Prakata:
Diperlukan pendekatan sastra untuk memahami tulisan ini. Tanpa sastra, silahkan close saja jendela halaman ini.
==================================
Sabar sabar..... Jangan ngamuk dulu!
Anda tahu apa arti porno? Sudah gak usah diucapkan. Asal tahu saja. Yang pasti, sesuatu yang porno itu identik dengan ketelanjangan. Polos, tanpa penutup, tanpa tabir.
Dalam mengungkapkan kebenaran hidup, dengan caranya sendiri, Sidharta Gaotama adalah manusia porno. Tanpa penutup, tanpa tabir, tanpa penghalang, semuanya gamblang...
Porno sekali.
Tri Pitaka sebagai kitab yang terdiri dari antara lain kisah hidup, kotbah, ajaran dan hal hal lain yang terangkum dalam 3 kategori, Sutta, Vinaya dan Abhidhamma adalah kitab yang sangat porno seporno-pornonya yang bisa anda bayangkan.
Tanpa basa basi, pakaian-pakaian suci indah mutu manikam, Tri Pitaka menyatakan Hidup Ini Adalah Duka!
Anda bayangkan, kitab lain akan memakai banyak sekali pakaian yang berbelit belit menutupi kebenaran dari ketelanjangan. Dengan mengatakan hidup ini adalah anugerah, hidup ini adalah indah, hidup ini suci, hidup ini adalah segalanya deh..... tapi tentu saja langsung diikuti tapi. 'Tapi' yang sebagai izin untuk anda untuk menelanjangi tubuh kebenaran itu.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian merusaknya dengan dosa.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian terlena pada nafsu.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian melupakan kodratnya sebagai mahluk Tuhan.
Dalam hal Tuhan pun kemudian Tri Pitaka dan Sidharta Gautama berlaku sangat porno. Sangat telanjang bulat, sangat bugil.
TIDAK ADA TUHAN! Kemungkinan Tuhan Tidak Ada!
Itulah mengapa saat belajar sufi dan tasawuf seseorang bisa dengan lantang berani berteriak 'akulah Tuhan.... Akulah nabi... Akulah Alfa akulah Omega!"
Atau umat agama yang lain meneriakkan.... Dialah Anak Manusia yang Sekaligus juga Tuhan. Bahkan dijadikan 3 tetapi 1.
Dan Tri Pitaka dengan gamblang tanpa penutup selembar benangpun menari nari dengan pornonya di pikiran anda. Samma Sambuddha. Buddha yang manusia. Buddha yang merupakan mahluk sempurna. Manusia yang sudah mencapai kesempurnaan.
Dengan porno sekali, Tri Pitaka kemudian mengajarkan, Buddha bukan Tuhan!
Apa itu Tuhan? Apa peduli Tuhan?
===========================================
Karena pornonya kulit kulit indah Tri Pitaka dan ajaran Buddha, anda memerlukan lidah untuk mengecapnya. Bukan sekedar sendok untuk colek colek. Lidah bisa merasakan, tapi sendok tidak.
pertama baca ini di blog kaget saya lihat judulnya,ternyata yang ada kata "porno" berkonotasi lain dari yang di pikirkan :))
Quote from: wang ai lie on 14 June 2011, 01:12:17 AM
pertama baca ini di blog kaget saya lihat judulnya,ternyata yang ada kata "porno" berkonotasi lain dari yang di pikirkan :))
Nah, kalau saya tulis Tri Pitaka kitab suci, siapa yang tertarik baca?
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:13:34 AM
Nah, kalau saya tulis Tri Pitaka kitab suci, siapa yang tertarik baca?
yA..ya.. memang benar, kadang orang lebih tertarik dengan yang berbau kontroversi :yes:
apakah dharma perlu kontroversi?
alih2 bikhu bergitar pun,perlu kontroversi
untuk belajar lekukan tubuh sang gadis ..eh darma
dan meditasi psk pun perlu kontroversi untuk belajar lendir.. eh..maaf, darma
Quote from: andry on 14 June 2011, 01:38:45 AM
apakah dharma perlu kontroversi?
alih2 bikhu bergitar pun,perlu kontroversi
untuk belajar lekukan tubuh sang gadis ..eh darma
dan meditasi psk pun perlu kontroversi untuk belajar lendir.. eh..maaf, darma
yang bilang kontroversi bukan saya loh... saya hanya tulis Tri Pitaka Kitab Porno =P~
Seandai-nya ada agama yang membutuhkan peningkatan jumlah pemeluk-nya, maka pengurus-nya bisa menghubungi anda sebagai marketing-nya. Karena anda sudah mahir dalam menggunakan 'strategi marketing murahan'. Seperti koran-koran kelas kacangan yang isi-nya tidak bermutu tapi menjual judul panas untuk menaikkan omset.
Mari kita saksikan bagaimana traktor lubis melakukan adegan panas buka-bukaan di dhammacitta. Bagaimana menurut bro dengan judul seperti itu? Sudah sesuai dengan strategi marketing murahan yang anda lakukan?
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 03:13:49 AM
Seandai-nya ada agama yang membutuhkan peningkatan jumlah pemeluk-nya, maka pengurus-nya bisa menghubungi anda sebagai marketing-nya. Karena anda sudah mahir dalam menggunakan 'strategi marketing murahan'. Seperti koran-koran kelas kacangan yang isi-nya tidak bermutu tapi menjual judul panas untuk menaikkan omset.
Mari kita saksikan bagaimana traktor lubis melakukan adegan panas buka-bukaan di dhammacitta. Bagaimana menurut bro dengan judul seperti itu? Sudah sesuai dengan strategi marketing murahan yang anda lakukan?
Anda jelas pengamat gagal yang alih profesi menjadi kritikus dan psikiater.
Hampir!
Bila anda tertarik, bisa lihat video porno saya dengan Sasha Gray. Atau
Kemudian perihal porno.
Anda pernah lihat relief yang di kaki candi Borobudur? Itu bisa berpotensi porno dalam arti yang verbal. Artikel ini justru hanya porno dalam hal penyampaian sastra.
Quote from: traktor on 14 June 2011, 03:26:36 AM
Anda jelas pengamat gagal yang alih profesi menjadi kritikus dan psikiater.
Hampir!
Bila anda tertarik, bisa lihat video porno saya dengan Sasha Gray. Atau
Photo Porno Malinda Menggenggam Burung Saya
http://www.traktor.co.cc/2011/04/foto-malinda-menggenggam-burungku-yang.html
Kemudian perihal porno.
Anda pernah lihat relief yang di kaki candi Borobudur? Itu bisa berpotensi porno dalam arti yang verbal. Artikel ini justru hanya porno dalam hal penyampaian sastra.
Sori bro, melihat cara penulisan anda saja saya tidak berminat mengunjungi blog anda. Bahkan dari awal-pun saya tidak ikut berkomentar atas copas anda. Karena saya sudah biasa melihat marketing murahan seperti itu. Yang isi-nya tidak ada bobot-nya.
Dan hari ini saya ikut berkomentar karena saya suka menambah sampah yang telah dibuat orang.
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 03:13:49 AM
Seandai-nya ada agama yang membutuhkan peningkatan jumlah pemeluk-nya, maka pengurus-nya bisa menghubungi anda sebagai marketing-nya. Karena anda sudah mahir dalam menggunakan 'strategi marketing murahan'. Seperti koran-koran kelas kacangan yang isi-nya tidak bermutu tapi menjual judul panas untuk menaikkan omset.
Mari kita saksikan bagaimana traktor lubis melakukan adegan panas buka-bukaan di dhammacitta. Bagaimana menurut bro dengan judul seperti itu? Sudah sesuai dengan strategi marketing murahan yang anda lakukan?
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:42:57 AM
yang bilang kontroversi bukan saya loh... saya hanya tulis Tri Pitaka Kitab Porno =P~
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:13:34 AM
Nah, kalau saya tulis Tri Pitaka kitab suci, siapa yang tertarik baca?
konsistenkah bro traktor ?
tapi memang saya sekata dengan Non Sri
jual 'obat kuat atau koyok tempel' lebih cocok deh ^-^
Saya akui judulnya lebih mengundang untuk dibaca daripada "Tripitaka Kitab yang Suci". Tapi menurut saya isinya 'biasa saja', masih membanding-bandingkan dengan kepercayaan lain dan mengunggulkan Buddhisme, namun dengan cara yang berbeda. Fakta yang dibahas juga minim, kebanyakan lebih ke pandangan pribadi.
Meski begitu, semoga bisa membantu mengenalkan dhamma pada orang lain.
kitab porno,...wkwkkwkwkwk bro,..tipitaka aja bukan bentuk kitab,..ditulisan anda tipitaka adlh keranjang sampah,..koq sekarang jd kitab ?? perasaan kitab milik agama sebelah deh ? kakao sendiri nggak pernah bisa kuat memegang tipitaka kl diterjemahin semua,..itu pun yg baru diterjemahkan baru sebagian paling 60% aja bro...
boleh sih idenya,.nanti akan muncul kata2 cabul lainnya,..lambat laun akan terbiasa dg ucapan kita dan akan membawanya keseharian, dan berubah menjadi sifat kemudian menjadi watak, watak menjadi karakter, dan karakter itulah kita ;D
semoga kata2 cabul anda,..baik disengaja ataupun tidak, anda memiliki cetana(kehendak) kelak akan menjadi karma bagi anda ;D
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 03:52:41 AM
Sori bro, melihat cara penulisan anda saja saya tidak berminat mengunjungi blog anda. Bahkan dari awal-pun saya tidak ikut berkomentar atas copas anda. Karena saya sudah biasa melihat marketing murahan seperti itu. Yang isi-nya tidak ada bobot-nya.
Dan hari ini saya ikut berkomentar karena saya suka menambah sampah yang telah dibuat orang.
Prakata:
Diperlukan pendekatan sastra untuk memahami tulisan ini. Tanpa sastra, silahkan close saja jendela halaman ini.
Bukankah saya sudah beri wanti wanti?
Quote from: kakao on 14 June 2011, 09:17:31 AM
kitab porno,...wkwkkwkwkwk bro,..tipitaka aja bukan bentuk kitab,..ditulisan anda tipitaka adlh keranjang sampah,..koq sekarang jd kitab ?? perasaan kitab milik agama sebelah deh ? kakao sendiri nggak pernah bisa kuat memegang tipitaka kl diterjemahin semua,..itu pun yg baru diterjemahkan baru sebagian paling 60% aja bro...
boleh sih idenya,.nanti akan muncul kata2 cabul lainnya,..lambat laun akan terbiasa dg ucapan kita dan akan membawanya keseharian, dan berubah menjadi sifat kemudian menjadi watak, watak menjadi karakter, dan karakter itulah kita ;D
semoga kata2 cabul anda,..baik disengaja ataupun tidak, anda memiliki cetana(kehendak) kelak akan menjadi karma bagi anda ;D
Tidak usah pakai 'semoga' pun, karma itu pasti berlaku.
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 June 2011, 09:05:19 AM
Saya akui judulnya lebih mengundang untuk dibaca daripada "Tripitaka Kitab yang Suci". Tapi menurut saya isinya 'biasa saja', masih membanding-bandingkan dengan kepercayaan lain dan mengunggulkan Buddhisme, namun dengan cara yang berbeda. Fakta yang dibahas juga minim, kebanyakan lebih ke pandangan pribadi.
Meski begitu, semoga bisa membantu mengenalkan dhamma pada orang lain.
Memang saya bukan master Buddhis. Isi tulisan saya yah untuk perbandingan dengan orang-orang yang suka kr****nisasi di Blog saya.
Quote from: adi lim on 14 June 2011, 06:19:17 AM
konsistenkah bro traktor ?
tapi memang saya sekata dengan Non Sri
jual 'obat kuat atau koyok tempel' lebih cocok deh ^-^
makasih.... saya jual sastra om.
om traktor saya maklum om,..kita sama2 org seni,..maklum ya om,.kadang banyak menerima kritikan dan pujian itu jarang banget, tp nanti om kl sdh terkenal pasti dicari2,nggak apa2 om,..yang waras ngalah aj ya,.. :))..kakao cuma mau tanya apa nggak ada cara lain mempopulerkan bloq om dg gambar dan tulisan agak jorok gitu loh,..soalnya kakao jg di DC ini udah dicap org paling jorokkarena upilnya :))
soalnya kakao jg punya blog om,.biar org2 pada liat bloq kakao juga http://maghabudhi.blogspot.com/
maklum om baru belajar ngebloq ;D trus kalau sdh hit 1 juta apakah bisa dibeli oleh google om? ;D
jawab ya om,nggak dijawab om bodong ;D
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:50:25 PM
Memang saya bukan master Buddhis. Isi tulisan saya yah untuk perbandingan dengan orang-orang yang suka kr****nisasi di Blog saya.
Tidak perlu menjadi seorang Master Buddhis, hanya perlu jadi seorang Buddhis untuk tidak meniru apa yang tidak pantas ditiru.
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:13:34 AM
Nah, kalau saya tulis Tri Pitaka kitab suci, siapa yang tertarik baca?
Jika Tripitaka ditulis sebagai:
1. Kitab suci; maka orang yang tertarik untuk membaca adalah orang yang ingin tau, mengapa disebut suci. Hal suci apa yang bisa ditemukan?
2. Kitab porno; maka orang yang tertarik adalah:
a. Orang yang siap berdebat (tidak setuju dengan judul).
b. Orang yang ingin menemukan sesuatu yang porno (dalam konotasi negatif) di dalamnya. Jika setelah membaca satu atau dua baris, lalu dia tau bahwa kata "porno" di sini tidak negatif, kemungkinan dia tidak berminat untuk terus membaca.
____________
Sekadar masukan saja, saya termasuk orang yang risih ketika cara pengenalan Dhamma menggunakan kata-kata vulgar :)
[spoiler]
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:48:28 PM
Prakata:
Diperlukan pendekatan sastra logika untuk memahami tulisan ini. Tanpa sastra logika, silahkan close saja jendela halaman ini.
[/spoiler] Mirip seseorang :whistle:
Quote from: Sunyata on 14 June 2011, 05:15:31 PM
[spoiler][/spoiler] Mirip seseorang :whistle:
Master logika, master ilusi, master sastra...
lama-lama jadi schizophrenia...
Thanks all....
Saya tidak risi melihat reliaf bugil, ngeseks, porno bahkan di candi Buddha terbesar di Indonesia, Borobudur. (bagian kaki candi yang dibuka sebagian)
Quote from: dilbert on 14 June 2011, 05:45:30 PM
lama-lama jadi schizophrenia...
Halo bos, masih ingat saya? roughtorer
Quote from: traktor on 14 June 2011, 05:46:29 PM
Thanks all....
Saya tidak risi melihat reliaf bugil, ngeseks, porno bahkan di candi Buddha terbesar di Indonesia, Borobudur. (bagian kaki candi yang dibuka sebagian)
sama... dan karena itu, lantas tidak menjadi-kan saya merasa orang yang menganggap porno itu "abu-abu"
Quote from: traktor on 14 June 2011, 05:47:24 PM
Halo bos, masih ingat saya? roughtorer
roughtourer ? samar-samar... antara nyata dan ilusi (gejala schizophrenia ) ?
Menetapkan standard bagi orang lain sesuai dengan standard dirinya sendiri adalah karakteristik dari egosentrisme. Pendek kata: kurang mampu berempati.
"Gue ga risih, ngapain loe orang risih?"
Quote from: dilbert on 14 June 2011, 05:48:28 PM
roughtourer ? samar-samar... antara nyata dan ilusi (gejala schizophrenia ) ?
Mungkin sudah mulai ada gejala. Saya merindukan kehadiran master logika dan ilusi. Bisa anda bayangkan jika mereka berdebat bertiga? Saya akan jadi penonton yang baik jika mereka bertiga berdebat.
Tapi 1 hal yang jelas sama dari tipe master dan jujur saja saya memang salut, mental-nya sama-sama b*d*k.
Bisa bro lihat bagaimana mereka sangat berambisi dengan tulisan-tulisan mereka? Dan lama-lama bosan juga dengan permainan seperti ini.
Dan kesamaan lain-nya: mereka selalu gugur jika sudah tidak ada yang minat dengan tulisannya.
Quote from: traktor on 14 June 2011, 05:46:29 PM
Thanks all....
Saya tidak risi melihat reliaf bugil, ngeseks, porno bahkan di candi Buddha terbesar di Indonesia, Borobudur. (bagian kaki candi yang dibuka sebagian)
maksudnya risi melihat, tapi tidak risi membicarakan dan mempostingkan disini ?
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:51:08 PM
makasih.... saya jual sastra om.
maksudnya sastra kampungan ? gw tidak melihat ada nilai sastra nya koqqqq
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:07:49 AM
Prakata:
Diperlukan pendekatan sastra untuk memahami tulisan ini. Tanpa sastra, silahkan close saja jendela halaman ini.
==================================
Sabar sabar..... Jangan ngamuk dulu!
Anda tahu apa arti porno? Sudah gak usah diucapkan. Asal tahu saja. Yang pasti, sesuatu yang porno itu identik dengan ketelanjangan. Polos, tanpa penutup, tanpa tabir.
Dalam mengungkapkan kebenaran hidup, dengan caranya sendiri, Sidharta Gaotama adalah manusia porno. Tanpa penutup, tanpa tabir, tanpa penghalang, semuanya gamblang...
Porno sekali.
Tri Pitaka sebagai kitab yang terdiri dari antara lain kisah hidup, kotbah, ajaran dan hal hal lain yang terangkum dalam 3 kategori, Sutta, Vinaya dan Abhidhamma adalah kitab yang sangat porno seporno-pornonya yang bisa anda bayangkan.
Tanpa basa basi, pakaian-pakaian suci indah mutu manikam, Tri Pitaka menyatakan Hidup Ini Adalah Duka!
Anda bayangkan, kitab lain akan memakai banyak sekali pakaian yang berbelit belit menutupi kebenaran dari ketelanjangan. Dengan mengatakan hidup ini adalah anugerah, hidup ini adalah indah, hidup ini suci, hidup ini adalah segalanya deh..... tapi tentu saja langsung diikuti tapi. 'Tapi' yang sebagai izin untuk anda untuk menelanjangi tubuh kebenaran itu.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian merusaknya dengan dosa.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian terlena pada nafsu.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian melupakan kodratnya sebagai mahluk Tuhan.
Dalam hal Tuhan pun kemudian Tri Pitaka dan Sidharta Gautama berlaku sangat porno. Sangat telanjang bulat, sangat bugil.
TIDAK ADA TUHAN! Kemungkinan Tuhan Tidak Ada!
Itulah mengapa saat belajar sufi dan tasawuf seseorang bisa dengan lantang berani berteriak 'akulah Tuhan.... Akulah nabi... Akulah Alfa akulah Omega!"
Atau umat agama yang lain meneriakkan.... Dialah Anak Manusia yang Sekaligus juga Tuhan. Bahkan dijadikan 3 tetapi 1.
Dan Tri Pitaka dengan gamblang tanpa penutup selembar benangpun menari nari dengan pornonya di pikiran anda. Samma Sambuddha. Buddha yang manusia. Buddha yang merupakan mahluk sempurna. Manusia yang sudah mencapai kesempurnaan.
Dengan porno sekali, Tri Pitaka kemudian mengajarkan, Buddha bukan Tuhan!
Apa itu Tuhan? Apa peduli Tuhan?
===========================================
Karena pornonya kulit kulit indah Tri Pitaka dan ajaran Buddha, anda memerlukan lidah untuk mengecapnya. Bukan sekedar sendok untuk colek colek. Lidah bisa merasakan, tapi sendok tidak.
tau darimana om Tuhan itu tidak ada? kok om sok tau gitu sih?
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:51:08 PM
makasih.... saya jual sastra om.
semoga bukan pedagang Dhamma
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 05:57:41 PM
Mungkin sudah mulai ada gejala. Saya merindukan kehadiran master logika dan ilusi. Bisa anda bayangkan jika mereka berdebat bertiga? Saya akan jadi penonton yang baik jika mereka bertiga berdebat.
Tapi 1 hal yang jelas sama dari tipe master dan jujur saja saya memang salut, mental-nya sama-sama b*d*k.
Bisa bro lihat bagaimana mereka sangat berambisi dengan tulisan-tulisan mereka? Dan lama-lama bosan juga dengan permainan seperti ini.
Dan kesamaan lain-nya: mereka selalu gugur jika sudah tidak ada yang minat dengan tulisannya.
jangan bilang master DJ dan master Logic deh sis... trauma nih saya ^-^
kok saya jadi melekat sama 2 master itu ya.... yah jadi sampah yang kurang level deh saya :))
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:07:49 AM
Prakata:
Diperlukan pendekatan sastra untuk memahami tulisan ini. Tanpa sastra, silahkan close saja jendela halaman ini.
==================================
Sabar sabar..... Jangan ngamuk dulu!
Anda tahu apa arti porno? Sudah gak usah diucapkan. Asal tahu saja. Yang pasti, sesuatu yang porno itu identik dengan ketelanjangan. Polos, tanpa penutup, tanpa tabir.
Dalam mengungkapkan kebenaran hidup, dengan caranya sendiri, Sidharta Gaotama adalah manusia porno. Tanpa penutup, tanpa tabir, tanpa penghalang, semuanya gamblang...
Porno sekali.
Tri Pitaka sebagai kitab yang terdiri dari antara lain kisah hidup, kotbah, ajaran dan hal hal lain yang terangkum dalam 3 kategori, Sutta, Vinaya dan Abhidhamma adalah kitab yang sangat porno seporno-pornonya yang bisa anda bayangkan.
Tanpa basa basi, pakaian-pakaian suci indah mutu manikam, Tri Pitaka menyatakan Hidup Ini Adalah Duka!
Anda bayangkan, kitab lain akan memakai banyak sekali pakaian yang berbelit belit menutupi kebenaran dari ketelanjangan. Dengan mengatakan hidup ini adalah anugerah, hidup ini adalah indah, hidup ini suci, hidup ini adalah segalanya deh..... tapi tentu saja langsung diikuti tapi. 'Tapi' yang sebagai izin untuk anda untuk menelanjangi tubuh kebenaran itu.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian merusaknya dengan dosa.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian terlena pada nafsu.
Tapi, yang kadang berupa... manusia kemudian melupakan kodratnya sebagai mahluk Tuhan.
Dalam hal Tuhan pun kemudian Tri Pitaka dan Sidharta Gautama berlaku sangat porno. Sangat telanjang bulat, sangat bugil.
TIDAK ADA TUHAN! Kemungkinan Tuhan Tidak Ada!
Itulah mengapa saat belajar sufi dan tasawuf seseorang bisa dengan lantang berani berteriak 'akulah Tuhan.... Akulah nabi... Akulah Alfa akulah Omega!"
Atau umat agama yang lain meneriakkan.... Dialah Anak Manusia yang Sekaligus juga Tuhan. Bahkan dijadikan 3 tetapi 1.
Dan Tri Pitaka dengan gamblang tanpa penutup selembar benangpun menari nari dengan pornonya di pikiran anda. Samma Sambuddha. Buddha yang manusia. Buddha yang merupakan mahluk sempurna. Manusia yang sudah mencapai kesempurnaan.
Dengan porno sekali, Tri Pitaka kemudian mengajarkan, Buddha bukan Tuhan!
Apa itu Tuhan? Apa peduli Tuhan?
===========================================
Karena pornonya kulit kulit indah Tri Pitaka dan ajaran Buddha, anda memerlukan lidah untuk mengecapnya. Bukan sekedar sendok untuk colek colek. Lidah bisa merasakan, tapi sendok tidak.
karena ini diskusi umum, saya berharap mengunakan kaidah2 umum, bukan kaidah2 seniman cabul.
btw ada tiga point penting untuk didiskusikan
1. tentang keterbukaan ( yg TS bilang 'porno') dari Tipitaka? atau tentang Ajarang Buddha Gotama?
2. Perbandingan keterbukaan antara kitab2 agama. saya gak tau, emang di kuran sama alkitab itu ada yg disensor yah?
3.
Quote
Dalam hal Tuhan pun kemudian Tri Pitaka dan Sidharta Gautama berlaku sangat porno. Sangat telanjang bulat, sangat bugil.
TIDAK ADA TUHAN! Kemungkinan Tuhan Tidak Ada!
ini sebuah statement serius. dimanakan sumber acuan anda?
trims.. semoga jawabannya tidak perlu dirangkai2 dan diukir2 seindah mungkin.. karena akan sangat... sangatt benar benar sangatttt sulit bagi saya menangkap maksudnya.
Quote from: traktor on 14 June 2011, 01:07:49 AM
Prakata:
Diperlukan pendekatan sastra untuk memahami tulisan ini. Tanpa sastra, silahkan close saja jendela halaman ini.
[...]
[at] Traktor: saya tidak begitu tau tentang sastra, saya hanya tau bahwa sebuah tulisan bisa dibuat menarik dengan menggunakan kata-kata yang unik (seperti puisi atau prosa).
Kata-kata yang digunakan pun tidak perlu yang kontroversial, tapi bisa diciptakan sedemikian rupa sehingga orang tertarik membacanya.
Berikut ini contohnya:
sumber: http://www.facebook.com/#!/note.php?note_id=446686682598
QuoteMelihat Teman
Suatu hari, ia secara tidak sengaja tahu, bahwa orang muda yang dulu dilihatnya sebagai penterjemah itu, benar-benar beranjak pergi dari sesuatu yag lama dan menuju sesuatu yang baru, yang walau jarak fisiknya bukan apa-apa, tapi kian terasa menebal sekatnya dan kentara terpisah dari sebagian besar teman-teman yang lain.
Ia pernah terpesona dengan lompatan semacam itu, dan masih saja terasa. Suatu posisi sadar untuk menjarakkan diri dengan apa yang umumnya orang lakukan.
Sebenarnya, waktu malam itu ia ditanya kesan terdalam saat berada disana, Ia sedang malu-malu untuk bilang bahwa hal yang paling mengena adalah ikut dalam hidup surut dari keramaian, hening dengan beberapa orang yang terang-terangan menyatakan bahwa dunia ini harus dilepaskan, atau tak boleh digenggam erat-erat. Ia heran beberapa orang menghidupi jalan itu secara terbuka dan teguh. Tapi waktu itu, ia tidak bilang begitu, ia hanya bilang ia senang menjadi tamu, menjadi seorang asing ditengah kawanan yang baik hati, Yang makan tanpa suara, yang tak meninggalkan sisa sia-sia pada piring-piring mereka.
Melihat para sesepuh ghuru itu, dalam jubah biru lembut, membicarakan kehidupan sambil duduk bersila didepan, melakukan sujud hormat pada yang mereka hormati, mendedikasikan jam-jam, dan hari-hari untuk mengamati dan melepaskan kelekatan, dan melihat mereka mengucapkan Tekad bulat untuk menyeberangkan semua bentuk kehidupan, sungguh mendesak-desak di dadanya. Apalagi pas syair disuarakan berbarengan, dengan suara dalam dan berat, ditambah denting-denting logam dan lonceng, kesannya mistis dan jauh dari keributan hidup hariannya. Buat dia, itu sesuatu yang tidak berasal dari dunia ini, tidak berasal dari dunia keseharian yang ia hidupi. Daerah tinggi berkabut dingin dengan warna abu-abu dari udara padat uap yang kabutnya kadang-kadang melongok di jendela dan nafas manusia, becampur semua hal tadi, benar-benar baru dan mengendap dalam benak dan mimpi. "Hari sudah sore, satu hari sudah lewat, batas waktu mendekat, seperti ikan yang menggelepar di kolam kering, demikian hidup sudah sedemikan genting", begitu kira-kira salah satu syair yang secara kabur tersisa di kepalanya.
Melihat sesepuh yang diam tenang, melangkah diatas karpet tanpa suara, dan keheningan yang tercipta di ruang itu, sungguh merupakan kenyataan baru dan punya dimensi lain. Ia ingat suatu malam saat hakekat hidup di babarkan, bicara mereka yang sepatah-sepatah dan tegas itu, yang dipisahkan oleh pengalan-penggalan si penterjemah, menjadikan ceramah itu seperti bait -bait puisi saja, muncul sepenggal-sepenggal dengan jeda keheningan yang dalam.
Melihat para guru yang menepis hura-hura hidup, sungguh menyadarkan bahwa hidup bukan hanya ini, bukan hanya seperti yang ia hidupi setiap hari. Mereka sungguh menjadi simbol, sebuah rem saat roda rutinitas melaju cepat, atau suatu tonggak, tiang pancang dimana hidup yang berputar-putar ini harus diikatkan ke suatu tonggak yang diam.
Waktu di sana, Ia merasa sungguh menjadi anak kampungan dan terbelakang sekali, namun itu membuatnya cukup senang, itu membebaskannya dari suatu entah. Persisnya, disana ia boleh tidak menjadi siapa-siapa. Yang lain senang karena metode yang diajarkan cukup lancar berjalan, tapi Ia senang untuk alasan yang sangat simple. Seperti anak kecil terkagum-kagum pada capung, ia senang sekali menerima pagi, setiap hari, melihat para sesepuh duduk bersila didepan sana, dengan latar belakang pohon cemara dan langit biru yang menerobos masuk lewat jendela panjang/ dinding joglo yang separuh hanya kaca-kaca saja.
Tiap petang pun sama begitu, didepan para sesepuh itu, beberapa siswa duduk tak bergeming. Ia menulis cerita pada temannya yang sebenarnya mau ikut pergi ke tempat itu tapi tidak bisa, Ia bilang rasanya seperti ada di candi raksasa yang legendaris itu, dengan banyak tubuh duduk tak bergeming di malam bulan purnama.
apakah perlu untuk eye catching dengan judul thread seperti ini? yang ada malah ngerecok forum, dan orang yang hanya baca sepintas judulnya saja bisa salah paham...cape de
dear admin, mohon dilakukan pembenahan terhadap tulisan2 bro traktor, dirapikan dalam sebuah thread khusus seperti jurnal harian...biar ga berceceran dan berantakan seperti ini
lebih baik jika TS pakai bahasa yg biasa saja... lebih enak dibaca.. _/\_
Quote from: 2nd on 16 June 2011, 10:28:10 PM
lebih baik jika TS pakai bahasa yg biasa saja... lebih enak dibaca.. _/\_
memang tujuan-nya mau narik traffic kunjungan ke blog penulis... jadi yah pakai bahasa agak provokatif... Banyak jalan supaya bisa membuat blog/website kita banyak pengunjung-nya, tetapi penulis memutuskan memakai bahasa yang provokatif.
Yah sutra-lah...
NB : What others do is their kamma, How we re-act is our kamma.
Saya lihat ada banyak komentar yang memojokan hasil karya bro Traktor,dalam penggunaan bahasa-nya,sejak awal saya membaca judul,memang muncul sebuah rasa penasaran akan isi selanjutnya,dan saat membaca isi secara lengkap,saya suka hasil karangannya,sampai akhirnya saya baca komentar2 pedas dari senior2 disini,memang penggunaan kata "porno" berlebihan namun isi yang berusaha disampaikan cukup dapat dimengerti,kata "porno" hanya untuk mewakili keterbukaan ajaran Buddha Gaotama,ini tergantung bagaimana pembaca memandang kata "porno" dalam tulisan ini,jika memang penggunaan kata itu untuk menarik pembaca selama niat pembuatannya bukan untuk merendahkan Agama lain,bagi saya tak masalah,ini seperti reaksi umat Buddha saat dibuatnya patung Buddha berkepala Gus dur,niat seniman pembuat patung hanya ingin menghormati Gus Dus dan saat itu timbul protes,"itu sebuah penghinaan" padahal jika saya liat lebih dalam,ini bukan sebuah penghinaan,jikapun takut disalahgunakan pembuatan patung sejenis kemudia hari,itu bisa disampaikan baik2,demikian juga dalam karya bro traktor ini.Mungkin salah namun sampaikan dengan halus dan baik untuk perubahan yang positif tanpa memicu permusuhan.
Quote from: Ruenis on 17 June 2011, 09:39:43 PM
Saya lihat ada banyak komentar yang memojokan hasil karya bro Traktor,dalam penggunaan bahasa-nya,sejak awal saya membaca judul,memang muncul sebuah rasa penasaran akan isi selanjutnya,dan saat membaca isi secara lengkap,saya suka hasil karangannya,sampai akhirnya saya baca komentar2 pedas dari senior2 disini,memang penggunaan kata "porno" berlebihan namun isi yang berusaha disampaikan cukup dapat dimengerti,kata "porno" hanya untuk mewakili keterbukaan ajaran Buddha Gaotama,ini tergantung bagaimana pembaca memandang kata "porno" dalam tulisan ini,jika memang penggunaan kata itu untuk menarik pembaca selama niat pembuatannya bukan untuk merendahkan Agama lain,bagi saya tak masalah,ini seperti reaksi umat Buddha saat dibuatnya patung Buddha berkepala Gus dur,niat seniman pembuat patung hanya ingin menghormati Gus Dus dan saat itu timbul protes,"itu sebuah penghinaan" padahal jika saya liat lebih dalam,ini bukan sebuah penghinaan,jikapun takut disalahgunakan pembuatan patung sejenis kemudia hari,itu bisa disampaikan baik2,demikian juga dalam karya bro traktor ini.Mungkin salah namun sampaikan dengan halus dan baik untuk perubahan yang positif tanpa memicu permusuhan.
jika anda mengikuti dari awal, mungkin anda akan tau, pertama ada yang mencoba mengarahkan bro traktor dengan cara halus agar tata bahasa yang di gunakan dapat lebih baik dan sopan... tapi tidak di dengar.
yang kedua menggunakan cara yang sama extrim, yang berefek bro tl yang marah2, jika kita mengeluarkan kata2 pedas kita pun harus siap menerima kata2 pedas.
kata porno tentang tipitaka dan ajaran memang masuk akal tetapi ada yang mulai keluar jalur saat penyebutan sang buddha porno dll.
QuoteSidharta Gautama berlaku sangat porno. Sangat telanjang bulat, sangat bugil.
Quote from: wang ai lie on 17 June 2011, 10:31:48 PM
jika anda mengikuti dari awal, mungkin anda akan tau, pertama ada yang mencoba mengarahkan bro traktor dengan cara halus agar tata bahasa yang di gunakan dapat lebih baik dan sopan... tapi tidak di dengar.
yang kedua menggunakan cara yang sama extrim, yang berefek bro tl yang marah2, jika kita mengeluarkan kata2 pedas kita pun harus siap menerima kata2 pedas.
kata porno tentang tipitaka dan ajaran memang masuk akal tetapi ada yang mulai keluar jalur saat penyebutan sang buddha porno dll.
Memang untuk penggunaan yang anda quote itu berlebihan,TL terlalu ekstrim,tapi kita tak tau apa niat TL membuat tulisan itu,entah berniat menghina atau menyampaikan sebuah maksud dengan cara yang berbeda,tapi yang pasti jika TL bermaksud menghina Buddha,menjelek2kan Buddha maka dia pun bukan yang pertama,sudah ada banyak orang dan kita tak punya kemampuan untuk menutup mulut mereka dan berkata "jangan menghina!"atau "jangan kurang ajar!" toh apa yang kita anggap menghina atau merendahkan tak pernah kita temukan dalam tri pitaka, Buddha Bugil,telanjang ya mungkin saja saat beliau pergi mandi hahahahaha terlebih lagi saya liat TL sudah membuat persiapan atas kemungkinan salah tafsir dengan menulis pernyataan yang kurang lebih berbunyia "membaca tulisan berikut ini butuh pendekatan sastra,jika tidak paham hal itu maka jangan baca atau tutup halaman ini" yaa walau akhirnya salah tafsir memang terjadi :D
saya tak mendukung TL yang ekstrim,saya juga berharap dia membuat tulisan2 yang lebih mencerahkan dan mudah dipahami.
salam
Quote from: Ruenis on 18 June 2011, 06:29:57 AM
Memang untuk penggunaan yang anda quote itu berlebihan,TL terlalu ekstrim,tapi kita tak tau apa niat TL membuat tulisan itu,entah berniat menghina atau menyampaikan sebuah maksud dengan cara yang berbeda,tapi yang pasti jika TL bermaksud menghina Buddha,menjelek2kan Buddha maka dia pun bukan yang pertama,sudah ada banyak orang dan kita tak punya kemampuan untuk menutup mulut mereka dan berkata "jangan menghina!"atau "jangan kurang ajar!" toh apa yang kita anggap menghina atau merendahkan tak pernah kita temukan dalam tri pitaka, Buddha Bugil,telanjang ya mungkin saja saat beliau pergi mandi hahahahaha terlebih lagi saya liat TL sudah membuat persiapan atas kemungkinan salah tafsir dengan menulis pernyataan yang kurang lebih berbunyia "membaca tulisan berikut ini butuh pendekatan sastra,jika tidak paham hal itu maka jangan baca atau tutup halaman ini" yaa walau akhirnya salah tafsir memang terjadi :D
saya tak mendukung TL yang ekstrim,saya juga berharap dia membuat tulisan2 yang lebih mencerahkan dan mudah dipahami.
salam
sebelumnya kita sudah melakukan pendekatan, dan tidak asal komentar pedas, malah menyarankan bro TL untuk mengubah tata bahasa yang dia pakai, jangan terpengaruh kau abrahamic yang selama ini ada di sekitar dia, memang ada nilai positifnya , tapi kesan negatifpun lebih kentara _/\_
Quote from: Ruenis on 18 June 2011, 06:29:57 AM
Memang untuk penggunaan yang anda quote itu berlebihan,TL terlalu ekstrim,tapi kita tak tau apa niat TL membuat tulisan itu,entah berniat menghina atau menyampaikan sebuah maksud dengan cara yang berbeda,tapi yang pasti jika TL bermaksud menghina Buddha,menjelek2kan Buddha maka dia pun bukan yang pertama,sudah ada banyak orang dan kita tak punya kemampuan untuk menutup mulut mereka dan berkata "jangan menghina!"atau "jangan kurang ajar!" toh apa yang kita anggap menghina atau merendahkan tak pernah kita temukan dalam tri pitaka, Buddha Bugil,telanjang ya mungkin saja saat beliau pergi mandi hahahahaha terlebih lagi saya liat TL sudah membuat persiapan atas kemungkinan salah tafsir dengan menulis pernyataan yang kurang lebih berbunyia "membaca tulisan berikut ini butuh pendekatan sastra,jika tidak paham hal itu maka jangan baca atau tutup halaman ini" yaa walau akhirnya salah tafsir memang terjadi :D
saya tak mendukung TL yang ekstrim,saya juga berharap dia membuat tulisan2 yang lebih mencerahkan dan mudah dipahami.
salam
tidak ada masalah dengan bagaimana dia menyampaikan, bahkan jika menghina agama buddha tidak apa2.
tujuannya sudah dijelas dikatakan adalah demi mempromosikan blognya. apa yg terjadi di sini adalah kasus di mana seseorang menulis sesuatu kemudian tidak dapat mempertahankan tulisannya ketika didebat, yg akhirnya membuatnya menjadi gundah gulana dan merengek2 di luar sana
^^^
karena masih merengek2 kayak anak kecil jadi sekali2 harus 'dibesut' :))
Quote from: adi lim on 18 June 2011, 12:15:49 PM
^^^
karena masih merengek2 kayak anak kecil jadi sekali2 harus 'dibesut' :))
ajak banyak2 member DC ke blog-nya, terus ntar dikeluarkan statistik-nya pengunjung... wkwkwkwkwk