Waktu   :  Minggu, 25 May 2008
Jam      :  12.00-19.00
Tempat :  Comminity Center Apartement Taman Anggrek
               Jl.S.Parman Kav 21 , Jakarta Barat
Pembicara : 
1. Bhikkhu Sujato, Head of Santi Forest Monastery, Sydney, Australia
2. Bhikkhu Tedjadhammo, Head of Sangha lodge, Sydney, Australia
3. Bhikkuni Dhammananda, Thailand
Keynote speaker : Bp. Corneless Wowor MA.
Moderator         : Ibu Lanny Anngawati, Penerjemah Tipitaka dari, Klaten, Jawa Tengah
Buruan dapetin tiketnya di vihara Anda atau telp/sms ke call center ADS : 0815-818-3853 atau 0818-0288-1186  Gratis.
 _/\_
			
			
			
				Wuaks, pembicaranya berat sebelah nih ;D
Yang mendukung Sangha Bhikkhuni semua.
Kenapa ya, pembicaraan-pembicaraan mengenai Sangha Bhikkhuni gak pernah sangat jarang yang mendatangkan yang menentang? Biar adil gitu loh.
			
			
			
				gw juga setuju...^^
yg penting isinya..
daripada ada Bhikkhu yg ngajarin 5 kata suci dan jeduk2 dilantai 100 kali..
 
			
			
			
				Quote from: El Sol on 12 May 2008, 07:15:05 PM
gw juga setuju...^^
yg penting isinya..
daripada ada Bhikkhu yg ngajarin 5 kata suci dan jeduk2 dilantai 100 kali..
 
Menurut saya Sang Buddha tidak pernah melarang pembentukan kembali Sangha Bhikkhuni walau telah putus silsilahnya. Kita boleh2 saja merasa Sangha Bhikkuni sekarang itu tidak sah menurut aturan vinaya, tetapi sejauh bhikkuni2 itu mentaati dhamma dan vinaya, maka pintu kearahatan tetap terbuka bagi mereka, jika demikian maka saya merasa tidak penting lagi utk memperdebatkan sah atau tidaknya Sangha bhikkuni. Bgm pendapat rekan2?  :)   
			
 
			
			
				Saya rasa juga begitu, selama mereka mau mengikuti Dhamma dan Vinaya, maka mereka juga dapat mencapai pembebasan seperti bikkhu/bhiksu/bhiksuni.
Ngomong2, Ayya Santini termasuk Bhikkhuni atau masih samaneri ya?
			
			
			
				Kayaknya Ayya Santini udah Bhikkhuni deh. Soalnya Ayya Santini udah menahbiskan Samaneri. Bukannya Samaneri ga bisa menahbiskan Samaneri? _/\_
			
			
			
				Meskipun tidak mempelajari secara mendalam soal Sangha Bhikkhuni, namun saya sependapat dengan rekan2 yg lainnya bahwa Sangha Bhikkhuni sah2 saja.
Wadah ini (sangha bagi wanita) tetap diperlukan dan bermanfaat bagi yg telah masak buah kammanya, meskipun telah terputus kalo dilihat dari silsilah sejak zaman Sang Buddha.
Bukanlah keturunan yg membuat seseorang mulia, namun perbuatanlah yg berperan.
Bukanlah silsilah yg membuat sangha menjadi bermanfaat, namun implementasi sila dan vinaya lah yg membuatnya jadi berperan.
::
			
			
			
				Quote from: El Sol on 12 May 2008, 07:15:05 PM
gw juga setuju...^^
yg penting isinya..
daripada ada Bhikkhu yg ngajarin 5 kata suci dan jeduk2 dilantai 100 kali..
 
musavada....ga pernah yo ada bhikkhu yang ngajarin 5 kata suci dan jedak jeduk,adanya itu manusia biasa yang mendadak dapat ilham untuk membuat aliran jedak jeduk.
			
 
			
			
				Quote from: chingik on 12 May 2008, 10:51:22 PM
Quote from: El Sol on 12 May 2008, 07:15:05 PM
gw juga setuju...^^
yg penting isinya..
daripada ada Bhikkhu yg ngajarin 5 kata suci dan jeduk2 dilantai 100 kali..
 
Menurut saya Sang Buddha tidak pernah melarang pembentukan kembali Sangha Bhikkhuni walau telah putus silsilahnya. Kita boleh2 saja merasa Sangha Bhikkuni sekarang itu tidak sah menurut aturan vinaya, tetapi sejauh bhikkuni2 itu mentaati dhamma dan vinaya, maka pintu kearahatan tetap terbuka bagi mereka, jika demikian maka saya merasa tidak penting lagi utk memperdebatkan sah atau tidaknya Sangha bhikkuni. Bgm pendapat rekan2?  :)  
 
Sang Buddha mana bisa melarang toh beliau sudah lama Parinibbana ketika Sangha Bhikkhuni terputus. berspekulasi tidak - tidak menjurus pada musavada.(mengerti maksud aye kan).
IMO, Sangha Bhikkuni dulu dibentuk Sang Buddha dengan kebijaksanaan Beliau melihat, namun ada beberapa hal dibelakang seperti Kemunduran Dhamma yang bisa terjadi. namun karena sudah terbentuk meskipun putus ya tetep aja Sang Buddha telah merestui adanya Sangha Bhikkuni. dan selama mereka menjaga Vinaya, Sila,Samadhi,Panna, no problemo. sebagaimana Master Cheng Yen juga seorang bhikkuni teladan yang sangat ketat Vinaya nya.
			
 
			
			
				dari Milinda Panha
"Setelah pentahbisan para wanita, Sang Buddha bersabda bahwa ajaran yang  
murni itu hanya akan bertahan selama 500 tahun. Tetapi kepada Subaddha  
Beliau bersabda, 'Selama para bhikkhu Sangha masih menjalani kehidupan suci  
maka dunia ini tidak akan kekurangan Arahat.'  
Pernyataan-pernyataan ini bertentangan."  
"O Baginda, Sang Buddha memang membuat kedua pernyataan itu, tetapi keduanya  
berbeda dalam inti dan arti. Yang satu berhubungan dengan umur ajaran yang  
murni, sedangkan satunya lagi berhubungan dengan praktek dari kehidupan  
agama. Dan dua hal ini jelas sangat berbeda. Pada saat bersabda tentang 500  
tahun itu. Beliau memberikan batasan kepada agama. Akan tetapi ketika  
berbicara kepada Subaddha Beliau menyatakan tentang apa yang terkandung  
dalam agama. Jika murid-murid Sang Buddha terus berusaha sekuat-kuatnya  
dalam lima faktor perjuangan (Padhana: keyakinan, kesehatan yang baik,  
kejujuran, semangat, dan kebijaksanaan); mempunyai keinginan murni untuk 3  
latihan (sila, samadhi, panna); menyempurnakan diri mereka dalam tindakan  
dan nilai-nilai luhur; maka ajaran Sang Penakluk yang mulia itu akan  
bertahan lama dan akan semakin kuat dan kokoh dengan berjalannya waktu.  
Ajaran Sang Buddha, O Baginda raja, berakar pada praktek. Prakteklah  
intinya, dan ajaran itu akan tetap bertahan selama praktek tidak kendur.  
Suatu ajaran bisa lenyap karena tiga hal:  
1. mundurnya pencapaian pandangan terang di dalam ajaran itu,  
2. mundurnya praktek yang berhubungan dengan ajaran itu, dan  
3. mundurnya bentuk luar ajaran itu.  
Bila pengertian intelektual hilang, maka meskipun orang yang sudah menjalani  
hidup dengan benarpun tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang ajaran  
itu. Dengan mundurnya praktek, penerapan aturan Vinaya akan hilang dan hanya  
bentuk luar agama itu saja yang tertinggal. Bila bentuk luar itu lenyap maka  
tradisi itu terputus dan tidak akan dapat  
berlanjut." 
			
			
			
				Jadi yang melarang/tidak setuju itu siapa dan alasannya apa?
			
			
			
				Kalau mau cari pembicara yang menentang pembentukan kembali Sangha Bhikkhuni, undang juga dari aliran Vajrayana.. :D
Silakan baca di sini: http://santifm1.0.googlepages.com/darkmatter oleh Ajahn Sujato.
Artikel ini panjang banget dan bahasanya berat, tapi sangat menarik untuk disimak.. ;D
Artikel ini menceritakan bahwa ternyata Theravada tidak sebegitu konservatif seperti yang kita bayangkan selama ini.. ;)
Quote from: chingik on 14 May 2008, 04:49:00 PM
Jadi yang melarang/tidak setuju itu siapa dan alasannya apa?
Jawabannya ada di dalam artikel di atas.. :)
			
				ada terjemahannya ga??? website itu bahasa inggris...
hehhee...
			
			
			
				Kok dilarang??
Aneh banget???
Setiap org berhak untuk mencapai kesempuranan bukan??
Setiap makhluk memiliki "Benih Kebuddhaan"
Apa yg slh dengan Bhikkhuni??
_/\_
			
			
			
				Quote from: Lex Chan on 17 May 2008, 09:40:16 PM
Artikel ini menceritakan bahwa ternyata Theravada tidak sebegitu konservatif seperti yang kita bayangkan selama ini.. ;)
Maksud anda Theravada tdk begitu konservatif apa?Apa makna dr kata konservatif?
Thanks..
_/\_
			
 
			
			
				Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:38:33 AM
Apa makna dr kata konservatif?
konservatif = kolot, kaku, keras kepala, tegas, sulit diubah pendiriannya, lembam, inert..
silakan pilih sendiri suka istilah yang mana.. ;D
			
 
			
			
				Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:38:33 AM
Apa makna dr kata konservatif?
konservatif = tradisionil, teguh, konsisten, tegas, tidak berubah pendiriannya, asli, orisinil..
silakan pilih sendiri suka istilah yang mana.. ;D
			
 
			
			
				At : atas...
Thank you atas infonya..^^
_/\_
			
			
			
				1pertanyaan lagi..
kenapa dikatakn tdk begitu konservatif??
Bukankah hal ini terjd karena "banyak yg merasa mencocokan persamaan lbh bagus,menjaga kerukunan sesama umat buddha tp beda aliran lbh bagus??"
_/\_
			
			
			
				Saya pribadi belum bisa menyatakan mendukung maupun menolak. Sekarang marilah kita coba menelaah alasan dari masing-masing pihak. Saya coba untuk sebagai trigger diskusi
Mayoritas rekan-rekan yang pro kemunculan bhikkhuni disini mengatakan hal yang hampir sama. Seperti quote berikut ini
QuoteSejauh bhikkuni2 itu mentaati dhamma dan vinaya, maka pintu kearahatan tetap terbuka bagi mereka.
Selama mereka mau mengikuti Dhamma dan Vinaya, maka mereka juga dapat mencapai pembebasan 
Untuk apa sih dilarang-larang untuk melakukan hal yang baik (menjadi bhikkhuni).
Sekilas alasan ini dapat diterima. Tetapi, bagaimana bisa menaati Vinaya sepenuhnya, ketika pada permulaan saja yang bersangkutan sudah melanggar Vinaya? Mengapa melanggar Vinaya pada permulaan? Karena dalam vinaya dikatakan bahwa untuk menjadi seorang bhikkhuni harus ditahbiskan oleh 2 sangha yaitu bhikkhu dan bhikkhuni. Ketika hanya ada sangha bhikkhu maka penahbisan tidak bisa berjalan. Dan kini sangha bhikkhuni sudah tidak ada, jadi ketika seseorang memaksakan diri menjadi bhikkhuni, maka ia sudah melanggar Vinaya yang menetapkan harus adanya sangha bhikkhuni dalam sebuah penahbisan. 
Mengikuti Dhamma dan Vinaya yang berakhir pada ke-arahat-an. Pertanyaannya adalah apakah untuk mencapai ke-arahat-an harus memasuki sangha? Jika tidak, untuk apa memaksakan diri membentuk sangha bhikkhuni yang sudah tidak bisa lagi dibentuk? Apakah pangkat, title bhikkhuni bisa menjamin mencapai ke-arahat-an ? Jika tidak, kenapa tidak tetap menjadi anagarini dengan menaati Dhamma dan Vinaya seorang bhikkhuni, toh ke-arahat-an bisa dicapai juga? Kecuali ada larangan bahwa Vinaya hanya untuk bhikkhuni saja.
Inilah sanggahan yang ada untuk alasan dari mereka yang pro.
BTW bukankah sebaiknya topik ini dipindahkan ke ruang diskusi?
			
				Jujur... g ikutin thread ini jadi plin plan... kadang g jadi pro kadang jadi kontra...
Ternyata g masih plin plan...
Bingung g mau kontra atau pro... karena koq kayaknya membingungkan sekali ya??
Mohon para senior ajari aku lagi  ^:)^
			
			
			
				Quote from: Wei on 12 June 2008, 08:41:30 AM
Jujur... g ikutin thread ini jadi plin plan... kadang g jadi pro kadang jadi kontra...
Ternyata g masih plin plan...
Bingung g mau kontra atau pro... karena koq kayaknya membingungkan sekali ya??
Mohon para senior ajari aku lagi  ^:)^
kadang pro, kadang kontra....  <---- ini bagus
daripada pro atau kontra terus. 
pro / kontra terus namanya 'mempertahankan pendapat'.
tapi kalau kadang pro kadang kontra itu namanya belajar, yg namanya belajar, kebijaksanaan pasti bertambah..... 
ada kalimat: "aku memegang pemahaman yg terbaik, jika ada dalil baru yg bisa meruntuhkannya, aku akan meninggalkan pemahaman lamaku dan memegang pemahaman baruku."
::
			
 
			
			
				Quote from: Wei on 12 June 2008, 08:41:30 AM
Jujur... g ikutin thread ini jadi plin plan... kadang g jadi pro kadang jadi kontra...
Ternyata g masih plin plan...
Bingung g mau kontra atau pro... karena koq kayaknya membingungkan sekali ya??
Mohon para senior ajari aku lagi  ^:)^
Itu pembelajaran bro...Bagus...Asal jangan "ragu2" terus...
Salam,
Riky
			
 
			
			
				bukan gue punya urusan lho. Mau dimunculkan atau mau dibenamkan silahkan aja. yang penting bisa jaga diri masing masing(vinaya), dan tujuannya jangan di belokan (dhamma).  
			
			
			
				Quote from: mushroom_kick on 12 May 2008, 06:58:30 PM
Waktu   :  Minggu, 25 May 2008
Jam      :  12.00-19.00
Tempat :  Comminity Center Apartement Taman Anggrek
               Jl.S.Parman Kav 21 , Jakarta Barat
Pembicara : 
1. Bhikkhu Sujato, Head of Santi Forest Monastery, Sydney, Australia
2. Bhikkhu Tedjadhammo, Head of Sangha lodge, Sydney, Australia
3. Bhikkuni Dhammananda, Thailand
Keynote speaker : Bp. Corneless Wowor MA.
Moderator         : Ibu Lanny Anngawati, Penerjemah Tipitaka dari, Klaten, Jawa Tengah
Buruan dapetin tiketnya di vihara Anda atau telp/sms ke call center ADS : 0815-818-3853 atau 0818-0288-1186  Gratis.
 _/\_
waktu itu ada yg pergi?
apa pelajaran yang bisa dipetik?