sang Buddha tdk melarang umatnya sendiri makan dagingkan??
Jika memenuhi 3syarat berikut:Tdk curigai,Tdk melihat n tdk mendengar...
Yg jd permasalahn dan yg saya ingin tanyakan adalah,"mama gw masak kerang(kerang yg dimasak pasti hidup2)kemudian ditumis dgn cabe,dll.Yg ingin saya tanyakan apakah memakan kuah dari kerang tersbt saja sudah termsk pelanggaran???(mksdnya cuma makan kuah kerang,tp gk makan kerangnya)Jika ya apa alasannya??
Mohon pendapat dr ci2 dan ko2 sekalian...
_/\_
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 07:10:07 PM
Jika memenuhi 3syarat berikut:Tdk curigai,Tdk melihat n tdk mendengar...
Itu hanya berlaku buat anggota monastik, tetapi tidak berlaku untuk umat awam..
Quote from: Lex Chan on 04 May 2008, 07:12:28 PM
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 07:10:07 PM
Jika memenuhi 3syarat berikut:Tdk curigai,Tdk melihat n tdk mendengar...
Itu hanya berlaku buat anggota monastik, tetapi tidak berlaku untuk umat awam..
Apa maksud anda buat
anggota monastik???
Tdk berlaku untuk umat awam???mksdnya umat awam boleh makan daging ya??Mohon rincian dan penjelasannya...
_/\_
Oh ya, sebelumnya perlu dibatasi dulu ke dalam lingkup anggota monastik Theravada.
Kalau anggota monastik Mahayana tidak makan daging.
Anggota monastik = pertapa, yaitu bhikkhu, bhikkhuni, samanera, samaneri (Theravada)
Anggota monastik Theravada menghindari mengonsumsi daging apabila ybs "mencurigai, melihat, atau mendengar" bahwa ada binatang yang dibunuh untuk dipersembahkan menjadi makanan ybs. Ini dikarenakan adanya peraturan untuk anggota monastik Theravada. Tetapi peraturan ini hanya berlaku untuk anggota monastik Theravada, dan tidak berlaku (tidak diwajibkan) untuk umat awam Theravada. Jadi, walaupun umat awam Theravada "mencurigai, melihat, atau mendengar", tetap boleh mengonsumsi binatang yang dibunuh itu.. :)
Quote from: Lex Chan on 04 May 2008, 07:31:32 PM
Oh ya, sebelumnya perlu dibatasi dulu ke dalam lingkup anggota monastik Theravada.
Kalau anggota monastik Mahayana tidak makan daging.
Anggota monastik = pertapa, yaitu bhikkhu, bhikkhuni, samanera, samaneri (Theravada)
Anggota monastik Theravada menghindari mengonsumsi daging apabila ybs "mencurigai, melihat, atau mendengar" bahwa ada binatang yang dibunuh untuk dipersembahkan menjadi makanan ybs. Ini dikarenakan adanya peraturan untuk anggota monastik Theravada. Tetapi peraturan ini hanya berlaku untuk anggota monastik Theravada, dan tidak berlaku (tidak diwajibkan) untuk umat awam Theravada. Jadi, walaupun umat awam Theravada "mencurigai, melihat, atau mendengar", tetap boleh mengonsumsi binatang yang dibunuh itu.. :)
Ya betul kata anda cuma sebatas anggota monastik,tapi jika begitu anda berkata tetap boleh???bukankah anda sedang mengajarkan umat berbuat kamma buruk???
Bukankah peraturan dr anggota monastik,jg bole dipraktekkan oleh umat awam jg???jk umat awam cm bisa teorinya sama aja bohong kan???
Truz pertanyaan gw adalah mengacu pada umat yg mengambil peraturan anggota monastik(Peraturan yg bisa dilaksanakan Seperti pancasila bUddhis,attha sila,dll)
Krn gw jg mengambil peraturan tsb dlm kehdpan sehari2 gw..
dan mslh yg gw tanyakan jg muncul dr pengalaman2 gw...
_/\_
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 08:01:08 PM
Ya betul kata anda cuma sebatas anggota monastik,tapi jika begitu anda berkata tetap boleh???bukankah anda sedang mengajarkan umat berbuat kamma buruk???
Lha.. Karma buruknya di mana? ???
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 08:01:08 PM
Bukankah peraturan dr anggota monastik,jg bole dipraktekkan oleh umat awam jg???jk umat awam cm bisa teorinya sama aja bohong kan???
Truz pertanyaan gw adalah mengacu pada umat yg mengambil peraturan anggota monastik(Peraturan yg bisa dilaksanakan Seperti pancasila bUddhis,attha sila,dll)
Krn gw jg mengambil peraturan tsb dlm kehdpan sehari2 gw..
dan mslh yg gw tanyakan jg muncul dr pengalaman2 gw...
_/\_
Kalau umat awam mau mempraktekkan peraturan monastik sedikit2 sih silakan aja..
Mudah2an bukan semuanya, nanti malah jadi repot.. ;D
Kalau mau semuanya, mending langsung nyebur jadi anggota monastik aja.. :)
kalau menurut gue sih sebaiknya loe kasih tahu mama loe aja bahwa gak boleh bunuh hewan karena karma buruk.
kalau mama loe masak kerang kan berarti mama loe bunuh kerang2 itu.
Jadi untuk menghindari terjadi lagi kejadian seperti itu misalnya masak kerang atau potong ayam, masak kepiting hidup2, dll.
Balas budi yang terbesar pada orang tua kita adalah Mengajarkan mereka utk Berbuat Baik, Menghindari perbuatan yang Melanggar Sila, dan Mengajak mereka untuk dengar Ceramah di Vihara, ikut Puja Bakti, Baca Paritta, Meditasi, Berdana, dll.
Ooh.. Itu toh maksudnya.. :)
Thanks Bro Hengki.. ^:)^
Peraturan itu ditetapkan karena ketika Sang Buddha diundang makan, kebetulan ada dagingnya. Dan diomongin aliran lain.
Sang Buddha mengatakan peraturan untuk Sangha kalau makanan itu tidak dilihat, didengar, dan tidak dicurigai dibunuh khusus maka gak salah.
Peraturan Sangha ditujukan kepada mereka yang menempuh kehidupan suci, gak pernah disamakan dengan kehidupan perumah tangga.
Sang Buddha tau lar, mana yang tepat, dalam arti sesuai dengan situasi dan kondisi. Kalau mau ngomong yang benar aja kalau waktunya gak tepat gak akan diomongin.
Bayangkan kalau umat awam dilarang berhubungan kelamin antara suami dan istri. Apa itu sesuai? Bisa geger rimba persilatan, yang ada dituduh terlalu ekstrim.
Kalau kamu mau melaksanakan kehidupan suci, silahkan saja. _/\_
Cuma kalau kamu merasa memiliki kebijaksanaan lebih dari seorang Sammasambuddha dan menghakimi umat awam, waduh.
Gak usah disuruh juga setiap sebab ada akibatnya. Kalau orang bijaksana dan mau melaksanakan hal-hal yang baik, gak usah disuruh juga akan dilaksanakan sendiri.
Best regards.
Mohon maaf jika OOT
Hm.. sedikit komplen ya buat bro Riki..
Anda di sini dalam status bertanya.. jadi anggaplah diri Anda tidak tahu.
Jadi jika Anda bertanya, lalu ada yang menjawab pertanyaan Anda, Anda idealnya menghargai jawaban itu, dan bila tidak puas dengan jawaban itu Anda bisa bertanya kembali dengan nada yang lebih sopan.
IMO, Menjudge seseorang yang menjawab pertanyaan Anda menurut pengetahuan dia dengan mengatakan dia berbuat karma buruk itu sangatlah tidak etis. Bahasa kasarnya, sudah baik pertanyaan Anda dijawab, tetapi malah dikatakan berbuat karma buruk. Ini forum diskusi, bukan forum benar / salah. Semuanya didiskusikan di sini. Kalau ada yang tidak benar maka diluruskan bukan dijudge benar dan salah.
Karena praktek Buddha Dhamma tidak hanya suci dari tidak memakan daging, tetapi juga dari menjaga ucapan dan perkataannya termasuk dalam sila ke 4 dari Pancasila Buddhis
Semoga dapat dipahami. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 08:01:08 PM
Quote from: Lex Chan on 04 May 2008, 07:31:32 PM
Oh ya, sebelumnya perlu dibatasi dulu ke dalam lingkup anggota monastik Theravada.
Kalau anggota monastik Mahayana tidak makan daging.
Anggota monastik = pertapa, yaitu bhikkhu, bhikkhuni, samanera, samaneri (Theravada)
Anggota monastik Theravada menghindari mengonsumsi daging apabila ybs "mencurigai, melihat, atau mendengar" bahwa ada binatang yang dibunuh untuk dipersembahkan menjadi makanan ybs. Ini dikarenakan adanya peraturan untuk anggota monastik Theravada. Tetapi peraturan ini hanya berlaku untuk anggota monastik Theravada, dan tidak berlaku (tidak diwajibkan) untuk umat awam Theravada. Jadi, walaupun umat awam Theravada "mencurigai, melihat, atau mendengar", tetap boleh mengonsumsi binatang yang dibunuh itu.. :)
Ya betul kata anda cuma sebatas anggota monastik,tapi jika begitu anda berkata tetap boleh???bukankah anda sedang mengajarkan umat berbuat kamma buruk???
Bukankah peraturan dr anggota monastik,jg bole dipraktekkan oleh umat awam jg???jk umat awam cm bisa teorinya sama aja bohong kan???
Truz pertanyaan gw adalah mengacu pada umat yg mengambil peraturan anggota monastik(Peraturan yg bisa dilaksanakan Seperti pancasila bUddhis,attha sila,dll)
Krn gw jg mengambil peraturan tsb dlm kehdpan sehari2 gw..
dan mslh yg gw tanyakan jg muncul dr pengalaman2 gw...
_/\_
ingat az sila pertama saya berjanji untuk melatih blaaa......cobalah nasehatin mama jgn membunuh..beli bangkai jg enak kok..gk musti kerang..
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 07:10:07 PM
sang Buddha tdk melarang umatnya sendiri makan dagingkan??
Jika memenuhi 3syarat berikut:Tdk curigai,Tdk melihat n tdk mendengar...
Yg jd permasalahn dan yg saya ingin tanyakan adalah,"mama gw masak kerang(kerang yg dimasak pasti hidup2)kemudian ditumis dgn cabe,dll.Yg ingin saya tanyakan apakah memakan kuah dari kerang tersbt saja sudah termsk pelanggaran???(mksdnya cuma makan kuah kerang,tp gk makan kerangnya)Jika ya apa alasannya??
Mohon pendapat dr ci2 dan ko2 sekalian...
_/\_
ai cia tu mien mui :whistle:
kl memang mo makan ya gk usah tanya lg, proses pembuatan bro tau kan, biar cm kuah tp itu kerang mati ditangan mama bro...
Ya betul kata anda cuma sebatas anggota monastik,tapi jika begitu anda berkata tetap boleh???-->memang peraturan-nya begitu.Cba ja mikir, anggota Sangha biasanya dijunjung tinggi sama umat, pasti umat mo memberikan yg makanan yg terbaik bwt Sangha.Klo tiap kali ada anggota Sangha dtng, isa2 anggota Sangha jadi subjek pembunuhan masal.
bukankah anda sedang mengajarkan umat berbuat kamma buruk???--> mengajarkan kamma buruk??Mohon diperjelas makna "anda" ini siapa yah?
Bukankah peraturan dr anggota monastik,jg bole dipraktekkan oleh umat awam jg???--> silahken aja klo mau praktekkan peraturan Sangha.
jk umat awam cm bisa teorinya sama aja bohong kan???--> emank bohong..Trus, apakah dgn bervege(contohnya) akan membuat seseorang menjadi suci??Dan dgn bervege akan membuat seseorang mencapai nirvana?
Truz pertanyaan gw adalah mengacu pada umat yg mengambil peraturan anggota monastik(Peraturan yg bisa dilaksanakan Seperti pancasila bUddhis,attha sila,dll)
Krn gw jg mengambil peraturan tsb dlm kehdpan sehari2 gw..
dan mslh yg gw tanyakan jg muncul dr pengalaman2 gw...
Harus disadari, anggota monastik dan umat awam itu berbeda.Dan menurut gw, semua peraturan Sangha itu bukan sebuah jalan pintas menuju nirvana, tetapi lebih kepada alat agar anggota Sangha dapat menjalankan tugasnya secara fokus, yaitu melestarikan dhamma.Menjadi umat awam jg kaga salah, umat awam punya peranan dalam mendukung Sangha. Klo pake istilah biologi, simbiosis mutualisme lha... :))
Quote from: Riky_dave on 04 May 2008, 07:10:07 PM
Yg ingin saya tanyakan apakah memakan kuah dari kerang tersbt saja sudah termsk pelanggaran???(mksdnya cuma makan kuah kerang,tp gk makan kerangnya)Jika ya apa alasannya??
Mohon pendapat dr ci2 dan ko2 sekalian...
_/\_
Nah, yg jadi problem adalah, apakah anda tahu, bahwa mama anda memasakan kerang tersebut KHUSUS untuk anda?
Jika anda tahu, bisa kan sebelumnya anda cancel.. (mam, jgn dimasak kasihan tuh kerang.. nah clearkan problemnya)
Untuk hub dgn sang buddha, betul yg dikatakan kawan2 di atas. namun kan alangkah lebih baiknya (kita sebagai umat awam) mempraktekan sila/peraturan monastik/kebikhhuan jika kita sanggup.
[at] ricky, memang susah jika kita masih dalam lingkungan keluarga. katakannlah anda berniat vege(sory OOT) tapi pada waktu itu.. mama anda memasakkan kuah daging +telor+semur ayam ( =P~ =P~ =P~) bagi donk!!! :P
nah, apakah anda akan memakannya?? susah kan..
dilain sisi mau
viriya (teguh tidak makan daging walau sehari)
sayang nih masakan udah dibuat si mami capek2
lapar dan enak nih daging...
soo... ???
kalau saya seh makan saja.. dari pada si mami marah2.. urusan jadi panjang dan runyem..(ribet)
semoga membantu.
_/\_
Masalahnya mungkin gw yg sok tau atau anda yg tidak mengerti/tdk tanggap mksd gw??
Seperti kata2 anda sekalian,gw sangat menghargai untuk melarang ibu saya sendiri untuk membunuh,tp sanggupkah anak 17thn melawan ortu sendiri??Belum ngo pun uda ditampar gw...
Mohon dipahami sendiri n dimaklumi..
Dan ma2 gw tu masak bukan untuk gw sendiri,tp semua anggota.dan semua anggota suka makan kerang sendiri...
Kemudian dr pd itu gw uda coba jelasin,tetapi anda sendiri tau bagaimana kolotnya org zaman dolo...
Ma2 gw mengambil adat istiadat tionghoa sendiri(yakni menyembah dewa dan dewi,pantang ini dan itu,Percaya ramalan,jip tang dll) Dan pa2 gw sendiri tdk percaya thdp apa yg dinamakan AGAMA,Tuhan,dll...
Koko dan ci2 gw tien tien bu ce tau...
Gmn gw bs jelasinnya??Coba anda diposisi saya....
Saya bkn ngejudge anda2 sekalian,tp anda tdk menangkap pokok permasalahannya langsung menyerang posting gw...
Mohon diliat baik2 maksud dr gw sendiri....
Kemudian drpd itu bukankah attha sila bisa dilakukan oleh umat awam setiap uposattha???1,8,15,23??Kenapa anda lsg menjudge sebagai terjun langsung ke khdpan suci??
Anda menanggapi semua kata2 gw dgn negatif...(Menurut gw secara pribadi,apakah mgkn krn gw br bergabung dan anda2 sekalian adalah senior sendiri???)
Menurut gw attha sila sendiri hanya 0,01% untuk menuju ke khdpan suci..Maaf anda liat kata2 anda sendiri...
_/\_
wah kalo kondisinya gitu ribet juga yah.
Mungkin perlu pdkt bertahap dan jangka panjang. dulu mama aye juga gitu. setelah bertahun2x akhirnya mengerti. Tapi yah kadang2x masih bablas juga. Mesen kepiting di restoran.
btw disini nga ada senior dan junior koq :)
Kan gw da tekankan dlm kalimat gw,menurut gw sendiri...
Coba aja anda baca semua posting yg dikasih ke gw...
Baca baik2...
Byk yg gk tau topik permasalahan...
Tp bisa ngepost ampe gitu...
_/\_
Bro riky, Harap bro bisa menghargai jawaban dari rekan2 forum lainnya, demikian pula rekan2 yang lain menghargai pertanyaan bro riky. Rekan2 di forum telah menyediakan waktu dan pikiran untuk menjawab pertanyaan bro riky, Jika jawaban tidak sesuai, bro bisa meluruskan hal tersebut dengan penulisan yang sopan. Di beberapa postingan bro riky terkesan "menjudge" dan "menggurui" anggota lainnya, mohon kerjasamanya yah ..
Disini kami anggota forum sangat terbuka dalam bertukar pikiran, jadi mari kita saling menghormati ... Tidak ada junior dan senior di forum, di forum kami menjaga persahabatan antar anggota dan saling menghargai satu sama lainnya ... :)
:backtotopic ...
Setuju Ko Felix,selagi org menghargai dan menghormati ketika kepada kita tdk menghargai dan menghormati org tsb???
:backtotopic:
Wah.. jawab salah, ngga jawab juga salah... :)
Bro Riky mirip aye waktu zaman dulu... ;D
Quote from: Riky_dave on 05 May 2008, 08:52:32 PM
Setuju Ko Felix,selagi org menghargai dan menghormati ketika kepada kita tdk menghargai dan menghormati org tsb???
:backtotopic:
Hm.. Kita lihat perkembangan dan kabar baik dari Anda..
Sebelum Anda minta dimengerti, mengerti dulu orang lain..
Sebelum Anda minta dihargai, hargai dulu orang lain..
Bukan gitu Lex...Tp cm kasih tau,jgn cpt banget ngejudge pertanyaan seseorg...Bukankah lebih baik bertanya kepada si penanya jk ada hal yg kurang jelas??sehingga bisa sama2 connect,slg menghargai dan menghormati...
Salah/bnr tdk ada dlm kata gw...
Yg ada Seperti kata ko tesla kusala dan akusala...
Jika kusala gw ambil,jk akusala ya uda dihindari....
_/\_
Quote from: Riky_dave on 05 May 2008, 09:06:40 PM
Bukan gitu Lex...Tp cm kasih tau,jgn cpt banget ngejudge pertanyaan seseorg...Bukankah lebih baik bertanya kepada si penanya jk ada hal yg kurang jelas??sehingga bisa sama2 connect,slg menghargai dan menghormati...
Salah/bnr tdk ada dlm kata gw...
Yg ada Seperti kata ko tesla kusala dan akusala...
Jika kusala gw ambil,jk akusala ya uda dihindari....
_/\_
Interupsi..
Hm.. Kenapa
HARUS jangan menjudge pertanyaan ?
Kenapa
TIDAK DIBILANG HARUS jangan menjudge Jawaban ?
Bisa Anda jelaskan ?
Get my point ? Jangan mengharapkan orang menghargai kita.
Tapi tunjukkan sikap kita menghargai orang lain terlebih dahulu.
Dari sana baru tampak kualitas seseorang
Quote from: FoxRockman on 05 May 2008, 09:15:11 PM
Quote from: Riky_dave on 05 May 2008, 09:06:40 PM
Bukan gitu Lex...Tp cm kasih tau,jgn cpt banget ngejudge pertanyaan seseorg...Bukankah lebih baik bertanya kepada si penanya jk ada hal yg kurang jelas??sehingga bisa sama2 connect,slg menghargai dan menghormati...
Salah/bnr tdk ada dlm kata gw...
Yg ada Seperti kata ko tesla kusala dan akusala...
Jika kusala gw ambil,jk akusala ya uda dihindari....
_/\_
Interupsi..
Hm.. Kenapa HARUS jangan menjudge pertanyaan ?
Kenapa TIDAK DIBILANG HARUS jangan menjudge Jawaban ?
Bisa Anda jelaskan ?
Get my point ? Jangan mengharapkan orang menghargai kita.
Tapi tunjukkan sikap kita menghargai orang lain terlebih dahulu.
Dari sana baru tampak kualitas seseorang
Take it easy bro fox...
calm down _/\_
Thanks.. bro Andry.. _/\_
Cuma sekedar mengingatkan..
[at] Ricky
Kondisi u kga jauh beda ama kondisi d rumah gw koq..Nyokap lebih percaya sama tradisi, lebih suka bikin masakan yg dari daging hidup klo seafood.Klo k pasar jg slalu bli ayam hidup yg dipotong d tmpt, soalnya takut am flu burung..Jadi slalu mastiin klo tuh ayam sehat sblm dipotong, soalny bnyk kasus ayam potongan yg berasal dari ayam yg mati krn sakit..
Koko cma isa tung2 cep, adik cewe malah kaga ngarti sama skali...
Tapi, gw kepikiran ttng ini, klo ga slh kan dibilangin tuh supaya kita tidak melekat bahkan sama keluarga..So, kita kaga ush terlalu ambil pusing jg...Dan merubah tradisi yg sudah turun temurun itu emank kaga gampang, jd jgn langsung ekstrim jg..
Masukin nilai2 dari ajaran Buddha sedikit2...Pake prinsip tetesan air dgn batu gtu....
Cth, di rumah kan ada altar dewa tuh, gw kdng2 ttp pasang dupa...Cma gw pas ngobrol sama nyokap ato keluarga, suka nyelip2in n bilang "Sembahyang gtu mah bukannya bwt minta2 sama dewa, kan kita isa usaha sendiri...Tp lebih menghormati semua makhluk aj.."
Klo pengalaman pribadi pas lg mo vege, biasanya dari pagi2 bgt ato hari sebelumnya udh bilang ke nyokap."Ma, bsk gw mo vege, jd jgn marah yah..Tpi klo mama ada sayur yg kga ada daging, gw ttp makan koq.."Biasa nyokap trus nanya,"koq tumben?"biasa gw jwb "yah cma bwt nyoba2 bwt latihan diri aj..." Biasa-ny nyokap sih senyum2 aj.. 8)
QuoteInterupsi..
Hm.. Kenapa HARUS jangan menjudge pertanyaan ?
Kenapa TIDAK DIBILANG HARUS jangan menjudge Jawaban ?
Bisa Anda jelaskan ?
Get my point ? Jangan mengharapkan orang menghargai kita.
Tapi tunjukkan sikap kita menghargai orang lain terlebih dahulu.
Dari sana baru tampak kualitas seseorang
Mank bnr kata anda sendiri...
Tp ngejudge disni maksud gw kok gk ditanya ke penanya dulu,langsung jwb(jika kurang paham bisa ditanya dulukan??)??
Bukankah gw nanya,lu jawab??
Jd gmn Bisa kalau gw nanya u da duluan ngejudge dolo pertanyaan gw dengan jawaban2 mu..Sehingga disni mungkin ada kesalah pahaman yg hrs diluruskan...
Ya saya salah juga,mungkin ada kata2 sendiri dari saya yg ngejudge jawaban org lain..
Maka disni mulailah saya belajar...
Bukankah di forum perkenalan hai semua,saya pernah mengatakan,"Tp gw msh bingung...
Br pertama kali masuk forum2 buddhis...
So dimaklumi ya,jk ada kata2 yg slh,tdk sopan atau kurang berkenan...."
Anda bisa melihat sendiri perkembang wkt 1 x saya ngepost sama dgn wkt sekarang terakhir saya ngepost...
Saya hanya org yg belajar untuk menjadi lebih baik,dan belajar butuh wkt dan pembimbing(Justru sebaliknya saya mestinya sangat berterima kasih kepada anda2 sekalian yg sudah memberitahu saya jawaban dan pengetahuan,krn ada sendiri sudah meluangkan wkt anda yg berharga untuk sederet pertanyaan saya,tapi disni saya cm tdk ingin adanya kesalah pahaman antara penanya dan penjwb mknya mulai dr skrg saya mencoba menjelaskannya secara jelas dan jg butuh bantuan dr penjwb sendiri yakni menanyakan apa yg dirasanya kurang jelas)..
Dan saya adalah org yg berprinsip di forum perkenalan hai semua saya juga pernah menulis,"Prinsip gw,Gw adalah gw...
Jika ada saran,kritikan yg bnr gw pasti ubah dan mengikuti...
Jika gw salah gw pasti blg salah...
Gw gk mw berdebat jk gw salah...
Salah ya ngaku aja...
Paen diperdebatkan lage hal yg salah??
Ingat Gk ada jaminan org itu selalu melakukan perbuatan benar...
Bahkan seorg bHikkhu pun(kecuali yg sudah mencapai arahat)....
Kesalahan adalah hal yg wajar...
Asal jgn melakukan kesalahan yg sudah anda ketahui,Maka itu disebut tindakan bodoh.... "
Mohon dimaklumi...
_/\_
topic nya jd ngaco ^-^ ^-^
Jadi inget El Sol pas masih "liar" dulu... :P ^-^
^:)^ Sol.... ;D
Quote from: Edward on 06 May 2008, 11:34:25 PM
Jadi inget El Sol pas masih "liar" dulu... :P ^-^
^:)^ Sol.... ;D
mesti ketemu tong sam cong nech ^-^ ^-^
:backtotopic:
gw juga mao tanya..
1. gw baca didepan kalo yg "dicurigai,terlihat,terdengar" itu hanya untuk anggota Sangha..jadi sebagai upasaka yg baik..bolehkah saya makan daging kepiting yg dipesan oleh bonyok gw?? apakah saya melanggar sila-1 jika saya makan kepiting itu?
2. gw baca didepan ada yg tulis kalo "selama gk dibunuh KHUSUS untuk kita" maka ok2 ajah dimakan..
so, setiap penjual daging..membunuh binatang tersebut KHUSUS untuk pelanggannya..dan setiap nelayan nangkap ikan 70% dijual untuk Consumer juga..
bukankah kita ini bagian dari ke-khususan itu?
sorry nanyanya noob banget hehe.. :))
Quote from: Edward on 06 May 2008, 11:34:25 PM
Jadi inget El Sol pas masih "liar" dulu... :P ^-^
^:)^ Sol.... ;D
jangan samakan saya dengan makhluk itu... :P
Quote1. gw baca didepan kalo yg "dicurigai,terlihat,terdengar" itu hanya untuk anggota Sangha..jadi sebagai upasaka yg baik..bolehkah saya makan daging kepiting yg dipesan oleh bonyok gw?? apakah saya melanggar sila-1 jika saya makan kepiting itu?
Kalau kamu yang menyuruh, kamu melanggar sila 1. Kalau Orang Tua kamu menyuruh, orang tua kamu melanggar sila 1. Sebagai anak yang berbakti, salah satu cara membalas jasa mereka adalah menetapkan mereka dalam moralitas jika orang tua kamu kurang moralitasnya (melanggar sila 1).
Quote2. gw baca didepan ada yg tulis kalo "selama gk dibunuh KHUSUS untuk kita" maka ok2 ajah dimakan..
so, setiap penjual daging..membunuh binatang tersebut KHUSUS untuk pelanggannya..dan setiap nelayan nangkap ikan 70% dijual untuk Consumer juga..
Maksudnya khusus dibunuh itu seperti contoh kamu di restoran tadi. Atau ada undangan makan-makan, terus kamu tahu satu hewan khusus dibunuh untuk kamu.
Kalau penjual daging sudah memotong hewan untuk dijual kepada siapa saja, hal itu tidak khusus untuk kamu (kecuali udah langganan, dan kamu tahu udah khusus untuk kamu). Kalau beli bangkai yang udah mati (entah siapa yang membunuh) kamu gak salah. Kecuali kamu pilih yang itu, terus si penjual potong hewan buat kamu. Demikian juga halnya dengan nelayan, mereka menangkap ikan untuk dijual kepada pembeli, gak khusus untuk kamu aja.
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
Bro Ricky,
Kamu sebagai pendatang baru bagus loh menurut saya karena kamu bisa cepat menyadari kekurangan kamu dan memperbaikinya. Jarang loh orang bisa introspeksi diri walaupun sudah dikasih tahu karena orang biasanya egonya besar :)
Tentang ortu dan saudara2 kamu yang belum mengerti Dharma, ada baiknya kamu memberikan buku Liao Fan karena isinya sangat bagus dan cocok untuk pemula yang masih duniawi karena isinya tentang cara2 untuk Merubah Nasib dan terbukti kebenarannya karena saya sudah praktekkan.
Untuk orang2 yang masih awam tentang Dharma, jangan langsung dijejali dengan teori2 kaya Nibbnana, Meditasi, Tingkat Kesucian, dll karena mereka gak akan tertarik. Mereka lebih tertarik dengan gimana cara merubah nasib, supaya hoki mereka lancar, jadi kita harus pintar2 cari strategi agar mereka tertarik dengan Dharma. Jangan langsung dicekokin dengan teori2 yang tidak "membumi".
Semoga bermanfaat.
Thanks ama saran dr ko hengki,but ortu gw gk bs bc n gk mw baca buku2 kek gitu e...
Truz gw pun da give up ma kedua ortu gw...
Terserah ma mrk dh mau gimana...
Coz pelan2 kasih tau juga salah,status gw dikeluarga paling rendah(Coz ortu gw memegang adat istiadat,yg muda menghormati yg tua,dan yg tua always menang gk ada kata buad yg muda)
Kebetulan disini gw yg paling kecil,sehingga saya sendiri tak berdaya...
Kemudian jika ada suatu pendapat/tanggapan yg gw kemukan cm 2kata dr ortu n ko2/ci2 gw,"KUrang AJar"
Da cukup membuat diriku terdiam..
So prinsip gw buat menghadapinya adalah SILENT IS GOLD(Krn gw sendiri tdk mau bertengkar ma keluarga)So biarin aja deh..
Semoga jika kamma baek mereka mendkg suatu saat mereka bisa sadar...
_/\_
[at] Riky_dave:
Pelan2... Kasih tahu itu perlu timing dan kondisi yang tepat..
Kalau tidak, maka kurang tepat sasaran..
Papa saya kurang pengetahuan Dhamma, kurang paham pancasila Buddhis, maka suka bunuh nyamuk..
Mama saya lumayan aktif di kegiatan vihara, tahu pancasila Buddhis, tapi kadang2 juga masih suka bunuh nyamuk..
Biasanya keduanya suka donor darah di vihara kalau ada kegiatan donor darah..
Nah, kalau di rumah kadang2 mereka suka tepok / setrum nyamuk (pakai raket anti-nyamuk) yang berada di sekitar mereka. Lalu saya bilang, "kenapa dibunuh? kan mereka cuma minta darah sedikit.. anggap aja donor darah.. Mama / Papa suka donor darah kan? :)" Kemudian mereka langsung berhenti membunuh dan tersenyum. Tapi setelah itu kadang2 masih bunuh nyamuk lagi.. :(
Walaupun belum bisa 100% berhenti, setidaknya lumayan kalau mereka bisa berhenti sesaat sambil diberikan pengertian sedikit2.. Yang penting timing dan kondisinya pas.. :)
Terus berusaha.. Good luck!
iya benar, jangan pernah putus asa.
memang harus pelan2 dan bertahap, tidak bisa sekaligus.
atau bisa juga kamu ajak koko atau cici kamu ikut kegiatan Tzu Chi....siapa tahu dari situ pelan2 mereka bisa berubah karena banyak cara untuk mengenalkan Dharma....bisa dari buku, VCD, perbuatan kita, dsbnya.
Oke thanks all atas saran2nya.
I will be try..
Lagean cr berbakti paling bagus yakni mengenalkan Dhamma..
Moga2 aja semua kamma slg mendukung...
_/\_
Quote from: karuna_murti
Kalau kamu yang menyuruh, kamu melanggar sila 1. Kalau Orang Tua kamu menyuruh, orang tua kamu melanggar sila 1. Sebagai anak yang berbakti, salah satu cara membalas jasa mereka adalah menetapkan mereka dalam moralitas jika orang tua kamu kurang moralitasnya (melanggar sila 1).
Orang Tua selamanya adalah guru..
dan anak selamanya adalah murid..
mao gw kasih tao berapa kale juga...sama ajah..-_-"
Quote from: nyanadhana on 07 May 2008, 09:58:02 AM
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
thx nyana..
Quote from: El Sol on 07 May 2008, 10:50:06 PM
Quote from: nyanadhana on 07 May 2008, 09:58:02 AM
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
thx nyana..
Hehehe,tp itu bukan pertanyaan gw ^^
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
That's it ^^
_/\_
Quote from: Riky_dave on 09 May 2008, 07:16:06 PM
Quote from: El Sol on 07 May 2008, 10:50:06 PM
Quote from: nyanadhana on 07 May 2008, 09:58:02 AM
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
thx nyana..
Hehehe,tp itu bukan pertanyaan gw ^^
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
That's it ^^
_/\_
sharusnya iyah..
karena..logikanya..kuah itu adalah campuran dari pati (keringat/lendir2 gk jelas) dari sang kerang..
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
Kerang biasanya hidup2 ditumis kan? dan bila yang masak itu kamu, yah well hehehe kamma buruknya berjalan karena kamu melihat binatang itu dibunuh hidup2. kalo seandainya kamu masak dan kasih orang lain makan, orang lain ya tidak opo-opo dengan kammanya toh bukan dia menghendaki binatang itu mati, tapi kamu yang mau masak begituan untuk mereka, Semoga menjawab.
Quote from: Riky_dave on 09 May 2008, 07:16:06 PM
Hehehe,tp itu bukan pertanyaan gw ^^
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
That's it ^^
_/\_
dear Riky
pas baru saja dibahas di kelas abhidhamma tgl 10 mei kemarin. Secara singkat, saya simpulkan bahwa org awam akan melihat dari HASIL yaitu obyek yang diluar diri kita (daging, kerang, dll termasuk kuahnya)
Sedangkan secara buddhism, seyogyanya kita melihat ke dalam diri kita sendiri..... bagaimana batin kita saat menghadapi kondisi tertentu.
Misal dalam kuah kerang, apakah anda melihat kuah kerang sebagai perwujudan kerang?? jika iya, berarti anda sudah melakukan akusala citta (lobha dan dosa mula citta)
Namun jika kita melihat kerang sebagaimana apa adanya sebagai makanan yang sudah jadi, berarti anda tidak melakukan akusala citta.
ini baru proses sebelum makan saja loh, belum termasuk proses selama makan, dan setelah makan.
Dengan ini jelas akan mengakhiri dikotomi boleh-tidaknya melakukan sesuatu, karena jika semuanya diatur, manusia cenderung untuk mencari celah.
Sebaliknya jika dikembalikan kepada proses yang terjadi pada batin kita, mungkin pada saat sebelum makan tidak melakukan akusala citta namun pada saat makan daging yang sudah dipotong sekalipun, bisa terjadi akusala citta (misal makan dengan lobha, atau justru dosa karena tidak menyukai makanan itu)
semoga bisa dimengerti yah....... _/\_
Thanks marko dkk
Tercerahkan...
_/\_
Topic di bUka kembali...
_/\_