Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: silvia liem on 05 November 2012, 11:09:42 AM

Title: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: silvia liem on 05 November 2012, 11:09:42 AM
bagaimanakah caranya agar kita bisa bahagia walaupun dalm keadaan sesulit apapun?
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: FZ on 05 November 2012, 11:19:04 AM
Quote from: silvia liem on 05 November 2012, 11:09:42 AM
bagaimanakah caranya agar kita bisa bahagia walaupun dalm keadaan sesulit apapun?
secara teori :
ada yang mengatakan yang menentukan kebahagiaan adalah diri kita sendiri..
jadi intinya, anda yang memutuskan apakah anda ingin bahagia / sedih..

Dalam buku 7 habits Steven Covey dikatakan bersikaplah pro aktif, bukan reaktif. Nadanya serupa, jadi kita jangan gampang bereaksi dengan keadaan external. melainkan kita yang mengendalikan diri kita sendiri.. Buddha pun mengajarkan bahwa pikiran adalah pelopor, dan kunci kebahagiaan adalah pengendalian diri. CMIIW

Secara praktek : Maaf di atas masih teori.. saya sendiri masih sulit melakukannya.. tapi ya terus berusaha untuk mengendalikan pikiran yang liar
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: siswahardy on 05 November 2012, 11:21:06 AM
Quote from: silvia liem on 05 November 2012, 11:09:42 AM
bagaimanakah caranya agar kita bisa bahagia walaupun dalm keadaan sesulit apapun?

jangan merasa sulit, otomatis bahagia
atau setidaknya jangan merasa terlalu sulit, maka sedikit bahagia

kalau boleh tahu apa kesulitannya?
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: hemayanti on 05 November 2012, 11:23:37 AM
nikmati. ;D coba terima kesulitan itu sebagai salah satu bentuk kebahagiaan. :)
merasa bahagia disaat semuanya berjalan sesuai dengan keinginan memang mudah, kita bisa menikmati setiap waktu yang berjalan. tapi pada saat semuanya berubah menjadi sulit, kita menolak, tidak bisa menerima, kenapa bisa jadi begini, saya tidak mau seperti ini, penolakan demi penolakan terus muncul. sehingga kita mulai membayangkan saat yang lalu sebelum kesulitan ini datang dan saat yang akan datang ketika kesulitan ini berakhir. tetapi sewaktu sadar lagi ternyata itu hanya khayalan, kita kembali menolak.

sebenarnya cukup mudah menulis bagaimana caranya, tapi butuh usaha untuk membuktikan hasilnya. ;D
coba sadari saat ini, saya hidup pada saat ini, yah saat ini yang lagi tidak nyaman, lagi dimarai sama mama (misalnya), lagi berantem sama temen, atau apapun yang sedang kita alami sekarang, sadari saja, terima itu sebagai kondisi saat ini, jangan menolak.
sambil pejam mata, tarik napas yang dalam. sambil merenungkan saat ini, dengan pikiran yang tenang cobalah menerima kondisi yang tidak menyenangkan itu.
pada saat itu kelegaan akan sedikit datang karna kita sudah bisa menerima, walaupun itu tidak akan serta merta merubah kenyataan yang ada.

pelajaran tadi pagi.. ;D
soalnya lagi marahan sama a.i. :(
gara2 saya juga sih yang suka marah2 duluan.
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: M14ka on 05 November 2012, 12:04:55 PM
All is well  _/\_

Upekkha (keseimbangan batin):
QuoteDengan melihat
penderitaan sebagai guru dan sahabat kita, kita akan lebih berhasil menghadapinya
dalam keseimbangan batin. Sebagai akibatnya, ajaran tentang kamma
akan memberikan kita kekuatan/gerak hati yang kuat untuk membebaskan
diri kita dari kamma, dari perbuatan-perbuatan yang lagi dan lagi melemparkan
kita ke dalam penderitaan kelahiran berulang. Perasaan jijik akan timbul
terhadap nafsu kemelekatan diri kita sendiri, terhadap delusi, terhadap kecenderungan
alamiah diri kita sendiri untuk menciptakan situasi yang mencoba
kekuatan kita, ketahanan kita dan keseimbangan batin kita.
Penembusan pemahaman kedua sebagai landasan keseimbangan batin
adalah ajaran Buddha tentang tanpa-aku (anatta). Ajaran ini menunjukkan
bahwa dalam hakikat yang tertinggi, perbuatan tidaklah dilakukan oleh diri
manapun, juga akibat perbuatan tersebut tidak berakibat pada diri manapun.
Lebih jauh, hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada diri, kita tidak dapat
mengatakan "milikku".
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: Kelana on 05 November 2012, 12:35:09 PM
Sebuah comik strip
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fmelaniemarttila.files.wordpress.com%2F2012%2F08%2Fhappiness.jpg&hash=77d3ab095eb51ca6ea3e76ce767e604018f58c9e)
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: siswahardy on 05 November 2012, 12:38:25 PM
^ penyampaiannya kocak  :))
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: bluppy on 05 November 2012, 01:31:34 PM
komiknya keren
at kelana, thanks untuk websitenya
http://zenpencils.com

[spoiler]btw silvia, inbox pm nya penuh
mesti di delete dulu baru bisa nerima message[/spoiler]

Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: silvia liem on 05 November 2012, 01:33:49 PM
Thank's all buat sarannya terutama buat yang penyampaiannya seperti komik. :)
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: suli on 05 November 2012, 02:23:24 PM
hi...ikutan sumbang opini ya  ;D   

bahagia : kata yg simple namun terkadang sulit dipahami ya, mungkin karena arti bahagia relatif bagi setiap orang, bahkan orang yang 'se-nyaman' apapun tetap bisa berkata 'aku tidak bahagia', walau semua telah dimilikinya.....sebaliknya di sisi dunia yg lain, ada orang yang hanya bs makan 1x sehari malah bisa tersenyum bahagia.....
jadi menurut saya, kebahagiaan adalah bagaimana kita bersyukur dengan apa yang telah kita miliki sekarang.....karena sesungguhnya tidak ada patokan atau ukuran yang pasti untuk menetapkan 'sesuatu' untuk disebut kebahagiaan, manusia tidak pernah puas.....
jadi hargai & nikmati apapun kondisi kita sekarang karena hanya diri kita sendirilah yang tau bahwa kita bahagia atau tidak.....
(Buddha prnh bersabda : carilah kebahagiaan ke dalam dirimu jangan cari di luar)..
anyway, salam kenal ya Sis  ;D
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: tesla on 05 November 2012, 02:29:58 PM
kenapa tidak bahagia?

coba dalam keadaan sadar bertanya ke diri sendiri, kenapa kita membutuhkan ini-itu utk bahagia?

Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: silvia liem on 05 November 2012, 04:54:17 PM
lam kenal jg sis.
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: silvia liem on 06 November 2012, 11:28:04 AM
teman-teman aku mau tanya misalnya kita merasa kita paling malang sedunia masih bisakah kita bahagia????
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: Indra on 06 November 2012, 11:59:40 AM
Quote from: silvia liem on 06 November 2012, 11:28:04 AM
teman-teman aku mau tanya misalnya kita merasa kita paling malang sedunia masih bisakah kita bahagia????

jika anda mengetahui penyebab kemalangan itu, anda bisa berbahagia jika anda bisa melenyapkan penyebab kemalangan itu. atau bisa juga dengan cara merenungkan bahwa di luar sana masih banyak makhluk2 yg lebih malang daripada anda. misalnya, semalang2nya anda, setidaknya anda masih sehat dan hidup, di luar sana, di UGD, banyak manusia lain yg sedang sekarat. semalang2nya anda, anda masih bisa online, di luar sana, ada banyak manusia yang bahkan mau makan saja tidak bisa. dll ... dst
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: silvia liem on 06 November 2012, 12:20:01 PM
OK thank you sekarang aku ngerti bahwa setidak-tidaknya aku lebih beruntung daripada orang yang lago sekarat.trim's
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: kamala on 06 November 2012, 12:34:02 PM
intinya jangan hanya melihat ke atas tapi cobalah juga melihat ke bawah lalu juga berpikiranlah yang positif.
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: dhammadinna on 06 November 2012, 01:57:24 PM
Quote from: silvia liem on 06 November 2012, 11:28:04 AM
teman-teman aku mau tanya misalnya kita merasa kita paling malang sedunia masih bisakah kita bahagia????

Di saat kamu merasa demikian, di saat kamu berpikir demikian, dan kamu hanyut, tentu saja kamu tidak bahagia di saat itu.

Di saat lain, mungkin saat kamu berpikir bahwa ada orang lain yang lebih malang dari kamu, atau pikiran-pikiran positif lainnya, perasaan-tidak-bahagia mungkin berkurang.

Nanti kalo mikir apa lagi, tidak bahagia lagi. Nanti mikir yang lain, kamu bahagia. Nanti mikir yang lain lagi, sedih lagi. Dst.

Intinya, saat terjadi kontak antara pikiran dengan objek pikiran, maka muncul perasaan. Saat kontak hilang, perasaan itu memudar, apakah itu bahagia ataupun sedih.

Begitu aja terusss.... kalo di sutta (Samyutta Nikaya - Khanda Vagga), dikatakan bahwa perasaan itu seperti gelombang/gelembung. Ya, naik turun seperti gelombang.

Pada akhirnya bukanlah tentang mengejar Perasaan menyenangkan atau menghindari yang tidak menyenangkan, tapi memahaminya. Memahami perasaan sebagaimana adanya.

Btw, saya bilang begini, bukan berarti saya selalu bisa untuk tidak hanyut ya, kita sama-sama belajar aja...

Kalo mau baca tentang perasaan, silakan baca Samyutta Nikaya buku 4. Sangat menarik. Tapi internet saya lagi eror, ga bisa kasih link-nya. Kalo kamu butuh dan googling tapi ga ketemu, posting lagi aja. Nanti kalo internetnya uda bener, saya posting lagi.

_____________

eh uda bisa... berikut ini link samyutta nikaya:

Samyutta Nikaya (http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/)
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: Mokau Kaucu on 06 November 2012, 02:12:20 PM
Quote from: Kelana on 05 November 2012, 12:35:09 PM
Sebuah comik strip
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fmelaniemarttila.files.wordpress.com%2F2012%2F08%2Fhappiness.jpg&hash=77d3ab095eb51ca6ea3e76ce767e604018f58c9e)

Saya pesan kaos dgn gambar tsb pd sdr bangun pw. 
Waktu dipakai, banyak juga yang baca sambil ketawa ketawa.
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: bluppy on 06 November 2012, 03:06:45 PM
komik di atas dari website zenpencils.com
terus ada copyright dari pelukis komiknya
en bisa beli poster dari website itu

kalau mau dibikin kaus, keren sih
tapi melanggar hak cipta ngk ?
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: silvia liem on 06 November 2012, 03:22:29 PM
buat dhammadinna benar banget kata kamu begitulah perasaan itu muncul tiba-tiba.di saat aku ingat akan kekurangan aku dan beban aku mulai sedih lagi.tapi di saat aku ingat masih banyak yang menderita bahagia lagi.dan begitulah untuk seterus dan seterusnya.menaklukan diri sendiri ini memang paling sulit ya.karena musuh paling besar dalam hidup ini adalah diri kita sendiri.
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: Mokau Kaucu on 06 November 2012, 03:49:36 PM
Quote from: bluppy on 06 November 2012, 03:06:45 PM
komik di atas dari website zenpencils.com
terus ada copyright dari pelukis komiknya
en bisa beli poster dari website itu

kalau mau dibikin kaus, keren sih
tapi melanggar hak cipta ngk ?

Kelihatannya melanggar, tapi saya bikin cuma 2, buat pake sendiri, ngga dijual.
Title: Re: apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
Post by: dhammadinna on 07 November 2012, 01:53:14 PM
Quote from: silvia liem on 06 November 2012, 03:22:29 PM
buat dhammadinna benar banget kata kamu begitulah perasaan itu muncul tiba-tiba.di saat aku ingat akan kekurangan aku dan beban aku mulai sedih lagi.tapi di saat aku ingat masih banyak yang menderita bahagia lagi.dan begitulah untuk seterus dan seterusnya.

Perasaan memang terkondisi seperti itu. Semua orang mengalaminya, tapi tidak semua orang memperhatikannya dengan Pandangan Benar. Alhasil, hakikat perasaan tidak dipahami. Belajarlah memperhatikan betapa terkondisinya dia, agar perasaan tidak dapat lagi dijadikan permainan.

2 (2) Makhluk

Di Sāvatthī. Sambil duduk di satu sisi, Yang Mulia Rādha berkata kepada Sang Bhagavā: [190] "Yang Mulia, dikatakan, 'makhluk, makhluk.' Bagaimanakah, Yang Mulia, se seorang disebut makhluk?"

"Seseorang terjerat, Rādha, terjerat erat, dalam keinginan, nafsu, kesenangan, dan kegemaran terhadap bentuk; oleh karena itu ia disebut makhluk. "Seseorang terjerat, Rādha, terjerat erat, dalam keinginan, nafsu, kesenangan, dan kegemaran terhadap perasaan ... terhadap persepsi ... terhadap bentukan-bentukan kehendak ... kesadaran, oleh karena itu ia disebut makhluk.

"Misalkan, Rādha, beberapa anak laki-laki dan anak perempuan bermain istana pasir. Selama mereka memiliki nafsu, keinginan, kasih sayang, dahaga, kerinduan, dan kegemaran akan istana-istana pasir itu, maka mereka menyayanginya, bermain dengannya, menghargainya, dan memerlakukannya sebagai miliknya.

Tetapi ketika anak-anak itu kehilangan nafsu, keinginan, kasih sayang, dahaga, kerinduan, dan kegemaran akan istana-istana pasir itu, maka mereka menghamburkannya dengan tangan dan kaki mereka, membongkar, menghancurkan, dan membuatnya tidak dapat lagi dijadikan permainan.

"Demikian pula, Rādha, hamburkanlah bentuk, bongkarlah, hancurkanlah, dan buatlah sehingga tidak dapat lagi dijadikan permainan; berlatihlah demi hancurnya keinginan. Hamburkanlah perasaan ... hamburkanlah persepsi ... hamburkanlah bentukan-bentukan kehendak ... hamburkanlah kesadaran, bongkarlah, hancurkanlah, dan buatlah sehingga tidak dapat lagi dijadikan permainan; berlatihlah demi hancurnya keinginan. Karena hancurnya
keinginan, Rādha, adalah Nibbāna."

----
Sumber: Samyutta Nikaya, Buku 3 - Khanda Vagga; 23:2 (http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/)


Quotemenaklukan diri sendiri ini memang paling sulit ya.karena musuh paling besar dalam hidup ini adalah diri kita sendiri.

Dalam diri kita ada juga hal-hal baik, tidak semuanya buruk. Yang perlu diatasi adalah yang tidak bermanfaat (keserakahan, kebencian, kebodohan).