Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Choa on 01 April 2012, 09:27:20 AM

Title: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 09:27:20 AM
Banyak kisah para thera yang memangil sesama bhikku arahat sebagai bhante
atau guru, para arahat ini walau sudah mencapai pencapaian tertinggi (ashekka)
masih saja terikat penghormatan pada gurunya walau pencapaianya sudah
menyamai gurunya,

hal ini dapat di bedakan penghormatan murid arahat pada Sang Buddha

apakah sikap penghormatan, dan masih memperlakukan bhikkhu lain yang
mengajarinya tetap sebagai guru setelah bhikkhu murid ini mencapai kearahatan
dapat di golongkan sebagai "kemelekatan", padahal seharusnya para arahat sudah
terbebas akan sikap-sikap ini, bagaimana kita mengartikanya, padahal Sang Buddha
sendiri tidak pernah memberikan sikap ini dalam bentuk Vinaya.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: tesla on 01 April 2012, 10:20:54 AM
Kalau belum arahat. Pembahasan ini ujung2nya ya spekulasi. Jawaban akan bergulir jadi bagaimana arahat menurut pikiran masing2.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Mas Tidar on 01 April 2012, 11:37:15 AM
ibarat "young boy" memberikan hormat kepada orang yang lebih tua/dituakan/sepuh pada saat "young boy" mendapatkan kesempatan lebih baik.
tentunya ini ada tata kramanya, istilah-nya: menghormat kepada yang lebih senior (nuwun sewu, unggah ungguh, permisi dulu).


kalau "young boy" tanpa permisi terlebih dahulu, itu tidak sopan yah...
dulu kami sekolah diajarkan hal sperti ini dan didalam dhamma juga ada tata kramanya.
Apakah sekarang hal ini sudah tidak berlaku lagi ? Atau yang mempunyai pengetahuan, praktek & pengalaman yang lebih "Superior" bisa melewatkan hal ini begitu saja ?
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: will_i_am on 01 April 2012, 12:04:46 PM
seorang maha arahat mengira tata krama tidak ada lagi setelah mencapai pencerahan..
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 12:30:28 PM
Quote from: Mas Tidar on 01 April 2012, 11:37:15 AM
ibarat "young boy" memberikan hormat kepada orang yang lebih tua/dituakan/sepuh pada saat "young boy" mendapatkan kesempatan lebih baik.
tentunya ini ada tata kramanya, istilah-nya: menghormat kepada yang lebih senior (nuwun sewu, unggah ungguh, permisi dulu).


kalau "young boy" tanpa permisi terlebih dahulu, itu tidak sopan yah...
dulu kami sekolah diajarkan hal sperti ini dan didalam dhamma juga ada tata kramanya.
Apakah sekarang hal ini sudah tidak berlaku lagi ? Atau yang mempunyai pengetahuan, praktek & pengalaman yang lebih "Superior" bisa melewatkan hal ini begitu saja ?

maaf, bisa dikategorikan sebagai apa?
apakah kemelekatan atau tidak
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 12:31:13 PM
Quote from: tesla on 01 April 2012, 10:20:54 AM
Kalau belum arahat. Pembahasan ini ujung2nya ya spekulasi. Jawaban akan bergulir jadi bagaimana arahat menurut pikiran masing2.

saya menghargai pendapat anda
_/\_
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 12:34:39 PM
Quote from: will_i_am on 01 April 2012, 12:04:46 PM
seorang maha arahat mengira tata krama tidak ada lagi setelah mencapai pencerahan..
heran?
apakah anda tidak mampu menjawab pertanyaan thread ini
apakah anda tidak mengerti pertanyaan thread ini

kenapa anda memilih, menjawab seperti tulisan anda
saya terus terang rada bingung dengan kamu dan beberapa member disini
suatu pertanyaan simple dalam thread malah di jawab "dibelokan" pada person
apakah serendah ini kebijaksanaan dan kedewasaan member furum buddhis?

nanti di jawab lagi dengan OOT, bukan menjawab pertanyaan thread
kalau tidak mau menjawab, mbok ya di skip aja kenapa sih???

heran, di bilang bodo tersingung ngak di bilang bodo tulisanya kayak gini :-?
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: seniya on 01 April 2012, 12:49:12 PM
Quote from: Choa on 01 April 2012, 09:27:20 AM
Banyak kisah para thera yang memangil sesama bhikku arahat sebagai bhante
atau guru, para arahat ini walau sudah mencapai pencapaian tertinggi (ashekka)
masih saja terikat penghormatan pada gurunya walau pencapaianya sudah
menyamai gurunya,

hal ini dapat di bedakan penghormatan murid arahat pada Sang Buddha

apakah sikap penghormatan, dan masih memperlakukan bhikkhu lain yang
mengajarinya tetap sebagai guru setelah bhikkhu murid ini mencapai kearahatan
dapat di golongkan sebagai "kemelekatan", padahal seharusnya para arahat sudah
terbebas akan sikap-sikap ini, bagaimana kita mengartikanya, padahal Sang Buddha
sendiri tidak pernah memberikan sikap ini dalam bentuk Vinaya.

Kisah Sariputta Thera

Yang Ariya Sariputta lahir dari orangtua brahmana dari desa Upatissa; sehingga ia diberi nama Upatissa. Ibunya bernama Sari. Teman dekatnya adalah Kolita, seorang brahmana muda, anak dari Moggali. Kedua anak muda ini sedang mencari ajaran yang benar, yang akan mengantar mereka menuju kebebasan dari lingkaran kelahiran kembali. Keduanya mempunyai keinginan yang kuat untuk memasuki kelompok religius.

Pertama-tama, mereka pergi kepada Sanjaya, tetapi mereka tidak puas dengan ajarannya. Kemudian mereka mengembara ke seluruh Jambudipa mencari seorang guru yang dapat menunjukkan mereka jalan menuju ke keadaan tanpa kematian. Tetapi pencarian mereka tidak membuahkan hasil. Setelah beberapa waktu, mereka berpisah dengan kesepakatan bahwa siapa yang menemukan dhamma sejati terlebih dahulu akan memberitahu yang lain.

Pada suatu saat Sang Buddha tiba di Rajagaha, dengan rombonganpara bhikkhu, termasuk Assaji Thera, salah satu dari lima bhikkhu pertama (Pancavaggi). Ketika Assaji Thera sedang berjalan menerima dana makanan, Upatissa melihat sang thera, ia sangat terkesan dengan wajah dan penampilan thera yang mulia. Sehingga Upatissa dengan penuh hormat mendekati sang thera dan bertanya siapakah gurunya, ajaran apakah yang diajarkannya, dan juga mohon secara singkat mengajarkan ajarannya kepada dirinya.

Assaji Thera menjawab Upatissa tentang kedatangan Sang Buddha dan perjalananNya di Vihara Veluvana dekat Rajagaha. Sang thera juga mengutip satu bait yang terdapat dalam 'Empat Kebenaran Mulia'.

Syair itu demikian :

Ye dhamma hetupppa bhava
tesam hetum tathagato aha
tesanca yo nirodho
evam vadi maha samano


Yang berarti :

Sang Tathagata telah menjelaskan sebab dan juga terhentinya semua fenomena yang muncul dari suatu sebab. Ini adalah ajaran yang telah disampaikan oleh pertapa Agung.

Ketika saat pertengahan syair ini diucapkan, Upatissa mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Seperti telah dijanjikan bersama, Upatissa pergi menemui temannya Kolita untuk memberitahukan bahwa ia telah menemukan Dhamma sejati. Kemudian dua sahabat tersebut, disertai dengan dua ratus lima puluh pengikutnya, pergi menemui Sang Buddha yang waktu itu berada di Rajagaha. Ketika mereka tiba di Vihara Veluvana, mereka mohon izin untuk memasuki pasamuan bhikkhu, dan keduanya, Upatissa dan Kolita, beserta dua ratus lima puluh pengikutnya, diterima sebagai bhikkhu. Upatissa, anak dari Sari, dan Kolita, anak dari Moggali, kemudian dikenal sebagai Sariputta dan Moggallana.

Segera setelah penerimaan mereka dalam pasamuan bhikkhu, Sang Buddha menjelaskan Dhamma secara terperinci kepada mereka. Moggallana dan Sariputta mencapai tingkat kesucian Arahat masing-masing pada akhir hari ke tujuh dan hari ke lima belas.

Y.A.Sariputta selalu mengingat bahwa ia telah dapat bertemu dengan Sang Buddha, dan mencapai keadaan tanpa kematian melalui Y.A.Assaji. Jadi, ia selalu menghormat dengan cara membungkukkan badan dimana gurunya berada dan selalu tidur dengan kepala menghadap ke arah yang sama.

Bhikkhu-bhikkhu lain yang tinggal bersamanya di Vihara Jetavana salah mengartikan tindakannya dan berkata kepada Sang Buddha, "Bhante! Y.A.Sariputta masih menyembah ke bermacam-macam arah Timur, Selatan, Barat, Utara, Atas, dan Bawah, seperti yang dilakukannya sebagai seorang brahmana muda. Nampaknya ia belum meninggalkan kepercayaan lamanya."

Sang Buddha memanggil Yang Ariya Sariputta dan, Sariputta menjelaskan pada Sang Buddha bahwa ia hanya menghormat dengan membungkukkan badan kepada gurunya, Y.A.Assaji, dan ia tidak menyembah ke bermacam-macam arah. Sang Buddha puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Y.A. Sariputta dan berkata kepada bhikkhu-bhikkhu yang lain, "Para bhikkhu! Sariputta tidak menyembah ke bermacam-macam arah. Ia hanya menghormat dengan membungkukkan badan kepada gurunya, karena melalui dialah ia dapat mencapai 'Keadaan Tanpa Kematian'. Adalah hal yang benar dan tepat baginya untuk menghormat kepada guru seperti itu."

Kemudian Sang Buddha membabarkan Dhammapada syair 392 berikut :

Apabila melalui orang lain seseorang dapat mengenal Dhamma
sebagaimana yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha,
maka hendaklah ia menghormati orang tersebut,
seperti seorang brahmana menghormati api sucinya.

Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: will_i_am on 01 April 2012, 12:53:47 PM
Quote from: Choa on 01 April 2012, 12:34:39 PM
heran?
apakah anda tidak mampu menjawab pertanyaan thread ini
apakah anda tidak mengerti pertanyaan thread ini

kenapa anda memilih, menjawab seperti tulisan anda
saya terus terang rada bingung dengan kamu dan beberapa member disini
suatu pertanyaan simple dalam thread malah di jawab "dibelokan" pada person
apakah serendah ini kebijaksanaan dan kedewasaan member furum buddhis?

nanti di jawab lagi dengan OOT, bukan menjawab pertanyaan thread
kalau tidak mau menjawab, mbok ya di skip aja kenapa sih???

heran, di bilang bodo tersingung ngak di bilang bodo tulisanya kayak gini :-?
sebenarnya yang bodoh sapa neh??
wkwkwkw...

saya tanya saja, biar clear..
ketika sang buddha ditanya oleh orang lain, pernahkan beliau menjawabnya sebagai "aku"??
misalnya ketika ditanya, "siapakah yang menyebarkan dhamma??"
apakah sang buddha akan menjawab "aku" atau "bukan aku"??
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: The Ronald on 01 April 2012, 12:55:19 PM
untuk menjawab pertanyaannya..perlu di ketahui apa itu kemelekatan ??
apa effeknya bagi batin??..jika objek yg menjadi kemelekatan itu ada, mendekat, menjauh dan tidak ada...
krn kemelekatan erat hubungannya dgn batin...
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Mas Tidar on 01 April 2012, 01:35:44 PM

sudah diberi jawaban, apakah jawaban kami mengindikasikan kemelekatan ?

apakah ketika Anda (choa) berpakaian mengandung dan memiliki kemelekatan untuk berpakaian ?
kami berharap Anda tidak memiliki kemelekatan.


Quote from: Choa on 01 April 2012, 12:30:28 PM

Quote from: Mas Tidar on 01 April 2012, 11:37:15 AM
ibarat "young boy" memberikan hormat kepada orang yang lebih tua/dituakan/sepuh pada saat "young boy" mendapatkan kesempatan lebih baik.
tentunya ini ada tata kramanya, istilah-nya: menghormat kepada yang lebih senior (nuwun sewu, unggah ungguh, permisi dulu).


kalau "young boy" tanpa permisi terlebih dahulu, itu tidak sopan yah...
dulu kami sekolah diajarkan hal sperti ini dan didalam dhamma juga ada tata kramanya.
Apakah sekarang hal ini sudah tidak berlaku lagi ? Atau yang mempunyai pengetahuan, praktek & pengalaman yang lebih "Superior" bisa melewatkan hal ini begitu saja ?

maaf, bisa dikategorikan sebagai apa?
apakah kemelekatan atau tidak
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: kullatiro on 01 April 2012, 01:51:07 PM
harus di ingat arahat, banyak arahat mampu membebaskan dirinya dengan bantuan pengetahuan dhamma dari sang Buddha; bukan berati arahat serba bisa, dalam beberapa hal bila kita melihat ada keterbatasan pencapaian dalam hal hal tertentu pada setiap murid murid sang Buddha.

misalnya ada murid arahat yang hanya berpindapata pada kaum fakir miskin saja dengan maksud agar kaum yang penuh derita ini terbantu, kemudian Buddha mengingat kan untuk tidak pilih pilih.

Bila membaca sutta banyak tah kisah kisah keterbatasan seorang arahat.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Sostradanie on 01 April 2012, 04:01:20 PM
Arahat tidak ada kemelekatan.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 07:27:36 PM
Quote from: The Ronald on 01 April 2012, 12:55:19 PM
untuk menjawab pertanyaannya..perlu di ketahui apa itu kemelekatan ??
apa effeknya bagi batin??..jika objek yg menjadi kemelekatan itu ada, mendekat, menjauh dan tidak ada...
krn kemelekatan erat hubungannya dgn batin...
tindakan para arahat yg menghormat para arahat senior atau guru mereka
sehingga mereka mencapai kesucian yang sama

ini pertanyaan saya apakah "masih" termasuk kemelekatan yg di lakukukan para arahat
atau merupakan kemelekatan di dalam bathin

jawabanya simple, ya atau tidak seperti sair dhammapada yang di kutip ariyakumara
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 07:28:33 PM
Quote from: Mas Tidar on 01 April 2012, 01:35:44 PM
sudah diberi jawaban, apakah jawaban kami mengindikasikan kemelekatan ?

apakah ketika Anda (choa) berpakaian mengandung dan memiliki kemelekatan untuk berpakaian ?
kami berharap Anda tidak memiliki kemelekatan.


maaf, bisa dikategorikan sebagai apa?
apakah kemelekatan atau tidak

sorry bro, ini "hanya" sebuah diskusi, kalau sudah menjawab
it is OKE,
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 07:29:32 PM
Quote from: daimond on 01 April 2012, 01:51:07 PM
harus di ingat arahat, banyak arahat mampu membebaskan dirinya dengan bantuan pengetahuan dhamma dari sang Buddha; bukan berati arahat serba bisa, dalam beberapa hal bila kita melihat ada keterbatasan pencapaian dalam hal hal tertentu pada setiap murid murid sang Buddha.

misalnya ada murid arahat yang hanya berpindapata pada kaum fakir miskin saja dengan maksud agar kaum yang penuh derita ini terbantu, kemudian Buddha mengingat kan untuk tidak pilih pilih.

Bila membaca sutta banyak tah kisah kisah keterbatasan seorang arahat.

nice opinion,
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 07:31:13 PM
Quote from: Sostradanie on 01 April 2012, 04:01:20 PM
Arahat tidak ada kemelekatan.

termasuk tindakan penghormatan pada sesama arahat atau jika gurunya
belum mencapai arahat dan dia sudah mencapai arahat juga bukan merupakan
kemelekatan,

apakah anda setuju dengan statement di atas?
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Sostradanie on 01 April 2012, 07:37:20 PM
Quote from: Choa on 01 April 2012, 07:31:13 PM
termasuk tindakan penghormatan pada sesama arahat atau jika gurunya
belum mencapai arahat dan dia sudah mencapai arahat juga bukan merupakan
kemelekatan,

apakah anda setuju dengan statement di atas?
Tindakan penghormatan itu sama saja dengan arahat pakai baju, makan dll. Sudah tidak ada kemelekatan.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 07:41:10 PM
Quote from: Sostradanie on 01 April 2012, 07:37:20 PM
Tindakan penghormatan itu sama saja dengan arahat pakai baju, makan dll. Sudah tidak ada kemelekatan.

jika demikian kalau kita berandai-andai Sang Buddha dapat menjelma dan bertemu
dengan seorang bodhisatta, akan tetapi bodhisatta ini lebih senior dari buddha
Gotama, sementara Bodhisatta ini belum mencapai kebuddhaan apakah hal yang
wajar seorang buddha memberikan penghormatan terlebih dahulu, atau bahkan
memangil Bodhisatta ini dengan sebutan bhante

disini kita kesampingkan dulu existensi, ada atau tidak ada dan ada dan tidak adanya
beliau setelah parinibbana,

bagaimana menurut anda
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Sostradanie on 01 April 2012, 07:51:56 PM
Quote from: Choa on 01 April 2012, 07:41:10 PM
jika demikian kalau kita berandai-andai Sang Buddha dapat menjelma dan bertemu
dengan seorang bodhisatta, akan tetapi bodhisatta ini lebih senior dari buddha
Gotama, sementara Bodhisatta ini belum mencapai kebuddhaan apakah hal yang
wajar seorang buddha memberikan penghormatan terlebih dahulu, atau bahkan
memangil Bodhisatta ini dengan sebutan bhante



disini kita kesampingkan dulu existensi, ada atau tidak ada dan ada dan tidak adanya
beliau setelah parinibbana,

bagaimana menurut anda
Kalau sudah teori-teori imajinasi seperti ini, buat saja jawabannya sesuka anda. Yang mana kira-kira anda cocok,yang anda suka sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan anda.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 01 April 2012, 10:04:23 PM
Quote from: Sostradanie on 01 April 2012, 07:51:56 PM
Kalau sudah teori-teori imajinasi seperti ini, buat saja jawabannya sesuka anda. Yang mana kira-kira anda cocok,yang anda suka sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan anda.

baiklah kalau begitu diskusi kita sudah sampai akhirnya
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: adi lim on 02 April 2012, 06:05:15 AM
bukannya ym choa guru para Arahat kok bertanya tentang Arahat ? =))
mosok guru kalah ama murid !  :))
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: ryu on 02 April 2012, 09:59:40 AM
andaikan buda benar2 masih bisa menampakan dirinya, minum kopi bersama.
maka terpujilah Lu Sheng Yen, beliau maha benar adanya.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 02 April 2012, 09:05:54 PM
Quote from: ariyakumara on 01 April 2012, 12:49:12 PM

Apabila melalui orang lain seseorang dapat mengenal Dhamma
sebagaimana yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha,
maka hendaklah ia menghormati orang tersebut,
seperti seorang brahmana menghormati api sucinya.


jadi sudah jelas Sang Buddha juga ikut menganjurkanya
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: William_phang on 03 April 2012, 07:27:17 AM
Quote from: Choa on 01 April 2012, 07:41:10 PM
jika demikian kalau kita berandai-andai Sang Buddha dapat menjelma dan bertemu
dengan seorang bodhisatta, akan tetapi bodhisatta ini lebih senior dari buddha
Gotama, sementara Bodhisatta ini belum mencapai kebuddhaan apakah hal yang
wajar seorang buddha memberikan penghormatan terlebih dahulu, atau bahkan
memangil Bodhisatta ini dengan sebutan bhante

disini kita kesampingkan dulu existensi, ada atau tidak ada dan ada dan tidak adanya
beliau setelah parinibbana,

bagaimana menurut anda

Apakah ada pencapaian yang lebih tinggi dari seorang Sammasambuddha???.... kalo masih ada mohon dijelaskan bro.....
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 03 April 2012, 08:28:37 AM
Quote from: william_phang on 03 April 2012, 07:27:17 AM
Apakah ada pencapaian yang lebih tinggi dari seorang Sammasambuddha???.... kalo masih ada mohon dijelaskan bro.....

kalau mengacu tradisi theravada tidak ada pencapaian lebih tinggi

akan tetapi kalau mengacu tradisi Tantra, para Buddha masih dikategorikan sebagai
pencapaian Mahasattva,
manusi Buddha di referensikan sebagai Mahasattva 10, selebihnya menjadi Mahasattva
senior, dan dikategorikan dapat mencapai mahasattva 13

akan tetapi bukan itu yang ingin saya angkat dalam topik ini,
kita angap semua samma sambuddha adalah level tertinggi, seperti dikatakan dalam
sutta ada Sammasambuddha sebelum Buddha Gotama, maka hitunganya lebih senior
dari Buddha Gotama, lalu ada Buddha Dipankara dimana Bodhisatta Sidartha mendapatkan
ramalan pencapaian kebuddhaan

apakah Buddha Gotama masih mengangap Buddha Dipankara sebagai Bhante
sedangkan pencapaian kita asumsikan sama-sama Sammasambuddha

disini kalau kita mengansumsikan Buddha tidak ada lagi setelah parinibbana
maka itu pandangan nihilisme, begitu juga sebaliknya maka kita merujuk paham kekekalan
di luar dua paham tersebut jika para buddha bertemu, maka senior junior, guru murid
masih dalam tata krama seperti kutipan sait dhammapada?
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: K.K. on 03 April 2012, 08:47:15 AM
Topik apaan ini? Apa pula hubungan memanggil orang sebagai 'bhante' dengan kemelekatan?

Menurut Tradisi Theravada, pertama, selama Arahant belum parinibbana, masih terkondisi pancakkhanda, maka ia masih membawa kecenderungan lampaunya. Jadi bukannya ketika mencapai Arahatta-phala, seseorang jadi seperti robot. Bedanya hanya pada kecenderungannya itu TIDAK akan mempengaruhi bathinnya lagi, tidak menyebabkannya senang ataupun sedih, sebab sudah tidak berakar pada lobha-dosa-moha lagi.

Ke dua, sebelum parinibbana, Buddha Gotama sudah berpesan pada para bhikkhu agar memanggil menurut 'senioritas'. Jadi biarpun seorang bhikkhu yang baru ditahbiskan menjadi Arahant, ia tetap harus memanggil seniornya yang puthujjana sebagai 'bhante', dan seniornya itu boleh memanggilnya sebagai 'avuso'.

6.1. Dan Sang Bhagavā berkata kepada Ānanda: 'Ānanda, engkau mungkin berpikir: "nasihat-nasihat Sang Guru telah tiada, sekarang kita tidak memiliki guru!" Jangan berpikiran seperti itu, Ānanda, karena apa yang telah Kuajarkan dan Kujelaskan kepada kalian sebagai Dhamma dan disiplin akan, saat Aku tiada, menjadi guru kalian.'

6.2. 'Dan sementara para bhikkhu memiliki kebiasaan memanggil satu sama lain sebagai "Teman," kebiasaan ini harus dihilangkan setelah Aku meninggal dunia. Bhikkhu senior boleh memanggil bhikkhu yang lebih junior dengan nama mereka, atau marga mereka, atau "Teman", - sedangkan bhikkhu yang lebih junior harus memanggil senior mereka dengan panggilan "Bhante" atau "Yang Mulia".'


DN 16, Mahāparinibbānasutta.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: William_phang on 03 April 2012, 11:14:47 AM
Quote from: Choa on 03 April 2012, 08:28:37 AM
kalau mengacu tradisi theravada tidak ada pencapaian lebih tinggi

akan tetapi kalau mengacu tradisi Tantra, para Buddha masih dikategorikan sebagai
pencapaian Mahasattva,
manusi Buddha di referensikan sebagai Mahasattva 10, selebihnya menjadi Mahasattva
senior, dan dikategorikan dapat mencapai mahasattva 13

akan tetapi bukan itu yang ingin saya angkat dalam topik ini,
kita angap semua samma sambuddha adalah level tertinggi, seperti dikatakan dalam
sutta ada Sammasambuddha sebelum Buddha Gotama, maka hitunganya lebih senior
dari Buddha Gotama, lalu ada Buddha Dipankara dimana Bodhisatta Sidartha mendapatkan
ramalan pencapaian kebuddhaan

apakah Buddha Gotama masih mengangap Buddha Dipankara sebagai Bhante
sedangkan pencapaian kita asumsikan sama-sama Sammasambuddha

disini kalau kita mengansumsikan Buddha tidak ada lagi setelah parinibbana
maka itu pandangan nihilisme, begitu juga sebaliknya maka kita merujuk paham kekekalan
di luar dua paham tersebut jika para buddha bertemu, maka senior junior, guru murid
masih dalam tata krama seperti kutipan sait dhammapada?

Thanks atas jawabannya.. jadi Sammasambuddha masih belum selesai dan masih harus lanjut??....
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: adi lim on 03 April 2012, 03:51:07 PM
Quote from: william_phang on 03 April 2012, 11:14:47 AM
Thanks atas jawabannya.. jadi Sammasambuddha masih belum selesai dan masih harus lanjut??....

masih ada budha senior yaitu mahasatva level 13    :))
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Rico Tsiau on 03 April 2012, 03:54:27 PM
Quote from: adi lim on 03 April 2012, 03:51:07 PM
masih ada budha senior yaitu mahasatva level 13    :))

setelah level 13 masih ada lagi? atau sudah yang tertinggi?
terus mahasatva level 13 disebut apa?
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 03 April 2012, 04:02:48 PM
Quote from: william_phang on 03 April 2012, 11:14:47 AM
Thanks atas jawabannya.. jadi Sammasambuddha masih belum selesai dan masih harus lanjut??....
di tradisi tantra ada sutranya
(basickly kajianya hanya berdasarkan sutra saja)
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 03 April 2012, 04:04:31 PM
Quote from: Rico Tsiau on 03 April 2012, 03:54:27 PM
setelah level 13 masih ada lagi? atau sudah yang tertinggi?
terus mahasatva level 13 disebut apa?
dalam sutra yang sekilas saya baca tidak ada,
nanti saya buka-buka file sutra untuk mengingatnya
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 03 April 2012, 04:06:54 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 April 2012, 08:47:15 AM
Topik apaan ini? Apa pula hubungan memanggil orang sebagai 'bhante' dengan kemelekatan?

Menurut Tradisi Theravada, pertama, selama Arahant belum parinibbana, masih terkondisi pancakkhanda, maka ia masih membawa kecenderungan lampaunya. Jadi bukannya ketika mencapai Arahatta-phala, seseorang jadi seperti robot. Bedanya hanya pada kecenderungannya itu TIDAK akan mempengaruhi bathinnya lagi, tidak menyebabkannya senang ataupun sedih, sebab sudah tidak berakar pada lobha-dosa-moha lagi.

Ke dua, sebelum parinibbana, Buddha Gotama sudah berpesan pada para bhikkhu agar memanggil menurut 'senioritas'. Jadi biarpun seorang bhikkhu yang baru ditahbiskan menjadi Arahant, ia tetap harus memanggil seniornya yang puthujjana sebagai 'bhante', dan seniornya itu boleh memanggilnya sebagai 'avuso'.

6.1. Dan Sang Bhagavā berkata kepada Ānanda: 'Ānanda, engkau mungkin berpikir: "nasihat-nasihat Sang Guru telah tiada, sekarang kita tidak memiliki guru!" Jangan berpikiran seperti itu, Ānanda, karena apa yang telah Kuajarkan dan Kujelaskan kepada kalian sebagai Dhamma dan disiplin akan, saat Aku tiada, menjadi guru kalian.'

6.2. 'Dan sementara para bhikkhu memiliki kebiasaan memanggil satu sama lain sebagai "Teman," kebiasaan ini harus dihilangkan setelah Aku meninggal dunia. Bhikkhu senior boleh memanggil bhikkhu yang lebih junior dengan nama mereka, atau marga mereka, atau "Teman", - sedangkan bhikkhu yang lebih junior harus memanggil senior mereka dengan panggilan "Bhante" atau "Yang Mulia".'


DN 16, Mahāparinibbānasutta.
potingan yang bagus
urutanya sesuai senioritas dan sudah di instruksikan oleh buddha sendiri

anumodana
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: kuping.kaleng on 10 April 2012, 05:59:28 PM
Quote from: Choa on 01 April 2012, 09:27:20 AM
Banyak kisah para thera yang memangil sesama bhikku arahat sebagai bhante
atau guru, para arahat ini walau sudah mencapai pencapaian tertinggi (ashekka)
masih saja terikat penghormatan pada gurunya walau pencapaianya sudah
menyamai gurunya,

hal ini dapat di bedakan penghormatan murid arahat pada Sang Buddha

apakah sikap penghormatan, dan masih memperlakukan bhikkhu lain yang
mengajarinya tetap sebagai guru setelah bhikkhu murid ini mencapai kearahatan
dapat di golongkan sebagai "kemelekatan", padahal seharusnya para arahat sudah
terbebas akan sikap-sikap ini, bagaimana kita mengartikanya, padahal Sang Buddha
sendiri tidak pernah memberikan sikap ini dalam bentuk Vinaya.


Sejauh yang saya ketahui, sudah tidak ada kemelekatan pada seorang yang tingkat batinnya mencapai ARAHAT. Masalah sikap penghormatan dan lain sebagainya bukanlah lagi suatu kemelekatan. Seperti halnya seorang Arahat menjalani kehidupan sehari-harinya yang tidak lagi terikat atau sudah terbebas batinnya.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 10 April 2012, 06:52:37 PM
Quote from: kuping.kaleng on 10 April 2012, 05:59:28 PM

Sejauh yang saya ketahui, sudah tidak ada kemelekatan pada seorang yang tingkat batinnya mencapai ARAHAT. Masalah sikap penghormatan dan lain sebagainya bukanlah lagi suatu kemelekatan. Seperti halnya seorang Arahat menjalani kehidupan sehari-harinya yang tidak lagi terikat atau sudah terbebas batinnya.

masalahnya semua pendapat itu hanya berdasarkan pemahaman awam
bukan ehipasiko, maka pemahaman itu termasuk dogma.
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: will_i_am on 11 April 2012, 08:05:31 PM
apakah bro choa sudah ehipassiko??
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Choa on 11 April 2012, 08:29:01 PM
Quote from: will_i_am on 11 April 2012, 08:05:31 PM
apakah bro choa sudah ehipassiko??
dalam hal???
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: adi lim on 11 April 2012, 08:30:23 PM
Quote from: Choa on 11 April 2012, 08:29:01 PM
dalam hal???

pencapaian arahat
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: Mas Tidar on 11 April 2012, 10:05:26 PM
Quote from: Choa on 11 April 2012, 08:29:01 PM
dalam hal???

Quote from: will_i_am on 11 April 2012, 08:05:31 PM
apakah bro choa sudah ehipassiko??

Quote from: Choa on 10 April 2012, 06:52:37 PM
masalahnya semua pendapat itu hanya berdasarkan pemahaman awam
bukan ehipasiko, maka pemahaman itu termasuk dogma.




arrogance:
Quote from: Choa on 23 December 2011, 04:56:42 PM
pecundang akan lari terbirit-birit jika ada singa asli mengaumkan aumanya
keledai dunggu mengaku singa?

lari sana sembunyi di bawah ketiak ibumu,

banci,!!!



unjustified fact & inappropriate words:
Quote from: Choa on 24 December 2011, 12:50:08 AM
sunguh orang ini tidak ada cermin
berani berbicara tentang buah meditasi tetapi tidak meditasi

apakah segini bodohnya manusia di forum ini
:(
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: jebe on 18 April 2012, 10:21:25 AM
lanjut donk...   _/\_
Title: Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
Post by: tesla on 18 April 2012, 12:31:34 PM
kalau bicara tujuan akhir, menjadi arahat bagi kaum theravada, jelas arahat tdk punya kemelekatan. kalau masih melekat maka belum arahat namanya.

segala perbuatan yg tampak di luar tidak bisa dinilai melekat atau tidak melekat oleh orang lain.
ketika gelap, saya menggunakan senter, apakah saya melekat pd senter?
justru dipertanyakan, jika seseorang menjadi anti senter dlm keadaan apapun, kemungkinan dia sudah melekat pada tidak melekat.