[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi48.tinypic.com%2Fnp2ccm.jpg&hash=91637f798af720f4d2ce4bf55e0a72c09e396ef9)[/spoiler]
^^
yang tengah boleh atu :))
Quote from: ryu on 23 November 2012, 03:26:39 PM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi48.tinypic.com%2Fnp2ccm.jpg&hash=91637f798af720f4d2ce4bf55e0a72c09e396ef9)[/spoiler]
dari jendela ada kucing nyelonong masuk tuh.... :whistle:
hush huussh...
Meong Garonk... :))
[at] ryu,lebih baik wajah umat awamnya di blur saja..
Takutnya pembahasan malah ke objek yg warna pink..wkwkw
Fotonya Bro Ryu ikut dipajang
Quote from: Mr.Jhonz on 23 November 2012, 03:50:54 PM
[at] ryu,lebih baik wajah umat awamnya di blur saja..
Takutnya pembahasan malah ke objek yg warna pink..wkwkw
belum tentu..
objek yang lebih menarik adalah kucing atau 'meong garonk' menurut KK, yang nyelonong masuk.
8)
[spoiler]
tapi yang pink memang menarik juga :whistle:
[/spoiler]
itu si pitung yang nyelonong =))
Quote from: Rico Tsiau on 23 November 2012, 03:54:46 PM
btapi yang pink memang menarik juga :whistle:
Kayaknya monitor gw ga beres deh, koq gw lihatnya warna merah?
::):-?
Quote from: ryu on 23 November 2012, 03:26:39 PM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi48.tinypic.com%2Fnp2ccm.jpg&hash=91637f798af720f4d2ce4bf55e0a72c09e396ef9)[/spoiler]
Ini masih bhikkhu yang sama dengan di awal thread apa bhikkhu baru?
Masih samanera atau sudah bhikkhu? ::)
Quote from: sanjiva on 23 November 2012, 10:16:40 PM
Ini masih bhikkhu yang sama dengan di awal thread apa bhikkhu baru?
Masih samanera atau sudah bhikkhu? ::)
http://www.facebook.com/bhante.agga?fref=ts (http://www.facebook.com/bhante.agga?fref=ts)
sebagai penghargaan kepada gitaris baru ini, saya mohon agar mod men-split topik gitaris baru ini menjadi thread tersendiri.
Quote from: sanjiva on 23 November 2012, 10:14:06 PM
Kayaknya monitor gw ga beres deh, koq gw lihatnya warna merah?
::):-?
persepsinya kuat atu !!
Quote from: Indra on 24 November 2012, 12:07:11 AM
sebagai penghargaan kepada gitaris baru ini, saya mohon agar mod men-split topik gitaris baru ini menjadi thread tersendiri.
sebenarnya masih ada berapa banyak gitaris yg belum dapat giliran utk ditampilkan di DC ? nahhh ;D ;D
Quote from: Indra on 24 November 2012, 12:07:11 AM
sebagai penghargaan kepada gitaris baru ini, saya mohon agar mod men-split topik gitaris baru ini menjadi thread tersendiri.
apakah dengan banyaknya orang kepo, akan bisa membuat biku bergitar ini lepas jubah
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-a.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc6%2F180252_3463056579886_1609507934_n.jpg&hash=74971485ffbbfd393bce4880f46daeca126f186f)[/spoiler]
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-b.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F482942_3463055299854_335633100_n.jpg&hash=d6ce94d66d88000cbc0fe09145dad6b2d9df34d2)[/spoiler]
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-f.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc6%2F179572_3463049179701_214829812_n.jpg&hash=d5be4e380ff475caa04efa8f35a73803c311772b)[/spoiler]
Quote from: Indra on 24 November 2012, 07:59:31 AM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-f.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc6%2F179572_3463049179701_214829812_n.jpg&hash=d5be4e380ff475caa04efa8f35a73803c311772b)[/spoiler]
dia apain ya gadis cantik ini.... uahh imut banget nihhh....
apakah sebaiknya sentuhan dihindarin sama sekali ? :D :D
kalau ada yg main guitar...
ntar gw cukur rata ... mau main saxophone boleh ? siapa yg akan tegor pemain guitar ?
Quote from: Indra on 24 November 2012, 07:59:31 AM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-f.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc6%2F179572_3463049179701_214829812_n.jpg&hash=d5be4e380ff475caa04efa8f35a73803c311772b)[/spoiler]
Bhantenya ramah sekali :x ;D
( ramah = rajin menjamah )
Quote from: Indra on 24 November 2012, 07:57:49 AM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-a.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc6%2F180252_3463056579886_1609507934_n.jpg&hash=74971485ffbbfd393bce4880f46daeca126f186f)[/spoiler]
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-b.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F482942_3463055299854_335633100_n.jpg&hash=d6ce94d66d88000cbc0fe09145dad6b2d9df34d2)[/spoiler]
Foto menunjukkan mereka aliran dhammayuth juga. ::) Nah selain STI, apakah sudah ada organisasi dhammayuth lain di Indonesia yang bisa (memenuhi syarat) untuk menahbiskan samanera dan bhikkhu? Bergabung di organisasi apa bhikkhu ini sehingga mereka bisa mem-pabbaja samanera?
Quote from: Indra on 24 November 2012, 07:59:31 AM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos-f.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc6%2F179572_3463049179701_214829812_n.jpg&hash=d5be4e380ff475caa04efa8f35a73803c311772b)[/spoiler]
Secara vinaya,apa bhikkhu ini melanggar vinaya? ;D
Bagaimana tanggapan organisasi yg menaungin bhikkhu ini?
Quote from: Mr.Jhonz on 24 November 2012, 11:31:18 AM
Secara vinaya,apa bhikkhu ini melanggar vinaya? ;D
Bagaimana tanggapan organisasi yg menaungin bhikkhu ini?
bagaimana jika anda membaca vinaya pitaka atau patimokkha kemudian berikan tanggapan anda sendiri
Quote from: Mr.Jhonz on 24 November 2012, 11:31:18 AM
Secara vinaya,apa bhikkhu ini melanggar vinaya? ;D
Bagaimana tanggapan organisasi yg menaungin bhikkhu ini?
jika dilihat dari alamat tempat 'biku gitaris' ini bermukim, mereka ini adalah sekelompok biku partikelir.
dipastikan penabishan di Thailand.
dan isunya bahwa mereka juga sengaja tidak mau bergabung dengan organisasi Sangha resmi yang sudah ada di Indonesia, supaya lebih bebas, karena dibawah orgnisasi tentu mereka harus mematuhi peraturan organisasi dan Vinaya.
Mereka sering 'jalan2' ke thailand, untuk 'setor muka' ke vihara tempat penabhisan karena masih dibawah bimbingan guru pengawas, jika bekal uang menipis baru pulang ke Indonesia, untuk mengeruk dana melalui sumbangan/dana umat Indonesia yang terkenal sangat loyalis dan kaya.
Jika dana sudah terkumpul sudah mencukupi baru berangkat ke Thailand lagi.
Kerjanya di Indonesia cuma diundang umat, baca paritta, terima dana, selesai.
Quote from: sanjiva on 24 November 2012, 08:23:30 AM
Foto menunjukkan mereka aliran dhammayuth juga. ::) Nah selain STI, apakah sudah ada organisasi dhammayuth lain di Indonesia yang bisa (memenuhi syarat) untuk menahbiskan samanera dan bhikkhu? Bergabung di organisasi apa bhikkhu ini sehingga mereka bisa mem-pabbaja samanera?
di Thailand belum pernah melihat Bhikkhu Mahanikaya main gitar kok !.
Quote from: sanjiva on 24 November 2012, 08:23:30 AM
Foto menunjukkan mereka aliran dhammayuth juga. ::) Nah selain STI, apakah sudah ada organisasi dhammayuth lain di Indonesia yang bisa (memenuhi syarat) untuk menahbiskan samanera dan bhikkhu? Bergabung di organisasi apa bhikkhu ini sehingga mereka bisa mem-pabbaja samanera?
STI bukanlah organisasi Dhammayut, STI adalah organisasi Sangha beraliran Theravada di Indonesia, sesuai namanya. Dalam STI memang mayoritas berasal dari aliran Dhammayuth Thailand, karena Dhammadutta Thailand yg bertugas di Indonesia memang dari aliran Dhammayut, tapi saat ini ada banyak bhikkhu STI yg bukan beraliran Dhammayut, misalnya dari Myanmar.
Vinaya Theravada memperbolehkan diadakannya pabajja/samanera. Semua organisasi Sangha yang mengadopsi Vinaya ini berhak mengadakan kegiatan ini, jadi program ini bukan eksklusif dari Dhammayut.
Quote from: Indra on 24 November 2012, 01:36:13 PM
STI bukanlah organisasi Dhammayut, STI adalah organisasi Sangha beraliran Theravada di Indonesia, sesuai namanya. Dalam STI memang mayoritas berasal dari aliran Dhammayuth Thailand, karena Dhammadutta Thailand yg bertugas di Indonesia memang dari aliran Dhammayut, tapi saat ini ada banyak bhikkhu STI yg bukan beraliran Dhammayut, misalnya dari Myanmar.
Vinaya Theravada memperbolehkan diadakannya pabajja/samanera. Semua organisasi Sangha yang mengadopsi Vinaya ini berhak mengadakan kegiatan ini, jadi program ini bukan eksklusif dari Dhammayut.
betul sekali :jempol:
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
Quote from: Kainyn_Kutho on 24 November 2012, 02:10:27 PM
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
Sama dengan kasus bhikkhu yg memberikan keturunan buat istrinya dong,*lupa di sutta apa*
sy posting dari blog WE
Quote
Patimokkha pertama yang ditetapkan sang Buddha merujuk pada kasus yang dilakukan oleh Suddina. Pentahbisan Suddina menjadi Bhikkhu terjadi di setelah berakhirnya masa vassa ke-12 Sang Buddha di kota Veranja. Ketika itu Sang Buddha berada di Vesali. Setelah ditahbishkan, Sudinna menetap di Vajji selama 8 tahun[2]. Pada tahun itu, Vajji mengalami paceklik besar sehingga sulit bagi bhikkhu untuk berpindapatta (mengumpulkan dàna makanan dengan mangkuk di tangan mereka). Oleh karena kejadian itu, Suddina bermaksud untuk menggantungkan hidup pada sanak keluarganya yang hidup makmur di Vesali. Alasan pembenaran untuk keputusannya itu adalah seperti ini, "Karena aku mereka dapat mempersembahkan dàna dan melakukan kebajikan. Dan para bhikkhu akan memperoleh keuntungan secara materi, dan aku tidak akan dipersulit dalam hal makanan". Setelah di Vesali, keluarganya berusaha membujuknya dengan harta agar Ia kembali kepada kehidupan umat awam. Namun Ia tidak bergeming. Tidak mempan dengan dengan cara itu, Sang Ibu kemudian memintanya agar dapat memberikan keturunan sebagai pewaris harta keluarga agar kelak tidak direnggut oleh kaum licchavi. Permohonan sang ibu dikabulkannya dan Ia kemudian melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang dulu. Atas kejadian itulah, kemudian Sang Buddha menetapkan aturan untuk pertama kalinya bahwa Barang siapa yang melakukan percabulan maka ia sudah kalah (parajika), tidak lagi dalam persekutuan (sangha)[2]
Pada kasus suddhina beliau melakukannya untuk memberikan orangtuanya penerus keturunan..bukan untuk menghibur diri sendiri.hehehe
Quote from: Mr.Jhonz on 24 November 2012, 03:19:40 PM
Dari blog WE
Patimokkha pertama yang ditetapkan sang Buddha merujuk pada kasus yang dilakukan oleh Suddina. Pentahbisan Suddina menjadi Bhikkhu terjadi di setelah berakhirnya masa vassa ke-12 Sang Buddha di kota Veranja. Ketika itu Sang Buddha berada di Vesali. Setelah ditahbishkan, Sudinna menetap di Vajji selama 8 tahun[2]. Pada tahun itu, Vajji mengalami paceklik besar sehingga sulit bagi bhikkhu untuk berpindapatta (mengumpulkan dàna makanan dengan mangkuk di tangan mereka). Oleh karena kejadian itu, Suddina bermaksud untuk menggantungkan hidup pada sanak keluarganya yang hidup makmur di Vesali. Alasan pembenaran untuk keputusannya itu adalah seperti ini, "Karena aku mereka dapat mempersembahkan dàna dan melakukan kebajikan. Dan para bhikkhu akan memperoleh keuntungan secara materi, dan aku tidak akan dipersulit dalam hal makanan". Setelah di Vesali, keluarganya berusaha membujuknya dengan harta agar Ia kembali kepada kehidupan umat awam. Namun Ia tidak bergeming. Tidak mempan dengan dengan cara itu, Sang Ibu kemudian memintanya agar dapat memberikan keturunan sebagai pewaris harta keluarga agar kelak tidak direnggut oleh kaum licchavi. Permohonan sang ibu dikabulkannya dan Ia kemudian melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang dulu. Atas kejadian itulah, kemudian Sang Buddha menetapkan aturan untuk pertama kalinya bahwa Barang siapa yang melakukan percabulan maka ia sudah kalah (parajika), tidak lagi dalam persekutuan (sangha)[2]
ini ada di sutta gitu? ada yg bisa kasih link sutta or ceritanya?
Quote from: Anestan on 24 November 2012, 05:27:49 PM
ini ada di sutta gitu? ada yg bisa kasih link sutta or ceritanya?
bukan sutta tapi Vinaya Pitaka
Quote from: Kainyn_Kutho on 24 November 2012, 02:10:27 PM
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
pemain gitar juga kale ! atau belum pernah baca Vinaya atau memang 'menyesuaikan' suatu kesalahan untuk dibenarkan ???
Quote from: Kainyn_Kutho on 24 November 2012, 02:10:27 PM
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
Kalau begitu, bisa diperluas juga seperti ini:
1. Boleh membunuh kalau itu untuk menolong orang lain
2. Boleh mencuri kalau untuk amal
3. Boleh berjinah kalau tujuannya membantu, bukan untuk kenikmatan,
4. Boleh berbohong kalau untuk kebaikan
5. Boleh minum arak asal tidak sampai mabuk.
:)) :)) :))
Quote from: Mokau Kaucu on 25 November 2012, 08:15:47 AM
Kalau begitu, bisa diperluas juga seperti ini:
1. Boleh membunuh kalau itu untuk menolong orang lain
2. Boleh mencuri kalau untuk amal
3. Boleh berjinah kalau tujuannya membantu, bukan untuk kenikmatan,
4. Boleh berbohong kalau untuk kebaikan
5. Boleh minum arak asal tidak sampai mabuk.
:)) :)) :))
bahasa keren nya :
Upaya kausalya
Quote from: Mokau Kaucu on 25 November 2012, 08:15:47 AM
Kalau begitu, bisa diperluas juga seperti ini:
1. Boleh membunuh kalau itu untuk menolong orang lain
2. Boleh mencuri kalau untuk amal
3. Boleh berjinah kalau tujuannya membantu, bukan untuk kenikmatan,
4. Boleh berbohong kalau untuk kebaikan
5. Boleh minum arak asal tidak sampai mabuk.
:)) :)) :))
Kalo begini caranya populasi biku bakal meningkat..
kalau lihat cewek cantik boleh gak ? dan cara lihatnya gimana nih?
Quote from: Mr.Jhonz on 25 November 2012, 11:12:35 AM
Kalo begini caranya populasi biku bakal meningkat..
ya dan kehancuran buda dama pun terealisasi
Quote from: cumi polos on 25 November 2012, 11:16:02 AM
kalau lihat cewek cantik boleh gak ? dan cara lihatnya gimana nih?
Kalo ga salah,bhikkhu ketika sedang berpindapatta ga boleh lirik kira-kanan...yg tujuannya penglihatannya ga kemana-mana..cmiiw
Quote from: cumi polos on 25 November 2012, 11:16:02 AM
kalau lihat cewek cantik boleh gak ? dan cara lihatnya gimana nih?
Kalau boleh, apakah cumpol berminat jadi biku? ;D
Quote from: sanjiva on 25 November 2012, 11:58:11 AM
Kalau boleh, apakah cumpol berminat jadi biku? ;D
semua cowok yg Buddhist pastilah punya keinginan menjadi samanera... walaupun itu beberapa waktu aja..
_/\_ :P
kalau lihat cewek cakep ya.... begitu juga utk bro sanjiva ya...
:P :P
adakah jarak minimum posisi antara bhiku dan seorang gadis dewasa ? :)) :))
Quote from: ryu on 25 November 2012, 08:34:13 AM
bahasa keren nya :
Upaya kausalya
Boleh menjanjikan bidadari bila bisa mencapai arahat.
16 Sulit untuk Dilakukan
"Sahabat Sāriputta, apakah yang sulit untuk dilakukan dalam Dhamma dan Disiplin ini?"
"Melepaskan keduniawian, Sahabat, adalah sulit dilakukan dalam Dhamma dan Disiplin ini."
"Apakah, Sahabat, yang sulit dilakukan oleh ia yang telah melepaskan keduniawian?"
"Memperoleh kegembiraan, Sahabat, adalah sulit dilakukan oleh ia yang telah melepaskan keduniawian."
"Apakah, Sahabat, yang sulit dilakukan oleh ia yang telah memperoleh kegembiraan?"
"Berlatih sesuai Dhamma, Sahabat, adalah sulit dilakukan oleh ia yang telah memperoleh kegembiraan."
"Tetapi, Sahabat, jika seorang bhikkhu berlatih sesuai Dhamma, apakah membutuhkan waktu lama untuk menjadi seorang Arahanta?"
"Tidak lama, Sahabat."
_______________
Sumber: Samyutta Nikaya (Buku 4), halaman: 1422.
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%204%20-%20Sayalatana%20Vagga.pdf
_______________
IMHO, pengertian 'kegembiraan' adalah dalam hal lima utas kenikmatan indria. CMIIW
Quote from: cumi polos on 25 November 2012, 12:03:58 PM
adakah jarak minimum posisi antara bhiku dan seorang gadis dewasa ? :)) :))
tidak ada patokan jarak minimum atau maksimum, yang pasti tidak boleh menyentuh.
dalam hal ini seorang Bhikkhu tentunya harus waspada.
dan sebagai umat awam juga harus tahu diri.
Quote from: adi lim on 27 November 2012, 05:38:04 AM
tidak ada patokan jarak minimum atau maksimum, yang pasti tidak boleh menyentuh.
dalam hal ini seorang Bhikkhu tentunya harus waspada.
dan sebagai umat awam juga harus tahu diri.
sebelum bisa menyentuh... tuh harus dalam jarak yg memungkinan menyentuh....yakni 2 X ukuran panjang tangan...
kalau duduknya udah berdampingan walaupun belum menyentuh... ini mengandung resiko tinggi...
jadi duduk berdampingan dgn wanita seharusnya tidak disarankan... bagaimana di winaya apa ada indikasi tsb ?
Quote from: adi lim on 27 November 2012, 05:38:04 AM
tidak ada patokan jarak minimum atau maksimum, yang pasti tidak boleh menyentuh.
dalam hal ini seorang Bhikkhu tentunya harus waspada.
dan sebagai umat awam juga harus tahu diri.
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
QuoteBarang siapa yang melakukan percabulan maka ia sudah kalah (parajika), tidak lagi dalam persekutuan (sangha)
apakah parajika tidak dpt ditembus kehidupain ini... ? bagaimana dgn kehidupan yg akan datang ?
kalau melihat ada nada gamelan.....dari pada guitar,.. mungkin bisa diciptakan alat musik khusus utk bhiku ? mungkin ?
yg sedikit lebih baik dari kayu ikan....
Quote from: Forte on 27 November 2012, 06:46:57 AM
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
setau sy, bante tantra kalau menyentuh (pemberkatan) jidat wanita dewasa/gadis adalah umum. apakah begitu ?
Quote from: Kainyn_Kutho on 24 November 2012, 02:10:27 PM
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
pengen tau pendapat mereka: kalau musik bukan untuk menghibur, lantas untuk apa?
::
Quote from: Forte on 27 November 2012, 06:46:57 AM
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
disebutkan cuma lawan jenis. bahkan mama dan anak sendiri juga gak boleh.
Quote from: cumi polos on 27 November 2012, 06:52:58 AM
setau sy, bante tantra kalau menyentuh (pemberkatan) jidat wanita dewasa/gadis adalah umum. apakah begitu ?
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-KJLeQU9AfGk%2FTjgjW7atZMI%2FAAAAAAAAOEg%2FSubU5e4LifQ%2Fs640%2Fkhensur%2Brinpoche%2Bsonam%2Bpalsang3.jpg&hash=4cd492b34887c9a6e32fa42058561c9a65e9981c)
Quote from: williamhalim on 27 November 2012, 08:05:40 AM
pengen tau pendapat mereka: kalau musik bukan untuk menghibur, lantas untuk apa?
::
Untuk olah raga jari.
Apakah kalau seorang wanita ingin memberi sesuatu ke bhante, tidak boleh langsung? (Demikian pula sebaliknya). Misalnya saya pinjam gunting ke bhante. Nanti bhante letakkan gunting itu di meja, baru saya ambil (jadi saya tidak ambil langsung dari tangan bhante).
Ada diatur di vinaya seperti itu ga? atau itu hanya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh bhante (agar tidak bersentuhan secara ga sengaja?)
Soalnya bhikkhu yang saya temui biasanya begitu. Kalo dalam suatu upacara-pun, biasanya lebih formalnya pake kain. Tapi pas kathina kemaren, panitianya suruh saya langsung memberikan dana ke tangan bhante...
dhammadinna: itu sih tradisi thailand.
Quote from: dhammadinna on 27 November 2012, 10:34:02 AM
Tapi pas kathina kemaren, panitianya suruh saya langsung memberikan dana ke tangan bhante...
kalo kathina di tempat gua, yang cewek naruhnya di selembar kain, dan bhikku mengambil dari kain tersebut.....kalo isinya duit/angpao taruhnya malah di keranjang...
lain tempat lain tradisi.........atau jangan jangan panitianya yang tulalit...
^ ^ ^
kemarin saya bukan dana uang (berasa kurang sreg kalo dana uang).
Tentang cara serah-terima dana yang tadi,
Saya belum cek ke vinaya, tapi memang sepertinya hanya tradisi saja. Jadi langsung serah-terima maupun tidak, ya ga masalah.. (saya sempat ragu saja, soalnya biasanya ketemu bhante tradisi thailand, selalu begitu..)
Quote from: dhammadinna on 27 November 2012, 11:33:19 AM
^ ^ ^
kemarin saya bukan dana uang (berasa kurang sreg kalo dana uang).
Tentang cara serah-terima dana yang tadi,
Saya belum cek ke vinaya, tapi memang sepertinya hanya tradisi saja. Jadi langsung serah-terima maupun tidak, ya ga masalah.. (saya sempat ragu saja, soalnya biasanya ketemu bhante tradisi thailand, selalu begitu..)
Kalo dari sutta sih biasa perumah-tangga wanita juga dibilang bisa memberikan persembahan dengan tangan sendiri (misalnya mengambilkan makanan di mangkuk untuk bhikkhu). Sepertinya asal tidak bersentuhan langsung tidak apa.
ikut mendengarkan. :)
Wah bahasan kali ini jadi teringat dengan beberapa ucapan Sang Buddha :
"Ajaran Dhamma yang sejati ini hanya akan bertahan selama 500 tahun,.............."
"Aturan2 yang mengatur hal2 yang ringan dalam vinaya boleh dihapus atau diganti ....................."
Well ini adalah suatu pertanda :-?
Quote from: Forte on 27 November 2012, 06:46:57 AM
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
pasti tidak.
tapi sudah dijawab bang Sunk ... Waci _/\_
Quote from: williamhalim on 27 November 2012, 08:05:40 AM
pengen tau pendapat mereka: kalau musik bukan untuk menghibur, lantas untuk apa?
::
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 November 2012, 09:39:11 AM
Untuk olah raga jari.
bahkan kata'nya' untuk latih pikiran dan konsentrasi ;D
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 27 November 2012, 10:57:53 AM
dhammadinna: itu sih tradisi thailand.
di tradisi Bhikkhu Myanmar, boleh terima dana makanan langsung dari umat wanita, tapi tidak bersentuhan.
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-KJLeQU9AfGk%2FTjgjW7atZMI%2FAAAAAAAAOEg%2FSubU5e4LifQ%2Fs640%2Fkhensur%2Brinpoche%2Bsonam%2Bpalsang3.jpg&hash=4cd492b34887c9a6e32fa42058561c9a65e9981c)
kalau ce rambutnya pendek lagi, pastilah kena pipi........ ahhh teringat M1aka.... hahaha.....(maksudnya pipinya luas)
spt nya ini BLESSING.... banyak diminatin umat lhooo ;D
Quote from: adi lim on 28 November 2012, 05:10:42 AM
di tradisi Bhikkhu Myanmar, boleh terima dana makanan langsung dari umat wanita, tapi tidak bersentuhan.
apakah lebih aman pakai sarung tangan sekalian...
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fus.123rf.com%2F400wm%2F400%2F400%2Fgenlady%2Fgenlady1109%2Fgenlady110900043%2F10678375-ladakh--september-4-buddhist-monk-play-ritual-music-during-the-morning-ceremony-on-september-4-2011-.jpg&hash=64507bd69cca3a32fb0a334e768c59b60760be74)
Buddhist monk play ritual music
nah apakah alat2 music ini diizinkan (ini ritual music, bukan guitar)
Quote from: cumi polos on 28 November 2012, 06:38:22 AM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-KJLeQU9AfGk%2FTjgjW7atZMI%2FAAAAAAAAOEg%2FSubU5e4LifQ%2Fs640%2Fkhensur%2Brinpoche%2Bsonam%2Bpalsang3.jpg&hash=4cd492b34887c9a6e32fa42058561c9a65e9981c)
kalau ce rambutnya pendek lagi, pastilah kena pipi........ ahhh teringat M1aka.... hahaha.....(maksudnya pipinya luas)
spt nya ini BLESSING.... banyak diminatin umat lhooo ;D
lama2 kreatifitas bisa dikembangkan ke bagian2 tubuh yg lain...
::
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?
Quote from: cumi polos on 28 November 2012, 06:45:44 AM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fus.123rf.com%2F400wm%2F400%2F400%2Fgenlady%2Fgenlady1109%2Fgenlady110900043%2F10678375-ladakh--september-4-buddhist-monk-play-ritual-music-during-the-morning-ceremony-on-september-4-2011-.jpg&hash=64507bd69cca3a32fb0a334e768c59b60760be74)
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-KJLeQU9AfGk%2FTjgjW7atZMI%2FAAAAAAAAOEg%2FSubU5e4LifQ%2Fs640%2Fkhensur%2Brinpoche%2Bsonam%2Bpalsang3.jpg&hash=4cd492b34887c9a6e32fa42058561c9a65e9981c)
Buddhist monk play ritual music
nah apakah alat2 music ini diizinkan (ini ritual music, bukan guitar)
kedua foto ini dari aliran vajrayana, jadi oot
tidak sesuai dengan judul thread
di judul hanya bertanya ttg theravada
Quote from: adi lim on 28 November 2012, 05:04:55 AM
bahkan kata'nya' untuk latih pikiran dan konsentrasi ;D
Selain latihan jari, juga latihan pikiran & konsentrasi, sesuai kāyānupassanā.
"Bermain di chord Mayor, ia mamahami, 'jariku sedang di chord Mayor';
Bermain di chord minor, ia memahami, 'jariku sedang di minor'; ... "
Quote from: ryu on 28 November 2012, 07:49:22 AM
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?
Ada waktunya. Nanti kalau sangha sudah sangat kreatif dalam vinaya, akan saya pertimbangkan untuk masuk.
Quote from: ryu on 28 November 2012, 07:49:22 AM
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?
karena saat ini masih pengen maen gitar dan masih pengen foto2...
::
Quote from: williamhalim on 28 November 2012, 09:58:15 AM
karena saat ini masih pengen maen gitar dan masih pengen foto2...
::
Nah, ini justru bukan alasan, karena sekarang main gitar dan foto2 juga ga masalah. Jadi kalo bang Willi sekarang jd biku, juga bisa kok main gitar & foto2. Ayo cepet, jadi biku sana!!
;D
Kalau saya sih tunggu ada biku part-time aja, jadi bisa menjalani hidup perumah-tangga, nanti kalau lagi ada acara2 tertentu aja pake jubah.
Quote from: ryu on 28 November 2012, 07:49:22 AM
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?
jawaban baku untuk pertanyaan semacam itu adalah
"Karena menjadi umat awam bermoral adalah jauh lebih baik daripada jadi bhikkhu tak bermoral"
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 10:11:13 AM
Kalau saya sih tunggu ada biku part-time aja, jadi bisa menjalani hidup perumah-tangga, nanti kalau lagi ada acara2 tertentu aja pake jubah.
bukankah memang begitu? ingat HINAYA kadang2?
Quote from: Indra on 28 November 2012, 10:12:37 AM
bukankah memang begitu? ingat HINAYA kadang2?
Hinaya itu masih mengharuskan sepanjang waktu berpenampilan biku dan berlaku sebagai perumah-tangga secara sembunyi-sembunyi. Lagi tunggu revisi dan penetapan baru agar boleh terang-terangan bersikap seperti perumah-tangga jika tidak sedang jam dinas.
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 10:11:13 AM
Kalau saya sih tunggu ada biku part-time aja, jadi bisa menjalani hidup perumah-tangga, nanti kalau lagi ada acara2 tertentu aja pake jubah.
bukannya dulu pernah ada kasus yang biksu part time, yang ada kasus artis meninggal, dst dst
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 10:15:50 AM
Hinaya itu masih mengharuskan sepanjang waktu berpenampilan biku dan berlaku sebagai perumah-tangga secara sembunyi-sembunyi. Lagi tunggu revisi dan penetapan baru agar boleh terang-terangan bersikap seperti perumah-tangga jika tidak sedang jam dinas.
udah ada kan di jepang ?
boleh married dan "temple" diwariskan turun-temurun ke anak cucu
ayo cepat kalian semua jadi biku =))
*) term & condition apply
Quote from: ryu on 28 November 2012, 10:24:11 AM
bukannya dulu pernah ada kasus yang biksu part time, yang ada kasus artis meninggal, dst dst
itu tidak benar, dia adalah umat awam part time, yg kadang2 nyamar jadi biksu kalo udah kehabisan duit buat dugem.
mari kita punahkan ajaran buda yang sudah kuno, revisi semua vinaya menjadi hinaya sehingga menjadi ajaran buda yang mengikuti jaman dan bisa bersaing dengan ajaran lain =))
Quote from: ryu on 28 November 2012, 10:24:11 AM
bukannya dulu pernah ada kasus yang biksu part time, yang ada kasus artis meninggal, dst dst
Kaya'nya bukan aliran Theravada, juga bukan 'bhiksu' sih statusnya.
Quote from: bluppy on 28 November 2012, 10:29:32 AM
udah ada kan di jepang ?
boleh married dan "temple" diwariskan turun-temurun ke anak cucu
Itu beda aliran, lagipula 'kan kita mau 'memajukan' yang di Indonesia ini.
*Menunggu aturan sangha yang lebih bijak*
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 10:42:30 AM
Itu beda aliran, lagipula 'kan kita mau 'memajukan' yang di Indonesia ini.
*Menunggu aturan sangha yang lebih bijak*
bikin aliran baru aja, badut aja bisa ... apalagi engkau
Quote from: Indra on 28 November 2012, 10:48:10 AM
bikin aliran baru aja, badut aja bisa ... apalagi engkau
Kata orang bijak jaman dulu: "Kalau bisa mengubah yang sudah ada, untuk apa bikin yang baru?"
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 10:49:00 AM
Kata orang bijak jaman dulu: "Kalau bisa mengubah yang sudah ada, untuk apa bikin yang baru?"
gak persis begitu, tepatnya: "lebih murah mengambil alih yg sudah ada, daripada bikin yg baru."
kalian jangan takut jadi biku dong, karena akan banyak umat biku yang siap membela dan menunjang kalian.
Quote from: ryu on 28 November 2012, 11:12:40 AM
kita kalian jangan takut jadi biku dong, karena akan banyak umat biku yang siap membela dan menunjang kita kalian.
Quote from: Rico Tsiau on 28 November 2012, 11:22:58 AM
contohnya?
Yah itu tadi, kalo biku udah bisa part-time, tidak mengubah pola hidup saya, yah boleh juga lah dipertimbangkan. Walaupun entah apa pula maknanya jadi biku kalo begitu.
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 11:29:50 AM
Yah itu tadi, kalo biku udah bisa part-time, tidak mengubah pola hidup saya, yah boleh juga lah dipertimbangkan. Walaupun entah apa pula maknanya jadi biku kalo begitu.
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(
OOT x_x
Quote from: Kristin_chan on 28 November 2012, 11:32:48 AM
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(
OOT x_x
khan part time, bisa lah poligami ;D
Quote from: Kristin_chan on 28 November 2012, 11:32:48 AM
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(
OOT x_x
Yah, 'kan cuma part-time doang. Paling beberapa jem aja kok, ato tergantung kontrak. ;D
------
Balik lagi sebenernya kalo kehidupan biku udah degradasi, semua orang juga bisa lakukan. Lalu apa istimewanya yah jadi biku?
Quote from: Kristin_chan on 28 November 2012, 11:32:48 AM
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(
OOT x_x
jangan khawatir, pas KK lagi dinas, gue bersedia menggantikan
Quote from: Indra on 28 November 2012, 11:39:27 AM
jangan khawatir, pas KK lagi dinas, gue bersedia menggantikan
bah, biasa jg main belakang, dines = ga dines
Quote from: ryu on 28 November 2012, 11:41:31 AM
bah, biasa jg main belakang, dines = ga dines
main belakang cuma kalo sama si item tak manis itu
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 11:29:50 AM
Yah itu tadi, kalo biku udah bisa part-time, tidak mengubah pola hidup saya, yah boleh juga lah dipertimbangkan. Walaupun entah apa pula maknanya jadi biku kalo begitu.
coba lihat prospeknya bro, bisa hidup mewah misalnya.
cuman baca2 parita, hadir diacara ntah apa atas undangan umat, dll ===> pulang bawa angpao (isinya gede pula tuh)
dan ayolah, nanti jika sudah makin tenar, bisa pake tarif.
Mending tunggu KK kembali, berhubung cuma part time.
Bener juga kata Rico, ntar kk pulang bawa angpao, kita bagi rame-rame... Ayo kk kita dukung....
Nah dengan banyaknya penghasilan. Poligami pun akan memuaskan semua istri wkwkwk
Yah 'kan blom ditetapkan revisi aturannya. Kudu sabar lah... ;D
Waduh kalo saya jadi biku part-time gitu, kira2 namanya apa yang bagus yah? Akusalacitto?
_/\_ Pertanyaan diatas boleh ditambah lagi, apakah banthe therawada boleh menciptakan lagu juga, _/\_
Quote from: s.l on 28 November 2012, 01:03:32 PM
_/\_ Pertanyaan diatas boleh ditambah lagi, apakah banthe therawada boleh menciptakan lagu juga, _/\_
tidak perlu meluas, menciptakan lagu tidak dilarang dalam vinaya sepanjang penciptaan itu tidak melibatkan main musik.
Quote from: ryu on 28 November 2012, 11:12:40 AM
kalian jangan takut jadi biku dong, karena akan banyak umat biku yang siap membela dan menunjang kalian.
tapi ada juga yg akan (berani) melabrak (kalo kita bertindak aneh2) salah satu nya forum ini...
jadi, wahai, para calon bhikkhu yg niatannya ga bener, bersiap2lah...
he3
::
Quote from: Indra on 28 November 2012, 01:08:29 PM
tidak perlu meluas, menciptakan lagu tidak dilarang dalam vinaya sepanjang penciptaan itu tidak melibatkan main musik.
Tentunya beliau sudah sehebat Beethoven yang menciptakan Nineth Symphony dalam keadaaan tuli total. ^:)^
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2012, 12:28:27 PM
Yah 'kan blom ditetapkan revisi aturannya. Kudu sabar lah... ;D
Waduh kalo saya jadi biku part-time gitu, kira2 namanya apa yang bagus yah? Akusalacitto?
Kuthodhammo
;D
Quote from: williamhalim on 28 November 2012, 01:17:17 PM
tapi ada juga yg akan (berani) melabrak (kalo kita bertindak aneh2) salah satu nya forum ini...
jadi, wahai, para calon bhikkhu yg niatannya ga bener, bersiap2lah...
he3
::
dan akan ada juga yang membela jangan lupa ;D
Quote from: Rico Tsiau on 28 November 2012, 11:55:15 AM
coba lihat prospeknya bro, bisa hidup mewah misalnya.
cuman baca2 parita, hadir diacara ntah apa atas undangan umat, dll ===> pulang bawa angpao (isinya gede pula tuh)
dan ayolah, nanti jika sudah makin tenar, bisa pake tarif.
sudah ada.
sekarang bagaimana bisa lebih kreatif dan heboh.
Quote from: Rico Tsiau on 28 November 2012, 11:55:15 AM
coba lihat prospeknya bro, bisa hidup mewah misalnya.
cuman baca2 parita, hadir diacara ntah apa atas undangan umat, dll ===> pulang bawa angpao (isinya gede pula tuh)
dan ayolah, nanti jika sudah makin tenar, bisa pake tarif.
Ntar bisa beli cincin bertabur berlian pakai di 10 jari, dan nail RR, keren khan?
=)) =)) =))
Quote from: sanjiva on 28 November 2012, 01:48:21 PM
Tentunya beliau sudah sehebat Beethoven yang menciptakan Nineth Symphony dalam keadaaan tuli total. ^:)^
atau Chopin yg menggubah komposisinya sambil makan malam
kenapa jadi ngaco begini pembahasannya. :hammer:
mending makan kacang rempah dulu. :))
Quote from: hemayanti on 29 November 2012, 06:15:38 PM
kenapa jadi ngaco begini pembahasannya. :hammer:
mending makan kacang rempah dulu. :))
Kalau ga punya gigi susah makan kacang ;D
#gigigwmasihadalho :|
Quote14. "Tetapi di sini, murid, seorang laki-laki atau perempuan memberikan makanan, minuman, pakaian, kereta, kalung bunga, wangi-wangian, salep, tempat tidur, tempat tinggal,dan pelita kepada para petapa atau para brahmana. Karena melakukan dan menjalankan perbuatan-perbuatan demikian ... ia muncul kembali di alam bahagia ...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.0/message,379522.html
petapa/brahmana apakah sama dengan bhikkhu? bukannya mereka tidak menggunakan kereta, kalung bunga, wangi-wangian, dan salep? kecuali salep = obat.
sori kalau OOT.
Quote from: thres on 03 December 2012, 01:16:55 PM
petapa/brahmana apakah sama dengan bhikkhu? bukannya mereka tidak menggunakan kereta, kalung bunga, wangi-wangian, dan salep? kecuali salep = obat.
sori kalau OOT.
pakai pesawat terbang aja boleh :)
Quote from: adi lim on 03 December 2012, 03:26:55 PM
pakai pesawat terbang aja boleh :)
Maksud saya, kereta tersebut didanakan (untuk dimiliki). Lalu bagaimana dengan wangi-wangian dan kalung bunga?
Quote from: thres on 04 December 2012, 12:56:44 PM
Maksud saya, kereta tersebut didanakan (untuk dimiliki). Lalu bagaimana dengan wangi-wangian dan kalung bunga?
eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.
Sepertinya, tidak masalah.
Nah kalo dana wangi-wangian?
Quote from: thres on 04 December 2012, 01:01:46 PM
eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.
Sepertinya, tidak masalah.
Nah kalo dana wangi-wangian?
dupa termasuk juga wangi2an
wong jaman Buddha banyak kok umat awam berdana dupa wangi kepada Beliau dan para muridnya
Quote from: thres on 04 December 2012, 01:01:46 PM
eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.
Sepertinya, tidak masalah.
Nah kalo dana wangi-wangian?
sumana si penjual bunga yah, kalo g salah. :)
Quote from: adi lim on 04 December 2012, 01:42:05 PM
dupa termasuk juga wangi2an
wong jaman Buddha banyak kok umat awam berdana dupa wangi kepada Beliau dan para muridnya
kalo wewangian sejenis parfum begitu om?
berdana bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll bukanlah pelanggaran
menerima bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll juga bukanlah pelanggaran
pelanggaran baru terjadi jika digunakan oleh orang2 yg menurut sila/vinaya tidak boleh menggunakannya
Juga lihat dulu wangi2an untuk ruangan atau wangi-wangian untuk dikenakan? Kalau wangi2an yang seperti dupa atau bunga untuk ruangan, tentu ga apa, beda sama parfum atau bunganya diselipkan di telinga atau dibikin kalung.
Quote from: Indra on 05 December 2012, 01:44:18 PM
berdana bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll bukanlah pelanggaran
iya mungkin memang bukan pelanggaran, tapi g akan membawa manfaat.
maka kami perlu tau apakah itu boleh atau tidak, sehingga bisa mendanakan yang bermanfaat. :)
Quote from: Indra on 05 December 2012, 01:44:18 PM
menerima bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll juga bukanlah pelanggaran
pelanggaran baru terjadi jika digunakan oleh orang2 yg menurut sila/vinaya tidak boleh menggunakannya
pelanggaran bagi si penerima yang menggunakan, ya kan om?
apakah pelanggaran itu juga sedikit banyaknya berimbas pada si pemberi?
Quote from: hemayanti on 05 December 2012, 08:28:35 PM
iya mungkin memang bukan pelanggaran, tapi g akan membawa manfaat.
maka kami perlu tau apakah itu boleh atau tidak, sehingga bisa mendanakan yang bermanfaat. :)
pertanyaan boleh atau tidak boleh paralel dengan apakah pelanggaran atau bukan pelanggaran, sedangkan pertanyaan apakah bermanfaat atau tidak, ini adalah pertanyaan lain lagi dengan jawaban yang lain pula.
Quote
pelanggaran bagi si penerima yang menggunakan, ya kan om?
apakah pelanggaran itu juga sedikit banyaknya berimbas pada si pemberi?
tidak.
kita bisa saja memberikan benda yang bermnafaat bagi bhikkhu, misalnya pisau cukur, dan tidak ada pelanggaran di sini. Tapi kemudian oleh bhikkhu itu pisau cukur itu digunakan untuk menyembelih ayam, ini adalah pelanggaran di pihak bhikkhu, tapi tidak ada imbas apa pun di pihak si pemberi pisau cukur.
Quote from: hemayanti on 05 December 2012, 12:21:29 PM
sumana si penjual bunga yah, kalo g salah. :)
benar :)
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 December 2012, 01:48:21 PM
Juga lihat dulu wangi2an untuk ruangan atau wangi-wangian untuk dikenakan? Kalau wangi2an yang seperti dupa atau bunga untuk ruangan, tentu ga apa, beda sama parfum atau bunganya diselipkan di telinga atau dibikin kalung.
dari sutta yang saya kutip di atas, sang Buddha mengatakan tentang berdana kalung bunga kok. Berarti dana parfum juga sebenarnya tidak masalah? Kenapa Sang Buddha mengatakan hal itu? bukankah hal-hal demikian tidak akan digunakan oleh si penerima? bahkan jika digunakan, malah dapat terjadi pelanggaran?
Quote from: Indra on 05 December 2012, 10:07:06 PM
pertanyaan boleh atau tidak boleh paralel dengan apakah pelanggaran atau bukan pelanggaran, sedangkan pertanyaan apakah bermanfaat atau tidak, ini adalah pertanyaan lain lagi dengan jawaban yang lain pula.
tidak.
kita bisa saja memberikan benda yang bermnafaat bagi bhikkhu, misalnya pisau cukur, dan tidak ada pelanggaran di sini. Tapi kemudian oleh bhikkhu itu pisau cukur itu digunakan untuk menyembelih ayam, ini adalah pelanggaran di pihak bhikkhu, tapi tidak ada imbas apa pun di pihak si pemberi pisau cukur.
Jika seseorang berdana, tanpa mempertimbangkan bahwa benda itu sebenarnya tidak akan dimanfaatkan oleh penerima. Bahkan jika si penerima memanfaatkan, malah terjadi pelanggaran. Apakah masih dapat dikatakan bahwa berdana seperti itu, adalah suatu bentuk jasa?
Menurut sutta yang saya kutip, jawabannya adalah Ya. Tapi saya kurang paham. Dan jika umat mendengar khotbah Buddha ini, lalu berlomba-lomba mendanakan kereta/mobil, kalung bunga, wangi-wangian, bukankah lama-kelamaan dapat menjadi godaan tersendiri bagi para petapa untuk menggunakannya?
Quote from: thres on 06 December 2012, 01:12:47 PM
dari sutta yang saya kutip di atas, sang Buddha mengatakan tentang berdana kalung bunga kok. Berarti dana parfum juga sebenarnya tidak masalah? Kenapa Sang Buddha mengatakan hal itu? bukankah hal-hal demikian tidak akan digunakan oleh si penerima? bahkan jika digunakan, malah dapat terjadi pelanggaran?
"Mālā" ini bisa berarti 'bunga' saja, 'kalung bunga', ataupun 'rangkaian bunga'. Dalam artian 'kalung/rangkaian bunga', maksudnya adalah bunga yang sudah dirangkai. Ini untuk diletakkan di altar, bukan untuk dipakai.
Sama halnya dengan "gandha" atau wangi-wangian bukan untuk dikenakan, tapi untuk tempat/ruangan. Wangi-wangian untuk tubuh dalam bentuk bubuk mandi wangi hanya digunakan oleh bhikkhu yang memiliki gangguan bau badan (atau penyakit kulit yang menyebabkan bau badan). Bhikkhu lainnya hanya menggunakan bubuk mandi biasa tanpa pewangi.
Penggunaan untuk menghias diri sudah tidak perlu dibahas, sebab dalam atthasila bagi umat awam saja sudah dihindari. Untuk vinaya, diatur dalam Culavagga V.36 tentang perilaku yang tidak sesuai. Jika membandel setelah dinasihati, maka bisa dikenakan Sanghadisesa.