(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi40.tinypic.com%2F14xoph.jpg&hash=0c665c09189bb728a5459b49a50bd88c4328e21d)
Matthieu Ricard, renowned scholar, scientist,
photographer, best-selling author and Buddhist monk,
http://www.matthieuricard.org/en/index.php/gallery/
(http://www.matthieuricard.org/en/index.php/gallery/)
silahkan share** hasil2 karya terbaik dari Buddhist Monk Photographer. gimana bro Jhonz ? :o
**bukan jenis foto model perempuan dewasa lho! :P
foto yang closeup cewek atas kyknya pakai lensa 50mm f/1.8 ..
wah keren tuh komposisi, angle, tehnik foto n pencahayaanya apalagi yang bikin bhikhu jadinya fenomenal :-?
menurut saya ga ada salahnya mungkin saja mengikuti jaman, kalau dulu bhikhu bikin lukisan pasir mandala, patung, artifak, candi dan hal2 seni yang berhubungan dengan spiritual Buddhist
baca2 websitenya jg menarik visi misinya organisasi amalnya
Quote
Matthieu Ricard is the founder of Karuna-Shechen, a charitable non-profit association with branches throughout the world. Karuna-Shechen provides education, medical and social services, care of the elderly, and assistance to individuals in need.
Karuna-Shechen is a charitable non-profit association with branches throughout the world. "Karuna" means compassion in Sanskrit, while Shechen is the name of a Buddhist monastery in eastern Tibet and in Nepal. We provide education, medical and social services, care of the elderly, and assistance to individuals in need.
Matthieu Ricard is the founder of Karuna-Shechen. He has lived in the Himalayan region for four decades and dedicates the proceeds from his books to humanitarian projects and to the preservation of the Tibetan spiritual heritage.
• 41 projects already completed in Tibet, Nepal and India: • 13 schools built in Tibet and 4 in Nepal, where 15,000 children study • 15 clinics and small dispensaries built in Nepal, India and Tibet • 100,000 medical services given every year • 8 bridges built in Tibet, including 3 large suspension bridges • 3 elderly people's home • 9 millions US dollars devoted to the projects from 2000 till 2010 • Annual turnover of ~1.2 M.US$ • Less than 5% overhead expenses
Twenty years of experience has allowed us to establish an effective collaborative team of reliable workers, trained from the local population, and qualified foreign volunteers. We directly interact with the community. This has proven to be an effective working model that has consistently and successfully overcome barriers of language and terrain.
Karuna-Shechen's activities have a significant direct impact on individuals, families, and their communities. We are there to help with our professional experience and caring.
We have branches all around the world.
_/\_
Kalo fotografernya bukan bhikkhu theravada mungkin bukan masalah..
Tapi,jika bhikkhu theravada jadi fotografer?
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2011, 06:48:54 PM
Kalo fotografernya bukan bhikkhu theravada mungkin bukan masalah..
Tapi,jika bhikkhu theravada jadi fotografer?
hmm.. kalau tradisi tattoo di beberapa kalangan bhikhu thailand apakah melanggar vinaya?
CMIIW
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F_1QPAijz_1YA%2FSkTY7da7JZI%2FAAAAAAAABnk%2FXd1At2TMb2Y%2Fs400%2Ftattoo%2Bmonk.jpg&hash=249bb5877c46c79f6cfafc6107aa67957e6bcd77)
Quote from: Menander on 28 October 2011, 07:19:45 PM
hmm.. kalau tradisi tattoo di beberapa kalangan bhikhu thailand apakah melanggar vinaya?
CMIIW
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F_1QPAijz_1YA%2FSkTY7da7JZI%2FAAAAAAAABnk%2FXd1At2TMb2Y%2Fs400%2Ftattoo%2Bmonk.jpg&hash=249bb5877c46c79f6cfafc6107aa67957e6bcd77)
tidak ada pelanggaran vinaya
tato bersifat lokal (tradisi) didaerah tsb.
di Thai & myanmar banyak bhikkhu tato'an, masyarakat disana masi bisa menerimanya (anggota sangha bertato, sangha menerima umat awam bertato yg kelak menjadi bhikkhu)
kalau di Indo lebih cenderung mendapat penilaian negative maka STI mengharuskan bebas tato
kalau ada tato maka dihilangkan terlebih dahulu baru masuk ke sangha, demikian sepengetahuan kami
Quote from: Mas Tidar on 28 October 2011, 07:26:02 PM
tidak ada pelanggaran vinaya
tato bersifat lokal (tradisi) didaerah tsb.
di Thai & myanmar banyak bhikkhu tato'an, masyarakat disana masi bisa menerimanya (anggota sangha bertato, sangha menerima umat awam bertato yg kelak menjadi bhikkhu)
kalau di Indo lebih cenderung mendapat penilaian negative maka STI mengharuskan bebas tato
kalau ada tato maka dihilangkan terlebih dahulu baru masuk ke sangha, demikian sepengetahuan kami
kalau masyarakat bisa menerima & tidak menimbulkan hal2 negatif saya juga setuju sih
back to topik,
baru sadar baca biografi bhikhu Matthieu Ricard ternyata bule dia (Prancis)
http://en.wikipedia.org/wiki/Matthieu_Ricard (http://en.wikipedia.org/wiki/Matthieu_Ricard)
mungkin fotografi hobi lama dia & dia berbagi kebahagiaan dengan cara mendokumentasikan kehidupan rakyat sipil melalui fotografi & video dokumenter
dan
kegiatan amalnya mendapat dukungan & bantuan dana dari aktifis negara Prancis & Kanada
(secara tidak langsung mengembangkan Buddha Dhamma ke dunia barat secara netral)QuoteMatthieu Ricard has been a speaker at the World Happiness Forum conferences held in Sydney, London, San Francisco and Singapore.
http://www.karuna-shechen.org/videos/vid-bamboo-schools.html (http://www.karuna-shechen.org/videos/vid-bamboo-schools.html)
http://www.karuna-shechen.org/en/multimedia/video-gallery.html (http://www.karuna-shechen.org/en/multimedia/video-gallery.html)
http://www.karuna-shechen.org/ (http://www.karuna-shechen.org/)
sepintas menurut saya pribadi bhikhu Matthieu Richard mirip Master Cheng Yen, kegiatannya sama2 mulia untuk sesama manusia, hanya caranya yang sedikit berbeda
Hanya sedikit penasaran, sebagai anggota sangha yang sesuai vinaya tidak menyimpan uang secara pribadi, biaya untuk membeli kamera dan tools2 lainnya seperti lensa/tripod/dsb. dari mana ya?
Quote from: Mr. Wei on 28 October 2011, 08:24:15 PM
Hanya sedikit penasaran, sebagai anggota sangha yang sesuai vinaya tidak menyimpan uang secara pribadi, biaya untuk membeli kamera dan tools2 lainnya seperti lensa/tripod/dsb. dari mana ya?
pasti dari umat..
Apa mungkin bhikkhunya beli sendiri? *bhikkhu sekarang banyak yg sudah pegang uang bro...*
Bentar lg akan bermunculan bhikkhu ber-ipad..
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2011, 09:09:20 PM
pasti dari umat..
Apa mungkin bhikkhunya beli sendiri? *bhikkhu sekarang banyak yg sudah pegang uang bro...*
Bentar lg akan bermunculan bhikkhu ber-ipad..
nah kalau bro Jhonz udah punya DSLR, iPad5 dll trus jadi Bhiku Theravada gimana ? apa barangnya ikut atau tinggal dirumah dan tidak terpakai sia2 ?
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2011, 09:09:20 PM
pasti dari umat..
Apa mungkin bhikkhunya beli sendiri? *bhikkhu sekarang banyak yg sudah pegang uang bro...*
Bentar lg akan bermunculan bhikkhu ber-ipad..
Anggota Sangha yang pake laptop apple aja ada ;D ;D
*OOT*
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2011, 09:09:20 PM
pasti dari umat..
Apa mungkin bhikkhunya beli sendiri? *bhikkhu sekarang banyak yg sudah pegang uang bro...*
Bentar lg akan bermunculan bhikkhu ber-ipad..
nanti dalilnya untuk penyebaran dama ya?
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2011, 06:48:54 PM
Kalo fotografernya bukan bhikkhu theravada mungkin bukan masalah..
Tapi,jika bhikkhu theravada jadi fotografer?
photographer pun banyak jenisnya tohhh.....
pemandangan, natural, macro, ....
bagaimana kalau jenis fotonya adalah seputar jubah dan acara Buddhist, bangungan Buddhist...
apakah diperbolehkan ?
Quote from: johan3000 on 28 October 2011, 09:16:26 PM
nah kalau bro Jhonz udah punya DSLR, iPad5,istri yg cantik dll trus jadi Bhiku Theravada gimana ? apa barangnya ikut atau tinggal dirumah dan tidak terpakai sia2 ?
Quote from: andry on 28 October 2011, 09:42:57 PM
nanti dalilnya untuk penyebaran dama ya?
Kalo dikuti maen angry bird...
banyak yang beranggapan
bhikhu + gadget = salah
apakah kita harus menilai mentah2 anggapan tersebut (doktrin), atau ada pertimbangan2 lainnya tentang manfaat dan tujuan peralatan tersebut (ehipassiko)?
apakah para murid siddharta menyebarkan dhamma hanya boleh menggunakan lisan?
apakah bhikhu setelah konsili pertama hanya boleh menulis pakai daun lontar?
apakah bhikhu di abad pertengahan menyebarkan dhamma hanya sebatas lisan dan tulisan pena?
apakah bhikhu setelah ditemukan mesin ketik & cetak boleh menulis buku dhamma?
apakah bhikhu setelah ditemukan mic & speaker boleh menggunakannya untuk dhammadesana?
apakah bhikhu setelah ditemukan komputer & website/forum boleh membabarkan dhamma melaluinya?
apakah bhikhu setelah ditemukan ipad & smartphone boleh menggunakan untuk membabarkan dhamma melaluinya?
dst..
demikian juga kamera perkembangannya sama dengan diatas namun bersifat perkembangan seni melalui gadget (mulai dari lukisan dinding, artefak, patung, lukisan cat, dst)
seni itu netral juga bisa memperkuat suatu historis, bayangkan kalau tidak ada sama sekali seni historis di agama buddha, tidak ada namanya lukisan, patung illustrasi buddha sama kayak kehancuran historis buddha di afganistan
yang disalahkan jangan alatnya tapi manfaat, penggunaanya, dan melenceng atau tidaknya?
apakah kamera DSLR seharga 5-10jt (sudah 1 set standart lengkap) yang bertujuan mendokumentasi sejarah saat ini di nepal, mendapatkan dana dari hasil penjualan foto & buku untuk yayasan amal masyarakat kurang mampu, gedung sekolah dll sebanding dengan fenomena oknum bhikhu punya mobil pribadi, maunya jadi guru spiritual bos2 besar saja, jual mantra n jimat, bangun vihara megah dengan rupang Buddha seharga ratusan juta-Milyar?
CMIIW
_/\_
Quote from: Menander on 28 October 2011, 07:19:45 PM
hmm.. kalau tradisi tattoo di beberapa kalangan bhikhu thailand apakah melanggar vinaya?
CMIIW
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F_1QPAijz_1YA%2FSkTY7da7JZI%2FAAAAAAAABnk%2FXd1At2TMb2Y%2Fs400%2Ftattoo%2Bmonk.jpg&hash=249bb5877c46c79f6cfafc6107aa67957e6bcd77)[/spoiler]
Tidak boleh mengenakan tanda-tanda/cat warna juga 'hiasan', termasuk tattoo. Jika memang sudah ada tattoo sebelum ditahbiskan, maka tidak perlu dihilangkan, tapi jelas kalau sudah ditahbiskan tidak boleh bikin tattoo.
Jika tattoo-nya adalah yang merupakan tanda bekas kriminal, maka jika dengan jubah tertutup dan pundak kanan terbuka, tanda itu tidak kelihatan, dia boleh jadi bhikkhu. Kalau kelihatan, harus dihilangkan.
Quote from: Menander on 29 October 2011, 11:07:56 AM
banyak yang beranggapan
bhikhu + gadget = salah
apakah kita harus menilai mentah2 anggapan tersebut (doktrin), atau ada pertimbangan2 lainnya tentang manfaat dan tujuan peralatan tersebut (ehipassiko)?
apakah para murid siddharta menyebarkan dhamma hanya boleh menggunakan lisan?
apakah bhikhu setelah konsili pertama hanya boleh menulis pakai daun lontar?
apakah bhikhu di abad pertengahan menyebarkan dhamma hanya sebatas lisan dan tulisan pena?
apakah bhikhu setelah ditemukan mesin ketik & cetak boleh menulis buku dhamma?
apakah bhikhu setelah ditemukan mic & speaker boleh menggunakannya untuk dhammadesana?
apakah bhikhu setelah ditemukan komputer & website/forum boleh membabarkan dhamma melaluinya?
apakah bhikhu setelah ditemukan ipad & smartphone boleh menggunakan untuk membabarkan dhamma melaluinya?
dst..
demikian juga kamera perkembangannya sama dengan diatas namun bersifat perkembangan seni melalui gadget (mulai dari lukisan dinding, artefak, patung, lukisan cat, dst)
seni itu netral juga bisa memperkuat suatu historis, bayangkan kalau tidak ada sama sekali seni historis di agama buddha, tidak ada namanya lukisan, patung illustrasi buddha sama kayak kehancuran historis buddha di afganistan
yang disalahkan jangan alatnya tapi manfaat, penggunaanya, dan melenceng atau tidaknya?
CMIIW
_/\_
Menurut saya, sejauh bhikkhu hanya menggunakan alat, bukan memilikinya secara pribadi, maka itu tidak masalah. Tujuan penggunaannya juga jika sesuai dengan vinaya atau tujuan seseorang menjadi petapa, maka itu tidak masalah.
Quoteapakah kamera DSLR seharga 5-10jt (sudah 1 set standart lengkap) yang bertujuan mendokumentasi sejarah saat ini di nepal, mendapatkan dana dari hasil penjualan foto & buku untuk yayasan amal masyarakat kurang mampu, gedung sekolah dll sebanding dengan fenomena oknum bhikhu punya mobil pribadi, maunya jadi guru spiritual bos2 besar saja, jual mantra n jimat, bangun vihara megah dengan rupang Buddha seharga ratusan juta-Milyar?
Menurut saya, dalam kasus ini, seorang bhikkhu adalah tidak layak berkelakuan seperti fotografer, walaupun fotonya mungkin bermanfaat. Jika memang seseorang masih punya visi yang berkaitan dengan keduniawian, maka jalankanlah kehidupan perumah-tangga, jangan pilih jalan setengah-setengah.
Lalu kalau mau main 'banding-bandingan', untuk menjadi lebih baik, harus dibandingkan dengan yang terbaik, yang menjadi panutan. Seperti besi biasa dibandingkan dengan besi tanpa noda karat; bhikkhu dibandingkan dengan Sariputta sebagai panutan, misalnya. Apakah sudah cukup baik?
Kalau cuma bandingkan dengan besi rongsokan sih (bhikkhu biasa dibanding orang bejad berjubah bhikkhu) memang tentu saja akan terlihat bagus.