Salah 1 sabda SB,"Kehendak berbuat Aku namakan kamma.Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Bisa jelaskan perbedaan dr pikiran dan cetana??
Dr mana asal cetana tsb??
Dhammapada ayat 2,"Pikiran adalah pelopor dr segala sesuatu..."
Dikatakan pikiran pelopor segalanya kenapa SB juga bersabda,"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Brati secara logika berkehendak dulu baru berpikir bukan??
Kok bisa jadi gitu?
Ada yg bisa share?
_/\_
utk dhammapada ayat 2, berikut ini englishnya
Quote from: Terjemahan Acharya Buddharakkhita
1. Mind precedes all mental states. Mind is their chief; they are all mind-wrought. If with an impure mind a person speaks or acts suffering follows him like the wheel that follows the foot of the ox.
2. Mind precedes all mental states. Mind is their chief; they are all mind-wrought. If with a pure mind a person speaks or acts happiness follows him like his never-departing shadow.
Quote from: Terjemahan Thanissaro Bhikkhu
Phenomena are preceded by the heart,
ruled by the heart,
made of the heart.
If you speak or act
with a corrupted heart,
then suffering follows you —
as the wheel of the cart,
the track of the ox
that pulls it.
Phenomena are preceded by the heart,
ruled by the heart,
made of the heart.
If you speak or act
with a calm, bright heart,
then happiness follows you,
like a shadow
that never leaves.
Mungkin terjemahan indonesianya kurang pas. Mind dan heart disini mungkin merujuk pada Batin bukan pikiran.
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:31:07 AM
Salah 1 sabda SB,"Kehendak berbuat Aku namakan kamma.Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Bisa jelaskan perbedaan dr pikiran dan cetana??
Dr mana asal cetana tsb??
Dhammapada ayat 2,"Pikiran adalah pelopor dr segala sesuatu..."
Dikatakan pikiran pelopor segalanya kenapa SB juga bersabda,"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Brati secara logika berkehendak dulu baru berpikir bukan??
Kok bisa jadi gitu?
Ada yg bisa share?
_/\_
Cetana termasuk salah satu faktor batin (cetasika) netral yang selalu timbul & lenyap bersama citta (kesadaran).
Cetana = kehendak, merupakan
faktor batin yg berfungsi di dalam koordinasi dan akumulasi. Cetana mengkoordinasikan faktor-faktor batin yg berhubungan dengannya dlm berespons terhadap objek. Seperti seorang ahli tukang kayu yg memenuhi tugasnya dan mengatur pekerjaan orang lainnya, demikian pula, cetana memenuhi fungsinya dan mengatur fungsi faktor batin lain yg berhubungan dengannya. Cetana memegang peranan penting di dlm semua jenis aksi, baik moral maupun immoral.
_/\_ :lotus:
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:31:07 AM
Salah 1 sabda SB,"Kehendak berbuat Aku namakan kamma.Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Bisa jelaskan perbedaan dr pikiran dan cetana??
Dr mana asal cetana tsb??
Dhammapada ayat 2,"Pikiran adalah pelopor dr segala sesuatu..."
Dikatakan pikiran pelopor segalanya kenapa SB juga bersabda,"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Brati secara logika berkehendak dulu baru berpikir bukan??
Kok bisa jadi gitu?
Ada yg bisa share?
_/\_
Emang susah kalo diterjemahin ke bhs indonesia, jadi banyak rancu dan membingungkan.
Kita pake bahasa tarsan aja yah:
Jadi:
~
Perbedaan Pikiran dan Cetana:
cetana adalah salah satu komponen pembentuk pikiran. Jadi, setiap munculnya pikiran, pasti ada kandungan cetana di pikiran tsb.
~
kata2 Sang Buddha, 'Pikiran Adalah Pelopor' (logikanya 'cetana adalah pelopor', gitu kan?).
'Pikiran' yg dikatakan Sang Buddha kan sudah termasuk 'cetana' didalamnya.
Kalau dibilang 'Cetana adalah pelopor', akan banyak yg akan bingung.
Jadi untuk lebih mudah di mengerti: Pikiran adalah pelopor.
::
"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Dikatakan cetana termasuk didalam "pikiran" bukan?
Brati inti=pikiran,cetana=komponennya saja...
Kemudian yg saya tanyakan kembali pada yg dibold...
Dikatakan setelah "Cetana" lantas org berbuat melalui "pikiran" yg ini yg gw gk paham...
Mana dulu sih?PIkiran atau cetana?Apakah proses untuk mengetahuinya harus dengan meditasikah?Gw blm bisa meditasi jd kgk ngerti ^^
_/\_
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 07:39:34 PM
Gw blm bisa meditasi jd kgk ngerti ^^
Belum bisa meditasi atau belum mau meditasi? Hihihi.. ^-^
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 10:35:35 AM
Kemauan dan usaha yg keras...
Tak ada yg tak mungkin...
Hanya mau atau tdk mau saja...
_/\_
Di thread lain bilang begini lho.. salut.. ;D :jempol:
cetana itu bukan pikiran. Pertama2x mungkin kita harus mengidentifikasi, apa itu pikiran/berpikir dan berkehendak.
Misalnya kalau kaki gatal, kita lalu berkehendak menggaruk. Itu tidak melalui proses berpikir.
Quote from: Lex Chan on 30 May 2008, 08:16:17 PM
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 07:39:34 PM
Gw blm bisa meditasi jd kgk ngerti ^^
Belum bisa meditasi atau belum mau meditasi? Hihihi.. ^-^
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 10:35:35 AM
Kemauan dan usaha yg keras...
Tak ada yg tak mungkin...
Hanya mau atau tdk mau saja...
_/\_
Di thread lain bilang begini lho.. salut.. ;D :jempol:
Om lex...
Meditasi kan gk mudah..
Gw uda meditasi tp belum dpt "apa2"
Msh beljar dan masih sangat2 cupu..
Bahkan gw terkejut gara2 baca 1 buku ttg meditasi..
Rupanya meditasi banyak efek2nya bukan hanya kekuatan aja...
Tp bisa menyebabkan kesalahan2 laen...
Spt kita bisa melihat "hal2" yg kasat mata,ganguan2 suara aneh..
Dan dibuku itu dianjurkan untuk jangan pecah dan terfokus pada hal tsb...
Yg ne gw jujur gk msh gk sanggup..
mental gk kuat..
Dan gk ada guru pembimbing buad meditasi...
Jd bisa slh jlan bisa gawat...
Bagi gw hanya ada 2syarat:
1.gw latihan meditasi(Tp pelan2 dan hanya tentang objek pernafasan,rasa sakit dll)
2.Gw latihan meditasi dengan bimbingan guru(ne lebih mantap bukan?Gw gk ada rasa takut lagi dll,Kan kl salah ada yg membimbing kita)
So itu pertimbang2an gw..
Lagian gw masih mau ngembangin DHamma dan pkran,perbuatan,ucapan...Biar mantap Dhammanya(Dhamma gw masih lemah)
Teori ttg meditasi gw masih belum paham...
Makanya gw blg gw gk bisa meditasi...
^^
Quote from: Sumedho on 30 May 2008, 08:17:25 PM
cetana itu bukan pikiran. Pertama2x mungkin kita harus mengidentifikasi, apa itu pikiran/berpikir dan berkehendak.
Misalnya kalau kaki gatal, kita lalu berkehendak menggaruk. Itu tidak melalui proses berpikir.
Bisa dijelaskan secara spesifik?Sori ngeropotin ^^
_/\_
Kalau dari contoh atas masih belon nangkep, kita experiment aja nih.
Coba diam (terserah mo diposisi apapun, mata tidak harus tutup), coba tenang dan diam... amati saja terus apa yang ada. coba tangkap semua pergerakan, perubahan, pikiran, dst. Coba diamati saja. Jangan dianalisa, tapi amati saja. Jangan dipikirkan. Nanti kalau berpikir/pikiran muncul diamati juga.
Citta kalau diartikan kedalam bahasa indonesia bisa berarti Pikiran atau Batin. Kehendak adalah bagian dari Batin. Kehendak adalah sumber terbentuknya Kamma. Pada umumnya Pikiran akan menampung, dan memberi perintah untuk melakukan sesuatu perbuatan, ucapan, dsb., Pikiran yang terlatih akan membantu mengendalikan, penyaringan, penyadaran terhadap kehendak yang tidak baik dan sebaliknya. Hasil dari sebuah Ucapan, Tindakan, dsb., akan menghasilkan Kamma Baik/ Buruk kepada individu itu sendiri dan akan tertanam dalam Batin. Berulang-ulang akan berada dalam alam bawah sadar ( reflex ) atau diluar kesadaran. Semakin banyak yang kita Tanamkan dalam Batin yang Buruk, akan semakin mudah kita melakukannya kembali diluar kesadaran kita karena didalam waktu itu Pikiran yang tidak terlatih hanya menciptakan mekanisme, memerintah untuk pencapaian tujuan. Tetapi ... Pikiran yang terlatih akan memprosesnya, membantu Penyadaran akan Kesadaran, menaikkan alam Bawah Sadar (reflex) ke alam Sadar. Oleh karenanya dikatakan Pikiran adalah Pelopor ... Pikiran yang Terlatih adalah Pintu tempat pemberhentian Roda Penderitaan.
At : atas
Kamma=kehendak?Kehendak yg baik/buruk itu ditentukan oleh?
_/\_
Quote from: Sumedho on 30 May 2008, 08:56:51 PM
Kalau dari contoh atas masih belon nangkep, kita experiment aja nih.
Coba diam (terserah mo diposisi apapun, mata tidak harus tutup), coba tenang dan diam... amati saja terus apa yang ada. coba tangkap semua pergerakan, perubahan, pikiran, dst. Coba diamati saja. Jangan dianalisa, tapi amati saja. Jangan dipikirkan. Nanti kalau berpikir/pikiran muncul diamati juga.
Gk ada apa2...
Semuanya jd diam dan cuma ada pernafasan saja?
So?
Kesimpulan?
_/\_
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 07:39:34 PM
"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
langsung ke contoh saja deh:
Baju kita tertumpah kopi oleh pelayan
~ Kita berteriak "Anjing loe, pake mata dong...!"
Ini adalah kamma buruk dalam bentuk ucapan, yg tentu saja didahului oleh niat sebelum berkata kasar tsb.
~ Kita langsung menampar pelayan itu
Ini adalah kamma buruk dalam bentuk perbuatan, Niat yg mendahuluinya adalah ingin menggerakkan tangan, menggerakkan tangan dstnya...
~ Karena makan bersama teman2 yg Buddhist juga, kita malu untuk berbuat kasar, tapi kita menyumpah2 dalam hati dan kesal terus selama jamuan makan.
Ini adalah kamma buruk dalam pikiran, yg didahului oleh niat untuk memikirkan pelayan itu mlulu, memikirkan tindakan apa yg akan kita lakukan seandainya tidak ada teman2 Buddhist disitu.
::
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 08:21:49 PM
Quote from: Lex Chan on 30 May 2008, 08:16:17 PM
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 07:39:34 PM
Gw blm bisa meditasi jd kgk ngerti ^^
Belum bisa meditasi atau belum mau meditasi? Hihihi.. ^-^
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 10:35:35 AM
Kemauan dan usaha yg keras...
Tak ada yg tak mungkin...
Hanya mau atau tdk mau saja...
_/\_
Di thread lain bilang begini lho.. salut.. ;D :jempol:
Om lex...
Meditasi kan gk mudah..
Gw uda meditasi tp belum dpt "apa2"
Msh beljar dan masih sangat2 cupu..
Bahkan gw terkejut gara2 baca 1 buku ttg meditasi..
Rupanya meditasi banyak efek2nya bukan hanya kekuatan aja...
Tp bisa menyebabkan kesalahan2 laen...
Spt kita bisa melihat "hal2" yg kasat mata,ganguan2 suara aneh..
Dan dibuku itu dianjurkan untuk jangan pecah dan terfokus pada hal tsb...
Yg ne gw jujur gk msh gk sanggup..
mental gk kuat..
Dan gk ada guru pembimbing buad meditasi...
Jd bisa slh jlan bisa gawat...
Bagi gw hanya ada 2syarat:
1.gw latihan meditasi(Tp pelan2 dan hanya tentang objek pernafasan,rasa sakit dll)
2.Gw latihan meditasi dengan bimbingan guru(ne lebih mantap bukan?Gw gk ada rasa takut lagi dll,Kan kl salah ada yg membimbing kita)
So itu pertimbang2an gw..
Lagian gw masih mau ngembangin DHamma dan pkran,perbuatan,ucapan...Biar mantap Dhammanya(Dhamma gw masih lemah)
Teori ttg meditasi gw masih belum paham...
Makanya gw blg gw gk bisa meditasi...
^^
Ikutan nimbrung
Setahu saya kita melakukan hal apapun itu bisa disebut meditasi..
"Ketika hati dan pikiran menyatu dengan alam semesta"
Itu disebut Meditasi ..
Mohon koreksi _/\_
Quote"Ketika hati dan pikiran menyatu dengan alam semesta"
mantaff :jempol:
Quote from: willibordus on 31 May 2008, 12:57:41 PM
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 07:39:34 PM
"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
langsung ke contoh saja deh:
Baju kita tertumpah kopi oleh pelayan
~ Kita berteriak "Anjing loe, pake mata dong...!"
Ini adalah kamma buruk dalam bentuk ucapan, yg tentu saja didahului oleh niat sebelum berkata kasar tsb.
~ Kita langsung menampar pelayan itu
Ini adalah kamma buruk dalam bentuk perbuatan, Niat yg mendahuluinya adalah ingin menggerakkan tangan, menggerakkan tangan dstnya...
~ Karena makan bersama teman2 yg Buddhist juga, kita malu untuk berbuat kasar, tapi kita menyumpah2 dalam hati dan kesal terus selama jamuan makan.
Ini adalah kamma buruk dalam pikiran, yg didahului oleh niat untuk memikirkan pelayan itu mlulu, memikirkan tindakan apa yg akan kita lakukan seandainya tidak ada teman2 Buddhist disitu.
::
Ngerti...
Lantas kehendak itu berasal dari mana?jika pikiran aja duluan didahului oleh cetana..
Ketika cetana timbul br dilakukan 3hal tsb bukan?(Pkran,perbuatan,ucapan)..
Kamma=kehendak untuk berbuatkah?
_/\_
Quote from: Che Na on 31 May 2008, 01:06:44 PM
Setahu saya kita melakukan hal apapun itu bisa disebut meditasi..
"Ketika hati dan pikiran menyatu dengan alam semesta"
Itu disebut Meditasi ..
Maksudnya??Hati dan pikiran menyatu???Gmn caranya hati dan pikiran menyatu dgn alam semesta?
_/\_
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 01:11:53 PM
Quote from: Che Na on 31 May 2008, 01:06:44 PM
Setahu saya kita melakukan hal apapun itu bisa disebut meditasi..
"Ketika hati dan pikiran menyatu dengan alam semesta"
Itu disebut Meditasi ..
Maksudnya??Hati dan pikiran menyatu???Gmn caranya hati dan pikiran menyatu dgn alam semesta?
_/\_
riki sering2 'mandi' :)) jd loe tau artinya..
Quote from: Hendra Susanto on 31 May 2008, 01:14:19 PM
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 01:11:53 PM
Quote from: Che Na on 31 May 2008, 01:06:44 PM
Setahu saya kita melakukan hal apapun itu bisa disebut meditasi..
"Ketika hati dan pikiran menyatu dengan alam semesta"
Itu disebut Meditasi ..
Maksudnya??Hati dan pikiran menyatu???Gmn caranya hati dan pikiran menyatu dgn alam semesta?
_/\_
riki sering2 'mandi' :)) jd loe tau artinya..
Apakah selalu sati?Sadar?
Mengamati?
_/\_
Quote from: Hendra Susanto on 31 May 2008, 01:14:19 PM
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 01:11:53 PM
Quote from: Che Na on 31 May 2008, 01:06:44 PM
Setahu saya kita melakukan hal apapun itu bisa disebut meditasi..
"Ketika hati dan pikiran menyatu dengan alam semesta"
Itu disebut Meditasi ..
Maksudnya??Hati dan pikiran menyatu???Gmn caranya hati dan pikiran menyatu dgn alam semesta?
_/\_
riki sering2 'mandi' :)) jd loe tau artinya..
:o :o :o Hendra Tau klo kata-kata tersebut saya dapat waktu mandi ...
_/\_
+ pusing...
_/\_
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 12:31:08 PM
Quote from: Sumedho on 30 May 2008, 08:56:51 PM
Kalau dari contoh atas masih belon nangkep, kita experiment aja nih.
Coba diam (terserah mo diposisi apapun, mata tidak harus tutup), coba tenang dan diam... amati saja terus apa yang ada. coba tangkap semua pergerakan, perubahan, pikiran, dst. Coba diamati saja. Jangan dianalisa, tapi amati saja. Jangan dipikirkan. Nanti kalau berpikir/pikiran muncul diamati juga.
Gk ada apa2...
Semuanya jd diam dan cuma ada pernafasan saja?
So?
Kesimpulan?
_/\_
Kurang lama tuh. Adakah keinginan dan pikiran muncul ?
Quote from: Sumedho on 31 May 2008, 02:32:47 PM
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 12:31:08 PM
Quote from: Sumedho on 30 May 2008, 08:56:51 PM
Kalau dari contoh atas masih belon nangkep, kita experiment aja nih.
Coba diam (terserah mo diposisi apapun, mata tidak harus tutup), coba tenang dan diam... amati saja terus apa yang ada. coba tangkap semua pergerakan, perubahan, pikiran, dst. Coba diamati saja. Jangan dianalisa, tapi amati saja. Jangan dipikirkan. Nanti kalau berpikir/pikiran muncul diamati juga.
Gk ada apa2...
Semuanya jd diam dan cuma ada pernafasan saja?
So?
Kesimpulan?
_/\_
Kurang lama tuh. Adakah keinginan dan pikiran muncul ?
:)) kurang lama atau kurang sadar yah?
utk test sadar bro riky, menurut saya coba yg sederhana dulu...
coba dari mengingat satu buah kata misalnya "nafas", atau "bulat" atau apa aja deh
ucapkan kata tsb (dalam hati saja) selama 5 menit.
sambil "sadar" coba lihat apa saja yg muncul selain kata tsb.
Quote from: Hendra Susanto on 31 May 2008, 01:14:19 PM
riki sering2 'mandi' :)) jd loe tau artinya..
Kenapa aku mandi nggak pernah dapat inspirasi yach?
hmmm... kekna mesti mandi ama siapa nih.... :))
::
Quote from: tesla on 31 May 2008, 02:50:10 PM
Quote from: Sumedho on 31 May 2008, 02:32:47 PM
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 12:31:08 PM
Quote from: Sumedho on 30 May 2008, 08:56:51 PM
Kalau dari contoh atas masih belon nangkep, kita experiment aja nih.
Coba diam (terserah mo diposisi apapun, mata tidak harus tutup), coba tenang dan diam... amati saja terus apa yang ada. coba tangkap semua pergerakan, perubahan, pikiran, dst. Coba diamati saja. Jangan dianalisa, tapi amati saja. Jangan dipikirkan. Nanti kalau berpikir/pikiran muncul diamati juga.
Gk ada apa2...
Semuanya jd diam dan cuma ada pernafasan saja?
So?
Kesimpulan?
_/\_
Kurang lama tuh. Adakah keinginan dan pikiran muncul ?
:)) kurang lama atau kurang sadar yah?
utk test sadar bro riky, menurut saya coba yg sederhana dulu...
coba dari mengingat satu buah kata misalnya "nafas", atau "bulat" atau apa aja deh
ucapkan kata tsb (dalam hati saja) selama 5 menit.
sambil "sadar" coba lihat apa saja yg muncul selain kata tsb.
Saya jadi ingat dengan Guru Agama BUddha saya waktu SMEA.. Beliau mengajarkan dengan mengulang kata-kata "Buddha..Buddha.." berulang-ulang.
Namun akhirnya yang wanita malah berubah menjadi "David..David..David... "
^-^ ^-^ ^-^
JOke mode : on
_/\_
[at] tesla: aye lagi nyoba mo ngasih MMD nih :))
[at] willibordus: ko willy harus coba mandi sama aming :))
Quote from: Sumedho on 31 May 2008, 03:05:55 PM
[at] tesla: aye lagi nyoba mo ngasih MMD nih :))
hehe... saya tau... cuman omongannya belum sinkron...
jadi menurut saya ini jembatan lah...
Quote
[at] willibordus: ko willy harus coba mandi sama aming :))
dijamin paten =))
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 01:10:41 PM
Lantas kehendak itu berasal dari mana?jika pikiran aja duluan didahului oleh cetana..
Ketika cetana timbul br dilakukan 3hal tsb bukan?(Pkran,perbuatan,ucapan)..
Perbuatan berkehendak (kamma) timbul dikondisikan oleh
Avijja (ketidaktahuan)
Lihat
paticca samuppada (sebab akibat yg saling bergantungan)
Quote
Kamma=kehendak untuk berbuatkah?
Tepat Sekali Bro!
::
Nah, Rekan Willibordus mengajak kita melihat paticca-samuppada ... Inilah antara lain:
"... nama-rupa > salayatana > phassa > vedana > tanha > upadana > bhava ..."
Nah, kira-kira di mana letak 'cetana' dan di mana letak 'pikiran' (thought)
Ini kita menganalisis menggunakan teori Buddhis (Theravada). :)
Salam,
hudoyo
At: atas ^^
Thanks ma infonya...
At : hudoyo
Dimana ya?
_/\_
Quote from: tesla on 31 May 2008, 08:03:23 PM
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 07:50:20 PM
At : hudoyo
Dimana ya?
^
di sini! ;D
Waw2...Ampun gw gk ngerti... ^:)^ ^:)^ ^:)^
Ko tesla mank the best deh... :jempol: :jempol: :jempol: :jempol:
Gw salut... :jempol: :jempol: :jempol:
Tp kadang2 gw gk ngerti maksudnya :'( :'( :'(
_/\_
jgn salut dg tesla yg hanya seonggok nafsu.
salut & kagumlah pada Buddha, Yang Sadar.
mudah2an suatu saat melihat Buddha, Yang Sadar.
Quote from: Riky_dave on 31 May 2008, 07:50:20 PM
At: atas ^^
Thanks ma infonya...
At : hudoyo
Dimana ya?
_/\_
Saya coba jelaskan secara sederhana ... mudah-mudahan Rekan Riky bisa memahami ... :)
'Pikiran' itu terjadi sesudah
'phassa' = kontak, persepsi. ... bersama 'pikiran' ada
'vedana' = perasaan (senang, tidak menyenangkan, netral) ... lalu dari situ timbul
'cetana' = kehendak. ...
'cetana' itu sendiri tidak terlepas dari
'tanha' = kehausan,
'upadana' = kelekatan dan
'bhava' (proses menjadi).
Jadi, dari
paticca-samuppada: ... vinnana > nama-rupa > salayatana >
phassa > vedana > tanha > upadana > bhava ...
kuncinya adalah
phassa = kontak, persepsi. ...
Apakah
'persepsi'? ...
'Persepsi' adalah pertemuan tiga unsur: (1) indra, (2) obyek indra, dan (3) kesadaran-indra -> persepsi
(phassa).Contoh: indra 'mata': pertemuan antara (1) mata, (2) wujud, (3) kesadaran-mata ->
phassa = persepsi tentang wujud itu.
Kalau cuma (1) + (2) tanpa (3), tidak terjadi persepsi tentang wujud. Misalnya, kalau kita asyik mendengarkan Walkman (kesadaran-telinga bekerja), maka apa pun yang ada di depan mata tidak kita sadari, tidak kita perhatikan, karena tidak ada kesadaran-mata. ...
Nah,
'phassa' (persepsi) ini, sebelum dicemari
'pikiran', masih bersifat
murni (
pure perception). ... Maksudnya "murni", belum ada label, belum dikenali, belum dipengaruhi ingatan, belum dipengaruhi keinginan/kebencian dsb ... singkatnya belum dipengaruhi
'pikiran'.
Apa yang terjadi sesudah
'phassa' (persepsi murni)? ... Mari kita membuka
Mulapariyaya-sutta (MN 1). ... Di situ Sang Buddha menjelaskan proses pikiran seorang
puthujjana, seorang
sekha (ariya non-arahat), dan seorang
arahat/Buddha.
Proses pikiran yang dijelaskan Sang Buddha 2500 tahun lalu itu ternyata
persis sama dengan
definisi 'pikiran' (thought) dari disiplin
psikologi pada zaman kita sekarang. ...
Apakah definisi
'pikiran' (
thought, thinking)? ...
" 'Pikiran' adalah TANGGAPAN (response) terhadap RANGSANGAN (stimuli) yang masuk dari luar lewat pancaindra atau muncul dari dalam sebagai ingatan." (
"Thought is a covert, symbolic response to external and internal stimuli" -
Encyclopaedia Britannica)
Jadi harus ada
'rangsangan' (phassa, persepsi) lebih dulu ... baru diikuti munculnya
'tanggapan' sebagai
'pikiran'. ...
Menurut Sang Buddha di dalam Mulapariyaya-sutta itu, proses terjadinya
'pikiran' itu
sekaligus menciptakan
si aku/ego (atta) ... dan
perasaan (vedana) ...
Menurut Sang Buddha peristiwa itu terjadi melalui
6 langkah secepat kilat, misalnya:
(1)
pa.thavi.m pa.thavito sa~njaanaati = "melihat (mempersepsikan) tanah sebagai tanah"
(2)
pa.thavi.m pa.thavito sa~n~natvaa, pa.thavi.m ma~n~nati = "setelah mempersepsikan tanah sebagai tanah, membayangkan (mengkonsepsikan) tanah"
(3)
pa.thaviya ma~n~nati = "mengkonsepsikan [aku] di dalam tanah"
(4)
pa.thavito ma~n~nati = "mengkonsepsikan [aku] [berbeda] dari tanah"
(5)
pa.thavi.m meti ma~n~nati = "mengkonsepsikan 'tanah untukku' "
(6)
pa.thavi.m abhinandati = "bersenang hati dengan tanah".
(
bold hijau = persepsi murni;
bold merah = pikiran, sekaligus menciptakan aku/ego (atta);
bold biru = perasaan, vedana)
(Dalam Mulapariyaya-suta, 'tanah' lalu diganti dengan air, api, udara, para dewa, konsep-konsep abstrak seperti 'keesaan', 'keanekaragaman', dan akhirnya ... konsep 'nibbana' ... maksudnya, segala sesuatu --konkrit maupun abstrak-- yang bisa dipersepsikan dan dikonsepsikan oleh batin manusia.)
Perhatikan bahwa langkah #1 kata kerjanya
'sa~njaanaati' (mempersepsikan), sedangkan langkah #2 - 5 kata kerjanya
'ma~n~nati' (mengkonsepsikan),sedangkan langkah #6 kata kerjanya
'abhinandati' (bersenang hati = vedana).Nah, langkah #1 itu adalah
'phassa' (persepsi murni);langkah #2 - 5 itu
'pikiran' (mengkonsepsikan);langkah #6 itu
'vedana' (perasaan).Sebagai latihan, mari kita ulangi kembali proses terjadinya pikiran itu dengan bahasa psikologi modern, dengan contoh "mata melihat bunga":
(1)
"mata melihat wujud" - persepsi murni, belum ada nama/label, belum dikenali benda apa itu.
(2)
"pikiran mengkonsepsikan 'bunga' " - pikiran mulai bergerak, dari database-nya (ingatan) memberi nama/label, mengenali, memilah-milah.
(3)
"pikiran mengkonsepsikan [aku] di dalam bunga" - pikiran
menciptakan aku/ego (atta), tapi atta itu masih belum terpisah dari 'bunga'.
(4)
"pikiran mengkonsepsikan [aku] [berbeda] dari bunga" - pikiran mulai memisahkan aku dari bunga, di sini untuk pertama kali muncul
DUALITAS antara
SUBYEK (aku) dan
OBYEK (bunga).
(5)
"pikiran mengkonsepsikan 'bunga untukku' " - si aku/ego (atta) membentuk hubungan (ber-relasi) dengan bunga: ingin memetik ...
(6)
"batin bersenang hati dengan 'bunga' " - muncul 'vedana' (perasaan, emosi).
Demikianlah terlihat bahwa
'emosi' selalu muncul bersamaan dengan 'pikiran'.
(Nah, sebagai latihan, cobalah runut kembali proses berpikir itu dengan menggantikan 'bunga' dengan 'ular'.)
Ini terjadi setiap kali kita
'berpikir', artinya setiap kali kita
menanggapi rangsangan apa pun yang masuk dari luar melalui
pancaindra, atau muncul di dalam batin sebagai
ingatan. ... Setiap kali kita
'mencerap' (mempersepsikan) rangsangan yang kita terima ... kita
mengkonsepsikan apa yang kita cerap ... sekaligus menciptakan
atta ... yang kemudian memisahkan diri dari obyek, menciptakan untuk pertama kali
dualitas antara subyek & obyek ... lalu subyek
membentuk hubungan dengan obyek ... dan terakhir muncullah
emosi menyertai pikiran itu.
Ini dialami oleh setiap puthujjana.
Nah, bagaimanakah kata Sang Buddha tentang seorang
'sekha' (orang yang berlatih untuk mencapai nibbana)?
Seorang 'sekha'
berlatih agar langkah #2 - 6 tidak muncul. ... Jadi ia berlatih, setiap kali mempersepsikan sesuatu--konkrit maupun abstrak--
hanya berhenti pada persepsi murni (langkah #1) ... dan
tidak diikuti oleh 'pikiran & emosi' (langkah #2 - 6).
Bagaimana pula keadaan batin seorang
arahat/Buddha?
Dalam batin seorang arahat/Buddha,
hanya ada persepsi murni (langkah #1) ...
Tidak ada lagi 'pikiran', 'si aku/atta', dan 'emosi' (langkah #2 - 6) untuk selamanya.
Demikianlah secara lengkap isi
Mulapariyaya-sutta (MN 1).Apakah ini cuma sekadar teori yang bagus, yang tidak perlu diingat-ingat?
TIDAK. ... Justru inilah kunci latihan
vipassana yang SESUNGGUHNYA ... inilah kunci
pembebasan (nibbana) ...
Di dalam
MMD (entah di dalam vipassana versi lain), pemeditasi mengamati batinnya
pada saat terjadinya kontak (phassa, persepsi) dengan apa pun ... pada mulanya, mau tidak mau akan muncul
pikiran, si aku, emosi yang menyertai persepsi itu ... tetapi lama-kelamaan, ia akan mengalami bahwa proses batin itu
berhenti pada phassa (persepsi) ... tidak diikuti lagi oleh pikiran ... dengan kata lain,
pikiran berhenti ... ia melihat
gap di antara dua pikiran. ... Kalau ia bisa terus-menerus berada dalam keadaan itu (hanya ada persepsi, tapi tidak ada pikiran, atta & emosi muncul) untuk beberapa lama ... itu disebut
khanika-samadhi ... pintu menuju
nibbana.
Phassa (kontak, persepsi) sebagai
KUNCI vipassana yang sesungguhnya ini tercantum pula dalam
Bahiya-sutta dan
Malunkyaputta-sutta, ketika Sang Buddha berkata:
"Di.t.the di.t.thamatta.m bhavissati," -
"Di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat" - maksudnya tidak dicemari oleh pikiran, si aku & emosi;
"Sute sutamatta.m bhavissati," -
"Di dalam yang terdengar, hanya ada yang terdengar";
"Mute mutamatta.m bhavissati," -
"Di dalam yang tercerap [oleh ketiga indra yang lain], hanya ada yang tercerap";
"Vi~n~naate vi~n~ naatamatta.m bhavissatii" -
"Di dalam yang teringat, hanya ada yang teringat."(Menurut
Kamus Pali (Buddhadata):
"muta" =
sense perceptions through nose, tongue and touch;
'vi~n~naata' (dari
'vijaanaati') =
perceived (tercerap); karena di atasnya sudah disebut 'terlihat', 'terdengar', dan 'tercerap oleh ketiga indra yang lain', maka di sini tinggal
'ingatan' yang muncul pada indra keenam, yaitu batin.)
Inilah yang oleh Sang Buddha disebut
"melihat apa adanya" ("yatha-bhutam nyana-dassanam"). ... artinya melihat segala sesuatu berhenti pada
persepsi murni, tanpa
dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb ...
Kesadaran MMD ini dapat dan harus dibawa ke dalam
kesadaran sehari-hari ... memang dalam kesadaran sehari-hari persepsi mau tidak mau
selalu diikuti pikiran, si aku & emosi ... ini karena
sati belum kuat ... Tapi bila kita cukup terlatih ... pikiran, si aku & emosi yang mengikuti persepsi itu
hanya berlangsung sesaat ... karena
sati bisa menghentikan pikiran, si aku & emosi yang sudah keburu muncul itu agar tidak merajalela. ...
Tapi ini harus terjadi
DENGAN SENDIRINYA,
tidak bisa disengaja. ... Orang tidak bisa bilang,
"Saya mau sadar." ... Kalau
disengaja, itu berarti
batin terlibat lagi dalam konsep-konsep ... kali ini konsep-konsep Mulapariyaya-sutta yang halus ... dan dengan demikian ia
tidak bisa masuk ke dalam samadhi yang sesungguhnya ... di mana
tidak ada lagi pikiran, si aku & emosi.
Semoga Rekan Riky bisa memahami ini. :)
Salam,
Hudoyo
QuoteInilah yang oleh Sang Buddha disebut "melihat apa adanya" ("yatha-bhutam nyana-dassanam"). ... artinya melihat segala sesuatu berhenti pada persepsi murni, [v]tanpa dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb ...[/b]
Jd pikiran pun ada pencemaran??Begitu juga dengan emosi dll???Melihat apa adanya berati terhenti pada konsep persepsi murni??
Persepsi murni=melihatnya hanya sebagai wujud tanpa semua label(maksudnya tanpa mengubah apa2?) dll??
Persepsi murni terhenti pada phassa?Kemudian muncul pikiran yg ada vedana? cetana,aku,emosi dll??
Berati phassa=yg murni dan belum tercemari??Dimana letak pikiran itu sendiri??Brati menuju konsep pemberhentian samsara pikiran juga harus lenyap???(Gw shock baru tau)
Kemudian "pikiran" dan "aku" ini beda ya?
Bukankah pikiran yg memunculkan "aku"?(Maaf jika salah ^^)
"Dalam batin seorang arahat/Buddha, hanya ada persepsi murni "
"Seorang 'sekha' berlatih agar langkah #2 - 6 tidak muncul. ... Jadi ia berlatih, setiap kali mempersepsikan sesuatu--konkrit maupun abstrak--hanya berhenti pada persepsi murni (langkah #1)"
Jika sekha sudah berhenti pada persepsi murni Apakah dia sudah mencapai tingkat arahat?
Dan ketika terhenti pada persepsi murni apakah dia sudah hanya ada persepsi murni didlm batinnya?
Thanks ya atas infonya ^^ benar2 bermanfaat
_/\_
Quote from: tesla on 31 May 2008, 11:56:05 PM
jgn salut dg tesla yg hanya seonggok nafsu.
salut & kagumlah pada Buddha, Yang Sadar.
mudah2an suatu saat melihat Buddha, Yang Sadar.
Oke boZ...
Saddhu!!Saddhu!!Saddhu!!
_/\_
Quote from: Riky_dave on 01 June 2008, 11:27:08 AM
Jd pikiran pun ada pencemaran??Begitu juga dengan emosi dll???Melihat apa adanya berati terhenti pada konsep persepsi murni??
Betul ... Wah ... Riky, Riky ...
pikiran Anda sangat tajam :) ... Dan ternyata
Anda membaca tulisan saya dari awal sampai akhir ... Riky, saya mengucapkan ikut bermudita-citta dengan Anda ... _/\_ ... Saya melihat Anda seperti anak saya sendiri ... :)
Tahukah Anda bahwa tidak semua pembaca DC ini tertarik membaca uraian saya ... banyak di antara mereka yang membaca satu-dua baris saja, lalu berhenti. ... "Terlalu panjang dan njlimet", katanya. ;D
*****
Betul ... justru pikiran & emosi apa pun selalu
terkondisi, selalu
dipengaruhi oleh kepentingan si aku ... Coba, Anda renungkan ... misalnya Anda memikirkan seorang cewek ... atau melihat sebuah jeans Levi's di sebuah mall ... atau melihat tukang bakso lewat ... selalu pikiran Anda yang muncul "dicemari" oleh kepentingan Anda sendiri, bukan? ... ;D ... Anda tidak bisa melihat cewek itu, jeans itu, bakso itu
seperti apa adanya ... tanpa "dicemari" oleh kepentingan Anda ... :)
QuotePersepsi murni=melihatnya hanya sebagai wujud tanpa semua label(maksudnya tanpa mengubah apa2?) dll??
Betul ... :) yang mau mengubah itu kan
si aku, pikiran, cetana ... Itu belum muncul, kalau orang tetap berada pada langkah #1 dari Mulapariyaya-sutta ...
QuotePersepsi murni terhenti pada phassa?Kemudian muncul pikiran yg ada vedana? cetana,aku,emosi dll??
Betul ... Anda sudah melihatnya, memahaminya ... :)
QuoteBerati phassa=yg murni dan belum tercemari??Dimana letak pikiran itu sendiri??Brati menuju konsep pemberhentian samsara pikiran juga harus lenyap???(Gw shock baru tau)
Riky ... Anda bilang Anda "shock" mengetahui hal itu. ... Ketahuilah, itu bukan "shock" ... yang Anda alami itu adalah
INSIGHT (Pencerahan) ... Anda baru mengalami salah satu
vipassana-nyana, yakni
sammasana-nyana, nyana ketiga, menyadari
sekilas 'anicca', 'dukkha' & 'anatta'. ... Sekali lagi, saya mengucapkan bermudita-citta dengan Anda. _/\_
QuoteKemudian "pikiran" dan "aku" ini beda ya?
Bukankah pikiran yg memunculkan "aku"?(Maaf jika salah ^^)
Betul sekali ... Kebanyakan orang berpendapat,
"Akulah yang berpikir, ini pikiran-KU ..." ... Tapi yang sesungguhnya terjadi justru sebaliknya:
pikiranlah yang menciptakan si aku (pada langkah #3 dari Mulapariyaya-sutta). ...
Si aku itu baru muncul ketika pikiran bergerak, yang terjadi dalam sebagian besar waktu kita ... Sehingga kita
MERASA,
aku itu kekal abadi, bahkan ada yang bilang
kita ini punya roh yang kekal abadi. ...
Si aku itu
tidak selamanya ada dalam batin kita, kalau kita
tidak berpikir ... Misalnya, Anda tengah asyik mendengarkan lagu yang enak ... Anda tidak berpikir ... di situ tidak ada si aku ... yang ada hanya suara lagu itu, Anda terhanyut olehnya ... Belakangan kalau Anda "sadar" ... "Wah, lagunya enak" ... di situ baru muncul si aku, karena pikiran Anda bergerak, menanggapi lagu itu. ... Anda (aku, subyek)
berhadapan dengan obyek (lagu) (langkah #4) ... lalu Anda
ber-relasi dengan obyek itu ("ingin memiliki", cetana) (langkah #5) ... Anda merasa
senang dengan lagu itu (langkah #6) ... :)
Sekalipun pada saat terhanyut oleh lagu itu aku itu tidak muncul dalam kesadaran, tapi
potensi aku itu ada
di bawah sadar (lapisan anusaya), karena kita masih diliputi
avijja. ...
Setiap kali pikiran bergerak, aku itu pasti muncul kembali. ...
Quote"Dalam batin seorang arahat/Buddha, hanya ada persepsi murni "
"Seorang 'sekha' berlatih agar langkah #2 - 6 tidak muncul. ... Jadi ia berlatih, setiap kali mempersepsikan sesuatu--konkrit maupun abstrak--hanya berhenti pada persepsi murni (langkah #1)"
Jika sekha sudah berhenti pada persepsi murni Apakah dia sudah mencapai tingkat arahat?
Jika langkah #2 - 6 sudah tidak muncul lagi
untuk selamanya, itu berarti 'sekha' tersebut menjadi 'arahat'. ...
Bukankah Sang Buddha berkata, dalam diri seorang arahat tidak ada lagi pikiran
'ini milikku, ini aku, ini diriku/rohku' ("n'etam mama, n'eso hamasmi, n'eso me atta")QuoteDan ketika terhenti pada persepsi murni apakah dia sudah hanya ada persepsi murni didlm batinnya?
Betul ... :)
Tentu ini menimbulkan pertanyaan bagi Anda: Kalau begitu
bagaimana mungkin Sang Buddha berkhotbah, kalau tidak ada pikiran lagi? ... Begitu bukan implikasinya? ... :)
Riky ...
kita tidak tahu bagaimana persisnya batin seorang arahat/Buddha itu ... Malah Sang Buddha mengatakan,
batin seorang arahat/buddha itu salah satu dari empat hal yang "seharusnya tidak dipikir" (acinteyya) ...
Kita hanya tahu secara logika, bahwa menurut Mulapariyaya-sutta, dalam batin seorang arahat/Buddha
tidak ada lagi langkah #2 - 6 ... Jadi
tidak ada lagi pikiran (sebagaimana kita kenal) dan
tidak ada lagi aku (sebagaimana kita kenal) ...
Jadi apa yang ada, apa yang tinggal? ... Dalam sebuah sutta, Sang Buddha berkata:
"Para bhikkhu, ADA yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terbentuk, tak terkondisi ... Kalau itu tidak ada, orang tidak bisa bebas dari [nama-rupa] yang terlahirkan, tercipta, terbentuk dan terkondisi ini." (Udana 8.3)
Jadi, menurut hemat saya, (saya sendiri belum sampai ke sana :) ), ... seandainya Riky sekarang menjadi arahat ... tidak ada lagi langkah #2 - 6,
tidak ada lagi pikiran & tidak ada lagi si Riky (sebagaimana Anda kenal selama ini) ... tapi di situ
ADA apa yang disebutkan oleh Sang Buddha dalam Udana 8.3 itu. ... Tapi ingat,
ITU hanya muncul ketika si Riky sudah tidak ada lagi, karena batin Anda adalah batin arahat. ... :)
QuoteThanks ya atas infonya ^^ benar2 bermanfaat
_/\_
Turut bermudita-cittena, Riky ... anakku. ... _/\_
Salam,
hudoyo
Quote
Berati phassa=yg murni dan belum tercemari??Dimana letak pikiran itu sendiri??Brati menuju konsep pemberhentian samsara pikiran juga harus lenyap???(Gw shock baru tau)
Kemudian "pikiran" dan "aku" ini beda ya?
Bukankah pikiran yg memunculkan "aku"?(Maaf jika salah ^^)
inilah pengetahuan yg tidak mungkin dimengerti oleh pikiran.
Turut bermudita-cittena, Riky ... anak matahari. _/\_
anumodana Pak Hud, Bro Ricky, Bro Tesla atas diskusi diatas, sungguh mencerahkan (meskipun perlu dibaca berulang2 dan harus direnungkan selalu) :)
::
Quote from: Riky_dave on 01 June 2008, 11:27:08 AM
Inilah yang oleh Sang Buddha disebut "melihat apa adanya" ("yatha-bhutam nyana-dassanam"). ... artinya melihat segala sesuatu berhenti pada persepsi murni, [v]tanpa dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb ...
Mungkin seperti kata kata
"melihat tapi cuma melihat"
"mendengar tapi cuma mendengar"
MOhon koreksi _/\_
Quote from: Che Na on 02 June 2008, 03:38:52 PM
Mungkin seperti kata kata
"melihat tapi cuma melihat"
"mendengar tapi cuma mendengar"
MOhon koreksi _/\_
Sudah betul ... tidak perlu dikoreksi :)
Cuma sekarang jangan tinggal jadi semboyan saja ... tidak ada gunanya kalau begitu ... :)
Bagaimana caranya "melihat tapi cuma melihat"? ... Itu
tidak bisa dilatih secara langsung ... Kita
hanya bisa menyadari ketika kita "TIDAK cuma melihat, melainkan
melihat sambil dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb" ... Justru itulah yang
biasanya terjadi dalam batin kita ... Jadi,
sadari saja semua itu, ketika kita
"tidak cuma melihat ..." ... nanti
dengan sendirinya semua pencemaran itu akan berhenti ... dan di situlah ada "melihat cuma melihat"
yang sesungguhnya, tanpa
diupayakan, tanpa
dicari, tanpa
dilatih.
Jadi, yang penting:
praktik ... praktik ... praktik ... :)
Salam,
hudoyo
Pak hudoyo jika begitu konsep teorinya brati secara mutlak pada saat meditasi kita "sadar" atau "mengamati" objek pernafasan kita??Hanya terfokus pada hal tersebut saja??Tanpa berusaha memikirkan apa2,ketika pikiran yg laen muncul fokus pada pernafasan jgn berpikir gitu ya pak??(wah jika begitu konsepnya sungguh luar binasa para arahat...)
Thanks atas bimbingannya...
_/\_
Kemudian 1 hal lagi brati anicca sangat jelas?Tanpa aku/diri yg kekal...
Disini "aku" brati ketika kita berhenti berpikir maka "aku" akan lenyap bukan bersamaan lenyapnya pikiran??(brati intinya org yg sudah mencapai tingkat kearahatan sudah berhenti "berpikir" dan melihat segala sesuatu dengan persepsi murni.that's amazing.How can do it?Sedangkan pikiran ini setiap detiknya sungguh "liar")Persepsi murni sendiri diats dr pikiran ^^ wah2,gw pikir pikiran yg teratas dr segalanya ^^(rupanya salah ya?)
Sekali lagi Thanks atas bimbingannya...
_/\_
Quote from: hudoyo on 02 June 2008, 06:26:44 PM
Quote from: Che Na on 02 June 2008, 03:38:52 PM
Mungkin seperti kata kata
"melihat tapi cuma melihat"
"mendengar tapi cuma mendengar"
MOhon koreksi _/\_
Sudah betul ... tidak perlu dikoreksi :)
Cuma sekarang jangan tinggal jadi semboyan saja ... tidak ada gunanya kalau begitu ... :)
Bagaimana caranya "melihat tapi cuma melihat"? ... Itu tidak bisa dilatih secara langsung ... Kita hanya bisa menyadari ketika kita "TIDAK cuma melihat, melainkan melihat sambil dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb" ... Justru itulah yang biasanya terjadi dalam batin kita ... Jadi, sadari saja semua itu, ketika kita "tidak cuma melihat ..." ... nanti dengan sendirinya semua pencemaran itu akan berhenti ... dan di situlah ada "melihat cuma melihat" yang sesungguhnya, tanpa diupayakan, tanpa dicari, tanpa dilatih.
Jadi, yang penting: praktik ... praktik ... praktik ... :)
Salam,
hudoyo
Pak hudoyo bisa kasih saran tentang praktiknya??
Pak hudoyo selalu bilang praktik,bisakah cerahkan saya sedikit dengan pengetahuan dan pengalaman bapak?
Thanks...
_/\_
Jujur aja gw benar2 blank banget soal praktek.Gw bingung mau mulai dr mana ^^
Mohon bimbanglah aku yg tdk tau apa2 ini...
_/\_
Quote from: Riky_dave on 02 June 2008, 08:08:51 PM
Pak hudoyo jika begitu konsep teorinya brati secara mutlak pada saat meditasi kita "sadar" atau "mengamati" objek pernafasan kita??Hanya terfokus pada hal tersebut saja??Tanpa berusaha memikirkan apa2,ketika pikiran yg laen muncul fokus pada pernafasan jgn berpikir gitu ya pak??(wah jika begitu konsepnya sungguh luar binasa para arahat...)
Thanks atas bimbingannya...
_/\_
Kemudian 1 hal lagi brati anicca sangat jelas?Tanpa aku/diri yg kekal...
Disini "aku" brati ketika kita berhenti berpikir maka "aku" akan lenyap bukan bersamaan lenyapnya pikiran??(brati intinya org yg sudah mencapai tingkat kearahatan sudah berhenti "berpikir" dan melihat segala sesuatu dengan persepsi murni.that's amazing.How can do it?Sedangkan pikiran ini setiap detiknya sungguh "liar")Persepsi murni sendiri diats dr pikiran ^^ wah2,gw pikir pikiran yg teratas dr segalanya ^^(rupanya salah ya?)
Sekali lagi Thanks atas bimbingannya...
_/\_
Topik ini saya pindahkan ke thread "MMD" di board Meditasi, karena sudah OOT di sini. ... Berkunjunglah ke sana, Riky.
Salam,
hudoyo
Quote from: Riky_dave on 02 June 2008, 08:11:44 PM
Jujur aja gw benar2 blank banget soal praktek.Gw bingung mau mulai dr mana ^^
Mohon bimbanglah aku yg tdk tau apa2 ini...
_/\_
Silakan berkunjung ke thread "MMD" di board Meditasi, Riky. ... :)
Salam,
hudoyo
Quote from: hudoyo on 02 June 2008, 06:26:44 PM
Quote from: Che Na on 02 June 2008, 03:38:52 PM
Mungkin seperti kata kata
"melihat tapi cuma melihat"
"mendengar tapi cuma mendengar"
MOhon koreksi _/\_
Sudah betul ... tidak perlu dikoreksi :)
Cuma sekarang jangan tinggal jadi semboyan saja ... tidak ada gunanya kalau begitu ... :)
Bagaimana caranya "melihat tapi cuma melihat"? ... Itu tidak bisa dilatih secara langsung ... Kita hanya bisa menyadari ketika kita "TIDAK cuma melihat, melainkan melihat sambil dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb" ... Justru itulah yang biasanya terjadi dalam batin kita ... Jadi, sadari saja semua itu, ketika kita "tidak cuma melihat ..." ... nanti dengan sendirinya semua pencemaran itu akan berhenti ... dan di situlah ada "melihat cuma melihat" yang sesungguhnya, tanpa diupayakan, tanpa dicari, tanpa dilatih.
Jadi, yang penting: praktik ... praktik ... praktik ... :)
Salam,
hudoyo
_/\_ GAn En Telah mengingatkan untuk terus praktik ..
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:31:07 AM
Salah 1 sabda SB,"Kehendak berbuat Aku namakan kamma.Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Bisa jelaskan perbedaan dr pikiran dan cetana??
Dr mana asal cetana tsb??
Dhammapada ayat 2,"Pikiran adalah pelopor dr segala sesuatu..."
Dikatakan pikiran pelopor segalanya kenapa SB juga bersabda,"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Brati secara logika berkehendak dulu baru berpikir bukan??
Kok bisa jadi gitu?
Ada yg bisa share?
_/\_
jika dlm situasi tertentu dimana ada karyawan yang meminta office boy dikantornya utk membelikannya sebungkus nasi dan lauk pauk utk makan siangnnya, dan si office boy melakukan itu ...
yang mana yang lbh dulu bertindak ..., si office boy atau si karyawan?
ika.
masa the OB yg duluan
pertanyaannya secara tidak langsung lebih sakti dari sang buddha nich :))
Quote from: ika_polim on 22 April 2009, 10:16:32 AM
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:31:07 AM
Salah 1 sabda SB,"Kehendak berbuat Aku namakan kamma.Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Bisa jelaskan perbedaan dr pikiran dan cetana??
Dr mana asal cetana tsb??
Dhammapada ayat 2,"Pikiran adalah pelopor dr segala sesuatu..."
Dikatakan pikiran pelopor segalanya kenapa SB juga bersabda,"Setelah berkehendak lantas org berbuat melalui pikiran,bdn jasmani dan ucapan"
Brati secara logika berkehendak dulu baru berpikir bukan??
Kok bisa jadi gitu?
Ada yg bisa share?
_/\_
jika dlm situasi tertentu dimana ada karyawan yang meminta office boy dikantornya utk membelikannya sebungkus nasi dan lauk pauk utk makan siangnnya, dan si office boy melakukan itu ...
yang mana yang lbh dulu bertindak ..., si office boy atau si karyawan?
ika.
Quote from: ENCARTA on 22 April 2009, 10:22:14 AM
masa the OB yg duluan
Quote from: Hendra Susanto on 22 April 2009, 10:23:28 AM
pertanyaannya secara tidak langsung lebih sakti dari sang buddha nich :))
ha, ha,ha ...!
mudah2an perumpamaan sederhana sehari-hari tsb membantu mempermudah cara pandang postingan awal!
ika.