
Quote from: lykim176 on 19 August 2008, 08:26:21 PM
Quote from: hengki on 19 August 2008, 08:21:08 PM
boleh tahu ikan apa yang dilepas? Benar sekali kalau mau lepas ikan sebaiknya yg tahan banting kaya lele, betok, gabus, jangan ikan mas karena ikan mas gak kuat kecuali buat taruh di kolam dan dipelihara.
berbuat baik juga harus bijaksana, jangan asal buat baik nanti malah jadi gak tepat sasaran.
maaf saya sudah lupa nama ikannya, namun menurut teman saya, ikan2 tsb adalah ikan yg memang dapat hidup di air tawar, dan ikan2 tsb bervariasi, kebanyakan ikan hias, yg harganya lumayan.
gimana kalau ikan gobi, yang kecil2 itu jauh lebih tahan and susah ditangkap :)
aku gak tau tuh ada ikan namanya gobi, yg aku tahu kalo ikan kecil2 namanya gepi, berenyit n julung-julung.
kalo yg di laut namanya teri.
			
 
			
			
				di medan di sebut ikan gobi :)) berarti gepi = gobi dnk ^-^
			
			
			
				oh ikan hias :). ikan hias mending dipelihara aja. kalau fang shen sebaiknya hewan2 yang tadinya akan disembelih kita selamatkan nyawa mereka.
Fang Shen boleh hewan apa aja loh lothar, cuma berani gak ente lepas ikan hiu :))
ikan gapi kali yang buntutnya kiwir2 dan warna warni :)
Lepas ular juga boleh karena sekarang di jakarta banyak banget yang jual ular kobra buat obat kuat :). Cuma masalahnya berani gak lothar lepas ular dan kalau ular lepasnya di permukiman padat penduduk itu namanya bukan buat baik karena akan membuat penduduk di sekitar situ gempar karena ada ular :))
			
			
			
				kalau ular sih maunya lepasin ke hutan2 gitu, kalau ular terus terang ya lothar paling takut ular.
ada cerita nyata loh : teman saya lepasin ular ke hutan, ular nya jalan bbrp langkah lalu balik lagi and kepala nya menunduk sepertinya ingin berterima kasih, lalu ular2 itu masuk ke dalam hutan.
sampai sekarang teman saya sumpah gk akan makan daging ular sampai kehidupan kapapun itu, mending mati kelaparan :)
saya dengarnya jadi kepengen lepasin nih :)
			
			
			
				oh. hebat yah teman kamu itu.
kasihan banget ular sekarang banyak banget yg jual buat obat kuat. monyet aja skrg dijual untuk dimakan otaknya mentah2 dicampur apa tau. gak tau fungsinya buat apa. Liatnya aja udah ngeri, gak tega.....boro2 disuruh makan.
Banyak koq kisah2 nyata yang gak masuk di akal tentang pelepasan hewan. 
Saya pernah lepas kepiting di Ancol, ada beberapa ekor kepiting yang saya lepas, yang lain begitu saya lepas langsung ambil langkah seribu alias kabur :), tapi ada 1 kepiting yang gak langsung pergi tapi liat saya dulu cukup lama kira2 15 detik baru perlahan-lahan dia pergi sepertinya dia ingin mengucapkan terima kasih karena nyawanya telah diselamatkan.
Kalau saya tidak mengalaminya sendiri, saya mungkin tidak akan percaya.
Jadi memang benar seperti cerita teman kamu itu karena banyak yg aneh dan gak masuk di akal yg terjadi pada saat melepaskan hewan.
			
			
			
				saya sih belum pernah alami, mungkin karena cinta kasih saya masih kurang :(
tapi ibu saya sendiri pernah alami saat lepasin penyu, penyu nya berenang balik dan liat ibu saya agak lama baru pergi, sampai ibu saya nangis..... penyu saja bisa Gan En.... Kenapa manusia tidak bisa?
tapi saya sendiri pernah berkata kepada saya sendiri amit2 makan daging ular, anjing, burung. monyet, dll... yang aneh2.... mending gue kelaparan ampe mati aja, moga yang saya inginkan bisa terekam dibawah alam sadar saya dan di kehidupan apapun saya tetap tidak akan makan yang gituan.
ada teman2 yang bisa membantu cara paling tepat untuk hal itu? _/\_ :) :lotus:
			
			
			
				Selain kita berbuat fang shen ....
mulai sekarang dan seterusnya, kita jg JANGAN PERNAH BELI PRODUK2  yg berasal DR HEWAN 
misalnya Tas, dompet, talipinggang(gesper), sepatu dan accessories lainnya, yg berasal dr kulit buaya, ular dll.  :)
pernah aye kekantor orang, liat pajangan penyu yg lumayan besar, katanya beli dr Bali, dgn harga puluhan juta,  hiikkzz...  :'( kasihan jg nasib si penyu, pdhal kalo tidak di pajang, penyu itu pasti masih bisa hidup puluhan tahun lagi dilautan lepas.
Seandainya tidak ada seorangpun yg beli sebagai cindera mata, maka tidak ada orang2 yg menangkapnya
yaaakk... selain kita melepas mahkluk2 hidup, kita jg tidak bole membeli produk2 yg berasal dr mahkluk hidup bukan? ........ _/\_
			
			
			
				menghindari total dari produk yg ada mahluk hidup sih hampir tidak mungkin loh.
:backtotopic:
			
			
			
				Quote from: LotharGuard on 19 August 2008, 08:24:03 PM
Nah kalau bahas tenatng fang shen, saya pernah berpikir dimana ya tempat fang shen yang baik?
di parit lepaskan ikan gobi = Salah alamat krn bakal kena tangkap
di sungai lepaskan ikan lele, dll..... = salah alamat krn bakal kena tangkap juga
mending di rumah bikin kolam besar lalu lepasin sendiri ke kolam, kayaknya di medan tidak ada tempat fang shen yang "Aman" gimana dengan wilayah laen?
atau mending lepasin ikan hiu aja ke laut = lebih tepat sasaran, siapa yang berani tangkap :)) atau ikan piranha :whistle: jika tindakan semuanya perlu dipikirkan dengan sebaik baiknya tanpa adanya cerah, kayaknya butuh bertahun - tahun baru bisa selesai.
Acara 1000 pelita, jika umat tau tentang 1000 pelita itu gunanya untuk apa, dananya untuk apa, keuntungan untuk apa, dan berapa keuntungannya!!!! berarti anda adalah "UMAT" yang sangat hebat dan bisa saya katakan anda adalah "TUHAN".
contoh paling mudah : bisa gak anda cek saldo Rekening Pribadi saya, tanpa anda melihat transaksi di buku tabungan saya?
Silakan intropeksi diri, tidak semua hal adalah perfect yang seperti anda2 inginkan.
nampaknya anda tidak menyimak jelas, dalam contoh itu orang yg fangshen tidak mencari tahu dulu bagaimana agar ikan bertahan lama, dia tidak mencampur seperapat air setu pada air ikan tsb. jadi karena ikan2 tsb langsung dilepas, ikan2 itu mabuk semua karena tidak terbiasa dengan air yg baru. tanpa ditangkappun ikan2 itu akan mati.
ditempat saya pun waktu itu ingin mengadakan fangshen, lalu sebelum mengadakan dari kami berunding dulu, ternyata banyak pula yg tahu hewan apa yg patut dibeli, mereka memilih hewan2 yg pasti akan dipotong kalau tidak dibeli, mereka pilih lele, dan belut. 
membelinya pun tidak memesan dulu, dan semua umat yg ingin fangsen langsung diajak kepasar untuk merasakan bagaimana berbuat baik sendiri.
jadi ternyata ada juga tuh yg berpikir dulu sebelum berbuat baik. yg penting dicari resiko paling minim agar makhluk yg kita lepas dapat hidup lebih lama.
sebenarnya dalam cerita yg sekeluarga fangsen itu ada yg belum saya ceritakan, yaitu bagaimana teman saya bertanya dan memberi masukan namun orang sekeluarga itu acuh pada teman saya. teman saya pun mendapat informasi pada penduduk setempat, bahwa hal itu memang rutin diadakan oleh keluarga tsb.
sayang kan sudah rutin dilakukan ikan2nya malah mati bukan selamat.
nb: saya bukan Tuhan, dan saya tidak percaya adanya makhluk adi kuasa yg maha tahu, maha kuasa, maha adil, maha pengasih etc.
			
 
			
			
				Wohhh.... Bijaksana sekali perkataan anda :) mmg betul tujuan fang shen yang anda bilang _/\_ :lotus: :) saya sudah ngerti Thx....
			
			
			
				Wew kalo omongin fang sen, jadi teringat. Di tempat saya kerja setiap harinya ada ribuan kepiting yang di bunuh untuk di ekspor. Kalo saya fang sen mereka, ntar dipecat dari kerjaan donk.
Kira2 what can I do ya?
			
			
			
				Quote from: Kristin_chan on 20 August 2008, 09:43:10 AM
Wew kalo omongin fang sen, jadi teringat. Di tempat saya kerja setiap harinya ada ribuan kepiting yang di bunuh untuk di ekspor. Kalo saya fang sen mereka, ntar dipecat dari kerjaan donk.
Kira2 what can I do ya?
baca doa untuk mereka and berbuat kebajikan and limpahkan kepada mereka semoga mereka terlahir ke alam yang lebih bahagia _/\_ :lotus: :)
			
 
			
			
				Sis Kristin,
Saran saya lebih baik anda pindah kerja ke tempat lain yang tidak berhubungan dengan penjualan atau pembunuhan hewan.
Itu cara yang paling baik atau kalau gak seperti yang dikatakan lothar atau sebagian dari penghasilan anda gunakan utk fang shen, dana ke Vihara, cetak Buku dan VCD Dharma, dll.
Tetapi sebaiknya lebih baik pindah kerja aja karena secara tidak langsung anda turut berpartisipasi dalam pembunuhan hewan. Tapi jangan keluar dulu sebelum dapat pekerjaan yang baru.
Semoga bermanfaat.
			
			
			
				Quote from: Kristin_chan on 20 August 2008, 09:43:10 AM
Wew kalo omongin fang sen, jadi teringat. Di tempat saya kerja setiap harinya ada ribuan kepiting yang di bunuh untuk di ekspor. Kalo saya fang sen mereka, ntar dipecat dari kerjaan donk.
Kira2 what can I do ya?
Let it be ;D