Maraknya kasus korupsi di Indonesia akhir-akhir ini yang dilakukan oleh para Birokrat sangat meresahkan rakyat Indonesia, Hal apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang Buddhis dalam menanggapi permasalahan Bangsa ini sehingga jerat Kemiskinan akibat Budaya Koruptor ini? Tuangan pikiran temen2 semoga bermanfaat bagi kita semua...sadhu ^:)^
minimal dimulai dari diri sendiri untuk tidak melakukannya.
dan lihat sisi minimalnya sebagai hasil, dan katakan Indonesia telah berkurang 1 koruptor yaitu saya.
Quote from: retydw on 14 February 2012, 03:29:34 PM
Maraknya kasus korupsi di Indonesia akhir-akhir ini yang dilakukan oleh para Birokrat sangat meresahkan rakyat Indonesia, Hal apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang Buddhis dalam menanggapi permasalahan Bangsa ini sehingga jerat Kemiskinan akibat Budaya Koruptor ini? Tuangan pikiran temen2 semoga bermanfaat bagi kita semua...sadhu ^:)^
korupsi itu masalah sosial dan hukum, sedangkan buddhisme adalah solusi masalah batin.
jadi tidak cocok. kalau ingin menyelesaikan masalah sosial dan hukum, harus memakai solusi sosial dan hukum.
yang bisa dilakukan dalam kapasitas buddhis adalah seperti yg dikatakan om rico di atas.
gampang sekali, tinggal niru bagaimana orang lain menaganinnya secara sukses
yakni lihatlah contoh TIONGKOK.....
tinggal mau atau tidak,...selanjutnya terserah yg berkuasa... _/\_
secara Buddhist, ya semua pihak membantu membuat karma cepat berbuah dehh...
korupsi > hukuman
mohon tidak membuat sesuatu yg gampang jadi rumit...
agak sulit ini,
masalah intinya bukan korupsinya,
masalah intinya adalah moral,
jadi salah satu peran umat beragama dalam hal pemecahan masalah ini adalah dengan pendidikan moral
saran saya sih sebaiknya dimulai dari kejujuran (mata segala bentuk pengetahuan adalah kejujuran)
minimal dari kejujuran pribadi terhadap diri sendiri,
menular ke teman dan keluarga, lalu tetangga (mana tau ada tetangga pejabat, atau teman/keluarga pejabat)
kan kalo bisa nular sampe situ bagus dan efektif.
keep it simple, every great journey starts from a single simple step
Quote from: learner on 14 February 2012, 06:22:30 PM
agak sulit ini,
masalah intinya bukan korupsinya,
masalah intinya adalah moral,
jadi salah satu peran umat beragama dalam hal pemecahan masalah ini adalah dengan pendidikan moral
saran saya sih sebaiknya dimulai dari kejujuran (mata segala bentuk pengetahuan adalah kejujuran)
minimal dari kejujuran pribadi terhadap diri sendiri,
menular ke teman dan keluarga, lalu tetangga (mana tau ada tetangga pejabat, atau teman/keluarga pejabat)
kan kalo bisa nular sampe situ bagus dan efektif.
keep it simple, every great journey starts from a single simple step
gw rasa di Tiongkok tidak mengharapkan org jujur dehh..
kalau terbukti melanggar ya hukum mati aja....
gitu aja koq repot banget....
hahahaha
menganjurkan pembunuhan kan ga baik, bisa kena karma katanya
sesuai ajaran aja, kan forum agama ini.
hahahaha..........
korupsi akan membunuh lebih banyak orang, jadi
solusi tsb malah mengurangin pembunuhan (kematian)
cuma bro aja tidak taoooooooooooooooo :)) :))
masa orang yang ditilang di jalan terus nyogok polisi harus dihukum mate?
gimana tuh om cumi?
di indonesia kan paling banyak kasus yang timpang, jangan2 kejadiannya yang dihukum mate yang kyk gt doang lg.......
begitu aturan hukum mate muncul, yang muncul kasus mate karena tilangan lagi............
hahahahahaha
Quote from: learner on 14 February 2012, 08:50:24 PM
masa orang yang ditilang di jalan terus nyogok polisi harus dihukum mate?
gimana tuh om cumi?
di indonesia kan paling banyak kasus yang timpang, jangan2 kejadiannya yang dihukum mate yang kyk gt doang lg.......
begitu aturan hukum mate muncul, yang muncul kasus mate karena tilangan lagi............
hahahahahaha
gampangnya niru Tiongkok aja deh,..
balik ke kesadaran masing2 aje..
ngapain kt pusingin orang korupsi mendingin pusingin diri sendiri :P
Quote from: Rico Tsiau on 14 February 2012, 03:45:51 PM
minimal dimulai dari diri sendiri untuk tidak melakukannya.
dan lihat sisi minimalnya sebagai hasil, dan katakan Indonesia telah berkurang 1 koruptor yaitu saya.
pernyataan anda bermakna bahwa anda sebelumnya adalah seorang koruptor, benarkah?
jika anda bukan koruptor maka anda tidak akan mengurangi jumlah koruptor bahkan jika anda tidak melakukan korupsi, anda hanya tidak menambah jumlah koruptor.
Quote from: Indra on 15 February 2012, 12:07:58 PM
pernyataan anda bermakna bahwa anda sebelumnya adalah seorang koruptor, benarkah?
jika anda bukan koruptor maka anda tidak akan mengurangi jumlah koruptor bahkan jika anda tidak melakukan korupsi, anda hanya tidak menambah jumlah koruptor.
maksudnya?
Korupsi pernah lah.... Sekarang sih gak krn gak bisa dan gak ada yg dicatutin
KKN itu saya rasa semua pernah deh secara sadar atau tidak sadar
Quote from: Rico Tsiau on 14 February 2012, 03:45:51 PM
minimal dimulai dari diri sendiri untuk tidak melakukannya.
dan lihat sisi minimalnya sebagai hasil, dan katakan Indonesia telah berkurang 1 koruptor yaitu saya.
Quote from: Indra on 15 February 2012, 12:07:58 PM
pernyataan anda bermakna bahwa anda sebelumnya adalah seorang koruptor, benarkah?
jika anda bukan koruptor maka anda tidak akan mengurangi jumlah koruptor bahkan jika anda tidak melakukan korupsi, anda hanya tidak menambah jumlah koruptor.
sepertinya memang bisa bermakna seperti itu sih, namun saya tidak bermaksud menyatakan seperti yang anda katakan.
hmmm.....
saya anda dan siapa saja punya nilai potensi masing2 untuk menjadi seorang koruptor.
besar kecil halus kasar
tergantung..
pada kalimat pertama saya menyatakan, dimulai dari diri sendiri untuk tidak melakukannya.
ini jelas maksudnya.
kalimat kedua mungkin jadi sedikit bias pengertiannya. dan bisa menjadi mainan kata-kata.
tapi ok, saya ralat :
ketika saya tidak melakukan korupsi, berarti saya tidak menambah jumlah koruptor di indonesia. jika koruptor di indonesia bertambah, pasti bukan saya salah satunya.
apakah saya pernah korupsi? pernah kok, contoh : dulu waktu disuruh belanja diwarung sama mama, kembaliannya sering saya tilap buat beli permen ato kerupuk. dan banyak contoh yang lainnya.
sebenarnya saya tidak tertarik membahas lebih jauh pada topik ini, menurut saya itu diluar jangkauan saya.
tapi tidak mengapa, sekarang saya jadi ingin sedikit berteori.
imo, salah satu kegiatan korupsi bukan sekedar permasalahan pada satu pihak (koruptor)
biasanya seorang melakukannya jika kondisi memungkinkannya untuk melakukan tindakan tersebut.
sering kondisi tersebut datangnya bukan diciptakan oleh pihak koruptor, namun datangnya dari pihak lain yang membutuhkan suatu kemudahan atas keperluannya. jadi ketergantungan atau keterlibatan 2 atau lebih Pihak diperlukan disini.
teori muluk nan naifnya adalah : jika kita tidak tergiur oleh kemudahan atas keperluan atau kepentingan yang membutuhkan bantuan melalui (istilahnya) pintu belakang dari orang atau badan yang berwenang sang pemegang kuasa atas kelancaran kepentingan kita, dan kita siap kalah dan dirugikan dalam kepentingan tersebut walau apapun resikonya. rasanya kita tidak perlu menyogok menyuap atau apapun istilahnya. dengan begitu peristiwa yang disebut korupsi itu tidak terjadi dan dinyatakan batal demi diskusi.
ini kalau kegiatan tilap menilap tersebut kita ikut terlibat sebagai penyogok yang memberikan sejumlah uang atau barang pada yang tersogok ;D ( bahasanya sedikit aneh, gpp ya... )
nah jika misal.. misall... misalnyaaa.... hmmmm gimana ya bahasanya? ok saya kasih contoh saja :
diputuskan bahwa kegiatan olah raga di desa Banyak Rugi akan di biayai oleh kas negara (jangan tanya alasannya)
sebesar Rp 100.000
dari tingkat provinsi sang pejabat menyerahkan pada bupati Rp 90.000
katanya "ini bantuan untuk kegiatan olah raga di desa Banyak Rugi, tolong diteruskan ke Camat"
bupati menyerahkan pada camat Rp 70.000
katanya "ini bantuan untuk kegiatan olah raga di desa Banyak Rugi, tolong diteruskan ke Kades"
Kades menyerahkan pada Panitia Rp 40.000
katanya "ini bantuan untuk kegiatan olah raga di desa Banyak Rugi, tolong di urus keperluannya"
Panitiapun sigap mengurusnya :
-peralatan Rp 5.000
-sarana dan prasarana Rp 10.000
-hadiah dan lainnya Rp 10.000
Total Rp 25.000
so :
pejabat ntah apa dapet 10.000
bupati dapet 20.000
kades dapet 30.000
panitia dapet 15.000
jadinya dari Rp 100.000 -- Rp 75.000 lenyap dalam perjalanan.
nah jika demikian, bagaimana?
saya tidak punya teori muluk bin naif untuk yang jenis ini.
makanya indonesia terlalu mengampangkan hukum shingga diganti jadi hukum uang alias gak usah dihukum asal ada uang :))
Balik lagi akarnya : TAMAK DAN SERAKAH
bagaimana jika hukum saja, saya terima resikonya.
nah kegiatan yang disebut korupsi itu muncul tidak?
masalahnya kepentingan kita lebih besar dari sejumlah uang yang akan kita berikan.
dan selama menjadi keuntungan bagi diri kita, kita selalu tidak peduli apapun.
sogok citiau notiau biasalah...
bahkan cipaktiau pun ok, klo setimpal.
Quote from: Rico Tsiau on 15 February 2012, 04:40:49 PM
bagaimana jika hukum saja, saya terima resikonya.
nah kegiatan yang disebut korupsi itu muncul tidak?
masalahnya kepentingan kita lebih besar dari sejumlah uang yang akan kita berikan.
dan selama menjadi keuntungan bagi diri kita, kita selalu tidak peduli apapun.
sogok citiau notiau biasalah...
bahkan cipaktiau pun ok, klo setimpal.
seberapa penting sih??? Cepaktiau klo diganti nyawa loe mau???
Quote from: Yani Puk on 15 February 2012, 04:50:58 PM
seberapa penting sih??? Cepaktiau klo diganti nyawa loe mau???
jika saya punya cipaktiau dan jika dengan suatu alasan yang tepat nyawa saya bisa diganti dengan itu kenapa saya harus menolak.
nah pada kasus lainnya, jika saya mengidap penyakit mematikan, dan hanya jika diobati dengan obat dan perawatan seharga cipaktiau. saya akan memberikan cipaktiau itu. itu jika saya punya cipaktiau, jika tidak punya lain cerita.
tapi sekarang ini kita bahas permasalahan korupsi. pada post sebelumnya saya bilang kalau sebenarnya saya tidak tertarik dari awal untuk berdiskusi serius pada topik ini. tapi ntah kenapa hari ini jadi gatal tangan dan mengetik sedikit opini pribadi pada topik ini.
karena telanjur, ok lanjutkan.
anda bertanya seberapa penting? nah jika hari ini seseorang memutuskan menyogok dengan duit cipaktiau logikanya tentu demi sesuatu yang dianggap olehnya bernilai lebih dari cipaktiau. betul tidak?
nah saya bilang jika orang tersebut merelakan (atau ok, dalam konsep buddhist dia mau 'melepas') kepentingan atau sesuatu yang bernilai bagi dirinya demi untuk tidak melakukan sesuatu yang salah (dalam hal ini menyogok), tentu peristiwa korupsi tersebut tidak terjadi.
hanya opini, no offense.
Gak tau jg ya.. Sy menganggap duit itu bisa kita cari tanpa harus korupsi.
No offense ya.. Cuma feel saya itu KKN udah gak pengen lg. Ibarat nya saya udah hilang rasa untuk mau berbuat jahat apapun termasuk korupsi itu..
Sorry klo rada gak nyambung,saya lg ngantuk berat jg neh wakakakak
QuoteIni adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar.
Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar" .
sumber: catatan seorang teman di facebookmenurut saya kalau setiap orang tua mengajarkan nilai uang dengan demikian, maka korupsi dimasa depan akan sangat berkurang.
apa yang di ajarkan cerita diatas adalah tentang pamrih, keserakahan dan ketulusan
(kalau akar yang tumbuh baik, biasanya pohonnya sehat)
jika pemerintah ini adalah pemerintah yg tidak tegas,, maka korupsi pun akan merajalela
ini adalah contoh kemerosotan MORAL dan KURANG NA KESADARAN
terlalu mementingkan kepentingan pribadi
sebagai umat budhis yg bs dilakukan cm sabbe satta bhavantu sukhitata.. sadhu..
makanya cara gampang gua bilang sih mulai dari diri sendiri aje
Sangat benar sekali klo semua karena diawali dari diri sendiri, namun lingkungan sangat kuat mendukung hal-hal korupsi tersebut terjadi. nah bukan bermaksud kita sebagai umat Buddha tidak mau tahu dengan keberlangsungan terhadap bangsa ini. dengan forum ini selain bertukar pikir dan alangkah baiknya kita mendukung pemerintahan ini bebas dari korupsi.
Sekolahan2 yang mendidik moral memang banyak akhir2 ini berkembang dan perguruan tinggi agama Buddha pun semakin hari semakin tumbuh untuk kalangan Buddhis begitu juga dengan umat agama lain serta APBN setiap tahun meningkat untuk pelayanan keagamaan. tetapi koq rasanya kontradiktif dengan realita dalam kehidupan sehari2.
mohon koreksi!!
Quote from: retydw on 16 February 2012, 08:51:30 AM
Sangat benar sekali klo semua karena diawali dari diri sendiri, namun lingkungan sangat kuat mendukung hal-hal korupsi tersebut terjadi. nah bukan bermaksud kita sebagai umat Buddha tidak mau tahu dengan keberlangsungan terhadap bangsa ini. dengan forum ini selain bertukar pikir dan alangkah baiknya kita mendukung pemerintahan ini bebas dari korupsi.
Sekolahan2 yang mendidik moral memang banyak akhir2 ini berkembang dan perguruan tinggi agama Buddha pun semakin hari semakin tumbuh untuk kalangan Buddhis begitu juga dengan umat agama lain serta APBN setiap tahun meningkat untuk pelayanan keagamaan. tetapi koq rasanya kontradiktif dengan realita dalam kehidupan sehari2.
mohon koreksi!!
Menurut aku, klo lingkungan kuat mendukung korupsi dan kita tetap gak mau korupsi bisa dnk???
Kan balik ke hati nurani diri sendiri dulu. Kalo diri sendiri masih pgn korupsi, jangan harap lingkungan apalagi negara bisa berubah :whistle:
SUDAH-KAH ANDA MEMBAYAR PAJAK dengan BENAR ?
Quote from: dilbert on 16 February 2012, 05:12:14 PM
SUDAH-KAH ANDA MEMBAYAR PAJAK dengan BENAR ?
saya suka pertanyaan yang tepat sasaran
hahahahaha
Quote from: learner on 16 February 2012, 08:28:32 PM
saya suka pertanyaan yang tepat sasaran
hahahahaha
sudahkah hasil dari pajak digunakan dengan benar (spt menempel jalan berlubang) ?
Quote from: cumi polos on 16 February 2012, 08:39:03 PM
sudahkah hasil dari pajak digunakan dengan benar (spt menempel jalan berlubang) ?
pertanyaannya bersifat dualisme, membenturkan 2 pola pikir (pemahaman pribadi no offense)
saya coba jawab,
dari segi rakyat, untuk apa membayar pajak kalau toh tidak digunakan dengan benar.
dari segi bisnis, anda akan mendapat banyak kemudahan dan penghematan waktu dan pikiran bila anda membayar pajak yang benar.
contoh,
anda memulai usaha dagang (skala diatas rumahan) tapi ga punya SIUP dan NPWP, apakah usaha anda dapat dipromosikan dengan bebas?
menurut saya, pajak itu pasti kita bayar karena kita kan kerja dan punya NPWP, ya pasti bayar lah
Kecuali eloe gak kerja, gak pny rumah, gak pny kendaraan dan gak pernah ke kantor pajak buat bikin npwp :))
Quote from: cumi polos on 16 February 2012, 08:39:03 PM
sudahkah hasil dari pajak digunakan dengan benar (spt menempel jalan berlubang) ?
What others do is their kamma, what you do is your kamma...