(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fassets.kompas.com%2Fdata%2Fphoto%2F2013%2F01%2F22%2F1320093-20130121k6812mengaku-tak-sadar-seorang-pria-bakar-orang-tua-dan-adiknya--620X310.jpg&hash=55663725a83656f05229c40afee9d070d6b84e3d)
Ferdy (26) mengaku tak sadar telah membakar kedua orang tua dan adiknya.
PALU, KOMPAS.com — Seorang pria muda di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (22/01/2013) sekira pukul 05.00 WIT, membakar kedua orangtuanya dan seorang adiknya.
Kejadian terjadi di rumah kediaman Wandy Sugianto (68) dan Sherly Chandra (48) di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Birobuli, Palu Selatan. Di rumah itu, pemilik usaha UD Pelita Indah tersebut tinggal bersama dengan dua anaknya, Ferdy (26) dan Nelly (23).
Nah, Ferdylah yang membakar kedua orangtua dan adiknya setelah sebelumnya mengguyur badan mereka dengan minyak tanah. Anehnya, saat diinterogasi Kepala Kepolisian Resor Palu AKBP H. Ahmad Ramadhan, Ferdy mengaku dalam keadaan tidak sadar.
Ferdy juga mengatakan tidak tahu bila dirinya dituduh membakar orang tua dan adiknya. "Saya tidak tahu. Saya tahunya orang tua dan adik saya terbakar. Saya juga terbakar di tangan kanan. Pertama terbakar saya bangun. Setelah itu, saya tertidur lagi, lalu bangun lagi," ujar Ferdy yang menjawab pertanyaan Kapolres seperti orang linglung.
Kepala Polres Ahmad Ramadhan menyampaikan, awalnya diduga tersangka Ferdy di bawah pengaruh narkotika, tetapi setelah pemeriksaan air seni di Rumah Sakit Bhayangkara, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Ferdy dinyatakan negatif. "Kami sementara mendalami pemeriksaan atas tersangka juga kemungkinan untuk tes kejiwaan karena sejauh ini tersangka belum mengakui perbuatannya," kata Ramadhan.
Menurut Ramadhan, ia masih menunggu pemeriksaan saksi korban karena mereka kunci dari peristiwa ini. Berdasarkan pemantauan Kompas.com, Wandy menjadi korban dengan luka paling parah. Ia terbakar 90 persen. Korban Sherly terbakar di bagian lengan kiri dan Nelly juga terbakar di lengan.
Saat ini, ketiga korban masih dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Budi Agung, Jalan Maluku, Palu Selatan. Rencananya, ketiga korban akan dirawat lebih lanjut di Singapura.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2013/01/22/13282635/Pria.Ini.Bakar.Orangtua.dan.Adiknya?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktswp
tragis..
Welcome to [avici] hell son. >:D
[at] om sanjiva, tapi katanya gak sadar, apa bisa masuk avici, om?
Quote from: Sunyata on 23 January 2013, 01:53:30 PM
[at] om sanjiva, tapi katanya gak sadar, apa bisa masuk avici, om?
Duduk manis Ikut menunggu jawaban om sanjiva
Quote from: Sunyata on 23 January 2013, 01:53:30 PM
[at] om sanjiva, tapi katanya gak sadar, apa bisa masuk avici, om?
Quote from: Top1 on 23 January 2013, 02:02:43 PM
Duduk manis Ikut menunggu jawaban om sanjiva
Sadar ga sadarnya mari kita tunggu hasil pemeriksaan polisi. :whistle: ^-^
Tapi hasil test pengaruh zat adiktif udah negatif, tinggal test kejiwaan. Tanpa maksud mendahului, apakah selama ini pelaku dikenal sebagai orang gila atau orang waras ? Kalau pelaku sejak lama dikenal sebagai orang 'terganggu' tentunya sudah ada keterangan / kesaksian tetangga atau keluarganya.
? (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19455.0)
Quote from: sanjiva on 23 January 2013, 02:59:52 PM
Sadar ga sadarnya mari kita tunggu hasil pemeriksaan polisi. :whistle: ^-^
Tapi hasil test pengaruh zat adiktif udah negatif, tinggal test kejiwaan. Tanpa maksud mendahului, apakah selama ini pelaku dikenal sebagai orang gila atau orang waras ? Kalau pelaku sejak lama dikenal sebagai orang 'terganggu' tentunya sudah ada keterangan / kesaksian tetangga atau keluarganya.
Seandainya orang ini terganggu kejiwaan, karma apakah yang akan dia terima?
Atau bisakah neh anak di kehidupan lampau pernah dianiaya (dibakar) orang tua-nya yang sekarang trus dia balas dendam?
Quote from: Top1 on 23 January 2013, 03:20:52 PM
Seandainya orang ini terganggu kejiwaan, karma apakah yang akan dia terima?
Atau bisakah neh anak di kehidupan lampau pernah dianiaya (dibakar) orang tua-nya yang sekarang trus dia balas dendam?
Orang gila tetap ada cetananya, hanya saja bersekutu dengan ketidaktahuan, CMIIW. Sudah pernah dulu dibahas panjang lebar di DC, maaf gw ga bisa tunjukkin linknya.
Bisa jadi pembalasan yg dulu, bisa juga tidak dalam arti itu adalah kamma yang diperbuat sekarang terlepas dari hubungan sebab-akibat dengan si korban.
Quote from: Sunyata on 23 January 2013, 03:15:31 PM
? (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19455.0)
yang pasti berikutnya :
penjara atau rs. jiwa !
Quote from: Top1 on 23 January 2013, 03:20:52 PM
Seandainya orang ini terganggu kejiwaan, karma apakah yang akan dia terima?
Atau bisakah neh anak di kehidupan lampau pernah dianiaya (dibakar) orang tua-nya yang sekarang trus dia balas dendam?
proses kerja kamma itu termasuk
acinteyya, hal yang tak dapat terpikirkan oleh manusia biasa.
hmm, semoga para korban cepat sembuh dan tidak berakhir tragis (pindah alam) jadi sang anak yang tidak sadar akan kelakuaan nya tidak sampai melakukan garuka kamma.
Quote from: kullatiro on 23 January 2013, 09:08:33 PM
hmm, semoga para korban cepat sembuh dan tidak berakhir tragis (pindah alam) jadi sang anak yang tidak sadar akan kelakuaan nya tidak sampai melakukan garuka kamma.
Dari forum lain dikabarkan Ayah sang pelaku telah meninggal... :(
samsara yg tragis :(, mungkin orang ini kerasukan setan atau ada yg menguna-gunai nya, atau memang gila _/\_
Saya juga bisa membakar rumah, dan setelahnya mengatakan "tidak sadar melakukannya"
Seringkali sy baca berita, bahwa setelah pelaku membunuh anaknya, atau membunuh orang tuanya, atau membakar rumahnya... setelah ditangkap mengakuny7a:
- tidak sadar melakukannya
- mendapat bisikan setan
.. dan alasan2 lain sejenis yg intinya adalah: melarikan diri dari tanggung jawab.
Tidak ada bukti bahwa dia tidak sadar saat melakukan perbuatan tsb.
Orang kalau sudah kepepet melakukan kesalahan, mengakunya nggak sadar, nggak sengaja, nggak tau.. tapi kalo giliran dikasih duit, langsung deh sadar terus.. nggak pernah orang nggak sadar giliran mo dikasih duit
::
Quote from: williamhalim on 27 January 2013, 08:49:36 AM
Saya juga bisa membakar rumah, dan setelahnya mengatakan "tidak sadar melakukannya"
Seringkali sy baca berita, bahwa setelah pelaku membunuh anaknya, atau membunuh orang tuanya, atau membakar rumahnya... setelah ditangkap mengakuny7a:
- tidak sadar melakukannya
- mendapat bisikan setan
.. dan alasan2 lain sejenis yg intinya adalah: melarikan diri dari tanggung jawab.
Tidak ada bukti bahwa dia tidak sadar saat melakukan perbuatan tsb.
Orang kalau sudah kepepet melakukan kesalahan, mengakunya nggak sadar, nggak sengaja, nggak tau.. tapi kalo giliran dikasih duit, langsung deh sadar terus.. nggak pernah orang nggak sadar giliran mo dikasih duit
::
Setahu saya, ada kasus orang memenangkan undian dan langsung tidak sadar (pingsan).
Kasus nyata:
1. Ibu teman saya pernah kehilangan sejumlah uang (cukup besar, di atas 100 juta rupiah) akibat modus kejahatan hipnotis di ATM.
2. Adik saya semasa kecil punya kebiasaan berjalan di waktu tidur (tengah malam, di saat sedang tertidur pulas).
Setahu saya, dari kedua kasus di atas tidak mungkin Ibu teman saya berbohong, dan/atau adik saya juga berbohong, sebab disaksikan langsung oleh anggota keluarga lain.
Lalu ada juga kasus lebih umum, misalnya mengambil guling yang terjatuh saat tidur, atau menggertakkan gigi saat tidur (
sleep bruxism). Kejadian seperti ini juga biasanya tidak disadari pelakunya (atau setengah sadar).
Ada kondisi otak dimana frekuensinya menurun dari normal (
Beta) ke lebih rendah (
Alpha,
Theta, atau
Delta), dan tingkat kesadaran si subyek akan menurun seiring menurunnya frekuensi gelombang otak tersebut.
Maka kasus-kasus kerasukan,
trance, kondisi
meditatif, dsb, yang sulit dijelaskan dengan akal sehat, sebenarnya bermain dalam tingkat kesadaran lebih bawah (atau umumnya disebut kondisi bawah sadar,
subconscious). Pada kondisi ini, pikiran pelaku akan amat minim mengontrol perbuatannya, sehingga pada kondisi sadar (
Beta), dia (pelaku/subyek) sulit mengingat maupun (apalagi) menjelaskan tindakannya saat dalam kondisi "tidak sadar" tersebut.
Secara spiritual, umumnya disebut kesadarannya diambil alih (dikontrol) oleh kesadaran lain. Secara Buddhisme, sebenarnya amat erat berkaitan dengan konsep
anatta, dimana diri ini hanyalah gabungan unsur-unsur yang tercipta dari proses (perbuatan) sebelumnya. Dan ketika proses sebelumnya mengakibatkan (menghasilkan) dampak sedemikian rupa, misalnya rangkaian sebab dan akibatnya pas (tepat), maka itulah yang terjadi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya ini juga terjadi di
level awam, misalnya karyawan sulit membantah perintah bos/atasan, anak sulit membantah permintaan orang tua, dsb... dimana andil/peran si pelaku dalam menentukan keputusan (pilihan hidup) amat minim karena diintervensi oleh kesadaran (pikiran) lain.
Demikian. Mohon tambahan dan koreksinya.
Salam. _/\_
Jujur saja, saya pernah melihat sepupu saya berjalan saat tidur. Dia bangkit dari tempat tidur lalu menjedotkan kepalanya ke lemari. Meskipun dengan jelas saya lihat bahwa matanya masih tertutup.
Quote from: Sunya on 27 January 2013, 11:07:21 AM
Setahu saya, ada kasus orang memenangkan undian dan langsung tidak sadar (pingsan).
Kasus nyata:
1. Ibu teman saya pernah kehilangan sejumlah uang (cukup besar, di atas 100 juta rupiah) akibat modus kejahatan hipnotis di ATM.
2. Adik saya semasa kecil punya kebiasaan berjalan di waktu tidur (tengah malam, di saat sedang tertidur pulas).
Setahu saya, dari kedua kasus di atas tidak mungkin Ibu teman saya berbohong, dan/atau adik saya juga berbohong, sebab disaksikan langsung oleh anggota keluarga lain.
itukan pingsan gara2 shock.. pikiran shock atau tubuh shock, yabisa pingsan..
beda dengan kasus melakukan sesuatu secara bertahap dan kemudian mengaku tidak sadar waktu melakukan tahapan tsb...
Quote
Lalu ada juga kasus lebih umum, misalnya mengambil guling yang terjatuh saat tidur, atau menggertakkan gigi saat tidur (sleep bruxism). Kejadian seperti ini juga biasanya tidak disadari pelakunya (atau setengah sadar).
Betul, setengah sadar melakukannya, kadang tidak ingat..
Setengah Sadar, Bawah Sadar, adalah istilah sehari2.
Kalo ditilik dari Buddhisme, khususnya Abhidhamma, dijelaskan bahwa tidak ada tindakan yg kita lakukan tanpa didorong oleh cetana.. Bedanya hanya di kesadaran kuat atau lemah. Kalau kesadaran sedang kuat dalam melakukan sesuatu, maka kita akan ingat, kalau kesadaran terpecah (tidak fokus) kita akan setengah ingat, kalau kesadaran sangat lemah sekali kita bisa tidak ingat apa yg telah kita lakukan..
Jika tertarik mempelajari hal ini lebih dalam, bisa membuka lembaran2 Abhdihamma mengenai proses citta.. ada dijelaskan tahapan2 mental dalam melakukan sesuatu: ada citta yg berfungsi mencatat (tadaramancitta, sy lupa2 ingat).. kadang kalau kesadaran sedang lemah, proses pikiran kita tidak sampai pada tahapan pencatatan ini (ini yg kita bilang lupa)... Lalu ada citta yg fungsinya hanya sebagai penyambung ke citta berikutnya, dstnya...
Quote
Ada kondisi otak dimana frekuensinya menurun dari normal (Beta) ke lebih rendah (Alpha, Theta, atau Delta), dan tingkat kesadaran si subyek akan menurun seiring menurunnya frekuensi gelombang otak tersebut.
Maka kasus-kasus kerasukan, trance, kondisi meditatif, dsb, yang sulit dijelaskan dengan akal sehat, sebenarnya bermain dalam tingkat kesadaran lebih bawah (atau umumnya disebut kondisi bawah sadar, subconscious). Pada kondisi ini, pikiran pelaku akan amat minim mengontrol perbuatannya, sehingga pada kondisi sadar (Beta), dia (pelaku/subyek) sulit mengingat maupun (apalagi) menjelaskan tindakannya saat dalam kondisi "tidak sadar" tersebut.
Secara spiritual, umumnya disebut kesadarannya diambil alih (dikontrol) oleh kesadaran lain. Secara Buddhisme, sebenarnya amat erat berkaitan dengan konsep anatta, dimana diri ini hanyalah gabungan unsur-unsur yang tercipta dari proses (perbuatan) sebelumnya. Dan ketika proses sebelumnya mengakibatkan (menghasilkan) dampak sedemikian rupa, misalnya rangkaian sebab dan akibatnya pas (tepat), maka itulah yang terjadi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya ini juga terjadi di level awam, misalnya karyawan sulit membantah perintah bos/atasan, anak sulit membantah permintaan orang tua, dsb... dimana andil/peran si pelaku dalam menentukan keputusan (pilihan hidup) amat minim karena diintervensi oleh kesadaran (pikiran) lain.
Bahasa sehari2 kita dan penjelasan sains, cukup banyak bedanya dengan analisa kesadaran di Abhidhamma... Dapat sy katakan bahwa Abhidhamma lebih memuaskan menjelaskan misteri pikiran ketimbang sains, tentu saja jika sanggup membaca bbrp buku Abhdihamma yg njelimet itu...
Sy sendiri tidak terlalu membaca terlalu jauh buku2 tsb, krn skala prioritas juga... Sementara ini sutta2 dan praktik sederhana sehari2 lebih menarik perhatian sy ketimbang mendalami psikologi Abhdihamma
::
Saya mau tanya, rekan William. Karma yang dihasilkan dari kesadaran kuat ataupun lemah, apakah sama kualitasnya?
Setahu saya, dalam supranatural ada yang namanya kerasukan, atau dikendalikan. Jika ini masih disebut juga memiliki niat (cetana), maka (asumsi kita) niat (cetana)-nya lemah. Apa nilai karmanya juga sama?
Mohon pendapatnya.
_/\_
Sekedar info tambahan, otot bisa berkontraksi di luar keinginan subyek (contoh paling sederhana; gemetar, menggigil).
Selain itu, di masa depan teknologi pengendali pikiran jarak jauh juga marak, dimana fungsi tubuh dikendalikan orang lain secara terpisah di luar keinginan si pemilik tubuh.
Berikut contoh eksperimennya:
Helm Ini Dapat Mengendalikan Pikiran Pemakainya
TEMPO.CO, Cambridge - Peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan perangkat elektronik yang mampu mengendalikan pikiran. Perangkat yang dipasang di kepala seperti sebuah helm ini telah diujicobakan kepada tikus.
Perangkat pengendali pikiran tersebut terdiri atas dua papan sirkuit dan sebuah antena. Ketika diujicobakan kepada tikus, peneliti bisa mengendalikan perilaku binatang dari jarak jauh hanya menggunakan cahaya.
"Cahaya berfungsi mengaktifkan neuron khusus yang berada di dalam jaringan saraf," ujar salah seorang peneliti dari Department of Electrical Engineering and Computer Science MIT, Christian Wentz.
Inovasi yang dilakukan Wentz bersama tim penelitinya adalah bagian dari bidang pengetahuan optogenetika. Bidang ini menggabungkan pengetahuan optik dan ilmu genetika yang berguna untuk mempelajari pengendalian sel menggunakan cahaya.
Untuk mengendalikan pikiran, peneliti menelaah protein khusus dan sel saraf yang sensitif terhadap rangsangan cahaya. Protein akan membuka ketika terpapar cahaya sehingga memungkinkan ion masuk ke dalam sel saraf.
Dengan menempelkan protein pada titik yang tepat, peneliti bisa menghidupkan bagian otak tertentu. Teknik ini memungkinkan peneliti membangkitkan perilaku seksual atau agresivitas, yang membuat binatang berjalan melingkar.
Perangkat pengendali pikiran ini tidak menggunakan baterai sebagai sumber energi. Wentz memanfaatkan medan magnet untuk menginduksi antena yang menempel di kepala tikus. Induksi magnetik inilah yang memberi tenaga bagi 16 LED yang diletakkan di helm. Cahaya dari LED ini cukup untuk mengendalikan neuron tertentu pada otak tikus.
Sebuah perangkat lunak ditanam dalam papan sirkuit dan terhubung dengan komputer. Wentz memprogram agar cahaya biru menyinari bagian otak yang mengendalikan aktivitas gerak tikus. Tikus sendiri akan bergerak ke kiri jika lampu biru menyala. "Dengan cara ini, kami bisa mengendalikan gerakan tikus," dia memaparkan.
Tak hanya mengendalikan gerakan tikus, peneliti juga merekam semua aktivitas sel saraf yang terpapar cahaya. Rekaman ini akan dimanfaatkan untuk menguak sensitivitas tikus.
http://www.tempo.co/read/news/2011/07/04/095344762/Helm-Ini-Dapat-Mengendalikan-Pikiran-Pemakainya
Di luar dari itu tentunya masih ada; hipnotis, sudah ada di masa sekarang, dan juga saya berikan contoh (kasus) nyatanya. Mungkin Anda kurang percaya, tapi ini sudah sangat sering terjadi (digunakan sebagai salah satu modus kejahatan).
Oke, mohon pendapat dan tanggapannya.
Salam persahabatan dari saya. _/\_
Quote from: Sunya on 29 January 2013, 02:37:54 AM
Saya mau tanya, rekan William. Karma yang dihasilkan dari kesadaran kuat ataupun lemah, apakah sama kualitasnya?
yah jelas bedalah
- Dalam meditasi, jika kesadaran kuat, kita akan sebentar saja udah memasuki kondisi konsentrasi terpusat.. beda kalo kesadran lagi lemah, sebentar aja sudah ketiduran atau pikiran bermenung berkeliaran kemana2..
- Dalam berdana, jika dilakukan dengan pemahaman benar dan pemberian yg baik, akan beda kualitasnya jika diberikan dengan terburu2, tidak konsen dan grasa-grusu... (misalnya di lampu merah, tangan kiri sambil nyerocos di hp dan tangan kanan ngambil uang receh, kasih ke pengemis..)
Jadi, jelas sekali berbeda kamma antara kesadaran kuat dan kesadaran lemah
Quote
Setahu saya, dalam supranatural ada yang namanya kerasukan, atau dikendalikan. Jika ini masih disebut juga memiliki niat (cetana), maka (asumsi kita) niat (cetana)-nya lemah. Apa nilai karmanya juga sama?
Maksudnya kamma orang yg lagi kerasukan sama dengan ....(?).....
Btw, tentu saja kesadaran kuat/lemah turut mempengaruhi kualitas suatu perbuatan
----
Sebenarnya Buddha sudah menjelaskan dengan sangat terang:
- niat yg mendahului suatu perbuatan, itulah yg disebut kamma
- niat baik, adalah kamma baik yg akan berbuah baik
- niat buruk adalah kamma buruk, yg akan berbuah buruk
- tanpa niat, bukanlah kamma
Hal2 begini harus dipahami dan direnungkan sendiri...
::
Dari penjelasan Anda di atas, bisa saja orang tersebut kesadarannya lemah, dirasuki atau dikendalikan, lalu dia tidak bisa mengingat kejadian dengan jelas, bukan begitu?
Saya menarik kesimpulan dari penjelasan Anda sendiri. :)
Salam. _/\_
Quote from: Sunya on 29 January 2013, 02:20:37 PM
Dari penjelasan Anda di atas, bisa saja orang tersebut kesadarannya lemah, dirasuki atau dikendalikan, lalu dia tidak bisa mengingat kejadian dengan jelas, bukan begitu?
Saya menarik kesimpulan dari penjelasan Anda sendiri. :)
Teorinya kesadaran yg lemah memang mudah dirasuki oleh kesadaran lain... dan masih teori juga: kesadaran yg sedang dirasuki ini tidak terlalu bisa melakukan hal2 yg kompleks, seperti pembunuhan, mengambil minyak, menyiram, membakar, memperkosa, dll...
Teorinya kesadaran yg sedang dirasuki hanya kelihatan hasilnya seperti menangis2, berteriak2, menggelepar2...
::
Quote from: williamhalim on 29 January 2013, 05:03:52 PM
Teorinya kesadaran yg lemah memang mudah dirasuki oleh kesadaran lain... dan masih teori juga: kesadaran yg sedang dirasuki ini tidak terlalu bisa melakukan hal2 yg kompleks, seperti pembunuhan, mengambil minyak, menyiram, membakar, memperkosa, dll...
Teorinya kesadaran yg sedang dirasuki hanya kelihatan hasilnya seperti menangis2, berteriak2, menggelepar2...
::
Bagaimana dengan hipnotis? Di atas saya berikan kasus nyata dari Ibu teman saya sendiri, beliau ditipu dengan cara menarik uang dari rekening miliknya sendiri (ATM). Kasus ini cukup umum terjadi, umumnya korban seperti hilang kesadaran kognitif (logika) dan afeksi, tapi tidak kesadaran psikomotorik (keterampilan melakukan sesuatu).
Mohon pendapatnya.
Terima kasih dan salam sejahtera. _/\_
Quote from: Sunya on 29 January 2013, 09:01:45 PM
Bagaimana dengan hipnotis? Di atas saya berikan kasus nyata dari Ibu teman saya sendiri, beliau ditipu dengan cara menarik uang dari rekening miliknya sendiri (ATM). Kasus ini cukup umum terjadi, umumnya korban seperti hilang kesadaran kognitif (logika) dan afeksi, tapi tidak kesadaran psikomotorik (keterampilan melakukan sesuatu).
Soal menarik uang di rekening ATM, kenalan sy sendiri juga pernah.. dia mendapat SMS yg mengatakan menang hadiah dan disuruh ke ATM terdekat.. awalnya dia konsultasi ke saya, sy bilang: jangan, itu pasti bohong. Ternyata dia tdk puas (krn memang dasarnya lobha, tujuannya konsultasi ke saya hanya untuk cari support) akhirnya dia pergi sendiri dan memang, uangnya ludes, hingga saldo minimal..
Saya juga pernah, ada pembeli yg mengaku mau menyewa, triknya adalah mengatakan: harga sewa sudah cocok dan dlm bbrp kali komunikasi, dia mengatakan sudah transfer DP.. sy cek (by phone ke kantor) ternyata belum ada.. Si penipu pura2 keheranan, dan menyuruh sy ke ATM terdekat untuk memastikan dan dia akan memandu saya... Di titik ini sy langsung menyadari ini adalah (lagi2) penipuan. Sy tidak meadeni dia lagi..
Dari 2 contoh kasus diatas, apakah ini Kasus yg sering digembar gemborkan sebagai hipnotis itu? Yah, bisa jadi dianggap hipnotis, krn korban disugesti, dibikin bingung dan diarahkan untuk melakukan sesuatu yg memang korban mau melakukannya.... dan korban juga sedang dalam kondisi TAMAK (Lobha) sehingga kehilangan akal sehat... dan jujur saja sy katakan: korban juga TOLOL (minimal pada saat itu)
Jadi, dapat Bro lihat: dalam kondisi (yg bahasa kerennya) hipnotis, kondisi batin korban adalah LOBHA, menggebu2, sehingga kehilangan akal sehat, kehilangan fokus dan kesadaran, kehilangan konsentrasi dan mudah disuruh melakukan apa saja... Dan tentu saja ada cetana korban saat mengambil kartu, menarik kartu, memasukkannya ke ATM, dstnya...
Mengaku tidak ingat sesudah kejadian? Ya, memang... bbrp karena memang shock setelah tau uangnya hilang, bbrp malu untuk mengakui ketololannya, bbrp malu mngakui tamaknya, bbrp memang sdh megap2 krn kebingungan dan konsentrasi lemah
Tapi, sy tidak berkompeten menjelaskan lebih jauh soal hipnotis, krn sy tdk mendalami hal tsb...
::
Memang dalam hipnosis seorang korban (target) baru bisa dihipnotis setelah ada persetujuan dari dirinya sendiri.
Bagaimana dengan eksperimen helm pengendali pikiran? Mohon komentarnya.
Salam. _/\_