Banyak umat buddhist menggunakan istilah "bodoh" dan "bijaksana" dalam diskusi/debat, namun yang menimbulkan kontradiksi adalah penggunaan istilah "bodoh" yg berkonotasi negatif. Istilah "bodoh" terkesan arogan yg menilai kemampuan pengetahuan seseorang dan merupakan label yang diberikan kepada mereka yg dianggap kemampuan nya kurang dalam.
Parah nya lagi, umat buddhist menghalal kan penggunaan istilah tersebut karena banyak penggunaan istilah "bodoh" yg muncul dalam transkrip buddhism (tipitaka). Disini ada kekeliruan dalam penggunaan istilah "bodoh" yang digunakan. Istilah "bodoh" digunakan untuk menandakan orang yang memiliki pikiran, ucapan dan perbuatan yang buruk/tidak baik/
Hal ini dijelaskan di Anguttara Nikaya 1 (III, 2) sebagai berikut :
"Para bhikkhu, orang bodoh ditandai oleh prilakunya, orang bijaksana ditandai oleh prilakunya. Kebijaksanaan memancar terang di dalam prilaku.
Lewat tiga hal orang bodoh dapat dikenali : lewat prilaku tubuh, ucapan dan pikiran yang buruk.
Lewat tiga hal orang bijaksana dapat dikenali : lewat prilaku tubuh, ucapan dan pikiran yang baik."
dato' tono, 04-01-2012
			
			
			
				jadi bijimana nih menyikapi hal ini?
			
			
			
				Quote from: ryu on 04 January 2012, 08:14:33 PM
jadi bijimana nih menyikapi hal ini?
untuk itu, masalah ini diangkat dan dibahas... nurut dato' kurang pantas penggunaan istilah "bodoh" digunakan dalam menguraikan/menjelaskan/mengajarkan dhamma... 
			
 
			
			
				mengatakan member dari suatu forum bodohnya minta ampun,
   apakah tindakan yg bijaksana atau bodoh ?
sewaktu diminta pertanggung jawaban, tidak ada penjelasan dpt dipahamin...
gimana kalau kita bilang ehhh, penduduk tetangga kita itu bodohnya minta ampun...
nahhh apa yg bakal terjadi kalau udah begitu....
sutta diatas hanya membahas defenisi bodoh,... tapi tidak pernah Buddha 
mengucapkan sekelompok orang itu bodohnya minta ampun...
apakah begitu ?
			
			
			
				Quote from: dato' tono on 04 January 2012, 08:17:43 PM
untuk itu, masalah ini diangkat dan dibahas... nurut dato' kurang pantas penggunaan istilah "bodoh" digunakan dalam menguraikan/menjelaskan/mengajarkan dhamma...
apa istilah yang lebih tepat ?
			
 
			
			
				kalau kotoran dan lalat?
			
			
			
				Quote from: Mas Tidar on 04 January 2012, 08:19:03 PM
apa istilah yang lebih tepat ?
apa perlu penggunaan label "bodoh" atau yg lebih ekstrem "tolol" dan "idiot" bagi orang yg tidak/belum dapat memahami apa yg kita uraikan ?
dato' rasa penggunaan label tersebut muncul karena rasa kecewe/jengkel/marah kita terhadap mereka yang tidak/belum dapat memahami apa yg kita uraikan. namun kita yg menghalalkan nya dengan pembenaran pribadi... just opinion...
			
 
			
			
				Quote from: ryu on 04 January 2012, 08:20:11 PM
kalau kotoran dan lalat?
klo hal itu, yg dato' liat cm kiasan yg digunakan untuk meng-analogi kan sesuatu hal yg ingin disampaikan... lain jika istilah "kotoran"/"lalat" digunakan untuk melabeli seseorang... ;D
			
 
			
			
				Quote from: cumi polos on 04 January 2012, 08:18:33 PM
mengatakan member dari suatu forum bodohnya minta ampun,
   apakah tindakan yg bijaksana atau bodoh ?
sewaktu diminta pertanggung jawaban, tidak ada penjelasan dpt dipahamin...
gimana kalau kita bilang ehhh, penduduk tetangga kita itu bodohnya minta ampun...
nahhh apa yg bakal terjadi kalau udah begitu....
sutta diatas hanya membahas defenisi bodoh,... tapi tidak pernah Buddha 
mengucapkan sekelompok orang itu bodohnya minta ampun...
apakah begitu ?
menurut anda ? bagaimana kah seharusnya sikap umat buddhist terhadap istilah "bodoh" dan penggunaan nya ?
			
 
			
			
				Quote from: dato' tono on 04 January 2012, 08:26:46 PM
apa perlu penggunaan label "bodoh" atau yg lebih ekstrem "tolol" dan "idiot" bagi orang yg tidak/belum dapat memahami apa yg kita uraikan ?
dato' rasa penggunaan label tersebut muncul karena rasa kecewe/jengkel/marah kita terhadap mereka yang tidak/belum dapat memahami apa yg kita uraikan. namun kita yg menghalalkan nya dengan pembenaran pribadi... just opinion...
pemahaman tiap2 orang belum tentu sama, kalau sdh dijelaskan 1x, 2x (dutiyampi), 3x (tatiyampi) masi belum ngerti
yah sudah, jangan sampai kata2 kasar keluar... tinggalkan saja
waktu akan mengajarkan sesuatu hal untuk menjadi lebih bijaksana / dewasa.
			
 
			
			
				mungkin sutta ini bisa menjelaskan
MN 129  Bālapaṇḍita Sutta (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.msg304664#msg304664)
			
			
			
				Quote from: dato' tono on 04 January 2012, 08:29:21 PM
menurut anda ? bagaimana kah seharusnya sikap umat buddhist terhadap istilah "bodoh" dan penggunaan nya ?
1. apa itu bodoh (kebodohan batin)
2. bagaimana menangulangin/mengikis  kebodohan tsb
3. apa beda bodoh dgn pintar/bijaksana
tapi gak boleh bilang...
ehhhh.... umat di wihara tsb, bodohnya minta ampun...
maksudnya jangan ke SUBJECTnya dunnng.....
sewaktu murid Buddha gak bisa menghafalkan beberapa kata yg simple,
Buddha memberikan solusi lain tanpa mengatakan ehhh elu ini murid terbodoh...
kira2 begitu... _/\_
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 04 January 2012, 08:38:11 PM
mungkin sutta ini bisa menjelaskan
MN 129  Bālapaṇḍita Sutta (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.msg304664#msg304664)
dungu !   :yes:
			
 
			
			
				untung saya bodoh nabe  ;D ^:)^ ^:)^
			
			
			
				Klo bego, Tolol, terbelakang, telmi gmn tuh??? ???
			
			
			
				kalau di jataka athakata ada Mahapanthaka dan Culapanthaka.
biasa golongan mahapanthaka menyisihkan dan mencap orang lain adalah culapanthaka.
			
			
			
				Quote from: cumi polos on 04 January 2012, 08:40:00 PM
1. apa itu bodoh (kebodohan batin)
2. bagaimana menangulangin/mengikis  kebodohan tsb
3. apa beda bodoh dgn pintar/bijaksana
kebodohan bathin merupakan ketidaktahuan seseorang akan kebenaran/dhamma yg menyebabkan seseorang terjatuh dalam perbuatan yg tidak benar (kebencian dan keserakahan).
beda bodoh dan bijaksana dalam kacamata buddhist telah di sebutkan di atas, (sumber : Anguttara Nikaya 1 (III, 2)) 
"Para bhikkhu, orang bodoh ditandai oleh prilakunya, orang bijaksana   ditandai oleh prilakunya. Kebijaksanaan memancar terang di dalam   prilaku.
Lewat tiga hal orang bodoh dapat dikenali : lewat prilaku tubuh, ucapan dan pikiran yang buruk.
Lewat tiga hal orang bijaksana dapat dikenali : lewat prilaku tubuh, ucapan dan pikiran yang baik."
Quote from: cumi polos on 04 January 2012, 08:40:00 PM
tapi gak boleh bilang...
ehhhh.... umat di wihara tsb, bodohnya minta ampun...
maksudnya jangan ke SUBJECTnya dunnng.....
sewaktu murid Buddha gak bisa menghafalkan beberapa kata yg simple,
Buddha memberikan solusi lain tanpa mengatakan ehhh elu ini murid terbodoh...
kira2 begitu... _/\_ 
			 
			
			
				Quote from: Yani Puk on 05 January 2012, 11:21:55 AM
Klo bego, Tolol, terbelakang, telmi gmn tuh??? ???
apa nya yg gmn ? bs diperjelas ? 
maaf, apakah maksud nya untuk peng-label-an dalam berdiskusi dgn orang yg bego/tolol/terbelakang/telmi, begitu ?
			
 
			
			
				Quote from: dato' tono on 05 January 2012, 12:28:05 PM
apa nya yg gmn ? bs diperjelas ? 
maaf, apakah maksud nya untuk peng-label-an dalam berdiskusi dgn orang yg bego/tolol/terbelakang/telmi, begitu ?
ya benar, klo dlm diskusi gmn? dlm sudut pandangan agama buddha utk telmo dan terbelakang gmn? Klo bolot gmn?
ada pembagian jenis2nya gak? bisa disebutkan? _/\_
			
 
			
			
				Quote from: Yani Puk on 05 January 2012, 12:37:51 PM
ya benar, klo dlm diskusi gmn? dlm sudut pandangan agama buddha utk telmo dan terbelakang gmn? Klo bolot gmn?
ada pembagian jenis2nya gak? bisa disebutkan? _/\_ 
no body perfect... 
ada orang pinter (secara pendidikan) namun tidak dapat berdiskusi. 
ada orang pinter (secara pendidikan) namun dapat berdiskusi.
ada orang bodoh (secara pendidikan) namun tidak dapat berdiskusi.
ada orang bodoh (secara pendidikan) namun dapat berdiskusi.
kenapa seseorang bs berdiskusi dengan baik disini ? itu dimungkin kan karena ia mengenal dan memahami ajaran buddha dengan baik. ia juga dapat mengulas dan menguraikan dhamma yg ia ketahui... ketika diajak berdiskusi, ia dapat memberikan penjelasan sesuai dhamma...
juga ada tipe orang yg tidak bisa berdiskusi dengan baik disini, walau mungkin secara pendidikan formal ia pinter/pandai, ia menguasai suatu disiplin ilmu, namun... ia tidak mengenal dan memahami ajaran buddha dengan benar. bisa karena pengaruh lingkungan, pendidikan formal maupun dr diri nya sendiri. sehingga orang tipe ini tidak dapat membahas apalagi mengulas dan menguraikan dhamma...
di buddhism sendiri, cm menjelaskan, bagaimana kita dapat mengetahui seseorang itu disebut bodoh. di anguttara nikaya dan majjhima nikaya, menjelaskan hal yg sama, yaitu terlihat/tercermin/nampak dari pikiran, ucapan dan perbuatan yg buruk/tidak benar.
namun dalam diskusi, jika seseorang tidak/belum memahami dhamma (tipe orang yg tidak bisa berdiskusi dengan baik) karena rasa jengkel/marah/kecewa lalu kita men-cap/melabeli seseorang tersebut dengan istilah yg anda sebutkan : "bego, Tolol, terbelakang, telmi"
bagaimana mungkin ia dapat berdiskusi dengan anda, sedangkan ia tidak memiliki pemikiran dan pemahaman akan dhamma yg sama dengan anda... apakah perlu kita salah kan mereka dengan istilah "bego, Tolol, terbelakang, telmi" ?
			
 
			
			
				^^^
gimana pula orang yang sok tahu/pintar ?
			
			
			
				Quote from: adi lim on 05 January 2012, 01:43:25 PM
^^^
gimana pula orang yang sok tahu/pintar ?
sok tahu/pinter bukan berarti orang itu mengetahui... ;D 
tp bkn berarti kita lantas melabeli orang sok tahu/pinter dengan istilah "bego, Tolol, terbelakang, telmi" kasihan orang itu, pilihan cm 2, orang itu makin terpuruk karena tertekan atau orang itu semakin tertantang untuk lebih memahami dhamma seperti istilah di group DC di FB diskusi sampe berdarah-darah... :))
			
 
			
			
				heh kalau dah pinter dan bisa semuanya dah ketemu di nirvana.
Karena semuanya masih dungu! yah kita dateng kesini biar bisa, bijak dan pintar.