Indigo: Saya adalah 'Nabi Palsu' bagi 'Diri Sendiri'
Ditulis oleh: Vincent Liong / Liong Vincent Christian
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Senin, 16 Juni 2008
Tempat diskusi tulisan ini:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3748
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/24349
http://forum.gilaupload.com/viewtopic.php?f=105&t=7641
(balasan tulisan harap di-cc ke email: vincentliong [at] yahoo.co.nz )
Saya adalah Nabi Palsu bagi Diri Sendiri. (Nabi adalah sebutan untuk orang yang ber-nubuat) Saya sadar bahwa saya tidak berhak meninggikan diri di hadapan Pencipta dengan bernubuat bagi orang lain. Dengan menyadari dan mengakui bahwa diri saya hanyalah seorang nabi palsu, maka saya telah menggenapi apa yang tertulis di kitab suci bahwa akan datang nabi-nabi palsu.
Mat 7:15-23 - "(15) 'Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!'".
LATARBELAKANG
Pada bulan Juni tahun 2004, melalui tulisan "Berbeda, tetapi Bukan Anak "Aneh" (Koran Kompas : Minggu, 27 Juni 2004 Rubrik: Keluarga) saya dilabelkan sebagai anak Indigo. Anak Indigo adalah sebagian dari mereka lahir di periode tahun 1980-an dan memiliki aura berwarna nila dengan ciri-ciri kemampuan spiritual bawaan dan sikap
non-kompromistis terhadap segala sesuatu yang dinilainya bersifat pemaksaan.
Pelabelan Indigo terhadap diri saya membuat saya mengambil sikap bermusuhan dengan sebagian dari pihak yang berlabelkan psikologi karena dengan dilabelkan indigo saya terancam kehilangan hak-hak asasi manusia yang paling dasar yang saya miliki diantaranya; Hak untuk hidup, Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain, Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama (keadilan), Hak atas harta benda yang saya miliki, dlsb. Sebelum dilabel indigo saya tidak pernah peduli atau berurusan dengan organisasi Psikologi.
Ada tiga macam manusia di dunia ini; * Manusia pemaaf yang baik bagi orang lain. * Manusia pendendam yang selalu bertindak berdasarkan sebab-akibat (tanpa sebab maka tidak ada akibat). * Dan manusia pemain game virtual, yang menganggap hidup ini hanyalah permainan, dimana ada banyak pemain yang bisa menang atau kalah, bertarung dengan darah dingin, tidak ada sebab-akibat; permainan bisa dimulai kapan saja atau diakhiri dengan menekan tombol reset, manusia jenis ini tidak bisa membedakan mana game virtual dan mana dunia nyata, semua hanyalah game yang dianggap tidak memiliki konsekwensi nyata ke kehidupan sehari-hari.
Setelah dilabel Indigo, saya harus menghadapi beberapa orang-orang lulusan psikologi yang memiliki mentalitas "pemain game virtual" yang memperlakukan saya dan keluarga saya sebagai sebagai sebuah object buruan (binatang buruan) yang harus dipermainkan dan dibasmi untuk mendapatkan kesenangan emosional. Diantara sekian ribu lulusan psikologi di Indonesia, memang hanya sepuluh sampai dua puluh orang yang memiliki kelainan kejiwaan "pemain game virtual" semacam ini yang beberapa diantaranya menduduki jabatan-jabatan penting di keorganisasian Psikologi di Indonesia. Seorang pemain game virtual bisa memilih siapa saja orang yang tidak dia kenal yang ditemuinya di jalan untuk dipilih menjadi object penderita sebuah permainan perburuan. Ketika saya mendapat label Indigo, maka ada alasan untuk melegalisasi bahwa saya boleh secara sah dijadikan object buruan para "gamer" ini.
Sejak dilabelkan indigo hingga sekarang, saya dan keluarga harus menerima saja untuk mengalami mulai dari teror keluarga bertahun-tahun (satu macam teror per minggu, non stop setiap hari tanpa liburan), pencurian uang hingga mencapai lebih dari delapan puluh juta rupiah dan berbagai rencana pembunuhan yang dijadikan sah dalam hukum psikologi ala virtual gamer, sebagai usaha penyembuhan karena saya dilabel indigo. Alasan mereka; karena Vincent Liong diasumsikan sakit indigo dan di masa yang akan datang akan merugikan banyak orang, maka diberi positive reinforcement, lalu gagal maka diberi negative reinforcement (dirugikan semaksimal mungkin termasuk dibunuh dengan cara apapun tanpa ada batasannya). Beberapa oknum psikolog ini membutuhkan saya sebagai object buruan untuk menyeimbangkan hidup mereka yang berusaha sangat waras dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien-klien mereka.
Sampai hari ini saya belum sekalipun membalas tindakan kriminal atas nama penerapan ilmu penyembuhan psikologis yang dilakukan oleh sebagian kecil psikolog yang berpenyakit "gamer" ini, buat saya setidaknya saya tidak turut gila seperti kawanan kriminal mereka ini. Setidaknya asumsi yang mereka jadikan alasan untuk menjadikan saya hewan buruan; bahwa diasumsikan di masa yang akan datang saya akan banyak melakukan tindakan kelainan psikologis yang akan merugikan masyarakat, dan hingga kini tidak terbukti, sementara mereka telah melanggar hampir semua doktrin kewarasan psikologi mereka sendiri demi membasmi saya dan keluarga.
ROMANTISME DAN EKSISTENSIALISME
Pengalaman saya sekian tahun, banyak waktu saya terkooptasi dengan permasalahan ini; saya menemukan bahwa permasalahannya tidak serumit yang saya kira sebelumnya. Dalam filsafat ada dua sudutpandang pemikiran besar; romantisme dan eksistensialisme.
Penganut romantisme beranggapan bahwa seorang individu manusia adalah bagian dari system masyarakat. Sehingga manusia seharusnya mengikuti norma (kenormalan) yang berlaku di masyarakat kebanyakan. Bilamana manusia itu tidak mengikuti yang berlaku di manusia kebanyakan maka dianggap tidak normal dan harus diobati agar sembuh; kembali ke jalan yang benar.
Penganut eksistensialisme beranggapan bahwa seorang individu manusia berhadapan dengan apa yang ada di dalam dirinya sendiri dan yang di luar dirinya sendiri (lingkungan, masyarakat, dlsb). Seorang manusia harus beradaptasi dengan cara bernegosiasi dengan hal-hal di luar dirinya agar mampu tetap bertahan hidup.
Dalam kenyataannya baik penganut romantisme maupun eksistensialisme sama-sama berusaha dan mampu berhubungan dengan masyarakat meskipun cara mengartikannya berbeda; Penganut romantisme berusaha mengikuti apa yang dilakukan masyarakat umum yang dianggap benar sehingga tetap mampu bertahan hidup. Penganut eksistensialisme tetap bernegosiasi dirinya sendiri untuk dapat dapat beradaptasi dalam masyarakat umum. Pada akhirnya keduanya sama-sama dapat diterima oleh masyarakat umum.
Permasalahannya, penganut romantisme menganggap bahwa tidak mungkin seorang penganut eksistensialisme bisa diterima oleh masyarakat umum karena penganut eksistensialisme memposisikan dirinya tidak sebagai bagian dari masyarakat, tidak menganggap mengikuti kenormalan masyarakat sebagai keharusan, melainkan sebagai pilihan untuk dinegosiasikan demi tetap bertahan hidup. Penganut romantisme beranggapan bahwa sudah hampir pasti seorang eksistensialis tidak dapat beradaptasi dengan masyarakat umum, sehingga harus diobati atau dibasmi.
Sama seperti dalam permasalahan kelompok Psikologi dan Anak Indigo; bahwa Psikologi sebagai polisi 'superego'(norma-norma masyarakat, hukum, dan adat), sudah berasumsi memastikan sejak awal bahwa anak indigo tidak akan mampu beradaptasi sehingga perlu dididik, disembuhkan dan 'diberi pelajaran'. Menurut pengalaman saya pribadi, anak-anak yang dilabelkan indigo tidak lebih dari anak-anak biasa yang terbentuk dengan kepribadian sebagai penganut sudutpandang eksistensialis dengan tingkat superego yang agak rendah; sehingga mereka memposisikan diri tidak sebagai bagian masyarakat, melainkan 'berhadapan dengan masyarakat' (diri sendiri dan di luar diri sendiri).
Selama sekian tahun, banyak waktu saya terkooptasi dengan permasalahan ini saya telah mencoba untuk mencari titik temu antara penganut romantisme dan eksistensialisme ; antara manusia normal dan manusia indigo. Mungkin bisa ditemukan jalan keluar agar tidak ada lagi perbedaan antara keduanya sehingga tidak perlu lagi ada anak-anak indigo yang bernasib sama seperti yang saya alami. Untuk itu saya harus mencari persamaan antara keduanya yang telah saya lakukan sekian tahun ini dengan penelitian yang saya namai ilmu kompatiologi.
FEEL, JUDGEMENT & GENERALISASI
Sampai hari ini dalam penelitian kompatiologi saya menemukan bahwa informasi/data yang diterima manusia diproses dalam tiga tahap yang saya namai dengan; Feel, Judgement dan Generalisasi. Saya mencoba menceritakan tiga tahap ini dalam analogi kegiatan meminum minuman.
Ketika saya, dan beberapa orang lain minum dari segelas minuman yang sama, maka sangat mungkin akan ada yang berpendapat bahwa rasa minuman itu manis, asin, pahit, asam atau pedas; tetapi dijamin 100% bahwa informasi utuh (feel/data mentah) yang didapatkan tentang minuman tersebut 100% sama. Tiap orang yang minum dan memberikan pendapatnya tentang rasa minuman (Judgement) hanya mendapatkan satu sudutpandang diantara sekian banyak sudutpandang, yang bila dikumpulkan, akan tetap sulit memberikan kebenaran yang mendekati 100% perihal rasa minuman tersebut (Generalisasi). Sebaliknya, bilamana ditentukan satu sudutpandang yang dianggap benar; maka masing-masing orang yang berusaha mengerti kebenaran tentang rasa minuman tersebut akan menemukan imajinasi, perkiraan tentang minuman tersebut yang berbeda-beda, yang tidak sama dengan minuman tersebut.
(Dikutip dari e-book; Kompatiologi logika komunikasi empati / I. Sejarah kompatiologi / Ide Dasar Kompatiologi Menggunakan Minuman bukan Kata-Kata)
* Feel (data mentah) adalah tahap ketika si manusia mengalami suatu informasi/data secara utuh, alami, apa adanya dan belum diberi pendapat, komentar, justifikasi yang bersifat verbal/pasti.
* Judgement adalah tahap ketika suatu informasi/data diberi pendapat, komentar, justifikasi yang bersifat verbal/pasti sehingga membatasi penjelasan/nilai/arti mengenai data tersebut dalam satu versi sudutpandang saja.
* Generalisasi adalah tahap ketika kumpulan Judgement dari sudutpandang yang berbeda-beda dikumpulkan untuk mendapatkan satu logika yang utuh dalam mengimajinasikan bentuk informasi/data yang diharapkan mendekati 100% kelengkapannya.
Penganut romantisme yang memposisikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat umum berusaha mengikuti informasi/data yang telah berbentuk "pemikiran" yang telah ada di masyarakat umum yang berbentuk "Judgement" dan "Generalisasi". Karena menganggap bahwa diri sendiri adalah bagian dari masyarakat umum maka pengalaman individual yang berbentuk Feel(data mentah) diabaikan.
Penganut eksistensialisme yang memposisikan dirinya berhadapan dengan hal-hal di luar dirinya (di dalam diri berhadapan dengan di luar diri / lingkungan, masyarakat, dlsb) mengalami pemerosesan informasi/data dimulai dari tahap; Feel(data mentah), Judgement dan Generalisasi secara lengkap seperti yang saya analogikan dalam kegiatan meminum minuman yang saya telah ceritakan sebelumnya.
SAYA ADALAH NABI PALSU BAGI DIRI SENDIRI
Berdasarkan pengamatan saya terhadap subject penelitian kompatiologi yang telah mengikuti dekon-kompatiologi antara 6 bulan hingga 12 bulan, saya menemukan suatu fenomena yang menarik berkaitan dengan perbedaan proses yang dialami penganut romantisme dan eksistensialisme.
Proses yang dialami penganut romantisme diawali dengan pengumpulan Judgement (sudutpandang yang verbal) dari berbagai pihak berbeda, hingga membentuk Generalisasi (logika yang menyeluruh dalam pikiran/imajinasi). Untuk semakin mengerti secara mendalam tentang suatu bidang kegiatan diperlukan membaca dan mendengarkan sebanyak mungkin macam-macam teori hingga semakin hari didapatkan kerangka logika yang semakin utuh. Proses belajar lebih dipengaruhi oleh kegiatan membaca dan mendengarkan penjelasan pihak lain dibandingkan pengalaman sendiri. Kurangnya kegiatan membaca dan mendengarkan berakibat kurangnya pengetahuan.
Proses yang dialami penganut eksistensialisme diawali dengan mengalami pengalaman (informasi/data secara utuh, alami, apa adanya) dan belum diberi pendapat, komentar, justifikasi yang bersifat verbal/pasti. Seperti misalnya kalau kita meminum segelas minuman dan belum berpendapat atas minuman tsb. Tentunya pengalaman yang dialami akan bisa di-Judgement atau tidak. 'Pendapat atas suatu pengalaman' (Judgement) bisa berubah dari waktu-ke waktu. Seperti misalnya kalau kita berkali-kali meminum segelas minuman yang 100% sama maka kita bisa memberikan 'pendapat'(judgement) yang berbeda setiap kali kita meminumnya tergantung situasi dan kondisi saat meminumnya. Sebuah Feel(data mentah) yang sama bisa memiliki bermacam-macam Judgement. Sebuah sample pengalaman bisa dibandingkan dengan variasi pengalaman sejenis yang berbeda-beda range(jangkauan) dan pembandingnya. Banyak variasi Judgement yang muncul yang membuat pertumbuhan jangkauan kerangka logika Generalisasi yang dipahami oleh orang tersebut. Kecepatan pertumbuhan pemahaman ini berbeda-beda tergantung apakah orang tsb berpikir apa adanya dari pengalaman data mentah diri sendiri, atau sudah terpengaruh oleh berbagai Judgement dan Generalisasi dari orang lain.
Muncul fenomena dimana seseorang bisa belajar tidak dari membaca dan mendengar teori atau pendapat orang lain, melainkan dari pengalaman sehari-hari yang tampak sangat sepele. Fenomena menarik yang sering tampak pada mantan peserta dekon-kompatiologi yang tidak pernah membaca buku-buku filsafat dan psikologi; tiba-tiba saja bisa 'ber-nubuat'(menceritakan ide-idenya yang original) dalam bidang filsafat atau psikologi, yang kalau diurutkan maka akan tampak mirip urutannya dengan urutan daftar isi sejarah filsafat barat atau buku sejarah teori-teori psikologi, dari paling awal hingga paling akhir. Satu-satunya kekurangannya, mereka yang bernubuat ini samasekali tidak tahu nama tokoh-tokoh filsafat dan psikologi yang berhubungan dengan ide-ide yang mereka ceritakan, kadang-kadang mereka bersikap sok tahu seolah-olah ide itu temuan mereka sendiri.
Saya jadi bertanya; Apakah memang Pencipta sudah membuat 'blue print' yang standard dalam setiap manusia tentang ilmupengetahuan seperti misalnya psikologi dan filsafat. Jadi kalau manusia itu bisa mendapat kesempatan yang sama untuk memulai pemerosesan informasi/data-nya; mulai dari Feel(data mentah), berbagai variasi Judgement yang terus bertambah seiring perjalanan waktu yang membentuk Generalisasi, bangunan logika yang semakin hari semakin lengkap dan utuh; Tentunya manusia itu akan mampu menceritakan perjalananan belajarnya yang seumur hidup dari awal hingga akhir yang hanya berbeda bahasa penceritaannya, contoh pengalaman dan sampai dimana dia seorang pencerita yang baik, isinya sama saja.
Masing-masing teori filsafat diwakili oleh nama seorang filsuf yang berkutat di satu tahap proses berteori saja, mungkin karena mereka terlalu sibuk mengikatkan diri pada satu teori saja, sehingga perlu sekian banyak orang hingga buku filsafat menjadi lengkap.
PENUTUP
Saya percaya bahwa;
Saya adalah Nabi Palsu bagi Diri Sendiri. (Nabi adalah sebutan untuk orang yang ber-nubuat.) Saya sadar bahwa saya tidak berhak meninggikan diri dengan bernubuat bagi orang lain. Dengan menyadari dan mengakui bahwa diri saya hanyalah seorang nabi palsu, maka saya telah menggenapi apa yang tertulis di kitab suci bahwa akan datang nabi-nabi palsu.
Ketika hari ini datang seseorang mengaku sebagai Nabi Asli, merasa lebih pintar, lebih mengerti, lebih tinggi di hadapan Pencipta dan berusaha mengarahkan orang lain, meninggikan diri di hadapan Pencipta dengan bernubuat bagi orang lain;
Di masa kini Ia yang Mengaku Nabi Asli itu telah merampas Hak manusia-manusia yang dijadikan pengikutnya, untuk bernubuat bagi diri sendiri; Setiap manusia berhak menjadi Nabi Palsu bagi Dirinya Sendiri, tidak untuk meninggikan diri dengan bernubuat bagi orang lain.
Tulisan ini ditulis bagi yang penganut agama-agama 'samawi' (Pencipta yang memilih manusia untuk menjadi umatnya). Seperti sejak manusia pertama diciptakan Allah;
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. (Kejadian 2: 16-17)
Sejak Allah menciptakan manusia pertama yaitu; Adam dan Hawa, free choice telah diberikan. Adam dan Hawa telah memiliki pilihan untuk memakan buah yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan. Karena Allah maha pengasih maka berjuta-juta pohon di taman itu boleh dimakan, tetapi hanya satu pohon saja yang tidak boleh dimakan.
Ttd,
Vincent Liong / Liong Vincent Christian
(Founder of Kompatiologi)
Jakarta, Senin, 16 Juni 2008
Download for Free (tidak perlu membership) Update Terbaru
E-Book "Kompatiologi : Logika Komunikasi Empati"
e-link: http://antonwid.gilaupload.com
* file PDF: http://antonwid.gilaupload.com/Kompati_LKE.pdf
* file Ms.Word: http://antonwid.gilaupload.com/Kompati_LKE.rtf
File PDF dan RTF(Ms.Word) bebas virus sehingga aman untuk didownload.
maaf..
boleh di singkat ceritanya??
panjang..dan kalo gk berunsur Buddhist..aye males bacane..
mwahahaha...
oh iyah..
Mat 7:15-23 <--keren!.. baru tao gw ada barang sekeren gini di Alkitab..haha
loe indigo?
-_-"
Indigo itu anak2 yg ada kemampuan super khan?
wah..pengen gw jadi Indigo..~~
jadi supraman!..
definition tentang Indigo Children..gw ambil dari Wikipedia
Quote
According to New Age belief, Indigo children are highly sensitive with a clear sense of self-definition and a strong feeling that they need to make a significant difference in the world. They are strong-willed, independent thinkers who prefer to do their own thing rather than comply with authority figures. They are empathic and can easily detect or are in tune with the thoughts of others, and are naturally drawn to matters concerning mysteries, spirituality, the paranormal and the occult, while opposing unquestioned authority and contradictory to convention. They allegedly posess wisdom and level of awareness "beyond their years." They are also said to feel a strong sense of entitlement.
sorry Narcis..
jangan2 gw Indigo juga? ;D ;D ;D senengnya~~
:hammer:
indigo itu auranya ungu sol...
punya six sense dari lahir..Emank u punya?
Quote from: Edward on 22 June 2008, 02:00:13 AM
:hammer:
indigo itu auranya ungu sol...
punya six sense dari lahir..Emank u punya?
aura gw emas kayaknya :hammer:
six sense? wah ada donk...
gw bisa liat profesi siapapun juga cuma dari penampilan luar..
;D
Keren donk aura emas, kayak saint seiya gtu...
Quote from: El Sol on 22 June 2008, 01:58:15 AM
definition tentang Indigo Children..gw ambil dari Wikipedia
Quote
According to New Age belief, Indigo children are highly sensitive with a clear sense of self-definition and a strong feeling that they need to make a significant difference in the world. They are strong-willed, independent thinkers who prefer to do their own thing rather than comply with authority figures. They are empathic and can easily detect or are in tune with the thoughts of others, and are naturally drawn to matters concerning mysteries, spirituality, the paranormal and the occult, while opposing unquestioned authority and contradictory to convention. They allegedly posess wisdom and level of awareness "beyond their years." They are also said to feel a strong sense of entitlement.
sorry Narcis..
jangan2 gw Indigo juga? ;D ;D ;D senengnya~~
tampaknya gitu sol ^-^
tingkatkan terus kemampuan lo itu...
ini beneran vincent???
kamu sekitar bulan oktober tahun lalu ada dimana??
Sebenarnya ini lagi bahas apa sih?
Indigo itu apa ya?
Maaf saya bodoh ^:)^
Salam,
Riky
ehhehe kalo mau tahu apa yang di omongin sama si vincent, silahkan jelajahi milis psikologi transformatif biar dapet info yang gak sepihak dari si vincent doang.
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/
kudu jadi member dulu.
:) peace ah ncent.
Quote from: Riky_dave on 22 June 2008, 12:34:36 PM
Sebenarnya ini lagi bahas apa sih?
Indigo itu apa ya?
Maaf saya bodoh ^:)^
Salam,
Riky
Secara singkatnya: "Anak yang punya sixth sense"... orang2 indigo itu biasanya sensitif banget.
Dari pengalaman aye ketemu orang indigo di forum laen, dia bilang anak indigo tuh sering sakit kepala hebat, trus kadang dia juga bisa tiba2 nangis sendiri. Dia pernah cerita katanya ada ujian, dia uda belajar, tapi pas bbrapa menit sebelum ujian, tiba2 dia uda tahu semua soal2nya (tanpa dia kehendaki)... alhasil (katanya) dia langsung shock n down... karena dia jadi merasa "curang"...
_/\_
Kalo mo tulis tentang indigo, sebaiknya murni tentang indigo, tidak usah bawa2 ayat2 alakitab disini, mending lu tulis di forum agama lu, bukannya alergi but seperti pura2 jadi domba ternyata serigala buas. Gua uda tau lah teknik marketing kayak ginian. Mestinya cent lu harusnya bertanya hubungan indigo dengan Buddhisme, bukannya masukin ayat alakitab yg ngak jelas dan ngak relevan sama sekali. _/\_
umm, saya sebetulnya agak bingung mau komen apa soal tulisan Vincent, soalnya kalo minta pandangan Buddhist jadinya sepihak nanti, trus kalo pandangan umum, ya saya pikir sah - sah aja orang berpikiran seperti itu tanpa ada tautan indigo atau ngga.
kamu mencetuskan ide dari pengalaman pribadi, ya ewis toh,pengalaman kamu sebagai indigo ala kamu, trus akhirnya kamu punay komunitas sepaham dengan kamu, namun belum tentu orang indigo lainnya akan berpikir sama. :).
IMO, setelah lama mendalami dan mepraktekan spiritualitas Tarot pun, akhirnya saya sampai pada sesuatu yang logis dan psikologis bukan sebagai mistik atau spiritual. Lenormand punya pemikiran sendiri, Ibu Ani Sekarningsih juga punya pemikiran sendiri. itu aja sharing saya.
Quote from: bond on 23 June 2008, 09:51:43 AM
Kalo mo tulis tentang indigo, sebaiknya murni tentang indigo, tidak usah bawa2 ayat2 alakitab disini, mending lu tulis di forum agama lu, bukannya alergi but seperti pura2 jadi domba ternyata serigala buas. Gua uda tau lah teknik marketing kayak ginian. Mestinya cent lu harusnya bertanya hubungan indigo dengan Buddhisme, bukannya masukin ayat alakitab yg ngak jelas dan ngak relevan sama sekali. _/\_
Yap setuju dengan anda saudara bond...Saya rasa juga saudara vin terlalu menghubungkan dengan alkitab2 dan agamanya...Bagi saya jika "ingin" mempromosikan "agamanya" jangan disini...Disini adalah FORUM UMAT BUDDHIS....
Salam,
Riky
Quote from: uwi on 22 June 2008, 02:11:42 PM
ehhehe kalo mau tahu apa yang di omongin sama si vincent, silahkan jelajahi milis psikologi transformatif biar dapet info yang gak sepihak dari si vincent doang.
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/
kudu jadi member dulu.
:) peace ah ncent.
baru intip milisnya...
sebulan bisa ada transaksi 1.000 posting lebih...
kagak jadi ah... :whistle: ^-^
^^ :)) nice eh.
aku udah gabung kok, tapi sayang setiap hari sekitar 20 mail masuk ke email dan setidaknya menurut gw pembahasan mereka masih jauh dari taraf pintar dan terkadang terkesan nyeleneh, asal nyumbang ide tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Iya, saya dulu juga anggota, sekarang sudah keluar. ...
Siapa tahu dengan masuknya Vincent kesini, dia jadi tertarik sama Buddhisme dan masuk Agama Buddha. Kan dia punya mata batin, pasti bisa tahu dong seseorang itu dulunya dari Alam mana dan tentunya ini membuktikan adanya Tumimbal Lahir atau Reinkarnasi. :)
Positif thinking aja :)
Kan dia punya mata batin, pasti bisa tahu dong seseorang itu dulunya dari Alam mana dan tentunya ini membuktikan adanya Tumimbal Lahir atau Reinkarnasi
kalau gitu semua dukun juga udah akan beralih ke agama Buddha, kemampuan seperti itu ga akan bikin orang sadar lah,malah terjun ke hal mistik.
Iya yah....bener juga kata ente :)
yah mudah2an aja mereka kembali ke Jalan yg Benar :)
Akhirnya ada hubungannya dengan Buddhis juga ;D
udah siap-siap mau di lock ya, karuna :)).
saya paste link yahoo groups psikologi_transformatif agar ada informasi berimbang, dan tidak hanya dari pihak vincent saja mengenai hal yang terjadi pada dirinya seperti yang dia tulis dalam latar belakang artikel nya.
sepertinya vincent hanya hit and run disini, jadi silahkan saja bila akan di lock.
Subject: Re: Indigo: Saya adalah 'Nabi Palsu' bagi 'Diri Sendiri'
From: Makaribi [at] Yahoo.Com
Date: Sat Jun 21, 2008 11:58 pm
http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3779
Makaribi [at] Yahoo.Com wrote:
saya ingin mencoba mempermainkan kata-kata vincent liong dibawah Ini :
"SAYA ADALAH NABI PALSU BAGI DIRI SENDIRI"
dari pernyataan Vincent, saya mengambil beberapa persamaan :
Saya = Vincent Liong
dan menurut keterangannya juga,
Nabi Palsu = menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah
serigala yang buas.
diri sendiri = Vincent Liong sendiri.
maka pernyataan Vincent Liong dapat saya buat persamaannya yaitu :
"VINCENT LIONG ADALAH ORANG YANG MENYAMAR SEPERTI DOMBA TETAPI
SESUNGGUHNYA VINCENT LIONG ADALAH SERIGALA YANG BUAS BAGI DIRI VINCENT
LIONG SENDIRI"
Lalu pernyataan selanjutnya :
16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik
buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17)
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang
pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Maka pertanyaan selanjutnya adalah. Apakah Vincent Liong ini adalah
Pohon yang baik ataukah pohon yang tidak baik ?
Karena dari buahnya dapat dikenal siapa Vincent Liong ini.
Dan buah Vincent Liong adalah Kompatiologi dan Dekonstruksi.
Apakah Kompatiologi/ Dekonstruksi itu buah yang baik ataukah buah yang
tidak baik ?
yang jelas Vincent Liong bukanlah Nabi karena Vincent Liong tidak
mengaku sebagai Nabi.
Kalau orang mengaku sebagai Nabi saya yakin dia pasti akan diamuk
massa karena jelas ketahuan bahwa yang mengaku Nabi itu pastilah Nabi
Palsu.
Tapi bagaimana jika seseorang mengaku sebagai Nabi Palsu. Misalnya :
"Saya adalah Nabi Palsu yang dijanjikan Oleh Kitab Suci, saya tidaklah
membawa kebaikan melainkan membawa kejahatan, yang mau masuk neraka
mari silahkan ikuti saya"
VINCENT APAKAH KAMU SUDAH GILA ? he..he.. (bercanda...)
SELAMAT VINCENT KAMU TELAH BERHASIL MEMBUAT SAYA PUSING.
dan silahkan kalau mau forward e-mail ini kemailing list-mailing list
yang kamu ikuti tadi.
NB : Tokoh Vincent Liong dalam cerita ini bisa anda ganti dengan
karakter yang lain apakah nama Anda sendiri atau nama orang-orang yang
lain.
Pesan Sutradara : Kisah ini adalah Fiktif belaka jika ada kesamaan
Nama Tokoh dan tempat kejadian itu hanyalah kebetulan belaka.
Salam.
From: putra wardana <pwardana2000 [at] ...>
Subject: Re: : Indigo: Saya adalah ‘Nabi Palsu’ bagi ‘Diri Sendiri’
Date: Sunday, 22 June, 2008, 11:46 PM
Link: http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3784
putra wardana <pwardana2000 [at] ...> wrote:
perenungan yang dalam dan semoga bisa menjadi referensi bagi pemeluk semua agama...
karena saya pikir semua agama sekarang ini mengalami problem...
bukan pencerahan yang diberikan oleh pemimpin agama...
tapi cenderung sekedar mencari pengikut...
From: tinta negatif <tinta_negatif [at] yahoo.com>
Subject: Nabi Asli Atau Nabi Palsu
Date: Thu Jun 19, 2008 4:20 pm
Link: http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3773
tinta negatif <tinta_negatif [at] ...> wrote:
Nabi Asli Atau Nabi Palsu (Bag pertama)
Nabi-nabi yang diakui keberadaannya oleh manusia telah hidup 2000 sampai 3000 tahun yang lalu. Mereka yang dianggap nabi tentu saja mendapat pengakuan dari lembaga bernama agama. Bahkan tanpa agama tak akan ada nabi-nabi... tapi apakah mungkin.. ada nabi-nabi tanpa agama?
Vincent menyatakan dirinya Nabi Palsu. Dan mengajak para kompatiolog untuk menyatakan dirinya sebagai nabi palsu. Penegasan tentang nabi palsu adalah suatu efek positif.. bahwa memang benar-benar ada Nabi Asli. Nabi Asli itu sendiri pun tidak pernah secara fisik atau empiris kita temui.. mereka hanya bisa dipikirkan dan dikonsepkan.
Fenomena Nabi Palsu yang diusung Vincent tidaklah kuanggap serius. Karena bagiku, pemahaman Nabi Palsu adalah hasil atau sebuah kesimpulan dari konsep Makrifat yang bagi kaum Fundamentalis melenceng. Dimana tugas atau peran kaum Fundamentalis menjaga tata cara atau aturan-aturan keagamaan untuk ketertiban dan keamanan.
Dialog-dialog ini tentu saja sudah usang. Bahkan saya juga sudah malas bicara konsep-konsep religius.. yang inti dari religiutas sendiri adalah kedekatan manusia dengan sang Pencipta. Dan cara-cara manusia mendekati Sang Pencipta adalah melalui tahapan sederhana seperti Syariat. Dimana tahap Makrifat.. terkadang tidak perlu lagi menerapkan Syariat dimana hal ini banyak dicontoh atau ditiru oleh kebanyakan orang. Nabi Palsu yang diusung oleh Vincent mungkin menyerupai tahapan Makrifat. Hanya saja bahasa yang digunakan tergantung dari pemahaman Vincent sendiri.. Vincent sendiri yang menentukan tata caranya bagaimana ia berkomunikasi dengan Sang Pencipta menurut bahasa dan pemahamannya sendiri.
Dan apakah Vincent kemudian menyebarluaskan tehnik miliknya... itu tergantung individunya masing-masing.. dan saya sangsi apakah hal ini bisa berhasil.. sebab
"Bahasa personal antara individu dan Sang Pencipta sesungguhnya lebih personal dari apa pun dan dimengerti hanya oleh kedua belah pihak."
Link: http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3767
"Hari Sutrisno" <sutrisnohari [at] ...> wrote:
Saudara Vincent Liong,
Saya seoarang yang percaya bahwa Alkitab (Injil) diturunkan kepada Yesus, Isos,
atau Isa dari Allah Swt.. tetapi saya tidak percaya bahwa injil yang Anda
gunakan sebagai kutipan merupakan Injil yang Asli, kemungkinan besar Injil itu
telah diubah sesuai dengan Filosofi Yunani (Paulus atau Filosofi Trinitas).
Hati-hatilah kalau Anda bernubuat untuk Yesus, dari Mat 7: 15-23 tersebut
sangatlah jelas dan Sangatlah rugi Anda nantinya kalu Nubuat Anda Salah.
Pikirlah sungguh-sungguh
Vincent Liong answer:
Terimakasih atas jawaban dari sdr Hari Sutrisno.
Dalam kasus ayat Mat 7: 15-23 versi tertentu yang saya kutip untuk tulisan saya;
apakah ayat tsb versi yang asli atau kurang asli tidak begitu berpengaruh bagi
visi yang ingin saya sampaikan. Saya juga mengkoleksi alkitab-alkitab yang lain
(the Other Bible), saya tidak menganggapnya harus benar atau tidak benar, asli
atau tidak asli.
Saya tidak bernubuat untuk Yesus, saya hanya menceritakan versi intepretasi saya
atas ayat tsb dalam hubungannya dengan visi dan misi saya dalam hubungannya
dengan kompatiologi ilmu yang saya dirikan yang saya wartakan dengan jalur akar
rumput sejak tahun 2006 penelitian perancangan rumusannya selesai.
Saya beragama ka****k tetapi saya bukan ka****k yang rajin ke gereja; saya hanya
ke gereja NaPas (Natal & Paskah) saja. Iman saya terhadap ka****k adalah versi
intepretasi saya sendiri yang mengena di hati saya sebagai Nabi Palsu bagi diri
saya sendiri.
Bilamana saya membatasi diri dengan berdebat soal ayat versi yang asli atau
tidak asli maka saya akan terbatas untuk dipahami oleh sekelompok kecil umat
kristiani yang meyakini ayat yang saya pilih asli. Dengan fokus pada penyampaian
visi dan misi saya bukan memperdebatkan keaslian ayatnya maka saya bisa
menyampaikan apa yang saya imani ke lebih banyak orang termasuk yang Non
Kristiani.
Saya akui bahwa saya adalah Nabi Palsu bagi diri saya sendiri, jadi pengkutipan
ayat tidak saya tujukan untuk sok tahu menebak-nebak pikirannya Yesus, melainkan
untuk menyampaikan visi dan misi saya sendiri yang bisa dianggap sama atau
berbeda dengan misi Yesus. Jujur saja saya tidak tahu apakah Yesus saat itu akan
sependapat dengan visi dan misi saya atau tidak.
Visi yang saya wartakan (dalam konteks kompatiologi bukan kristiani) ada
beberapa point:
1. Manusia memiliki hak dan derajat yang sama di hadapan Allah.
2. Setiap manusia sama-sama punya hak untuk menjadi Nabi Palsu yang bernubuat
bagi dirinya sendiri, tidak untuk orang lain.
3. Dengan setiap manusia berkesempatan menjadi Nabi Palsu yang bernubuat bagi
dirinya sendiri maka diharapan menemukan dan mampu mengembangkan talentanya
masing-masing semaksimal mungkin.
, dlsb…
Ketika saya, dan beberapa orang lain minum dari segelas minuman yang sama, maka
sangat mungkin akan ada yang berpendapat bahwa rasa minuman itu manis, asin,
pahit, asam atau pedas; tetapi dijamin 100% bahwa informasi utuh (feel/data
mentah) yang didapatkan tentang minuman tersebut 100% sama. Tiap orang yang
minum dan memberikan pendapatnya tentang rasa minuman (Judgement) hanya
mendapatkan satu sudutpandang diantara sekian banyak sudutpandang, yang bila
dikumpulkan, akan tetap sulit memberikan kebenaran yang mendekati 100% perihal
rasa minuman tersebut (Generalisasi). Sebaliknya, bilamana ditentukan satu
sudutpandang yang dianggap benar; maka masing-masing orang yang berusaha
mengerti kebenaran tentang rasa minuman tersebut akan menemukan imajinasi,
perkiraan tentang minuman tersebut yang berbeda-beda, yang tidak sama dengan
minuman tersebut.
(Dikutip dari e-book; Kompatiologi logika komunikasi empati / I. Sejarah
kompatiologi / Ide Dasar Kompatiologi Menggunakan Minuman bukan Kata-Kata)
Ttd,
Vincent Liong
Download Free (tidak perlu membership) Update Terbaru
E-Book “Kompatiologi : Logika Komunikasi Empatiâ€
e-link: http://antonwid.gilaupload.com
* file PDF: http://antonwid.gilaupload.com/Kompati_LKE.pdf
* file Ms.Word: http://antonwid.gilaupload.com/Kompati_LKE.rtf
File PDF dan RTF(Ms.Word) bebas virus sehingga aman untuk didownload.
Subject: Re: [KomPati] Re: [ssiui2006] Indigo: Saya adalah ‘Nabi Palsu’ bagi ‘Diri Sendiri’
Date: Tue Jun 17, 2008 10:21 am
From: tinta negatif <tinta_negatif [at] ...>
http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3759
tinta negatif <tinta_negatif [at] ...> wrote:
"Dan manusia pemain game virtual, yang menganggap hidup ini hanyalah permainan, dimana ada banyak pemain yang bisa menang atau kalah, bertarung dengan darah dingin, tidak ada sebab-akibat; permainan bisa dimulai kapan saja atau diakhiri dengan menekan tombol reset, manusia jenis ini tidak bisa membedakan mana game virtual dan mana dunia nyata, semua hanyalah game yang dianggap tidak memiliki konsekwensi nyata ke kehidupan sehari-hari."
Orang-orang tipe ini akan lebih lama bertahan hidup dibandingkan dua jenis manusia lainnya. Yang jadi perhatian utamanya adalah.. apakah permainan yang ia mainkan terbuka untuk orang lain.. atau itu adalah game personal, tapi tidak juga harus berimajinasi atau berkhayal. Sikap atau pemaknaan terhadap kehidupan dengan kesadaran.. hanya sebagai permainan.. adalah Tipe ketiga yang sesungguhnya.
Orang yang menempatkan dirinya hanya sebagai pemain dan bukan yang memegang kendali atas langkah-langkahnya, adalah tahapan kesadaran tertinggi.. walau pun ia menyadari setiap langkah adalah pilihannya sendiri. Atau ia merasa bahwa ia dibuatkan pilihan untuk melakukan langkah tersebut.
Banyak atau tidaknya pemain dalam permainan yang awalnya ia ciptakan sendiri, akan menentukan tingkat kesulitan dan tingkat keberhasilan permainan tersebut. Apabila memenangkan permainan tersebut adalah dengan Mati atau meninggal.. adalah sebuah akhir permainan yang sangat membahagiakan. Tetapi kalau hanya sekedar menyingkirkan atau membunuh orang lain.. tidakkah hanya akan menambah satu pemain lagi yang harus dieliminasi.
saya mengidentifikasikan sebagai manusia tipe Pemain Game Virtual.. yang entah kenapa Vincent membuat konotasi buruk terhadap manusia tipe ini???
dan seperti biasa Vincent.. cukup meloncat-loncat dan spontanitas.. mungkin Vincent sedang mengalami vase Dadaisme.. atau apa pun itu.
Link: http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3336
Kompatiologi : To Kill or To Be Killed
Ditulis oleh: Vincent Liong
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Senin, 7 Januari 2007
Sejak diperkenalkan ke publik Kompatiologi mengalami
perang dengan lembaga pendidikan resmi +/- dalam 3
tahun terakhir.
Tahun 2006 : Internal Affair
Para praktisi & peneliti Kompatiologi mengalami
pengkucilan dari oknum-oknum Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia yang diresmikan dengan Surat
Peringatan Resmi; Memo dari Sekertaris Fakultas
F.Psi.UI
Nomor: 214 / F.Psi / Humas / U / 2006
Kepada Yth: Ibu Cornelia Istiani
Staf pengajar Fakultas Psikologi UI – Depok
Hal: Himbauan
Tanggal 2 Agustus 2006
Surat ini secara informal bekerja sebagai surat
perintah, surat cekal, surat pengkucilan yang
dijalankan oleh para lulusan / alumni F.Psi.UI baik
yang masih berhubungan dengan UI atau telah bekerja
memangku jabatan di F.Psi. lain. Cornelia Istiani
karena beberapa ancaman lisan harus keluar dari
bekerapa pekerjaannya sebagai dosen dan berganti
pekerjaan menjadi konsultan swasta yang bekerja
berdasarkan proyek.
Tahun 2007 : Teror Keluarga
Para praktisi & peneliti Kompatiologi mengalami teror
dengan target merugikan anggota keluarga (bukan
diskusi ilmu) yang berlangsung mulai 20 mei 2007 –
awal Desember 2007 yang dilaksanakan oleh anggota
gerakan fintnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok
Pabrik Tontonan. Sebagian besar anggota gerakan teror
ini memiliki hubungan dengan kegagalan membasmi
kompatiologi di tahun 2006 yang banyak melibatkan
oknum-oknum berbackground psikologi terutama dari
F.Psi.UI. (note: daftar jenis-jenis teror & nama
pelaku teror terlampir.)
Tahun 2008 : Harta & Nyawa
Tepatnya pada tanggal 30 Desember 2007 jam 06.00 WIB
pagi saya mendapat telepon dari Abu Ibrahim perwakilan
Hizbut Tahrir cabang Sydney. Abu mentanyakan ke saya
prihal kasus gambar porno dan sikap saya yang menurut
isu yang diterima tidak bersahabat bahkan bersifat
menghina agama Islam. Saya mengkonformasi bahwa saya
tidak berkepentingan akan hal tsb dan banyak pengguna
kompatiologi yang taat beragama Islam, saya juga
memiliki saudara angkat yang bernama Rizki Pradana
yang cukup dikenal baik oleh Abu Ibrahim dan dapat
dikonformasi soal sikap saya terhadap agama Islam.
Setelah melakukan penelitian termasuk tentang teror
keluarga yang dialami para praktisi kompatiologi
selama tahun 2007 maka secara professional pihak
Hizbut Tahrir hari itu juga pada jam Sun Dec 30, 2007
1:50 pm menulis surat konformasi agar tidak ada
anggota Hizbut Tahrir yang berhasil diperalat atau
diadudomba demi kepentingan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab, Abu juga berpesan bahwa bilamana
pihak Front Pembela Islam menghubungi saya maka saya
harus mengatakan bahwa sudah bicara dengan Abu Ibrahim
perwakilan Hizbut Tahrir cabang Sydney. Hal ini sangat
mengagetkan saya, membuat saya terharu, membuat saya
paham bahwa ternyata pihak yang biasa dianggap garis
keras pun memiliki prosedur yang jelas sehingga tidak
mudah salah bertindak. Saya mengalami perumpamaan
"Orang Samaria yang Baik Hati" seperti yang tertulis
di Alkitab.
Yang terpenting saya menjadi sadar bahwa teror di
akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008 ini tidak lagi
mentargetkan teror keluarga tanpa korban berdarah,
target teror tahun ini adalah keutuhan rumah tempat
tinggal saya di Jl. Ametis IV G/22 Permata Hijau,
Jakarta Selatan 12210 –Indonesia ;rencana memperalat
pihak ketiga untuk diharapkan melaksanakan teror
memang gagal tetapi bukan berarti tidak ada pihak
ketiga yang lain yang akan diperalat. Lalu saya
diingatkan lagi oleh pernyataan Audifax,S.Psi. sebagai
anggota gerakan Pabrik Tontonan yang secara tertulis
menjanjikan kematian atau cacat tetap total pada saya
atau praktisi kompatiologi yang lain yang direncanakan
terjadi di tahun 2008 dengan diumumkan secara terbuka
di maillist. Hal ini tidak hanya membuat saya kaget
tetapi juga membuat Abu Ibrahim menjadi marah
sekaligus bingung atas kenekatan musuh-musuh
kompatiologi dalam berjibaku dengan menghalalkan
segala cara demi membasmi kompatiologi tanpa
mempedulikan keselamatan dan nama baik diri sendiri
demi memberikan efek kerugian terbesar kepada target
terornya.
Pilihan yang ada pada saya saat ini adalah: "To Kill
or To Be Killed". Sesuai kebijaksanaan saya yang telah
saya tulis sebelumnya bahwa saya tidak membalas teror
keluarga dengan teror keluarga karena bila saya
melakukan itu maka saya sama biadabnya dengan musuh
saya. Saya mengambil jalan tengah dari "To Kill or Not
To Kill" dengan berusaha mempersempit ruang gerak
musuh kami di dunia nyata dengan harapan sumberdaya
yang bisa digunakan sebagai sumber dana, koneksi, dlsb
untuk melaksanakan rencana merugikan Harta dan Nyawa
selanjutnya berkurang sehingga pelaksanaan teror bisa
tertunda. Hal ini tentunya adalah penyelesaian
sementara tetapi saya pikir cara paling baik diantara
yang terburuk. Maka dari itu saya menyebarluaskan
data-data bukti tertulis berkaitan dengan gerakan
fitnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok Pabrik
Tontonan yang selalu saya lampirkan subject, elink,
tanggal, email pengirim jelas yang bisa dikonformasi
atau diteliti kebenarannya.
Dengan membantu mempersempit ruang gerak anggota
gerakan fitnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok
Pabrik Tontonan di dunia nyata maka anda telah
menyelamatkan keutuhan bangunan rumah kami dan nyawa
keluarga dan sahabat-sahabat kami. Menghargai keutuhan
keluarga orang lain adalah bentuk nyata bahwa kita
masih mencintai keutuhan keluarga kita sendiri.
Kompatiologi adalah ilmupengetahuan non-agama,
non-instansi, non-resmi non-subsidi ;satusatunya di
jaman ini, di Indonesia yang menjalankan penelitian
dan pengembangan ilmunya dengan harus berhadapan
dengan teror-teror berbahaya dari oknum-oknum
lembaga-lembaga pendidikan tinggi resmi menara gading
di Indonesia (tidak seperti kasus pada pada organisasi
lainnya, kompatiologi tidak pernah mendapat teror dari
instansi keagamaan). Tanpa digaji dengan mengeluarkan
biaya sendiri, dengan mengorbankan keselamatan nyawa,
keutuhan bangunan rumah, keluarga, pengkucilan yang
beresiko kehilangan pekerjaan, dlsb tetap menjalankan
budaya penelitian mandiri tanpa berharap mendapat
ijasah, gelar, pujian, dlsb.
Budaya Penelitian di jaman ini telah berubah menjadi
penelitian karena mau lulus, penelitian karena
orderan, penelitian karena ini-itu, dlsb sehingga
budaya penelitian bukan budaya yang dijalankan secara
sadar tanpa pamrih seperti penemu-penemu besar dunia
di jaman dahulu kala. Bergabunglah dengan perjuangan
kompatiologi demi kemajuan ilmupengetahuan dengan
budaya penelitian tanpa pamrih kami.
Untuk informasi hubungi kami:
* Vincent Liong 021-5482193,5348567/46(Home)
021-70006775(CDMA Flexi) 021-98806892(CDMA Esia)
08881333410(CDMA Fren)
* Cornelia Istiani,M.Psi.T. 021-92589842(CDMA)
081585228174(Hp)
* Drs.Juswan Setyawan (S.Pd(Ek)) 08159162193(Hp)
Join maillist Komunikasi_Empati [at] Yahoogroups.com
http://groups.yahoo.com/group/komunikasi_empati
Join maillist VincentLiong [at] Yahoogroups.com
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong
Belum bisa merangkak belajar naik sepeda ?!
Belum bisa merangkak belajar naik sepeda,
Makan aja susah, belajar menggunakan sendok garpu,
Hidup aja masih ala preman pasar kebiasaan bacok sana
bacok sini, yang belum aman, tentram dan damai,
sudah bicara standart etika dagang, psikologi,
prilaku, dlsb.
Apa terpakai punya ijasah S1, S2, S3, etika dagang,
bisnis, psikologi, prilaku, dlsb kalau harga nyawa
masih murah, hukum belum dibikin, hari ini idup besok
bisa saja dibacok lalu mati membusuk di tengah jalan.
Buat apa?
Ttd,
Vincent Liong
(Founder of Kompatiologi)
Jakarta, Senin, 7 Januari 2007
Balasan email dari 'Abu Ibrahim' (Hizbut Tahrir cabang
Sydney)
Date: Wed, 9 Jan 2008 12:00:15 +1100
From:"australi abu musa" <hamiluddakwah [at] ...>
To:"Vincent Liong" <vincentliong [at] ...>
Subject: Re: Kompatiologi : To Kill or To Be Killed
e-link:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3292
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/23619
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/37480
"australi abu musa" <hamiluddakwah [at] ...> wrote:
Wah cukup komplit laporan anda Vincent... Salut sama
anda , sayang saya bukan aparat, justru saya adalah
pejuang Islam yang akan memperjuangkan penggulingan
aparat lama kepada aparat yang adil yang bisa
memposisikan manusia sejajar dihadapan hukum.
Dihadapan hukum Islam, tidak ada orang Islam atau non
orang Islam. Yang lemah akan menjadi kuat dimata
Daulah Islam, dan yang kuat akan menjadi lemah
dihadapan Syariah Islam. Belum ada sistim ini sejak
kehancurannya diahir abad 19, yang sekarang adalah
hanya setempel Islam untuk menguatkan kepentingan
keluarga dan hawa nafsu.
Ok, Liong. Terimakasih, anda telah berkata tentang
saya dengan yang sebenarnya. Saya salut.
Sory, saya sedang sibuk di Sydney, saya mempunyai
rencana menulis untuk kamu tentang "manusia" menurut
pandangan Islam, tapi belum sempat. Lain kali, saya
usahakan. Hubungi sekali lagi kawan2 saya di
Indonesia, misalnya Muhammad Al-Khoththoth sekjen FUI.
Thanks
semoga semua dalam lindungan yang Kuasa dan aman.
Amin.
Abu Ibrahim
L A M P I R A N
Cara-cara terror yang telah dilakukan oleh anggota
gerakan terror, cacimaki dan ngomong jorok Pabrik
Tontonan di tahun 2007, diantaranya:
* Teror kepada anggota keluarga dengan sita jaminan
kepada para praktisi Kompatiologi (kalau tidak menurut
maka rahasia pribadi akan digunakan sebagai black
mail) sebelumnya teroris telah melakukan pendekatan
via Yahoo Messanger selama beberapa bulan kepada
target teror.
* Penyebarluasan data psikologis palsu.
* Cacimaki dan dengan bahasa kotor kepada subject,
keluarga dan nenek moyang kompatiolog;
bibit-bebet-bobot. Menggunakan Yahoo ID nama sendiri
dan yahoo ID palsu, sbb: "Alexanderkhoe" alias
"kabayangelo" alias "bola_volleyku" alias
"hautesurveilance" alias "wongedangakkatokan" alias
"wongsosubali" alias "ahlidekon" alias
"alexanderkhoe".
* Pemalsuan dan penyebarluasan data keberadaan korban.
* Pemalsuan bukti korban dan pemalsuan kuesioner.
* Usaha pemerasan, penangkapan dan pemenjaraan melalui
jalur hukum secara tertulis.
* Pelecehan pribadi kepada praktisi Kompatiologi.
* Pembahasan 'k****l Blacky' anjing Vincent Liong.
* Usaha untuk memberantas kompatiologi dengan
mengangkat isu SARA diantaranya membuat
skenario-skenario, sbb:
- Kompatiologi akan diadu domba dengan penganut agama
Islam. Pihak teroris telah memasang foto-foto
pornografi dengan wanita-wanita berjilbab dari
Malaysia di maillist vincentliong [at] yahoogroups.com
dengan judul file "Islam!!!!!". Dengan demikian
seolah-olah kelompok Vincent Liong adalah pembenci
umat beragama Islam, dan negara Malaysia yang sedang
hangat bermasalah dengan Indonesia. Foto-foto ini
diumumkan oleh pihak Pabrik_T di maillist
psikologi_transformatif untuk menggalang massa lebih
banyak. Pada saat ini bukti-bukti tidak dihapus, bukti
kami bekukan sebagai barang bukti kejahatan tsb. Cara
ini gagal karena banyak pengguna kompatiologi yang
mengenal Vincent Liong dengan baik yang menganut agama
Islam.
- Pendiri Kompatiologi Vincent Liong adalah keturunan
Tionghoa, hal ini dipermasalahkan.
- Pendiri kompatiologi Vincent Liong dari golongan
hanya lulusan SMU bukan dari universitas.
- Pendiri kompatiologi diisukan menindas kaum miskin.
* Usaha membuat praktisi kompatiologi palsu yang
mempropagandakan budaya sex bebas sebagai bagian dari
ritual dekon-kompatiologi. Saat ini menggunakan Yahoo
ID: Ani Munafich.
* Pembuatan email palsu meniru Yahoo ID orang lain
untuk meusak nama baik para pemilik nama tsb.
(Ditambah lagi beberapa nama yang dimirip-miripkan
dengan Yahoo ID orang lain seperti misalnya:
"baduamink" (meniru: baduamin), "intel.psitrans"
(meniru: intel.psitrans hanya berbeda provider
emailnya saja), "vincentlliong" (meniru:
vincentliong), "istiani.c" (meniru: istaini_c),
"monde78100" (meniru: monde78100 hanya berbeda
provider emailnya saja), dlsb terlalu banyak untuk
disebut satu per satu.)
* Pelaksanaan black mail kepada anggota keluarga
dengan membuat cerita porno di maillist
psikologi_transformatif [at] yahoogroups.com dengan
mencantumkan nama kompatiolog dan keluarganya.
* Penulisan dan penyebarluasan naskah chatting palsu
dengan mengatasnamakan nama peneliti kompatiologi.
Biodata / CV dari anggota gerakan cacimaki dan teror
Pabrik Tontonan:
* Nuruddin Asyhadie (Pemimpin gerakan cacimaki Pabrik
Tontonan / Pabrik_T)
Saat ini menjabat sebagai sout east asia editor dari
Common Ground News Service.
Lahir di Mojokerto, 27 Pebruari 1976, beralamatl di
"Padepokan Ngawu-awu Langit" Karang Bendo CT III/23c,
Jl. Kaliurang Km 5 Yogyakarta.
Menamatkan sekolah menengah di SMA Negeri 6 Surabaya,
lulus 1993/1994 dan kini sedang menyelesaikan
skripsinya tentang gramatology Jaques Derrida di
Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta. Nurudin aktif di
Teater Sanggar Shalahuddin Yogyakarta, sempat menjadi
wartawan Yogya Pos, 1995-1996, kini Redaktur Jurnal
Filsafat Kaca Mata, Kelompok Bermain Kaca Mata dan
Direktur Riset dan Penerbitan Pabrik Tontonan.
Beberapa sajaknya pernah mendapatkan penghargaan
sebagai dominasi Kejuaraan 5 Puisi Kategori Nominasi
Lomba Cipta Puisi Remaja, Perhimpunan Persahabatan
Indonesia-Amerika (PPIA) dan Forum Apresiasi Sastra
Surabaya (FASS), dalam rangka Festival Puisi Indonesia
XIII (1992), Juara I Lomba Cipta Puisi St. Louis 2 Cup
I (1993), Pemenang Ketiga Lomba Cipta Puisi
Se-Indonesia, Teater Kene, Tabanan Bali, (1993),
Sembilan puisi terbaik Lomba Cipta Puisi Perdamaian
"Art and Peace" (1999) Wianta Foundation.
Karya-karyanya yang lain Angin Lalu (1994) dipentaskan
oleh Kelompok Doyan Kerja Surabaya pada tahun yang
sama. Sastra Jendra (1995) dipentaskan oleh sanggar
Shalahuddin Yogyakarta pada tahun yang sama. Berapa
Harga 1 Kg Puisi?, reportoar bersama Kelompok Doyan
Kerja Surabaya, 1997. Menyingsing Fajar (1993),
kumpulan puisi bersama 12 penyair muda se-Indonesia,
diterbitkan oleh Teater Kene, Tabanan Bali.
* Dra. Ratih Andjayani Ibrahim MM. Psi (Psikolog dari
PERSONAL GROWTH)
Pendidikan :
# 1996 – 1997 Prasetiya Mulya Business School, Jakarta
- Magister Manajemen major : Pemasaran
# 1984 – 1992 Fakultas Psikologi,Universitas
Indonesia, Jakarta – Psikolog.
Pengalaman & Kegiatan :
# 2006 Psikolog untuk BERANI – Koran Berita Anak
Indonesia
# 2006 Pakar tetap dalam program televisi CINTA –
Psikoproblem di O Channel TV setiap hari rabu pukul
10.00 dan 18.30
# 2004-2006 Psikolog untuk Indonesian Idol 1 (2004),
Indonesian Idol 2 (2005), Indonesian Idol 3 (2006) dan
Bintang Akting RCTI (2004), - Juri untuk pemilihan
COSMO GIRL OF THE YEAR 2004 & 2005, Juri untuk
pemilihan CGFaces 2004 – majalah Cosmo Girl Indonesia,
- Juri untuk pemilihan FUN FEARLESS FEMALE 2004 -
majalah Cosmopolitan Indonesia. - Pembicara dalam
kampanye maupun peluncuran berbagai produk baru,
diantaranya : Armani, Dove, novel, biografi, toko
buku, dan lain-lain
# 2004 – sekarang intruktur Pengembangan Pribadi untuk
John Robert Powers Indonesia
# 2002 – sekarang Pakar dan pengisi tetap kolom Cosmo
Controversy Majalah Cosmopolitan Indonesia
# 2002 – sekarang, Narasumber berbagai media publik
untuk topik-topik psikologi, meliputi televisi
(diantaranya : Matahari, Selamat Datang Pagi,
Fenomena, dll), radio(diantaranya ARH, Trijaya,
HardRock FM, Cosmopolitan FM, Female Fm, Radio Bahanam
dll), majalah dan surat kabar, diantaranya
Cosmopolitan, Good House Keeping, Spice, Nakita,
Reader's Digest Indonesia, HIDUP Kompas, Republika,
Female Radio, Kiss FM, Trijaya FM, Radio Bahana, dll.
# 2002 – sekarang Dosen di Fakultas Psikologi UKRIDA,
Jakarta. Mata kuliah : Psikologi Umum, Perilaku
Organisasi, Perilaku Konsumen.
# 2001 – sekarang Associate Psychologist – Klinik
Perkembangan, Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UI
# 2003 – sekarang Pengurus Yayasan Sancta Ursula, Bumi
Serpong Damai.
# 1997 President of Manajemen Society Prasetiya Mulya
Business School – Jakarta
# 1995 – 2000 Salah satu pendiri, dan anggota dewan
pengurus tingkat nasional Jaringan Mitra Perempuan
# 1993 Sekretaris WKRI DPD Jakarta
# 1984 – 1992 Aktivis KUKSA UI, Jakarta
Contact Person: Ratih Andjayani Ibrahim
Mobile : 0816-182-0750
Email : iburatih.personalgrowth [at] ...,
iburatih [at] ...
* Maya Notodisurjo
Lulus dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
pada tahun 1997. Seminggu setelah lulus bekerja di
DEKA Marketing Research. Pada awal tahun 2001
menninggalkan DEKA dan bergabung di NFO Consensus/
MBL. Sejak awal tahun 2002 sampai sekarang bekerja di
PROMPT Research yang beralamat di: Century Tower 5th
Floor, # 501, Jl. HR Rasuna Said Kav. X2 no. 4,
Jakarta 12950. Jabatan saat ini Research Manager
bagian Supplier Side. Maya Notodisurjo telah menangani
ratusan project dengan Focus Group Discussions dan
In-Depth Interviews untuk berbagai macam produk,
consumer goods, periklanan, rokok, perbangkan dan
produk asuransi, etc. Sangat berpengalaman dengan
motivational studies terutama penelitian mengenai
hubungan antara ibu dan anak [link:
http://www.researchinfo.com/noindex/directory/details.cfm?ID=1923
]
* Goenardjoadi Goenawan
Goenardjoadi Goenawan adalah lulusan Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB dan Magister Manajemen
Universitas Indonesia. Ia telah berkarir di dunia
marketing fast moving consumer goods, baik perusahaan
lokal maupun multinasional. Terakhir menjabat sebagai
Business Development Manager Consumer Products,
Hewlett Packard Indonesia. Saat ini ia menjadi founder
ESQCU Training & Consulting. Ia telah menulis beberapa
buku, di antaranya adalah "Menjadi Kaya dengan Hati
Nurani" (Elex Media). Penulis dapat dihubungi di:
081381168990.
* Leonardo Rimba
Leonardo Rimba adalah alumnus FISIP Universitas
Indonesia dan the Pennsylvania State University,
seorang professional tarot reader dan bidang lainnya
dalam ranah Psikologi Transpersonal. Leo bisa
dihubungi di HP: 0818-183-615.
* Audifax
Sarjana Psikologi universitas Surabaya (Ubaya).
Bekerja sebagai peneliti di Institut Ilmu Sosial
Alternatif (IISA)-Surabaya. Penulis buku: Semiotika
Tuhan dan Mite Harry Potter.
* Edy Susanto <aldo_richard [at] > Mahasiswa STIE
Muhuhammadiyah jurusan akuntansi. Pekalongan – jawa
tengah . Indonesia.
* Sinaga Harez Posma
Lulusan Magister Psikologi Universitas Indonesia, saat
ini bekerja sebagai konsultan.
Sahabatku Vincent Liong telah diundang untuk menulis di forum ini melalui undangan:
Subject: Undangan bergabung di forum
Saturday, 21 June, 2008 6:26 PM
From: "Narendra Saputra" <narendra.saputra [at] gmail.com>
To: ngestoerahardjo [at] yahoo.com, bhikkhu0 [at] gmail.com, vincentliong [at] yahoo.co.nz, batigol50 [at] yahoo.com
Rekan2..
Selain berdiskusi di milis BeCeKa, mohon kesediannya untuk juga bergabung di forum Dhammacitta, disana bisa berbagi cerita dan pengetahuan mengenai kesadaran diri.
Mohon kontribusi dari rekan-rekan sekalian..
http://dhammacitta.org/forum/index.php
Terima kasih,
Narendra
Setelah menulis dua tulisan, yaitu:
* Indigo: Saya adalah 'Nabi Palsu' bagi 'Diri Sendiri'
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3309.0.html
* diMohon komentaran untuk e-book "logika komunikasi empati" silahkan download
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3310.0.html
Maka sahabatku Vincent Liong telah di-BAN keanggotaannya dari http://dhammacitta.org sehingga tidak dapat berbicara menanggapi rekan-rekan sekalian.
Bilamana ingin berdiskusi tanpa terhambat tindakan BAN untuk kepentinan pihak tertentu harap bergabung di maillist: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join atau http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
Subject: Fwd: Re: Indigo: Saya adalah 'Nabi Palsu' bagi 'Diri Sendiri'
Date: Mon Jun 23, 2008 8:57 am
From: "Abu" <hamiludd2kwah [at] yahoo.com.au>
Link: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/24389
"Abu" <hamiludd2kwah [at] yahoo.com.au> wrote:
Menanggapi tulisan yang awal mula :
Ketika Islam mebatasi batasan antara agamanya dengan agama orang lain dengan LAKUM DIINUKUM WALYADIIN (bagimu agamamu dan bagiku agamaku), bukan berarti kemudaian ketika kita berlainan agama berpisah dan tidak lagi bisa berhubungan bahkan bermasyarakat, tidak. Tapi ayat itu bermakna Islam tidak bisa mencampuri urusan ajaran2 agama non Islam dan non Islampun tidak bisa mencampuri urusan syariah kaum muslimin. Karena kita tahu bahwa urusan syariah adalah urusan ketaatan kepada perintah2 tuhan sekalipun hal itu unlogicly. Misalnya kenapa kita disuruh kegereja dihari Minggu, kenapa tidak dihari Jumat (?), kenapa orang yang kentut tidak bisa melanjutkan sholatnya dan tidak boleh memulai sholatnya, sebelum wajah, tangan, kepala dan kakinya dibasuh air (?) Dst.... Sama halnya dengan kebijakan hukum yang bersifat baku, misalnya di Australia duit coin 2 dollar lebih kecil dengan 1 dolar yang lebih besar, sedang bahan kandungan duit itu sama... Nah inilah hukum syariat namanya. Bedanya hukum dan aturan buatan manusia kita bisa tanyakan kenapa hal itu bisa terjadi (?). Tapi hukum dan aturan tuhan kita tak mampu menanyakannya, karena keterbatasan kita didalam komunikasi dengan tuhan itu sendiri. Itulah sebabnya kita tidak boleh meatuhi aturan siapapun ataupun tuhan sekalipun, jika kepada tuhan tersebut belum kita bisa meyakininya.
Islam tidak memaksakan hal itu (LAA IKROOHA FIDDIIN= tidak ada paksaan didalam agama).
Lalu bagaimana komentar saya terhadap tulisan anda tentang Indigo: Saya adalah `Nabi Palsu' bagi `Diri Sendiri' . ada beberapa istilah yang saya lewatkan begitu saja yang sebenarnya saya tidak mengerti sebagaimana yang pernah anda terang kan sebelumnya tentang "dekon" , tapi sekarang sudah tahu, yang hal itu ternyata Cuma singkatan.
Nah adalagi yang sebelum saya komentari lagi, saya mau melemparkan pertanyaan sekali lagi , apa artinya "Indigo" ?
Dan banyak kata2 didalam tulisana anda dan sesuatu yang sudah cukup popular, seperti kata "filsafat", `'psikologi" ,difinisi Nubuwat (?), arti logika (?) didalam tulisan anda yang saya sendiri didalam pemahaman saya terhadap Islam tidak menerimanya sebagai acuan didalam hasanah pemikiran islam.
Justru Islam datang meluruskan pemikiran para filosufi, baik yang dari Greek/Yunani maupun India. Begitu juga ilmu psikologi.... Ini kapan2 akan saya terangkan, atau anda bisa bertanya pada ahlinya di Indonesia, yaitu Shiddiq Al-Jawi dkk (faridwajdi1924 [at] plasa.com). Hp FW 08179002283.
Jadi untuk komentar sementara tulisan anda ini, bagi saya bukan suatu hal yang serius. Difinisi nabi dan Nubuwah (kenabian) didalam Islam telah jelas, bahwa tidak akan ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad. Hal ini bersifat verbal dan valid hukumnya didalam alquran dan hadits. Adapun nabi palsu yang anda katakan buat diri anda, maka hal ini adalah urusan agama anda dan bagaimana agama anda menjawabnya. Orang yang keluar dari agama anda di Australi ini banyak sekali dan ia lebih memilih Islam ketika mempelajari Islam secara mendalam , padahal gerak dan kiprah Islam sedang dibatasi dan dipersulit oleh pemerintah sini sejak peristiwa bom Bali dan London. Nah seandainya ada yang sudah memeluk Islam dan keluar dari Islam, atau mengklaim menjadi nabi palsu atau nabi beneran, maka hal ini akan bermasalah, karena mereka telah memeluk islam yang ketika convert dia meyakini dengan pasti bahwa yang merah itu merah dan yang hitam itu hitam, kecuali ketika masuknya ia itu buta warna J.
Tapi walau demikian tulisan anda berkenaan dengan nabi palsu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kenabian (nubuwah), mungkin karena memang kita berbeda meahami apa itu nubuwah dan apa itu nabi lalu apa itu Rosul dan siapa dan apa tugasnya... mungkin inilah yang saya katakan saya tidak anggap serius.
Adapun kementar selanjutnya menyusul jika anda menerangkan apa yang saya tanya hal diatas.
Abu Ibrahim
dear miliser,
Sejauh ini Vincent Liong tidak di BAN. Mohon bantuannya utk menjelaskan ke milis2x lain. Pernyataan itu fitnah tuh Smiley
thanks yah
Saya telah mencoba kembali untuk masuk menggunakan id Vincent Liong. Terimakasih karena saya masih bisa menggunakan ID ini. Mungkin ada kesalahan tekhnis yang membuat saya tidak bisa login untuk beberapa saat..
Mohon maaf dan terimakasih.