pradaksina itu apa yag?
thanks _/\_
atau padakkhina (Pali), yaitu suatu bentuk penghormatan dengan berjalan mengelilingi obyek yg dihormati, ke arah kanan, dengan sisi kanan tubuh menghadap obyek penghormatan
tadi ada baca di berita acara waisak
salah satu kegiatannya adalah
pradaksina / meditasi berjalan
apakah pradaksina itu termasuk
salah satu teknik meditasi berjalan?
thanks _/\_
Quote from: bluppy on 13 May 2011, 06:14:33 PM
tadi ada baca di berita acara waisak
salah satu kegiatannya adalah
pradaksina / meditasi berjalan
apakah pradaksina itu termasuk
salah satu teknik meditasi berjalan?
thanks _/\_
padakkhina beda dengan meditasi jalan.
padakkhina adalah bentuk penghormatan dengan cara spt yg dijelaskan di atas. dan pada padakkhina atau pradaksina, yg dikelilingi adalah obyek yg dianggap suci, pada masa Sang Buddha biasanya para dewa, brahma dan manusia memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dengan cara ini, setelah sekarang tidak ada lagi Sang Buddha, boleh lah diwakili oleh rupang atau candi mewakili SanG Buddha.
meditasi jalan adalah salah satu bentuk meditasi dengan perhatian pada langkah2 kaki. pada meditasi juga tidak harus mengelilingi suatu obyek, cukup sepanjang jalan setapak yg lurus sepanjang +/- 30-50m
thank you bro Indra untuk jawabannya ^:)^
super kilat dan lengkap
Quote from: Indra on 13 May 2011, 06:22:30 PM
padakkhina beda dengan meditasi jalan.
padakkhina adalah bentuk penghormatan dengan cara spt yg dijelaskan di atas. dan pada padakkhina atau pradaksina, yg dikelilingi adalah obyek yg dianggap suci, pada masa Sang Buddha biasanya para dewa, brahma dan manusia memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dengan cara ini, setelah sekarang tidak ada lagi Sang Buddha, boleh lah diwakili oleh rupang atau candi mewakili SanG Buddha.
meditasi jalan adalah salah satu bentuk meditasi dengan perhatian pada langkah2 kaki. pada meditasi juga tidak harus mengelilingi suatu obyek, cukup sepanjang jalan setapak yg lurus sepanjang +/- 30-50m
maaf bro agak kurang mengerti , apa tujuan melakukan penghormatan dengan cara seperti itu?
Cara penghormatan sepertinya sudah dalam tradisi di jaman Hindu dan cara ada 3 yaitu
Anjali (tapak kedua tangan merangkup didepan dada) _/\_
Namakara (Pai Kui) ^:)^
Padakkhina dianggap penghormatan yang tertinggi, caranya sudah diterangkan oleh Bang Indra
Quote from: wang ai lie on 13 May 2011, 08:02:18 PM
maaf bro agak kurang mengerti , apa tujuan melakukan penghormatan dengan cara seperti itu?
tujuan memberi penghormatan adalah memberi penghormatan, jangan dipersulit.
memberi hormat bisa dilakukan dalam banyak cara, yg umum adalah dengan merangkapkan tangan di dada (beranjali), biasanya penghormatan ini dilakukan kepada orang yg dianggap setara.
penghormatan lebih tinggi dilakukan dengan cara bersujud (namaskara/namakara), biasanya dilakukan kepada orang yg dianggap lebih tinggi, misalnya kepada orang tua dan guru.
penghormatan lebih tinggi lagi adalah dengan pradaksina/padakkhina
Quote from: Indra on 13 May 2011, 09:38:09 PM
tujuan memberi penghormatan adalah memberi penghormatan, jangan dipersulit.
memberi hormat bisa dilakukan dalam banyak cara, yg umum adalah dengan merangkapkan tangan di dada (beranjali), biasanya penghormatan ini dilakukan kepada orang yg dianggap setara.
penghormatan lebih tinggi dilakukan dengan cara bersujud (namaskara/namakara), biasanya dilakukan kepada orang yg dianggap lebih tinggi, misalnya kepada orang tua dan guru.
penghormatan lebih tinggi lagi adalah dengan pradaksina/padakkhina
gak mempersulit bro, setelah tau tingkatannya baru mulai paham, berarti pradaksina adalah penghormatan tertinggi , maaf jika ada kekeriuan dalam penyampaian _/\_
biasanya penghormatan dengan Padakkhina gini dilakukan dengan berkeliling berapa kali? satu kali cukup atau ada hitungannya?
Quote from: HokBen on 13 May 2011, 10:41:55 PM
biasanya penghormatan dengan Padakkhina gini dilakukan dengan berkeliling berapa kali? satu kali cukup atau ada hitungannya?
3x
pradaksina khan asalnya dari hindu?
http://en.wikipedia.org/wiki/Pradakshina
Quote from: ryu on 14 May 2011, 10:32:24 PM
pradaksina khan asalnya dari hindu?
Quote from: ryu on 14 May 2011, 10:35:43 PM
http://en.wikipedia.org/wiki/Pradakshina
so what? Sang Buddha juga agamanya Hindu di KTP.
Buddhisme tidak menciptakan ritual2 spt ini, kebanyakan ritual atau tata cara atau budaya memang diturunkan dari ritual/tatacara/budaya yg sudah berlaku pada masa itu. karena Brahmanisme memang sudah lebih dulu exist di India pada masa Sang Buddha, maka sudah sewajarnya jika beberapa budaya terserap ke dalam Buddhisme. budaya lain seperti beranjali dan bersujud juga bukan ciptaan Buddhisme.
Quote from: Indra on 14 May 2011, 10:46:30 PM
so what? Sang Buddha juga agamanya Hindu di KTP.
Buddhisme tidak menciptakan ritual2 spt ini, kebanyakan ritual atau tata cara atau budaya memang diturunkan dari ritual/tatacara/budaya yg sudah berlaku pada masa itu. karena Brahmanisme memang sudah lebih dulu exist di India pada masa Sang Buddha, maka sudah sewajarnya jika beberapa budaya terserap ke dalam Buddhisme. budaya lain seperti beranjali dan bersujud juga bukan ciptaan Buddhisme.
bukankah buda mendobrak semua upacara2 seperti ini?
apakah dalam sutta ada referensi murid2 melakukan pradaksina?
kayanya di RAPB pernah baca
dewa Sakka menghormati Sang Buddha
dengan pradaksina ?
cari2 di google :
Pradaksina
Sampai dengan saat ini, para pelaku spiritual yang paham filsafat dan sejarah bila berkunjung ke candi akan melakukan pradaksina.
Pradaksina adalah ritual mengelilingi suatu objek yang dipandang suci, apakah itu candi, gambar orang suci, patung orang suci, makam orang suci, dsb. Orang mulai berpradaksina dari timur (daksina) dengan objek berada di sebelah kanan badan, lalu bergerak ke arah selatan dan setrerusnya searah perputaran matahari / jarum jam. Sambil berjalan keliling orang sebaiknya mendaraskan doa berulang-ulang (japa mantra) dengan penuh tulus bhakti. Di sini kita bukan berdoa menghormati benda tsb tapi menghormati sifat luhur yang digambarkan dari benda tersebut.
Pradaksina yang dilakukan dengan tulus dan penuh kesadaran batin secara berulang dalam kurun waktu tertentu, berdasar ajaran leluhur sejak ribuan tahun yang lalu akan membawa manfaat:
* Akan dihormati oleh para makhluk-makhluk di alam gaib
* Terhindar dari keadaan yang tidak menguntungkan.
* Mempunyai batin waskita, penuh kewaspadaan, daya pemahaman yang jelas, cerdas, penuh kekuatan dan keteguhan iman.
* Raut muka akan bersinar/berseri-seri, dihormati dimana-mana.
* Sehat dan memperoleh usia panjang, lancar rejeki dan menjadi dermawan.
* Tidak akan diganggu oleh makhluk-makhluk jahat.
* Mempunyai suara yang merdu dan/atau menyenangkan.
====================================
apakah betul manfaat dari pradaksina seperti itu?
itu kata biku badraboddhi
Quote from: ryu on 14 May 2011, 11:16:45 PM
cari2 di google :
Pradaksina
Sampai dengan saat ini, para pelaku spiritual yang paham filsafat dan sejarah bila berkunjung ke candi akan melakukan pradaksina.
Pradaksina adalah ritual mengelilingi suatu objek yang dipandang suci, apakah itu candi, gambar orang suci, patung orang suci, makam orang suci, dsb. Orang mulai berpradaksina dari timur (daksina) dengan objek berada di sebelah kanan badan, lalu bergerak ke arah selatan dan setrerusnya searah perputaran matahari / jarum jam. Sambil berjalan keliling orang sebaiknya mendaraskan doa berulang-ulang (japa mantra) dengan penuh tulus bhakti. Di sini kita bukan berdoa menghormati benda tsb tapi menghormati sifat luhur yang digambarkan dari benda tersebut.
Pradaksina yang dilakukan dengan tulus dan penuh kesadaran batin secara berulang dalam kurun waktu tertentu, berdasar ajaran leluhur sejak ribuan tahun yang lalu akan membawa manfaat:
* Akan dihormati oleh para makhluk-makhluk di alam gaib
* Terhindar dari keadaan yang tidak menguntungkan.
* Mempunyai batin waskita, penuh kewaspadaan, daya pemahaman yang jelas, cerdas, penuh kekuatan dan keteguhan iman.
* Raut muka akan bersinar/berseri-seri, dihormati dimana-mana.
* Sehat dan memperoleh usia panjang, lancar rejeki dan menjadi dermawan.
* Tidak akan diganggu oleh makhluk-makhluk jahat.
* Mempunyai suara yang merdu dan/atau menyenangkan.
====================================
apakah betul manfaat dari pradaksina seperti itu?
itu kata biku badraboddhi
soal klenik no comment deh,
tapi yg jelas pradaksina itu memang bermanfaat dapat menyehatkan tubuh, sebagai ganti olah raga
+ 1 dah, udah lama kaga ada GRP ;D
btw aneh di thread mana ya ada yang sensi ke aye nih, GRP aye keknya berkurang satu =))
dah dikoreksi
anehnya darimana manfaat pradaksina itu berasal? apakah dari buda? atau biku pradaksina belakangan yang menambahkan?
oh...gitu tanks atas ilmunya untuk all yg punya post sama yg comen
Tradisi menghormat dalam tradisi2 jaman dulu itu macem2, di antaranya :
- Pradaksina [Pa+Dakkhina], Berjalan berkeliling dengan tetap menjaga objek di sebelah kanan, searah jarum jam. Beputar ke arah selatan, ini menunjukan juga arti bahwa arah mataangin pertama yg dikenal di jaman dulu adalah TIMUR! [Dilakukan oleh mereka yang mengerti arti seorang Mulia. Diantaranya adalah Raja Pasenadi dari kosala di Dhammapada Bab 13.6 (http://"http://www.indonesiatipitaka.net/wp-content/uploads/2011/01/dhammapada-atthakatha-iii.pdf"). Dalam Kutthi Sutta Udana 5.3, ttg kisah kehidupan lalu dari Suppabuddha di penderita kusta (Dhammapada Bab.V). Dahulu ia ketika melihat seorang Pacceka Buddha yg sakit kusta, Ia sambil meludah dan mengarahkan bagian kiri badannya lalu pergi.]
- Tengkurap dengan dada dan kepala menghadap tanah dan tangan sejajar
- Namakkara, [berlutut dan membungkuk hingga dahi menyentuh tanah]. Ini kadang di kenal dengan kata "menyembah"
- Berlutut namun tangan tercakup di dada. [seorang Bhikkhu. Lihat di Dhammapada syair ke-167]
- Berdiri membungkukan badan. [dilakukan oleh menteri santati, ketika beliau masih di pemerintahan, Suami dari Putri Suppavasa di dhammapada syair ke-414]
- Membungkukkan badan ke arah objek dan selalu tidur dengan kepala menghadap ke arah yang sama [Sariputta, Dhammapada syair ke-392]
- Anjali, tangan tercakup di dada.</li><li>Berjalan mundur. [dilakukan oleh Uttari theri, ketika itu ia berusia 120 tahun. Lihat di syair Dhammapada no.148]
- Mempersembahkan Dupa, bunga dan wangi-wangian [dilakukan oleh Sakkha di Dhammapada syair ke-94, Culasubhadda dari Ugga di Dhammapada syair ke-304]