kalo akhir2 ini Umat Muslim ribut soal aliran sesat Ahmadiyah dan langsung diberantas.apakah Buddhisme tinggal diam dengan aliran yang disempalkan oleh banyak pihak?
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:01:39 PM
kalo akhir2 ini Umat Muslim ribut soal aliran sesat Ahmadiyah dan langsung diberantas.apakah Buddhisme tinggal diam dengan aliran yang disempalkan oleh banyak pihak?
Apa gunanya diberantas? Yang seharusnya diberantas adalah 'kebodohan'-nya, bukan si bodoh.
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 March 2011, 03:03:43 PM
Apa gunanya diberantas? Yang seharusnya diberantas adalah 'kebodohan'-nya, bukan si bodoh.
iya tapi dengan adanya sumber pembuat bodoh itu seperti mata air yang rusak tapi tidak ditutup.maka akan ada makhluk yang pergi meminum dan keracunan kembali.
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 March 2011, 03:03:43 PM
Apa gunanya diberantas? Yang seharusnya diberantas adalah 'kebodohan'-nya, bukan si bodoh.
nyatanya toh Buddha Bar dibuka aja banyak yang ampe demo2,berusaha untuk tutup tapi kalo aliran sesat semua dibiarkan begitu saja.ironi.
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:07:24 PM
iya tapi dengan adanya sumber pembuat bodoh itu seperti mata air yang rusak tapi tidak ditutup.maka akan ada makhluk yang pergi meminum dan keracunan kembali.
Kalau menurut saya, yang harus 'digalakkan' itu adalah pengetahuannya. Kalau orang sudah banyak tahu, otomatis tidak gampang dikibuli oleh 'racun' itu. Sama seperti ilmu pengetahuan juga hanya mengumpulkan bukti dan menyimpulkan. Dari dulu tidak pernah ada orang dibunuh karena tidak percaya/mengerti sains. Kalau orang dibunuh karena agama, sampai sekarang juga masih banyak.
Apa yang membuat saya cenderung pada Buddhisme adalah kedekatan sifatnya dengan sains dibanding "agama". Menurut saya itu keunggulan. Sangat sayang kalau umatnya justru melepaskan keunggulan tersebut.
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:08:37 PM
nyatanya toh Buddha Bar dibuka aja banyak yang ampe demo2,berusaha untuk tutup tapi kalo aliran sesat semua dibiarkan begitu saja.ironi.
Kembali lagi kalau orang mau berpikir kritis, maka aliran sesat tidak laku. Sebaliknya selama orang tidak mau berpikir (=gampang dibodohi), aliran sesat akan berkembang dengan subur dengan berbagai modelnya. "Hajar" satu, muncul yang lain.
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 March 2011, 03:17:34 PM
Kalau menurut saya, yang harus 'digalakkan' itu adalah pengetahuannya. Kalau orang sudah banyak tahu, otomatis tidak gampang dikibuli oleh 'racun' itu. Sama seperti ilmu pengetahuan juga hanya mengumpulkan bukti dan menyimpulkan. Dari dulu tidak pernah ada orang dibunuh karena tidak percaya/mengerti sains. Kalau orang dibunuh karena agama, sampai sekarang juga masih banyak.
Apa yang membuat saya cenderung pada Buddhisme adalah kedekatan sifatnya dengan sains dibanding "agama". Menurut saya itu keunggulan. Sangat sayang kalau umatnya justru melepaskan keunggulan tersebut.
Kembali lagi kalau orang mau berpikir kritis, maka aliran sesat tidak laku. Sebaliknya selama orang tidak mau berpikir (=gampang dibodohi), aliran sesat akan berkembang dengan subur dengan berbagai modelnya. "Hajar" satu, muncul yang lain.
hmm begitu kah.jadi solusi terbaik apakah let them be?
Seperti apa yang disebut sesat emangnya?
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:25:56 PM
hmm begitu kah.jadi solusi terbaik apakah let them be?
Kalau menurut saya begitu. Solusi terbaik adalah mengumpulkan dan menyajikan fakta dan mengajak orang berpikir. Namun kita tidak bisa membubarkan-paksa suatu organisasi, kecuali mungkin kalau sudah bertentangan dengan hukum.
Kalau kita menekan atau membubarkan-paksa, maka berarti menghalangi kebebasan berpendapat. Menurut saya, bahkan orang tolol pun boleh berpendapat. Selain itu, berarti kita menetapkan diri sebagai otoritas yang 'benar' di mana kita yang menetapkan standard yang berlaku bagi orang lain. Menurut saya, ini bukan sikap yang benar.
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 March 2011, 03:47:17 PM
Kalau menurut saya begitu. Solusi terbaik adalah mengumpulkan dan menyajikan fakta dan mengajak orang berpikir. Namun kita tidak bisa membubarkan-paksa suatu organisasi, kecuali mungkin kalau sudah bertentangan dengan hukum.
Kalau kita menekan atau membubarkan-paksa, maka berarti menghalangi kebebasan berpendapat. Menurut saya, bahkan orang tolol pun boleh berpendapat. Selain itu, berarti kita menetapkan diri sebagai otoritas yang 'benar' di mana kita yang menetapkan standard yang berlaku bagi orang lain. Menurut saya, ini bukan sikap yang benar.
okelah berarti ditentukan rentang waktu dan kedekatan jodohnya bertemu Ajaran yang baik dan benar.
dari jaman sang Buddha byk aliran2 lain yang bertentangan dgn Buddha Dhamma, rasa2 nya hal itu biasa2 aj.
yang pasti gua gak setuju kl harus dengan ==>"pembasmian" aliran/sekte karena tidak sesuai dengan apa yang "kita" percaya. [terkait kepercayaan, itu merupakan hak asasi manusia bukan?].. jadi terserah mereka mau percaya apa, itu hak mereka.
dan bukan hak kita menentukan apa yang benar bagi orang lain. tetapi kita yang menentukan apa yang benar untuk batin kita masing2.
kalau soal "Buddha Bar" setau saya kalau pun ada demo dll, kyk nya gak sampai bentrok2 kan? gua gk tll paham kasus nya huehue6 ^:)^
.
.
just my opinion
bahkan devadatta membuat aliran sendiri jaman sang buddha dan mengatakan bahwa dialah "true buddhist school"... buddha tidak mengeluarkan fatwa agar dia di basmi....atau pengikutnya di basmi
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:51:18 PM
okelah berarti ditentukan rentang waktu dan kedekatan jodohnya bertemu Ajaran yang baik dan benar.
Kita juga bisa jadi bagian dari 'kedekatan jodoh' itu dengan mendekati dan mengajak berpikir. Tidak perlu mengenalkan ajaran lain untuk menarik/convert mereka, hanya mengajak berpikir saja. Dengan berpikir, otomatis akan menyelidiki. Dengan menyelidiki, otomatis mengetahui apa yang benar dan salah.
Quote from: Kainyn_Kutho on 29 March 2011, 03:59:17 PM
Kita juga bisa jadi bagian dari 'kedekatan jodoh' itu dengan mendekati dan mengajak berpikir. Tidak perlu mengenalkan ajaran lain untuk menarik/convert mereka, hanya mengajak berpikir saja. Dengan berpikir, otomatis akan menyelidiki. Dengan menyelidiki, otomatis mengetahui apa yang benar dan salah.
secara bagaimana, tahu mana yang benar dan salah?
bukankah umat sesat dan umat tidak sesat sama saja?
Quote from: ryu on 29 March 2011, 04:04:10 PM
secara bagaimana, tahu mana yang benar dan salah?
bukankah umat sesat dan umat tidak sesat sama saja?
Yang normal & umum saja dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenai sesat atau tidak, memang semua tergantung sudut pandang. Menurut agama satu, bunuh orang lain yang mengkritisi agamanya juga boleh-boleh saja. Jadi tergantung mau pakai acuan apa.
kita memang susah mentolerir yg "sama tapi tak serupa" .. Seperti BUDDHA "maitreya" dan ISLAM "ahmadiyah" , terkadang kita lebih menghargai yg Perbedaan nya sangat kontras .. ( Buddha Hindu Islam kr****n ka****k etc ) ,
masalahnya mungkin karena labelnya sama tapi isinya beda. jadi ada konflik dalam meneelah :D
mending cara memandang labelnya di extend saja, jadi buddhisme maitreya, buddhisme theravada, buddhisme dst dst dst... anggap saja masing2 itu beda agama. beres deh.
case closed deh ;D ;D
mungkin yg menjadi ketakutan rekan2 di sini adalah disinformasi.
informasi keliru bahwa jaman ini jaman buddha warna ijo, tidak bisa selamat dengan meditasi, selamat dengan menjadi member geng anu, dll.
obat dari disinformasi adalah informasi yg benar.
setelah dibabarkan berbagai macam informasi, baik yg benar dan keliru, dan ternyata orang masih memilih yg keliru, ya itu adalah hak masing2. mungkin dia merasa lebih nyaman dengan yg keliru. itupun kita yg labelin "keliru", padahal menurut dia itu adalah yg "benar". kita tidak ada hak untuk memaksakan "kebenaran" kita kepada orang lain. apakah si penganut maitreya juga berhak memaksakan "kebenaran"nya kepada anda karena niatnya baik? sebaik apapun niatnya, pemaksaan kehendak berujung menjadi tidak baik.
Quote from: morpheus on 29 March 2011, 04:30:14 PM
mungkin yg menjadi ketakutan rekan2 di sini adalah disinformasi.
informasi keliru bahwa jaman ini jaman buddha warna ijo, tidak bisa selamat dengan meditasi, selamat dengan menjadi member geng anu, dll.
obat dari disinformasi adalah informasi yg benar.
setelah dibabarkan berbagai macam informasi, baik yg benar dan keliru, dan ternyata orang masih memilih yg keliru, ya itu adalah hak masing2. mungkin dia merasa lebih nyaman dengan yg keliru. itupun kita yg labelin "keliru", padahal menurut dia itu adalah yg "benar". kita tidak ada hak untuk memaksakan "kebenaran" kita kepada orang lain. apakah si penganut maitreya juga berhak memaksakan "kebenaran"nya kepada anda karena niatnya baik? sebaik apapun niatnya, pemaksaan kehendak berujung menjadi tidak baik.
siapa yang memaksa ? siapa yang di paksa
paksa nya pakai cara apa ?
Quote from: ryu on 29 March 2011, 04:04:10 PM
secara bagaimana, tahu mana yang benar dan salah?
bukankah umat sesat dan umat tidak sesat sama saja?
ah ryu juga sesat :P
Masalahnya geng maitreya lebih proaktif mengaet umat,
[at] om kainyt
Bagaimana memberikan mereka "pengetahuan"?
berdebatkah?
Saya pernah datang di dialog antar agama di Konsulat jendreal Amerika bersama wakil masing" agama.
Sebenarnya persoalannya selama ini sederhana:
1. Islam hanya pengen Ahmadiyyah gak mencatut nama Islam
2. Kristianitas hanya pengen Saksi Yehovah gak mencatut nama Kristianitas
dan bagi kita sendiri:
Buddhis hanya pengen Maitreya gak mencatut nama Buddhis/agama Buddha
Kalau Ahamadiyyah, Saksi Yehovah dan umat Maitreya mau dengan JUJUR dan TERBUKA mengakui bahwa mereka bukan bagian dari agama Islam, Kristianitas dan Buddha, maka dijamin tidak ada problema "aliran sesat" seperti sekarang ini.
Toh memang yang se BENAR-BENARNYA, Ahamadiyyah bukanlah Islam, Saksi Yehovah bukanlah kr****n dan Mi le Da Dao bukanlah Buddha (seperti di negara asalnya Taiwan sono)!
Jadi masalah kekerasan pada Ahmadiyyah pun, bukanlah semata-mata karena arogansi dari FPI semata, tetapi sebenranya juga bergantung pada keputusan pihak Ahmadiyyah sendiri. jadi sebenarnya banyak umat Islam yang menyayangkan tindakan kekerasan FPI, tapi tetap setuju bahwa Ahmadiyyah bukanlah Islam.
Saya juga pernah diskusi dengan salah satu pengurus WALUBI, yang kebetulan umat Nichiren Shoshu, dia bahkan bilang, "Maitreya (Mi Le Da Dao) bukanlah agama Buddha karena gak punya Triratna."
Bahkan lebih lanjut beliau itu mengatakan, "Tian Chuan She-nya Maitreya sendiri yg ngomong sama saya, kalau mereka sebenarnya bukan agama Buddha!" Nah loh?!! Berarti tujuan mereka cuma ndompleng atau apaan ini? La mereka sendiri sadar bukan agama Buddha, kok diterus"in pake nama agama Buddha?
SESAT bukanlah berarti ajarannya buruk, SESAT bisa diartikan sebagai menyimpang.
_/\_
The Siddha Wanderer
BTW
Maitreya berdiri sendiri.. Tridhamma berdiri sendiri .. and blbalbla.. yg skrg "nemplok" di agama Buddha .. sisa berapa ya umat yg REal Buddhis di indonesia ? ::)
MEdan , semarang , riau , pontianak ,bangka , palembang , .. bakal kepangkas byk nih..~ :)) :))
yah, sy prihatin sih liat aksi kekerasan terhadap Ahmadiyah,
tapi masing2 pihak keukeuh, Ahmadiyah keukeuh ga mau jadi agama sendiri, yang merasa dicemarkan juga keukeuh membumihanguskan ahmadiyah..
serba salah..
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:25:56 PM
hmm begitu kah.jadi solusi terbaik apakah let them be?
The best defense is a good offense - Sun Tzu
QuoteBTW
Maitreya berdiri sendiri.. Tridhamma
berdiri sendiri .. and blbalbla.. yg skrg
"nemplok" di agama Buddha .. sisa
berapa ya umat yg REal Buddhis di
indonesia ?
MEdan , semarang , riau ,
pontianak ,bangka , palembang , ..
bakal kepangkas byk nih..~
Percuma kalo kuantitas banyak,
Tapi jelasin buddhsim aja ngaco..
Masa buddha gotama dipanggil "dewa sakyamuni",terus makan daging di bilang karma buruk,ciu tao di bilang wajib.. :P
[at] bang gandalf
Gimana menurut mahayana,apakah maitreya diakui mahayanis?
Apakah sosok maitreya(biksu gendut membawa karung,tertawa) ada dalam "kamus" mahayana?
IMO,jadikan diri sendiri sebagai teladan bagi semua,trus melatih diri dalam jalan yang benar,karena saya yakin tak akan ada habisnya "sekte sesat" dalam pandangan kita,dan saya juga meyakini bahwa tak selamanya manusia akan berenang dalam kebodohan selamanya,semua slalu berubah,yang sudah baik bisa mengalami kemerosostan,maka yang buruk pun bisa meningkat menjadi lebih baik,karena saya cocok dengan Buddhis Theravada maka saya akan berusaha menjadi umat Buddhis Theravada yang benar dan baik,dan orang2 akan meneladani yang baik.Buktikan apa yang kau yakini sebagai sesuatu benar dan baik dalam setiap perilaku dalam keseharian.
Quote from: Mr.Jhonz on 30 March 2011, 07:33:58 PM
Masalahnya geng maitreya lebih proaktif mengaet umat,
[at] om kainyt
Bagaimana memberikan mereka "pengetahuan"?
berdebatkah?
Kalau gitu, jangan kalah pro-aktif juga. :D Tidak perlu selalu sampai berdebat karena tidak semua orang senang berargumen. Sering-sering ngobrol saja dan mengajak membahas ide-ide yang perlu akal sehat. Yang paling penting kalau sudah 'mentok', sudah bertemu 'iman tak tergoyahkan/terbantahkan', jangan dibahas lebih jauh.
Quote from: GandalfTheElder on 30 March 2011, 08:02:51 PM
Saya pernah datang di dialog antar agama di Konsulat jendreal Amerika bersama wakil masing" agama.
Sebenarnya persoalannya selama ini sederhana:
1. Islam hanya pengen Ahmadiyyah gak mencatut nama Islam
2. Kristianitas hanya pengen Saksi Yehovah gak mencatut nama Kristianitas
dan bagi kita sendiri:
Buddhis hanya pengen Maitreya gak mencatut nama Buddhis/agama Buddha
Kalau Ahamadiyyah, Saksi Yehovah dan umat Maitreya mau dengan JUJUR dan TERBUKA mengakui bahwa mereka bukan bagian dari agama Islam, Kristianitas dan Buddha, maka dijamin tidak ada problema "aliran sesat" seperti sekarang ini.
Toh memang yang se BENAR-BENARNYA, Ahamadiyyah bukanlah Islam, Saksi Yehovah bukanlah kr****n dan Mi le Da Dao bukanlah Buddha (seperti di negara asalnya Taiwan sono)!
Jadi masalah kekerasan pada Ahmadiyyah pun, bukanlah semata-mata karena arogansi dari FPI semata, tetapi sebenranya juga bergantung pada keputusan pihak Ahmadiyyah sendiri. jadi sebenarnya banyak umat Islam yang menyayangkan tindakan kekerasan FPI, tapi tetap setuju bahwa Ahmadiyyah bukanlah Islam.
Saya juga pernah diskusi dengan salah satu pengurus WALUBI, yang kebetulan umat Nichiren Shoshu, dia bahkan bilang, "Maitreya (Mi Le Da Dao) bukanlah agama Buddha karena gak punya Triratna."
Bahkan lebih lanjut beliau itu mengatakan, "Tian Chuan She-nya Maitreya sendiri yg ngomong sama saya, kalau mereka sebenarnya bukan agama Buddha!" Nah loh?!! Berarti tujuan mereka cuma ndompleng atau apaan ini? La mereka sendiri sadar bukan agama Buddha, kok diterus"in pake nama agama Buddha?
SESAT bukanlah berarti ajarannya buruk, SESAT bisa diartikan sebagai menyimpang.
_/\_
The Siddha Wanderer
Kalau begitu, sudah kelihatan bukan bahwa sebetulnya hanya permainan kepentingan pihak tertentu saja, karena WALUBI sendiri tahu dan tetap mengizinkan. Agama sudah digunakan sebagai 'alat' oleh pihak 'di atas', untuk apa kita sendiri ikut 'diperalat' oleh sistem yang dibuat mereka?
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:01:39 PM
kalo akhir2 ini Umat Muslim ribut soal aliran sesat Ahmadiyah dan langsung diberantas.apakah Buddhisme tinggal diam dengan aliran yang disempalkan oleh banyak pihak?
Susah sih kalo bekingannya kuat... ;D
Mahayana gak ngakuin aliran Maitreya. Mereka baca mantra Maitreya dan Sutra Maitreya aja kagak...
http://entertainment.kompas.com/read/2011/03/31/11422432/Lupakan.Bintang.Porno.Sora.Aoi.FPI.Fokus.ke.Ahmadiyah
JAKARTA, KOMPAS.com — Organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) dikenal paling vokal menentang artis porno yang bermain dalam film Indonesia. Namun, kali ini Ketua FPI DPD DKI Jakarta Habib Salim Umar Alatas memilih memfokuskan perhatiannya untuk membubarkan aliran Ahmadiyah ketimbang menentang keterlibatan bintang porno Jepang, Sora Aoi, dalam produksi film nasional.
Seperti disampaikan produser Maxima Pictures Ody Mulya Hidayat, pihaknya berencana melibatkan kembali bintang Jepang dalam film terbaru yang akan diproduksinya, Suster Keramas 2. Keterlibatan Aoi menyusul kemunculan bintang hot asal Jepang lainnya, seperti Maria Ozawa alias Miyabi.
Ditegaskan Salim, masalah Ahmadiyah jauh lebih penting ketimbang mengurusi bintang porno asal Jepang. Salim enggan gerakan FPI nantinya justru menjadi alat dagang produser Maxima Pictures untuk menjual sensasi filmnya sebelum diputar di bioskop.
"Itu enggak usah ditanggapi, kami demo nanti dia semakin terkenal. Rugilah kami berteriak-teriak karena nanti dia semakin memanfaatkan keadaan," tandas Salim saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Kamis (31/3/2011).
"Kami saat ini fokus saja dulu dengan pembubaran Ahmadiyah. Alhamdulillah sekarang sudah ribuan yang bertaubat," kata Salim.
Sementara untuk urusan film Aoi, pria yang akrab disapa Habib "Selon" itu memercayakan Lembaga Sensor Film (LSF) melakukan tugasnya dengan baik. "Biarin saja, LSF dong yang semestinya bertindak membabat film begituan," tegas Salim.
Quote from: Landy Chua on 29 March 2011, 04:18:13 PM
kita memang susah mentolerir yg "sama tapi tak serupa" .. Seperti BUDDHA "maitreya" dan ISLAM "ahmadiyah" , terkadang kita lebih menghargai yg Perbedaan nya sangat kontras .. ( Buddha Hindu Islam kr****n ka****k etc ) ,
Penyebab dominan kenapa bisa begini adalah karena pemerintah kita ikut mencampuri urusan agama ini. Pemerintah ikut menentukan jenis2 agama 'yg diakui': Islam, ka****k, Buddha, Hindu, dsbnya...
Pemerintah malah menunjuk satu otoritas resmi untuk masing2 agama tsb. Alhasil, otoritas yg terdiri atas mayoritas aliran akan menekan minoritas dalam aliran yg sama.
Pemerintah yg berusaha mencampuri urusan spiritual personal ini dapat diibaratkan berusaha mengurusi perasaan cinta seseorang kepada orang lain. Apakah bisa? Hasilnya sudah pasti: pemaksaan dan pembodohan.
Semua tindak kekerasan agama yg terjadi di negara ini -imo- adalah gara2 pemerintah sendiri.
::
picnya takut disangka hoax :))
[spoiler=HOT!!!](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fstat.k.kidsklik.com%2Fdata%2Fphoto%2F2011%2F03%2F31%2F1141047620X310.jpg&hash=9bbdeefcccd1a5f49540a6b420e910418caab34e)[/spoiler]
[spoiler=semakin HOT!!](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fstat.k.kidsklik.com%2Fdata%2Fphoto%2F2011%2F03%2F30%2F1523452620X310.jpg&hash=d437ff6887228f4842fabf3c1e1ce2a8e24c8b32)[/spoiler]
QuoteKalau begitu, sudah kelihatan bukan bahwa sebetulnya hanya permainan kepentingan pihak tertentu saja, karena WALUBI sendiri tahu dan tetap mengizinkan. Agama sudah digunakan sebagai 'alat' oleh pihak 'di atas', untuk apa kita sendiri ikut 'diperalat' oleh sistem yang dibuat mereka?
Alasannya sih... (bagiku lmyn naif dan konyol).. si pengurus WALUBI tsb ngomong:
"Karena sama2 memuliakan Buddha dan mau make nama agama Buddha shg membuat maju nama Buddha, ya sudah kita guyubi dan lindungi serta bantu."
Walahhhhhh.....
Yang ada tambah mundur deh!!
_/\_
The Siddha Wanderer
Quote[at] bang gandalf
Gimana menurut mahayana,apakah maitreya diakui mahayanis?
Apakah sosok maitreya(biksu gendut membawa karung,tertawa) ada dalam "kamus" mahayana?
Bodhisattva Maitreya-nya diakui Mahayana, tapi ajaran" Mi Le Da Dao ya kagak. Bahkan para sesepuh Mahayana di Taiwan ya getol sekali mengklarifikasi Yi Guan Dao bukanlah agama Buddha.
Tetapi umat Buddhis di Taiwan menjalin hubungan antar-agama juga dengan Yi Guan Dao, dengan penuh toleransi, menghormatinya sebagai agama yang berdiri sendiri yang mengajarkan moralitas baik pada masyarakat.
Umunya di Mahayana Maitreya digambarkan sebagai sesosok Pangeran Bodhisattva yang sedang duduk. Yang bhiksu Budai yg gendut itu hanyalah salah satu emanasi Maitreya dari sekian banyak emanasi.
_/\_
The Siddha Wanderer
Quote from: ryu on 31 March 2011, 03:48:24 PM
http://entertainment.kompas.com/read/2011/03/31/11422432/Lupakan.Bintang.Porno.Sora.Aoi.FPI.Fokus.ke.Ahmadiyah
JAKARTA, KOMPAS.com — Organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) dikenal paling vokal menentang artis porno yang bermain dalam film Indonesia. Namun, kali ini Ketua FPI DPD DKI Jakarta Habib Salim Umar Alatas memilih memfokuskan perhatiannya untuk membubarkan aliran Ahmadiyah ketimbang menentang keterlibatan bintang porno Jepang, Sora Aoi, dalam produksi film nasional.
Seperti disampaikan produser Maxima Pictures Ody Mulya Hidayat, pihaknya berencana melibatkan kembali bintang Jepang dalam film terbaru yang akan diproduksinya, Suster Keramas 2. Keterlibatan Aoi menyusul kemunculan bintang hot asal Jepang lainnya, seperti Maria Ozawa alias Miyabi.
Ditegaskan Salim, masalah Ahmadiyah jauh lebih penting ketimbang mengurusi bintang porno asal Jepang. Salim enggan gerakan FPI nantinya justru menjadi alat dagang produser Maxima Pictures untuk menjual sensasi filmnya sebelum diputar di bioskop.
"Itu enggak usah ditanggapi, kami demo nanti dia semakin terkenal. Rugilah kami berteriak-teriak karena nanti dia semakin memanfaatkan keadaan," tandas Salim saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Kamis (31/3/2011).
"Kami saat ini fokus saja dulu dengan pembubaran Ahmadiyah. Alhamdulillah sekarang sudah ribuan yang bertaubat," kata Salim.
Sementara untuk urusan film Aoi, pria yang akrab disapa Habib "Selon" itu memercayakan Lembaga Sensor Film (LSF) melakukan tugasnya dengan baik. "Biarin saja, LSF dong yang semestinya bertindak membabat film begituan," tegas Salim.
OOT
Ini sebuah ironi atau sebuah inovasi?
sebenarnya yg jual isi filmnya atau model bokepnya?
buddhisme memang sedang mengalami kemerosotan...jadi berjuang lah dengan penuh kewaspadaan _/\_
Terus kalau Nichiren Shoshu itu termasuk mainstream atau sempalan juga?
Quote from: lobsangchandra on 02 April 2011, 07:58:06 PM
buddhisme memang sedang mengalami kemerosotan...jadi berjuang lah dengan penuh kewaspadaan _/\_
sepertinya buddhisme mengalami kemajuan...zaman orde baru, kayaknya jumlah bhikkhu, jumlah vihara masih lebih sedikit dibanding sekarang...benar atau tidak???cmiiw
Quote from: nyanadhana on 29 March 2011, 03:01:39 PM
kalo akhir2 ini Umat Muslim ribut soal aliran sesat Ahmadiyah dan langsung diberantas.apakah Buddhisme tinggal diam dengan aliran yang disempalkan oleh banyak pihak?
jadi solusinya bgaimana? Setahu saya, Maitreyawira juga membentuk Sekolah Tinggi Agama Buddha yg diresmikan sekjen buddha, drs.budi setiawan dan dosen2 profesional agama buddha, ibu hartati, dll...
Keknya Bpk almarhum oka diputhera dulu termasuk seseorang yg pernah ikuti diklat Mi Le Da Dao, dan akrab dngan sesepuh2, Pdt2 MLDD?cmiiw...
Quote from: Jhohsun on 06 April 2011, 12:49:32 PM
sepertinya buddhisme mengalami kemajuan...zaman orde baru, kayaknya jumlah bhikkhu, jumlah vihara masih lebih sedikit dibanding sekarang...benar atau tidak???cmiiw
kalau di indonesia spesifik nya, sesuai dengan pernyataan anda.. ya, buddhisme mengalami kemajuan dari sisi jumlah sangha, jumlah vihara/cetiya, jumlah umat(dilihat dari status KTP,bukan kualitas batin si umat)..
tapi kalau menurut kualitas, ini yang susah di ukur.. dan sangat subjektif menurut masing2 orang..
jadi kalau dilihat dari sudut yang satu ini(kualitas), saya pribadi sependapat dengan bro lobsangchandra..
waspadalah, waspadalah...
byk yang domplengan..
Quote from: kuswanto on 06 April 2011, 01:16:33 PM
kalau di indonesia spesifik nya, sesuai dengan pernyataan anda.. ya, buddhisme mengalami kemajuan dari sisi jumlah sangha, jumlah vihara/cetiya, jumlah umat(dilihat dari status KTP,bukan kualitas batin si umat)..
tapi kalau menurut kualitas, ini yang susah di ukur.. dan sangat subjektif menurut masing2 orang..
jadi kalau dilihat dari sudut yang satu ini(kualitas), saya pribadi sependapat dengan bro lobsangchandra..
waspadalah, waspadalah...
byk yang domplengan..
apa aja tu yg domplengan??
^:)^ kalo aliran maitreya bukan agama bagaimana dg aliran mahayana,teravada, tantrayana apakah juga merupakan agama? jawaban saya ajaran buddha bukanlah sebuah agama melainkan ajaran hidup. syarat sebuah agama adalah 1 . punya konsep tuhan yang tunggal/pribadi,2. mempercayai isi kitab suci 3. mempunyai nabi nabi. ajaran buddha tidak mengajarkan seperti yang tertera di atas jadi ajaran buddha bukan agama. paham semuanya?????
Quote from: bun min on 09 April 2011, 12:50:30 PM
^:)^ kalo aliran maitreya bukan agama bagaimana dg aliran mahayana,teravada, tantrayana apakah juga merupakan agama? jawaban saya ajaran buddha bukanlah sebuah agama melainkan ajaran hidup. syarat sebuah agama adalah 1 . punya konsep tuhan yang tunggal/pribadi,2. mempercayai isi kitab suci 3. mempunyai nabi nabi. ajaran buddha tidak mengajarkan seperti yang tertera di atas jadi ajaran buddha bukan agama. paham semuanya?????
tidak paham pak, itu kan hanya pendapat pribadi pak a bun saja, tidak begitu menurut KBBI.