Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: mettalova on 30 November 2011, 07:55:00 PM

Title: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 30 November 2011, 07:55:00 PM
halo :)

metta mau nanya nih,
dari dulu metta tuh suka film kera sakti. kalo dulu suka karena kekocakan murid-muridnya bikkhu Tong. kalo sekarang pas lihat kok terasa beda ya... rasanya ada simbol2 yang terwakili di setiap tokoh, plot, maupun settingnya. nah, temen2 DC  ada yang tahu makna simbol2 tersebut nggak? sharing dong di sini. metta penasaran :) 
terima kasih sebelumnya.

_/\_
-ML-
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: Menander on 30 November 2011, 08:58:45 PM
Quote from: mettalova on 30 November 2011, 07:55:00 PM
halo :)

metta mau nanya nih,
dari dulu metta tuh suka film kera sakti. kalo dulu suka karena kekocakan murid-muridnya bikkhu Tong. kalo sekarang pas lihat kok terasa beda ya... rasanya ada simbol2 yang terwakili di setiap tokoh, plot, maupun settingnya. nah, temen2 DC  ada yang tahu makna simbol2 tersebut nggak? sharing dong di sini. metta penasaran :) 
terima kasih sebelumnya.

_/\_
-ML-

Sebenarnya sudah pernah dibahas disini, tapi saya bantu jelaskan secara singkat saja

Kera sakti cerita fiktif yang terispirasi dari kisah nyata Xuanzang (http://id.wikipedia.org/wiki/Xuanzang) seorang biksu Buddha yang menempuh Jalan Sutra (China-India-China) pada 629 M selama kurang lebih 17 tahun

Biksu Tong merupakan gambaran seorang manusia yang melatih diri dan melakukan perjalanan suci.

Beliau mempunyai 3 murid dengan masing-masing sifat:
GoKong - Dosa / Kebencian
PatKai - Lobha / Keserakahan
WuChing - Moha / Kebodohan batin

ketiga sifat itu dalam Buddhist merupakan sumber penderitaan yang ada dalam diri manusia,
Dan tugas dari Biksu Tong adalah menuntun 3 muridnya/ melatih diri untuk menghadapinya

Selain itu banyak kisah- kisah moral di cerita tersebut
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 30 November 2011, 09:16:29 PM
Quote from: Menander on 30 November 2011, 08:58:45 PM
Sebenarnya sudah pernah dibahas disini, tapi saya bantu jelaskan secara singkat saja

Kera sakti cerita fiktif yang terispirasi dari kisah nyata Xuanzang (http://id.wikipedia.org/wiki/Xuanzang) seorang biksu Buddha yang menempuh Jalan Sutra (China-India-China) pada 629 M selama kurang lebih 17 tahun

Biksu Tong merupakan gambaran seorang manusia yang melatih diri dan melakukan perjalanan suci.

Beliau mempunyai 3 murid dengan masing-masing sifat:
GoKong - Dosa / Kebencian
PatKai - Lobha / Keserakahan
WuChing - Moha / Kebodohan batin

ketiga sifat itu dalam Buddhist merupakan sumber penderitaan yang ada dalam diri manusia,
Dan tugas dari Biksu Tong adalah menuntun 3 muridnya/ melatih diri untuk menghadapinya

Selain itu banyak kisah- kisah moral di cerita tersebut

wah ternyata udah dibahas ya kak. di sini pembahasannya masih ada ngga? minta linknya dong kalau punya :)
soalnya metta pingin tahu sedetail2nya.
hmm... dari kisah Xuanzang ya... oh ya kalau kitab sucinya itu menyimbolkan apanya kak? apakah tripitaka?

i thank you
:x
-ML-
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: will_i_am on 30 November 2011, 09:31:50 PM
kalau kudanya melambangkan apa donk??
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: Menander on 30 November 2011, 10:43:54 PM
Quote from: mettalova on 30 November 2011, 09:16:29 PM
wah ternyata udah dibahas ya kak. di sini pembahasannya masih ada ngga? minta linknya dong kalau punya :)
soalnya metta pingin tahu sedetail2nya.
hmm... dari kisah Xuanzang ya... oh ya kalau kitab sucinya itu menyimbolkan apanya kak? apakah tripitaka?

i thank you
:x
-ML-

lebih lengkapnya bisa dilihat di
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6343.0
(http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6343.0)


namun kalau memang sist ingin belajar buddhism jangan terlalu berpatok pada cerita kera sakti karena banyak dibumbui cerita2 fiktif, ambil saja pesan2 moralnya yg bermanfaat  _/\_
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 01 December 2011, 11:16:05 AM
Quote from: Menander on 30 November 2011, 10:43:54 PM
lebih lengkapnya bisa dilihat di
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6343.0
(http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6343.0)


namun kalau memang sist ingin belajar buddhism jangan terlalu berpatok pada cerita kera sakti karena banyak dibumbui cerita2 fiktif, ambil saja pesan2 moralnya yg bermanfaat  _/\_

thanks for the link _/\_
iya kak metta selain dapat kesenangan dari cerita juga ingin dapat sisi moralnya.
beruntung sekali metta dapat lebih dari apa yang metta inginkan :)

:x
-ML-
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: Rico Tsiau on 01 December 2011, 02:05:29 PM
Quote from: will_i_am on 30 November 2011, 09:31:50 PM
kalau kudanya melambangkan apa donk??

katanya kudanya melambangkan ajaran / jalan dhamma

hmmm... bener gak sih?
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: will_i_am on 01 December 2011, 02:16:48 PM
Quote from: Rico Tsiau on 01 December 2011, 02:05:29 PM
katanya kudanya melambangkan ajaran / jalan dhamma

hmmm... bener gak sih?
udah agak lupa juga, makanya saya nanya....
pernah baca sih di sini, tapi udah lupa mau cari dimana..
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: Rico Tsiau on 01 December 2011, 03:27:51 PM
Quote from: will_i_am on 01 December 2011, 02:16:48 PM
udah agak lupa juga, makanya saya nanya....
pernah baca sih di sini, tapi udah lupa mau cari dimana..

barusan dengar audio ceramah Bhante Uttamo, memang kuda dari Biksu Tong memang melambangkan ajaran.
katanya ajaran itu diibaratkan rakit untuk mencapai pantai seberang. nah demikian juga kuda merupakan 'kendaraan' sama seperti rakit untuk mencapai pantai seberang / tujuan.
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: ryu on 01 December 2011, 07:30:57 PM
sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: will_i_am on 01 December 2011, 09:40:17 PM
Quote from: ryu on 01 December 2011, 07:30:57 PM
sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir
cu pat kay...  ;D ;D
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 02 December 2011, 07:39:48 AM
Quote from: ryu on 01 December 2011, 07:30:57 PM
sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir

sangat realistis ^-^
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 04 December 2011, 07:42:44 PM
kalau film avatar gimana kak ;D?

:x
-ML-
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: ryu on 04 December 2011, 08:00:24 PM
Quote from: mettalova on 04 December 2011, 07:42:44 PM
kalau film avatar gimana kak ;D?

:x
-ML-
http://id.wikipedia.org/wiki/Aang
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 04 December 2011, 08:14:42 PM
Quote from: ryu on 04 December 2011, 08:00:24 PM
http://id.wikipedia.org/wiki/Aang

punya pendapat pribadi :)?

:x
-ML-
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: will_i_am on 04 December 2011, 09:26:56 PM
kalo avatar silahkan ditanya ke mas tidar....  ;D ;D

Quote from: mettalova on 04 December 2011, 07:42:44 PM
kalau film avatar gimana kak ;D?

:x
-ML-
apanya yang gimana??
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: mettalova on 05 December 2011, 09:09:32 AM
Quote from: will_i_am on 04 December 2011, 09:26:56 PM
kalo avatar silahkan ditanya ke mas tidar....  ;D ;D
apanya yang gimana??

mmm... misalnya... kenapa sang avatar harus menguasai keempat elemen dulu baru mengalahkan raja api? kan bisa aja tinggal mendalami ilmu air lalu apinya tinggal disiram :)) :)) :))

:x
-ML-
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: Rico Tsiau on 05 December 2011, 10:08:51 AM
Quote from: mettalova on 05 December 2011, 09:09:32 AM
mmm... misalnya... kenapa sang avatar harus menguasai keempat elemen dulu baru mengalahkan raja api? kan bisa aja tinggal mendalami ilmu air lalu apinya tinggal disiram :)) :)) :))

:x
-ML-

karena saking kuatnya raja api, makanya harus dikalahkan dengan 4 unsur tersebut.
lagian Aang kan avatar? gak lucu donk klo gak nguasai ke 4 elemen dikamsud.

air, api, tanah dan angin
dahulu kala keempat negara hidup dengan damai, namun segalanya berubah setelah negara api menyerang.....

gitu bukan kata2nya, lupa nih....  ;D
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: J.W on 05 December 2011, 11:54:34 AM
hhmm..soal kera sakti ini, jd ingat dulu di aplikasi hp ada aplikasi mig33. di salah satu grup buddhis ada member yg dgn pedenya blg tuh kera dkk saat ini sudah menjadi buda.
Dan merasa tersinggung kl tuh kera dipanggil monyet =))

*mungkin tuh org ada di forum DC jg yak ;D *
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: will_i_am on 05 December 2011, 02:52:19 PM
Quote from: JW. Jinaraga on 05 December 2011, 11:54:34 AM
hhmm..soal kera sakti ini, jd ingat dulu di aplikasi hp ada aplikasi mig33. di salah satu grup buddhis ada member yg dgn pedenya blg tuh kera dkk saat ini sudah menjadi buda.
Dan merasa tersinggung kl tuh kera dipanggil monyet =))

*mungkin tuh org ada di forum DC jg yak ;D *
=)) =)) =))
kalo emang dari cerita asli sih gpp...
ini cuma buku hasil imajinasi doank...
cape deh..
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: kakao on 05 December 2011, 03:44:26 PM
Kera sakti bukan rekaan, waktu itu tokoh2 kera sakti sdh terdapat dlm ukiran2 klenteng jaman dulu, jadi pendeta khoe ci khe memadukan mitologi tiongkok yang sdh ada dengan perjalanan Bhikkhu Tan kuan zhang, kera sakti sifatnya liar digambarkan waktu itu untuk menyinggung pemerintahan kala itu. kita jangan mengganggap itu tokoh rekaan, tidak nyata, dll, karena sebagian umat yakin akan keberadaan Monkey king ini.chinnese memiliki keragaman Budaya, dan dewanya banyak yang aneh2 bentuknya, memang kisah perjalanan kebarat merupakan kisah Fiktif, namun tokoh2nya bukan fiktif.itu yang harus diketahui. ;D
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: ryu on 05 December 2011, 03:49:56 PM
ooooo, pantesan sering ada acara kemasukan itu katanya mengundang kera sakti =))
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: wang ai lie on 05 December 2011, 03:53:55 PM
Quote from: kakao on 05 December 2011, 03:44:26 PM
Kera sakti bukan rekaan, waktu itu tokoh2 kera sakti sdh terdapat dlm ukiran2 klenteng jaman dulu, jadi pendeta khoe ci khe memadukan mitologi tiongkok yang sdh ada dengan perjalanan Bhikkhu Tan kuan zhang, kera sakti sifatnya liar digambarkan waktu itu untuk menyinggung pemerintahan kala itu. kita jangan mengganggap itu tokoh rekaan, tidak nyata, dll, karena sebagian umat yakin akan keberadaan Monkey king ini.chinnese memiliki keragaman Budaya, dan dewanya banyak yang aneh2 bentuknya, memang kisah perjalanan kebarat merupakan kisah Fiktif, namun tokoh2nya bukan fiktif.itu yang harus diketahui. ;D

share referensinya dong jika tokoh sun go kong , cu pat kai itu benar adanya :) jika bhiksu tong sam cong mungkin ada tapi karakter lainnya setau saya itu tidak ada
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: kakao on 05 December 2011, 05:12:55 PM
Quote from: wang ai lie on 05 December 2011, 03:53:55 PM
share referensinya dong jika tokoh sun go kong , cu pat kai itu benar adanya :) jika bhiksu tong sam cong mungkin ada tapi karakter lainnya setau saya itu tidak ada
http://www.w****a.com/forum/topik-umum/4653-na-cha-sun-go-kong-ada-ga.html
tuh bro wang linknya, bahkan presiden China aja masih memuji sikap Sun Go Kong, lah kita yang di Indonesia berani menyimpulkan itu tokoh Fiktif atau tidak..
wew,.karena kakao yakin pernah melihat disebuah klenteng Dewa mirip Sun Go kong itu ;D cuma lupa dimana ^:)^
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: kakao on 05 December 2011, 05:14:55 PM
Dulu di Negara China pada jaman Dinasti kehidupan para rakyatnya selain terganggu dengan peperangan yang terjadi setiap hari juga diganggu oleh Siluman (Yao Kwai / Yao Cin). Bahkan saya harus mengatakan bahwa negara China pada saat itu paling banyak terdapat siluman-siluman yang menetap di dunia manusia. Sun Wu Kung karena mempunyai tulang rusuk Sang Buddha maka memperoleh berkah untuk melindungi Sang Bhikkhu bermahkota Tathagata untuk mengambil Tipitaka. Teriakannya yang hampir terjadi setiap hari saat dikurung oleh Sang Buddha membuat rakyat China disekitarnya ketakutan. Lalu akhirnya dipertemukan Bhikkhu Xuanzang kepadanya.

Sebagai siluman kera, kemampuannya sangat hebat:
Dia dapat mengangkat beban seberat 13.500 jin (8.100 kg) dengan penuh kesenangan.
Dia juga menguasai 72 perubahan yang dapat meniru wujud hewan dan benda.
Dia dapat menjangkau 108,000 li (54.000 km) dengan hanya sekali jungkir balik.
Dia juga mengenal macam-macam mantera untuk mengendalikan angin, air, membuat lingkaran pelindung dari siluman-siluman, membekukan manusia, siluman dan dewa juga.
Dia dapat mengubah setiap helai bulunya menjadi dirinya yang palsu untuk mengelabui selagi dia yang asli pergi kemana-mana.
Dia juga dapat mengubah setiap helai rambutnya menjadi tentara yang dapat bertarung.
Dia juga dapat merubah tongkatnya menjadi banyak untuk menyerang musuh yang berjumlah banyak.

Sun Wu Kung mendapatkan tongkatnya yang sebenarnya adalah tiang penyangga untuk menenangkan samudera setelah mengalahkan raja-raja naga dari keempat lautan dan sebagai tambahannya, Sun Wu Kung memerintah raja-raja naga tersebut untuk memberikannya pos rantai keemasan (鎖子黃金甲), sebuah topi bulu burung merak (鳳翅紫金冠 Fengchizǐjinguān), dan sepatu berjalan di awan (藕絲步雲履 Ǒusībuyunlǚ). Sun Wu Kung juga menentang usaha neraka untuk mengambil jiwanya. Daripada terlahir kembali menjadi mahluk hidup lainnya, dia menghapus namanya dari "buku hidup dan mati" bersama-sama dengan nama-nama kera lain yang dikenalnya. Karena hal ini, maka raja-raja naga dan raja-raja neraka memutuskan untuk melaporkan hal ini kepada Kaisar Langit Yi Huang Sang Ti.

Mantan Presiden China Mao Ze Tung juga pernah memuji jasa-jasa sun wu kung yakni 'yang tidak mempunyai rasa takut dalam berpikir, bertindak, berusaha keras terhadap tujuan dan membebaskan China dari kemiskinan.'

Perayaan hari besarnya ada pada hari ke 16 bulan kedelapan perhitungan candrasangkala (kalender bulan).

Dan bahkan pernah kejadian Negara China diserbu oleh Para siluman jahat dari dunia Saha dalam jumlah yang sangat banyak yang akhirnya dikalahkan oleh seorang Tao yang menguasai Mantera memanggil tentara langit dan ilmu Bodhisattva yang juga mendapat teguran dari langit karena terlalu berlebihan memanggil tentara langit dan menyebabkan surga menjadi berbau darah akibat tewasnya siluman-siluman dunia saha itu.

Seiring dengan perkembangan Tao yang juga pesat, terdapat orang-orang terpisah yang mengatakan bahwa itu hanya sebuah cerita dengan perumpamaan sifat. Tetapi kenyataannya, keberadaan kisah Sun Wu Kung itu adalah sebuah kebenaran bukan perumpamaan sifat atau karangan.

Untuk pementasan syair kepahlawanannya sebagai salah satu Dewa penting di China dapat dilihat di link ini : Enter the Journey

Untuk membaca teks asli dan terjemahannya seri kitab bab 14-18, download saja di link ini: http://taosculture.org/glm/glm_71/gl...GL71_14-18.pdf
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: Menander on 05 December 2011, 06:04:10 PM
Quote from: kakao on 05 December 2011, 05:12:55 PM
http://www.w****a.com/forum/topik-umum/4653-na-cha-sun-go-kong-ada-ga.html
tuh bro wang linknya, bahkan presiden China aja masih memuji sikap Sun Go Kong, lah kita yang di Indonesia berani menyimpulkan itu tokoh Fiktif atau tidak..
wew,.karena kakao yakin pernah melihat disebuah klenteng Dewa mirip Sun Go kong itu ;D cuma lupa dimana ^:)^

sepertinya di forum sana juga masih pro & kontra
di kelenteng juga ada yang mengakui dan tidak


kalau kita telusuri secara historis dan bukti2 peninggalan karya sastra..

jouney to the west written and publish by:

Quote
Wu Cheng'en

Wu Cheng'en (simplified Chinese: 吴承恩; traditional Chinese: 吳承恩; pinyin: Wú Chéng'ēn, ca. 1500–1582[1] or 1505–1580[2]), courtesy name Ruzhong (汝忠), pen name "Sheyang Hermit," was a Chinese novelist and poet of the Ming Dynasty, best known for being the attributed author of one of the Four Great Classical Novels of Chinese literature, Journey to the West.

selengkapnya http://en.wikipedia.org/wiki/Wu_Cheng'en
(http://en.wikipedia.org/wiki/Wu_Cheng'en)

^ a b c d e f g h i j k l m n o Shi Changyu (1999). "Introduction." in trans. W.J.F. Jenner, Journey to the West, volume 1. Seventh Edition. Beijing: Foreign Languages Press. pp. 1–22.
^ a b Waley, Arthur (1942). "Preface". Monkey. New York: Grove Press. pp. 7–8.
^ a b c d e f g h Hu Shih (1942). "Introduction". Monkey. New York: Grove Press. pp. 1–5.
^ a b c d Jenner, W.J.F. (1984). "Translator's Afterword." in trans. W.J.F. Jenner, Journey to the West, volume 4. Seventh Edition.
^ a b "www.renditions.org : Wu Cheng'en". Retrieved 18 February 2008.



Quote
Wu Cheng'en (Wu Ch'eng-en) ?1504-?1582

Ming-dynasty fiction writer and poet from present day Jiangsu province. His father was a merchant, but liked to read; he passed this interest on to his son who was known early in life for his literary leanings. Nevertheless, Wu repeatedly failed the civil service exams. He was 63 years old when he was appointed to the post of Vice Magistrate in Changxing county, but after only two years was thrown into prison on a trumped-up charge of corruption. The details of the case were eventually brought to light and Wu was offered another position but did not take it up. Wu's poetry focused on the expression of emotions, and for this reason his work has been compared to that of Li Bai. He is best known for the novel Xiyou ji [The journey to the West], famous for its depiction of the antics of the Monkey King, Sun Wukong. Some scholars have disputed Wu Chengen's authorship of the Xiyou ji but the evidence is not conclusive.

Works available in English:

Excerpts from Three Classical Chinese Novels (Yang Hsien-yi and Gladys
   Yang). Beijing: Chinese Literature, 1981.
Journey to the West (Anthony C. Yu). Chicago: University of Chicago,
   1977-1983.
Journey to the West (W.J.F. Jenner). Beijing: Foreign Languages Press,
   1982-1986; Hong Kong: Commercial Press, 1994.
Monkey (Arthur Waley). London: George Allen & Unwin, 1942; London: Readers
   Union, 1944; New York: John Day Co., 1944; New York: Grove Press, 1958;
   Harmondsworth: Penguin, 1961; London: Folio Society, 1968.
The Journey to the West (Tan Lihai). Taipei: Hilit Pub. Co.; Beijing: Prospect
   Pub. House, 1990.
The Monkey King (George Theiner). London: P. Hamlyn, 1964.

http://www.renditions.org/renditions/authors/wuce.html
(http://www.renditions.org/renditions/authors/wuce.html)
        

QuoteJourney to the West (西遊記) is one of the Four Great Classical Novels of Chinese literature. It was written by Wu Cheng'en in the 16th century. In English-speaking countries, the tale is also often known simply as Monkey. This was one title used for a popular, abridged translation by Arthur Waley. The Waley translation has also been published as Adventures of the Monkey God, Monkey: [A] Folk Novel of China, and The Adventures of Monkey, and in a further abridged version for children, Dear Monkey.
The novel is a fictionalised account of the legendary pilgrimage to India of the Buddhist monk Xuanzang, and loosely based its source from the historic text Great Tang Records on the Western Regions and traditional folk tales. The monk travelled to the "Western Regions" during the Tang Dynasty, to obtain sacred texts (sūtras). The Bodhisattva Guan Yin, on instruction from the Buddha, gives this task to the monk and his three protectors in the form of disciples — namely Sun Wukong, Zhu Bajie and Sha Wujing — together with a dragon prince who acts as Xuanzang's steed, a white horse. These four characters have agreed to help Xuanzang as an atonement for past sins.
Journey to the West has a strong background in Chinese folk religion, Chinese mythology and value systems; the pantheon of Taoist immortals and Buddhist bodhisattvas is still reflective of some Chinese religious beliefs today. Enduringly popular, the tale is at once an adventure story, a spring of spiritual insight, and an extended allegory in which the group of pilgrims journeying toward India represents individuals journeying toward enlightenment.

http://en.wikipedia.org/wiki/Journey_to_the_West#cite_note-intro-0
(http://en.wikipedia.org/wiki/Journey_to_the_West#cite_note-intro-0)
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: J.W on 06 December 2011, 08:24:57 AM
QuoteDulu di Negara China pada jaman Dinasti kehidupan para rakyatnya selain terganggu dengan peperangan yang terjadi setiap hari juga diganggu oleh Siluman (Yao Kwai / Yao Cin). Bahkan saya harus mengatakan bahwa negara China pada saat itu paling banyak terdapat siluman-siluman yang menetap di dunia manusia. Sun Wu Kung karena mempunyai tulang rusuk Sang Buddha maka memperoleh berkah untuk melindungi Sang Bhikkhu bermahkota Tathagata untuk mengambil Tipitaka. Teriakannya yang hampir terjadi setiap hari saat dikurung oleh Sang Buddha membuat rakyat China disekitarnya ketakutan. Lalu akhirnya dipertemukan Bhikkhu Xuanzang kepadanya.

=)) =)) =)) busetttttt.....

*mgkn kakao salah satu dari kelompok itu yah* =))
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: kakao on 06 December 2011, 02:15:07 PM
Quote from: JW. Jinaraga on 06 December 2011, 08:24:57 AM
=)) =)) =)) busetttttt.....

*mgkn kakao salah satu dari kelompok itu yah* =))
=)) =)) nggak juga, cuma kakao mo bilang jangan menjudge sesuatu berdasarkan pikiran pribadi, toh dimana2 juga masih kontroversial, kayak adakah Alien ??
wkwkwkwwkwkwk =)) =)) kadang kl kita menjudge seseuatu berdasakan pikiran kita doank, kita semakin sempit pola pikirnya  ;Djadi kita nggak bisa menerima pola pikir orang lain ;D padahal sesuatu hal benar atau tidak harus tunggu diciptain mesin waktu ;D kek nya
Title: Re: Dhamma di film Kera Sakti
Post by: will_i_am on 06 December 2011, 03:01:17 PM
Quote from: kakao on 06 December 2011, 02:15:07 PM
=)) =)) nggak juga, cuma kakao mo bilang jangan menjudge sesuatu berdasarkan pikiran pribadi, toh dimana2 juga masih kontroversial, kayak adakah Alien ??
wkwkwkwwkwkwk =)) =)) kadang kl kita menjudge seseuatu berdasakan pikiran kita doank, kita semakin sempit pola pikirnya  ;Djadi kita nggak bisa menerima pola pikir orang lain ;D padahal sesuatu hal benar atau tidak harus tunggu diciptain mesin waktu ;D kek nya
mesin waktu bisa atau tidak bisa diciptakan saja masih kontroversial...