Forum Dhammacitta

Komunitas => Kafe Jongkok => Topic started by: dewi_go on 16 May 2011, 02:50:10 PM

Title: Heart Break
Post by: dewi_go on 16 May 2011, 02:50:10 PM
Heart Break
Posted on Juni 26, 2009 by Robby Candra

Komputer saya terletak di ruang keluarga. Di depan komputer ini saya biasa duduk di malam hari menemani keluarga. Tak disengaja, akhirnya saya sering menonton sinetron di televisi meskipun terpotong-potong,tidak lengkap. Saya hanya menonton sepintas, saya tidak terlalu larut dalam cerita di sinetron itu. Tetapi ada hal yang menarik dari sinetron-sinetron yang ada. Sinetron itu banyak bercerita tentang cinta antara sepasang kekasih.

Saya menonton bagaimana cinta itu mempermainkan perasaan manusia. Suatu saat cinta memberi harapan akan kebahagiaan, namun ketika harapan itu lenyap, muncul penderitaan yang besar. Mungkin agar cerita itu menjadi menarik, kerap kali oleh sutradara atau pembuat cerita, perjalanan cinta itu dibuat bergejolak. Kadang indah, kadang begitu merana, menyedihkan. Silih berganti.

Saya ingat pengalaman teman-teman saya ketika saya masih remaja. Banyak di antara teman yang punya kisah cinta yang penuh gejolak. Yang paling menyedihkan adalah ketika seorang teman dipermainkan oleh orang yang sangat dicintainya. Cinta itu membutakan dirinya. Sedikit saja harapan diberikan oleh orang yang dicintai, ia sudah merasa senang.
Tetapi karena orang yang dicintai itu hanya iseng, teman saya benar-benar dipermainkan. Harapan dan kekecewaan muncul silih berganti.

Akhirnya harapan itu benar-benar kandas. Tetapi kemudian teman saya menyadari, betapa bodoh dirinya telah dipermainkan oleh orang yang dicintainya. Harapan-harapan membutakan matanya. Ia berpikir, seandainya mereka tidak pernah bertemu tentu ia tidak akan mengalami kesedihan itu.

Di usia yang sudah tidak remaja ini, sinetron membuat saya kembali merenungkan, bagaimana bisa seseorang bisa dipermainkan oleh cinta. Namun saya melihat dari sisi yang berbeda.

Siapakah yang menjadi biang keladi seluruh penderitaan itu? Ternyata sifat kemelekatan kita pada orang yang di cintai itulah yang menjadi sumber permasalahan. Siapapun orang yang kebetulan menjadi pihak yang mempermainkan, itu hanyalah sebuah kebetulan. Tidak perlu kita kemudian membenci.
Dengan sifat melekat yang dimiliki, seseorang selalu berpotensi dipermainkan oleh cinta. Sifat melekat itulah yang menjadi sumber penderitaan yang sesungguhnya.

Setelah saya beristri, tidak lagi tertarik pada wanita lain, ternyata kemelekatan cinta tetap bisa mempermainkan diri saya. Kalau dalam contoh di atas, teman saya di permainkan oleh rasa cinta pada seseorang kekasih, sekarang saya masih juga dipermainkan oleh rasa cinta pada barang-barang koleksi saya, usaha yang saya rintis, komputer, buku dan banyak hal-hal lainnya. Bahkan juga kepada anak-anak.

Apakah salah rasa cinta itu? Mengapa cinta menghasilkan penderitaan?

Cinta memang sering di pandang sebagai sesuatu yang baik dan agung. Namun bagi orang biasa, jujur saja, cinta seringkali diikuti dengan kemelekatan untuk memiliki, untuk mengatur. Kita punya harapan pada sesuatu yang kita cintai. Dan apapun itu, ketika harapan itu tidak tercapai, kita menderita.

Siapkah anda untuk mencintai tetapi tidak berharap untuk memiliki?
Title: Re: Heart Break
Post by: wang ai lie on 16 May 2011, 03:18:20 PM
IMO, kalau itu bukan cinta , tapi napsu dan suka . jika seseorang mengerti, mengenal apa itu cinta, yang ada dia tidak akan menyakiti sedangkan cinta itu sebuah rasa dimana rasa yang mewakili kebahagiaan untuk pribadi seseorang , yang kebanyakan sekarang orang salah menafsirkan dan mengartikan cinta.
cinta itu mengerti, mengenal dan menyadari artinya pengorbanan dari orang yang kita suka/ kasihi
dimana saya baru menyadari arti cinta setelah melihat istri pada saat melahirkan, di dalam hati saya berkata, begitu besar pengorbanan seorang wanita untuk melahirkan buah hati saya, begitu rela berkorbannya wanita pada saat dia mempertaruhkan segalanya hingga hidupnya pada saat melahirkan buah hati kita, begitu besarnya kasih sayang dirinya dengan rela menanggung segala beban selama berbulan2 untuk memenuhi keinginan kita.
dari situ saya berpikir , cinta itu adalah rasa bahagia, dimana rasa itu menghargai segala pengorbanan, kelebihan dan kekurangan pasangan/orang lain , tanpa mementingkan segala ke egoan kita. dimana kita dapat menerima segala rasa kebahagiaan yang membuat kita tersenyum, menangis, tertawa. itu lah cinta
Title: Re: Heart Break
Post by: dhammadinna on 16 May 2011, 03:39:34 PM
QuoteKASMARAN
Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati - Ajahn Brahm 

Saat kita sedang mabuk cinta, kita hanya melihat "bata bagus" ditembok pasangan kita. Itulah yang ingin kita lihat, jadi itulah yang kita lihat. Kita ini suka menyangkal. Pada kemudian hari, ketika kita menghadap pengacara untuk mengurus perceraian, kita hanya melihat"bata jelek" di tembok pasangan kita. Kita terbutakan oleh sifat-sifat yang tidak kita sukai. Kita tidak ingin melihat itu, jadi kita tidak melihatnya. Lagi-lagi kita menyangkal.

Apa sebabnya kasmaran dapat terjadi di keremangan cahaya klab malam, atau di keintiman makan malam dengan cahaya lilin, atau pada suatu malam di bawah sinar rembulan? Itu karena, pada situasi-situasi tersebut, Anda tak dapat melihat jelas jerawatnya, atau gigi palsunya. Dan di bawah remang cahaya, khayalan kita terbang bebas mengkhayalkan wanita di hadapan Anda sebagai supermodel, atau pria itu kelihatannya seperti bintang film.

Kita ini menyukai fantasi, dan kita berfantasi dalam bercinta. Setidaknya kita jadi tahu apa yang kita lakukan. Para bhikkhu tidak ada dalam percintaan bercahaya lilin, tetapi mereka menyalakan cahaya realita. Jika Anda ingin bermimpi, jangan mengunjungi vihara. Pada tahun pertama saya sebagai bhikkhu diThailand timur laut, saya bepergian dengan mobil, duduk di belakang bersama seorang samanera (bakal bhikkhu) dan seorang bhikkhu Barat, beserta Ajahn Chah, guru saya, yang duduk di samping sopir.

Ajahn Chah tiba-tiba menoleh ke belakang, memandang ke samanera Amerika yang duduk di sebelah saya, lalu mengatakan sesuatu dalam bahasa Thai. Si bhikkhu ketiga yang fasih berbahasa Thai lantas menerjemahkan perkataan Ajahn Chah, "Ajahn Chah bilang bahwa kamu sedang memikirkan pacarmu di L.A. sana."

Rahang si samanera muda seolah copot ke lantai mobil saking kagetnya. Ajahn Chah telah membaca pikirannya dengan akurat. Ajahn Chah tersenyum, dan kata-kata berikutnya diterjemahkan sebagai, "Jangan khawatir. Kita bisa mengatasi itu. Lain kali kalau kamu menulis surat kepada si dia, mintalah dia mengirimkan sesuatu yang pribadi buatmu, sesuatu yang paling erat berkaitan dengannya, yang bisa kamu bawa-bawa ketika kamu rindu kepadanya, untuk mengingatkan kamu akan dirinya."

"Apa itu boleh bagi seorang bhikkhu?" tanya sang samanera dengan terkejut. "Tentu saja," kata Ajahn Chah. Barangkali para bhikkhu memahami soal percintaan setelah ini. Apa yang dikatakan oleh Ajahn Chah berikutnya memerlukan waktu yang lama untuk diterjemahkan, sebab si penerjemah harus menghentikan tawa dan menenangkan dirinya dulu. "Ajahn Chah bilang..." si penerjemah berjuang menahan tawa untuk mengeluarkan kata-kata berikut, sembari menghapus air mata geli dari matanya.

"Ajahn Chah bilang kamu harus minta si dia untuk mengirimkan sebotol tahinya. Lalu kapan pun kamu merasa kangen dengannya, kamu bisa mengambil dan membuka botol itu!" Ya, itu kan sesuatu yang pribadi. Dan saat kita mengungkapkan cinta kepada pasangan kita, bukankah kita sering mengatakan bahwa kita mencintai segala sesuatu dari dirinya? Nasihat yang sama juga berlaku bagi seorang biarawati yang kangen pada cowoknya. Sudah saya katakan, jika Anda menginginkan fantasi asmara, minggat saja dari vihara kami.

Untuk orang yang sedang patah hati, mungkin bisa meminta botol (yang isinya sangat pribadi itu) ke mantannya. Kapanpun km merasa bahwa si mantan begitu berharga, atau kapanpun merasa sakit hati, bukalah botol itu.

[spoiler]Kalau tidak berhasil mendapatkan botol tsb, IMHO, dibayangkan saja sudah cukup :|[/spoiler]
Title: Re: Heart Break
Post by: waliagung on 16 May 2011, 07:57:30 PM
kalau cinta dimulai dari keinginan  :x :x :x

tapi kasih di akhiri dari ketulusan  _/\_ _/\_ _/\_