pengen tahu nih ada tidak yang memperaktekan meditasi asubha ( soalnya kan ada stok fotonya tah ) jadi pengen tahu ada yang memperaktekan tidak di dc?
terus ada pengalaman apa dalam memperaktekan meditasi asubha? siapa tahu bisa di sharing gitu buat member dc pengalaman nya dalam mempraktekan meditasi asubha ini.
maksudnya depan kita ada mayat berhamburan limpa,hati,jantung dll ??
lalu kita duduk ber-meditasi ??
GAAaaK deeegh ..... makasih ;D
Meditasi Asubha .... setau-ku hanya diperuntukan bagi bhikkhu
mamaku mati dibunuh orang, nah pas suruh identifikasi ya aku melihat keadaan jenazah beliau yang sudah membusuk (udah 3 hari).
itu jauh kejadian sebelum aku mengenal Buddhisme secara mendalam..
jadi klo kata sy ga ada salahnya membiasakan diri melihat objek2 mayat yang membusuk, dll, apalagi bukan kerabat sendiri. Mumpung, klo kata sy sih..
Bukannya ngomong jelek, orang mati tuh ga ada yang tau..
jadi klo andaikata (semua juga berharap ga kejadian, termasuk sy) kejadian ga terlalu shock..
Kadang2 sy jg ada kepikiran mau mempraktekkannya, dengan mengingat kondisi jenazah beliau. Tapi tiap kali inget mau nangis..
Sulit ya, padahal objeknya sy udah liat.
Klo sy ga coba praktekin juga rasanya sayang klo pengalaman itu ga dijadikan pelajaran, berlalu bgitu aja.
Quote from: Adhitthana on 11 January 2011, 11:45:27 PM
maksudnya depan kita ada mayat berhamburan limpa,hati,jantung dll ??
lalu kita duduk ber-meditasi ??
GAAaaK deeegh ..... makasih ;D
Meditasi Asubha .... setau-ku hanya diperuntukan bagi bhikkhu
Ngak juga sih bro. Umat awam kalo mau melatih bisa saja. Cuma harus siap mental ;D
not recommended, terutama orang awam.
alasan pertama, gairah hidupnya bisa berkurang drastis, sedangkan hidup orang awam masih memerlukannya.
alasan kedua, kalo dihujani hal2 yg tidak menyenangkan secara ekstrim, bisa2 terjadi penolakan besar di dalam batin.
Quote from: morpheus on 12 January 2011, 09:10:15 AM
not recommended, terutama orang awam.
alasan pertama, gairah hidupnya bisa berkurang drastis, sedangkan hidup orang awam masih memerlukannya.
alasan kedua, kalo dihujani hal2 yg tidak menyenangkan secara ekstrim, bisa2 terjadi penolakan besar di dalam batin.
Tergantung umat awamnya , kalau angin-anginan terhadap praktek Dhamma benar not recommended tapi kalau yang serius no problem dan harus ada pembimbingnya.
Jika tidak recommended sama sekali bagi umat awam, Buddha tentunya tidak mengajarkan asubha dan diajarkan secara eksklusif tentunya. Dan asubha termasuk dari salah satu 4 meditasi perlindungan.
Quote from: bond on 12 January 2011, 11:40:25 AM
Tergantung umat awamnya , kalau angin-anginan terhadap praktek Dhamma benar not recommended tapi kalau yang serius no problem dan harus ada pembimbingnya.
Jika tidak recommended sama sekali bagi umat awam, Buddha tentunya tidak mengajarkan asubha dan diajarkan secara eksklusif tentunya. Dan asubha termasuk dari salah satu 4 meditasi perlindungan.
dari pengalaman saya liat mayat dan orang meninggal, ini bisa berefek pada gairah hidup. saya merasa ini hanya cocok untuk orang yg benar2 punya nafsu dan gairah tak terkendali, meledak2. untuk orang kebanyakan, kalo ada objek yg lebih netral, kenapa harus yg ini.
setahu saya pun ini diajarkan Sang Buddha pada bhikkhu.
Perenungan asubha ini sama aja kan spt perenungan mayat yg di maha satipatthana sutta..?
Mnrt saya ga ekstrem ampe gimana la.. biasa aja merenungkan tubuh spt mayat.. cepat ato lambat pasti jadi spt itu juga. memang pada dasarnya tubuh ini menjijikkan koq, cuma jeroan yg dibungkus kulit.. Latihan yg cocok bgt buat mengatasi nafsu indria.. :jempol:
Quote from: Yumi on 12 January 2011, 12:53:41 PM
Perenungan asubha ini sama aja kan spt perenungan mayat yg di maha satipatthana sutta..?
Mnrt saya ga ekstrem ampe gimana la.. biasa aja merenungkan tubuh spt mayat.. cepat ato lambat pasti jadi spt itu juga. memang pada dasarnya tubuh ini menjijikkan koq, cuma jeroan yg dibungkus kulit.. Latihan yg cocok bgt buat mengatasi nafsu indria.. :jempol:
Mumpung lagi bahas meditasi asubha.
Efek meditasi asubha nggak terbatas pada jeroan yg berbungkus kulit saja.
Lanjutannya akan kehilangan gairah thp lawan jenis, kehilangan gairah akan keindahan dan kemulusan kulit. Singkatnya menurunkan nafsu seksual.
Untuk orang2 yg hidup selibat sih oke2 aja.. malah bagus.
Namun bagaiman bagi perumahtangga? Sebagai perumahtangga tentu mempunyai kewajiban. Ini akan menjadi masalah; jika tidak menjadi dilema. Bayangkan: disatu sisi berlatih untuk mengikis gairah seksual dan disisi lain ada saat2 gairah seksual mesti dimunculkan demi 'kewajiban'.
Ibaratnya, saat2 sedang berusaha memadamkan api, namun disela2 itu disuruh pulak meniup2 untuk membesarkan api tsb...
Nggak usah jauh2 ke meditasi Asubha, ambil contoh meditasi nafas biasa saja. Jika kita rutin melakukan meditasi, maka selera kita akan hiburan biasanya akan berkurang. Kita tidak terlalu tertarik nonton, kurang tertarik ke mall, ataupun jenis2 hiburan lainnya. Akibatnya keluarga (anak2 dirumah) bisa protes. Tidak terlalu ekstrim sih, cuman sedikit banyak ada pengaruhnya.
::
Quote from: morpheus on 12 January 2011, 12:25:12 PM
dari pengalaman saya liat mayat dan orang meninggal, ini bisa berefek pada gairah hidup. saya merasa ini hanya cocok untuk orang yg benar2 punya nafsu dan gairah tak terkendali, meledak2. untuk orang kebanyakan, kalo ada objek yg lebih netral, kenapa harus yg ini.
setahu saya pun ini diajarkan Sang Buddha pada bhikkhu.
Sebenarnya kasus diatas adalah kasus pengalaman pribadi bro dan tentunya tidak bisa digeneralisasi sebagai tidak recommended bagi umat awam. Oleh karena itu jika dihubungkan dengan masalah gairah hidup, itu hanyalah persepsi pribadi saja makanya harus bisa upekhha. Dan upekha ini dibutuhkan dalam semua objek meditasi. Jika tidak, apapun objeknya bisa menjadi melenceng dari tujuan sebenarnya menurut ajaran Buddha.
Jika umat awam cocok dengan objek ini tanpa harus nafsu sexnya meledak-ledak tentu bisa dilakukan. Karena tujuan dari asubha bukan saja untuk mengendalikan sex tapi mengetahui sifat2 alami dari jasmani dan perkembangannya sangat bermanfaat untuk vipasana dalam hal melihat proses alami dari jasmani dan advancenya bisa melihat korelasinya dengan batin.
Pengalaman pribadi saya sebaliknya tidak kehilangan gairah hidup malahan tambah mengerti sifat alami dari jasmani dan semakin menghargai kehidupan yang sesuai dengan Dhamma.
Metta
Quote from: williamhalim on 12 January 2011, 01:34:25 PM
Mumpung lagi bahas meditasi asubha.
Efek meditasi asubha nggak terbatas pada jeroan yg berbungkus kulit saja.
Lanjutannya akan kehilangan gairah thp lawan jenis, kehilangan gairah akan keindahan dan kemulusan kulit. Singkatnya menurunkan nafsu seksual.
Untuk orang2 yg hidup selibat sih oke2 aja.. malah bagus.
Namun bagaiman bagi perumahtangga? Sebagai perumahtangga tentu mempunyai kewajiban. Ini akan menjadi masalah; jika tidak menjadi dilema. Bayangkan: disatu sisi berlatih untuk mengikis gairah seksual dan disisi lain ada saat2 gairah seksual mesti dimunculkan demi 'kewajiban'.
Ibaratnya, saat2 sedang berusaha memadamkan api, namun disela2 itu disuruh pulak meniup2 untuk membesarkan api tsb...
Nggak usah jauh2 ke meditasi Asubha, ambil contoh meditasi nafas biasa saja. Jika kita rutin melakukan meditasi, maka selera kita akan hiburan biasanya akan berkurang. Kita tidak terlalu tertarik nonton, kurang tertarik ke mall, ataupun jenis2 hiburan lainnya. Akibatnya keluarga (anak2 dirumah) bisa protes. Tidak terlalu ekstrim sih, cuman sedikit banyak ada pengaruhnya.
::
Jawabannya sederhana bro. Pertama batin harus upekha. Sehingga kejijikan tidak berkelanjutan tetapi pemahaman jasmani dan sifat nafsu sex dimengerti. Dan yang terutama kalau istri dan suami minta jatah jangan berobjek asubha ria ^-^. Kebencian terhadap lawan jenis hanya terjadi kalau batin tidak seimbang. Tetapi bila seimbang dia akan netral. Karena tujuan dari praktek Asubha adalah mengendalikan sex dan memahami sifat-sifat alami dari jasmani. Bukan membenci lawan jenis.
Dan yang kedua adalah tugas kita memberi pengertian Dhamma kepada pasangan kita supaya nafsu sexnya tidak over.
Yang harus diteliti bahwa pada jaman Sang Buddha ada umat awam yang bisa mencapai sotapana. Dan apakah mereka semua tidak melatih asubha??. Jika ada beberapa yang melatih maka bukan tidak mungkin hal itu(objek asubha) dilakukan.
Quote from: bond on 12 January 2011, 01:45:22 PM
Jawabannya sederhana bro. Pertama batin harus upekha. Sehingga kejijikan tidak berkelanjutan tetapi pemahaman jasmani dan sifat nafsu sex dimengerti. Dan yang terutama kalau istri dan suami minta jatah jangan berobjek asubha ria ^-^. Kebencian terhadap lawan jenis hanya terjadi kalau batin tidak seimbang. Tetapi bila seimbang dia akan netral. Karena tujuan dari praktek Asubha adalah mengendalikan sex dan memahami sifat-sifat alami dari jasmani. Bukan membenci lawan jenis.
Dan yang kedua adalah tugas kita memberi pengertian Dhamma kepada pasangan kita supaya nafsu sexnya tidak over.
Yang harus diteliti bahwa pada jaman Sang Buddha ada umat awam yang bisa mencapai sotapana. Dan apakah mereka semua tidak melatih asubha??. Jika ada beberapa yang melatih maka bukan tidak mungkin hal itu(objek asubha) dilakukan.
Masalahnya gini Bro.. pada beberapa orang, dgn berbagai latar belakang, mereka2 ini mempunyai tanha tebal yg berbeda. Ketika mengenal Buddhisme, mereka menyadari negatif kehidupan mereka dan berusaha ke arah kehidupan yg lebih baik.
Yg berlatar belakang narkoba akan berusaha menghentikan ketegantungannya pada drugs.
Yg berlatar belakang judi akan berusaha menghentikan hasrat gamblingnya tsb.
Yg berlatar belakang alcohol, juga akan berusaha menghentika ketergantungannya thp minuman keras.
Yg berlatar belakang dugem, kehidupan malam dan bergelimang seksual juga akan berusaha menghentikan kebiasaannya.
Tapi, ternyata teori tidak semudah mempraktikkannya. Meskipun berusaha menjalankan sila, melatih meditasi, dan meningkatkan pengetahuannya akan ajaran Buddha, bahkan sebagian rajin ke vihara, rajin membersihakan altar, dsbnya... kebiasaan2 tsb -yg telah mengakar kuat- akan terus menggoda. Si praktisi harus mempunyai daya upaya yg sangat kuat untuk bisa menghentikan godaan kebiasaan lamanya yg telah mengakar kuat juga.
Satu org yg sy kenalh meditsi asubha, karena dengan meditasi biasa, dirasa kurang mumpuni untuk meredam kebiasaan lamanya. Tapi, disatu sisi, praktisi ini masih perumahtangga yg harus menunaikan kewajibannya. Alhasil, dia akan mengalami sedikit dilema. disatu sisi ingin menghentikan kebiasaan 'parah'nya dengan meditasi yg sesuai, namun disisi lain ada kewajiban yg harus dipenuhinya... (Ia merasa dengan meditasi asubhanya cukup berhasil meredam kemelekatan kuatnya ini; ia juga tidak jijik kepada istrinya hanya hasrat seksualnya yg jauh menurun). Kami berkomunikasi sudah hampir 5 tahun, dimulai sejak pertama kali ia masih bergelimang kebiasaan buruknya namun sudah berniat berhenti (tapi belum sanggup). Selama 5 tahun ini, grafiknya naik turun.. ;D
Pilihan satu2nya tampaknya menjadi seorang Bhikkhu, saya mengatakan itu terserah dia...
Namun saya sarankan mirip dgn yg Bro Bond sampaikan diatas, pilihan lain juga ada, yakni tetap melakukan meditasi asubha (ia melatih meditasinya dgn beberapa kali mengikuti retret meditasi yg berbeda2), ataupun meditasi nafas biasa, seraya menjalani kehidupan rumahtangganya seperti biasa, namun beri pengertian ke istrinya... Yah, sampai sekarang masih begitu2, meski sy lihat ada sedikit peningkatan dalam ketenangannya dan juga kebiasan2 lamanya -sejauh yg saya tau- sdh tidak dilakukannya lagi.
Sy berpikir tidak sedikit orang yg mengalami pengalaman yg sama seperti yg sy ceritakan diatas...
Semoga sharing2 kita disini bisa membantu...
::
kalo menurut sy melatih meditasi dengan objek asubha (dan vipassana) harus disertai pembimbing/intruktur yg ahli..
karena bila salah arah sedikit bisa jadi malah nambah masalah,soalnya yg kita hadapi adalah PIKIRAN(salah progam bisa error ;D ).
Quote from: Mr.Jhonz on 12 January 2011, 07:04:39 PM
kalo menurut sy melatih meditasi dengan objek asubha (dan vipassana) harus disertai pembimbing/intruktur yg ahli..
karena bila salah arah sedikit bisa jadi malah nambah masalah,soalnya yg kita hadapi adalah PIKIRAN(salah progam bisa error ;D ).
Setuju dengan yang ini.
Saya pernah menyaksikan langsung teman satu rombongan yg mau belajar meditasi, terus diberikan objek asubha dengan memperhatikan photo2 mayat. Salah satu teman cewek yg ikut, ketika berlatih tidak lama, tiba2 menangis meraung2 tanpa dapat ditahan2. Ketika ditanya apa perasaan yg dia alami, dia cuman menjawab timbul perasaan takut dan sedih yg luar biasa yg tidak dapat dikontrol.
Setelah dibimbing oleh Bhante dengan beberapa metode, baru hal ini dapat diatasi. Menurut Bhante, mayat yg dijadikan objek perenungan itu ternyata mempunyai hubungan karma dengan dia di kehidupan yg lampau.
Quote from: DragonHung on 13 January 2011, 10:46:52 AM
Setuju dengan yang ini.
Saya pernah menyaksikan langsung teman satu rombongan yg mau belajar meditasi, terus diberikan objek asubha dengan memperhatikan photo2 mayat. Salah satu teman cewek yg ikut, ketika berlatih tidak lama, tiba2 menangis meraung2 tanpa dapat ditahan2. Ketika ditanya apa perasaan yg dia alami, dia cuman menjawab timbul perasaan takut dan sedih yg luar biasa yg tidak dapat dikontrol.
Setelah dibimbing oleh Bhante dengan beberapa metode, baru hal ini dapat diatasi. Menurut Bhante, mayat yg dijadikan objek perenungan itu ternyata mempunyai hubungan karma dengan dia di kehidupan yg lampau.
Kalo sy,malah terjadi pada diri sendiri(pengalaman pribadi) :)
Kalo menurut sy,wanita tersebut histeris karena dia tidak bisa mengendalikan ketakutannya sendiri,output dari depresi ya teriak histeris,*ga ada hubungan antara objek dan karma lampau beliau.
wah banyak juga yah pengalaman nya yahh.
itu bisa histeris kah saking takut nya?
Selain rasa takut, menurut dia ada suatu perasaan sedih yg akhirnya mendorong dia untuk menangis. Padahal dia sama sekali tidak kenal dengan orang yg di dalam foto itu.
Quote from: daimond on 14 January 2011, 08:08:52 PM
wah banyak juga yah pengalaman nya yahh.
itu bisa histeris kah saking takut nya?
Ga seru kalo ga ngalamin sendiri bro..
Coba ikut retreat meditasi 10 hari..
Rasakan sendiri kuatnya 5 rintangan itu..
Pengalaman sy sendiri;rasanya,sudah diambang batas gila ;D
*fungsi lain ikut retreat bisa mengetahui kadar moha juga ;D
Quote from: Mr.Jhonz on 15 January 2011, 07:39:47 PM
Ga seru kalo ga ngalamin sendiri bro..
Coba ikut retreat meditasi 10 hari..
Rasakan sendiri kuatnya 5 rintangan itu..
Pengalaman sy sendiri;rasanya,sudah diambang batas gila ;D
*fungsi lain ikut retreat bisa mengetahui kadar moha juga ;D
uwee pikir merupakan tempat liburan yg menyenangkan,
lagi pula biayanya gak mahal.....
plus ada program dietn dan penurunan kolesterol ya...
boleh dicoba deh... gak bakal gila lahhhh :))
ehmm, meditasi asubha berapa lamakah di laksanakan di depan jenasah? berapa hari?