Forum Dhammacitta

Komunitas => Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum => Topic started by: Mr.Jhonz on 12 June 2011, 09:17:57 PM

Title: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Mr.Jhonz on 12 June 2011, 09:17:57 PM
Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu.
Teriakan "Usir, usir...tak punya hati nurani" trs menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) sian. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar ditengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebihdari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.
Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran.Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.
Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinyabaru mengetahui kasus itu pada 16 Meilalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan 'taktik kotor'itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini keDinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Dan perkembangan selanjutnya, wargadan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.
Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.
Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi BalaiRW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsungmenghujat keluarga Siami.
Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.
Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akankena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. "Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya," ucap salah satu ibuyang mendapat tepukan meriah wargalain.
Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.
"Menyontek adalah awal dari korupsi.Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian," sindir Daniel.
Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.
Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak "usir... usir". Namun warga mulai tenang karena Sukatman tampak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.
Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami.Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.
Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. "Saya minta maaf kepada semua warga..." ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
Namun, sang suami terus membimbing,membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak "usir". Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.
Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, "Saya tidak menyangka permasalahan akan sepertiini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik."
Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.
Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. "Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik," kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.
Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.
Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. "Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti," katanya.
Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al,Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. "Warga ternyata sakit," katanya.
Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dandua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. "Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah," papar Daniel.
Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas punhasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya denganjawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.
Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.
(sur) Sumber : http://www.fimadani.com/potret-bangs...-malah-hancur/
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 12 June 2011, 09:30:48 PM
resiko hidup di kelompok masyarak yang membenarkan segala cara... kasian juga sang ibu, semoga bisa berakhir baik _/\_
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: johan3000 on 12 June 2011, 09:53:20 PM
kekuasaan membenarkan segala hal.
apalagi kelompok yg berkuasa....


bagaimana kalau ibu tsb wali kota ?
bagaimana kalau ibu tsb presiden ?



utk ibu tsb gak usah nangis, atau menyesal...
karna Buddha mengatakan org mulia kalau perbuatannya mulia, bukan dari kasta, dst...  (ingat cerita pengangkat tinja?)

Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: pannadevi on 12 June 2011, 11:07:52 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 12 June 2011, 09:17:57 PM
Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu.
Teriakan "Usir, usir...tak punya hati nurani" trs menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) sian. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar ditengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebihdari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.
Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran.Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.
Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinyabaru mengetahui kasus itu pada 16 Meilalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan 'taktik kotor'itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini keDinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Dan perkembangan selanjutnya, wargadan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.
Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.
Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi BalaiRW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsungmenghujat keluarga Siami.
Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.
Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akankena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. "Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya," ucap salah satu ibuyang mendapat tepukan meriah wargalain.
Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.
"Menyontek adalah awal dari korupsi.Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian," sindir Daniel.
Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.
Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak "usir... usir". Namun warga mulai tenang karena Sukatman tampak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.
Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami.Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.
Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. "Saya minta maaf kepada semua warga..." ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
Namun, sang suami terus membimbing,membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak "usir". Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.
Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, "Saya tidak menyangka permasalahan akan sepertiini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik."
Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.
Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. "Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik," kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.
Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.
Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. "Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti," katanya.
Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al,Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. "Warga ternyata sakit," katanya.
Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dandua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. "Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah," papar Daniel.
Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas punhasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya denganjawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.
Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.
(sur) Sumber : http://www.fimadani.com/potret-bangs...-malah-hancur/

Bhante Panna gitu lho.... :jempol:
semua orang sebenarnya sakit jiwa, hanya kadarnya berbeda2....

di Jatim budayanya amat keras, cenderung kasar, jadi agak sulit meredam emosi masyarakatnya. apalagi tingkatan grass-root, yang notabene amat mudah sekali disulut. itulah sebabnya yang "melek politik" akan unggul dlm perolehan suara jika mereka berhasil merangkul grass-root, amat mudah dihasut, dikibulin, diiming2in, digosipin, langsung dah mereka segera tersulut dan bergerak...bayangin aja kalo kita sendirian diserbu massa ribuan, mau ga mau kita pasti KALAH. walau kita BENAR tapi dalam jumlah (massa) kita kalah, ga bakalan dah bisa menang.  ;D

satu2nya jalan adalah bagi yg terlibat tetap dikenai sangsi, sedang murid dan orang tuanya sebaiknya pindah saja, keluar dari daerah yg sangat rawan untuk perkembangan pribadi anak dan juga untuk penghidupan keluarga tsb selanjutnya. untuk murid2 yg lain yg terlibat nyontek namun mereka tidak menyontek MUTLAK, mereka tidak sama jawabannya itu menunjukkan mereka juga mengerjakan berdasarkan pikiran mereka sendiri, tentu tidak bisa dijatuhi sangsi, jadi ujian kembali tidak perlu dilakukan krn murid2 tetap mengerjakan sendiri (tidak menyontek mentah2). inilah wajah negeriku tercinta.... ;D
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 12 June 2011, 11:35:30 PM
Quote from: johan3000 on 12 June 2011, 09:53:20 PM
kekuasaan membenarkan segala hal.
apalagi kelompok yg berkuasa....


bagaimana kalau ibu tsb wali kota ?
bagaimana kalau ibu tsb presiden ?



utk ibu tsb gak usah nangis, atau menyesal...
karna Buddha mengatakan org mulia kalau perbuatannya mulia, bukan dari kasta, dst...  (ingat cerita pengangkat tinja?)

itulah masyarakat kita bro, jika ibu itu seorang pejabat, mana mungkin mereka berani, paling cuma bisa menjawab,... njih bu... maaf bu... nyuwun sewu bro.. kulo lepat bu.. dll , jika orang yang tidak punya sosial tinggi  maka akan begitu mudah mereka berteriak, mencaci , menghina dan seperti di atas hukum sepihak(hukum rimba di berlakukan. kenapa sang kepala desa tidak dapat berbuat, karena dia takut tidak akan mendapatkan dukungan suara lagi dari masyarakat. ketidak adilan tidak bisa di pungkiri.. sudah menjadi tradisi
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 13 June 2011, 02:17:26 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 12 June 2011, 09:17:57 PM
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinyabaru mengetahui kasus itu pada 16 Meilalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan 'taktik kotor'itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.

Jika melihat dari berita-nya saja susah juga untuk melihat kebenaran-nya. Tapi si ibu ini tujuannya menunjukkan kejujuran kepada anak-nya atau memuaskan rasa ingin tahu-nya?  Padahal pihak sekolah sudah menerima keluhan-nya dan meminta maaf.


QuoteSetelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini keDinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Kenapa harus diperpanjang dan sampai dia merasa harus bicara kepada media? Dengan ngotot begitu, kesan yang didapat seolah-olah seluruh anak yang lulus UNAS itu berhasil karena anak-nya. Sedangkan ibu itu sendiri, juga tidak mengetahui secara pasti kejadian-nya.Berapakah orangkah yang mendapat contekan?

Dan tanpa bukti yang kuat, dia melangkah sejauh itu. Sehingga tuntutan ibu itu menjadi fitnah di mata orang lain.
Tidak semudah itu untuk menyebar contekan di UNAS. Guru yang mengawas bukan guru sendiri. Dan berapa lama waktu yang tersisa setelah anak-nya menyelesaikan mengisi kertas ujian-nya? Dan berapa lama juga butuh waktu untuk membuat contekan dan menyebar-nya tanpa setahu guru.

Sewaktu saya sekolah dulu, kertas buram hanya ada waktu ujian hitungan. Diluar dari ujian hitungan, tidak dibenarkan ada kertas lain selain kertas ujian.


Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 13 June 2011, 04:42:45 AM
QuoteItu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan 'taktik kotor'itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.

maaf sis, kelihatannya , rasa kesal si ibu cukup beralasan, dilihat dari cerita di atas
1. si anak di paksa gurunya untuk memberi contekan, hal ini cukup meresahkan bagi orang tua jika anak mereka di paksa memberikan contekan (ada kemungkinan dengan ancaman) dan hal itu di lakukan 3 bulan sebelum Unas, kenapa tidak gurunya saja yang memberikan pelajaran tambahan?
bagi saya pribadi jika anak saya di paksa memberikan contekan kepada anak lain oleh gurunya , sudah pasti saya tidak setuju.

2. dengan mudahnya pihak sekolah meminta maaf atas kejadian diatas seakan hal seperti itu permasalahan yang sangat sepele, jika hal ini di biasakan pihak sekolah dengan mudahnya hanya meminta maaf jika melakukan kesalahan2 apalagi pihak komite sekolahpun berkesan tidak peduli.

kebanyakan sekolah menggunakan berbagai cara agar anak didiknya lulus semua, karena hal ini akan menaikan pamor dari sekolah itu, tapi hal ini tidak di iringi dengan memperbaiki kurikulum pendidikan sekolah itu sendiri, entah memberi pelajaran extra, atau meminta bantuan pihak orang tua mengawasi murid untuk belajar jika di rumah. peran serta orang tua pun sebenarnya mempengaruhi kelulusan atau kenaikan putra putri mereka di sekolah karena jika hanya mengandalkan pihak sekolah belum tentu memberi hasil yang maximal.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 13 June 2011, 11:14:27 AM
Quote from: wang ai lie on 13 June 2011, 04:42:45 AM
maaf sis, kelihatannya , rasa kesal si ibu cukup beralasan, dilihat dari cerita di atas
1. si anak di paksa gurunya untuk memberi contekan, hal ini cukup meresahkan bagi orang tua jika anak mereka di paksa memberikan contekan (ada kemungkinan dengan ancaman) dan hal itu di lakukan 3 bulan sebelum Unas, kenapa tidak gurunya saja yang memberikan pelajaran tambahan?
bagi saya pribadi jika anak saya di paksa memberikan contekan kepada anak lain oleh gurunya , sudah pasti saya tidak setuju.

2. dengan mudahnya pihak sekolah meminta maaf atas kejadian diatas seakan hal seperti itu permasalahan yang sangat sepele, jika hal ini di biasakan pihak sekolah dengan mudahnya hanya meminta maaf jika melakukan kesalahan2 apalagi pihak komite sekolahpun berkesan tidak peduli.

kebanyakan sekolah menggunakan berbagai cara agar anak didiknya lulus semua, karena hal ini akan menaikan pamor  dari sekolah itu, tapi hal ini tidak di iringi dengan memperbaiki kurikulum pendidikan sekolah itu sendiri, entah memberi pelajaran extra, atau meminta bantuan pihak orang tua mengawasi murid untuk belajar jika di rumah. peran serta orang tua pun sebenarnya mempengaruhi kelulusan atau kenaikan putra putri mereka di sekolah karena jika hanya mengandalkan pihak sekolah belum tentu memberi hasil yang maximal.
Betul, tapi apakah itu sudah terbukti memang terjadi paksaan seperti itu? Yang kita baca dari berita ini hanya keterangan sepihak. Kalau saya pribadi sih tidak yakin terjadi-nya persis seperti yang diucapkan sang ibu.

Siswa kelas 6 SD lagi, sejauh apa baru kecerdikan mereka untuk melakoni hal seperti itu.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 13 June 2011, 11:17:36 AM
Quote from: sriyeklina on 13 June 2011, 11:14:27 AM
Betul, tapi apakah itu sudah terbukti memang terjadi paksaan seperti itu? Yang kita baca dari berita ini hanya keterangan sepihak. Kalau saya pribadi sih tidak yakin terjadi-nya persis seperti yang diucapkan sang ibu.

Siswa kelas 6 SD lagi, sejauh apa baru kecerdikan mereka untuk melakoni hal seperti itu.
memang sih sis, hal tersebut sulit dibuktikan, tapi dengan permintaan maaf sang guru itu sudah menjadi bukti, jika memang tidak pernah menyuruh atau tidak pernah berbuat salah pasti dia akan tetap pada pendirian dan tidak akan mengakui. sedang sifat anak kelas 6 lebih cenderung tertutup, tidak berani mengadu dan masih takut dengan ancaman.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 13 June 2011, 11:23:39 AM
Quote from: wang ai lie on 13 June 2011, 11:17:36 AM
memang sih sis, hal tersebut sulit dibuktikan, tapi dengan permintaan maaf sang guru itu sudah menjadi bukti, jika memang tidak pernah menyuruh atau tidak pernah berbuat salah pasti dia akan tetap pada pendirian dan tidak akan mengakui. sedang sifat anak kelas 6 lebih cenderung tertutup, tidak berani mengadu dan masih takut dengan ancaman.
Seperti apakah pihak sekolah itu meminta maaf?? Kalau yang saya perkirakan paling sebatas formalitas jika ada yang datang komplain. Dan itu tidak bisa dijadikan patokan.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: DragonHung on 13 June 2011, 11:35:50 AM
dudut, betul-betul dudut . . . . . .

Pihak yang benar malah harus minta maaf pada yang salah, pada keluarga yang menyontek.

Benar2 sudah terbalik dunia ini.
Mungkin ini lah yang disebut kebodohan oleh guru buddha, menganggap yang salah sebagai benar dan menganggap yang benar sebagai salah, sehingga menyebabkan kelak seseorang terlahir kembali dengan IQ jongkok.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 13 June 2011, 11:54:22 AM
Quote from: sriyeklina on 13 June 2011, 11:23:39 AM
Seperti apakah pihak sekolah itu meminta maaf?? Kalau yang saya perkirakan paling sebatas formalitas jika ada yang datang komplain. Dan itu tidak bisa dijadikan patokan.

kalau melihat keseluruhan dari cerita diatas kata maaf yang di sampaikan kepala sekolah bukan formalitas belaka sis, tapi memang kesulitannya kita tidak bisa mendapatkan cerita dari pihak sekolah maupun furu yang bersangkutan.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 13 June 2011, 12:05:35 PM
Quote from: wang ai lie on 13 June 2011, 11:54:22 AM
kalau melihat keseluruhan dari cerita diatas kata maaf yang di sampaikan kepala sekolah bukan formalitas belaka sis, tapi memang kesulitannya kita tidak bisa mendapatkan cerita dari pihak sekolah maupun furu yang bersangkutan.
Kalau perminta-maafan yang digelar itu, sudah jelas untuk meredakan warga dan mencari perdamaian. Kedua-nya diminta untuk saling meminta maaf. Jika pihak sekolah tidak ikut melakukan, maka posisi si ibu akan menjadi lebih parah di mata warga.

Dan karena kita tidak bisa mendapat cerita lengkap-nya jadi kita tidak bisa langsung menuding yang mana benar dan salah.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 13 June 2011, 12:15:38 PM
Quote from: sriyeklina on 13 June 2011, 12:05:35 PM
Kalau perminta-maafan yang digelar itu, sudah jelas untuk meredakan warga dan mencari perdamaian. Kedua-nya diminta untuk saling meminta maaf. Jika pihak sekolah tidak ikut melakukan, maka posisi si ibu akan menjadi lebih parah di mata warga.

Dan karena kita tidak bisa mendapat cerita lengkap-nya jadi kita tidak bisa langsung menuding yang mana benar dan salah.

betul sis, kalau permintaan maaf yang di gelar warga hanya sebagai formalitas, tapi berbeda dengan yang ini
QuoteSiami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf.

bukan langsung menuding sis, pihak yang berwenang adalah depdiknas , mereka tidak akan mungkin memberhentikan guru jika tidak ada bukti atau pengakuan dari guru tersebut.
QuoteAkibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: dilbert on 13 June 2011, 02:33:09 PM
Buruk muka cermin dibelah... orang tua murid lainnya "MALU" karena anak-nya contek, terus menyalah-kan orang lain... itulah demokrasi dominasi mayoritas terhadap minoritas...
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: andry on 13 June 2011, 04:12:49 PM
Quote from: pannadevi on 12 June 2011, 11:07:52 PM
Bhante Panna gitu lho.... :jempol:
-deleted-
apa hubnya dgn bante panna??
lalu bante panna dgn jempol, apa hub nya?
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Wolvie on 13 June 2011, 04:32:34 PM
kasian, ga kebeneran, maksud hati mendidik dan mengajak agar orang laen menghargai kejujuran, ga taunya malah bgini hasilnya..
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 13 June 2011, 06:35:51 PM
Quote from: wang ai lie on 13 June 2011, 12:15:38 PM
betul sis, kalau permintaan maaf yang di gelar warga hanya sebagai formalitas, tapi berbeda dengan yang ini
bukan langsung menuding sis, pihak yang berwenang adalah depdiknas , mereka tidak akan mungkin memberhentikan guru jika tidak ada bukti atau pengakuan dari guru tersebut.
Coba lihat-lihat artikel yang lain. Yang mengeluarkan perintah untuk memberhentikan bukan depdiknas. Dan ujian SD itu tidak diulang karena memang setelah tim turun tidak ditemukan bukti. Dan guru tersebut bukan mengintimidasi/mengancam. Tapi memang menyuruh anak-anak berprestasi untuk memberikan contekan pada teman-teman lain. Yang huruf bold hanya prediksi saya sendiri setelah membaca beberapa artikel.

Ini salah satu link yang saya buka:
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/11/Pendidikan_&_Kesehatan/2011-06-10/103050/Ricuh_SD_Gadel,__Rebutan_Jabatan_Kadindik?
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: johan3000 on 13 June 2011, 06:45:55 PM
QuoteJl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya

1. kalau mau pesan mc Donald  alamat  diatas, diantar gak ?
2. kalau telp polisi alamat diatas, datang gak ?
3. bolehkah saya berkenalan dgn RT nya ?

sorry kalau salah tanya... ;D ;D ;D
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 13 June 2011, 06:48:53 PM
Quote from: johan3000 on 13 June 2011, 06:45:55 PM
1. kalau mau pesan mc Donald  alamat  diatas, diantar gak ?
2. kalau telp polisi alamat diatas, datang gak ?
3. bolehkah saya berkenalan dgn RT nya ?

sorry kalau salah tanya... ;D ;D ;D

Kalau pesan gorden mungkin bisa bro.  ;D
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 13 June 2011, 08:37:48 PM
QuoteDewan Desak Pemkot Cabut Sanksi 3 Guru Gadel
Jum'at, 10 Juni 2011 11:04:19 WIB
Reporter : Arif Fajar Ardianto


Surabaya (beritajatim.com) - Meredam dendam warga Gadel, terhadap  Ny Siami orang tua AL terkait kasus contek massal di SDN gadel II Surabaya dewan mengupayakan memenuhi tuntutan warga, yakni mengembalikan tiga guru yang terkena sanksi dari Dinas Pendidikan.

Seperti diketahui, pasca pelaporan dan pemberian sanksi ketiga guru SDN Gadel II, warga Gadel menaruh dendam yang mendalam terhadap Ny Siami, karena dianggap telah membocorkan serta membahayakan psikologis murid - murid SDN Gadel II.

Dalam pertemuan yang digelar di Balai Rukun warga Kemarin, warga berinisiatif untuk mengusir Ny Siami dari lingkungan Gadel. Mereka menganggap Ny Siami sok, karena berniat memberitahukan kecerdasan anaknya yang mengakibatkan terancamnya seluruh siswa SDN Gadel II yang mengikuti ujian Nasional.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Eddi Budi Prabowo mengatakan bahwa saat ini warga Gadel menaruh kebencian yang mendalam terhadap Ny Siami, yang berujung pada pengusiran.

"Sepertinya warga disana menaruh dendam yang sangat terhadap pelapor," ujar eddi saat ditemui di gedung DPRD Surabaya, Jumat (10/06/2011).

Lebih lanjut, Eddi mengatakan, bahwa pihaknya berupaya untuk meredam amarah warga dengan berusaha mengabulkan salah satu tuntutannya, yakni meminta ketiga guru yang terkena sanksi bebas dan kembali mengajar. meski sulit, karena harus melewati beberapa tahapan, namun Eddi mengaku pihaknya akan tetap berupaya.

"Kita tahu, pengembalian status ketiga guru tersebut sulit, tapi akan kita upayakan, untuk meredam emosi warga, agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan," imbuhnya.

Sebagai langkah awal, Komisi D DPRD surabaya meminta kepada walikota untuk melakukan  kajian ulang terhadap sanksi tiga guru SDN Gadel II. "Kami akan mencoba untuk meminta Walikota mengkaji lagi persoalan tersebut. kasus ini harus segera diselesaikan," tegasnya.

Eddi menjanjikan, bahwa Komisi D DPRD Surabaya yang membidangi masalah Pendidikan dan Kesra akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, tanpa mengorbankan salah satu pihak. "Kita akan beri perhatian khusus, karena ini menyangkut psikologis anak," pungkasnya.[rif/ted]

dari data yang sis berikan, tidak di jelaskan jika pencabutan sanksi yang dib erikan oleh 3 guru tersebut karena tidak melakukan kesalahan, tetapi lebih cenderung memenuhi tuntutan warga, dan mencegah agar tidak terjadi hal2 yang tidak di inginkan.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 14 June 2011, 04:28:06 AM
Quote from: wang ai lie on 13 June 2011, 08:37:48 PM
dari data yang sis berikan, tidak di jelaskan jika pencabutan sanksi yang dib erikan oleh 3 guru tersebut karena tidak melakukan kesalahan, tetapi lebih cenderung memenuhi tuntutan warga, dan mencegah agar tidak terjadi hal2 yang tidak di inginkan.
Sama seperti ketika sanksi dijatuhkan bro. Jadi logika bro saja-lah yang bermain untuk memahami sejauh yang bisa bro pahami. Saya tidak bisa berkomentar lebih lanjut.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 14 June 2011, 05:04:39 AM
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 04:28:06 AM
Sama seperti ketika sanksi dijatuhkan bro. Jadi logika bro saja-lah yang bermain untuk memahami sejauh yang bisa bro pahami. Saya tidak bisa berkomentar lebih lanjut.

waduh logika lagi... hahaha .. jangan logika lagi sis, trauma saya  :))
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: johan3000 on 14 June 2011, 06:21:04 AM
kalau dgn sumbangan masyarakat dpt dibangun suatu tempat umum yg mengingatkan bahwa keadilan akhirnya akan menang utk ibu tsb bertapa baiknya.

nah gak tau tempat ini berupa rumah makan, toko, jasa, sekolah ataupun wc umum yg dpt menghasilkan uang bagi ibu yg diusir...

gimana menurut member2 ?
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 14 June 2011, 06:39:54 AM
Quote from: johan3000 on 14 June 2011, 06:21:04 AM
kalau dgn sumbangan masyarakat dpt dibangun suatu tempat umum yg mengingatkan bahwa keadilan akhirnya akan menang utk ibu tsb bertapa baiknya.

nah gak tau tempat ini berupa rumah makan, toko, jasa, sekolah ataupun wc umum yg dpt menghasilkan uang bagi ibu yg diusir...

gimana menurut member2 ?

mungkin saja bisa terjadi bro, jika ada yang mengkoordinir sumbangan untuk si ibu yang terusir, bisa juga di sewakan tempat sementara yang jauh dari lingkungan tersebut . dan sedikit modal untuk buka warung kecil2an ,

apa bro saceng akan memulainya?
mohon referensinya jika ya berikut alasannya, terima kasih ;D
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: johan3000 on 14 June 2011, 07:10:57 AM
Quote from: wang ai lie on 14 June 2011, 06:39:54 AM
mungkin saja bisa terjadi bro, jika ada yang mengkoordinir sumbangan untuk si ibu yang terusir, bisa juga di sewakan tempat sementara yang jauh dari lingkungan tersebut . dan sedikit modal untuk buka warung kecil2an ,

apa bro saceng akan memulainya?
mohon referensinya jika ya berikut alasannya, terima kasih ;D

WC umum kelihatannya mantep....
mungkin ada yg berkompetent memulainya ?
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 14 June 2011, 11:51:41 AM
Memang sudah mulai ada himbauan untuk mengumpulkan sumbangan untuk keluarga ibu sami. Tapi kayanya bukan untuk buat WC deh bro johan.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 14 June 2011, 11:52:55 AM
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 11:51:41 AM
Memang sudah mulai ada himbauan untuk mengumpulkan sumbangan untuk keluarga ibu sami. Tapi kayanya bukan untuk buat WC deh bro johan.

namanya juga bro saceng sis, kalau tidak di puter sedikit kurang enak  :))
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Sostradanie on 14 June 2011, 11:56:13 AM
Quote from: wang ai lie on 14 June 2011, 11:52:55 AM
namanya juga bro saceng sis, kalau tidak di puter sedikit kurang enak  :))
Iya, saya tahu. Siapa tidak tahu dengan nyentrik-nya johan3000?
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 14 June 2011, 12:01:35 PM
Quote from: sriyeklina on 14 June 2011, 11:56:13 AM
Iya, saya tahu. Siapa tidak tahu dengan nyentrik-nya johan3000?

makanya setiap posting bro saceng paling tidak berani saya ikut komentar... soalnya pertanyaan lanjutannya itu yang tidak putus2 , jadi setress saya kasih jawabannya :))
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: dilbert on 14 June 2011, 12:25:07 PM
Quote from: sriyeklina on 13 June 2011, 06:35:51 PM
Coba lihat-lihat artikel yang lain. Yang mengeluarkan perintah untuk memberhentikan bukan depdiknas. Dan ujian SD itu tidak diulang karena memang setelah tim turun tidak ditemukan bukti. Dan guru tersebut bukan mengintimidasi/mengancam. Tapi memang menyuruh anak-anak berprestasi untuk memberikan contekan pada teman-teman lain. Yang huruf bold hanya prediksi saya sendiri setelah membaca beberapa artikel.

Ini salah satu link yang saya buka:
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/11/Pendidikan_&_Kesehatan/2011-06-10/103050/Ricuh_SD_Gadel,__Rebutan_Jabatan_Kadindik?

Kasus Ibu Siami #Contek-massal itu fakta-nya
1. Memang ada skema pemberian contek-an dari anak ibu siami kepada teman-teman sekelas-nya yang diatur oleh guru sekolah tersebut.
2. Ujian Nasional tidak diulang karena berdasarkan penelitian Depdiknas, jawaban para murid yang terindikasi tidak menunjukkan hasil yang persis sama, ditambah dengan pengakuan dari anak ibu siami yang menyatakan bahwa dia memberikan contekan yang tidak sama persis (tetapi dirubah jawabannya), dan ada anak yang diberi contekan, juga tidak 100% percaya dengan jawaban yang diberikan anak ibu siami, sehingga menunjukkan pola yang tidak sama persis di antara semua murid sekelas.

Kesimpulan :
- menurut pengakuan dan penyelidikan memang telah terjadi usaha sistematis dari guru sekolah tersebut untuk memberi contekan kepada murid-murid dengan mengandalkan seorang murid (yang tentunya pintar) dalam rangka menyukseskan kelulusan Ujian Nasional
- Hasilnya kepala sekolah bersangkutan dan beberapa guru telah terkena tindakan administratif dan dicopot dari jabatannya.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: pannadevi on 16 June 2011, 09:34:43 PM
Quote from: andry on 13 June 2011, 04:12:49 PM
apa hubnya dgn bante panna??
lalu bante panna dgn jempol, apa hub nya?

sory banget bro, sy baru baca hari ini, jadi telat kasih tanggapan. yang sy maksud ini adalah bahwa B.Panna udah menyatakan dlm Dhammadesana beliau yg berkali2 saya dengarkan, baik di Yogya maupun dikota lain, bhw semua orang itu sebenarnya sakit jiwa. dan ternyata orang Diknas tsb juga menyatakan hal yg sama.
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Smurfette on 16 June 2011, 11:32:07 PM
kalau begitu samaneri jangan menyingkat dong, biar yang lain yang belum pernah dengar ceramah bhante  panna tentang masyarakat yang sakit nggak bingung nebak-nebak :)
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: pannadevi on 17 June 2011, 10:15:33 AM
Quote from: Smurfette on 16 June 2011, 11:32:07 PM
kalau begitu samaneri jangan menyingkat dong, biar yang lain yang belum pernah dengar ceramah bhante  panna tentang masyarakat yang sakit nggak bingung nebak-nebak :)

bingung ya bro ?  ^-^

sory deh....kalo ttg Dhammadesana beliau, waduhh...udah lama sekali sy mendengarnya, kira2 th.2003, itu sebelum sy pabbajja. saya hanya akan kutipkan intinya aja ya disini (kalo mau lengkapnya silahkan cari CD nya  ^-^).

"Seiring dg berkembangnya jaman, sekarang RS menyediakan fasilitas modern, ada TV, ada Kulkas, ada air panas dalam kamar mandi, dll. walau mereka menikmati fasilitas enak tapi mereka semua SAKIT. begitu pula dunia ini seperti RS yang sangat besar sekali, lengkap didalamnya ada semuanya, tapi orangnya SAKIT semua, sakit apakah mereka? mereka sakit jiwa tapi kadarnya berbeda2, hanya orang yang menyadari kalo dirinya SAKIT maka akan meminum OBAT, yaitu dhamma"

ini intinya bro...karena panjangggg sekali...dengerin sendiri aja ya CD nya (silahkan hub Vidyasena, Yogya mungkin masih mencetak lagi).

mettacittena,
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: Forte on 17 June 2011, 01:03:38 PM
Note : Copas dari forum tetangga..

Ibu Siami jadi Icon Kejujuran: Presiden dan Wakil Presiden Dukung Kejujuran Siami           
                                                                      (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.freeimagehosting.net%2Fuploads%2F5c9b4e9d8f.jpg&hash=23f1f580dd5b30d2af38380e29146913e5ba03c0)
 
  Presiden dan Wakil Presiden Dukung Kejujuran Siami
  Jum'at, 17 Juni 2011 | 06:01 WIB
 
  TEMPO Interaktif, Jakarta -Dukungan terhadap kejujuran Siami, wanita   yang membongkar praktek sontek massal murid Sekolah Dasar Negeri Gadel 2   Tandes, Surabaya, semakin meluas. Setelah ribuan orang menyatakan   dukungannya lewat Facebook, kemarin puluhan orang mendeklarasikan   gerakan mendukung Siami. Gerakan itu menamakan diri Koalisi Masyarakat   Pendukung Kejujuran Ibu Siami. Gerakan ini dideklarasikan di aula   Mahkamah Konstitusi, Jakarta, kemarin.
 
  Koalisi ini dibentuk untuk merawat kejujuran dan integritas bangsa, yang   justru tergerus sistem pendidikan Indonesia, khususnya ujian nasional.   "Kami ingin mengkampanyekan prinsip bahwa jujur itu hebat. Kasus Siami   ini wake-up call," kata Koordinator Koalisi Mardiyah Chamim kemarin.
 
  Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap kasus sontek massal yang   dibongkar Siami dan Irma Lubis, yang melaporkan kecurangan sekolah   setelah mendengar keluhan anak-anak mereka. Putra Siami, Alif Maulana,   murid SDN Gadel 2 Tandes, Surabaya, dan anak Irma, Muhammad Abrary   Pulungan, murid SDN 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dipaksa   memberikan sontekan oleh guru dan kepala sekolah. Akibatnya, keluarga   Siami diusir dari kampung mereka. Kasus Siami merebak setelah radio   setempat menyiarkannya. Akan halnya Irma, melapor ke Komisi Perlindungan   Anak Indonesia.
 
  Saat deklarasi itu digelar, dukungan dari sejumlah tokoh mengalir. Wakil   Presiden Boediono pun mengirim pesan pendek untuknya melalui telepon   seluler Bambang Harymurti, Direktur Utama Tempo Inti Media, yang juga   menjadi pendukung gerakan itu. Menurut Bambang, Staf Khusus Presiden   Agus Purnomo pun mengatakan Presiden Yudhoyono ingin mengundang Siami ke   Istana. Adapun Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan ingin mengundang   Siami untuk memberikan penghargaan.
 
  Dalam deklarasi itu, Siami ikut berpartisipasi melalui telewicara dari   Universitas Airlangga, Surabaya. Acara digelar sekitar pukul 10.00 WIB,   diawali dengan sambutan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. dan Bambang   Harymurti. Wakil dari Indonesia Corruption Watch, Komisi Pemberantasan   Korupsi, Masyarakat Transparansi Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam   Indonesia, Kontras, Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Koalisi Pendidikan,   Himpunan Alumni IPB, Alumni ITB, dan Perkumpulan Bung Hatta   AntiCorruption Award turut dalam acara itu.
 
  Menurut Bambang, koalisi ini akan memfokuskan diri pada perbaikan sistem   pendidikan yang kini membuat masyarakat kurang menghargai kejujuran.
  "Kejujuran, solidaritas, dan kebersamaan adalah nilai-nilai luhur yang   seharusnya tidak berbenturan. Semoga kejujuran Ibu Siami bisa berbaur   kembali dengan solidaritas dan kebersamaan warga Gadel," Bambang   menambahkan.
 
  Kemarin Dinas Pendidikan Jawa Timur akan memanggil kepala dinas   pendidikan kota/kabupaten se-Jawa Timur dan sekolah untuk merumuskan   strategi agar sontek massal tidak terulang. Adapun Pemerintah Provinsi   DKI Jakarta akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus SDN   06 Petang Pesanggrahan. "Tim bukan hanya dari pemerintah, inspektorat,   Dewan Pendidikan, DPRD, Komnas Anak, Universitas Negeri Jakarta, dan   masyarakat," kata Asisten Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta   Mara Oloan Siregar kemarin.
 
  Investigasi ini, kata Mara, tidak hanya berfokus pada kasus   Pesanggrahan, tapi untuk mendapatkan gambaran menyeluruh, termasuk   mencari penyebab kesalahan sistemik. Hasil kerja tim akan dilaporkan   kepada Gubernur.
  http://www.tempointeraktif.com/hg/po...341322,id.html (http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/06/17/brk,20110617-341322,id.html)
 
  (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.mediaindonesia.com%2Fpublic%2Fgallery%2Flarge%2F2011_06_16_05_07_08_siami2.jpg&hash=f152e6ce1c43de4277f8cc9bd52b192ac7f101d5)
 
  (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi54.photobucket.com%2Falbums%2Fg110%2Fkotakgambar%2Fsiami-widodo-detikcom.jpg&hash=319592dec35724698161a2a9b82fff0bbe96da08)
 
  (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.mediaindonesia.com%2Fpublic%2Fgallery%2Flarge%2F2011_06_16_05_06_54_siamia2.jpg&hash=0e3023d3f1bf210a02bde40929ed7fd8a8ab34f0)
 
  Deklarasi Dukung Ibu Siami
  KAMIS, 16 JUNI 2011 17:06 WIB
 
  Pengacara senior Todung Mulya Lubis membubuhkan tandatangan dukungan di   banner bergambar Bu Siamai saat 'Deklarasi Masyarakat Sipil Pendukung Bu   Siami' di Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Kamis (16/6). Deklarasi dan   penandatanganan, yang di hadiri sejumlah tokoh nasional dan tokoh   politik termasuk Wartawan senior Bambang Harimurti, tersebut merupakan   dukungan terhadap kejujuran Ibu Siami yang telah membeberkan peristiwa   nyontek massal saat ujian nasional sekolah dasar di Surabaya.
  http://www.mediaindonesia.com/foto/1...ung-Ibu-Siami- (http://www.mediaindonesia.com/foto/10775/Deklarasi-Dukung-Ibu-Siami-)
 
  --------------
 
  Bangsa yang sakit, bahkan untuk belajar jujur saja sampai terjadi   polemik nasional. Bagi kebanyakan rakyat kecil seperti Ibu Siami,   kejujuran hal biasa-biasa saja, bukan yang eksklusif seperti halnya yang   kini dirasakan para Pejabat dan orang terdidik di negeri ini.... (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fstatic.kaskus.us%2Fimages%2Fsmilies%2Fsumbangan%2F14.gif&hash=f413ee0480c26d5250ddbc3b0039cd2414698d91)
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: pannadevi on 17 June 2011, 09:21:19 PM
bagus....akhirnya KEJUJURAN lah yang menang....

pahit dan getir akibat dari kejujuran tetap lebih terhormat JUJUR.... :jempol:
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: homo erectus on 17 June 2011, 09:40:55 PM
Quote from: DragonHung on 13 June 2011, 11:35:50 AM
dudut, betul-betul dudut . . . . . .

Pihak yang benar malah harus minta maaf pada yang salah, pada keluarga yang menyontek.

Benar2 sudah terbalik dunia ini.
Mungkin ini lah yang disebut kebodohan oleh guru buddha, menganggap yang salah sebagai benar dan menganggap yang benar sebagai salah, sehingga menyebabkan kelak seseorang terlahir kembali dengan IQ jongkok.

yang kuat mendominasi yang lemah sejak zaman bahula sampai sekarang
tidak berbeda dengan kehidupan di hutan
itulah kenyataan hidup
Title: Re: Ungkap kejujuran malah diusir
Post by: wang ai lie on 18 June 2011, 07:31:15 AM
semoga pemerintah benar2 membela yang benar , tidak hanya bertujuan untuk politik semata

_/\_