HARGA DIRI
Saya bukan seorang ahli bahasa,bukan pula seorang ahli falsafah. Maka tulisan ini sudah tentu akan BANYAK masalah,namun karena saya ingin mengetahui apa sebenarnya arti kata HARGA DIRI ,maka saya move di forum ini untuk kita diskusikan bersama,dan tentu saya harus memulai dengan uraian menurut se-PENGETAHUAN saya,apa yang saya tahu tentang harga diri,harapan saya teman2 berkenan bisa membantu untuk menambah wawasan,saling mengoreksi, dan hendaknya jangan berpendapat bahwa saya ingin menggurui.
Arti kata harga diri JANGAN diartikan seperti contoh dibawah ini:
Seorang PSK(pelacur) yang memasang tarif kencan sebesar rp 100,000----bukan berarti HARGA dirinya sebesar 100,000.
Seorang pelamar pekerjaan,mengisi formulir pendaftaran lamaran----gaji yang di minta rp 2,000,000----bukan berarti HARGA dirinya adalah sebesar 2 juta.
Ada kalimat ----seorang PSK pun punya harga diri----maksud dari kata harga diri tsb bukanlah tarif kencannya,lalu apa arti sebenarnya harga diri ?
Coba kita simak beberapa kalimat yang biasa menyentuh harga diri seseorang.
Dasar pelacur tidak punya harga diri.
Dasar pembantu tidak tahu diri.
Dasar pedagang makanya pelit.
Dasar china tahunya duit.
Dasar politikus bohong melulu.
Dasar polisi mata duit en.
Dan masih banyak dasar,dasar yang lainnya.
Dari contoh2 diatas nampaknya arti dari harga diri adalah semacam status dan moral seseorang.
kata2 yang bernada pelecehan terhadap status dan moral,maka orang itu akan tersinggung .
ada kalimat nasehat----nak setelah menikah,kamu harus bisa jaga diri baik2,dan pertahankanlah/jagalah harga diri keluarga kita.jangan sampai dilecehkan oleh keluarga suamimu.----jagalah tingkah lakumu !!!!
Ternyata harga diri juga bisa mewakili kelompok,misalnya keluarga,kedaerahan,kenegaraan,kesukuan , kebangsaan.agama atau aliran agama.
Dan ternyata makna harga diri adalah ----JAGA KELAKUAN.
Kelakuan seperti apa yang bisa menjatuhkan harga diri seseorang atau keluarga?
Mencuri,menipu,bohong,berzinah atau selingkuh dll.
Harga diri juga bisa berkaitan dengan tutur kata-----
Misalnya seseorang yang latah mengatakan kata2 seperti----(maaf)brengsek,busyet dsb.ada sebagian orang akan mengatakan orang seperti ini tidak berpendidikan,levelnya rendahan bahkan bisa dianggap sebagai orang murahan
Ada kalimat nasehat---ingin orang lain menghargai anda,maka anda sendiri harus menjaga harga diri anda agar anda LAYAK dihargai.
Terkadang memang harga diri ada hubungannya dengan nilai uang/harta.
Misalnya----saya tertipu uang senilai 10,000,maka saya tidak akan bergeming,atau reaksi sedikitpun,uang 10,000 biar diambil saja, tapi apakah saya tetap tidak reaksi bila angkanya adalah 100,000, 1juta ,10 juta dst ???? mungkin akan jebol juga apalagi nilai uang itu adalah sangat dibutuhkan pada saat itu.----nah dengan angka nominal tertentu bisa merubah sikap seseorang yang biasanya santun menjadi kalap----lupa diri atau lupa menjaga harga diri.
yang terakhir dan yang terpenting adalah yang menyangkut harga diri seorang Buddhist,seseorang yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang Buddhist,hendaknya lebih meningkatkan level harga dirinya,terutama dalam menjaga prilaku sehari hari,karena anda sudah menyatakan sebagai seorang umat Buddhist,konsekuensinya anda harus berprilaku LAYAKNYA seorang Buddhist.
Sekian dari yang saya tahu,silahkan ditambahi dan dikoreksi.
Semoga bermanfaat.
yang sering dilupakan oleh umat,prilakunya walaupun semata mata adalah tanggung jawab diri pribadinya,namun sejatinya dia telah mewakili orang tua,keluarga besar,warga negara,suku,etnis,agama,kelompok komunitas yang menyertai dia,manusia tidaklah hidup sendiri di dunia ini.
misalnya,seseorang yang menyetir mobilnya dengan ugal2 an,mungkin telah mengkonsumsi narkoba,begitu terjadi kecelakaan yang memakan korban,maka masyarakat dan media akan menguak siapa dia sebenarnya? ----warga negara,etnis,keluarga,orang tua,teman ,agama dan anggota komunitas xxx. ----maka semua yang menempel pada orang itu akan ikut menanggung beban malu.-----
apakah ini masih terkait dengan kata harga diri ?
bagaimana harga diri nya bro sunya yg pernah disebut
master belut maupun badut ? coba jelaskan... ;D ;D
Quote from: cumi polos on 17 January 2013, 07:48:59 AM
bagaimana harga diri nya bro sunya yg pernah disebut
master belut maupun badut ? coba jelaskan... ;D ;D
harga diri seseorang akan dinilai oleh orang lain,dan realitanya ---di DC ini nilai harga diri Sunya amat rendah,(ini nilai rapot rata2), namun
mungkin bagi sebagian orang yang
se-iman atau sepaham dengan nya beda.
tapi--- ini hanya sebagai saran,setiap orang hendaknya lebih focus pada
harga diri masing2,jaga harga diri masing2 itu lebih berguna,
salam Hadi
Quote from: Hadisantoso on 17 January 2013, 08:28:08 AM
harga diri seseorang akan dinilai oleh orang lain,dan realitanya ---di DC ini nilai harga diri Sunya amat rendah,(ini nilai rapot rata2), namun mungkin bagi sebagian orang yang se-iman atau sepaham dengan nya beda.
tapi--- ini hanya sebagai saran,setiap orang hendaknya lebih focus pada harga diri masing2,jaga harga diri masing2 itu lebih berguna,
salam Hadi
se-iman, iman apakah itu ? apakah iman seseorang mendongkrak harga diri ?
sewaktu ditanya siapa guru bro sunya,
dia tidak jawab...
apakah guru seseorang meningkatkan atau merendahkan harga diri orang tsb ?
org yg mengrahasiakan sesuatu membuat harga dirinya tinggi atau tambah rendah ?
Quote from: Hadisantoso on 17 January 2013, 08:28:08 AM
harga diri seseorang akan dinilai oleh orang lain,dan realitanya ---di DC ini nilai harga diri Sunya amat rendah,(ini nilai rapot rata2), namun mungkin bagi sebagian orang yang se-iman atau sepaham dengan nya beda.
tapi--- ini hanya sebagai saran,setiap orang hendaknya lebih focus pada harga diri masing2,jaga harga diri masing2 itu lebih berguna,
salam Hadi
setuju sama yang di bold. kira2 tarzan yang hidup menyendiri di hutan pernah mikirin harga diri nggak ya?
haruskah hidup kita di dedikasikan untuk harga diri yang notabenenya cuman merupakan penilaian dari orang lain? sementara kita tahu penilaian kadang tidak selalu obyektif?
se-iman, iman apakah itu ?--------se-iman= sepaham=se-keyakinan.
apakah iman seseorang mendongkrak harga diri ?------itu tergantung kesadaran umat,seorang umat yang menyatakan diri sebagai Buddhist,maka seharusnya dia punya kesadaran untuk menjaga prilaku agar tidak menjatuhkan nama baik agama Buddha.
sewaktu ditanya siapa guru bro sunya,
dia tidak jawab...----------wah itu urusan dia.
apakah guru seseorang meningkatkan atau merendahkan harga diri orang tsb ?--------kalau merendahkan harga diri saya,maka guru tsb akan saya pecat.
org yg mengrahasiakan sesuatu membuat harga dirinya tinggi atau tambah rendah ?--------saya tidak menemukan hubungannya secara langsung.
Quote from: juanpedro on 17 January 2013, 11:04:11 AM
setuju sama yang di bold. kira2 tarzan yang hidup menyendiri di hutan pernah mikirin harga diri nggak ya?
haruskah hidup kita di dedikasikan untuk harga diri yang notabenenya cuman merupakan penilaian dari orang lain? sementara kita tahu penilaian kadang tidak selalu obyektif?
mungkin ini salah paham,atau tulisan saya gak beres sehingga bisa ditafsirkan macam2.
inti dari tulisan saya-----
contoh---seorang hakim yang salah ucap di depan DPR,resikonya-----
harga diri hakim tersebut langsung tercoreng dimata masyarakat.
prilaku hakim tersebut juga
menjatuhkan harga diri istrinya.orang tuanya,anak/cucunya,orang2 sekampung.dll ---
mereka pasti ikut malu.seandainya hakim tersebut sorang Buddhist ,saya juga akan ikut malu.
Virtue mungkin lebih tepat dari kata "Harga diri"
Virtue ( Latin: virtus , Ancient Greek: ἀρετή "arete ") is moral excellence . A virtue is a positive trait or quality deemed to be morally good and thus is valued as a foundation of principle and good moral being. Personal virtues are characteristics valued as promoting collective and individual greatness.
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Virtue (http://en.m.wikipedia.org/wiki/Virtue)
lawan virtue adalah vice
Vice is a practice or a behavior or
habit considered immoral ,
depraved, or degrading in the
associated society. In more minor
usage, vice can refer to a fault, a
negative character trait, a defect,
an infirmity, or merely a bad habit.
Synonyms for vice include fault,
depravity, sin, iniquity, wickedness,
and corruption.
Buddhism
In the Sarvastivadin tradition of
Buddhism , there are 108
defilements, or vices, which are
prohibited. These are subdivided
into 10 bonds and 98 proclivities.
[6] The 10 bonds are the following:
[6]
Absence of shame
Absence of embarrassment
Jealousy
Parsimony
Remorse
Drowsiness
Distraction
Torpor
Anger
Concealment of wrongdoing
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Vice (http://en.m.wikipedia.org/wiki/Vice)
jadi yang mau dibahas virtue ato harga diri?
Harga diri dan virtue kadang kadang di indonesia kecampur aduk jadi satu.
jadi agak bingung,
apa maksud pertanyaan awalnya? apa yang ingin ditanyakan ?
atau maksudnya hanya ingin menjelaskan/menjabarkan ?
Quote from: Hadisantoso on 16 January 2013, 03:41:34 PM
lalu apa arti sebenarnya harga diri ?
Coba kita simak beberapa kalimat yang biasa menyentuh harga diri seseorang.
Dasar pelacur tidak punya harga diri.
Dasar pembantu tidak tahu diri.
Dasar pedagang makanya pelit.
Dasar china tahunya duit.
Dasar politikus bohong melulu.
Dasar polisi mata duit en.
Dan masih banyak dasar,dasar yang lainnya.
Dari contoh2 diatas nampaknya arti dari harga diri adalah semacam status dan moral seseorang.
kata2 yang bernada pelecehan terhadap status dan moral,maka orang itu akan tersinggung .
btw, apakah harga diri yg dimaksud itu ego?
kalau dihina, ego / harga diri nya terluka ?
Quote from: Hadisantoso on 17 January 2013, 08:28:08 AM
harga diri seseorang akan dinilai oleh orang lain,dan realitanya ---di DC ini nilai harga diri Sunya amat rendah,(ini nilai rapot rata2), namun mungkin bagi sebagian orang yang se-iman atau sepaham dengan nya beda.
tidak setuju kalau dibilang nilai harga diri bro Sunya sangat rendah di DC.
beberapa orang yg posting di DC tidak bisa mewakili seluruh anggota DC
dan harga diri dinilai org lain --> apakah seperti gambaran org lain terhadap diri kita ?
harga diri bukan matematika ah, kayanya sulit diukur seperti itu
Quote from: juanpedro on 17 January 2013, 02:35:01 PM
jadi yang mau dibahas virtue ato harga diri?
virtue = moral excellence = nilai2 luhur
harga diri = apakah maksudnya ego ?
mau dibahas virtue atau harga diri?
nunggu jawaban TS kali yag?
TS maunya membahas yg mana?
"Harga diri nya tinggi sekali sampai merendahkan orang lain" ini terlihat seperti ego tetapi lebih tepat kata Arogansi (kesombongan).
Ada hal dalam bahasa indonesia yang di pakai sehari hari menjadi sangat rancu tergantung pada pemakaian kalimat yang di gunakan.
Jaga Harga diri bangsa dan negara.
Jaga martabat bangsa dan negara.
judul tidaklah penting,apalagi kata harga diri,tanggung jawab moral atau virtue adalah beda2 tipis bagi saya.
dalam post 1 sudah saya jelaskan,bahwa saya bukan orang ahli,jadi bukan ingin menjabarkar apalagi menggurui,tujuan tulisan ini lebih banyak ke---rasa ingin tahu,yang benar seperti apa.
masalah yang ingin di tampilkan adalah------
setiap orang bertanggung jawab secara moral atas prilaku dirinya,selain bagi diri sendiri,juga pada keluarga ,agamanya dsb-----apakah ini disebut harga diri ?
tulisan ini terinspirasi oleh kejadian seorang hakim yang salah ucap,saya kaitkan dengan kondisi di forum ini(mungkin bisa bermanfaat) yaitu sekedar suntikan moral buat kita semua.
terima kasih atas reply dari teman2 semua,yang sangat bermanfaat bagi saya.
silahkan dilanjut.
Quote from: bluppy on 17 January 2013, 03:40:35 PM
jadi agak bingung,
apa maksud pertanyaan awalnya? apa yang ingin ditanyakan ?
atau maksudnya hanya ingin menjelaskan/menjabarkan ?
btw, apakah harga diri yg dimaksud itu ego?
kalau dihina, ego / harga diri nya terluka ?
tidak setuju kalau dibilang nilai harga diri bro Sunya sangat rendah di DC.
beberapa orang yg posting di DC tidak bisa mewakili seluruh anggota DC
dan harga diri dinilai org lain --> apakah seperti gambaran org lain terhadap diri kita ?
harga diri bukan matematika ah, kayanya sulit diukur seperti itu
virtue = moral excellence = nilai2 luhur
harga diri = apakah maksudnya ego ?
mau dibahas virtue atau harga diri?
nunggu jawaban TS kali yag?
TS maunya membahas yg mana?
Sy juga gak setuju kalau katanya harga diri bro Sunya dibilang rendah. Justru dari kesabarannya menjawab dan disebut dengan merendahkan saya rasa dia lebih tinggi dari para pengkritiknya
utk mengetahui harga diri seseorang tentu kita harus mengetahui/mengenal dia dehhh
siapakah bro sunya ?
apakah yg dia imanin ? (mahayana, ?)
siapakah gurunya ?
itu dulu ya....
Quote from: Top1 on 17 January 2013, 04:36:50 PM
Sy juga gak setuju kalau katanya harga diri bro Sunya dibilang rendah. Justru dari kesabarannya menjawab dan disebut dengan merendahkan saya rasa dia lebih tinggi dari para pengkritiknya
membaca tulisan anda diatas,saya tertegun berapa lama,saya sampaikan apa yang ada dalam benak saya tadi----
1,timbul pertanyaan dalam diri saya----seandainya sebutan master belut itu dialamatkan pada diri saya,apa dan bagaimana sikap saya?----jawaban saya adalah-----saya tidak akan membaca tulisan belut untuk yang ke dua kali----say goodbye to DC.
2,dengan sikap saya di poin 1, jelas harga diri saya MUDAH TERSENTUH,bila dibandingkan dengan sikap bro Sunya yang sepertinya ACUH(berbesar hati,sabar,lapang dada)-------
mana yang lebih baik ? apakah bro Sunya tidak punya harga diri ?3,ada yang mencela ada juga yang mengagumi----hahaha karakter dan sudut pandang umat manusia memang warna warni-----tapi mungkin benar perbedaan itu indah,tanpa perbedaan semua jadi monoton.
ok teman2 semua, abaikan poin 1 dan 3,
mari kita bahas poin ke 2 saja,karena ini sebuah contoh soal yang ada hubungannya dengan judul thread ini----harga diri.
apakah bro Hadisantoso kesulitan menjawab pertanyan cumi ?
kenapa belum dijawab dgn transparansi aja ?
Quote from: cumi polos on 17 January 2013, 05:17:14 PM
utk mengetahui harga diri seseorang tentu kita harus mengetahui/mengenal dia dehhh
siapakah bro sunya ?
apakah yg dia imanin ? (mahayana, ?)
siapakah gurunya ?
itu dulu ya....
sorry Cumi ,yang saya tahu cuma pertanyaan ke2', dia ngakunya Mahayana,
Tapi pertanyaan2 itu saya rasa tidak ada hubungannya dengan harga dirinya.
Quote from: Hadisantoso on 17 January 2013, 09:33:05 PM
sorry Cumi ,yang saya tahu cuma pertanyaan ke2', dia ngakunya Mahayana,
Tapi pertanyaan2 itu saya rasa tidak ada hubungannya dengan harga dirinya.
buah apple jatuh tidak jauh dari pohonnya...
siapakah guru bro sunya ?
apakah tujuan/manfaat mengrahasiakan siapa guru kita ?
banyak sutta2 dgn cerita murid Buddha ditanya siapakah gurunya,
mereka akan memberitahukan info tsb... !
bagaimana bro Hadi melihat pertentangan disini ? :P
Quote from: cumi polos on 18 January 2013, 06:18:04 AM
buah apple jatuh tidak jauh dari pohonnya...
siapakah guru bro sunya ?
apakah tujuan/manfaat mengrahasiakan siapa guru kita ?
banyak sutta2 dgn cerita murid Buddha ditanya siapakah gurunya,
mereka akan memberitahukan info tsb... !
bagaimana bro Hadi melihat pertentangan disini ? :P
saya kenal dengan bro Sunya sudah 1 tahun lebih,selama ini hanya kontek di dunia maya saja,90% komunikasi kita di dominasi oleh pembicaraan tentang spiritual,kalaupun ada sedikit tentang data pribadi,itu diutarakan kita masing2 dengan tanpa ditanya.
jadi sampai sekarang saya tidak jelas tentang riwayat pribadinya,termasuk dia belajar di vihara mana dengan guru siapa.
saya selama ini juga tidak pernah berkeinginan untuk tahu tentang hal tersebut.karena saya merasa itu tidaklah penting.
maka dengan adanya pertanyaan anda itu,saya tidak bisa menjawab,karena memang tidak tahu.
mengenai apakah tidak bertentangan bila dia tidak mau cerita tentang siapa gurunya,saya sulit menjawab,karena saya tidak pernah membaca sutta sama sekali.
jadi saya minta maaf tidak bisa memenuhi keinginan anda.
Quote from: Hadisantoso on 17 January 2013, 04:13:42 PM
judul tidaklah penting,apalagi kata harga diri,tanggung jawab moral atau virtue adalah beda2 tipis bagi saya.
dalam post 1 sudah saya jelaskan,bahwa saya bukan orang ahli,jadi bukan ingin menjabarkar apalagi menggurui,tujuan tulisan ini lebih banyak ke---rasa ingin tahu,yang benar seperti apa.
masalah yang ingin di tampilkan adalah------
setiap orang bertanggung jawab secara moral atas prilaku dirinya,selain bagi diri sendiri,juga pada keluarga ,agamanya dsb-----apakah ini disebut harga diri ?
tulisan ini terinspirasi oleh kejadian seorang hakim yang salah ucap,saya kaitkan dengan kondisi di forum ini(mungkin bisa bermanfaat) yaitu sekedar suntikan moral buat kita semua.
terima kasih atas reply dari teman2 semua,yang sangat bermanfaat bagi saya.
silahkan dilanjut.
kalau pribadi saya menganggap harga diri itu tak jauh-jauh dari ego/keakuan... tapi kalo TS memandangnya seperti yang di bold saya menyimak dulu :)
Quote from: Hadisantoso on 18 January 2013, 08:35:07 AM
saya kenal dengan bro Sunya sudah 1 tahun lebih,selama ini hanya kontek di dunia maya saja,90% komunikasi kita di dominasi oleh pembicaraan tentang spiritual,kalaupun ada sedikit tentang data pribadi,itu diutarakan kita masing2 dengan tanpa ditanya.
jadi sampai sekarang saya tidak jelas tentang riwayat pribadinya,termasuk dia belajar di vihara mana dengan guru siapa.
saya selama ini juga tidak pernah berkeinginan untuk tahu tentang hal tersebut.karena saya merasa itu tidaklah penting.
maka dengan adanya pertanyaan anda itu,saya tidak bisa menjawab,karena memang tidak tahu.
mengenai apakah tidak bertentangan bila dia tidak mau cerita tentang siapa gurunya,saya sulit menjawab,karena saya tidak pernah membaca sutta sama sekali.
jadi saya minta maaf tidak bisa memenuhi keinginan anda.
cumi kan ingat akan cerita2 di sutta......
spt kasapa bertemu dgn salah satu murid guru Buddha...
dia melihat wuuihh koq org ini pancaran wajahnya bersinar/baik...
trus dia tanya ....:
siapakah guru anda
dan apa yg udah diajarkannya....
jadi simple aja... itu pertanyaan dasar.......
kalau bro HADI tidak bertanya... ehhh
jangan2 bro udah jatuh dalam JURANG FANATIK tapi masih belum taoooooooooo
Dari manakah harga diri seseorang dibentuk ?
Sejak kapankah harga diri seseorang dibentuk ?
Oleh siapakah harga diri seseorang dibentuk ?
apakah yg dimaksud dgn harga diri ?
nahhh coba jawab yg ini bro Hadi atau bro Sunya... :x
Quote from: cumi polos on 18 January 2013, 09:00:10 AM
cumi kan ingat akan cerita2 di sutta......
spt kasapa bertemu dgn salah satu murid guru Buddha...
dia melihat wuuihh koq org ini pancaran wajahnya bersinar/baik...
trus dia tanya ....:
siapakah guru anda
dan apa yg udah diajarkannya....
jadi simple aja... itu pertanyaan dasar.......
kalau bro HADI tidak bertanya... ehhh
jangan2 bro udah jatuh dalam JURANG FANATIK tapi masih belum taoooooooooo
saya masuk jurang fanatik ? mungkin iya.
tapi saya fanatik terhadap sebagian isi tulisan Sunya yang saya anggap benar, tentang gurunya siapa masa bodoh.
Quote from: cumi polos on 18 January 2013, 09:17:19 AM
Dari manakah harga diri seseorang dibentuk ?
Sejak kapankah harga diri seseorang dibentuk ?
Oleh siapakah harga diri seseorang dibentuk ?
apakah yg dimaksud dgn harga diri ?
nahhh coba jawab yg ini bro Hadi atau bro Sunya... :x
saya sendiri belum paham betul tentang harga diri,maka saya move di forum minta pencerahan dari para senior.
Quote from: Hadisantoso on 18 January 2013, 12:07:55 PM
saya sendiri belum paham betul tentang harga diri,maka saya move di forum minta pencerahan dari para senior.
sptnya banyak hal, bro Hadi tidak mengerti...
sekarang giliran guru bro Hadi tampil disini... >>> bro sunya
coba jelaskan semua pertanyaan cumi.... :P
Quotetentang gurunya siapa masa bodoh.
kalau bisa tao gurunya siapa, kenapa tidak ?
Quote from: juanpedro on 18 January 2013, 08:57:36 AM
kalau pribadi saya menganggap harga diri itu tak jauh-jauh dari ego/keakuan... tapi kalo TS memandangnya seperti yang di bold saya menyimak dulu :)
terima kasih replynya,saya tunggu pencerahannya,berikut akan saya post sebuah cerita yang ada kaitan dengan harga diri,silahkan disimak.
Quote from: cumi polos on 18 January 2013, 12:09:36 PM
sptnya banyak hal, bro Hadi tidak mengerti...
sekarang giliran guru bro Hadi tampil disini... >>> bro sunya
coba jelaskan semua pertanyaan cumi.... :P
info. Sunya pamit absen 2-3 hari,mulai kemarin.
Sebuah pengakuan.(tentang harga diri dan kemelekatan)
Pada tgl 7 november lalu,saya diundang makan malam oleh seorang teman dan juga sebagai bos saya.
Teman ini sudah saya kenal lebih dari 30 tahun,usia sudah sekitar 60 an,bisnisnya lebih besar beberapa tingkat dari saya,nilai bisnisnya bermiliard milliard, pendidikan formalnya lulusan S 2.
Dalam pertemuan itu dia menceritakan sebuah pengalaman ,bisa juga sebagai pengakuan .
Inilah ceritanya:
Pada tahun 2010 awal,saat saya di Amerika saya berkenalan dengan seorang ahli design,menurut pengakuannya dia ada di peringkat 6 ,yaitu rangking dari para ahli desain ,dengan spesialis desain buat perusahaan2 besar, mulai desain logo,produk,disply sampai pada desain struktur kerja perusahaan,dia minta sama saya untuk memperkenalkan dirinya pada perusahaan2 besar yang ada di Indonesia,dan apabila ada perusahaan yang mengikat kontrak kerja dengan dia,maka saya akan diberi fee/komisi sebesar 10% dari nilai kontrak.
Singkat cerita saya telah merealisasikan keinginan dia,dan sekitar 20 an pemilik perusahaan besar di Indonesia telah mendengarkan presentasi tentang semua keahliannya. Dan ternyata ada 1 perusahaan yang tertarik, perusahaan itu adalah sebuah perusahaan pabrik rokok ternama di Indonesia.
Pada saat negosiasi berlangsung,saya teringat dengan pesan petuah dari guru spiritual saya,bahwa saya tidak boleh terlibat dalam bisnis tertentu,dari daftar bisnis2 yang dilarang itu ,salah satunya adalah rokok.
Saat itu hati saya bergejola,antara tetap aktif membantu mereke bernegosiasi atau meninggalkan mereka.
Nilai kontraknya adalah 20 miliard,komisi 10% maka yang saya dapat adalah 2 miliard.
Akhirnya saya konsultasi dengan guru saya,saya minta diizinkan tetap terlibat dalam negosiasi ini,dengan alasan bahwa saya tidak terlibat dalam bisnis rokok,tapi hanya sebatas mengenalkan seorang ahli kepada sebuah pabrik rokok,tapi guru saya tetap melarang saya.
namun Akhirnya saya mengabaikan larangan guru saya,karena (mungkin) nilai 2 miliard yang begitu mudah didapat.
Kontrak itu akhirnya sukses pada bulan oktober.
Saat Saya menagih uang komisi yang telah menjadi hak saya,ternyata saat itu si orang Amerika itu hanya memberikan 1miliard, karena semua biaya pesawat dan akomodasi selama 6 bulan dipotongkan uang komisi saya----semua biaya senilai 1 miliard.
Mendengar berira itu,saya amat sangat marah,emosi saya tak terkendali,saat bertemu muka saya memaki maki dia dengan kata2 yang kasar dan jorok,akhirnya dia mengalah dengan cara memikul 50% biaya,jadi total saya dapat komisi 1,5 miliard.
setelah siang harinya saya memaki maki dia,malam harinya saya merenung dan saya tersentak kaget dengan prilaku saya siang hari tadi.
Saya baru sadar: selama hidup saya sampai usia hampir 60,baru kali ini saya berprilaku seperti itu,memaki maki orang dengan kata **** you segala,kapan saya BELAJAR nya?.kok saya jadi PANDAI memaki orang?
Selama ini saya sangat tidak senang bila melihat ada orang marah,kok kali ini saya sendiri melakukannya?
Hanya karena uang 1 miliard? saya jadi berani melawan sebuah keyakinan yang selama ini saya junjung tinggi,dan mungkin Saya jadi kena kutukan dari guru saya.
Tapi Saya sangat menyesali kejadian ini.
---------------------------------------------------------
Itulah sebuah kisah yang saya dengar dari seorang miliarder.
Dalam cerita ini jangan terpengaruh dengan ---
1,larangan bisnis rokok.
2,nilai nominal uang yang menjadi penyebab.
Tapi focuslah dengan inti pengakuannya,yaitu -----
1,teknik marah ternyata tanpa harus belajar dulu.----maka waspadalah !!!! suatu saat anda bisa ahli marah.
2,nilai harga diri seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri.----apakah harus dengan marah untuk menyelesaikan masalah,atau hanya untuk meluapkan sebuah kekecewaan.
3.KEMELEKATAN TERHADAP SEBUAH TARGET DUNIAWI.
Hallo Om Hadisantoso :)
Permisi, numpang posting ya.
Menurut saya, Tiap pribadi memiki suatu harga/nilai,
Tinggi-rendahnya harga/nilai diri menurut saya, tergantung pada bagaimana diri sendiri "menghargai atau memberi nilai" pada diri sendiri.
Sejauh mana diri menetapkan suatu prinsip hidup, pegang teguh secara konsisten dan terus menerus meningkatkan standar diri.
Walaupun tiada seorang pun tahu apa yang ada pada niat - pikiran - tindakan yang telah dilakukan diri,
Namun dengan memegang prinsip hidup yang bajik,
hati-hati dalam niat, pikiran, tindakan sehari-hari, semangat berlatih sesuai ajaran yang diyakini, ~> Kebijaksanaan ~> Pengendalian Diri.
Walaupun ada ungkapan Lingkungan mempengaruhi diri sendiri,
Menurut saya, tak sepenuhnya benar, bahkan Sang Buddha sebagai Guru (lingkungan) tak mengharuskan murid (diri) mengikuti mentah-mentah.
Kembali lagi semua kembali pada diri sendiri.
Secara teori,
Jika lingkungan memberi feedback yang negatif, diri tak harus mengikuti flow negatif tersebut.
Namun suka tak suka, sesuai dengan tulisan Om Hadisantoso, orang akan menilai diri sendiri, bukan hanya dari kualitas diri saja, namun dari lingkungan asal kita, baik keluarga, sahabat, profesi, Ajaran dll.
Jadi kita harus baik-baik membawa diri sendiri dimanapun berada baik offline (dunia nyata) maupun online (dunia maya).
Mohon maaf, jika postingan saya tak sesuai dengan topik, mohon bimbingannya.
Semoga Semua Mahluk Berbahagia :)
~Peace
Freedom
rekan Freedom :
tulisan anda sangat mengena----
Namun suka tak suka, sesuai dengan tulisan Om Hadisantoso, orang akan menilai diri sendiri, bukan hanya dari kualitas diri saja, namun dari lingkungan asal kita, baik keluarga, sahabat, profesi, Ajaran dll.
Jadi kita harus baik-baik membawa diri sendiri dimanapun berada baik offline (dunia nyata) maupun online (dunia maya).
Terima kasih untuk dukungan teman-teman semua.
Jika diperbolehkan jujur, saya tidak merasa rendah, tidak juga merasa tinggi. Persepsi diri saya atas saya selalu berubah (tergantung situasi dan kondisi yang menyertai, momen ke momen, internal maupun eksternal). Di luar daripada itu, saya mendefinisikan diri saya sebagai orang yang mau belajar. :)
Adapun jika ada makhluk lain yang menilai saya (secara tinggi, sedang ataupun rendah dalam pandangannya), itu adalah urusan dia atau mereka dengan dirinya masing-masing. Saya tetap menerima segala saran dan kritik sejauh hal itu saya nilai bermanfaat dan konstruktif.
Jika seseorang menunjukkan perilaku tertentu kepada sekitarnya, apalagi dilandasi dengan kebencian, kemelekatan (terhadap aliran/agama), dan ketidaktahuan (keterbatasan kebijaksanaan hidup), maka bagi saya sesungguhnya ia hanya ingin menunjukkan "isi teko"-nya (terlepas dari isinya baik atau buruk dari penilaian masing-masing). Saya kira hanya itu.
Isi teko Anda baik? Bermanfaat bagi Anda dan yang lain?
Mari kita tunjukkan bersama (termasuk saya).
Salam bahagia dan sehat sejahtera untuk Anda semua. _/\_
Quote from: Sunya on 18 January 2013, 09:05:21 PM
Terima kasih untuk dukungan teman-teman semua.
Jika diperbolehkan jujur, saya tidak merasa rendah, tidak juga merasa tinggi. Persepsi diri saya atas saya selalu berubah (tergantung situasi dan kondisi yang menyertai, momen ke momen, internal maupun eksternal). Di luar daripada itu, saya mendefinisikan diri saya sebagai orang yang mau belajar. :)
Adapun jika ada makhluk lain yang menilai saya (secara tinggi, sedang ataupun rendah dalam pandangannya), itu adalah urusan dia atau mereka dengan dirinya masing-masing. Saya tetap menerima segala saran dan kritik sejauh hal itu saya nilai bermanfaat dan konstruktif.
Jika seseorang menunjukkan perilaku tertentu kepada sekitarnya, apalagi dilandasi dengan kebencian, kemelekatan (terhadap aliran/agama), dan ketidaktahuan (keterbatasan kebijaksanaan hidup), maka bagi saya sesungguhnya ia hanya ingin menunjukkan "isi teko"-nya (terlepas dari isinya baik atau buruk dari penilaian masing-masing). Saya kira hanya itu.
Isi teko Anda baik? Bermanfaat bagi Anda dan yang lain?
Mari kita tunjukkan bersama (termasuk saya).
Salam bahagia dan sehat sejahtera untuk Anda semua. _/\_
disebut BELUT, karna tidak menjawab pertanyaan dan memiliki keahlian MENGHINDAR...
kalau disebut BADUT... sebabnya lebih jelas harus pada pada bro Indra.
kalau gurunya BELUT, muridnya juga memiliki karakter yg gak beda jauhhhh.....
------------------
Pusing dehhh dengar ceritanya bro Hadi....
orang bijaksana atau tidak 100% tergantung dari pendidikan.... S2, Prof, dokter...
ahhhhhhhh ahhhhhhhh... dan begitu juga UMUR....
yg umur 90 masih sangat CULUN pun juga ada......... :'( :'( :'(
pertanyaan utk bro sunya ... :
1 Dari manakah harga diri seseorang dibentuk ?
2 Sejak kapankah harga diri seseorang dibentuk ?
3 Oleh siapakah harga diri seseorang dibentuk ?
4 bagaimana cara merubah harga diri seseorang ?
1 adakah perbedaan antara harga diri dan konsep diri ?
2 manakah yg jauh lebih penting diantara keduanya ?
kenapa ? coba beri ilustrasi !
3 utk meningkatkan karier seseorang dlm dunia nyata,
manakah yg lebih penting ? harga diri atau konsep diri ?
4 apa artinya konsep diri ?
5 bagaimana dgn CITRA DIRI ? apa kaitannya dgn harga diri ? atao konsep diri ?
6 apa yg memperngaruhin tinggi/rendah nya harga diri seseorang ?
tolong dijawab bro sunya atau bro hadi.... :'(
tolong jangan keluarkan jurus BELUT yaaa.... :P :P
Quote from: cumi polos on 18 January 2013, 11:06:32 PM
disebut BELUT, karna tidak menjawab pertanyaan dan memiliki keahlian MENGHINDAR...
kalau disebut BADUT... sebabnya lebih jelas harus pada pada bro Indra.
kalau gurunya BELUT, muridnya juga memiliki karakter yg gak beda jauhhhh.....
------------------
Pusing dehhh dengar ceritanya bro Hadi....
orang bijaksana atau tidak 100% tergantung dari pendidikan.... S2, Prof, dokter...
ahhhhhhhh ahhhhhhhh... dan begitu juga UMUR....
yg umur 90 masih sangat CULUN pun juga ada......... :'( :'( :'(
maaf kalau membuat anda jadi pusing,itu akibat saya kurang pandai dalam menulis dan memaparkan sesuatu,saya harapkan ada member yang ahli dalam forum ini untuk memperjelas dan merangkum tentang makna sebenarnya harga diri.
contoh2 yang saya sampaikan hanyalah sebagai bahan atau contoh soal.
sudah saya sampaikan mulai awal,bahwa saya bukan orang ahli,jadi saya sendiri juga masih ngambang tentang arti harga diri.
Quote from: cumi polos on 18 January 2013, 11:08:14 PM
. :
1 Dari manakah harga diri seseorang dibentuk ?
2 Sejak kapankah harga diri seseorang dibentuk ?
3 Oleh siapakah harga diri seseorang dibentuk ?
4 bagaimana cara merubah harga diri seseorang ?
4 pertanyaan diatas menurut saya jawabnya cuma satu,yaitu---KESADARAN.
mulai dari no 1 sampai 4-----1,dari kesadaran yang dimilikinya ,maka terbentuklah sebuah harga diri.
2,sejak manusia memiliki sebuah kesadaran dirinya siapa?
3,oleh kesadaran diri nya sendiri.
4,merubah atau meningkatkan karakter harga diri hanya dari sebuah kesadaran.---misalnya----saya sadar bahwa saya sekarang telah berkeluarga,maka saya harus menjaga harga diri keluarga saya.
----saya sadar bahwa saya telah berikrar dalam hati sebagai UMAT BUDDHIST maka saya HARUS memiliki harga diri sebagai seorang Buddhis,(tidak sombong,rendah hati,bermoral,tidak memaki orang dengan alasan apapun dsb)
Quote from: Hadisantoso on 19 January 2013, 09:01:54 AM
4 pertanyaan diatas menurut saya jawabnya cuma satu,yaitu---KESADARAN.
mulai dari no 1 sampai 4-----1,dari kesadaran yang dimilikinya ,maka terbentuklah sebuah harga diri.
2,sejak manusia memiliki sebuah kesadaran dirinya siapa?
3,oleh kesadaran diri nya sendiri.
4,merubah atau meningkatkan karakter harga diri hanya dari sebuah kesadaran.---misalnya----saya sadar bahwa saya sekarang telah berkeluarga,maka saya harus menjaga harga diri keluarga saya.
----saya sadar bahwa saya telah berikrar dalam hati sebagai UMAT BUDDHIST maka saya HARUS memiliki harga diri sebagai seorang Buddhis,(tidak sombong,rendah hati,bermoral,tidak memaki orang dengan alasan apapun dsb)
menurut cumi sih jawabannya udah banyak yg melenceng....
kita tunggu guru anda bro Sunya utk menjawab disini aja....
salah satu cermin diri seseorang akan berubah karna lingkungan (spt di FORUM)...
ada yg mengatakan seseorang BELUT, BADUT, apa dehhhh... nah ini memberikan
cermin diri pada orang tsb....
7. apakah diri ideal seseorang itu ? bagaimana menetapkah diri ideal utk seseorang ?
silahkan jawab, jangan pakai jurus BELUT... :P :o
Quote from: cumi polos on 19 January 2013, 09:57:13 AM
menurut cumi sih jawabannya udah banyak yg melenceng....
kita tunggu guru anda bro Sunya utk menjawab disini aja....
salah satu cermin diri seseorang akan berubah karna lingkungan (spt di FORUM)...
ada yg mengatakan seseorang BELUT, BADUT, apa dehhhh... nah ini memberikan
cermin diri pada orang tsb....
7. apakah diri ideal seseorang itu ? bagaimana menetapkah diri ideal utk seseorang ?
silahkan jawab, jangan pakai jurus BELUT... :P :o
Ideal di sini adalah
Kalau saya melihat jawaban2 bro sunya sih wajar saja, jadi bingung kenapa dia disebut master belut, badut dan sebagainya. Hanya karena jawaban dia tidak sesuai dengan ide ajaran yang anda yakinin bukan berarti itu menjadi tidak ideal di mata orang lain.
Quote from: cumi polos on 19 January 2013, 09:57:13 AM
menurut cumi sih jawabannya udah banyak yg melenceng....
kita tunggu guru anda bro Sunya utk menjawab disini aja....
salah satu cermin diri seseorang akan berubah karna lingkungan (spt di FORUM)...
ada yg mengatakan seseorang BELUT, BADUT, apa dehhhh... nah ini memberikan
cermin diri pada orang tsb....7. apakah diri ideal seseorang itu ? bagaimana menetapkah diri ideal utk seseorang ?
silahkan jawab, jangan pakai jurus BELUT... :P :o
nah ini memberikan
cermin diri pada orang tsb....------------sekaligus sebagai cermin diri bagi yang memberi title .
Quote from: Hadisantoso on 19 January 2013, 11:16:03 AM
nah ini memberikan
cermin diri pada orang tsb....------------sekaligus sebagai cermin diri bagi yang memberi title .
cermin diri bagi siapa sajalah... termasuk juga cumpol gitu.... :)) :)) :)) :))
jadi tolong dijawab semua pertanyaan cumpol deh.... terutama dari bro sunya..
8. dimanakah anda bisa menemukan cermin diri yg benar/baik ?
Saya minta izin kutip 3 kalimat dari 108 kata perenungan oleh Master Cheng Yen :
50. Sebaik apa pun hati seseorang, bila tabiat dan tutur katanya tidak baik, maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang baik.
54. Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik dan lakukanlah perbuatan baik.
78. Menghibur orang dengan kata-kata yang baik dan lembut, melerai perselisihan dengan kata-kata bijaksana dan membantu kesulitan orang lain dengan tindakan nyata, inilah yang dinamakan berdana.
^:)^ pada Master ;)
Quote from: Top1 on 19 January 2013, 03:09:27 PM
Saya minta izin kutip 3 kalimat dari 108 kata perenungan oleh Master Cheng Yen :
50. Sebaik apa pun hati seseorang, bila tabiat dan tutur katanya tidak baik, maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang baik.
54. Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik dan lakukanlah perbuatan baik.
78. Menghibur orang dengan kata-kata yang baik dan lembut, melerai perselisihan dengan kata-kata bijaksana dan membantu kesulitan orang lain dengan tindakan nyata, inilah yang dinamakan berdana.
^:)^ pada Master ;)
saya tidak peduli dengan sumber tulisan diatas,tapi isinya sangat bagus.
Quote from: Hadisantoso on 19 January 2013, 03:24:42 PM
saya tidak peduli dengan sumber tulisan diatas,tapi isinya sangat bagus.
kalau tulisannya bagus, isinya bagus... penulis layak utk diketahui dan di hormatin...
mana jawaban utk cumpol ? koq lama banget ?