Sang Buddha mengatakan bahwa ketujuh faktor-faktor batin ini bila terkembang dalam batin akan mengkondisikan pandangan terang. Mereka adalah:
1. SATI (perhatian/kesadaran/kewaspadaan)
2. DHAMMAVICAYO (penyelidikan terhadap dhamma/realita/fenomena),
3. VIRIYA (ketekunan),
4. PITI (kegiuran batin),
5. PASSADDHI (kondisi rileks/santai/tidak tegang; kondisi batin & jasmani yang rileks),
6. SAMADHI (konsentrasi), &
7. UPEKKHA (keseimbangan batin).
Note:
Ada 2 jenis PASSADDHI (kondisi rileks/santai/tidak tegang):
1. Kaya Passaddhi (Jasmani yang rileks)
2. Citta Passaddhi (Batin yang rileks)
Dalam Samyutta Nikaya dikatakan bahwa meditasi seperti memasak masakan. Unsur-unsurnya harus seimbang, pas racikannya, tidak baik bila ada yang berlebih, disesuaikan dengan kondisi batin saat itu. Begitulah 7 Faktor-faktor Pencerahan dikembangkan dan diseimbangkan, di mana Sati selalu bertindak sebagai faktor batin yang memimpin.
Semoga semua makhluk terbebas dari segala bentuk penderitaan. _/\_
Untuk penjelasan yang lengkap dari 37 faktor yang menuju boddhi (bodhipakkhiya):
Bodhipakkhiya Dipani
The Manual of The Factors Leading to Enlightenment, Introduction
by Mahathera Ledi Sayadaw, Aggamahapandita, D.Litt.
http://www.dhammaweb.net/html/manual6a.html (http://www.dhammaweb.net/html/manual6a.html)
Boddhipakkhiya dipani penjelasan terlengkap untuk 37 faktor bodhi yang saya tahu.
by Mahathera Ledi Sayadaw, Aggamahapandita, D.Litt.
Catusaccadhamme sutthu bujjhatitti sambodhi. Sambodhiya ango sambojjhango. (Dapat dengan jelas melihat Empat Kebenaran Mulia. Karena itu disebut Sambodhi. Faktor dari Magganana. Karena itu disebut Sambojjhanga.)
Burung-burung pertama kali dilahirkan dari rahim induknya dalam bentuk telur-telur. Kemudian dilahirkan untuk ke dua kalinya dengan memecahkan telur-telur itu. Selanjutnya, ketika burung-burung itu menjadi lengkap dengan bulu dan sayap, mereka terbebas dari sangkarnya, ketika mereka mampu terbang ke manapun yang mereka inginkan. Dengan cara yang sama, dalam hal para individu yogavacara, pertama-tama mereka terlepas dari kekacauan pikiran yang telah menyertai mereka sepanjang samsara yang tidak terbatas ketika mereka telah berhasil menegakkan kayagata-sati atau menyelesaikan tugas samatha. Ke dua, ketika mereka mencapai pandangan terang vipassana ke dalam rupa, nama-khandha, dan sebagainya, mereka terbabsa dari bentuk-bentuk kasar kebodohan. Akhirnya, ketika ketujuh bojjhanga berkembang dan matang, mereka menjadi lengkap dalam lokuttara-magga-nana, dan mencapai magga-nana yang dikenal sebagai sambodhi, dan demikianlah mereka terbebas dari kondisi duniawi. Mereka terbebas dari kondisi puthujjana dan mencapai kondisi ariya – lokuttara atau Nibbana.
Terdapat tujuh sambojjhanga:
1. sati-sambojjhanga
2. dhammavicaya-sambojjhanga
3. viriya-sambojjhanga
4. piti-sambojjhanga
5. passaddhi-sambojjhanga
6. Samadhi-sambojjhanga
7. upekkha-sambojjhanga
Sati-cetasika (faktor batin) yang disebut satipatthana, satindriya, satibala, samma-sati-magganga, adalah
sati-sambojjhanga.
Panna-cetasika yang disebut vimamsiddhipada, pannindriya, panna-bala, sammaditthi-magganga, semuanya adalah dhammavicaya-sambojjhanga. Atau, kelima panna-visuddhi [123] yang dimulai dari ditthi-visuddhi, ketiga anupassana-nana, kesepuluh vipassana-nana disebut dhammavicaya-sambojjhanga. Seperti halnya biji kapas digiling, disaring, dan seterusnya, untuk menghasilkan kain katun, demikian pula proses berulang-ulang mengamati kelima khandha melalui fungsi-fungsi vipassana-nana disebut
dhammavicaya.
Viriya-cetasika yang disebut sammapaddhana, viriyiddhipada, viriyindriya, viriya-bala, dan samma-vayama-magganga, disebut
viriya-sambojjhanga.
Kegembiraan dan kebahagiaan yang muncul ketika proses melihat dan mengetahui meningkat setelah ditegakkannya satipatthana, seperti kayagata-sati, disebut
piti-sambojjhanga.
Proses menjadi tenang dan damai baik dalam jasmani maupun batin ketika kekacauan pikiran, perenungan, pikiran-pikiran berkurang, disebut
passaddhi-sambojjhanga. Ini adalah cetasika dari kaya-passaddhi dan citta-passaddhi.
Samadhi-dhamma yang disebut samadhindriya, samadhi-bala, dan samadhi-magganga, disebut Samadhi-sambojjhanga. Atau, parikamma-samadhi, upacara-samadhi, appana-samadhi, atau delapan sammapatti, yang berhubungan dengan usaha samatha dan citta-visuddhi, dan sunnata-samadhi, animitta-samadhi, appanihita-samadhi, yang berhubungan dengan panna-visuddhi, disebut
Samadhi-sambojjhanga. Samadhi yang menyertai vipassana-nana, atau magga-nana dan phala-nana, disebut dengan sebutan-sebutan sebagai sunnata-samadhi, animitta-samadhi, dan appanihita-samadhi.
Ketika usaha dalam kammatthana masih belum metodis atau sistematis, banyak usaha harus dikerahkan baik dalam jasmani maupun pikiran, tetapi ketika usaha itu telah menjadi metodis dan sistematis, maka seseorang terbebaskan dari usaha demikian. Kebebasan ini disebut tatramajjhatatta-cetasika (faktor batin keseimbangan). Ini adalah
upekha-sambojjhanga.
Ketika seorang yogavacara telah memiliki ketujuh karakteristik sambodhi ini secara seimbang, ia menikmati kegembiraan dan kenikmatan seorang samana dalam Sasana – kegembiraan dan kenikmatan yang tidak tertandingi dan tidak dapat dibandingkan dengan kegembiraan duniawi – bagaikan seorang raja dunia, [124] raja keempat benua dan yang memiliki tujuh pusaka, menikmati kenyamanan dan kenikmatan yang unik dan tidak tertandingi.
Demikianlah dikatakan dalam Dhammapada:
Sunnagaram pavitthassa
santaci'Ltassa bhikkhuno
amanusi rati hoti
samma dhammam vipassato.
--Syair 373.
Yato yato sammasati
khandhanam udayabbayam,
labhati pitipamojjam
amatam tam vijanatam. --Syair 374.
[Bhikkhu yang memasuki kediaman yang terasing dan memiliki pikiran yang tenang, mengalami kegembiraan yang melampaui manusia biasa, karena ia dengan jelas melihat dhamma.
Pembentukan dan kehancuran dari bagian manapun dari tubuh yang direnungkan oleh seorang yogu, ia mengalami kegembiraan dan kebahagiaan karena dengannya ia dapat melihat kondisi Keabadian (Nibbana).]
Jika kenikmatan dan kegembiraan yang dialami dalam vipassana-sukha, yang lengkap dengan tujuh karakteristik sambodhi, dibagi ke dalam 256 bagian, satu bagian dari kegembiraan dan kenikmatan itu melebihi kegembiraan dan kenikmatan duniawi dari para raja di antara manusia, dewa, dan Brahma – begitu besarnya kegebiraan dan kenikmatan yang diperoleh dalam sambodhi. Karena itu Sang Buddha mengatakan:
'Sabba rasam dhammaraso jinati[125]' (Rasa Dhamma melampaui segala rasa.)
Terdapat kisah-kisah yang mana diceritakan bahwa penyakit-penyakit berat telah disembuhkan hanya dengan mendengarkan [126] pembacaan ketujuh karakteristik sambodhi ini. Tetapi, penyakit-penyakit ini dapat disembuhkan hanya jika pendengarnya memahami sepenuhnya maknanya, dan saddha (keyakinan) yang kuat dan jernih muncul.
Ketika ketujuh karakteristikk atau sambodhi ini diperoleh dengan seimbang, yogavacara itu dapat dipastikan tidak memiliki kekurangan dalam hal kayagata-satinya. Ia dapat dipastikan tidak memiliki kekurangan dalam hal persepsi anicca atau anatta, dan dalam hal usaha batin dan jasmaninya. Karena pikirannya tenang sehubungan dengan ketiga faktor ini, maka ia mengalami kegembiraan dalam hal pengetahuan bahwa ia sekarang dapa melihat cahaya Nibbana yang belum pernah muncul padanya sebelumnya dalam samsara yang tidak terhingga sebelumnya, bahkan dalam mimpinya. Karena kegembiraan dan ketenangan pikiran itu, perhatiannya pada obyek-obyek kammatthana menjadi sangat tenang dan kokoh dan upekkha (keseimbangan) yang bebas dari kekhawatiran dan usaha untuk menegakkan perhatian, persepsi anicca dan anatta, dan perlunya mengerahkan usaha, muncul.
Semua pernyataan di atas adalah sehubungan dengan tingkatan yang mana sambojjhanga saling bersesuaian satu sama lain dan fungsi-fungsinya berturut-turut menjadi sangat jelas. Sehubungan dengan sambojjhanga biasa, sejak saat kayagata-sati ditegakkan, dhamma seperti sati disebut sebagai sambojjhanga.
Ketika Sang Buddha mengatakan bahwa ketujuh sambojjhanga ini harus dilatih, seperti dalam:
'Satisambojjhangam bhaveti, viveka nissitam, viraga nissitam, nirodha nissitam, vossaggaparinamim... upekkha sambojjhangam bhaveti, viveka nissitam, viraga nissitam, nirodha nissitam, vossaggaparinamim', [127] ini maksudnya adalah bahwa dalam perjalanan biasa, proses menegakkan kayagata-sati (seperti nafas masuk dan nafas keluar) berarti menegakkan ketujuh sambojjhanga. Untuk perbedaan dan penegakkan bojjhanga tertentu, baca Komentar Bojjhanga Vibhanga. [128]
Makna dari kalimat Pali di atas adalah: 'Seseorang harus melatih sati-sambojjhanga yang bergantung pada ketiadaan segala jenis aktivitas dan kekhawatiran, nafsu dan keserakahan, atau pelayan penderitaan pada lingkaran kelahiran kembali, dan bergantung pada pelepasan keempat lapisan upadhi. [129]
Viveka nisita, viraga nissita, nirodha nissita, berarti 'tidak bersandar pada bhava-sampatti [130] dan bhoga-sampatti, [131] berusaha untuk menghancurkan alam besar sakkaya-ditthi yang tersembunyi dalam kehidupan ini,dan dengan demikian terbebas dari ketergantungan pada lingkaran kelahiran kembali.' Vivatta nissita berarti membebaskan diri sendiri hari demi hari dari kemelekatan pada nafsu indria, makna-makna bojjhanga, sambojjhanga, dan sambodhi anga adalah identik.
Catatan kaki:
123. Baca catatan kaki pada Bab V. ibid.
124. Raja Dunia. Baca "The Light of the Dhamma", Vol. VII, No. 1, p.28.
125. Dhammapada syair 354.
126. Baca "The Light of the Dhamma", Vol. VII, No. 1, p.9.
127. Abhidhamma Pitaka, Vibhanga Pali, 10 Bojjanga Vibhanga, p.238 6th Syn.Edn.
128. Sammohavinodani Atthakatha, 1. Suttanta-bhajaniya-vannana p.296, 6th Syn. Edn.
129. Terdapat empat jenis Upadhi. Yaitu:
1. Kamupadhi: kemelekatan pada kenikmatan indria
2. Kilesupadhi: kemelekatan pada nafsu-nafsu yang mengotori pikiran;
3. Abhisankarupadhi: kemelekatan pada tindakan melakukan perbuatan baik, dan sebagainya
4. Khandupadhi: kemelekatan pada kelima kelompok unsure kehidupan.
130. Pencapaian alam kehidupan yang bahagia
131. Pencapaian kekayaan.