minta saran rekan2x neh... sesuai topik...
Bagaimana hubungan harmonis antara pemilik usaha dan karyawan?
mohon jawabannya disertakan dari sudut pandang mana, pemilik usaha atau karyawan...
kalau mau keluh kesah juga boleh, semoga bisa saling bantu :)
Dari pengusaha harus melihat para karyawannya sebagai:
~ orang yg membutuhkan nafkah untuk hidup, punya tanggungan anak2 dan istri
~ orang yg membutuhkan hidup yg layak
~ bagian dari perusahaan, tanpa karyawan, perusahaan tidak bisa berjalan
Dan karyawan harus melihat pemilik/ perusahaan sebagai:
~ Tempat kita bergantung hidup
~ Boss / Pimpinan adalah orang yg kita hormati / dituakan
~ Memandang perusahaan sebagai milik sendiri, maka kerja akan ringan dan tidak sulit
Terlepas dari segala macam peraturan tenaga kerja yg malah berkesan angker dan menjauhkan harmonisasi antara pimpinan dan karyawan, saya cenderung memilih hubungan karyawan dan pimpinan sebagai 'Bapak dan anak'.
Bapak berhak memarahi anaknya, tapi tetap menyayanginya dan menunjang hidupnya.
Si anak menghormati bapaknya dan setia kepada keluarga
Mungkin ini dulu, tunggu perkembangan diskusi selanjutnya...
::
Confucius berkata
yang paling harus diperhatikan seorang bos adalah pekerjanya, karena manusia yang paling susah diatur adalah pekerja.
1. bila bos terlalu baik dengan mereka, maka mereka akan bertindak sangat keterlaluan bahkan menjadi malas bekerja.
2. bila bos menjauhkan diri dari mereka, maka mereka akan mepergunjingkan kejelekan bos di belakang.
kondisi serba salah.
Yap , kaya di aye, gara2 dari pertama beri kebebasan sekarang mereka membebas2kan diri seenaknya, datang kerja aja jam 10-11an pulang jam 4an mo dapet duit gimana :(
Bos dan pekerja harus saling mengerti hak2 dan kewajibannya. Dan yg terpenting adalah aturan2 main hubungan kedua belah pihak harus jelas dan tegas.
Yah.. repot jg karyawan sekarang. maunya gaji tinggi kerja cuman beberapa jam .. padahal sudah ada aturan pemerintah dan jg UMR sudah di tetapkan ...
Untuk pemilik usaha, yang utama membayar gaji sesuai UMR, karna saat ini masih banyak jg yang bandel dengan membayar di bawah UMR. Untuk jam kerja harus di disiplinkan, cara ortu gw di toko sih memang cukup di kerasi, kalau ga mau datang tepat waktu ga usah kerja ... Apalagi cari kerja sekarang susah dan untungnya karyawan disini patuh dan ikut aturan jam kerja.
Sigalovada Sutta :
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=183 (http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=183)
QuoteO putra kepala keluarga, dalam lima cara seorang majikan memperlakukan pelayan-pelayan dan karyawan-karyawannya seperti arah bawah : dengan memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka; dengan memberikan mereka makanan dan upah; dengan merawat mereka sewaktu mereka sakit; dengan membagi barang-barang kebutuhan hidupnya; dengan memberikan cuti pada waktu-waktu tertentu.
Dalam lima cara ini, O putra kepala keluarga, pelayan-pelayan dan karyawan-karyawan yang diperlakukan demikian oleh seorang majikan seperti arah bawah, akan mencintainya : mereka bangun lebih pagi daripadanya; mereka merebahkan diri untuk beristirahat setelahnya; mereka merasa puas dengan apa yang diberikan kepada mereka; mereka melakukan kewajiban-kewajiban mereka dengan baik; di manapun mereka berada mereka akan memuji majikannya, memuji keharuman namanya.
O putra kepala keluarga, dalam lima cara inilah seorang majikan memperlakukan pelayan-pelayan dan karyawan-karyawannya seperti arah bawah. Dalam lima cara inilah pelayan-pelayan dan karyawan-karyawan mencintainya. Demikianlah arah bawah ini dilindungi, diselamatkan dan diamankan olehnya.
Sekarang cari kerja semakin sulit, ekonomi berputar sangat lambat, semua karyawan baik di perusahaan menengah atau besar harus menyesuaikan diri mengikuti kemauan Boss/ Direktur. Sehingga sebagai karyawan yang tidak mempunyai kedudukan penting tidak akan mendapat perhatian, kecuali bisa berprestasi ( memberikan keuntungan besar buat perusahaan ) baik baru di lihat/promosikan . Sehingga sangat sulit menemukan pemilik perusahaan yang sesuai dengan sabda Sang Buddha. Misalnya sewaktu kita duduk di kursi panas, kita bisa meminta apapun yang kita mau. Setelah kursi dingin pelan-pelan kita di pindahkan atau mungkin di pensiunkan karena sudah tidak di butuhkan lagi ( cari karyawan baru yang bau lulus gajinya lebih murah. _/\_
Setiap orang memiliki type dan system management yang berbeda-beda.
ada yang mengunakan system management Family (Bapak ke Anak)
ada juga yang menggunakan system sharing profit
Ada juga yang menggunakan one way dll..
tergantung kembali kepada si owner.
Setiap metode management selalu ada kelemahan dan kelebihannya.
Be Yourself, to manage people.
Regards
EK
aku lebih suka dengan prinsip perusahaan GE General Electric
mereka menerapkan sistem yang bisa berkontribusi untuk perusahaan maka mereka yang layak makan lebih banyak. ini aku suka prinsipnya karena kalau kita dengan gampangnya menaikkan gaji seseorang maka nilai value seorang pekerja juga ikut hilang dalam artian toh aku ga perlu bekerja keras, perusahaan bisa menaikkan gaji gw.
yang kedua, aku pelajari bagaimana Toyota membuat para pekerjanya untuk fanatik terhadap Toyota dalam bukunya Toyota Ways 3 buku mengungkapkan bagaimana mereka bisa menghargai para pekerjanya dengan baik sehingga loyal terhadap perusahaan. Kunci sebuah perusahaan berhasil memang terletak di pekerjanya dan itulah kita harus memperhatikan dengan seksama bagaimana gerak gerik pekerja sekaligus membatasi tanpa merasa dibatasi.
Pekerja yang kerjanya menggerutu selalu juga bukan tipikal pekerja yang baik karena mereka hanya menuntuk hak tanpa memaksimalkan kewajiban. posisi seorang pemimpin perusahaan juga amat sulit namun kebijaksanaan harus dilihat apakah tingkat penghasilan mereka yang berasal dari kerja keras para karyawan telah memberikan kehidupan yang layak untuk karyawannya.
Quote from: nyanadhana on 19 June 2008, 12:12:48 PM
yang kedua, aku pelajari bagaimana Toyota membuat para pekerjanya untuk fanatik terhadap Toyota dalam bukunya Toyota Ways 3 buku mengungkapkan bagaimana mereka bisa menghargai para pekerjanya dengan baik sehingga loyal terhadap perusahaan.
Mungkin Bro nyana bisa share secara ringkas, jurus2 apa yg diterapkan Toyota agar karyawan mereka menjadi fanatik thp perush?
Anumodana,
willi
::
Quote from: ryu on 19 June 2008, 10:17:50 AM
Yap , kaya di aye, gara2 dari pertama beri kebebasan sekarang mereka membebas2kan diri seenaknya, datang kerja aja jam 10-11an pulang jam 4an mo dapet duit gimana :(
dari segi pemilik usaha dulu deh ;D
yup, ini juga pernah terjadi pada saya nih...
ada jg yg datang & pulang tepat waktu, tetapi kerjanya bersembunyi di pojokan & tidur2an...
akhirnya seperti saya yg mengerjakan sendiri semua pekerjaan.
ketika ditanya kemana, jawabannya adalah sakit perut, sholat, lagi susun gudang, dsb...
kira2 penyebabnya adalah:
~
tidak selektif menerima karyawanpada dasarnya sangat sulit utk mengubah watak seseorang. oleh karena itu, antisipasi dari awal. carilah yg ber-karakter baik. seharusnya dimulai dari karyawan paling senior. sebab junior biasanya mencontoh senior.
~
kurangnya kontrol thd karyawan (terlalu dibiarkan), usahakan memberikan teguran secara halus secepat mungkin tanpa menunda besok, atau pada waktu penerimaan gaji.
~
tidak adanya pengukuran produktivitas.
sebaiknya ada pengukuran produktivitas, misalnya progress nilai penjualan. dalam hal ini saya lebih prefer pengukuran secara 'team' daripada secara 'personal'. jadi masing2 team dapat menegur temannya yg produktivitasnya rendah...
~
kurangnya penjelasan thd karyawan bagaimana suatu usaha berjalan.karyawan seharusnya diberi pengetahuan, bahwa gaji mereka secara tidak langsung juga adalah berasal dari hasil keringat mereka sendiri walaupun mereka hanya petugas kebersihan dan tidak ada sangkut pautnya dg penjualan. oleh sebab itu, utk menjaga kelangsungan berjalannya suatu usaha, semua karyawan harus saling menjaga setiap aspek agar dapat berjalan lancar. kegagalan di salah satu aspek saja sebenarnya sudah dapat menjatuhkan sebuah perusahaan, yg artinya semua karyawan di-rumahkan... semuanya bubar...
Quote from: jkhalim on 19 June 2008, 11:53:43 AM
Sekarang cari kerja semakin sulit, ekonomi berputar sangat lambat, semua karyawan baik di perusahaan menengah atau besar harus menyesuaikan diri mengikuti kemauan Boss/ Direktur. Sehingga sebagai karyawan yang tidak mempunyai kedudukan penting tidak akan mendapat perhatian, kecuali bisa berprestasi ( memberikan keuntungan besar buat perusahaan ) baik baru di lihat/promosikan . Sehingga sangat sulit menemukan pemilik perusahaan yang sesuai dengan sabda Sang Buddha. Misalnya sewaktu kita duduk di kursi panas, kita bisa meminta apapun yang kita mau. Setelah kursi dingin pelan-pelan kita di pindahkan atau mungkin di pensiunkan karena sudah tidak di butuhkan lagi ( cari karyawan baru yang bau lulus gajinya lebih murah. _/\_
pendapat saya dari pihak karyawan:
~
konsistenbiasanya karyawan semangat di hari permulaan kerja... mungkin karena efek takut susahnya mencari kerja masih kuat. berangsur2 makin pudar, dan yg terparah akhirnya jadi
makan gaji buta. sebaiknya konsisten dari awal sampai akhir (hayat :P ).
~
targetseorang karyawan hendaknya memiliki target yg selalu di-update juga. jgn targetnya
asal bisa makan. yg kayak gini nih... asal udah dapat kerjaan aja, apapun itu, jadi malas2an. sebaiknya jadikan pekerjaan itu suatu sarana utk meningkatkan kualitas hidup, bukan hanya penyambung hidup.
~
berani menegur rekan lain walaupun pihak yg lebih tinggihal ini harus hati2x yah... lihat2 struktur perusahaan juga... lihatlah orang yg akan ditegur. kalau open-minded, straight aja langsung tegur... kalau tidak, carilah yg lebih tinggi lagi & mau menerima saran kita utk membantu kita menegurnya. bagaimanapun kalau kinerja kita baik, pasti ada pihak atas yg mendengarkan kita... kecuali Anda adalah objek teguran di perusahaan :))
Quote from: Effendy on 19 June 2008, 12:05:14 PM
Setiap orang memiliki type dan system management yang berbeda-beda.
ada yang mengunakan system management Family (Bapak ke Anak)
ada juga yang menggunakan system sharing profit
Ada juga yang menggunakan one way dll..
tergantung kembali kepada si owner.
Setiap metode management selalu ada kelemahan dan kelebihannya.
Be Yourself, to manage people.
Regards
EK
benar sekali...
sebenarnya saya ingin mengumpulkan patterns (pola2) manajemen SDM yg ada :)
keuntungan patterns adalah:
~ memiliki kerangka jelas (banyak yg bahkan tidak tahu
whats going on)
~ mengenal dg baik kelemahannya & kelebihannya
~ sudah teruji di berbagai medan :)
Quote from: nyanadhana on 19 June 2008, 12:12:48 PM
aku lebih suka dengan prinsip perusahaan GE General Electric
mereka menerapkan sistem yang bisa berkontribusi untuk perusahaan maka mereka yang layak makan lebih banyak. ini aku suka prinsipnya karena kalau kita dengan gampangnya menaikkan gaji seseorang maka nilai value seorang pekerja juga ikut hilang dalam artian toh aku ga perlu bekerja keras, perusahaan bisa menaikkan gaji gw.
yang kedua, aku pelajari bagaimana Toyota membuat para pekerjanya untuk fanatik terhadap Toyota dalam bukunya Toyota Ways 3 buku mengungkapkan bagaimana mereka bisa menghargai para pekerjanya dengan baik sehingga loyal terhadap perusahaan. Kunci sebuah perusahaan berhasil memang terletak di pekerjanya dan itulah kita harus memperhatikan dengan seksama bagaimana gerak gerik pekerja sekaligus membatasi tanpa merasa dibatasi.
wah... menarik nih rekan nyana... mohon dishare lebih jelas donk :)
yg saya tangkap:
1. GE, base on productivity
2. Toyota, menanamkan prestise sebagai karyawan perusahaan...
Toyota dikenal sebagai perusahaan yg menerapkan
Lean System dalam produksi... kenyataannya di Jepang & negara Barat saya tidak tahu, mungkin bagus...
tetapi utk di Indonesia, sepertinya Toyota ini kurang responsive thd customer yah...
kalau di Luar Negri, konon produksi mereka sangat begitu leannya sampe2x, ada 1 orderan ada 1 produksi...
kalau yg saya lihat di Indo, order Avanza indent 3 bulan, Avanza matic indent 6 bulan,
Inova & Yaris (over stock) bisa dapat discount khusus kalau beli...
bahkan tidak jarang pihak internal sales, memainkan antrian (terima suap utk menaikkan daftar antrian)
(tapi memang fenomena ini juga dialami produsen mobil lain...)
Hubungan Employer dengan employee sangat tergantung jenis bisnis, posisi, dan divisi dimana employee berada. Misalkan seorang sales tentu berbeda dengan yang kerja di back office kayak finance dan accounting. Jd masing-masing punya job desc yang berbeda dan juga goal yang berbeda sehingga perlakuan dari atasan dan juga jam kerja juga berbeda..
Karna saya dibidang IT yang tidak mengenal goal yg fixed wkt masuk kantor dan pulang kantor...sehingga goal cuma ditentukan oleh deadline proyek...jd wkt ada proyek ya harus mengerjakan sesuai jadwal....dan kl dah selesai ya bisa lbh santai misalkan masuk jam 10-11 dan pulang awal pun ga mslh..cuma diwkt ada proyek kl dibutuhkan 24jam (case tertentu) ya harus ready juga krn menyangkut services ke customer...jd semua ini tergantung jenis bisnis juga...
kalau menurut saya seh ,, karena di kita pendekatan agama itu masih kuat..
so diadakan outbond keagamaan sesuai agamanya masing2.. biarkan para pemuka agamanya menyampaikan situasi hidup sekarang..(alias diceramahin) bahwa kerja tuh harus bener. dll..
jgn malas2an.. harus punya budaya displin
dimana kelemahan disitu kita serang..
DN 31- Sigalaka Sutta
32. 'Ada lima cara bagi seorang majikan untuk melayani para pelayan dan para pekerjanya sebagai arah bawah: dengan mengatur pekerjaan mereka sesuai kekuatan mereka, dengan memberikan makan dan upah, dengan merawat mereka ketika mereka sakit, dengan berbagi makananan lezat dengan mereka, dan dengan memberikan hari libur pada waktu yang tepat. Dan ada lima cara bagi para pelayan dan para pekerja, yang dilayani demikian sebagai arah bawah, dapat membalas: dengan bangun tidur lebih pagi daripada majikannya, dengan pergi tidur lebih larut daripada majikannya, mengambil hanya apa yang diberikan, melakukan tugas-tugas mereka dengan benar, dan menjadi pembawa pujian dan reputasi baik bagi majikannya. Dengan demikian arah bawah telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.