Forum Dhammacitta

Buddhisme dan Kehidupan => Tolong ! => Topic started by: Mr. Wei on 28 June 2008, 03:05:25 PM

Title: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Mr. Wei on 28 June 2008, 03:05:25 PM
 _/\_

Mo minta tolong...

minta naskah Kalama Sutta donk  ;D

Dalam bahasa Indonesia ya...

Googling tapi gak nemu2..  :'(
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Sukma Kemenyan on 28 June 2008, 05:17:57 PM
QuoteSang Buddha menyatakan:
Suku Kalama, memang sudah sewajarnya kalian bimbang dan bingung.
Karena dengan kebimbangan dan kebingungan, tiada kebenaran, menjauhkan kita dari kebebasan (keselamatan).

Maka itulah, suku Kalama,
jangan semata-mata mempercayai meskipun hal itu tampak benar dan dianut oleh mayoritas,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal merupakan tradisi yang telah diwariskan turun temurun,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal tercantum dalam kitab-kitab suci,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal disampaikan oleh tokoh-tokoh agama ternama,

tetapi suku Kalama,
seandainya kalian sendiri telah menyadarinya, merenungkannya, berdasarkan akal sehat dan pengalaman sendiri,
bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan,

maka sudah selayaknya, suku Kalama, untuk menerima, dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut.

(Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: El Sol on 28 June 2008, 06:28:18 PM
 [at] atas

loe MOD khan?

setelah Mod dateng..loe jadi sering online..


;D
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Sumedho on 28 June 2008, 06:35:11 PM
IP nya beda sol...
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: F.T on 28 June 2008, 06:44:45 PM
:outoftopic:

:backtotopic:
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Johsun on 28 June 2008, 07:17:00 PM
tetapi suku Kalama,
seandainya kalian sendiri telah menyadarinya, merenungkannya, berdasarkan akal sehat dan pengalaman sendiri,
bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan,

maka sudah selayaknya, suku Kalama, untuk menerima, dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut.
(Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

kemungkinan artinya gini, pilihlah agama apapun yang menurutmu
cocok, yang memang sesuai dengan sifat dan watak seseorang, apabila engkau setelah merenungkannya, dan melaksanakannya, serta memperoleh manfaat berupa kebahagiaan didalamnya, maka anutlah agama itu apapun agamanya.
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: bond on 28 June 2008, 07:27:27 PM
Mr.John, artinya bukan terbatas agama saja, agama itu hanyalah label2. Tetapi arti yg lebih dalam yaitu untuk menelaah suatu kebenaran.
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: El Sol on 28 June 2008, 08:43:31 PM
Quote from: JHONSON on 28 June 2008, 07:17:00 PM
tetapi suku Kalama,
seandainya kalian sendiri telah menyadarinya, merenungkannya, berdasarkan akal sehat dan pengalaman sendiri,
bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan,

maka sudah selayaknya, suku Kalama, untuk menerima, dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut.
(Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

kemungkinan artinya gini, pilihlah agama apapun yang menurutmu
cocok, yang memang sesuai dengan sifat dan watak seseorang, apabila engkau setelah merenungkannya, dan melaksanakannya, serta memperoleh manfaat berupa kebahagiaan didalamnya, maka anutlah agama itu apapun agamanya.

jangan cuma quote bagian2 dari Kalama Sutta dan translate sesuka hati loe yak..-_-"

Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Johsun on 30 June 2008, 12:23:25 AM
itu bro,  sih kemenyan juga quote separuh.. dia kok gak dimarain bro?
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: El Sol on 30 June 2008, 12:56:58 AM
 [at] atas

karena yg di quote cukup banyak dan dia gk ada comment aneh..kayak loe pnya..:hammer:

-_-"
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: gajeboh angek on 30 June 2008, 09:33:31 AM
KALAMA SUTTA
A-I-191

Demikianlah telah kudengar:

1. Suatu ketika Yang Dirahmati (Sang Buddha) mengembara di negara Kosala dengan rombongan besar bhikkhu dan memasuki kota Kesaputta.
Suku Kalama, yang menjadi penduduk kota Kesaputta mendengar bahwa Pertapa Gotama, seorang putra dari suku Sakya yang pergi bertapa, sekarang telah tiba di Kesaputta.
Berita yang tersiar luas tentang Pertapa Gotama yang sekarang menjadi Buddha, mengatakan:
"Beliau adalah Arahat, Yang memperoleh Penerangan Agung, Sempurna Dalam Pengetahuan dan Pelaksanaannya, Yang Terbahagia, Pembimbing Manusia Yang Tiada Taranya, Guru Para Dewa dan Manusia, Sang Buddha, Yang Dirahmati. Beliau memberitahukan dunia ini, bersama-sama dengan alam para dewa, mara, dan brahma, disertai para pertapa, brahmana, para dewa, dan manusia, sesuatu yang Beliau sendiri telah mengerti melalui pengetahuan yang luar biasa. Beliau mengajarkan Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya, baik dalam teori maupun dalam pelaksanaannya. Secara sempurna Beliau menerangkan tentang penghidupan suci yang benar-benar bersih. Sungguh berharga sekali dapat melihat Arahat tersebut!"
Karena itu, maka suku Kalama dari Kesaputta datang mengunjungi Sang Buddha. Tiba di sana, ada yang memberi hormat dengan merangkapkan kedua tangan di depan dada dan kemudian duduk di satu sisi; ada juga yang memberi hormat dengan berlutut, ada yang memberi hormat hanya dengan ucapan; ada yang menyembah; ada yang memberitahukan nama dan nama keluarganya; dan ada juga yang terus duduk tanpa mengucapkan kata apa pun.

2. Setelah mereka semua duduk, kemudian seorang berkata, "Yang Mulia, banyak pertapa dan brahmana yang berkunjung ke Kesaputta. Mereka menerangkan dan membahas dengan panjang lebar ajaran mereka sendiri, tetapi mencaci maki, menghina, merendahkan, dan mencela habis-habisan ajaran orang lain. Lalu datang pula pertapa dan brahmana lain ke Kesaputta. Dan mereka ini juga menerangkan dan membahas dengan panjang lebar ajaran mereka sendiri, dan mencaci-maki, menghina, merendahkan, dan mencela habis-habisan ajaran orang lain. Kami yang mendengar merasa ragu-ragu dan bingung, siapa diantara para pertapa dan brahmana yang berbicara benar dan siapa yang berdusta."

3. "Benar, warga suku Kalama, sudah sewajarnyalah kamu ragu-ragu, sudah sewajarnyalah kamu bingung. Dalam hal yang meragukan memang akan menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, warga suku Kalama, janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang dikatakan sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."


4. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau keserakahan (lobha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang serakah dicengkeram oleh keserakahan dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

5. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kebencian (dosa) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang membenci, dicengkeram oleh kebencian dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

6. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kegelapan batin (moha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang diliputi kegelapan batin (moha), dicengkeram oleh kegelapan batin dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

7. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut baik atau tidak baik?"
"Tidak baik, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Tidak dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan?"
"Akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, Yang Mulia. Demikianlah pendapat kami."

8. "Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."


9. "Kesimpulannya, warga suku Kalama, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.' Tetapi, setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini berguna; hal ini tidak tercela; hal ini dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan,' maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut."

10. "Bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari keserakahan (lobha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari keserakahan dan tidak lagi dicengkeram oleh keserakahan, dan oleh karena ia dapat mengendalikan dirinya dengan baik, akan berhenti membunuh makhluk hidup, berhenti mengambil sesuatu yang tidak diberikan (mencuri), berhenti melakukan perzinahan berhenti mengucapkan kata-kata yang tidak benar, berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

11. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kebencian (dosa), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kebencian tidak lagi dicengkeram oleh kebencian....., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

12. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kegelapan batin (moha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kegelapan batin dan tidak lagi dicengkeram oleh kegelapan batin ....., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapat kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

13. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan?"
"Menguntungkan, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tidak tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah akan membawa kebahagiaan atau tidak?"
"Tentu akan membawa kebahagiaan. Demikianlah pendapat kami."

14. "Demikianlah, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja....., Tetapi apabila setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui hal ini berguna; hal ini tidak tercela; hal ini dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan, maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.' Itulah sebabnya, mengapa Aku mengucapkan kata-kata tersebut."

15. "Sekarang, warga suku Kalama, seorang siswa Yang Ariya telah terbebas dari keserakahan dan kebencian, dan tidak lagi bingung tetapi dapat mengendalikan dirinya dengan baik dan pikirannya terpusat, sedangkan batinnya dipenuhi oleh kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin yang berkembang terus tanpa batas, terbebas dari permusuhan dan perasaan tertekan; orang itu diumpamakan seperti diam di seperempat alam, kemudian di setengah alam, kemudian di tiga per empat alam dan akhirnya di seluruh alam. Dan dengan cara yang sama ke atas, ke bawah, ke samping, ke segenap penjuru, kepada semua makhluk, ia diam dengan batin penuh cinta kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin yang ditujukan ke segenap penjuru alam, berkembang terus tanpa batas, terbebas dari permusuhan dan perasaan tertekan. Siswa yang demikian itu, yang hatinya terbebas dari permusuhan, terbebas dari perasaan tertekan, tidak ternoda dan beersih, orang itu dalam kehidupan ini juga akan memperoleh berkah yang menyenangkan, yaitu :

16. Kalau sekiranya ada alam lain setelah meninggal dunia, ada akibat dari perbuatan baik dan jahat; saat badan jasmaninya hancur setelah mati, ia akan bertumimbal lahir di alam surga. Ini adalah berkah pertama yang diperolehnya. Kalau sekiranya tidak ada alam lain setelah meninggal dunia, tidak ada akibat dari perbuatan baik dan jahat; namun kehidupan ini ia telah terbebas dari perasaan bermusuhan dan tertekan. Ini adalah berkah kedua yang diperolehnya.
Kalau sekiranya bencana menimpa yang berbuat jahat; namun aku sama sekali tidak bermaksud berbuat jahat terhadap siapa pun juga. Mana mungkin bencana dapat menimpa diriku yang tidak berbuat jahat? Ini adalah berkah ketiga yang diperolehnya. Kalau sekiranya tidak ada bencana menimpa yang berbuat jahat, maka aku tahu bahwa diriku bersih dari kedua segi. Ini adalah berkah keempat yang diperolehnya.
Dengan demikian, warga suku Kalama, siswa Ariya tersebut yang hatinya terbebas dari permusuhan dan perasaan tertekan, tak ternoda dan bersih, maka dalam kehidupan ini memperoleh empat berkah."

17. "Memang demikianlah halnya, Yang Dirahmati. Memang demikianlah, Yang Terbahagia. Siswa Ariya tersebut dalam kehidupan ini akan memperoleh empat berkah (dengan mengulang apa yang diucapkan Sang Buddha).
Sungguh indah, Yang Mulia! Dengan ini kami menyatakan kami berlindung kepada Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha. Semoga Yang Mulia berkenan menerima kami sebagai upasaka dan upasika, mulai hari ini sampai seumur hidup kami."

http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=705&multi=T&hal=0 (http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=705&multi=T&hal=0)

Untung aye kalama juga sama Kemenyan dan Jhonson. Aye sering sekali ketemu versi yang "dibenarkan para bijaksana"-nya gak ada. sengaja atau tidak sengaja?
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Indra on 30 June 2008, 11:07:10 AM
Maaf, agak nyeleweng sedikit, tapi masih relevan kok,

mau tanya nih,

Banyak orang Buddhist selalu menggunakan Sutta ini sebagai alasan untuk tidak meyakini Tipitaka atau Buddha, kenapa ya? padahal Sutta ini juga berasal dari Tipitaka, kenapa orang memilih untuk mempercayai Sutta ini dan Sutta-Sutta lainnya tidak dipercaya? sama-sama dari Tipitaka kan? kalau saya membaca Sutta di atas, sama sekali tidak tertulis "Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci KECUALI KALAMA SUTTA".

Mohon tanggapan


Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Mr. Wei on 30 June 2008, 11:20:45 AM
_/\_ anumodana buat smua yg uda ngutipin suttanya buat aye.

Makasih banyak.

[at] indra: saya masih belum bisa menanggapi, saya akan menunggu jawaban dari yg lain dulu :)
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: ryu on 30 June 2008, 11:26:21 AM
Itu supaya jadi bahan renungan sehingga tidak terjebak oleh paham2 yang salah.

RAGU PANGKAL CERAH , MORPHEUS MODE=ON
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Mr. Wei on 30 June 2008, 08:01:06 PM
 [at] Indra, mungkin topik ini ada hubungannya dengan topik yang Anda katakan tadi, monggo (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,153.0.html)
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: El Sol on 30 June 2008, 09:14:48 PM
Quote from: Indra on 30 June 2008, 11:07:10 AM
Maaf, agak nyeleweng sedikit, tapi masih relevan kok,

mau tanya nih,

Banyak orang Buddhist selalu menggunakan Sutta ini sebagai alasan untuk tidak meyakini Tipitaka atau Buddha, kenapa ya? padahal Sutta ini juga berasal dari Tipitaka, kenapa orang memilih untuk mempercayai Sutta ini dan Sutta-Sutta lainnya tidak dipercaya? sama-sama dari Tipitaka kan? kalau saya membaca Sutta di atas, sama sekali tidak tertulis "Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci KECUALI KALAMA SUTTA".

Mohon tanggapan




karena Buddhist flexible..

dan Majority yg mengerti Dhamma..suka ama yg namane Logic..

dan kalama Sutta sangat logic dan gk ada emblem2 "only God knows" or "Ananda Mixed up everything"
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Indra on 01 July 2008, 02:01:25 PM
Kamsia Mr. Wei, ternyata siudah pernah dibahas, sangat membantu sekali, satu lagi bukti bahwa Forum ini sungguh bermanfaat. ^:)^
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Adhitthana on 02 July 2008, 01:06:36 AM
all ..... minta tolong juga   

minta naskah Sigalovada sutta dalam bhs indonesia

dicari-cari gak ketemu ........

Thanks yahh........  _/\_



Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Indra on 02 July 2008, 06:22:00 AM
Nanti akan ada di dhammacitta.org/tipitaka, sekarang belum ada, tapi gak lama lagi deh
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Sumedho on 02 July 2008, 07:27:02 AM
silahkan.... http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.31.0.wlsh.html
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Indra on 02 July 2008, 08:17:20 AM
lompat pak bos, supaya cepat selesai ;D
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Sumedho on 02 July 2008, 11:57:34 AM
ada yg minta, jadi diprioritaskan dulu oom :P

Anda Minta Kami Beri, Anda Puas Kami Lemas (TM)

:>-

Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Lily W on 02 July 2008, 12:10:52 PM
Suhu Medho....

Apanya yg lemas? :)) :)) :))

_/\_ :lotus:
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: bond on 02 July 2008, 12:15:09 PM
wah2 mami cepet nyambernya :)) :))
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Lily W on 02 July 2008, 01:06:17 PM
Hehehe.... secepat kilat.... :)) :)) :))

_/\_ :lotus:
Title: Re: TOLONG!!! KALAMA SUTTA
Post by: Adhitthana on 02 July 2008, 10:32:08 PM
Quote from: Sumedho on 02 July 2008, 07:27:02 AM
silahkan.... http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.31.0.wlsh.html


Thanks ...... Suhu Medho   _/\_

minta Izin juga yaah ..... suhu,
Sigalovada sutta ingin kupersembahkan kepada bro Ryu .....  _/\_
yg sebentar lagi akan melepas masa lajang  ;D