sering kita denger/liat di media cetak/elektronik, umat agama lain sring membanggakan madu dan kurma yg dikaitkan dgn ksehatan, dimana hal tersebut jg tertulis di kitab suci agama mereka.
klo dr buddhist, yg aa tau, tidak ada menjelaskan hal2 sperti itu, jk pun ada, itu karena pengaruh dr budaya n ilmu kedokteran chinese... dicerita2 buddhist, cm pernah disebutkan penggunaan mangga muda oleh samanera rahula ketika sang ibu sakit...
mengapa buddha tidak menjelaskan hal-hal yg berhubungan dgn kesehatan ?
apakah membiarkan hukum anica bekerja sendiri ;D
aa, dulu pernah dibahas ama Rev.Peacemind, threadnya klo ga salah punya nya bro NPNG yg ada gambar anak kecil minum air seni sapi langsung dari tempat aslinya (duhh...yg ngelihat jadi merinding dehh...). karena ternyata air seni sapi merupakan obat juga yg digunakan oleh sang Buddha.
repost ya aa ;D
Quote from: wang ai lie on 02 June 2011, 06:17:00 PM
repost ya aa ;D
wah aa ga tau klo repost, krn aa pernah vakum dr DC 2 tahun-an ;D
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 05:55:55 PM
aa, dulu pernah dibahas ama Rev.Peacemind, threadnya klo ga salah punya nya bro NPNG yg ada gambar anak kecil minum air seni sapi langsung dari tempat aslinya (duhh...yg ngelihat jadi merinding dehh...). karena ternyata air seni sapi merupakan obat juga yg digunakan oleh sang Buddha.
oh ya ? ada diceritakan di tipitaka/komentar ?
klo mengenai buah mangga muda, aa salah inget, setelah aa baca buku lg, ternyata bukan mangga muda, tapi cm disebutkan buah mangga. sumber tersebut berasal dari komentar jataka dan jg dari buku samanera sikkha.
"Diceritakan bahwa pada suatu hari badannya (Ibu Rahula) terasa tidak sehat sehingga tidak dapat keluar menemui putranya sewaktu berkunjung. Setelah Yang Mulia Rahula memasuki tempat kediaman bhikkhuni - untuk menengok - ternyata ibunya terserang demam yang hebat dan menanyakan bagaimana menyembuhkannya.
Diberitahukan bahwa obatnya adalah
air perasan mangga yang dicampur dengan gula. Rahula menemui Yang Mulia Sariputta. Di hadapannya, dia menunjukan muka yang murung. Ketika "Panglima Dhamma" itu mendengar persoalan ini, beliau berjanji untuk mencarikannya.
Ketika mencari dana makanan pada keesokan harinya di kota Savatthi, Yang Mulia Sariputta mengunjungi istana Raja Pasenadi di Kosala dan menunggu sambil duduk di sana. Kemudian datanglah tukang kebun yang membawa sekeranjang buah mangga masak. Raja sendiri mengupas kulitnya dan mengisi mangkuk besar milik Sariputta Thera itu sampai penuh dan menambahkan dengan gula, kemudian Sariputta Thera pulang. Yang Mulia Rahula memberikan sari buah itu kepada ibunya sehingga sakitnya berkurang."
yang tercatet didalam komentar Jataka (Supatta Jataka, 292) diceritaken ibu Rahula menderita sakit dan disembuhkan dengan 'bubur dicampur dengan dadih susu segar dan ikan mas merah untuk bumbunya'. Demikian juga makanan ini dikirimkan kepadanya setiap hari.
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 07:09:01 PM
wah aa ga tau klo repost, krn aa pernah vakum dr DC 2 tahun-an ;D
oh ya ? ada diceritakan di tipitaka/komentar ?
klo mengenai buah mangga muda, aa salah inget, setelah aa baca buku lg, ternyata bukan mangga muda, tapi cm disebutkan buah mangga. sumber tersebut berasal dari komentar jataka dan jg dari buku samanera sikkha.
"Diceritakan bahwa pada suatu hari badannya (Ibu Rahula) terasa tidak sehat sehingga tidak dapat keluar menemui putranya sewaktu berkunjung. Setelah Yang Mulia Rahula memasuki tempat kediaman bhikkhuni - untuk menengok - ternyata ibunya terserang demam yang hebat dan menanyakan bagaimana menyembuhkannya.
Diberitahukan bahwa obatnya adalah air perasan mangga yang dicampur dengan gula. Rahula menemui Yang Mulia Sariputta. Di hadapannya, dia menunjukan muka yang murung. Ketika "Panglima Dhamma" itu mendengar persoalan ini, beliau berjanji untuk mencarikannya.
Ketika mencari dana makanan pada keesokan harinya di kota Savatthi, Yang Mulia Sariputta mengunjungi istana Raja Pasenadi di Kosala dan menunggu sambil duduk di sana. Kemudian datanglah tukang kebun yang membawa sekeranjang buah mangga masak. Raja sendiri mengupas kulitnya dan mengisi mangkuk besar milik Sariputta Thera itu sampai penuh dan menambahkan dengan gula, kemudian Sariputta Thera pulang. Yang Mulia Rahula memberikan sari buah itu kepada ibunya sehingga sakitnya berkurang."
yang tercatet didalam komentar Jataka (Supatta Jataka, 292) diceritaken ibu Rahula menderita sakit dan disembuhkan dengan 'bubur dicampur dengan dadih susu segar dan ikan mas merah untuk bumbunya'. Demikian juga makanan ini dikirimkan kepadanya setiap hari.
aa thank u ya....ternyata ada di Supatta Jataka, 292.....kemarin sy hanya baca dari buku Samanera Sikkha terbitan Sangharaja Thailand. atas usahanya +GRP meluncur dah....
kalo yg air seni sapi itu memang ada di thread yg satu lagi, bentar deh sy cariin, klo yg ttg mangga ini, belum ketemu referensinya, nah jadi ketemu berkat aa, nice post.
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 07:46:31 PM
aa thank u ya....ternyata ada di Supatta Jataka, 292.....kemarin sy hanya baca dari buku Samanera Sikkha terbitan Sangharaja Thailand. atas usahanya +GRP meluncur dah....
kalo yg air seni sapi itu memang ada di thread yg satu lagi, bentar deh sy cariin, klo yg ttg mangga ini, belum ketemu referensinya, nah jadi ketemu berkat aa, nice post.
lah kok saya tidak di luncurkan juga... wah nabee.. bagaimana itu sis panna, mohon kegelapannya nabe :))
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 07:46:31 PM
aa thank u ya....ternyata ada di Supatta Jataka, 292.....kemarin sy hanya baca dari buku Samanera Sikkha terbitan Sangharaja Thailand. atas usahanya +GRP meluncur dah....
kalo yg air seni sapi itu memang ada di thread yg satu lagi, bentar deh sy cariin, klo yg ttg mangga ini, belum ketemu referensinya, nah jadi ketemu berkat aa, nice post.
tentang buah mangga yang dijadikan obat untuk demam ada didalam buku samanera sikkha terbitan STI ada dihalaman 4 tentang Yang Mulia Rahula.
Quote from: wang ai lie on 02 June 2011, 07:51:50 PM
lah kok saya tidak di luncurkan juga... wah nabee.. bagaimana itu sis panna, mohon kegelapannya nabe :))
ya tanya aja ke cici samaneri ;D klo mau meluncur GRP ya cari kan referensi sutta/komentar yg menjelaskan tentang air seni sapi... klo dapat ntar aa kasih GRP khusus tuk WAL :))
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 08:18:30 PM
tentang buah mangga yang dijadikan obat untuk demam ada didalam buku samanera sikkha terbitan STI ada dihalaman 4 tentang Yang Mulia Rahula.
waduhh.....saya khan ga punya buku itu aa....klo yg terbitan sangharaja Thailand saya dikasih dari bhikkhu yg barusan pulang dari Thai, sekarang sih masih di Thai barusan selesai MA, mungkin mo lanjutin S-3 juga disana.semoga kamma baik beliau matang.
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 08:18:30 PM
Quote from: wang ai lie on 02 June 2011, 07:51:50 PM
lah kok saya tidak di luncurkan juga... wah nabee.. bagaimana itu sis panna, mohon kegelapannya nabe :))
ya tanya aja ke cici samaneri ;D klo mau meluncur GRP ya cari kan referensi sutta/komentar yg menjelaskan tentang air seni sapi... klo dapat ntar aa kasih GRP khusus tuk WAL :))
hehehe....bro Wang jangan salah paham, udah saya klik, tapi ada pesan sponsor, "u can't repeat ur kamma without waiting 720 hours" itu berarti sy kasih GRP ama bro barusan kemarin, musti nunggu selama 720 jam lagi baru bisa krm lagi buat bro...sabar dulu ya bro...jangan lobha donk.... ^-^
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 08:43:26 PM
waduhh.....saya khan ga punya buku itu aa....klo yg terbitan sangharaja Thailand saya dikasih dari bhikkhu yg barusan pulang dari Thai, sekarang sih masih di Thai barusan selesai MA, mungkin mo lanjutin S-3 juga disana.semoga kamma baik beliau matang.
ya tanya aja ke cici samaneri ;D klo mau meluncur GRP ya cari kan referensi sutta/komentar yg menjelaskan tentang air seni sapi... klo dapat ntar aa kasih GRP khusus tuk WAL :))
hehehe....bro Wang jangan salah paham, udah saya klik, tapi ada pesan sponsor, "u can't repeat ur kamma without waiting 720 hours" itu berarti sy kasih GRP ama bro barusan kemarin, musti nunggu selama 720 jam lagi baru bisa krm lagi buat bro...sabar dulu ya bro...jangan lobha donk.... ^-^
:)) gak lobha kok cc, hanya becanda aja, daripada sepi sekalian godain nabe aa'tono yang lagi tidak mau keluarin sutta nya , saya jadi tidak dapat pencerahan ke alam gelap lagi :))
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 05:55:55 PM
aa, dulu pernah dibahas ama Rev.Peacemind, threadnya klo ga salah punya nya bro NPNG yg ada gambar anak kecil minum air seni sapi langsung dari tempat aslinya (duhh...yg ngelihat jadi merinding dehh...). karena ternyata air seni sapi merupakan obat juga yg digunakan oleh sang Buddha.
aa ini yg ketemu gambarnya bro NPNG, klo yang keterangan Rev.Peacemind ttg urine sapi merupakan obat jaman Sang Buddha belum ketemu, sorry ya aa, susah nyari dlm timbunan kuburan postingan yg segunung....
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17685.15
Quote from: wang ai lie on 02 June 2011, 08:45:24 PM
:)) gak lobha kok cc, hanya becanda aja, daripada sepi sekalian godain nabe aa'tono yang lagi tidak mau keluarin sutta nya , saya jadi tidak dapat pencerahan ke alam gelap lagi :))
iya, sy juga tahu kok klo bro hanya becanda.... ;D
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 08:47:03 PM
aa ini yg ketemu gambarnya bro NPNG, klo yang keterangan Rev.Peacemind ttg urine sapi merupakan obat jaman Sang Buddha belum ketemu, sorry ya aa, susah nyari dlm timbunan kuburan postingan yg segunung....
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17685.15
tidak ada penjelasan mengenai air urine sapi untuk obat di thread tersebut ;D
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 09:00:09 PM
tidak ada penjelasan mengenai air urine sapi untuk obat di thread tersebut ;D
begini aa, kalau air kencing kita yang pertama katanya bisa untuk mengobati sakit mata ya aa, atau obat yg lain , tolong pencerahannya
Quote from: wang ai lie on 02 June 2011, 09:02:02 PM
begini aa, kalau air kencing kita yang pertama katanya bisa untuk mengobati sakit mata ya aa, atau obat yg lain , tolong pencerahannya
tinggal di coba aja, ehipasiko... ntar klo sukses, baru kabari aa, jd aa punya bahan yg terpercaya, agar aa bs mencerahkan orang lain kedalam kegelapan... bagaimana ? mau ?
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 09:04:33 PM
tinggal di coba aja, ehipasiko... ntar klo sukses, baru kabari aa, jd aa punya bahan yg terpercaya, agar aa bs mencerahkan orang lain kedalam kegelapan... bagaimana ? mau ?
coba aa baca ini http://wongalus.wordpress.com/2009/05/29/pengobatan-alternatif-minum-urine/ (http://wongalus.wordpress.com/2009/05/29/pengobatan-alternatif-minum-urine/)
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 09:00:09 PM
tidak ada penjelasan mengenai air urine sapi untuk obat di thread tersebut ;D
yahhh....udah dibilang....threadnya Rev.Peacemind belum ketemu....hehehe.... ;D
yang ketemu baru gambarnya bro NPNG....ntar klo sy dah bisa nemuin threadnya Rev.Peacemind sy posting dah. tapi jangan buru2 ya aa...belum bisa ketemu sampe sekarang nihh.... ;D
Reply #365 paragraf ke-8
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10405.msg186966#msg186966 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10405.msg186966#msg186966)
Mungkin ini yang aa cari.
Quote from: Sunyata on 02 June 2011, 09:23:51 PM
Reply #365 paragraf ke-8
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10405.msg186966#msg186966 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10405.msg186966#msg186966)
Mungkin ini yang aa cari.
wah terimakasih. tp koq dr tulisan savana_zhang ? trus koq sunyata cepat banget dapat thread lama ? jangan2 klonengan ? :)) gpp, aa cm nerka2 aja, jgn ditanggapi hehehe...
"Akhirnya, kecukupan sarana kesehatan menjadi sumber kebahagiaan duniawi yang keempat setelah pakaian, makanan maupun tempat tinggal. Untuk menjaga kesehatan maupun mengobati penyakit,
seorang bhikkhu sesuai dengan peraturan kebhikkhuan diperkenankan mempergunakan urine sendiri. Tradisi ini sebenarnya dimasa sekarang lebih dikenal dengan istilah 'terapi urine'. Jadi, apabila seorang umat telah mampu membeli obat, walaupun generik, ia sesungguhnya sudah dapat disebut cukup. Namun, apabila ia berlebihan dalam pengadaan sarana kesehatan sehingga cenderung boros, maka ia termasuk telah dipengaruhi oleh nafsu ketamakan."
apakah benar diperaturan kebhikkhuan (vinaya) ada disebutkan seperti itu ? hmmm...
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 09:28:48 PM
wah terimakasih. tp koq dr tulisan savana_zhang ? trus koq sunyata cepat banget dapat thread lama ? jangan2 klonengan ? :)) gpp, aa cm nerka2 aja, jgn ditanggapi hehehe...
"Akhirnya, kecukupan sarana kesehatan menjadi sumber kebahagiaan duniawi yang keempat setelah pakaian, makanan maupun tempat tinggal. Untuk menjaga kesehatan maupun mengobati penyakit, seorang bhikkhu sesuai dengan peraturan kebhikkhuan diperkenankan mempergunakan urine sendiri. Tradisi ini sebenarnya dimasa sekarang lebih dikenal dengan istilah 'terapi urine'. Jadi, apabila seorang umat telah mampu membeli obat, walaupun generik, ia sesungguhnya sudah dapat disebut cukup. Namun, apabila ia berlebihan dalam pengadaan sarana kesehatan sehingga cenderung boros, maka ia termasuk telah dipengaruhi oleh nafsu ketamakan."
apakah benar diperaturan kebhikkhuan (vinaya) ada disebutkan seperti itu ? hmmm...
hehehe....akhirnya aa juga berfikir bro sunyata klonengan khan..... ^-^
saya juga bener2 heran deh ama ini anak, belum lahir udah tahu sy pernah cerita ttg mati tp msh dpt dengar, dan cepet banget jawabnya, langsung quote lagi jwbn sy....maka dari itu sy pikir dia itu klonengan....(pdhal tahu ga aa, sy itu malah mikirnya itu klonengan aa.... :D ;D)
ini memang benar, urine bisa digunakan sbg obat, tp yang Rev.Peacemind itu ttg urine sapi...bentar deh aa, sy masih nyari blm ketemu.... ;D
Tujuan saya hanyalah menagih GRP dari aa ;D
Quote from: Sunyata on 02 June 2011, 09:53:05 PM
Tujuan saya hanyalah menagih GRP dari aa ;D
:jempol:
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 08:18:30 PM
ya tanya aja ke cici samaneri ;D klo mau meluncur GRP ya cari kan referensi sutta/komentar yg menjelaskan tentang air seni sapi... klo dapat ntar aa kasih GRP khusus tuk WAL :))
Quote from: Sunyata on 02 June 2011, 09:23:51 PM
Reply #365 paragraf ke-8
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10405.msg186966#msg186966 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10405.msg186966#msg186966)
Mungkin ini yang aa cari.
Quote from: Sunyata on 02 June 2011, 09:53:05 PM
Tujuan saya hanyalah menagih GRP dari aa ;D
tuh diatas aa ada tulis "klo dapat ntar aa kasih GRP khusus tuk WAL" disini kudu penjelasan WAL = Wang Ai Lie
:)) jd GRP nya.... dah aa kasih aja deh... dr pd aa ditagih trus trus-an... =))
Saya merasa sangat terhomat mendapat reputasi dari seorang nabe =))
:)) , kasih aja nabe jangan pelit ntar malah sembelit jadi buncit :P
aa, yang ketemu malah ttg "kotoran sapi" yang ttg "urine sapi" blm ketemu, sory ya aa....
Quote from: Peacemind on 17 March 2010, 07:30:13 PM
oh..gitu. Saya pikir kotoran sapi di situ ada kekuatan magis atau sakralnya. Dalam kitab Tipitaka dan Atthakatha, memang kotoran sapi sering disebut-sebut, dan salah satu fungsinya yaitu untuk melapisi lantai. Memang tampaknya bagi kaum brahmana yang menganggap sapi sebagai binatang suci, kotoran binatang ini pun dijadikan obyek yang suci. Sebagai contoh, dalam Cundasutta dari Anguttaranikāya, seorang brahmana bernama Cunda mengungkapkan bahwa menyentuh kotoran sapi yang masih basah dianggap sebagai media untuk membersihkan diri.
Dalam kitab Komentar untuk Sekkhasutta dari Majhimanikāya, fungsi kotoran sapi inipun hanya untuk melapisi lantai. Dikatakan bahwa ketika Sang Buddha diundang orang2 Sakya untuk menempati sebuah gedung pertemuan yang baru dibangun, mereka melapisi lantai ruangan itu dengan kotoran sapi basah, dan injak2 sampai rata dan halus. Setelah itu, lantai diberi berbagai macam minyak yang harum dan ditutup dengan matras. Selanjutnya, sebagai tahap akhir, lantai tersebut ditutup dengan permadani yang dihiasi dengan berbagai macam gambar seperti kuda, singa, harimau, bulan, matahari, dll. Menggunkan kotoran sapi untuk melapisi lantai tampaknya hanya tradisi orang India yang telah dipraktikkn sebelum Sang Buddha muncul. Tradisi ini bukan diajarkan Sang BUddha, namun juga tidak ditolak oleh Sang BUddha. Bagi kaum brahmana, kotoran sapi ini dipercaya memiliki sifat sakral, tapi sejauh Tipitaka atau KOmentar memandang, kotoran sapi bukan merupakn sesuatu yang sakral.
ternyata bongkar2 postingan lama juga butuh wkt ya, dari tadi sore sih sll kluar yg ini, tp sy msh berusaha terus nyari urine sapi, krn blm ketemu ya sy posting dlu yg kotoran sapinya.
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 10:36:46 PM
aa, yang ketemu malah ttg "kotoran sapi" yang ttg "urine sapi" blm ketemu, sory ya aa....
ternyata bongkar2 postingan lama juga butuh wkt ya, dari tadi sore sih sll kluar yg ini, tp sy msh berusaha terus nyari urine sapi, krn blm ketemu ya sy posting dlu yg kotoran sapinya.
ini bukan samaneri?
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.0;message=249795 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.0;message=249795)
Quote from: M14ka on 03 June 2011, 03:49:28 PM
Quote from: pannadevi on 02 June 2011, 10:36:46 PM
aa, yang ketemu malah ttg "kotoran sapi" yang ttg "urine sapi" blm ketemu, sory ya aa....
Quote from: Peacemind on 17 March 2010, 07:30:13 PM
oh..gitu. Saya pikir kotoran sapi di situ ada kekuatan magis atau sakralnya. Dalam kitab Tipitaka dan Atthakatha, memang kotoran sapi sering disebut-sebut, dan salah satu fungsinya yaitu untuk melapisi lantai. Memang tampaknya bagi kaum brahmana yang menganggap sapi sebagai binatang suci, kotoran binatang ini pun dijadikan obyek yang suci. Sebagai contoh, dalam Cundasutta dari Anguttaranikāya, seorang brahmana bernama Cunda mengungkapkan bahwa menyentuh kotoran sapi yang masih basah dianggap sebagai media untuk membersihkan diri.
Dalam kitab Komentar untuk Sekkhasutta dari Majhimanikāya, fungsi kotoran sapi inipun hanya untuk melapisi lantai. Dikatakan bahwa ketika Sang Buddha diundang orang2 Sakya untuk menempati sebuah gedung pertemuan yang baru dibangun, mereka melapisi lantai ruangan itu dengan kotoran sapi basah, dan injak2 sampai rata dan halus. Setelah itu, lantai diberi berbagai macam minyak yang harum dan ditutup dengan matras. Selanjutnya, sebagai tahap akhir, lantai tersebut ditutup dengan permadani yang dihiasi dengan berbagai macam gambar seperti kuda, singa, harimau, bulan, matahari, dll. Menggunkan kotoran sapi untuk melapisi lantai tampaknya hanya tradisi orang India yang telah dipraktikkn sebelum Sang Buddha muncul. Tradisi ini bukan diajarkan Sang BUddha, namun juga tidak ditolak oleh Sang BUddha. Bagi kaum brahmana, kotoran sapi ini dipercaya memiliki sifat sakral, tapi sejauh Tipitaka atau KOmentar memandang, kotoran sapi bukan merupakn sesuatu yang sakral.
ternyata bongkar2 postingan lama juga butuh wkt ya, dari tadi sore sih sll kluar yg ini, tp sy msh berusaha terus nyari urine sapi, krn blm ketemu ya sy posting dlu yg kotoran sapinya.
ini bukan samaneri?
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.0;message=249795 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.0;message=249795)
yahhh....itu isinya ya sama dg yg sy quote sis....btw thanks....
Oww..maap samaneri kurang teliti :p=))º°˚˚°º≈=Dнåнåнå=))º°˚˚°º≈º:p=))
Quote from: M14ka on 04 June 2011, 09:55:45 PM
Oww..maap samaneri kurang teliti :p=))º°˚˚°º≈=Dнåнåнå=))º°˚˚°º≈º:p=))
gpp lagi....santai aja... ;D
itu mah kutipan tentang kotorang sapi, dijelaskan pula oleh rev. peacemind : "Dalam kitab Komentar untuk Sekkhasutta dari Majhimanikāya, fungsi kotoran sapi inipun hanya untuk melapisi lantai"
jadi kegunaannya tidak ada hubungan dengan kesehatan, tp hanya untuk melapisi lantai ;D
(Menanggapi posting originalnya)
Kalo dengan cuma sedikit penjelasan mengenai kesehatan aja tipitaka udah setebel itu, apalagi ditambah penjelasan ilmu kesehatannya? Mau setebel apa lagi?
Tipitaka setebel itu aja dibilang baru "segenggam daun di antara seluruh daun di hutan...". Belum kalo ditambah lagi ilmu fisika, biologi, berarti tipitaka bisa setebel beberapa perpustakaan dijadiin satu.
Lagipula, sudah ada ilmu kedokteran/ketabiban, sudah pula ada para ahli kesehatan. Di jaman itu juga ada tabib Jivaka yang sangat ahli di bidang kesehatan. Juga ada veda yang berisi ilmu pengetahuan alam. Ilmu2 pengetahuan semacam itu (kesehatan, kedokteran, ilmu alam, dsj.) bisa diraih oleh manusia awam yang trampil, tanpa perlu bantuan dewa atau tuhan atau sammasambuddha. Tetapi Dhamma ini... sungguh dalam, hanya bisa diungkap kembali oleh seorang sammasambuddha, inilah topik utama ajaran Sang Bhagava Arahat Sammasambuddha, inilah eksklusivitas Dhamma, inilah keunikan Sang Ajaran.
Jadi jika ada orang yang membanggakan ajaran agamanya yang mengajarkan ilmu2 duniawi, sesungguhnya ia hanya menyepadankan ajaran Tuhannya dengan ajaran manusia awam biasa. ;D
mungkin maksud TS bahwa sudah ada di Tipitaka tapi belum disentuh kita2....gtu bro...
kalo kita mau mempelajari di Tipitaka sebenarnya ada beberapa "obat" yg diperkenankan oleh Sang Buddha, nahh...ini mungkin yg dimaksudkan oleh TS...(smg ga salah ya.... ;D)
Quote from: pannadevi on 05 June 2011, 09:58:49 AM
kalo kita mau mempelajari di Tipitaka sebenarnya ada beberapa "obat" yg diperkenankan oleh Sang Buddha, nahh...
Saya rasa sih semua obat yg tidak memabukkan, bukan berasal dari makhluk hidup yg dibunuh utk keperluan itu, dan dipakai sesuai kebutuhan (tidak berlebihan) diperkenankan oleh Sang Buddha, walau tidak ada kasusnya dalam Tipitaka. Dalam Tipitaka penggunaan obat ini atau itu hanyalah suatu kisah yang melatarbelakangi topik utamanya yaitu pembelajaran tentang kebenaran (Dhamma).
kalau gak salah, terapi urine juga ada dalam Tipitaka
ni tulisan Bhante Uttamo ttg terapi urine.
http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kebhikkhuan-sebagai-sikap-hidup/
berarti harusnya ada di tipitaka memang, cuman sumbernya ga dicantumin, ada yang tau sumbernya? vinaya ya?
Quote from: Indra on 05 June 2011, 03:08:50 PM
kalau gak salah, terapi urine juga ada dalam Tipitaka
mungkin ini ya bro http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4716.0;message=80786 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4716.0;message=80786)
Quote from: dhanuttono on 02 June 2011, 08:18:30 PM
tentang buah mangga yang dijadikan obat untuk demam ada didalam buku samanera sikkha terbitan STI ada dihalaman 4 tentang Yang Mulia Rahula.
ya tanya aja ke cici samaneri ;D klo mau meluncur GRP ya cari kan referensi sutta/komentar yg menjelaskan tentang air seni sapi... klo dapat ntar aa kasih GRP khusus tuk WAL :))
untuk sutta saya belum ketemu aa, tapi pernah di bahas di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.0;message=249775 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.0;message=249775)