tadi pagi saya ke vihara ekayana, biasanya saya ke dhammacakka
trus saya heran, kok puja bhaktinya ada sesi nyanyi2 juga
saya pikir ini vihara kok kayak gereja? ada sesi nyanyinya
mohon pencerahannya dari sesepuh semua _/\_
memang pelopor mixyana ^-^
harap maklum ! konon katanya bisa menarik umat jangan ke gereja :whistle:
saya juga pernah liat hal serupa, tapi di vihara yang berbeda. ;D
Quote from: yanfei on 28 October 2012, 11:56:53 PM
tadi pagi saya ke vihara ekayana, biasanya saya ke dhammacakka
trus saya heran, kok puja bhaktinya ada sesi nyanyi2 juga
saya pikir ini vihara kok kayak gereja? ada sesi nyanyinya
Di vihara Theravada di tempatku juga ada nyanyi2annya koq, biasanya di sessi 'Menyanyikan Lagu Buddhis' dan sessi 'Pengedaran Kantong Dana Paramita' pas kebaktian. ;D
Apakah di VJDJ
sama sekali tidak ada nyanyian apapun ?
kalo GABI (Gelanggang Anak Buddhis Indonesia), mungkin emang ada sesi nyanyi2nya, tapi kalo udah Vihara untuk orang dewasa, keknya gak cocok lagi nyanyi2...
kebaktian untuk anak boleh-boleh sajalah, tapi kalau untuk orang dewasa,apa lagi ada opa oma tidak cocok..
dulu juga ada, parahnya yang nyanyi sumbang mirip lagu dangdut.
Kalo yg dinyanyikan lagu buddhis? ::) Biasanya diiringi sama sama organ tunggal atau rekaman kaset.
Quote from: yanfei on 28 October 2012, 11:56:53 PM
tadi pagi saya ke vihara ekayana, biasanya saya ke dhammacakka
trus saya heran, kok puja bhaktinya ada sesi nyanyi2 juga
tergantung puja bhaktinya ala apa?
kalau ala Mahayana, ya pasti ada nyanyi2
kalau ala Theravada, tergantung lagi apa afiliasi Sangha/Majelis-nya:
kalau bukan STI, jelas punya tata cara yg berbeda dgn tata cara STI
kalau STI, tergantung lagi apa vihara-nya:
kalau spt di VJDJ, jelas menggunakan tata cara yg umumnya berlaku di negara berbasis Theravada secara ketat
selain itu di vihara2 yg berafiliasi STI pun ada juga yg sedikit lebih longgar, misal: ada dana paramitha dan disertai bernyanyi
Quote from: yanfei on 28 October 2012, 11:56:53 PM
saya pikir ini vihara kok kayak gereja? ada sesi nyanyinya
ngak juga lah,
kan ada vihara di mana ruang kebaktiannya menggunakan kursi, dan tentunya tidak perlu lepas alas kaki
menurut saya tata cara puja bhakti tidak ada aturan bakunya, coba saja cari di Tipitaka
jadi lebih ditentukan oleh pertimbangan masing2 komunitas
cuma ada kekurangannya juga sih, harus beradaptasi dgn tata cara yg berbeda-beda
saya pribadi suka musik, jadi saya pikir ada baiknya juga ada sesi nyanyi
tapi saya juga maklum kalau ada yg keberatan
biar pastinya tergantung suara mayoritas saja lah
kalau mayoritas di komunitas itu mau ada sesi nyanyi, mau ngak mau yg minoritas ngalah
Quote from: sanjiva on 29 October 2012, 02:33:44 PM
Kalo yg dinyanyikan lagu buddhis? ::) Biasanya diiringi sama sama organ tunggal atau rekaman kaset.
maka ini ga melanggar
Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik? (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18087.0.html)
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 29 October 2012, 02:26:21 PM
dulu juga ada, parahnya yang nyanyi sumbang mirip lagu dangdut.
nyindir gue ya?
Quote from: ryu on 29 October 2012, 05:53:26 PM
maka ini ga melanggar
Kalau yg nyanyi umat2 sih kayaknya gapapa. Tapi aneh aja di kebaktian pada nyanyi2 kayak di gereja, mau lagu buddhis atau kagak kesannya kayak ikut2an agama lain. Meniru2. Kalau mau nyanyi mending setelah kebaktian, bukan di dalam kebaktian.
Quote
Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik? (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18087.0.html)
Sayang fotonya sudah diremoved tuhan, sudah ga bisa dilihat. Tapi kayaknya bukan theravada karena jubahnya meragukan ya katanya? Atau yg dari campuraduk kalee.
Quote from: Indra on 29 October 2012, 05:54:16 PM
nyindir gue ya?
Dewa Indra ternyata suka lagu dangdut kah? ::)
Quote from: sanjiva on 29 October 2012, 06:04:02 PM
Kalau yg nyanyi umat2 sih kayaknya gapapa. Tapi aneh aja di kebaktian pada nyanyi2 kayak di gereja, mau lagu buddhis atau kagak kesannya kayak ikut2an agama lain. Meniru2. Kalau mau nyanyi mending setelah kebaktian, bukan di dalam kebaktian.
Sayang fotonya sudah diremoved tuhan, sudah ga bisa dilihat. Tapi kayaknya bukan theravada karena jubahnya meragukan ya katanya? Atau yg dari campuraduk kalee.
aye yg remove yah... *kgk inget* ato diremove di fb nya?
Quote from: sanjiva on 29 October 2012, 06:05:09 PM
Dewa Indra ternyata suka lagu dangdut kah? ::)
bukan itu, ada ceritanya
Quote from: Sumedho on 29 October 2012, 07:32:45 PM
aye yg remove yah... *kgk inget* ato diremove di fb nya?
image hosting gratisan, otomatis dihapus setelah jangka waktu tertentu.
di salah satu vihara theravada naungan STI di kaltim, sebelum namaskara menyanyikan lagu "kami datang bersujud" baru pembacaan namaskara gatha. waktu berdana, menyanyikan lagu "mari kita berdana", waktu sesi pengumuman setelah dhammadesana, biasa di selingi 1-2 lagu buddhist lain nya, setelah puja bhakti selesai, sebelum namaskara, kembali menyanyikan lagu "kami datang bersujud".
agak unik sih... ;D
mostly vihara di tangerang itu, abis baca paritta, itu bernyanyi... kalo ini adalah otoritas dari pengurus vihara masing-masing mau ada atau tidak. bahkan 1 vihara, beda kebaktian, beda juga. umum tidak pakai nyanyi, manula ada nyanyi
Quote from: Indra on 29 October 2012, 05:54:16 PM
nyindir gue ya?
pencipta lagu dangdut juga tah, kasi judulnya dong, mau download lagunya nih.
Quote from: dato' tono on 29 October 2012, 07:51:32 PM
di salah satu vihara theravada naungan STI di kaltim, sebelum namaskara menyanyikan lagu "kami datang bersujud" baru pembacaan namaskara gatha. waktu berdana, menyanyikan lagu "mari kita berdana", waktu sesi pengumuman setelah dhammadesana, biasa di selingi 1-2 lagu buddhist lain nya, setelah puja bhakti selesai, sebelum namaskara, kembali menyanyikan lagu "kami datang bersujud".
agak unik sih... ;D
"kami datang bersujud"?
mungkin maksudnya "kami memuja" om?
tapi lagu itu bikin merinding.. grrrrrrr!! apalagi dinyanyikan dalam suasana yang tenang dan kondisi ruangan yang remang2.
Quote from: hemayanti on 29 October 2012, 08:25:08 PM
"kami datang bersujud"?
mungkin maksudnya "kami memuja" om?
tapi lagu itu bikin merinding.. grrrrrrr!! apalagi dinyanyikan dalam suasana yang tenang dan kondisi ruangan yang remang2.
"Kami Memuja"
Disini kami memuja namaMu Sang Buddha
Bersama air dan bunga pelita dan dupa
Kami bersujud padaMu Yang Maha Suci dan Sempurna
Kami memuja duduk bernamaskara Terpujilah namaMu
Terpujilah Sang Buddha
itukah lagu nya tante maksud ;D tapi lagu yang saya maksud seperti dibawah ini
"Kami Datang Bersujud"
Duhai junjungan kami Sang Buddha nan terpuji
Kami datang bersujud padaMu tuk berbakti
Hati tentram dan damai tiada kebimbangan
Merenungkan DhammaMu yang agung dan mulia
Menghayati Dhamma yang luhur dan mulia
beda lagu nya tante... ;D
Quote from: dato' tono on 29 October 2012, 08:30:29 PM
"Kami Memuja"
Disini kami memuja namaMu Sang Buddha
Bersama air dan bunga pelita dan dupa
Kami bersujud padaMu Yang Maha Suci dan Sempurna
Kami memuja duduk bernamaskara Terpujilah namaMu
Terpujilah Sang Buddha
itukah lagu nya tante maksud ;D tapi lagu yang saya maksud seperti dibawah ini
"Kami Datang Bersujud"
Duhai junjungan kami Sang Buddha nan terpuji
Kami datang bersujud padaMu tuk berbakti
Hati tentram dan damai tiada kebimbangan
Merenungkan DhammaMu yang agung dan mulia
Menghayati Dhamma yang luhur dan mulia
beda lagu nya tante... ;D
ohhh... ;D
belum pernah dengar lagunya. ;D
Quote from: hemayanti on 29 October 2012, 08:35:03 PM
ohhh... ;D
belum pernah dengar lagunya. ;D
coba cari di mbah google, ada mp3 nya klo ga salah ;D
Kalau di Ekayana memang ada paduan suara dari anak anak, muda mudi dan dewasa, tujuan utama nya wa lihat adalah untuk mengembangkan bakat dan seni, ada Barongsai, taichi, sendra tari, paduan suara, pelajaran mandarin dll, hingga umat dapat menyalurkan, belajar dan mengembangkan bakat nya entah dalam bidang seni, bisnis, berorganisasi (leadership) dll.
Umat Ekayana, teroganisir dan tercatat dan di buatkan card member nya, wa saja yang sengaja tidak membuat kartu tersebut bisa ada dan terdaftar.
oh, di DC ada seniman dangdut juga ya...
BTW, belum ada lagu Buddhis yg bernuansa dangdut... boleh juga tuh dibuat...
tapi bagusnya dangdut yg tempo doloe... kan lebih ke-india2-an...
kalau dangdut sekarang... lebih ke-melayu2-an atau ke-arab2-an...
met berkarya...
sebenernya sich maksud saya tuh alangkah baiknya sesi nyanyi2 diluar dari puja bhakti
(seperti yang dikatakan oleh bro sanjiva)
ada yang tau gak ya di luar negeri puja bhaktinya ada sesi nyanyi jg gak ya? apa cuma di indonesia aja?
Quote from: dato' tono on 29 October 2012, 07:51:32 PM
di salah satu vihara theravada naungan STI di kaltim, sebelum namaskara menyanyikan lagu "kami datang bersujud" baru pembacaan namaskara gatha. waktu berdana, menyanyikan lagu "mari kita berdana", waktu sesi pengumuman setelah dhammadesana, biasa di selingi 1-2 lagu buddhist lain nya, setelah puja bhakti selesai, sebelum namaskara, kembali menyanyikan lagu "kami datang bersujud".
agak unik sih... ;D
So playgroup / kindergarten sekaleeee ;D
Nampaknya memang ada umat2 yang 'berkebutuhan khusus' ^-^ yang masih memerlukan lagu2, nyanyi dan kalau perlu tari pas saat kebaktian dan baca paritta.
Di vihara tempatku hal semacam ini pernah dicoba dilakukan pas saat kebaktian, di mana atas 'saran' seorang pandita muda pas dia ceramah agar kebaktian menyanyikan vihara gita Namaskara. Gw yang merasa kebaktian umum yang begitu childish merasa gak enak dan hal ini gw katakan kepada pengurus2 vihara dalam beberapa kali kesempatan. Alhamdubuddha, setelah beberapa bulan akhirnya tatacara nyanyi2 ini akhirnya tak dipakai lagi dan kembali baca paritta saja tanpa nyanyi. Yang masih bertahan tinggal 'menyanyikan lagu buddhis' dan menyanyikan lagu 'dana paramita' dengan iringan organ tunggal.
Quote from: kullatiro on 29 October 2012, 09:00:10 PM
Kalau di Ekayana memang ada paduan suara dari anak anak, muda mudi dan dewasa, tujuan utama nya wa lihat adalah untuk mengembangkan bakat dan seni, ada Barongsai, taichi, sendra tari, paduan suara, pelajaran mandarin dll, hingga umat dapat menyalurkan, belajar dan mengembangkan bakat nya entah dalam bidang seni, bisnis, berorganisasi (leadership) dll.
Umat Ekayana, teroganisir dan tercatat dan di buatkan card member nya, wa saja yang sengaja tidak membuat kartu tersebut bisa ada dan terdaftar.
Nyanyi, paduan suara, tari2an dsb memang gak masalah kalau dilakukan di luar acara kebaktian. Malah bagus sekali untuk membina bakat kesenian umat dan generasi muda / tua. Asal ga dicampur dalam acara kebaktian yang bikin vihara berasa gereja.
Bagus tuh yang dilakukan Ekayana.
Quote from: sanjiva on 30 October 2012, 06:53:26 AM
Nyanyi, paduan suara, tari2an dsb memang gak masalah kalau dilakukan di luar acara kebaktian. Malah bagus sekali untuk membina bakat kesenian umat dan generasi muda / tua. Asal ga dicampur dalam acara kebaktian yang bikin vihara berasa gereja.
Bagus tuh yang dilakukan Ekayana.
Apa sekalian saja dibuatkan beberapa ruang karaoke untuk dipakai setelah kebaktian bagi mereka yang hobby menyanyi?
:-? :-? :-?
Dijamin vihara jadi lebih rame, bahkan untuk mengundang teman dari tetangga sebelah juga lebih pede : "Eh, abis kebaktian ada karaoke , kan suara eloe bagus, ayo dong hadir" :)) :)) :))
Quote from: Mokau Kaucu on 30 October 2012, 09:12:46 AM
Apa sekalian saja dibuatkan beberapa ruang karaoke untuk dipakai setelah kebaktian bagi mereka yang hobby menyanyi?
:-? :-? :-?
Dijamin vihara jadi lebih rame, bahkan untuk mengundang teman dari tetangga sebelah juga lebih pede : "Eh, abis kebaktian ada karaoke , kan suara eloe bagus, ayo dong hadir" :)) :)) :))
hal ini bukannya tidak pernah dibahas.
seseorang di sini bahkan punya ide utk membangun satu ruang striptease, dan walaupun telah disetujui oleh yayasan vhr tapi entah kapan bisa direalisasikan.
Quote from: Indra on 30 October 2012, 09:17:36 AM
hal ini bukannya tidak pernah dibahas.
seseorang di sini bahkan punya ide utk membangun satu ruang striptease, dan walaupun telah disetujui oleh yayasan vhr tapi entah kapan bisa direalisasikan.
ya, kebetulan saya tau ide ini dan seseorang yang dimaksud itu :))
Quote from: Indra on 29 October 2012, 05:54:16 PM
nyindir gue ya?
Masa suara kk sumbang? wkwkwk.....
Quote from: Rico Tsiau on 30 October 2012, 09:37:02 AM
ya, kebetulan saya tau ide ini dan seseorang yang dimaksud itu :))
babarkan dengan terang dan jelas tanpa rahasia ;D
Quote from: Indra on 30 October 2012, 09:17:36 AM
hal ini bukannya tidak pernah dibahas.
seseorang di sini bahkan punya ide utk membangun satu ruang striptease, dan walaupun telah disetujui oleh yayasan vhr tapi entah kapan bisa direalisasikan.
Wah lebih advanced lagi nih ide nya. Pakai tari perut juga dong? ;D ;D ;D
Quote from: adi lim on 30 October 2012, 09:47:50 AM
babarkan dengan terang dan jelas tanpa rahasia ;D
baca ini aja bro, ntar ngerti kok (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21125.165.html) ;D
Quote from: Mokau Kaucu on 30 October 2012, 09:12:46 AM
Apa sekalian saja dibuatkan beberapa ruang karaoke untuk dipakai setelah kebaktian bagi mereka yang hobby menyanyi?
:-? :-? :-?
Dijamin vihara jadi lebih rame, bahkan untuk mengundang teman dari tetangga sebelah juga lebih pede : "Eh, abis kebaktian ada karaoke , kan suara eloe bagus, ayo dong hadir" :)) :)) :))
Gapapa sih karaokean di vihara asal :
1. Di luar ruang dhammasala dan kuti
2. Lagunya lagu buddhis semua :))
Seperti yg sudah gw tulis sebelumnya, koq pada latah ikut2 kebaktian agama tetangga yang pake nyanyi2 dan pake alat musik?
Quote from: sanjiva on 30 October 2012, 11:58:47 AM
Seperti yg sudah gw tulis sebelumnya, koq pada latah ikut2 kebaktian agama tetangga yang pake nyanyi2 dan pake alat musik?
kalau mengenai latah2an, kadang2 tidak bisa dihindari. mereka pun latah2an dgn meditasi tapi ala mereka
selama latah "thd hal yg bukan negatif", "untuk tujuan yg positif", "tidak menghilangkan jati diri", dan "tidak bertentangan dgn Dhamma", buat saya it's ok
Quote from: siswahardy on 01 November 2012, 10:50:01 AM
kalau mengenai latah2an, kadang2 tidak bisa dihindari. mereka pun latah2an dgn meditasi tapi ala mereka
selama latah "thd hal yg bukan negatif", "untuk tujuan yg positif", "tidak menghilangkan jati diri", dan "tidak bertentangan dgn Dhamma", buat saya it's ok
Wuih! Berat banget syaratnya bro. ^-^
Quote from: sanjiva on 01 November 2012, 11:09:03 AM
Wuih! Berat banget syaratnya bro. ^-^
coba dirinci bro... biar lebih jelas...
Quote from: siswahardy on 01 November 2012, 10:50:01 AM
kalau mengenai latah2an, kadang2 tidak bisa dihindari. mereka pun latah2an dgn meditasi tapi ala mereka
selama latah "thd hal yg bukan negatif", "untuk tujuan yg positif", "tidak menghilangkan jati diri", dan "tidak bertentangan dgn Dhamma", buat saya it's ok
jika seorang bhikkhu bermain musik untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika seorang bhikkhu menerima undangan makan malam untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika seseorang membunuh kambing/sapi untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika seseorang berbohong untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika Robinhood mencuri untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
sementara ini dulu.
Quote from: Indra on 01 November 2012, 01:27:51 PM
jika seorang bhikkhu bermain musik untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika seorang bhikkhu menerima undangan makan malam untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
seharusnya tidak, karena hal2 tsb negatif
Quote from: Indra on 01 November 2012, 01:27:51 PM
jika seseorang membunuh kambing/sapi untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika seseorang berbohong untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
jika Robinhood mencuri untuk tujuan positif, bagaimana Bro?
sebaiknya tidak, karena hal2 tsb negatif
biar lebih jelas:
"hal yg bukan negatif" -> "hal yg tidak melanggar sila", sila-nya tergantung statusnya
Quote from: siswahardy on 01 November 2012, 04:09:22 PM
seharusnya tidak, karena hal2 tsb negatif
sebaiknya tidak, karena hal2 tsb negatif
biar lebih jelas:
"hal yg bukan negatif" -> "hal yg tidak melanggar sila", sila-nya tergantung statusnya
pertama anda mengatakan soal tujuan positif dan negatif, dan sekarang anda beralih pada melanggar sila atau tidak. anda sudah mulai terlihat spt Saccaka, tapi baiklah saya akan mengikuti permainan anda ini.
pernahkah anda mendengar kalimat ini?
"Nacca-gita-vadita-vissuka-dassana mala gandha-vilepana dharana-mandana-vibhusanatthana veramani sikkhapadam samadiyami"
Quote from: Indra on 01 November 2012, 04:20:34 PM
pertama anda mengatakan soal tujuan positif dan negatif, dan sekarang anda beralih pada melanggar sila atau tidak. anda sudah mulai terlihat spt Saccaka, tapi baiklah saya akan mengikuti permainan anda ini.
pernahkah anda mendengar kalimat ini?
"Nacca-gita-vadita-vissuka-dassana mala gandha-vilepana dharana-mandana-vibhusanatthana veramani sikkhapadam samadiyami"
kalau ngak salah, masuk attasila ya... maklum ngak pernah attasila...
kalau benar, libur dulu lah (mis: nyanyi2-nya)
(intinya dibuat gampang aja lah, ngak usah dibuat susah2)
Quote from: siswahardy on 01 November 2012, 04:26:22 PM
kalau ngak salah, masuk attasila ya... maklum ngak pernah attasila...
kalau benar, libur dulu lah (mis: nyanyi2-nya)
(intinya dibuat gampang aja lah, ngak usah dibuat susah2)
kenapa libur? bukankah anda mengatakan "it's ok buat anda", jadi apa makna "it's ok" itu?
bukan soal dibuat gampang atau dibuat susah, tapi soal mempertanggung jawabkan suatu pernyataan yg dilontarkan
Quote from: Indra on 01 November 2012, 04:28:38 PM
kenapa libur? bukankah anda mengatakan "it's ok buat anda", jadi apa makna "it's ok" itu?
bukan soal dibuat gampang atau dibuat susah, tapi soal mempertanggung jawabkan suatu pernyataan yg dilontarkan
makna "it's ok", saya ngak keberatan, ok ok aja... gitu bro...
and kebetulan saya ngak attasila, jadi makin ok ok aja bro...
Quote from: siswahardy on 01 November 2012, 10:50:01 AM
kalau mengenai latah2an, kadang2 tidak bisa dihindari. mereka pun latah2an dgn meditasi tapi ala mereka
selama latah "thd hal yg bukan negatif", "untuk tujuan yg positif", "tidak menghilangkan jati diri", dan "tidak bertentangan dgn Dhamma", buat saya it's ok
Quote from: siswahardy on 01 November 2012, 01:21:46 PM
coba dirinci bro... biar lebih jelas...
Semua yang bersekutu dengan lobha, dosa, moha citta bertentangan dengan dhamma.
Itu artinya semua perbuatan yang dilakukan oleh bukan arahat.
Karena anda, gw, Indra, bahkan tuhan pun bukan arahat, maka semua yang anda, gw, Indra, bahkan tuhan pun lakukan, apapun itu, PASTI bertentangan dengan dhamma.
_/\_
Quote from: sanjiva on 01 November 2012, 05:11:31 PM
Semua yang bersekutu dengan lobha, dosa, moha citta bertentangan dengan dhamma.
Itu artinya semua perbuatan yang dilakukan oleh bukan arahat.
Karena anda, gw, Indra, bahkan tuhan pun bukan arahat, maka semua yang anda, gw, Indra, bahkan tuhan pun lakukan, apapun itu, PASTI bertentangan dengan dhamma.
apa yg anda sampaikan jelas lebih mengena, saya pun tidak dapat menyangkalnya
mungkin saya kurang pandai memilih istilah,
karena maksud saya asal tidak mengumbar LDM, saya anggap tidak bertentangan dgn Dhamma
saya kira setidaknya demikianlah kehidupan umat awam, sangat sulit untuk benar2 menghindari LDM sedikit pun
Quote from: Indra on 01 November 2012, 04:20:34 PM
pertama anda mengatakan soal tujuan positif dan negatif, dan sekarang anda beralih pada melanggar sila atau tidak. anda sudah mulai terlihat spt Saccaka, tapi baiklah saya akan mengikuti permainan anda ini.
pernahkah anda mendengar kalimat ini?
"Nacca-gita-vadita-vissuka-dassana mala gandha-vilepana dharana-mandana-vibhusanatthana veramani sikkhapadam samadiyami"
bunyi sila bisa sama tapi terjemahan indonesia bisa berbeda
"kami berjanji untuk menghindari tari- tarian nyanyian nyanyian, musik, pertunjukan yang tidak pantas, pemakaian untaian untaian bunga, wangi wangian, alat alat kecantikan/ kosmetik
yang cendrung kearah pemikatan. "
lagian bagi yang pernah mengikuti pujabakti mahayana alat musik di gunakan seperti simbal dll sebagai penanda sampai di mana sutra di bacakan hingga umat dapat mengikuti puja bakti dengan baik.
Quote from: kullatiro on 02 November 2012, 03:50:49 PM
lagian bagi yang pernah mengikuti pujabakti mahayana alat musik di gunakan seperti simbal dll sebagai penanda sampai di mana sutra di bacakan hingga umat dapat mengikuti puja bakti dengan baik.
setuju nih bro,
jadi pelafalan dharani/mantra lebih teratur ada ritmenya, ngak kacau balau
jadi ingat dulu,
waktu pembacaan paritta masih di-irama-kan, rasanya lebih afdol
cuma gitu nambah waktu ketika melafalkannya
Quote from: siswahardy on 02 November 2012, 04:12:15 PM
setuju nih bro,
jadi pelafalan dharani/mantra lebih teratur ada ritmenya, ngak kacau balau
Dan juga lebih enak didengar ;D
Quote
jadi ingat dulu,
waktu pembacaan paritta masih di-irama-kan, rasanya lebih afdol
cuma gitu nambah waktu ketika melafalkannya
Sebetulnya kalau membacanya dengan benar sesuai panjang pendek huruf vocalnya, nanti akan otomatis timbul irama juga. Sama saja dengan cara lama, hanya saja yang baru ini lebih benar bacanya. Ibarat bahasa Mandarin, intonasi beda kan jadi beda juga artinya. Kalau Pali, dibaca panjang atau pendek bisa beda arti.
Quote from: sanjiva on 02 November 2012, 04:36:00 PM
Dan juga lebih enak didengar ;D
Sebetulnya kalau membacanya dengan benar sesuai panjang pendek huruf vocalnya, nanti akan otomatis timbul irama juga. Sama saja dengan cara lama, hanya saja yang baru ini lebih benar bacanya. Ibarat bahasa Mandarin, intonasi beda kan jadi beda juga artinya. Kalau Pali, dibaca panjang atau pendek bisa beda arti.
akur
Quote from: sanjiva on 01 November 2012, 05:11:31 PM
Semua yang bersekutu dengan lobha, dosa, moha citta bertentangan dengan dhamma.
Itu artinya semua perbuatan yang dilakukan oleh bukan arahat.
Karena anda, gw, Indra, bahkan tuhan pun bukan arahat, maka semua yang anda, gw, Indra, bahkan tuhan pun lakukan, apapun itu, PASTI bertentangan dengan dhamma.
_/\_
ndak setuju....
ndak semua yang dilakukan
PASTI bertentangan dengan Dhamma,,,, contoh paling mudah, menjalani sila, atau ikut berdana..
kalau pasti bertentangan dengan Dhamma, maka gak mungkin Nibbana dicapai
"Nacca-gita-vadita-vissuka-dassana mala gandha-vilepana dharana-mandana-vibhusanatthana veramani sikkhapadam samadiyami"
"kami berjanji untuk menghindari tari-tarian, nyanyi-nyanyian, musik, pertunjukan yang tidak pantas, pemakaian untaian-untaian bunga, wangi-wangian, alat-alat kecantikan/ kosmetik yang cendrung ke arah pemikatan."
spt yg kita ketahui bersama ada lagu2 Buddhis yg diciptakan oleh Bhikkhu, apakah Bhikkhu tsb tdk melanggar sila tsb di atas?
kalau saya pribadi tendensius mengatakan kalau Bhikkhu tsb kemungkinan besar tdk melanggar sila
lain halnya kalau seorang Bhikkhu pergi ke tempat hiburan malam untuk dugem, maka jelas Bhikkhu ini melanggar sila
wa memphoto buku paritta suci yang jadi sumber rujukan agar jelas bunyi terjemahan dari mana.
Paritta suci by fad production
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdistilleryimage0.s3.amazonaws.com%2Fbfd47348256011e28ce622000a9f13a7_7.jpg&hash=231b885aad66200992c3179ee09f5a3df447074d)
Atthangasila
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdistilleryimage5.s3.amazonaws.com%2F3015f1d6256111e299b1123138151070_7.jpg&hash=f702ad1d5fabfcd87e72ba56fb5623040e84c28b)
Atthangasila sila ke7
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdistilleryimage1.s3.amazonaws.com%2F675ef3f4256111e2a82b22000a1e9bf8_7.jpg&hash=b4f0cf9d5977d393810f363842076795b1a39d92)
Paritta suci
by Fad production
Email: fadly_lie [at] yahoo.com
Hp: 0856 9552 9239
hm, meski buram buram tapi masih bisa terbacakan.