Namo budhaya,
Temen2, mohon bantuannya. Perkara ini baru kemarin sore magrib kejadiannya. Ceritanya begini:
Hubungan pernikahan saya dengan suami baik2 saja. Kita saling mencintai dan mengasihi.Akan tetapi, dari sblm nikah, pertunangan sampe dgn pernikahan, memank mertua dan ipar2 saya tidak menyukai saya sbgai pasangan suami. Mertua juga turut andil berperan dalam menyebarkan byk hal negatif tentang saya di seluruh kluarga besar, sodara2 pihak cow. Sehingga saya dan suami jarang berkumpul bersama, bahkan cuma berkumpul di hari penting saja.Byk drama yg dibuat2 dari yg tidak ada menjadi diadakan. Saya bersabar dan walau ortunya sering mengeluarkan kata2 pedas dan menunjukan sikap permusuhan mendalam. Suami pelan2 baru mengetahui sikap ortunya yang kasar dan pedas terhadap saya setelah dia telusuri sendiri karena suami saya kerja dengan ortunya.
Banyak sekali kesengajaan drama sandiwara dari pihak mertua,dan ipar yang berusaha agar saya dan suami putus/cerai dari pacaran sampe menikah dan setelah menikah. Suami saya sendiri adalah orang yg sangat menhormati ortunya. Semua perintah mertua di turutin. Tidak pernah membantah. Namun setelah dia sadar akan perilaku ortunya yang tidak sepadan, suami saya tidak lagi menuruti smua kehendak ortunya.
Sedikit info, mertua selalu mengancam2, memaki kata2 kasar dan memakai tindak kekerasan sampe merusak barang kalo tidak di turutin kehendaknya, dimana kehendak mereka semua tertuju kepada saya yang mereka berusaha untuk pisahkan. Suami saya ternyata sering di pukul2, dikata2in kasar, dimaki2 tetapi dia tidak pernah melawan.Diam saja kalo dipukulin. Itu terjadi berulang kali selama dikantor ortu dia berkerja, dan di rumah ortunya. Lama kelamaan, suami pun tidak betah kerja dgn ortunya. Mertua sering menyalahkan saya atas smua perubahan dari suami. Mertua cewek mengkompor2i kalo anaknya durhaka karena lebih mendengar istri.
saya sbgai istri tidak pernah mau terlibat jauh dgn drama mereka krn untungnya saya dan suami tidak tinggal serumah dgn mertua. Namun kejengkelan, dendam dan sikap permusuhan mereka tujukan ke saya karena suami saya memutuskan utk tidak tinggal bersama ortunya stlh menikah, semakin menjadi2. Juga, suami makin hari makin tidak betah kerja sama ortunya, ditahan2 niat mengundurkan diri karena tidak ingin ortu nya makin salah paham dan menyalahkan ke saya pada akhirnya. Namun, suami sering kali stress karena gaji dan uang bonus selalu di persulit setiap bulan. Urung2, suami akhirnya tidak ada semangat kerja setiap kali ngantor.
Kejadian baru kemarin, suami tidak masuk kantor,karena sakit. Ortunya datang kerumah saya dengan lagak sombong. " mana anak saya". Sakit apa dia", kamu ada bawa dia ke dokter" dengan nada meninggi. Pdhl anaknya disamping dia yg lagi istirahat. Saya jawab dengan baik2 pertama2. Namun karena saya pun kurang ngerti, saya bilang tanya anak sendiri, sakit apa. Krn saya uda jawabin kalo anaknya perlu istirahat kecapean ato apa. Dia tetep tanya2 hal sama dan berusaha memojokin. Usut diusut, prasangka mertua adalah anaknya ga masuk kantor ga kasi kbr ke ortunya itu mau mengundurkan diri dr kantor. Suami saya juga salah,tidak memberitahu tetapi emank suami sering mengeluh kalo2 semua hal lapor ortunya, mereka berusaha menghambat2 smuanya.Jadi dia tidak berniat utk lapor2.Mertua cow dan cew ngamuk2 bentak2 dan maki2 saya dan berusaha memakai kekerasan utk memukuli saya. Suami saya berusaha menangkis dan melerai, tapi pada akhirnya mertua saya emosi dan pukul2 tendang2 anaknya pake kekerasan. Mertua cew memanas2i dan makin menyalahkan saya sehingga mertua cow makin beringas emosi. Suami saya yg pd akhirnya dijdkan korban aksi dr tindak kekerasan krn berusaha melindungi saya. saya berusaha melerai tp tetep tidak bisa sampe saya hrs buka pintu triak polisi2. Tidak juga berhenti mertua yg membabi buta. Mertua cew tau kalo suaminya ada tekanan darah tinggi tapi tidak berusaha melerai dari awal. Untungnya supir mertua dtg membantu melerai baru mertua cew melerai2. Brg2 di taman porakporanda, mertua cow triak2 dan mertua cew makin menambah2 bumbu. Juga akhirnya si mertua cow dibw ke mobil di tenangkan.Mertua cew balik menghampiri saya dan berkata biarkan mertua cow penyakit kambuh dan mati itu dan akan menyalahkan kita berdua. Akan tetapi mertua cew tidak sgra bawa suaminya namun masi memaki2 bentak2 dan mengutuk2. Saya sampe heran sendiri, mertua tidak seharusnya berkata begitu. Saya dan suamipun tidak byk berkata. Akhirnya mertua cew maki2 dan pergi sendiri.
komunikasi biasa nya jalan solusi, namun saya uda give up dgn musyawarah krn selalu ujung2nya keinginan mertua yg diutamakan dan keinginan yg dikehendaki adalah agar anaknya berpisah dan bercerai dgn saya.
Menurut pendapat temen2, saya harus bagaimana? Tlg beri masukan.
Thanks.
Email saya : sushimochi77 [at] gmail.com
saran saya:
1.jika jodoh anda kuat dengan suami anda, teruskanlah.., tapi dengan resiko anda akan setiap hari mendapat kejadian2 yang tak menyenangkan.
2.Jika memang anda harus pisah atau cerai dengan suami anda, jangan ada penyesalan, karena itu adalah hidup anda, dan tak boleh menyesalinya kelak, itu pilihan anda.
3.jika ingin bertahan dengan sikap mertua, kesabaran itu tidak terbatas, banyak2 membaca kisah2 dhamma, atau kisah2 inspiratif, sabar dan diam, jangan mengeluarkan ego ketika orang lain sedang marah, kemarahan bukan tanpa sebab, anda mengetahui asal permasalahannya, jangan siram dengan bensin, sehingga mereka semakin marah besar.
4.Memasuki gerbang rumah tangga itu tidak sendiri, tetapi berdua, susah senang, tanggung bersama, jika sdh tidak sanggup, cari kerjaan lain lagi, dan menjauhlah sementara, ngontrak ketempat yang mereka tidak ketahui tempat anda.
5.konsultasikan dengan keluarga anda sendiri, apakah suami anda masih bisa diterima dikeluarga anda atau tidak? jangan bertindak sendir, karena bagaimanapun anda masih memiliki orang tua, libat kan mereka terhadap masalah ini, buat solusi yang terbaik, kalau harus bercerai demi kebaikan, dan suami anda aman tida dipukuli lagi, itu mungkin solusi terbaik tetapi anda harus menjauhinya, sanggup kah menerima kenyataan hidup ini anda??
6.orang tua memukuli anak tidak mungkin tanpa sebab, sebab orang bagaimanapun tetaplah orang tua, orang yang melahirkan nya, memandang suatu masalah dari dua sisi yang berlawanan, anda balik keadaan, bagaimana sikap anda jika anda menjadi mertua anda??apa yang akan anda lakukan?apakah sebagai orang tua anda tidak kesal jika anaknya tidak menuriti orang tua? dia karyawan, sakit seenaknya, tidak ksh khabar sehingga membuat cemas orang lain? anda harus memiliki sudut pandang itu, untuk melatih keegoan anda.
7.sembahyang pada thien untuk menenangkan jiwa anda...
8.Banyak2 berbuat kebaikan agar hal-hal yang merugikan anda dan keluarga bisa berganti dengan kebahagiaan dan keselamatan.
9.jika sudah melewati batas penyiksaan, atau mengeluarkan benda tajam dan ancaman pembunuhan, segera laporkan ke polisi dengan bukti2 fisik sebagai penguat laporan.
itu aj saran saya, tq _/\_
Begini
Jika anda lakukan itu
Anda takut sendirian
Namun jika sama dia berani.
Harus diketahui
Jika dieksekusi
Yg sy dengar
Memang berakibat
Lahir kembali bersama berdua
Namun di dunia peta
Tidak ada gunanya
Keputusan spt itu
seperti pepatah berkata bila dekat dekat api unggun maka terbakar, tapi bila terlalu jauh dari api unggun kedinginan.
menurut wa sebaiknya kalian pindah luar pulau yang cukup jauh hidupnya dari rumah mertua kalian hingga tidak mudah didatangi dgn kendaraan seperti mobil, juga mesti yang berjarak lebih dari 48 jam dari rumah mertua anda, seperti mesti naik pesawat untuk ke pulau (pindah ke pulau lain), ke negara (pindah ke luar negri), luar kota (pindah 3 - 4 kota dari rumah mertua anda) atau rumah anda.
Biarkan mereka merasakan kehilangan suami anda hingga baru bisa menghargai, mencintai suami anda dan anda.
memang ada orang tertentu yang tidak bisa menyadari cinta dari jarak dekat karena sudah terbiasa dan merasa kan hal itu wajar, jadi kadang kita mesti memberi jarak agar mereka bisa menyadari nya dgn sendirinya.
Quote from: sushimochi77 on 23 October 2014, 08:34:42 AM
Namo budhaya,
Temen2, mohon bantuannya. Perkara ini baru kemarin sore magrib kejadiannya. Ceritanya begini:
Hubungan pernikahan saya dengan suami baik2 saja. Kita saling mencintai dan mengasihi.Akan tetapi, dari sblm nikah, pertunangan sampe dgn pernikahan, memank mertua dan ipar2 saya tidak menyukai saya sbgai pasangan suami. Mertua juga turut andil berperan dalam menyebarkan byk hal negatif tentang saya di seluruh kluarga besar, sodara2 pihak cow. Sehingga saya dan suami jarang berkumpul bersama, bahkan cuma berkumpul di hari penting saja.Byk drama yg dibuat2 dari yg tidak ada menjadi diadakan. Saya bersabar dan walau ortunya sering mengeluarkan kata2 pedas dan menunjukan sikap permusuhan mendalam. Suami pelan2 baru mengetahui sikap ortunya yang kasar dan pedas terhadap saya setelah dia telusuri sendiri karena suami saya kerja dengan ortunya......
Kisah anda ini sudah ada sejak ratusan tahun bahkan ribuan yang lalu, dan bukan hanya anda yang mengalaminya.
Pertama. Sudahkah anda menanyakan pada kedua mertua anda mengapa mereka tidak menyukai anda? Jika belum, tanyakanlah secara baik-baik didampingi oleh suami, karena mungkin kita tidak bisa melihat diri kita sebagaimana orang lain melihat kita, dan hal ini bermanfaat untuk mengetahui duduk persoalan. Tanyakan kepada mereka: "ma, pa..apakah ada kesalahan saya atau kami sehingga mama atau papa merasa kurang nyaman dan berkenan kepada saya atau kami atau hubungan kami?"Selama tidak mengancam hubungan perkawinan anda dan masih masuk akal, pahami dan lakukan kemauan mereka.
Kedua. Cari tahu karakter atau sifat kedua mertua anda dengan bertanya kepada suami. Karena orang yang mengetahui karakter atau sifat seseorang akan berpotensi mampu untuk menaklukkan orang itu. Jika mertua anda sifatnya pemarah, jangan anda hadapi dengan kemarahan. Jika mertua anda pendiam atau tertutup, maka anda harus maju sebagai yang agresif. Setelah mengetahui karakter mertua, anda akan bisa memahami apa kemauan mereka, dan lakukan hal berikutnya (ketiga).
Ketiga. Ambil "hati" mertua anda. Sudah alami bahwa pada umumnya orang semakin tua maka sifatnya akan seperti anak-anak, mereka ingin diperhatikan, dirayu, dimanja. Lakukanlah itu meskipun tidak sama persis dengan memperlakukan anak-anak. Kirim mereka kue kesukaan mereka pada setiap akhir minggu (tidak perduli kuenya nanti dibuang atau diapakan). Kirim bunga atau hadiah dengan pesan-pesan terima kasih atas kebaikan mereka (jangan pesan menggurui atau nasihat-nasihat). Lakukanlah terus dengan kesabaran dan niat baik.
Keempat. Seperti Sdr. Kullatiro katakan, kadangkala kita baru akan merasa menyayangi, memerlukan, merasa kehilangan seseorang ketika kita jauh dari mereka. Oleh karena itu menjauhlah dari mertua anda. Lakukanlah hal ini sebagai langkah terakhir, karena anda dan suami perlu mempersiapkan segala hal baik lahir maupun batin. Siapkah anda ketika pergi jauh dan tidak ada pertolongan keluarga saat anda membutuhkan? Hal ini juga perlu dipikirkan dengan matang dengan kepala dingin bukan karena emosi kemarahan. Langkah terakhir ini juga berguna untuk introspeksi diri bagi anda dan suami maupun kedua mertua anda. Menjauh bukan berarti putus hubungan dengan mertua. Sekali-sekali (jangan sering) kirimkan bunga atau hadiah atau surat. Dengan demikian semoga mertua anda akan rindu keapda anda dan suami anda, dan siapa tahu juga anda yang justru akan rindu dengan makian atau omelan mertua anda. Sekali lagi siapa yang tahu? :)
Demikian.
Trima kasi temen2 sedharma. smoga apapun keputusan dgn niat baik membawa solusi baik bagi saya suami dan kluarga mertua.
Ada hal yg ingin saya tanyakan:
Bila suami tidak berkerja lagi di kantor orang tua nya, dan keputusan ini menjadikan putus hubungan antara anak dan ortu, apakah baik di jalankan? saya sbgai istri tidak menghendaki hal ini terjadi, krn bagaimanapun ikatana anak ortu secara agama tidak dpt diputus dan secara duniawi bisa saja. namun tidak dapat di pungkiri hidup menikah adalah perjalanan baru dan untuk masa depan lebih baik suami bermandiri dalam hidupnya. Tolong beri petunjuk.
salam metta
Sedikit info utk pertanyaan diatas, suami dulu berkerja di luar negri, diharuskan pulang oleh ibu bapa nya dan kehendak mereka di turuti. untuk merantau lagi, ortunya pernah berancang2 putus hubungan dan membom bam dir anak duharka dan kata2 kasar sbgainya.Suami saya diam dan mengurungkan niat berhenti kerja di kantor ortu. Namun tekad uda bulet, apapun resiko hrs di jalankan dan di coba untuk kluarga baru yg hrs di lindungi. Apakah ini tindakan durhaka kalo anak bermandiri namun melawan kehendak ortu nya?seringkali orang tua selalu mengancam anak2nya dengan kata duharka. Apakah ada orang tua duharka???
Jika anda eksekusi
Keputusan itu
Saat ini anda berdua lolos
Tapi kehidupan mendatang
Resiko di alam peta.
Mereka yg mengambil
Jalan pintas
Mau cepat selesai
Resikonya begitu
Anda mesti die hard
Bukannya bersabar
Carilah psikiater yg baik.
Cari yg cewek sbg bisa
Bicara lebih terbuka
Jgn cari org pintar
Atau model begitu.
Banyak yg belumdisampaikan
Krn forum sifatnya terbatas.
Saya kurang mengerti puisi sajak maksud diatas. Bisa tolong di jelaskan lebih jelas lagi? Maaf keterbatasan saya dlm pengertiannya.
Thanks
Quote from: sushimochi77 on 24 October 2014, 11:30:42 AM
Saya kurang mengerti puisi sajak maksud diatas. Bisa tolong di jelaskan lebih jelas lagi? Maaf keterbatasan saya dlm pengertiannya.
Thanks
kadang kita akan bertemu orang yg mengungkapkan perkatannya sampai membuat orang harus merenung untuk menangkap maksud yg disampaikannya, ada juga yang saklek, ada yg penuh guyonan :D
bait pertama : mungkin maksudnya kalau anda mengambil keputusan yg membuat anda lolos saat ini dari mertua (mungkin pindah dan putus hubungan) membuat anda akan berada di alam peta dikehidupan berikutnya (tapi sejauh yg saya inget terlahir di alam peta kalau memiliki kemelakatan)
bait kedua : mungkin maksudnya buat yg mengambil jalan pintas biar masalah cepet selesai membuat dirinya harus berjuang banting tulang karena harus bisa bener2 mandiri
bait tiga : mungkin maksudnya kalau sudah mumet cari psikiater jadi tempat meringankan beban pikiran, cuma saya gak tau nih maksudnya psikiatri atau psikolog sebenernya, oya bukan cari orang pintar yg dimaksud sepertinya jangan cari "dukun" atau "cenayang"
Back to topic,
menurut saya pribadi, sharing dari rekan Kelana sudah sangat baik dan sangat layak untuk dicoba, sekeras apapun batu jika di tetesi dengan air yg lunak akan terkikis juga, lika-liku kita yg memilih berkerluarga memang harus di hadapi dengan bijak dan kepala dingin
Quote from: sushimochi77 on 24 October 2014, 10:05:43 AM
Trima kasi temen2 sedharma. smoga apapun keputusan dgn niat baik membawa solusi baik bagi saya suami dan kluarga mertua.
Ada hal yg ingin saya tanyakan:
Bila suami tidak berkerja lagi di kantor orang tua nya, dan keputusan ini menjadikan putus hubungan antara anak dan ortu, apakah baik di jalankan? saya sbgai istri tidak menghendaki hal ini terjadi, krn bagaimanapun ikatana anak ortu secara agama tidak dpt diputus dan secara duniawi bisa saja. namun tidak dapat di pungkiri hidup menikah adalah perjalanan baru dan untuk masa depan lebih baik suami bermandiri dalam hidupnya. Tolong beri petunjuk.
ndak usah terlalu mikir agama dan segala macam peraturan.
pikirin aja apa yang bisa dilakukan demi hidup yang lebih baik.
dari cerita di atas sepertinya usaha untuk berdamai sudah dilakukan dan anda sudah menyerah.
hidup tanpa kedamaian dan penuh konflik itu sangat melelahkan.
kalau sudah menyerah, berarti hanya ada dua jalan lagi: menyingkir dari mertua atau cerai saja.
cerai itu bukan selalu hal yang buruk, daripada hidup bertahun2 terperangkap dalam problem yang
gak tertahankan dan gak ada solusi.
ps: not recommended kalo udah punya anak...
bisa dipikirkan dengan kepala jernih tanpa emosi, mana option yg lebih kecil penderitaannya bagi anda, suami dan keluarga.
wadaw kalau belum punya anak pun, cerai belum tentu menjadi hal yg tidak buruk, kecuali bagai kami para laki2 :D
bisa muncul pertanyaan "buat apa berkomitmen ? "
Sdr
Banyak cerita anda yg
Janggal.
Jika benar demikian
Saya yg menjadi peta
Demikian pula sebaliknya
Saya tahu bagaimana
Mengajar mereka yg nakal.
Quote from: sushimochi77 on 24 October 2014, 10:05:43 AM
Trima kasi temen2 sedharma. smoga apapun keputusan dgn niat baik membawa solusi baik bagi saya suami dan kluarga mertua.
Ada hal yg ingin saya tanyakan:
Bila suami tidak berkerja lagi di kantor orang tua nya, dan keputusan ini menjadikan putus hubungan antara anak dan ortu, apakah baik di jalankan? saya sbgai istri tidak menghendaki hal ini terjadi, krn bagaimanapun ikatana anak ortu secara agama tidak dpt diputus dan secara duniawi bisa saja. namun tidak dapat di pungkiri hidup menikah adalah perjalanan baru dan untuk masa depan lebih baik suami bermandiri dalam hidupnya. Tolong beri petunjuk.
salam metta
Sdri. Sushimochi77, duduk perkara atau pokok permasalahan harus anda cari tahu, seperti yang saya sampaikan pada no1. Jika anda tanya tentang saran, maka akan banyak saran, dari saran yang biasa sampai saran yang ekstrem yang menganjurkan anda bercerai padahal saling mencintai. Tapi apakah saran-saran itu semua menyelesaikan masalah? Atau jutru malah merupakan pelarian.
Cobalah cari tahu apakah larangan mertua pada suami anda untuk keluar dari kantor adalah benar-benar murni memang demikian atau karena dampak dari permasalahan lain seperti ketidaksukaan mereka kepada anda?
Kadangkala permasalahan yang kita hadapi seperti benang kusut akibat dari tidak fokusnya kita dan tidak seriusnya kita untuk mengungkap akar permasalahan.
Selanjutnya keputusan ada ditangan anda.
Itu saja yang bisa saya sampaikan.
Tidak mungkin
Anda mendapat penjelasan yg memuaskan.
Anda banyak berbohong.
buat tuhan,
tolong ban si cakrawala ini
orang lagi kesusahan, koq malah dihina-hina
Tidak pantas anda bicara
Spt itu.
Seandainya tuhan yg persona
Itu mendengar
Anda mesti terima
Moderator bukan tuhan.
Mengenai ban itu
Alasan sy sudah disampaikan
Anda tanya langsung ke moderator.
Bukan tuhan.
Sembarangan bicara
Sulit menjelaskan kpd anda
Karena anda bukan pelaku.
Sdr pxxxxxx axxxx
Apa itu may all beings ....dst dst
Berani nulis
Kapan tanggung jawabnya.
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 03:26:16 AM
Sdr pxxxxxx axxxx
Apa itu may all beings ....dst dst
Berani nulis
Kapan tanggung jawabnya.
bro, may all beings ....dst dst itu arti nya semoga anda berbahagia walau otak anda sedikit Pe-A
ayo apa arti Pe-A nurut anda ?
Anda sebaiknya
Menurut sy
Tidak memakai nama
Yg dihormati yg lain.
Meskipun invisible
Kelak kalau
Sikap anda tidak sama
Dgn namanya
Anda merendahkan diri sendiri
Sdr axxxxxx
Berargumenlah sesuai
Topiknya.
Jangan mempermasalahkan
Diluar topik.
Menurut sy
Anda seperti orang hindu
Yg paling teravada.
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 10:29:42 AM
Menurut sy
Anda seperti orang hindu
Yg paling teravada.
Kembali ke topik
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 10:05:17 AM
Anda sebaiknya
Menurut sy
Tidak memakai nama
Yg dihormati yg lain.
Meskipun invisible
Kelak kalau
Sikap anda tidak sama
Dgn namanya
Anda merendahkan diri sendiri
terimakasih atas perhatian anda, btw apakah anda tdk invisible ? apakah anda sejantan ucapan anda ?
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 10:07:24 AM
Sdr axxxxxx
Berargumenlah sesuai
Topiknya.
Jangan mempermasalahkan
Diluar topik.
apakah anda berargument sesuai topic ? saya tidak melihat korelasi argument anda dengan topik.
topik diatas jelas, family problem of in-laws. kenapa anda ngoceh yang ga karuan ? sampai ada member yang menyarankan anda di ban, tu keliatan nya anda ngaco abis...
satu pepatah untuk anda, sebelum sok nasehati orang lebih baik anda menasehati diri anda, maka anda lebih bermartabat dikit dimata keluarga dan tuhan anda...
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 10:29:42 AM
Menurut sy
Anda seperti orang hindu
Yg paling teravada.
jangan suka menuruti kata hati anda yang sedikit bermasalah itu, istilah saya untuk anda Pe-A
lain hal nya jika anda sedikit waras...
;D
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 10:33:03 AM
Kembali ke topik
berkomentar lah yang baik dan sesuai topik, jika tidak bisa... maka lebih baik jangan berkomentar dari pada hanya sebagai seorang Pe-A yang merusak obrolan...
semoga anda selalu di rahmati kewarasan... ;D
Anda tahu axxxxyxxsa
Siapa.
Oh ya pe a itu apa dan siapa
Quote from: cakrawala on 25 October 2014, 07:48:39 PM
Anda tahu axxxxyxxsa
Siapa.
Oh ya pe a itu apa dan siapa
Pe-A itu ya anda...
apa itu Pe-A ? itu sebutan untuk orang yang mengalami sedikit gangguan kejiwaan, maaf ya seperti anda ;D
Sudah dijawab
Pada thread yg lain.
Anda teruskan saja
Diskusi persoalan ini.
Sdri yg kesusahan
Ceritakan semua dgn jujur
Ada sdr kxxxxna
Yg membantu
Jika ketemu
Dengan senang hati
Sy membantu anda.
Sdr axxxxxxx
Anda lihat sendiri
Pantas tidak
Tuhan
Beliau yg dihormati
Dinegeri ini
Terlepas itu
Ungkapan u admin atau moderator
Atau karena anda impersona
Sesuai teravada
Kata txxxxan itu
Dipakai main main.
Mana etika
Karena yg bicara sdr kxxxxna
Tidak sy persoalkan.
Tapi kalau anda merasa itu benar
Hayo tunjukkan prosesnya
Kenapa spt itu.
Sdr kexxxxx abadi
Sy kritik anda.
Nama anda adalah hal
Yang paling dilarang dalam
Teravada.
Tujuan cattari ariya saccani
Adalah nirodha
Anda malah menyukai
Kelana pakai abadi lagi.
Tidakkah anda sadar
Sebenarnya proses kematian
Dalam samsara tidak benar benar mati
Bukan mengatakan
Spy anda cepat mati.
Quote from: sushimochi77 on 24 October 2014, 10:24:06 AM
Sedikit info utk pertanyaan diatas, suami dulu berkerja di luar negri, diharuskan pulang oleh ibu bapa nya dan kehendak mereka di turuti. untuk merantau lagi, ortunya pernah berancang2 putus hubungan dan membom bam dir anak duharka dan kata2 kasar sbgainya.Suami saya diam dan mengurungkan niat berhenti kerja di kantor ortu. Namun tekad uda bulet, apapun resiko hrs di jalankan dan di coba untuk kluarga baru yg hrs di lindungi. Apakah ini tindakan durhaka kalo anak bermandiri namun melawan kehendak ortu nya?seringkali orang tua selalu mengancam anak2nya dengan kata duharka. Apakah ada orang tua duharka???
tidak durhaka terhadap orangtua untuk dapat hidup mandari, orang tua tentu nya sudah tahu bila anak sudah dewasa maka anak anak itu akan mencari jalan kehidupan masing2 seperti anak burung yang akhirnya belajar terbang meninggalkan sarang nya dan hidup mandiri mencari pasangan nya hingga membuat sarang yang baru, hal ini juga akan terjadi dengan anak anak anda
seperti wa katakan bila api unggun terlalu dekat maka akan terbakar seperti saat ini keluarga anda alami, maksudnya menjauh saat ini adalah untuk memberi waktu yang di gunakan untuk menyembuhkan luka bakar tersebut, tapi bila terlalu jauh kita tidak akan merasakan kehangatan dari api unggun itu alias kedinginan.
Bila kalian bisa seperti wa katakan menghindar dulu saat ini mungkin keluar negri, tetapi anda dan suami anda masih bisa berkirim hadiah saat ulang tahun papa dan mama suami anda (ingat alamat tidak boleh tertulis di paket tersebut), dan masih bisa bertelpon dgn saudara2 suami anda (ingat alamat rumah dan nomer telpon tidak boleh bocor) gunakan email atau black berry massanger (bbm).
Ingat bukan orang tua durhaka, tetapi yang ada adalah orang tua yang posesif dan lupa bahwa sang anak punya kehidupan, keinginan, impian masing2 yang belum tentu sama dengan sang orang tua punya impian, keinginan dll.
bila nanti kalian sudah punya anak (2 orang) dan sudah bisa bersekolah diluar dan lagi libur sekolah, lihat2 sikon apakah bisa bertemu kembali dgn mertua anda.
[114] "With humblest start ." This story was told by the Master about the Elder named Little Wayman, while in Jīvaka's Mango-grove 2 near Rājagaha. And here an account of Little Wayman's birth must be given. Tradition tells us that the daughter of a rich merchant's family in Rājagaha actually stooped to intimacy with a slave. Becoming alarmed lest her misconduct should get known, she said to the slave, "We can't live on here; for if my mother and father come to know of this sin of ours, they will tear us limb from limb. Let us go and live afar off." So with their belongings in their hands they stole together out by the hardly-opened door, and fled away, they cared not whither, to find a shelterbeyond the ken of her family. Then they went and lived together in a certain place, with the result that she conceived. And when her full time was nearly come, she told her husband and said, "If I am taken in labour away from kith and kin, that will be a trouble to both of us. So let us go home." First he
p. 15
agreed to start to-day, and then he put it off till the morrow; and so he let the days slip by, till she thought to herself, "This fool is so conscious of his great offence that he dares not go. One's parents are one's best friends; so whether he goes or stays, I must go." So, when he went out, she put all her household matters in order and set off home, telling her next-door neighbour where she was going. Returning home, and not finding his wife, but discovering from the neighbours that she had started off home, he hurried after her and came up with her on the road; and then and there she was taken in labour.
"What's this, my dear?" said he.
"I have given birth to a son, my husband," said she. Accordingly, as the very thing had now happened which was the only reason for the journey, they both agreed that it was no good going on now, and so turned back again. And as their child had been born by the way, they called him 'Wayman.'
[115] Not long after, she became with child again, and everything fell out as Before. And as this second child too was born by the way, they called him 'Wayman' too, distinguishing the elder as 'Great Wayman' and the younger as 'Little Wayman: Then, with both their children, they again went back to their own home. Now, as they were living there, their way-child heard other boys talking of their uncles and grandfathers and grandmothers; so he asked his mother whether he hadn't got relations like the other boys. "Oh yes, my dear," said his mother; "but they don't live here. Your grandfather is a wealthy merchant in the city of Rājagaha, and you have plenty of relations there." "Why don't we go there, mother?" She told the boy the reason why they stayed away; but, as the children kept on speaking about these relations, she said to her husband, "The children are always plaguing me. Are my parents going to eat us at sight? Come, let us shew the children their grandfather's family." "Well, I don't mind taking them there; but I really could not face your parents." "All right;--so long as, some way or other, the children come to see their grandfather's family," said she.
.
.
.
source: jataka athakata
http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1007.htm
kalau mau cerita dalam dhamma nya seperti itu, hal ini diceritakan dalam jataka athakata cerita no:4 bagian permulaan. Seperti dalam cerita nanti nya kalian harus menceritakan kebenaranya pada anak anak kalian.
Trima kasih bersedia memberi saran yang bijaksana. Orang tua sukar mengikhlaskan pernikahan anaknya apabila tidak menyenangi menantu. sungguh disayangkan, terlebih berbagai perihal dan masalah selalu di datangkan dari mereka sendiri. Paksaan cerai dari orang tua seringkali membawa ke perceraian yg tidak di kehendaki kedua belah pihak.
yg paling saya ingat dari saran temen dan org bijak di luar sana, bukanlah sbgai menantu berusaha utk di sukai, krn manusia tidak pernah puas adanya.namun kembangkan diri dan perhebat diri dalam arti positif dimana belajar dan terus belajar utk menjadi pribadi terbaik agar mau tidak mau, suka tidak suka, mertua tidak bisa byk berkata dan bertindak kasar buruk terhadap menantunya.
Smoga langkah ke depan dengan niat baik, tujuan baik dan kesadaran yg baik pula menuntun ke arah yg baik.
Saran temen2 diterima baik. Trima kasih smua nya atas bantuan. Salam metta
Quote from: sushimochi77 on 29 October 2014, 08:18:26 AM
Trima kasih bersedia memberi saran yang bijaksana. Orang tua sukar mengikhlaskan pernikahan anaknya apabila tidak menyenangi menantu. sungguh disayangkan, terlebih berbagai perihal dan masalah selalu di datangkan dari mereka sendiri. Paksaan cerai dari orang tua seringkali membawa ke perceraian yg tidak di kehendaki kedua belah pihak.
yg paling saya ingat dari saran temen dan org bijak di luar sana, bukanlah sbgai menantu berusaha utk di sukai, krn manusia tidak pernah puas adanya.namun kembangkan diri dan perhebat diri dalam arti positif dimana belajar dan terus belajar utk menjadi pribadi terbaik agar mau tidak mau, suka tidak suka, mertua tidak bisa byk berkata dan bertindak kasar buruk terhadap menantunya.
Smoga langkah ke depan dengan niat baik, tujuan baik dan kesadaran yg baik pula menuntun ke arah yg baik.
Saran temen2 diterima baik. Trima kasih smua nya atas bantuan. Salam metta
Weleeeehhhh....oma baca kisahnya udah beruraian air mata menangis saking terharunya...tapi begitu lihat jawabnya (#Bold biru) malah jadi tercengang sendiri...kalo udah tau jawaban nya itu kenapa nulis disini? toch orang diluar sana udah anda dapatkan jawabannya....
Tapi ya lumayan juga baca kisah anda spt nonton sinetron di TV menantu selalu disia2kan mertua...padahal orang2 jika lihat saya berjalan dengan calon menantu semua mengira dia anak saya, karena kami akrab, dan dia sering menemani saya ke kondangan pdhal saya malas sekali datang ke kondangan karena ga suka dandan dan ga punya gaun pesta... :)) (#calon menantu menemani sy kondangan karena sy butuhkan make up nya, saya pakai make up dia karena sy ga punya make up spt bedak, eye shadow, eye liner, maskara, dll ^-^ ^-^ )