Ada 3 kaleng coca cola, ke-3 kaleng tsb diproduksi di pabrik yg sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yg berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal.
Kaleng coca cola pertama diturunkan di sini.
Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar.
Di sana , kaleng kedua diturunkan.
Kaleng tersebut ditempatkan dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp 7.500.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yg sangat mewah.
Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau dalam kulkas.
Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.
Dan ketika ada yang memesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi es batu.
Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan.
Harganya Rp 60.000.
Sekarang, pertanyaannya adalah :
Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yg berbeda padahal diproduksi dari pabrik yg sama, diantar dengan truk yg sama dan bahkan mereka memiliki rasa yg sama.
Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda.
Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
Apabila Anda berada di lingkungan yg bisa mengeluarkan terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada di lingkungan yang meng-kerdil-kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.
(Orang yg sama, bakat yg sama, kemampuan yg sama) + lingkungan yg berbeda = NILAI YG BERBEDA :)
mo nanya nih sis Hema yang baik,
sesuai dengan kalimat diatas, "Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda", jadi udah pasti saya harganya BAGUS donk? krn lingkungan monastik...hayooo...
padahal setan gundul yg merupakan akibat vipaka kamma nya sewaktu hidup berjubah tidak menjalankan sesuai ajaran Buddha itu banyak lo sis, jangan dikira yg berjubah2 sudah pasti BAGUS (sesuai lingkungan kata anda).
kemudian kalimat "Lingkungan berbicara RELATIONSHIP" lantas bagaimana dg Lim Sioe Liong ato Bob Sadino yg kesemuanya ini dulunya SD tidak lulus dan berangkat dari keluarga miskin?
mettacittena,
karena buddhisme, mengira lingkungan monastik = yg bagus.
karena muslim, mengira lingkungan pesantren/dkk = yg bagus.
setahu saya, malah lingkungan ketika dewasa/remaja (bob dan lim)
udah di jawab sama bro andri..... ;D
kalo menurut saya, iya cici panna punya peluang untuk "di jual" dengan harga yang mahal... ;D
hehhee... maksudnya ada kemungkinan harganya bagus..
lingkungan monastik setidaknya bisa mengkondisikan cici untuk selalu mempraktekkan dhamma.. _/\_
_/\_
Namo Buddhaya,
Sedangkan menurut diri saya adalah sebagai berikut :
Bukan Lingkungan kita yang mencerminkan Harga kita.,
Dan bukan Lingkungan yg berbicara mengenai relationship,
Tapi dari kesemua itu, sebenarnya diri kitalah sendiri yg mencerminkan Mutu kita sendiri walaupun lingkungan kita baik, toh kalau kita bukan orang baik, apakah masih tetap mencerminkan Mutu diri kita., Hanya Masalahnya Lingkungan kita itu hanya merupakan sarana pendukung dan merupakan nilai tambah bagi Mutu kita.
Begitu juga saya kira dengan Lingkungan yg berbicara mengenai relationship.
Oleh dikarenakan Mutu kitalah yg menyebabkan relationship kita menanjak, sedangkan ini merupakan suatu Faktor Kondisi yg menentukan nilai dan harga dari suatu produk yang baik.
Seperti misalnya cocal cola, dikarenakan mutu coca cola itu bermutu baik, maka dikarenakan Lingkungannya yg memungkinkan dan faktor keberuntungan coca cola itu, sehingga Harga dan Nilai Coca cola itu bisa dinilai dgn melambung tinggi dari yg semestinya, Coba saja kalau coca cola itu sudah diketahui hanyalah seperti Aqua, apakah mungkin harga nya demikian melambung walaupun Lingkungannya memungkinkan dan memberikan Nilai Tambah?????
Nah, Jadi Terpulang kepada Saudara Saudari Sedhamma, bagaimana kita memandang suatu gejala fenomena tersebut.
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.divamodels.com.cy%2Fuploads%2Fimages%2FCoca-Cola-4.jpg&hash=8611484f8068c61a89b9f44b4a6d0eabc2b82ce3)
pertemuan antara deman dan supply lah yg menentukan
sales tsb.....
contoh :
kalau ada yg pingin coca cola disajikan cewek super mulus/cantik dgn harga 1 juta rph (all you can drink)..
nah terus juga ada supplier yg menyanggupin hal tsb... maka terjadilah transaksi....
nb:cola juga digunakan membersihkan wc, mengawetkan tangkapan ikan segar, bahkan sebagai pencegah kehamilan....
juga ada roket cola (yg dimasukan dgn permen mentos...bisa terbang tinggi kali lhooo)
ngomong2 wuee juga suka minum cola.....
yang pasti si kaleng coca cola gak keberatan di "hargai" berapapun juga..
yang penting bisa menghapus dahaga yang meminum nya..
gak peduli kita di "nilai" berapa di lingkungan kita..
yang penting kita bisa maksimal membantu lingkungan kita.. _/\_
buat Q Sudah tepatkah keberadaan Anda sekarang???
dimana kaki berpijak di situ tempat ku.. jadi selalu tepat keberadaan aku [ pribadi.com ;D ]
kl Q harga yang beda di lokasi penjualan yg beda?
ya suka2 orang yang jual aj wkwkkwkw, sama kek suka2 orang lain mau menilai seseorang.. _/\_ _/\_ _/\_
just my opinion ;D
Quote from: kuswanto on 31 December 2010, 09:05:21 AM
yang pasti si kaleng coca cola gak keberatan di "hargai" berapapun juga..
yang penting bisa menghapus dahaga yang meminum nya..
gak peduli kita di "nilai" berapa di lingkungan kita..
yang penting kita bisa maksimal membantu lingkungan kita.. _/\_
buat Q Sudah tepatkah keberadaan Anda sekarang???
dimana kaki berpijak di situ tempat ku.. jadi selalu tepat keberadaan aku [ pribadi.com ;D ]
kl Q harga yang beda di lokasi penjualan yg beda?
ya suka2 orang yang jual aj wkwkkwkw, sama kek suka2 orang lain mau menilai seseorang.. _/\_ _/\_ _/\_
just my opinion ;D
apakah Q itu adalah salah satu karakter dalam film James Bond yg selalu menciptakan peralatan canggih untuk digunakan oleh 007?
Quote from: Indra on 31 December 2010, 09:17:01 AM
apakah Q itu adalah salah satu karakter dalam film James Bond yg selalu menciptakan peralatan canggih untuk digunakan oleh 007?
mungkin maksudnya master Q:
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.hermanyau.com%2FMasterQ-1.jpg&hash=e09358365ea4c729a4109f975e6c0f4da0fa8d64)
Quote from: Indra on 31 December 2010, 09:17:01 AM
apakah Q itu adalah salah satu karakter dalam film James Bond yg selalu menciptakan peralatan canggih untuk digunakan oleh 007?
Quote from: morpheus on 31 December 2010, 10:14:12 AM
mungkin maksudnya master Q:
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.hermanyau.com%2FMasterQ-1.jpg&hash=e09358365ea4c729a4109f975e6c0f4da0fa8d64)
aslinya saya bener2 ga percaya kalo ini tanggapan bro Morph...abis bikin ketawa... :) ;D
(***peace bro....***)
Quote from: pannadevi on 31 December 2010, 10:18:04 AM
aslinya saya bener2 ga percaya kalo ini tanggapan bro Morph...abis bikin ketawa... :) ;D
kagak tahan liat bahasa anak jaman sekarang, sam hehehehe...
wah tanggapan nya udah panjang sekali di thread ini, iya deh semua kebagian GRP + thanks, yg ga nambah GRP nya berarti dah dpt kemarin, sorry ga bisa kirim double.
saya rasa semua jawaban benar, ada yg santai kayak bro Saceng, ada yg serius spt bro Andri, sis hema, bro Vendelta, ada yg percaya diri spt bro Kuswanto, ada yg mengagetkan spt bro Morph (baru pertama kali memberi tanggapan yg mengejutkan, selamat ya bro).
semua ini kembali ke diri kita kembali, sejauh apa lingkungan mempengaruhi kita jika kita memiliki kualitas diri yang layak, maka tetap kita memiliki nilai "jual" dalam arti bukan menjual diri (yang negative), tetapi kita memiliki kualitas yg melebihi dari yang lain, ibarat dalam lingkungan bunga rose yang berwarna merah, tapi ada bunga anggrek yang berwarna merah pula disana, maka perhatian orang akan beralih ke anggrek tsb, walau sama2 bunga, walau sama2 berwarna merah, tetap anggrek lebih mahal dibanding bunga rose berwarna merah. (ga percaya? buktiin aja ke toko bunga, karena anggrek rata2 warnanya ungu, kuning, coklat, jika ada yg merah pasti mahal sekali).
mettacittena,
Quote from: hemayanti on 28 December 2010, 03:11:10 PM
Ada 3 kaleng coca cola, ke-3 kaleng tsb diproduksi di pabrik yg sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yg berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal.
Kaleng coca cola pertama diturunkan di sini.
Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar.
Di sana , kaleng kedua diturunkan.
Kaleng tersebut ditempatkan dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp 7.500.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yg sangat mewah.
Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau dalam kulkas.
Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.
Dan ketika ada yang memesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi es batu.
Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan.
Harganya Rp 60.000.
Sekarang, pertanyaannya adalah :
Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yg berbeda padahal diproduksi dari pabrik yg sama, diantar dengan truk yg sama dan bahkan mereka memiliki rasa yg sama.
Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda.
Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
Apabila Anda berada di lingkungan yg bisa mengeluarkan terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada di lingkungan yang meng-kerdil-kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.
(Orang yg sama, bakat yg sama, kemampuan yg sama) + lingkungan yg berbeda = NILAI YG BERBEDA :)
Tulisan ini memang bermanfaat jika dilihat dari satu sisi karena memang betul kalau lingkungan tidak mendukung, kualitas baik yang kita miliki jadi 'tidak berharga'. Mungkin seperti penulis handal di antara orang buta huruf. Tapi jika kita hanya memperhatikan lingkungan saja, maka akan ada mereka yang memanfaatkan sistem dan kebodohan orang lain untuk keuntungan. Contohnya adalah orang yang kemampuan kerja minimal, tapi dengan modal jago nge-'boolsheet' dan menjilat, bisa naik jabatan. Ini juga sebetulnya sama dengan air selokan harga wine usia 10 tahun, tapi dibeli juga karena kebodohan orang.
[spoiler]Sebagian dewan rakyat kita sangat mencerminkan tulisan ini. Membaca tidak fasih, pemikiran tumpul, watak anak TK, tidak pernah kerja, tapi gajinya dan fasilitas yang didapat per bulan, mungkin sama dengan yang didapat pekerja berkualitas selama setahun.[/spoiler]
Jadi menurut saya ini adalah tidak lengkap dan hanya bahas satu sisi. Sisi lain adalah seharusnya kita juga harus menaikkan kualitas diri, sehingga biarpun lingkungan tidak menghargai, namun tetap memberikan manfaat. Bagi orang yang mengembangkan bathinnya, tentu tidak akan menganggap hidup ini hanya perhitungan 'untung-rugi' semata.
Quote from: Kainyn_Kutho on 31 December 2010, 10:42:42 AM
Tulisan ini memang bermanfaat jika dilihat dari satu sisi karena memang betul kalau lingkungan tidak mendukung, kualitas baik yang kita miliki jadi 'tidak berharga'. Mungkin seperti penulis handal di antara orang buta huruf. Tapi jika kita hanya memperhatikan lingkungan saja, maka akan ada mereka yang memanfaatkan sistem dan kebodohan orang lain untuk keuntungan. Contohnya adalah orang yang kemampuan kerja minimal, tapi dengan modal jago nge-'boolsheet' dan menjilat, bisa naik jabatan. Ini juga sebetulnya sama dengan air selokan harga wine usia 10 tahun, tapi dibeli juga karena kebodohan orang.
[spoiler]Sebagian dewan rakyat kita sangat mencerminkan tulisan ini. Membaca tidak fasih, pemikiran tumpul, watak anak TK, tidak pernah kerja, tapi gajinya dan fasilitas yagn didapat per bulan, mungkin sama dengan yang didapat pekerja berkualitas selama setahun.[/spoiler]
Jadi menurut saya ini adalah tidak lengkap dan hanya bahas satu sisi. Sisi lain adalah seharusnya kita juga harus menaikkan kualitas diri, sehingga biarpun lingkungan tidak menghargai, namun tetap memberikan manfaat. Bagi orang yang mengembangkan bathinnya, tentu tidak akan menganggap hidup ini hanya perhitungan 'untung-rugi' semata.
saya setuju dg pandangan bro...+GRP (****sorry bukan menjilat, ga doyan, ini bagi2 dlm rangka akhir thn***)
Selamat Tahun Baru ya bro semoga makin maju dlm dhamma...
mettacittena,
Suwer, gw gak ngerti itu tulisan Q dari bro kuswanto artinya apa :P
Quote from: morpheus on 31 December 2010, 10:21:58 AM
kagak tahan liat bahasa anak jaman sekarang, sam hehehehe...
Saya aja yang belum kepala 2 kagak ngerti dengan tulisan Q itu bro ;D
Quote from: Mr. Wei on 31 December 2010, 10:56:36 AM
Suwer, gw gak ngerti itu tulisan Q dari bro kuswanto artinya apa :P
Saya aja yang belum kepala 2 kagak ngerti dengan tulisan Q itu bro ;D
sepertinya sih, Q=aku
ntar yg bersangkutan kasih pencerahan.
Hanya tambahan saja untuk artikel TS, buat meramaiin penggantian akhir tahun 2010
MENJADI JAM SWISS ATAU SEKEDAR GANJAL PINTU
Saya membaca dari satu informasi ( harga sudah berubah ) bahwa :
Satu pon (sekitar setengah kilo) plat baja saat di tambang punya harga sekitar 5 dollar (45.000 rupiah). Itu mungkin bisa untuk membuat ganjal pintu yang bagus.
Jika Anda membawa baja dengan berat yang sama untuk membuat sepatu kuda, kini harganya naik menjadi sekitar 50 dollar (450.000 rupiah).
Bawalah baja itu dan dibuat jarum suntik kedokteran, nilainya menjadi 500 dollar (4.500.000 rupiah).
Namun bila baja itu dibuat menjadi pegas atau per yang diperlukan dalam jarum buatan Swiss, maka satu pon baja itu menjadi senilai 5000 dollar (45.000.000 rupiah).
Perbedaannya adalah pada apa yang dilakukan pada bahan mentah itu. Sekarang apa yang bisa Anda lakukan dengan bahan mentah ( potensi ) yang ada pada Anda? Saya melihat orang-orang yang terus menerus mengganti pekerjaan, rumah, pasangan hidup, dan juga teman-temannya - mereka mencari satu bentuk kehidupan yang sempurna, namun mereka tidak pernah berpikir tentang MERUBAH DIRI MEREKA SENDIRI ( positif ). Apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat bahan mentah yang Anda miliki menjadi lebih bernilai?
Adalah menakjubkan bagi saya ketika melihat tangan manusia secara fisik bisa dipakai untuk menggenggam senjata dan merampok toko swalayan dan tangan identik yang sama bisa dilatih dan dibentuk untuk menggenggam pisau bedah untuk operasi untuk menyelamatkan jiwa seseorang.
Satu batu bata bisa dipakai untuk melempar jendela rumah orang lain atau satu bata didanakan untuk menjadi bagian dari vihara indah sehingga dapat membantu pengembangan Dhamma.
Apa yang bisa Anda lakukan di waktu mendatang untuk membuka bungkusan potensi Anda dan terlibat lebih jauh dengan kapasitas Anda untuk membuat dunia lebih baik dan dimulai MENGUBAH DIRI SENDIRI ?
Buatlah keputusan untuk menjadi Jam Swiss - bukan sekedar ganjal pintu.
Quote from: CHANGE on 31 December 2010, 11:09:02 AM
Hanya tambahan saja untuk artikel TS, buat meramaiin penggantian akhir tahun 2010
MENJADI JAM SWISS ATAU SEKEDAR GANJAL PINTU
Saya membaca dari satu informasi ( harga sudah berubah ) bahwa :
Satu pon (sekitar setengah kilo) plat baja saat di tambang punya harga sekitar 5 dollar (45.000 rupiah). Itu mungkin bisa untuk membuat ganjal pintu yang bagus.
Jika Anda membawa baja dengan berat yang sama untuk membuat sepatu kuda, kini harganya naik menjadi sekitar 50 dollar (450.000 rupiah).
Bawalah baja itu dan dibuat jarum suntik kedokteran, nilainya menjadi 500 dollar (4.500.000 rupiah).
Namun bila baja itu dibuat menjadi pegas atau per yang diperlukan dalam jarum buatan Swiss, maka satu pon baja itu menjadi senilai 5000 dollar (45.000.000 rupiah).
Perbedaannya adalah pada apa yang dilakukan pada bahan mentah itu. Sekarang apa yang bisa Anda lakukan dengan bahan mentah ( potensi ) yang ada pada Anda? Saya melihat orang-orang yang terus menerus mengganti pekerjaan, rumah, pasangan hidup, dan juga teman-temannya - mereka mencari satu bentuk kehidupan yang sempurna, namun mereka tidak pernah berpikir tentang MERUBAH DIRI MEREKA SENDIRI ( positif ). Apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat bahan mentah yang Anda miliki menjadi lebih bernilai?
Adalah menakjubkan bagi saya ketika melihat tangan manusia secara fisik bisa dipakai untuk menggenggam senjata dan merampok toko swalayan dan tangan identik yang sama bisa dilatih dan dibentuk untuk menggenggam pisau bedah untuk operasi untuk menyelamatkan jiwa seseorang.
Satu batu bata bisa dipakai untuk melempar jendela rumah orang lain atau satu bata didanakan untuk menjadi bagian dari vihara indah sehingga dapat membantu pengembangan Dhamma.
Apa yang bisa Anda lakukan di waktu mendatang untuk membuka bungkusan potensi Anda dan terlibat lebih jauh dengan kapasitas Anda untuk membuat dunia lebih baik dan dimulai MENGUBAH DIRI SENDIRI ?
Buatlah keputusan untuk menjadi Jam Swiss - bukan sekedar ganjal pintu.
saya selalu terkesan membaca tulisan2 bro Change, semua postingan selalu memberi motivasi seseorang utk meningkatkan kualitas diri, meningkatkan metta, meningkatkan pengabdian, dll. (***bukan menjilat lo, ga doyan***)
saya pribadi adalah air selokan (yang kotor, bau, penuh noda, dll) tapi air selokan yang comberan ini bisa berubah menjadi air jernih ketika telah bertemu pasir, karena kotoran2 akan mengendap. dengan bertemu pasir, yaitu menjadi Buddhist kembali (krn pernah tersesat) saya menjadi mengerti dhamma, semoga saya dapat menjadi air yang jernih dari yang semula air comberan, semoga saya bisa bermanfaat bagi diri saya maupun lingkungan.
mettacittena,
Quote from: Mr. Wei on 31 December 2010, 10:56:36 AM
Suwer, gw gak ngerti itu tulisan Q dari bro kuswanto artinya apa :P
Saya aja yang belum kepala 2 kagak ngerti dengan tulisan Q itu bro ;D
Quote from: morpheus on 31 December 2010, 11:04:37 AM
sepertinya sih, Q=aku
ntar yg bersangkutan kasih pencerahan.
hehe...berarti musti belajar bahasa anak gaul tuh... :) ;D
Bukankah potensi itu tergantung persepsi kita masing2?
Karena penilaian orang berbeda2, bagi saya mungkin ujian nilai 80 sudah baik sekali, bagi teman saya yang pintar nilai segitu biasa, bagi teman saya yang gila nilai mungkin segitu gak sesuai target, bagi teman saya yang (maaf) rendah nilainya mungkin nilai segitu luar biasa.
Bagi saya, menjadi air selokan saja mungkin sudah memuaskan (saya bisa menampung air hujan supaya tidak banjir), tapi mungkin orang lain itu bodoh (kalau bisa jadi air galonan yang murni kenapa jadi air selokan?)
Bagi anda, memiliki rumah sederhana mungkin sudah memuaskan (yang penting duit sendiri dan layak untuk ditinggali), bagi orang lain mungkin belum cukup, pengennya rumah mewah.
Pada saat anda merasa anda sudah cukup, berarti anda sudah cukup.
Pada saat anda merasa masih kurang, anda masih kurang.
Quote from: pannadevi on 31 December 2010, 11:21:30 AM
hehe...berarti musti belajar bahasa anak gaul tuh... :) ;D
Kalau kata teman sekampus: GAHOEL! ;D
Quote from: Mr. Wei on 31 December 2010, 11:22:35 AM
Bukankah potensi itu tergantung persepsi kita masing2?
Karena penilaian orang berbeda2, bagi saya mungkin ujian nilai 80 sudah baik sekali, bagi teman saya yang pintar nilai segitu biasa, bagi teman saya yang gila nilai mungkin segitu gak sesuai target, bagi teman saya yang (maaf) rendah nilainya mungkin nilai segitu luar biasa.
Bagi saya, menjadi air selokan saja mungkin sudah memuaskan (saya bisa menampung air hujan supaya tidak banjir), tapi mungkin orang lain itu bodoh (kalau bisa jadi air galonan yang murni kenapa jadi air selokan?)
Bagi anda, memiliki rumah sederhana mungkin sudah memuaskan (yang penting duit sendiri dan layak untuk ditinggali), bagi orang lain mungkin belum cukup, pengennya rumah mewah.
Pada saat anda merasa anda sudah cukup, berarti anda sudah cukup.
Pada saat anda merasa masih kurang, anda masih kurang.
kalau kualitas yang bersifat materi maka pandangan anda benar bro, kita harus merasa cukup dg yang kita miliki, bila kita masih selalu merasa kurang maka ya akan kurang terus. tapi kualitas diri disini yg saya maksud sebagai peningkatan diri dlm immaterial. sang Buddha selalu menekankan kita utk meningkatkan diri ke tahap yang tertinggi yaitu pencapaian kebahagiaan tertinggi, Nibbana.
saya merasa kurang dan amat sangat kurang, masih panjang butuh waktu lama untuk proses ke jalan tsb, tidak cukup hanya dg kedipan mata lantas sy telah mencapai Sotapanna, tidaklah spt itu, amat panjang sekali jalan yg musti ditempuh, paling sulit mengikis kekotoran bathin diri, saya tahu ini.
Quote
Quote from: pannadevi on 31 December 2010, 11:21:30 AM
hehe...berarti musti belajar bahasa anak gaul tuh... :) ;D
Kalau kata teman sekampus: GAHOEL! ;D
;D ;D
Quote from: pannadevi on 31 December 2010, 11:42:14 AM
kalau kualitas yang bersifat materi maka pandangan anda benar bro, kita harus merasa cukup dg yang kita miliki, bila kita masih selalu merasa kurang maka ya akan kurang terus. tapi kualitas diri disini yg saya maksud sebagai peningkatan diri dlm immaterial. sang Buddha selalu menekankan kita utk meningkatkan diri ke tahap yang tertinggi yaitu pencapaian kebahagiaan tertinggi, Nibbana.
saya merasa kurang dan amat sangat kurang, masih panjang butuh waktu lama untuk proses ke jalan tsb, tidak cukup hanya dg kedipan mata lantas sy telah mencapai Sotapanna, tidaklah spt itu, amat panjang sekali jalan yg musti ditempuh, paling sulit mengikis kekotoran bathin diri, saya tahu ini.
Kalau kata teman sekampus: GAHOEL! ;D
;D ;D
Cia You ! Cia You :) Samaneri
Sebenarnya semangat dan pilihan hidup ANDA serta tekad anda dalam menjalaninya telah memberikan motivasi dan inspirasi secara tidak langsung dalam lingkungan dimana anda berada termasuk di forum ini. Semoga tekad anda dapat tercapai pada kehidupan ini maupun kehidupan-kehidupan berikutnya. ^:)^
Sedikit tambahan saja
memang benar semakin cepat puas, maka semakin bahagia jika dinilai secara materi dan duniawi. Tetapi hal ini perlu disikapi dengan kecerdasan dan kebijaksanaan, karena semua selalu berubah dan tidak berhenti ditempat.
Saya setuju dengan pandangan Sam Pannadevi , Memang secara batin selalu harus ada peningkatan yang lebih baik. Jika tidak maka kita selalu berada pada lingkaran kelahiran kembali. Sehingga kata "kepuasan" adalah sulit untuk dijabarkan secara spiritual. Karena kata " cukup puas" secara duniawi akan menghentikan pengembangan batin secara spiritual.
_/\_
Tentang kalimat "lingkungan bisa mengeluarkan yang terbaik dari diri anda", sepertinya analogi coca-cola yang disuguhkan dengan cara bergengsi (pake gelas, baki, pelayan sopan, dst), kurang tepat.
Ketiga kaleng coca-cola ini berisi coca-cola dengan kualitas dan rasa yang sama, tapi cara menyuguhkannya saja yang berbeda. Misalnya, kualitas seseorang yang tadinya pake kaos oblong lalu diberi jas dan dasi, kualitasnya tetap gak berubah.
Inti ceritanya sih cukup menarik, analoginya saja yang kurang pas :) Kalo tentang "lingkungan mencerminkan harga anda", kalo pake contoh coca-cola maka kata "harga" di sini adalah "harga jual", bukan "harga pokok". Harga jual bersifat subjektif, berbeda dengan harga pokok.
Q disini sederhana kok.. arti nya "Q"uestion Y_Y
:'( waduh maap ampe bikin puyeng yg laen... lain kali gk di singkat2 lagi deh huehuehue.. ampun bapak2 ibu2 ^:)^
tapi suer ngakak abis pas ada gambar Mr.Q :)) :))
_/\_ terima kasih atas semua tanggapan yang diberikan...
bahagia rasanya membaca komentar dari berbagai sudut pandang... :D
mencerahkan buat saya... :)
saya banyak belajar dari om2 sekalian dan juga cici panna... ;D :)
[at] bro Change yg baik,
thanks atas supportnya, semoga andapun segera merealisasi Nibbana.
saya baca kisah2 anda untuk hari Ibu ikut terharu, kalo yang Mama hao saya udah nonton film nya, memang bener2 membuat air mata terkuras, lalu yang kisah Ibu mata satu, Ibu yg menyelamatkan bayinya dari gempa bumi dg mempertaruhkan nyawanya, semuanya kisah2 anda itu mengharukan.
[at] dear sis Mayvise,
maksud sis hema bagi saya sih mengena, itupun saya yakin dia dapat copasan, semoga sis hema tidak bosan mengirim kisah2 yg memotivasi kita semua.
[at] bro Kuswanto yg baik,
saya aja ketawa kok lihat tanggapan bro Morph, karena baru sekali ini dan bener2 ini yang pertama kali beliau bisa kasih tanggapan yg happy. rupa2nya akhir tahun ini bener2 ditutup dengan suasana penuh happy.
[at] dear sis hema,
ayo semangat ya belajar dhamma, semoga kita semua makin maju dlm dhamma.
mettacittena,
kalo mau jadi cola yg berharga dan bernilai tinggi harus bisa menempatkan diri pada tempat dan keputusan yg tepat yg memberi diri kita nilai lebih daripada yg sekarang.
jangan takut harus melepaskan yg ada sekarang jika kita yakin diri kita bisa mendapatkan yg lebih baik.
itu yg saya tangkap dari cerita itu...
Quote from: Rina Hong on 01 January 2011, 09:06:58 PM
kalo mau jadi cola yg berharga dan bernilai tinggi harus bisa menempatkan diri pada tempat dan keputusan yg tepat yg memberi diri kita nilai lebih daripada yg sekarang.
jangan takut harus melepaskan yg ada sekarang jika kita yakin diri kita bisa mendapatkan yg lebih baik.
itu yg saya tangkap dari cerita itu...
yg gw nangkap cola tsb harus memiliki koneksi luas...
sehingga dpt menempatkan dirinya di hotel bintang 7
sambil menunggu pembeli gitu?
sis Rina yg baik,
bener pandangan anda, saya setuju, tadi mo krm +GRP ternyata mental, rupa2nya udah kirim kemarin jadi ga bisa double, pdhal tahunnya udah ganti khan, seharusnya bisa donk.
untuk menempatkan diri pada tempat dan keputusan yg tepat bukan suatu hal yang mudah, tanya aja ama Tuhan yg sering merasakan...hehehe...
memang kita musti melepas, apapun itu, bahkan yang paling berharga sekalipun, telah dilakukan oleh beliau sewaktu jadi Bodhisattva bahkan hingga mengorbankan nyawa.
mettacittena,
Quote from: johan3000 on 01 January 2011, 09:12:22 PM
yg gw nangkap cola tsb harus memiliki koneksi luas...
sehingga dpt menempatkan dirinya di hotel bintang 7
sambil menunggu pembeli gitu?
kalo koneksinya luas tapi dia ga membuat keputusan yg tepat dengan siapa dia bergaul tetep aja ga bisa... kalo menurut gw kunci nya di decision...
orang rajin tapi berada ditempat yg salah...maka beliau hanya buang2 waktu, tapi kalau rajin ditempat yg tepat (atau bisa juga perusahaan yg tepat) maka goals sudah didepan mata...
[at] Sam Pannadevi,
_/\_ semoga temen2 lain dapat memetik manfaatnya...
Quote from: Rina Hong on 07 January 2011, 10:33:54 PM
kalo koneksinya luas tapi dia ga membuat keputusan yg tepat dengan siapa dia bergaul tetep aja ga bisa... kalo menurut gw kunci nya di decision...
orang rajin tapi berada ditempat yg salah...maka beliau hanya buang2 waktu, tapi kalau rajin ditempat yg tepat (atau bisa juga perusahaan yg tepat) maka goals sudah didepan mata...
[at] Sam Pannadevi,
_/\_ semoga temen2 lain dapat memetik manfaatnya...
sependapat dg sis Rina, memang tidak mudah untuk bisa melihat peluang2 menguntungkan, ibaratnya mustahil kita akan bisa mendapatkan piala emas utk kedua kalinya, ada yg beranggapan gua udah kerja baik, tidak macam2, tidak mau menjilat, tidak cari muka, tapi kenapa karir mentok, itu tuh si "genit" dasar tukang penjilat, cari muka muluk kerjaannya langsung dpt promosi terus2an. padahal yg dikatain sigenit ini, sebenarnya memiliki kualitas diatas orang tsb, krn dia memiliki kemampuan komunikasi. dimana orang kerja dibutuhkan kemampuan komunikasi yg merupakan sesuatu tidak mudah juga.
bayangin aja kita punya perusahaan, sebagai pemilik perusahaan tentu kita akan memilih karyawan yg berkualitas, contoh ini ada 2 kasir, yang satu cekatan, selalu selesai duluan dan kemudian membantu temannya utk menyelesaikan pekerjaannya. selain itu dia memiliki kemampuan bahasa asing. nah kita sebagai pemilik perusahaan tentu akan berpikir alangkah baiknya kasir ini bisa dijadikan marketing karena dengan kemampuan bahasa asing maka dia mudah berkomunikasi dg customer asing, begitu pula dg pola kerja yg selalu cepat selesai maka dia dpt meraup daerah sisiran yg luas dg cepat. tapi si"jealousy" ini memiliki pemikiran sempit dan dangkal, dengan segera dia menyebarkan gosip dan fitnah bahwa sigenit telah menjilat dan cari muka shg mendpt promosi, pdhal dia sendiri tidak bisa bahasa asing, kerjapun lelet. nah biasanya orang2 yg kurang berkualitas itu ciri utamanya adalah "senang bergosip dan bercerita kejelekan orang lain". tapi sebaliknya orang yg memiliki kualitas dia akan menggunakan waktunya sebaik2nya, daripada hanya ngerumpi mending gua meningkatkan diri.
ini semua adalah pengalaman pribadi saya, yang sy alami sendiri, saya bekerja di bank dg modal ijasah bukan S1, pd wkt itu hanya SMA, lalu saya kuliah sambil kerja, dg prinsip kerja saya pribadi pd wkt itu "jika orang lain bisa bekerja cepat maka sy harus juga cepat dan berhasil menyelesaikan 2 pekerjaan, bila orang lain bisa menyelesaikan 2 pekerjaan dg cepat maka sy harus bisa menyelesaikan 3 pekerjaan dg masa tempo yg sama cepatnya". maaf ini tidak ada maksud menyombongkan diri, sama sekali tidak, ini adalah sharing pengalaman pribadi karena saya ingin kalian2 yg masih muda juga memiliki semangat seperti saya wkt muda dulu (sekarang sudah mendekati 50thn), sehingga yg dulu sy dibilang MIMPI jika bisa kerja di bank, toh ternyata saya mampu, bahkan mampu mencapai tingkat manajemen (walau cabang kecil). maka itu semua kembali kepada diri kita untuk selalu meningkatkan diri. ayo yg muda2 jangan lengah, manfaatkan waktu sebaik2nya.
mettacittena,
gw mau sharing sedikit yg saya dengar dari senior...sedikit berhubungan dengan topik ini...
di dunia ini ada 3 jenis org pinter...
yg pertama org pintar, jika melihat sesuatu langsung dia dapat mengerti,
yg kedua org yg setingkat diatas org pinter (dikatakan licik) org yg demikian ketika melihat sesuatu opportunities dengan tepat dan dia katakan itu suatu peluang bagus maka org ini pasti tidak akan salah pandangannya dalam memilih... tapi kerap kali org seperti ini menyalah gunakan kepintarannya....untuk hal yg merugikan org lain. (dalam hal ini org pinter kedua belum tentu mengambil keputusan dengan tepat)
yg ketiga org pinter dan punya pengertian serta melihat jauh kedepan, orang ini akan melihat dengan tepat 1 kesempatan itu sehingga org ini juga akan segera mengambil kesempatan itu, org seperti ini lah yg akan sukses dalam tujuan dan pilihan hidupnya...
anda ingin menjadi org seperti apa... pilihan ada ditangan anda...
Quote from: Rina Hong on 07 January 2011, 11:05:48 PM
gw mau sharing sedikit yg saya dengar dari senior...sedikit berhubungan dengan topik ini...
di dunia ini ada 3 jenis org pinter...
yg pertama org pintar, jika melihat sesuatu langsung dia dapat mengerti,
yg kedua org yg setingkat diatas org pinter (dikatakan licik) org yg demikian ketika melihat sesuatu opportunities dengan tepat dan dia katakan itu suatu peluang bagus maka org ini pasti tidak akan salah pandangannya dalam memilih... tapi kerap kali org seperti ini menyalah gunakan kepintarannya....untuk hal yg merugikan org lain. (dalam hal ini org pinter kedua belum tentu mengambil keputusan dengan tepat)
yg ketiga org pinter dan punya pengertian serta melihat jauh kedepan, orang ini akan melihat dengan tepat 1 kesempatan itu sehingga org ini juga akan segera mengambil kesempatan itu, org seperti ini lah yg akan sukses dalam tujuan dan pilihan hidupnya...
anda ingin menjadi org seperti apa... pilihan ada ditangan anda...
hehehe....itulah dunia sis....mustahil berisi "arahat" semua...udah ga bakalan deh ada ribut2, perang segala, semua akan aman, damai, tentram.
nah orang ke2 ini bakal jatuh pulak.....karena dengan main injak sana injak sini utk meraih keuntungan yang dia inginkan, ibaratnya menanam "busuk" ya menuai busuklah, ga bakalan ada kebahagiaan diatas penderitaan orang lain.
jadi bukan suatu yang disebut "KUALITAS DIRI" spt yg sedang kita bahas, namun ini ADA dan BANYAK.
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 07 January 2011, 10:54:21 PM
sependapat dg sis Rina, memang tidak mudah untuk bisa melihat peluang2 menguntungkan, ibaratnya mustahil kita akan bisa mendapatkan piala emas utk kedua kalinya, ada yg beranggapan gua udah kerja baik, tidak macam2, tidak mau menjilat, tidak cari muka, tapi kenapa karir mentok, itu tuh si "genit" dasar tukang penjilat, cari muka muluk kerjaannya langsung dpt promosi terus2an. padahal yg dikatain sigenit ini, sebenarnya memiliki kualitas diatas orang tsb, krn dia memiliki kemampuan komunikasi. dimana orang kerja dibutuhkan kemampuan komunikasi yg merupakan sesuatu tidak mudah juga.
bayangin aja kita punya perusahaan, sebagai pemilik perusahaan tentu kita akan memilih karyawan yg berkualitas, contoh ini ada 2 kasir, yang satu cekatan, selalu selesai duluan dan kemudian membantu temannya utk menyelesaikan pekerjaannya. selain itu dia memiliki kemampuan bahasa asing. nah kita sebagai pemilik perusahaan tentu akan berpikir alangkah baiknya kasir ini bisa dijadikan marketing karena dengan kemampuan bahasa asing maka dia mudah berkomunikasi dg customer asing, begitu pula dg pola kerja yg selalu cepat selesai maka dia dpt meraup daerah sisiran yg luas dg cepat. tapi si"jealousy" ini memiliki pemikiran sempit dan dangkal, dengan segera dia menyebarkan gosip dan fitnah bahwa sigenit telah menjilat dan cari muka shg mendpt promosi, pdhal dia sendiri tidak bisa bahasa asing, kerjapun lelet. nah biasanya orang2 yg kurang berkualitas itu ciri utamanya adalah "senang bergosip dan bercerita kejelekan orang lain". tapi sebaliknya orang yg memiliki kualitas dia akan menggunakan waktunya sebaik2nya, daripada hanya ngerumpi mending gua meningkatkan diri.
ini semua adalah pengalaman pribadi saya, yang sy alami sendiri, saya bekerja di bank dg modal ijasah bukan S1, pd wkt itu hanya SMA, lalu saya kuliah sambil kerja, dg prinsip kerja saya pribadi pd wkt itu "jika orang lain bisa bekerja cepat maka sy harus juga cepat dan berhasil menyelesaikan 2 pekerjaan, bila orang lain bisa menyelesaikan 2 pekerjaan dg cepat maka sy harus bisa menyelesaikan 3 pekerjaan dg masa tempo yg sama cepatnya". maaf ini tidak ada maksud menyombongkan diri, sama sekali tidak, ini adalah sharing pengalaman pribadi karena saya ingin kalian2 yg masih muda juga memiliki semangat seperti saya wkt muda dulu (sekarang sudah mendekati 50thn), sehingga yg dulu sy dibilang MIMPI jika bisa kerja di bank, toh ternyata saya mampu, bahkan mampu mencapai tingkat manajemen (walau cabang kecil). maka itu semua kembali kepada diri kita untuk selalu meningkatkan diri. ayo yg muda2 jangan lengah, manfaatkan waktu sebaik2nya.
mettacittena,
nasehat yang bijak... ;D
Anumodana cici samaneri.... _/\_
Kepada sdri Hemayanti,
Bolehkan saya mintakan izin copas nya untuk postingan ke forum dhammacakka.org ?
akan saya cantunkan nama username anda dan dari forum dhammacitta.org.
Okay?
Thanks sebelumnya saya ucapkan.
silahkan om vendelta..
tanpa mencantumkan apa2 juga tidak masalah..
silahkan saja selama itu bisa membawa manfaat yang baik... :)
Saya sangat setuju dgn opini dari siapa yah, saya sendiri juga tidak tau, yang penting ada yg ngerasain punya pendapa demikian "lingkungan dapat membentuk dan mengubah karakter dan kepribadian serta mutu dari seseorang".
contohnya? pikir sendiri aje yo, wekkk....
karena pengaruh lingkunganlah merupakan faktor pendukung bagi seseorang, tapi... ada tapinya nih... bukan suatu hal yg mutlak, yo.
hal dan pendapat ini juga pernah diterangkan dalam ajaran buddha dhamma, (baru saja gue teringat).
kalo ditanya diseksi bagian pitaka mana? lah wong edan, kamu pengen pintar toh, baca aje tuh semua buddha dhamma, khan ngak ngerugi toh. tung... tung... hitung... hitung... dpt ilmu pencerahan dan dgn ilmu pencerahan, kamu bisa tambah tercerahkan lagi.
ndak percaya? bukan aye yg buktiin buat kamu, tapi "sang waktu" itu yg bisa ngebuktiinnya buat kamu dgn sendirinya,
ntar kaget, loh wong edan, kok gue tambah pinter aje? gituloh kamu nanti kagetnya.
mau contohnya? dulu kamu pernah duduk di kelas sd toh, dan tiba tiba kamu sudah sma,
coba kamu bandingin pengetahuan kamu sewaktu sd dgn sekarang yg sudah punya pengetahuan sma, lah kok sekarang tambah pintar ketimbang sewaktu duduk dibangku sd?
nah, loh, khan "sang waktu" telah buktiin buat kamu. "tambah pintar" kata "sang waktu".
nah, sudah percaya toh?