Forum Dhammacitta

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Mahayana => Topic started by: Indra on 09 November 2010, 07:54:58 PM

Title: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 09 November 2010, 07:54:58 PM
Quote from: Sumedho on 09 November 2010, 04:15:33 PM
soal nien fo dibayar... keluarga saya pernah diminta tarif per nien fo per orang harganya, utk yg lebih susah/panjang lebih mahal tarifnya.


[at]  suhu, mohon informasi lebih lanjut, nama bhiksu maupun viharanya.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 09 November 2010, 08:16:25 PM
teman gue punya pengalaman, kejadian sudah lama sih.
pernah mengundang Biksu (basis di vihara mangga besar) utk ke rumah nian fo
tapi Biksu nya tolak setelah mendengar rumahnya bukan di kompleks Perumahan Elite dengan alasan suhu lagi sibuk dan segala macam ^-^

_/\_

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: The Ronald on 09 November 2010, 08:28:57 PM
errr.... nian fo apaan? itu tradisi theravada?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: kamala on 09 November 2010, 08:30:19 PM
Quote from: adi lim on 09 November 2010, 08:16:25 PM
teman gue punya pengalaman, kejadian sudah lama sih.
pernah mengundang Biksu (basis di vihara mangga besar) utk ke rumah nian fo
tapi Biksu nya tolak setelah mendengar rumahnya bukan di kompleks Perumahan Elite dengan alasan suhu lagi sibuk dan segala macam ^-^
_/\_
tau darimana ?
apakah sebelumnya bhiksu tersebut menyetujuinya atau setelah mengetahui alamatnya langsung menolak pergi begitu ?



Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 09 November 2010, 08:39:32 PM
Quote from: kamala on 09 November 2010, 08:30:19 PM
tau darimana ?
apakah sebelumnya bhiksu tersebut menyetujuinya atau setelah mengetahui alamatnya langsung menolak pergi begitu ?


tanya alamat dimana dulu ! baru menolak (jika alamat bukan tempat perum elite) :))

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 09 November 2010, 08:40:14 PM
Quote from: The Ronald on 09 November 2010, 08:28:57 PM
errr.... nian fo apaan? itu tradisi theravada?

kalau udah biksu biasa sih mahayana.

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: kamala on 09 November 2010, 08:49:28 PM
Quote from: adi lim on 09 November 2010, 08:39:32 PM
tanya alamat dimana dulu ! baru menolak (jika alamat bukan tempat perum elite) :))

_/\_
wekks !
kacau dah
yah memang ada lah beberapa oknum yg begitu tapi jangan samakan semua bhiksu adalah profesional/matre atau apalah namanya
tak sedikit juga para bhiksu-bhiksuni yang bener2 melatih diri
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: johan3000 on 09 November 2010, 09:40:28 PM
Quote from: adi lim on 09 November 2010, 08:16:25 PM
teman gue punya pengalaman, kejadian sudah lama sih.
pernah mengundang Biksu (basis di vihara mangga besar) utk ke rumah nian fo
tapi Biksu nya tolak setelah mendengar rumahnya bukan di kompleks Perumahan Elite dengan alasan suhu lagi sibuk dan segala macam ^-^

_/\_



lebih pinter pendeta, maka dia menyuruh anak buahnya kesana (yg jauh dan "gersang") =))
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Mokau Kaucu on 09 November 2010, 09:41:24 PM
Apa kriteria yg pro dan yg amatir?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Adhitthana on 09 November 2010, 09:59:18 PM
naaaah kebetulan niee .....  ;D
ini pengalaman pribadi dan kejadian tahun 2000

Istilahnya apa yaaah ..... Cauw tu  ::) (penyebrangan roh?)  ???
upacara yg diadakan kira2 1 bulan ato 49 hari (lupa) setelah meninggal dunia
upacaranya lumayan lama .... butuh waktu kira2 datang jam 9. pagi selesai 15.00
pihak yg berduka ... mengikuti iring2an yg dituntun oleh Biksu
tidak gratis menyelenggarakan upacara itu .....
Tarif Rp15 juta ..... tahun 2000  8)


Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: DragonHung on 09 November 2010, 10:00:24 PM
Quote from: dtgvajra on 09 November 2010, 09:41:24 PM
Apa kriteria yg pro dan yg amatir?

Kang ciau co
Cin liong co
Bo pau ho
Lui ciau siu
cie kio professional  (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17836.15)

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: The Ronald on 09 November 2010, 10:11:31 PM
Quote from: Adhitthana on 09 November 2010, 09:59:18 PM
naaaah kebetulan niee .....  ;D
ini pengalaman pribadi dan kejadian tahun 2000

Istilahnya apa yaaah ..... Cauw tu  ::) (penyebrangan roh?)  ???
upacara yg diadakan kira2 1 bulan ato 49 hari (lupa) setelah meninggal dunia
upacaranya lumayan lama .... butuh waktu kira2 datang jam 9. pagi selesai 15.00
pihak yg berduka ... mengikuti iring2an yg dituntun oleh Biksu
tidak gratis menyelenggarakan upacara itu .....
Tarif Rp15 juta ..... tahun 2000  8)




wew... keknya lebih bermanfaat 15 juta nya buat patidanna ato sangha dana
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Adhitthana on 09 November 2010, 10:31:10 PM
Kalo ada yg meninggal dunia dan dikremasi ....
kemudian abu kremasi mao di taro di vihara

Tarif akan berbeda dengan tmp dan posisi yg baik n bagus
yg dimaksud tmp n posisi yg baik adalah berada dekat dgn Rupang .... bukan yg palin atas ato paling bawah ato berada jauh (dibelakang)

di Vihara2 tertentu ada tarif yg mahal .... bisa mencapai Rp 300 juta
tahun 2000 aja .... Rp 78 juta (lupa, yg pasti disekitar Rp 70juta an)
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 09 November 2010, 10:46:23 PM
maju terus biku propesionallllllllllllllllllll
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 09 November 2010, 11:07:07 PM
Quote from: dtgvajra on 09 November 2010, 09:41:24 PM
Apa kriteria yg pro dan yg amatir?

seorang bhiksu profesional adalah seorang yang berkepala gundul dan berjubah sebagai tuntutan profesi demi mengejar omzet yg mana ia menjalani profesi bhiksu sebagai mata pencariannya.

seorang bhiksu amatir tidak menjadikan kebhiksuan sebagai profesi namun menjalaninya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. bhiksu jenis ini memiliki profesi di bidang lain, misalnya fotografi atau musisi.

ada jenis lain lagi yaitu bhiksu multiprofesi, jenis ini menjalani kebhiksuan sebagai profesi tetapi juga menjalani beberapa profesi lainnya sekaligus, bisa saja merangkap sebagai fotografer dan/atau musisi.

tambahan:
profesional: yg penting nien fo, setelah itu bayar, apakah berhasil atau tidak tetap harus bayar. (credit to DragonHung).
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sumedho on 10 November 2010, 07:53:03 AM
yah demikianlah pelayanan upacara kematian :(

diminta satu kali baca 3.5 jt/orang karena suhunya ada 3 orang yah jadinya 11.5

hint: muara karang
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 10 November 2010, 07:54:26 AM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 07:53:03 AM
yah demikianlah pelayanan upacara kematian :(

diminta satu kali baca 3.5 jt/orang karena suhunya ada 3 orang yah jadinya 11.5

hint: muara karang

more specific pls, nama dan alamat lengkap. supaya orang lain dapat berhati2
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sumedho on 10 November 2010, 08:03:40 AM
nama nda ingat, lokasi belakang superindo MK. terakhir sih lihat kalau tidak salah bawa honda city.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 10 November 2010, 08:07:10 AM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 08:03:40 AM
nama nda ingat, lokasi belakang superindo MK. terakhir sih lihat kalau tidak salah bawa honda city.

mungkin identitas lembaganya? dari SAGIN, SMI or else?

ada invoice/kuitansi?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sumedho on 10 November 2010, 08:10:09 AM
don't have any idea. kekna sih SMI, entah SMI yg 1 ato yg "reformasi"

no invoice/kuintasi. gentleman agreement dimuka waktu ngorder.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: dilbert on 10 November 2010, 09:13:44 AM
Dari MILINDA PANHA
Bab 1, butir ke-5
Milinda bertanya kepada Nagasena,
"Apa tujuan Yang Mulia meninggalkan kehidupan duniawi, dan apa tujuan akhir yang ingin dicapai?"
"Kami meninggalkan kehidupan duniawi dengan tujuan melenyapkan penderitaan dan tidak ada penderitaan lain yang muncul. Lenyapnya nafsu secara total tanpa sisa adalah tujuan akhir kami."
"Yang Mulia, apakah setiap orang masuk Sangha untuk tujuan yang sangat mulia tersebut?"
'Tidak. Ada yang masuk untuk menghindar dari kekejaman raja, ada yang untuk menghindar dari perampok, ada yang untuk menghindar dari hutangnya, dan ada yang untuk mencari nafkah. Tetapi mereka yang masuk dengan tujuan yang benar melakukannya agar nafsu dapat sepenuhnya padam."


Note : Berarti MODUS mencari nafkah sudah ada sejak jaman dahulu dan sudah di-identifikasi.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 10 November 2010, 09:50:02 AM
suho medho ini malah nikah dan punya anak pulak =))
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 10 November 2010, 10:14:10 AM
Quote from: dilbert on 10 November 2010, 09:13:44 AM
Dari MILINDA PANHA
Bab 1, butir ke-5
Milinda bertanya kepada Nagasena,
"Apa tujuan Yang Mulia meninggalkan kehidupan duniawi, dan apa tujuan akhir yang ingin dicapai?"
"Kami meninggalkan kehidupan duniawi dengan tujuan melenyapkan penderitaan dan tidak ada penderitaan lain yang muncul. Lenyapnya nafsu secara total tanpa sisa adalah tujuan akhir kami."
"Yang Mulia, apakah setiap orang masuk Sangha untuk tujuan yang sangat mulia tersebut?"
'Tidak. Ada yang masuk untuk menghindar dari kekejaman raja, ada yang untuk menghindar dari perampok, ada yang untuk menghindar dari hutangnya, dan ada yang untuk mencari nafkah. Tetapi mereka yang masuk dengan tujuan yang benar melakukannya agar nafsu dapat sepenuhnya padam."


Note : Berarti MODUS mencari nafkah sudah ada sejak jaman dahulu dan sudah di-identifikasi.

jaman sekarang boleh tambah yang gagal Cinta (patah hati) :P
berarti yang masuk menjadi anggota Sangha dengan tujuan bukan niat utk padamnya nafsu sepertinya sulit utk mencapai pencerahan juga.

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: williamhalim on 10 November 2010, 10:15:54 AM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 07:53:03 AM
yah demikianlah pelayanan upacara kematian :(

diminta satu kali baca 3.5 jt/orang karena suhunya ada 3 orang yah jadinya 11.5

hint: muara karang

syukur2 si 3 bhikkhu ini suaranya bagus.. kalo suaranya ancur, apa sodara kita nggak malah stress? bisa2 jatuh ke alam rendah tar...

mending manggil putri ayu aja... suara si putri jelas lebih mantap, getarannya soprano nya lebih tokcer buat membahagiakan si mati menuju alam yg lbh baik...



::
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: williamhalim on 10 November 2010, 10:16:45 AM
v
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 10 November 2010, 10:26:16 AM
Quote from: williamhalim on 10 November 2010, 10:15:54 AM
syukur2 si 3 bhikkhu ini suaranya bagus.. kalo suaranya ancur, apa sodara kita nggak malah stress? bisa2 jatuh ke alam rendah tar...

mending manggil putri ayu aja... suara si putri jelas lebih mantap, getarannya soprano nya lebih tokcer buat membahagiakan si mati menuju alam yg lbh baik...



::
kata seorang master, biasanya kalau udah ada gelar atau terpandang, "kentut" juga pasti pada bilang wangi ;D
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sumedho on 10 November 2010, 11:48:48 AM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 07:53:03 AM
yah demikianlah pelayanan upacara kematian :(

diminta satu kali baca 3.5 jt/orang karena suhunya ada 3 orang yah jadinya 11.5

hint: muara karang
nda ada yg perhatiin yah kalo 3.5 x 3 itu = 10.5 bukan 11.5 ?

karena sesudah acara, dia masih kasih angpau kosong ke keluarga, utk diserahkan ke dia dengan namaskara. :(
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 10 November 2010, 11:58:23 AM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 11:48:48 AM
nda ada yg perhatiin yah kalo 3.5 x 3 itu = 10.5 bukan 11.5 ?

karena sesudah acara, dia masih kasih angpau kosong ke keluarga, utk diserahkan ke dia dengan namaskara. :(
Sebab 10.5 itu belum termasuk PPN Giam Lo Ong. Jadi total 10.5 + 1.05 = 11.55. Diskon goban karena pesen paket 3 orang.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 10 November 2010, 11:59:15 AM
Quote from: williamhalim on 10 November 2010, 10:15:54 AM
syukur2 si 3 bhikkhu ini suaranya bagus.. kalo suaranya ancur, apa sodara kita nggak malah stress? bisa2 jatuh ke alam rendah tar...

mending manggil putri ayu aja... suara si putri jelas lebih mantap, getarannya soprano nya lebih tokcer buat membahagiakan si mati menuju alam yg lbh baik...



::
Bro wili gimana sih? Yang bikin manjur itu bukan suaranya, tapi statusnya.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 10 November 2010, 12:06:48 PM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 11:48:48 AM
nda ada yg perhatiin yah kalo 3.5 x 3 itu = 10.5 bukan 11.5 ?

karena sesudah acara, dia masih kasih angpau kosong ke keluarga, utk diserahkan ke dia dengan namaskara. :(

aneh, udah tentukan tarif untuk apa pulak dia mau angpao kosong?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 10 November 2010, 12:07:25 PM
Quote from: williamhalim on 10 November 2010, 10:15:54 AM
syukur2 si 3 bhikkhu ini suaranya bagus.. kalo suaranya ancur, apa sodara kita nggak malah stress? bisa2 jatuh ke alam rendah tar...

mending manggil putri ayu aja... suara si putri jelas lebih mantap, getarannya soprano nya lebih tokcer buat membahagiakan si mati menuju alam yg lbh baik...



::

mungkin lebih baik hudson, udah 2 in 1
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 November 2010, 12:19:18 PM
tapi tapi kan ujungnya untuk umat juga. kan duitnya dipakai buat biayain sekolah budis, buat kegiatan muda-mudi di pihara, buat acara pihara, buat amal ke warga sekitar pihara, buat upeti ke pembesar, de el el. jaman sekarang kalo sukarela cuma ngasih goban. kalian semua mau buda dharma mundur ya?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 10 November 2010, 12:21:55 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 November 2010, 12:19:18 PM
tapi tapi kan ujungnya untuk umat juga. kan duitnya dipakai buat biayain sekolah budis, buat kegiatan muda-mudi di pihara, buat acara pihara, buat amal ke warga sekitar pihara, buat upeti ke pembesar, de el el. jaman sekarang kalo sukarela cuma ngasih goban. kalian semua mau buda dharma mundur ya?

masih perlu latihan, terlalu mudah untuk dipatahkan.

justru dengan UUD ini lah yg menyebabkan kemunduran dharma. dharma sejati sama sekali tidak membutuhkan duit.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 10 November 2010, 01:26:13 PM
Quote from: Indra on 10 November 2010, 12:06:48 PM
aneh, udah tentukan tarif untuk apa pulak dia mau angpao kosong?

namanya juga Biksu Profesional
jadi waktu selesai Nian Fo juga harus keliatan 'Profesional' tidak terima 'upah' cuma angpau kosong. =))

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 10 November 2010, 01:29:12 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 November 2010, 12:19:18 PM
tapi tapi kan ujungnya untuk umat juga. kan duitnya dipakai buat biayain sekolah budis, buat kegiatan muda-mudi di pihara, buat acara pihara, buat amal ke warga sekitar pihara, buat upeti ke pembesar, de el el. jaman sekarang kalo sukarela cuma ngasih goban. kalian semua mau buda dharma mundur ya?

bold hitam
hati2 plesetan jadi 'pelihara'

_/\_

:backtotopic:


Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 10 November 2010, 01:35:44 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 November 2010, 12:19:18 PM
tapi tapi kan ujungnya untuk umat juga. kan duitnya dipakai buat biayain sekolah budis, buat kegiatan muda-mudi di pihara, buat acara pihara, buat amal ke warga sekitar pihara, buat upeti ke pembesar, de el el. jaman sekarang kalo sukarela cuma ngasih goban. kalian semua mau buda dharma mundur ya?
tapi segi propesional nya masih kalah sama tetangga lho, tetangga lebih mantep sekolahnya, biaranya, rumah sakitnya dll

soal kegiatan muda mudi itu kek show main gitar yak, trus poto2 cewe cantik, trus acara piharanya kek nari2 nyanyi2 itu untuk membangun umat budis yak =)) =)) =))
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 10 November 2010, 01:39:11 PM
Quote from: Indra on 10 November 2010, 12:21:55 PM
masih perlu latihan, terlalu mudah untuk dipatahkan.

justru dengan UUD ini lah yg menyebabkan kemunduran dharma. dharma sejati sama sekali tidak membutuhkan duit.

bp=biksu profesional
[bp] itu kata bro Indra tidak perlu duit ?, emang biksu tidak usah makan ?, emang biksu tidak usah berpergian ?, emang biksu nian fo di pihara duit bisa datang sendiri jatuh dari langit ?, emank meditasi di hutan uang bisa muncul sendiri dari pohon ? hidup ini perlu uang, uang dan uang.
kalau Dharma mundur urusan belakangan. ^-^

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 10 November 2010, 01:47:11 PM
BTW, dalam vinaya Mahayana atau aliran si bhiksu itu, ada yang mengurus tentang ini atau tidak?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 10 November 2010, 01:57:36 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 10 November 2010, 01:47:11 PM
BTW, dalam vinaya Mahayana atau aliran si bhiksu itu, ada yang mengurus tentang ini atau tidak?
makanya biku memilih mahayana juga karena lebih pleksibel, winaya tidak mengikat, dapat berubah sesuai ketentuan yang berlaku =))
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sumedho on 10 November 2010, 02:17:14 PM
Quote from: Indra on 10 November 2010, 12:06:48 PM
aneh, udah tentukan tarif untuk apa pulak dia mau angpao kosong?

berpikir positif: memberikan kesempatan berbuat baik tambahan

berpikir negatif: bonus, tips, extra, dkk

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 10 November 2010, 02:19:03 PM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 02:17:14 PM
berpikir positif: memberikan kesempatan berbuat baik tambahan

berpikir negatif: bonus, tips, extra, dkk



amplop kosong dimana baiknya? kecuali dengan basa-basi "tolong diisikan"
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 10 November 2010, 03:40:03 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 10 November 2010, 01:47:11 PM
BTW, dalam vinaya Mahayana atau aliran si bhiksu itu, ada yang mengurus tentang ini atau tidak?

kayaknya tidak ada !
_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: tesla on 10 November 2010, 04:41:25 PM
Quote from: ryu on 10 November 2010, 01:57:36 PM
makanya biku memilih mahayana juga karena lebih pleksibel, winaya tidak mengikat, dapat berubah sesuai ketentuan yang berlaku =))
sebenarnya prakteknya sama saja, bhikkhu Theravada juga bisa punya uang kok.
zaman gini, kalau ga ada uang mo jalan susah. bagi gw sih, yg penting batin bhikkhu tsb tidak memiliki uang tsb.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Adhitthana on 10 November 2010, 09:48:12 PM
AAaAAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .......

pengen teriak .... tapi susah keluar  ;D
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Mokau Kaucu on 10 November 2010, 10:08:24 PM
Quote from: Indra on 10 November 2010, 02:19:03 PM
amplop kosong dimana baiknya? kecuali dengan basa-basi "tolong diisikan"

Jangan gitu ah bro Indra.

Amplop kosong itu adalah lambang "Sunyata",  maksudnya, berapapun yang diberikan semuanya tetap Sunyata,  ;D  ;D ;D
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Edward on 11 November 2010, 06:11:07 AM
Praktek tersebut memang ada!
Bahkan terkadang udh kga pake malu2 mintanya..
Selain itu, prnh ngobrol juga sama "biku" yg lokasi vihara ada di kompleks yg sebelah PLTU Muara Karang, ngajak jalan2 ke Bandung, trus dengan tersirat udh ga menghargai vinaya sama sekali.
Cth : Katanya dlm vinaya Mahayana seorang Bhikku tidak boleh memakai barang2 hasil pembunuhan makhluk hidup, ehh, dy malah cerita suka pake sepatu boot kulit asli.

Untuk mengundang Bhikku NianFo untuk keperluan upacara, kita sebagai umat juga perlu tegas dan jangan takut dengan oknum2 seperti itu. Jika memang dari awal sudah memasang tariff, tdk perlu kita berpikir 2 kali untuk tetap meminta oknum tersebut. Cari bhikku lain, kalau sampai tak ketemu, mendingan kaga usah sama sekali. Kaga ada manfaatnya.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 11 November 2010, 06:13:14 AM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 02:17:14 PM
berpikir positif: memberikan kesempatan berbuat baik tambahan

berpikir negatif: bonus, tips, extra, dkk

IMO
tradisi china digabungkan dengan ajaran Buddha jadilah yang begituan. ^-^
lebih bagus 'angpao' ada isinya baru dikatakan memberi yang benar, tidak terkesan bohong2an.

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Edward on 11 November 2010, 06:22:04 AM
Quote from: adi lim on 11 November 2010, 06:13:14 AM
IMO
tradisi china digabungkan dengan ajaran Buddha jadilah yang begituan. ^-^
lebih bagus 'angpao' ada isinya baru dikatakan memberi yang benar, tidak terkesan bohong2an.

_/\_

Mendingan mengundang Ai-ai yg aktif suka memberikan pelayanan bacain nianfo...
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: No Pain No Gain on 11 November 2010, 06:29:28 AM
pagi2 santapannya nian fo..bikkhu profesional...beuuuhhhhh... ;D
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Edward on 11 November 2010, 06:36:54 AM
ah, ini mah cuma topik lama yg dibahas kembali...
enteng laaa...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2994.0
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 11 November 2010, 07:29:27 AM
Quote from: Edward on 11 November 2010, 06:22:04 AM
Mendingan mengundang Ai-ai yg aktif suka memberikan pelayanan bacain nianfo...
mutter aye pelayanan nien fo juga nih, tapi kaga pernah di amplopin, blom propesional,  keknya harus protes yak =))
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 11 November 2010, 08:00:01 AM
Quote from: Edward on 11 November 2010, 06:22:04 AM
Mendingan mengundang Ai-ai yg aktif suka memberikan pelayanan bacain nianfo...

IMO
tujuan sebenarnya baca paritta (mengulang Sutta) pada saat upacara kematian adalah
1. Paritta yang dibaca adalah mengingat kembali kepada keluarga/kerabat yang meninggal utk perenungan kembali kehidupan ini yang semuanya berkondisi adalah Anicca & Dukkha.
2. bagi yang meninggal kebetulan terlahir kembali menjadi makluk peta, dan disaat ada pelimpahan jasa sewaktu mengundang para Bhikkhu membaca Paritta, tentunya momen ini bisa bermamfaat terlahir kembali ke alam bahagia bagi yang meninggal itu. (jika yang meninggal terlahir menjadi makluk neraka, manusia, hewan) tentunya tidak pengaruh lagi.

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 11 November 2010, 08:12:34 AM
Quote from: ryu on 11 November 2010, 07:29:27 AM
mutter aye pelayanan nien fo juga nih, tapi kaga pernah di amplopin, blom propesional,  keknya harus protes yak =))

tapi harus pakai jubah warna mentereng, biar keliatan 'profesional'  =))

_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Adhitthana on 11 November 2010, 09:23:24 PM
Quote from: Sumedho on 10 November 2010, 07:53:03 AM
yah demikianlah pelayanan upacara kematian :(

diminta satu kali baca 3.5 jt/orang karena suhunya ada 3 orang yah jadinya 11.5

hint: muara karang
Suhu ... masih kemahalan  ;D
kata teman baikku ..... panggil utk baca sampe upacara penguburan 1,5 juta /orang
lokasi : mangga besar raya

Gak jadi panggil ..... sayang duit segitu  :))
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 11 November 2010, 09:34:36 PM
membacakan sutta/sutra di mana pembacanya mengharapkan imbalan, menjadikan pembacaan itu tidak bermanfaat sama sekali.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: sobat-dharma on 12 November 2010, 09:11:28 PM
Mengikuti pembahasan topik ini saya teringat pada surat bhikkhu Sudhammacaro yang berisi tentang kronologis pengunduran dirinya [secara paksa] dari STI pada beberapa tahun silam. Pada akhir suratnya ia mengutip bagian dari Itivuttaka:

"Oh, para bhikkhu, kehidupan suci ini bertujuan
bukan untuk mencari keuntungan duniawi (mengumpulkan
uang/ kekayaan), bukan untuk mencari popularitas
(merebutkan jatah/ pangkat), bukan untuk mencari
gelar kehormatan, bukan untuk menipu orang lain
(berkata tidak pegang uang tapi mengumpulkan uang),
bukan untuk mencari nama harum, bukan untuk menjadi
orang munafik (kata-katanya berlawanan dengan
tindakan), bukan...bukan...bukan itu, Kehidupan
bhikkhu ini dijalani hanya untuk mengikis kekotoran
batin (kilesa) yaitu lobha, dosa dan moha
(keserakahan, kebencian dan kegelapan batin), untuk
mencapai pembebasan dan pengabdian, kebahagiaan
Nibbana. Dan akhirnya demi kesejahteraan dan
kebahagiaan semua makhluk."

(Itivuttaka)

Sungguh menyedihkan melihat bahwa amanat dari Sang Buddha ini begitu seringnya dilanggar hingga Buddhadharma saat ini berada di ujung tanduk. Komersialisasi atas nama Buddhadharma bisa terjadi di mana-mana tanpa batas aliran ataupun. Jika ini yang terjadi, maka kepercayaan Umat Buddha terhadap Buddhadharma akan terus menyusut dari waktu ke waktu.   
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: dilbert on 13 November 2010, 09:58:49 AM
Quote from: sobat-dharma on 12 November 2010, 09:11:28 PM
Mengikuti pembahasan topik ini saya teringat pada surat bhikkhu Sudhammacaro yang berisi tentang kronologis pengunduran dirinya [secara paksa] dari STI pada beberapa tahun silam. Pada akhir suratnya ia mengutip bagian dari Itivuttaka:

"Oh, para bhikkhu, kehidupan suci ini bertujuan
bukan untuk mencari keuntungan duniawi (mengumpulkan
uang/ kekayaan), bukan untuk mencari popularitas
(merebutkan jatah/ pangkat), bukan untuk mencari
gelar kehormatan, bukan untuk menipu orang lain
(berkata tidak pegang uang tapi mengumpulkan uang),
bukan untuk mencari nama harum, bukan untuk menjadi
orang munafik (kata-katanya berlawanan dengan
tindakan), bukan...bukan...bukan itu, Kehidupan
bhikkhu ini dijalani hanya untuk mengikis kekotoran
batin (kilesa) yaitu lobha, dosa dan moha
(keserakahan, kebencian dan kegelapan batin), untuk
mencapai pembebasan dan pengabdian, kebahagiaan
Nibbana. Dan akhirnya demi kesejahteraan dan
kebahagiaan semua makhluk."

(Itivuttaka)

Sungguh menyedihkan melihat bahwa amanat dari Sang Buddha ini begitu seringnya dilanggar hingga Buddhadharma saat ini berada di ujung tanduk. Komersialisasi atas nama Buddhadharma bisa terjadi di mana-mana tanpa batas aliran ataupun. Jika ini yang terjadi, maka kepercayaan Umat Buddha terhadap Buddhadharma akan terus menyusut dari waktu ke waktu.   

Ikutan Nimbrung ahhhh...

Menurut Milinda Panha BAB Pemecahan Dilema,
bagian ke-7. Umur Agama

"Setelah pentahbisan para wanita, Sang Buddha berkata bahwa ajaran yang murni itu hanya akan bertahan selama lima ratus tahun.26 Tetapi kepada Subaddha Beliau berkata,
'Selama para bhikkhu Sangha masih menjalani kehidupan suci yang sempurna maka dunia ini tidak akan kekurangan Arahat.' Pernyataan-pernyataan ini bertentangan."
"O, baginda, Sang Buddha memang membuat kedua pernyataan itu, tetapi keduanya berbeda di dalam inti dan arti. Yang satu berhubungan dengan umur ajaran yang murni, sedangkan satunya lagi berhubungan dengan praktek dari kehidupan agama. Dan dua hal ini jelas sangat berbeda. Pada saat berkata tentang lima ratus tahun itu Beliau memberikan batasan kepada agama. Akan tetapi ketika berbicara kepada Subaddha Beliau menyatakan tentang apa yang terkandung di dalam agama. Jika murid-murid Sang Buddha terus berusaha sekuat-kuatnya di dalam lima faktor perjuangan,27 mempunyai keinginan murni untuk tiga latihan,28 menyempurnakan diri mereka di dalam tindakan dan nilai-nilai yang luhur; maka Ajaran Sang Penakluk yang mulia itu akan bertahan lama dan akan semakin kuat dan kokoh dengan berjalannya waktu. Ajaran Sang Buddha, O, baginda, berakar pada praktek. Prakteklah intinya, dan ajaran akan tetap bertahan selama praktek tidak kendur.
Suatu ajaran tetap bisa lenyap karena tiga hal:

1. mundurnya pencapaian pandangan terang menjadi hanya sekadar pemahaman intelektual,
2. mundurnya praktek perilaku yang berhubungan dengan ajaran itu, dan
3. mundurnya bentuk luar ajaran itu.

Bila pemahaman intelektual hilang, maka meskipun orang itu telah menjalani hidup dengan benar, dia tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang ajaran itu. Dengan mundurnya praktek perilaku, penerapan aturan Vinaya akan hilang dan hanya bentuk luar agama itu saja yang tertinggal. Bila bentuk luar itu lenyap maka tradisi itu terputus dan tidak akan dapat berlanjut

27. Padhana - keyakinan, kesehatan, kejujuran, semangat dan kebijaksanaan.
26. Sila, samadhi, pañña (Moralitas, konsentrasi dan kebijaksanaan).
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: kur0bane on 13 November 2010, 02:09:51 PM
wah2 ada juga tuh bhikku orderan.
masa liam kheng aja di tarifin
ckckckck kasih aja angpao kosong.
wakkwakwakaw
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Terasi on 13 November 2010, 06:51:07 PM
3.5 jt lumayan sih. Kalau biksuni tarifnya berapa ya? Ada marketnya nggak?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: kullatiro on 13 November 2010, 07:12:12 PM
QuoteOnce on a time in the kingdom of Seri, five aeons ago, the Bodhisatta dealt in pots and pans, and was called 'the Serivan.' In the company of another dealer in the same wares, a greedy fellow who was also known as 'the Serivan,' he came across the river Telavāha and entered the city of Andhapura. Apportioning the streets between the two of them, he set about hawking his wares round the streets of his district, and the other did the same in his district.

Now in that city there was a decayed family. Once they had been rich merchants, but by the time of our story they had lost all the sons and brothers and all their wealth. The sole survivors were a girl and her grandmother, and they got their living by working for hire. Nevertheless, they had got in their house the golden bowl out of which in the old days the great merchant, the head of the family, used to eat; but it had been thrown among the pots and pans, and having been long out of use, was grimed over with dirt, so that the two women did not know that it was gold. To the door of their house came the greedy hawker on his round, crying, "Waterpots to sell! Waterpots to sell!" And the damsel, when she knew be was there, said to her grandmother, "Oh, do buy me a trinket, grandmother."

http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1006.htm (http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1006.htm)

kalau kita melirik cerita serivan dari jataka prepesi yang kita bisa rasakan rumah keluarga ini mungkin pada mula nya sangat besar mewah dll, tetapi rumah ini pada akhirnya mengalami pelapukan,kehancuran hingga tersisa hanya mangkuk emas yang telah di penuhi kotoran dan jelaga saja hingga tidak dapat di kenali.

bila kita mengangap ini suatu kiasaan maka kemungkinan yang di maksud dari great merchant ini adalah Buddha yang ada pada masa lampau dan ajarannya mengalami kemunduran hingga tersisa mangkuk emas(dhamma) yang di tutupi kotoran dan jelaga (kotoran bathin)yang bahkan tidak dapat di kenali/di pahami oleh keturunan atau penganut ajaran Buddha tersebut.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Adhitthana on 13 November 2010, 10:49:44 PM
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc4%2Fhs416.snc4%2F47899_159121457431352_100000004961322_555191_5374753_n.jpg&hash=9f6a11f2e42bf6108ee5e8313862e784dec9bb36)[/spoiler]

SANG BUDDHA DAN

PETANI KASIBHARADVAJA





Suatu ketika, Sang Buddha berada di desa Ekanala, Magadha. Musim hujan telah tiba dan saat itu adalah saat menebar benih (padi). Pagi-pagi sekali di saat dedaunan masih basah oleh embun, Sang Buddha pergi ke sawah di mana Kasibharadvaja, seorang Brhamana yang petani, memiliki 500 bajak yang sedang dikerjakan. Ketika Sang Bhagava tiba, adalah saat Brahmana tersebut membagikan makanan kepada para pekerjanya. Sang Buddha menunggu di sanan untuk melakukan pindapata. Tetapi ketika Brahmana itu melihat Sang Buddha, ia mengejek dan berkata :



"Saya membajak dan menanam benih, dan setelah membajak dan menanam benih, saya makan. O Pertapa, Engkau juga harus membajak dan menanam, dan setelah membajak dan menanam, baru Engkau bisa makan".



"O Brahmana, Tathagata juga membajak dan menanam. Dan setelah membajak dan menanam, Tathagata makan", jawab Sang Buddha.



Dengan bingung Brahmana bertanya, "Engkau mengatakan bahwa Engkau membajak dan menanam, tapi saya tidak melihat Engkau membajak?".



Sang Buddha menjawab :

"Tathagata menanam keyakinan sebagai benih-benihnya. Aturan disiplinKu adalah sebagai hujannya. KebijaksanaanKu adalah kuk dan bajaknya. KesederhanaanKu adalah kepala-bajaknya. PikiranKu adalah talinya, Kesadaran (sati)-Ku dalah mata bajak dan tongkatnya".



"Tathagata terkendali di dalam perbuatan, ucapan dan makanan. Tathagata melakukan penyiangan dengan kebenaran. Kebahagiaan yang Tathagata dapatkan adalah kebebasan dari penderitaan. Dengan tekun Tathagata memikul kuk/gandar hingga mencapai Nibbana. Dengan demikian Tathagata telah melaksanakan pekerjaan membajak. Ini menghasilkan buah Keabadian. Dengan pembajakan seperti ini, seseorang terbebas dari semua penderitaan".



Setelah penjelasan ini, Brahmana tersebut menyadari kesalahannya, dan berkata, "Sudilah Yang Mulia Gotama makan nasi-susu ini. Yang mulia Gotama adalah seorang petani karena panennya menghasilkan buah Tanpa-kematian!" Setelah berkata demikian, Brahmana mengisi satu mangkuk besar dengan nasi-susu dan mempersembahkannya kepada Sang Buddha. Sang Buddha menolak makanan tersebut dan mengatakan bahwa ia tidak dapat menerima makanan sebagai balasan/pembayaran dari pembabaran DhammaNya.



Brahmana berlutut di kaki Sang Buddha dan memohon agar ditahbiskan menjadi anggota Persaudaraan para Bhikku. Tak berapa lama setelah itu, Kasibharadvaja menjadi Arahat.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: ryu on 14 November 2010, 07:32:10 AM
anangana sutta :
32. "Demikian pula, Sahabat, ada orang-orang yang tidak berkeyakinan dan telah meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah bukan karena keyakinan melainkan untuk mencari penghidupan, yang curang, pendusta, pengkhianat, angkuh, kosong, tidak berarti, berbicara kasar, berbicara dengan tidak terkendali, indria-indria yang tidak terkendali, makan yang lebih dari secukupnya, tidak mempertahankan kesadaran, mengabaikan pertapaan, tidak menghargai latihan, hidup mewah, lengah, pemimpin dalam kemunduran, melalaikan keterasingan, malas, membutuhkan kegigihan, tidak penuh perhatian, tanpa kebijaksanaan, bodoh dengan air liur menetes. Yang Mulia Sāriputta dengan khotbahnya tentang Dhamma menghaluskan cacat-cacat mereka seolah-oleh ia mengetahui pikiranku dengan pikirannya!

"Tetapi terdapat para anggota keluarga yang telah meninggalkan keduniawian karena keyakinan dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah, yang tidak curang, bukan pendusta, bukan pengkhianat, tidak angkuh, tidak kosong, bukan tidak berarti, tidak berbicara kasar, atau tidak berbicara dengan tidak terkendali; indria-indrianya terkendali, makan secukupnya, mempertahankan kesadaran, mengutamakan pertapaan, sangat menghargai latihan, tidak hidup mewah, waspada, tekun menghindari kemunduran, pemimpin dalam keterasingan, bersemangat, teguh, kokoh dalam perhatian, waspada sepenuhnya, terkonsentrasi, dengan pikiran terpusat, memiliki kebijaksanaan, tidak bodoh dengan air liur menetes. Orang-orang ini, setelah mendengarkan khotbah dari Yang Mulia Sāriputta tentang Dhamma, meminumnya dan memakannya, sebagaimana adanya, melalui kata dan pikiran. Sungguh baik bahwa ia telah membantu teman-temannya dalam kehidupan suci untuk keluar dari kondisi tidak bermanfaat dan mengokohkan mereka dalam kondisi yang bermanfaat.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: risaki on 14 November 2010, 11:08:02 PM
Membaca banyak sekali pengalaman tidak baik seperti ini, lalu sekarang bagaimana PEMECAHAN MASALAHNYA apabila umat memerlukan pelayanan (suka/duka) ???   
Usulan : PARA MEMBER DC membentuk ataupun tidak membentuk suatu perkumpulan untuk membantu pelayan, atau merekomendasikan anggota Sangha mana yang masih bisa memberikan pelayanan yg baik.

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 14 November 2010, 11:34:36 PM
baru tau kerjaan sangha itu pelayanan. setahu saya kerjaan sangha adalah melatih diri dalam kehidupan suci.

kalo aye sih simpel, temen2 dari vihara dateng baca paritta udah cukup.

edit: baru sadar ini trit mahayana. jadi mungkin gak relevan sama melatih diri dalam kehidupan suci
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 15 November 2010, 05:54:29 AM
Quote from: risaki on 14 November 2010, 11:08:02 PM
Membaca banyak sekali pengalaman tidak baik seperti ini, lalu sekarang bagaimana PEMECAHAN MASALAHNYA apabila umat memerlukan pelayanan (suka/duka) ???   
Usulan : PARA MEMBER DC membentuk ataupun tidak membentuk suatu perkumpulan untuk membantu pelayan, atau merekomendasikan anggota Sangha mana yang masih bisa memberikan pelayanan yg baik.

Pembentukan Sangha bukan utk pelayanan kepada umat.
Sangha dibentuk utk mewadahi para Bhikkhu supaya terorganisir.
Dan kewajiban Bhikkhu, disiplin Vinaya dan praktek latih diri, meditasi.
Bila praktek diri berhasil dan mencapai Pencerahan(Nibbana), barulah memberikan 'Dhamma' demi mamfaat dan kebahagiaan para Dewa dan Manusia.
Bhikkhu yang sudah mencapai Nibbana, berarti tugas nya sudah selesai di dunia ini, tentunya harus memberikan mamfaat kepada para Dewa dan Manusia utk berbuat jasa, karena Beliau yang mencapai Arahat tentunya adalah ladang subur utk menanam jasa (inilah yang benar)

persepsi salah selama ini jika tugas Sangha adalah melayani umat dan salah satunya membaca paritta di upacara kematian haruslah di hapus.
pembentukan Sangha oleh Buddha Gotama bukanlah tujuan demikian.

semoga mengerti
_/\_

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: risaki on 15 November 2010, 07:23:25 AM
Terimakasih tanggapan dari Bung Sukamantu (sorry, Sunkmanitu) dan itu cukup simple.

Bung Adi, kami mengetahui itu tapi kenyataan sekarang ini entah dimana saja, baik di negara Buddhis memanggil angota Sangha untuk suatu upacara rasanya tidak bisa terpisahkan deh ! Dan persepsi salah ini (seperti Bung Adi bilang) bagaimana solusinya ? 
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Indra on 15 November 2010, 08:24:15 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 14 November 2010, 11:34:36 PM

edit: baru sadar ini trit mahayana. jadi mungkin gak relevan sama melatih diri dalam kehidupan suci

maksud anda? apakah dalam mahayana tdiak diajarkan melatih diri dalam kehidupan suci?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 15 November 2010, 08:42:26 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 14 November 2010, 11:34:36 PM
baru tau kerjaan sangha itu pelayanan. setahu saya kerjaan sangha adalah melatih diri dalam kehidupan suci.

kalo aye sih simpel, temen2 dari vihara dateng baca paritta udah cukup.

edit: baru sadar ini trit mahayana. jadi mungkin gak relevan sama melatih diri dalam kehidupan suci

Quote from: adi lim on 15 November 2010, 05:54:29 AM
Pembentukan Sangha bukan utk pelayanan kepada umat.
Sangha dibentuk utk mewadahi para Bhikkhu supaya terorganisir.
Dan kewajiban Bhikkhu, disiplin Vinaya dan praktek latih diri, meditasi.
Bila praktek diri berhasil dan mencapai Pencerahan(Nibbana), barulah memberikan 'Dhamma' demi mamfaat dan kebahagiaan para Dewa dan Manusia.
Bhikkhu yang sudah mencapai Nibbana, berarti tugas nya sudah selesai di dunia ini, tentunya harus memberikan mamfaat kepada para Dewa dan Manusia utk berbuat jasa, karena Beliau yang mencapai Arahat tentunya adalah ladang subur utk menanam jasa (inilah yang benar)

persepsi salah selama ini jika tugas Sangha adalah melayani umat dan salah satunya membaca paritta di upacara kematian haruslah di hapus.
pembentukan Sangha oleh Buddha Gotama bukanlah tujuan demikian.

semoga mengerti
_/\_

Walaupun melatih diri adalah sebagai yang utama, namun bukan berarti sangha tidak melayani/berbakti juga pada masyarakat. Sejak dulu banyak kisah bhikkhu, bahkan Buddha "melayani" umat dengan memberikan pengertian dhamma atau juga memberikan pengarahan ketika umat mendekati kematian, misalnya. Ingat kasus Angulimala yang membacakan paritta bagi orang yang kesulitan melahirkan?

Melatih diri dan melayani sesama bukanlah sesuatu yang bertentangan, kecuali jika disertai pandangan salah (misalnya: melayani sesama = profesi untuk cari duit). Pelayanan pada masyarakat yang ada sekarang sudah ada sejak dulu. Yang berbeda mungkin hanya di motivasi dan pandangan salah dari umat maupun sangha karena pengertian yang kurang dan kepatuhan pada vinaya makin bobrok, jadi umat Buddha bukan melepas malah melekat pada ritual, sedangkan sangha sendiri bukan mengikis, malah mengembangkan keserakahan. 
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Mokau Kaucu on 15 November 2010, 08:53:08 AM
Quote from: Indra on 09 November 2010, 07:54:58 PM
[at]  suhu, mohon informasi lebih lanjut, nama bhiksu maupun viharanya.


Kalau saya pernah mengalami yang sebaliknya saat ibu mertua saya pindah alam thn 2001, bhikkhu/bhiksu hanya minta dijemput dan diantar, tidak bicara sedikitpun masalah bayaran.  Sehingga kami sekeluarga sangat berterima kasih.

Artinya tidak semua bhikkhu/bhiksu komersialisasi jabatan.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 15 November 2010, 08:58:58 AM
Quote from: dtgvajra on 15 November 2010, 08:53:08 AM
Kalau saya pernah mengalami yang sebaliknya saat ibu mertua saya pindah alam thn 2001, bhikkhu/bhiksu hanya minta dijemput dan diantar, tidak bicara sedikitpun masalah bayaran.  Sehingga kami sekeluarga sangat berterima kasih.

Artinya tidak semua bhikkhu/bhiksu komersialisasi jabatan.
Turut berbahagia mendengar kabar tersebut. Saya memang yakin masih ada bhikkhu/bhiksu yang benar-benar mulia, walaupun mungkin jumlahnya sangat tidak sebanding dengan yang bejad.

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Mokau Kaucu on 15 November 2010, 09:13:29 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 15 November 2010, 08:58:58 AM
Turut berbahagia mendengar kabar tersebut. Saya memang yakin masih ada bhikkhu/bhiksu yang benar-benar mulia, walaupun mungkin jumlahnya sangat tidak sebanding dengan yang bejad.



Kalau jumlah bhikkhu/bhiksu sdh banyak, prinsip statistik dengan sebaran bell-curve tetap berlaku.
Mungkin kira kira spt ini:
3% yg betul betul baik dan mulia,  3% yg betul betul rusak dan bejad,
12% yg bagus dan berjuang keras untuk maju dalam Dhamma.
12% yg "profesional" semuanya diukur dengan materi, jubah dan vinaya hanya jadi hiasan semata

70% sisanya berada di tengah tengah, kadang kadang bagus, kadang kadang rusak.

Sama seperti di perusahaan dengan jumlah karyawan yg besar >500 orang

3% adalah yg betul betul kerja keras memajukan perusahaan (dan karirnya sendiri tentunya)
3% adalah biang kerok yang bikin pusing atasan, (lucunya , kalau sdh "dibersihkan", nanti dalam waktu setahun 3% biang kerok ini akan ada lagi walau orangnya berganti)
12% adalah karyawan yang baik, berprestasi tetapi tidak cukup berprestasi untuk teru menerus dipromosikan
12% lagi adalah calon karyawan "rusak" yg sdh sering kena SP1 dan SP2.

70% adalah yg rata rata, prestasinya tergolong utk pas supaya tidak dipecat, dan gajinya pun mungkin dikasih pas spy tidak keluar.

Entah kalau karyawannya kontrak dari outsource, saya belum punya pengalaman menangani yg kontrak outsource, apakah jadi lebih baik prestasinya karena takut dipecat, atau sama saja.

Back to topic.

Makin banyak bhikkhu/bhiksu makin banyak juga yg "error", mau di"reformat" ngga bisa.  :'(  :'(  :'(
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Mr.Jhonz on 15 November 2010, 09:54:21 AM
ramalan ekonomi; jadi pemimpin agama akan menjadi prospek yg mengiurkan ditahun2 mendatang..
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: johan3000 on 15 November 2010, 10:22:10 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 15 November 2010, 09:54:21 AM
ramalan ekonomi; jadi pemimpin agama akan menjadi prospek yg mengiurkan ditahun2 mendatang..

kalau begitu, bro Jhonz jangan ketinggalan prospek yg mengiurkan tsb.....

bergegaslah...
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 16 November 2010, 04:15:10 PM
Quote from: risaki on 15 November 2010, 07:23:25 AM
Terimakasih tanggapan dari Bung Sukamantu (sorry, Sunkmanitu) dan itu cukup simple.

Bung Adi, kami mengetahui itu tapi kenyataan sekarang ini entah dimana saja, baik di negara Buddhis memanggil angota Sangha untuk suatu upacara rasanya tidak bisa terpisahkan deh ! Dan persepsi salah ini (seperti Bung Adi bilang) bagaimana solusinya ? 

maaf, no solusi ! :))
_/\_


Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: adi lim on 16 November 2010, 04:17:35 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 15 November 2010, 08:58:58 AM
Turut berbahagia mendengar kabar tersebut. Saya memang yakin masih ada bhikkhu/bhiksu yang benar-benar mulia, walaupun mungkin jumlahnya sangat tidak sebanding dengan yang bejad.

jangan ngomong bejad bro kainyn, tuh kasar !
tidak bermoral lebih halus =))
_/\_
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 16 November 2010, 04:26:27 PM
Quote from: adi lim on 16 November 2010, 04:17:35 PM
jangan ngomong bejad bro kainyn, tuh kasar !
tidak bermoral lebih halus =))
_/\_
:D Ga apalah, toh mereka juga sudah tidak punya malu, jadi tidak akan tersinggung dengan kata yang kasar sedikit. Kalau dengan yang masih punya malu, saya sungguh tidak berani.

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: johan3000 on 16 November 2010, 04:38:30 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 November 2010, 04:26:27 PM
:D Ga apalah, toh mereka juga sudah tidak punya malu, jadi tidak akan tersinggung dengan kata yang kasar sedikit. Kalau dengan yang masih punya malu, saya sungguh tidak berani.



apakah biksu pro bisa MARAH (mengamuk), gimana caranya mengamuk ?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 16 November 2010, 04:45:52 PM
Quote from: johan3000 on 16 November 2010, 04:38:30 PM
apakah biksu pro bisa MARAH (mengamuk), gimana caranya mengamuk ?
Kalau pro tentu bisa ja-im di depan umat. Kalau kelihatan masih ngamuk, nanti kurang meyakinkan, fans turun, penghasilan turun.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Mr.Jhonz on 16 November 2010, 07:44:02 PM
Salah umat juga kah??
Yg tidak "bertaring" menghadipi para botak yg berjubah(seolah-olah seorang pertapa)..
Tanya;apakah korban/saksi pada waktu kejadian menegur si botak berjubah?
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: K.K. on 18 November 2010, 08:24:50 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 16 November 2010, 07:44:02 PM
Salah umat juga kah??
Yg tidak "bertaring" menghadipi para botak yg berjubah(seolah-olah seorang pertapa)..
Tanya;apakah korban/saksi pada waktu kejadian menegur si botak berjubah?
Dibilang salah siapa susah juga. Mungkin ada umat yang memang tidak tahu, tidak punya kesempatan memiliki pergaulan baik, jadi tidak tahu apa itu moralitas petapa. Tambah lagi salah pengertian terhadap 'botak-berjubah pasti lebih suci/benar' yang pasti membuat umat tertentu tidak berani menegur.

Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Ryobi on 31 October 2011, 02:00:46 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 16 November 2010, 07:44:02 PM
Salah umat juga kah??Yg tidak "bertaring" menghadipi para botak yg berjubah(seolah-olah seorang pertapa)..
Tanya;apakah korban/saksi pada waktu kejadian menegur si botak berjubah?

Ada beberapa umat yang memanjakan mereka dengan memberi dana yang berlebih. Berhubung para bhiksu tersebut belum terlatih kebijaksanaannya dan disiplin yang kurang ketat, maka jadilah mereka tergoda...karena disiplin kurang ketat maka terjadilah pembiaran dan karena enak, para murid kemudian meniru perbuatan tersebut dan seterusnya begitu...lama kelamaan berubah menjadi kebiasaan lalu muncullah tarif2 tersebut ..... 

Umat tidak berani menegur mereka, karena takut karma. Kalau pun ada, mereka bicarakan hal tsb dengan ketua sanghanya/bhiksu yang dituakan dalam vihara tersebut,..aspirasi umat kemudian ditampung, sampe lamaaaaaa....tapi gak ada penyelesaiannya..
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: williamhalim on 01 November 2011, 11:59:28 AM
Quote from: Ryobi on 31 October 2011, 02:00:46 PM
Ada beberapa umat yang memanjakan mereka dengan memberi dana yang berlebih. Berhubung para bhiksu tersebut belum terlatih kebijaksanaannya dan disiplin yang kurang ketat, maka jadilah mereka tergoda...karena disiplin kurang ketat maka terjadilah pembiaran dan karena enak, para murid kemudian meniru perbuatan tersebut dan seterusnya begitu...lama kelamaan berubah menjadi kebiasaan lalu muncullah tarif2 tersebut ..... 

Umat tidak berani menegur mereka, karena takut karma. Kalau pun ada, mereka bicarakan hal tsb dengan ketua sanghanya/bhiksu yang dituakan dalam vihara tersebut,..aspirasi umat kemudian ditampung, sampe lamaaaaaa....tapi gak ada penyelesaiannya..

Demikian juga sisi lainnya...

Para bhikkhu dimanjain umat, dijemput, diantar, mobile-phone dikasih nan canggih, laptop juga dengan browsing data super cepat, akhirnya kehidupan para bhikkhu yg dimanjakan ini menjadi berat, dalam arti kata, tujuan utama menjadi petapa telah mendua... sisi duniawi menggoda dengan bertubi-tubi...

Bhikkhu juga manusia.. Bhikkhu normal yg awalnya bertujuan mulia, jika digelar segala kenikmatan dan kemanjaan hidup setiap hari dari para penggemar, sudah pasti akan membikin lembek mental. Mental lembek tujuanpun berbelok.

Inilah pentingnya disiplin dan vinaya yg super kaku tsb, menjaga agar kehidupan senantiasa sederhana dan batin waspada

Kasihan memang, bhikkhu2 sekarang, kondisi yg mempermudah malah memberatkan latihan...

::
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: shandy8487 on 10 December 2011, 12:32:26 PM
Kyk ny gw tau neh vhr ny n biksu ny.... Wakakakakakka
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: J.W on 10 December 2011, 01:18:18 PM
Quote from: williamhalim on 01 November 2011, 11:59:28 AM
Demikian juga sisi lainnya...

Para bhikkhu dimanjain umat, dijemput, diantar, mobile-phone dikasih nan canggih, laptop juga dengan browsing data super cepat, akhirnya kehidupan para bhikkhu yg dimanjakan ini menjadi berat, dalam arti kata, tujuan utama menjadi petapa telah mendua... sisi duniawi menggoda dengan bertubi-tubi...

Bhikkhu juga manusia.. Bhikkhu normal yg awalnya bertujuan mulia, jika digelar segala kenikmatan dan kemanjaan hidup setiap hari dari para penggemar, sudah pasti akan membikin lembek mental. Mental lembek tujuanpun berbelok.

Inilah pentingnya disiplin dan vinaya yg super kaku tsb, menjaga agar kehidupan senantiasa sederhana dan batin waspada

Kasihan memang, bhikkhu2 sekarang, kondisi yg mempermudah malah memberatkan latihan...

::
bahkan ada yg "melegalkan" pemberian uang secara langsung. dan mengajak refreshing jalan2 ke danau toba.
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: Choa on 19 March 2012, 06:14:32 AM
Quote from: kamala on 09 November 2010, 08:49:28 PM
wekks !
kacau dah
yah memang ada lah beberapa oknum yg begitu tapi jangan samakan semua bhiksu adalah profesional/matre atau apalah namanya
tak sedikit juga para bhiksu-bhiksuni yang bener2 melatih diri
matre buat apa?
toh mereka ngak boleh pegang uang
Title: Re: Bhiksu profesional
Post by: jioe on 31 March 2012, 04:22:45 PM
Sebenarnya sangat menyayangkan tindakan oknum2 biksu seperti ini,makanya umat dituntut utk pintar dan kritis....sebenarnya banyak kog biksu yg tidak komersil,masalahnya kadang tuntutan hidup...apalagi yg punya vihara,biaya operasional darimana?umat mahayana sendiri tidak terdidik utk menjamin kehidupan biksu2nya seperti umat theravada,mereka ada yg sibuk bisnis dan kerja...begitu punya masalah baru deh nyari biksu,yah ga heran ditarifin sama biksunya wong ga pernah bantu2 vihara giliran punya masalah baru minta bantuan vihara  =P~