Sebenarnya semua pasti sering dengar para anggota sangha berdana dhammadesana tentang ini. Wa juga bosen dengarnya tapi tadi pas wa menolehkan kepala kebelakang tuing nih wanita memakai celana pendek saking pendek tuh celana. jadi membuat ku berpikir apa sih yang hendak di katakan wanita ini? statement macam apa yah dengan memakai celana spendek itu di vihara? terus standrad baju untuk di pakai ke vihara tuh seperti apa?.
coba aku percaya tadi banyak member dc pergi ke vihara untuk merayakan vaisak puja, baju yang kalian kenakan seperti apa yah?
Wa sendiri tadi pergi pake baju kaos polo coklat garis2 dengan celana panjang hitam ( kain bukan jeans) tadi nya mau pakai jeans tidak jadi setelah tahu jeans= sex, kurang sopan rasanya pergi ke vihara menggunakan busana yang menyatakan sex statement.
Bila kalian ketaman angrek dari jalan yan mau ke central park ada jalan khusus untuk pejalan kaki untuk masuk ke TA, nah ketika kalian masuk lewat jalan ini kalian akan masuk ke ruangan sebagian dari kaca bila kalian membawa tas, tas ini akan di priksa satpam di sana, selain satpam kalian akan melihat photo dengan tajuk standart karyawan Mulia. apa kita umat buddha harus merilis panduan seperti ini juga bila pergi ke vihara?
:), dari mana kata jeans=sex , menurut saya itu tidak akan berpengaruh bro ungkapan seperti itu baru ada pada jaman sekarang saja, cuma jika pakai jean pada saat mendengarkan dhamma kita akan merasakan kesemutan pada kaki pada saat sila, atau kurang nyaman dipakai untuk bersila. yang penting kan kita menggunakan busana yang sopan, tidak peduli jeans atau kain, bagus atau jelek, lama atau baru. yang penting niat dan tujuannya _/\_
jeans=sex ( pelajaran 92)
dapat di baca di "101 things I learned in fashion school" karangan Alfredo cabrera with Matthew Frederick.
Alfredo Cabrera, is fashion designer, teacher, and illustrator who has taught, lectured, and served as critic at Parsons The New School for Design, Fashion Institute of Technology, Pratt Institute, and Altos De Chavon School of Design. He lives in New york city.
Matthew frederick, is architect, Urban designer, teacher etc
( 101 concise lessons on every aspect of the fashion industry: .trends .design .materials and cost .production .marketing .licensing .outsourcing .pricing ... and more, this indispensable resource provides essential advice to undergraduates, designers, and anyone intererted in the fashio world.)
Pasti wanita yg memakai celana pendek tadi cuma umat tradisi yg cuma ikut2an teman/keluarganya..
Btw,objek kan netral..
berarti tidak ada larangan kan bro yang penting tidak telanjang aja datangnya ;D
Quotecelana panjang dgn baju ketat , klo sujud memamerkan punggung putih nan indah dengan tatoo dolpin menggoda ^-^ ^-^ , umat pria berbondong2 duduk di barisan belakang .. and sutta favorite dah pasti sutta yg banyak namaskara nya..
klo saya standar : celana panjang (jeans , gk pny celana panjang selain jeans) , kaos.. ~
jeans = tukang.
musti belajar lagi neh.
Quote
Jeans= sex.
Blue jeans originaly were equated with work: They were used by miners, prospectors, and laborers. Today the rivets, bar-tacks, and saddle-stitching intended for rough wear have become design features connoting "authenticity". That jeans will show wear while remaining useful for many years is part of this authenticity: Evidence of wear is often designed into them before they are ever worn.
The feature of jeans that enabled them to enter the realm of fashion is a unique center seam. It huge the curves of the behind, and in men projects the crotch foward from where it would be in a conventional trouser. Without this " must-do" feature, all the rivets, stitching, and sand blasting in the world will not make a proper pair of jeans.
tuh itu kutipan nya, wa salah baca prospectors jadi prostituet :)) gara gara judul nya jeans=sex sihh ;D
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.101thingsilearned.com%2FCabreraAlfredoBW2.jpg&hash=4a7c8c501fbedffcbe5f2e5d6bb72bd64b5e1171)
Alfredo Cabrera
is an award winning fashion designer and illustrator who has taught, lectured, and been a critic at Parsons The New School for Design, the Fashion Institute of Technology, Pratt Institute, and the Altos de Chavon School of Design. He lives in New York City.
http://www.101thingsilearned.com/101thingsfashion.html (http://www.101thingsilearned.com/101thingsfashion.html)
Author Bio
Alfredo Cabrera, who is based in New York City, is an award-winning fashion designer and illustrator. His clients have included Henri Bendel, Tommy Hilfiger, Polo Jeans, Xpress, The Limited, Girbaud Jones New York, Nautica, FUBU, Izod and Liz Claiborne.
http://www.hachettebookgroup.com/authors_Alfredo-Cabrera-%281535167%29.htm (http://www.hachettebookgroup.com/authors_Alfredo-Cabrera-%281535167%29.htm)
Menurut saya "Jeans = sex" hanya Opini Alfredo Cabrera seorang saja..
Di Wikipedia sama sekali ga disebutkan "sex" :
The word "jeans" comes from the French phrase bleu de Gênes, literally the blue of Genoa. Jeans fabric, or denim, originated independently in two places:
- The French town of Nîmes, from which 'denim' (de Nîmes) gets its name.
- From Dongari Killa in India, from which the word 'dungarees' came.[1] See Etymology of "dungaree"
Btw, sex bisa jg diartikan jenis kelamin lho.. (Dalam isian2 : Sex : Male/Female)
^^
jadi 'jeans dan sex' kalau digabung artinya celana jin boleh dipakai umat awam yang berkelamin wanita atau pria dan yang suka pergi ke vihara =))
Mungkin karena rata-rata cewe pake jeans yang ketat, jadi kalo pas lewatnya terlihat BOHAY ;D
maaf, saya gak bisa percaya dengan orang yang bermuka seperti itu.
Dari Sutta yg pernah saya baca (tolong jangan tanya Sutta apa ya, sdh lebih dari 30 tahun yg lalu ^:)^), umat yang ingin berkunjung ke tempat tinggal Sang Buddha, dia mandi dengan wangi wangian (aromatherapy mungkin?) lalu mengenakan pakaian yang terbaik yang dimilikinya , baru berangkat berkunjung menemui Sang Buddha.
Kalau jaman sekarang, analogi yang mirip adalah seperti kita mau pergi ke Istana Negara untuk bertemu dgn Presiden.
Dengan demikian pakai tank top, backless, bikini, ;D, celana pendek, sandal jepit, kaos TShirt bukanlah pakaian yang pantas untuk mengikuti kebaktian di Vihara.
celana selutut bole?
mau sepaha juga bole. biar bisa lsg jalan2 ke mall.
jgn lupa kenakan sepatu boots agar menarik perhatian.
+ kenakan tanktop warna warni... :))
Aye ngaku, pake jas ke vihara cuma 2x seumur hidup.
Saya ingat swaktu dulu masih sering ke Bank, sering sy jumpai bapak2 yg selalu memakai celana pendek (bukan celana selutut, melainkan sependek paha) dan sandel jepit. Saya kenal baik dengan Bapak ini, dan saya tau Bapak ini bukannya hidup dalam kekurangan sehingga harus memakai celana pendek dan sendal jepit ke bank.. Bapak ini selalu duduk di ruang prioritas Bank BCA, menyetor duit setiap harinya puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Jadi, krn penasaran, sekali kesempatan sy bertanya kepada Bapak tsb, kenapa Beliau memakai sendal dan celana pendek ke ruang prioritas. Jawabannya: Karena Beliau merasa tidak harus mengikuti selera orang, beliau memilih memakai pakaian yg nyaman bagi dirinya, peduli amat dgn penilaian orang2.. begitu menurut Beliau.
Saya sendiri termasuk kelompok orang yg tidak terlalu senang diatur2 oleh gaya berbusana. Saya ke kantor seringkali memakai celana jeans dan baju kemeja yg longgar dan nyaman. Tapi jika ingin mengikuti selera kenyamanan saya, tentu saya senangnya memakai celana pendek cargo dan baju kaos + sendal... tapi, tidak mungkinlah sy berpenampilan begitu ke kantor.
Alasan yg dilontarkan Bapak tsb bagi batasan tertentu memang masuk akal: tidak peduli dengan penilaian orang lain, yg penting kita nyaman. Tapi disisi lain kita juga harus mempertimbangkan bahwa kita juga perlu menghargai orang/instansi yg kita kunjungi tsb. Dengan berpakaian 'sedikit lebih pantas', berarti kita menghargai orang/instansi yg kita kunjungi tsb dengan cara mengorbankan sedikit kenyamanan kita.
Dengan pola pikir begini, sekaligus melatih diri kita untuk 'melepas', yakni melepas rasa nyaman kita dan mungkin juga melepas sedikit rasa sombong/arogansi kita.
Ajahn Sumedho pernah menceritakan hal yg mirip:
Sewaktu Beliau baru bergabung di vihara hutan Ajahn Chah, ada suatu kebiasaan bhikkhu2 lain berebutan mencuci kaki Ajahn Chah sewaktu habis jalan2 inspeksi sore... Ajahn Sumedho berpikir bahwa mengapa harus ikut2an berebut mencuci kaki Beliau laksana berbutan mencuci kaki raja, perbuatan tsb sama saja dengan menjilat Guru.
Tapi, krn penasaran, akhirnya Ajahn Sumedho muda bertanya juga kepada salah seorang bhikkhu tsb, Jawabannya: karena mencuci kaki seorang Guru bukannya demi Guru tsb, namun bertujuan agar kita melatih diri mengikis ego kita...
Ajahn Sumedho terdiam dan tidak bisa berkata2 selama beberapa saat, hingga keesokan harinya Beliau bergabung dengan bhikkhu2 lainnya berebut mencuci kaki Sang Guru..
::
cc mi4ka tentang celana selutut boleh atau tidak rasanya banyak yang tidak tahu juga, soalnya aku juga baru belajar mesti nya yang bisa jawab persoalan macam ini adalah yang mendapat pendidikan formal soal fashion atau designer (yang buddhis kali yah yang mengerti seluk beluk etika berpakaian).
kalau kita sekarang ini meraba dalam gelap, ayo member DC yang fashion designer ( mendapat pendidikan formal tentang fashion).
tergantung sih ke vihara buat apa dulu om.. hehehe..
kalo saya sih kemeja putih dan celana panjang (hitam) ataupun warna lain yang jelas panjang, pakaian wajib buat hari minggu dan pada saat perayaan. ;D
kalau hari lain ataupun kegiatan2 yang lain seperti kerja bakti dan dana makanan, biasa pake baju kaos, yang pastinya g seksi2 amat lah, setidaknya kalo lagi namaskara tetap aman.. ;D
kalo celana, paling pendek selutut, diatas lutut
tapi biasanya sih dibawah lutut, soalnya g punya celana yang di atas lutut. ;D
kata guru SMA saya duluuuuuuuuuuuu......
ke vihara memakai baju kemeja putih dengan celana panjang putih juga........
tapi kalo gua sih, pake jeans plus kemeja......kadang2 pake tshirt juga..... ^-^ tapi tidak pernah pake celana pendek selutut..soalnya ada yang pernah di tegur sama bhante, katanya tidak sopan....
pernah dengar dhammadesana dari bhante Dhammasubho Mahathera soal berpakaian kevihara dianjurkan yang sopan (standardnya y celana panjang sama kemeja boleh kaos tapi dianjurkan yang berkerah), napa kaosnya yang berkerah? khusus buat wanita karena akan bernamaskara. Kalo soal celana pendek bhante ada menyinggung juga dikatakan sebaiknya jangan karena kalo pakai celana pendek or selutut sekalipun ga ada bedanya kalo kita pergi kepasar ;D
Itu aja sih yang masih tersimpan dimemory karena dhammadesannya udah hampir 4th yang lalu, semoga bisa membantu :)
[at] mbah wiliam
Biografi ajahn sumedho bisa di baca dimana??
Thank
sebagai cewe, pake baju kaos yang lehernya ga lebar, supaya ya itu tadi klo namaskara jangan sampe obral dada, hehehe
celana panjang sampai mata kaki.
kaus panjang supaya klo celananya model hipster, tidak sampe keliatan setrip bokongna, hwehehehe..
Kalo ada bgn2 terlarang yg tampak, bs2 muncul piktor pd makhluk lain :P
_/\_ SSBS
kayanya tidak perlu di perdebatkan
berbaju atau tidak
sopan atau tidak belum tentu semua orang berpendapat sm...
contoh sy selallu pakai baju kaos biasa
dan celana pendek
bukan sy kurang sopan tapi emang bahannya kurang panjang
kaklu sudah begitu apap karena sy punya celanan pendek sy haru s batal ke vihara
kalau sis elin pake yang apa ya... silahkan sis.. waktu dan tempat sudah di sediakan :))
Quote from: Mr.Jhonz on 18 May 2011, 06:45:24 PM
[at] mbah wiliam
Biografi ajahn sumedho bisa di baca dimana??
Thank
Saya dulu punya buku tulisan Ajahn Sumedho, tapi sekarang semua buku2 sudah masuk box dan masuk ke gudang bersama barang2 lainnya krn pindah rumah.. Dalam waktu dekat sepertinya belum bisa saya bongkar Bro, krn tempat permanen belum ada...
Saya juga lupa nih, darimana saya dapat buku tulisan Ajahn Sumedho ini, cover depannya bergambar foto Ajahn Sumedho kurus berkacamata
::