Beberapa hari yg lalu di Surabaya, kakak dan adik goncengan hendak ke greja. Tetapi dlm perjalanan kedua gadis ini dijambret tas nya. Karna anak ini menurut ortunya pemberani, maka dia mengejar penjahatnya dgn motor. Tetapi dlm kecepatan tinggi kehilangan kontrol dan menabrak gundukan tanah serta menabrak dinding yg akhirnya kedua2nya meninggal dunia.
Sudah jelas dahulu kala tidak ada motor. Apakah kematian kedua gadis tsb tidak tergantung caranya ? Menurut Buddhist kan kematian tsb merupakan salah satu bentuk karma yg berbuah.
Jika suatu saat sudah bisa diciptakan transportasi yg sangat aman, apakah "hutang karma kematian" akan "dibayar" dgn cara yg lain pula?
maksudnya dgn kematian yg lain ?
trims sebelumnya.
IMO sepertinya memang demikian, caranya tidak harus yang sama.
Saya pernah membaca (tapi lupa di mana saya membaca), kematian terjadi karena beberapa sebab. Hasil kamma hanya merupakan salah satu sebab dari kematian. Selain itu, kematian tiba-tiba seperti yang terjadi karena kecelakaan bukan disebabkan oleh kamma lampau. Ini diibaratkan seperti lampu yang mati karena tertiup angin. Something like that. Mungkin yang lain ingat cerita ini...
banyak faktor...banyak kamma yg belom lunas... dll
Quote from: johan3000 on 17 February 2011, 09:14:04 AM
Beberapa hari yg lalu di Surabaya, kakak dan adik goncengan hendak ke greja. Tetapi dlm perjalanan kedua gadis ini dijambret tas nya. Karna anak ini menurut ortunya pemberani, maka dia mengejar penjahatnya dgn motor. Tetapi dlm kecepatan tinggi kehilangan kontrol dan menabrak gundukan tanah serta menabrak dinding yg akhirnya kedua2nya meninggal dunia.
Sudah jelas dahulu kala tidak ada motor. Apakah kematian kedua gadis tsb tidak tergantung caranya ? Menurut Buddhist kan kematian tsb merupakan salah satu bentuk karma yg berbuah.
Jika suatu saat sudah bisa diciptakan transportasi yg sangat aman, apakah "hutang karma kematian" akan "dibayar" dgn cara yg lain pula?
maksudnya dgn kematian yg lain ?
trims sebelumnya.
Dulu saya pernah posting sekilas kisah di Jataka di mana kambing tidak jadi disembelih untuk upacara pengorbanan, namun karena kamma buruknya berbuah, maka 'kebetulan' sekali ada petir menyambar batu dan serpihan batu yang pecah memotong leher si kambing. Jadi memang sepertinya kalau memang akan berbuah, kamma bisa berbuah dengan berbagai macam cara.
nonton film "Final Destination" deh.. 8)
Quote from: Lex Chan on 17 February 2011, 06:35:34 PM
nonton film "Final Destination" deh.. 8)
ya ini filmnya yg dimaksud dan cukup serem lhooo, udah seri ke berapa pun gak ikut lagi...
selain ini juga ada film lain yg mantep
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.covershut.com%2Fcd_covers%2FThe-Time-Travelers-Wife-2009--DivX-Cd-Cover-27670.jpg&hash=ae92d419b6854fe1e5e302d0ff2813e544da4894)
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fmovie-gazette.com%2Fimages%2Frevimg%2Fthe-time-machine.jpg&hash=e7e320a506588866a0bd3eb79cf7aa8928d47985)
ini juga, gimana dia berusaha... isterinya tetap kecelakaan...
Bukannya udah jelas penyebab kematiannya karena ngebut trus nabrak gundukan tanah? <= salah satu hukum kamma juga toh..
Bukan. Karena sumbu habis, karena lilin habis, karena lilin dan sumbu habis, atau ditiup angin. Setahu saya buah yang bisa memotong kehidupan cuma yang berat aja.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 17 February 2011, 11:24:00 PM
Bukan. Karena sumbu habis, karena lilin habis, karena lilin dan sumbu habis, atau ditiup angin. Setahu saya buah yang bisa memotong kehidupan cuma yang berat aja.
Wahhhh ini jawaban perumapaan dari Bro Tanka....
Nah trus hubungannya dgn Ci Suak gimana, apakah ini juga lahannya aliran TAO ? (master banyak topi) ?