Forum Dhammacitta

Buddhisme dan Kehidupan => Lingkungan => Topic started by: aitristina on 18 April 2011, 09:31:18 AM

Title: renungan hari kartini
Post by: aitristina on 18 April 2011, 09:31:18 AM
sebentar lagi hari kartini....

kita akan lihat banyak anak2 sd didandani bak jaman kartini dl...pake baju adat segala...

well...mengenang jaman sd, g pake baju bodo merah, lisptik merah berantakan wkwkkw....nyewa baju khusus pagi22...

trus smpe skul, diksh nomer n catwalk deh...

utk anak2, hari kartin, hari dmn mrk harus pake baju adat, lenggak lenggok...

bgmn hr kartini mnrt kamu?

apakah sudah ter-realisasi emansipasi yg diperjuangkan ibu kartini tempo dulu?
emng sih g dh liat presiden wanita, sopir trans jkt wanita, kenek wanita?

apa sih yg dibilang emansipasi itu?


pada dasarnya, apakah kamu BANGGA terlahir sebagai WANITA?

juga berjiwa KEWANITAAAN?


bagaiaman pandangan pria buddhis atas wanita buddhis saat ini...apakah wanita buddhis sudah diemanispasi?
apakah mrk bangga dgn wanita buddhis?



wat do u tink?
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: wang ai lie on 18 April 2011, 12:07:35 PM
bagi wanita menjadi wanita otomatis bangga, begitu juga sebaliknya pria, menjadi pria juga otomatis bangga, tapi........

jika dengan berjiwa KEWANITAAAN <<-- kaya nya lebih ke kaum waria ya??.. , kalo yang ini ... O0o0O...tidak bisa....  ;D
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: aitristina on 20 April 2011, 08:52:21 AM
yang ini, ditujukan bagi mereka yg berfisik pria tapi berjiwa kewanitaan...

tidak ada yg pernah ingin dilahirkan demikian bukan?

tapi g selalu menghargai kaum mereka...krn bbrp teman gw juga seperti mereka...

Quote from: wang ai lie on 18 April 2011, 12:07:35 PM

jika dengan berjiwa KEWANITAAAN <<-- kaya nya lebih ke kaum waria ya??.. , kalo yang ini ... O0o0O...tidak bisa....  ;D
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: wang ai lie on 20 April 2011, 05:34:29 PM
Quote from: aitristina on 20 April 2011, 08:52:21 AM
yang ini, ditujukan bagi mereka yg berfisik pria tapi berjiwa kewanitaan...

tidak ada yg pernah ingin dilahirkan demikian bukan?

tapi g selalu menghargai kaum mereka...krn bbrp teman gw juga seperti mereka...

menghargai mereka itu harus.. btw gimana caranya menghadapi kaum seperti itu yg agresif.. pernah ketemu yg kaya gitu soalnya om.. takut juga  ;D
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: Adhitthana on 21 April 2011, 01:22:17 AM
Apakah tanpa adanya ibu Kartini ..... emansipasi wanita tidak terjadi hari ini ?
tak ada presiden wanita ? sopir taxi wanita ?, sopir trans jkt wanita,kenek wanita?, korupsi citybank?  ^-^
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: hartono238 on 21 April 2011, 11:43:29 AM
SELAMAT HARI KARTINI, TOKOH EMANSIPASI DAN TOLERANSIi

berikut ini salah satu kalimat dalam buku "Panggil aku kartini" : ."Aku adalah anak Buddha, dan sebutan itu saja sudah cukup jadi alasan bagiku untuk tidak makan daging. Waktu aku masih bocah, aku jatuh sakit keras; para dokter tak sanggup menyembuhkan aku; mereka tak berpengharapan lagi. Maka adalah seorang Tionghoa, yang menjadi sahabat aku. Orang tua kami menerima tawaran itu dan sembuhlah aku. Obat-obatan orang-orang terpelajar itu tiada dapat menolong aku, tapi "perdukunan" itu ternyata dapat. Ia sembuhkan aku hanya dengan jalan memberi aku minum abu sesaji yang dipersembahkan kepada sebuah patung Tionghoa. Karena minum itulah aku menjadi anak suci Tionghoa itu, yaitu Santik-Kong dari Welahan."

[Termuat dalam "panggil Aku Kartini Saja," hal. 219-220, Surat 27 Oktober 1902, kepada Nyonya Abendanon]
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: Indra on 21 April 2011, 12:02:54 PM
baru tau bahwa Kartini adalah seorang buddhis
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: pannadevi on 21 April 2011, 06:06:38 PM
Quote from: hartono238 on 21 April 2011, 11:43:29 AM
SELAMAT HARI KARTINI, TOKOH EMANSIPASI DAN TOLERANSIi

berikut ini salah satu kalimat dalam buku "Panggil aku kartini" : ."Aku adalah anak Buddha, dan sebutan itu saja sudah cukup jadi alasan bagiku untuk tidak makan daging. Waktu aku masih bocah, aku jatuh sakit keras; para dokter tak sanggup menyembuhkan aku; mereka tak berpengharapan lagi. Maka adalah seorang Tionghoa, yang menjadi sahabat aku. Orang tua kami menerima tawaran itu dan sembuhlah aku. Obat-obatan orang-orang terpelajar itu tiada dapat menolong aku, tapi "perdukunan" itu ternyata dapat. Ia sembuhkan aku hanya dengan jalan memberi aku minum abu sesaji yang dipersembahkan kepada sebuah patung Tionghoa. Karena minum itulah aku menjadi anak suci Tionghoa itu, yaitu Santik-Kong dari Welahan."

[Termuat dalam "panggil Aku Kartini Saja," hal. 219-220, Surat 27 Oktober 1902, kepada Nyonya Abendanon]


thanks bro (+GRP), sy mendpt jawaban mengapa klenteng Welahan terkenal sbg pengobatannya, nah kejawab sekarang dari postingan ini. juga baru tahu sy klo ternyata Ibu Kartini adl umat Buddhist.

mettacittena,
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: Adhitthana on 21 April 2011, 11:38:20 PM
Quote from: Indra on 21 April 2011, 12:02:54 PM
baru tau bahwa Kartini adalah seorang buddhis
Kartini dalam bukunya pernah mengatakan syair Buddha yg berbunyi Janganlah kebencian di balas dgn kebencian,
kebencian akan berakhir bila dibalas tidak membenci ..... syair yg sangat indah  ;D .....
(belum pernah baca bahwa Kartini seorang Buddhis scik)

btw .... apa waktu zaman Kartini sudah ada Dhammapada athakatha??  :-?
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: gajeboh angek on 21 April 2011, 11:45:47 PM
Kayaknya kartini belon nyampe 1000 tahun yang lampau deh
Title: Re: renungan hari kartini
Post by: wang ai lie on 22 April 2011, 01:58:31 AM
 :-? baru tau kalau tante kartini penganut buddha juga