obyek meditasi kekosongan apakah ada? jadi membayangkan semua ini tidak ada, tubuh, kesadaran, pikiran, persepsi.dll
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
thanks
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
kalau benar baru bisa arupa jhana,
kalau salah bisa kesurupan kayanya
atau jadi bengong
Quote from: tesla on 26 October 2010, 04:19:24 PM
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
kalau benar baru bisa arupa jhana,
kalau salah bisa kesurupan kayanya
atau jadi bengong
o....cara melakukannya? ada di tipitaka juga?
ada retretnya? kok kedengarannyta keren ya. bro tesla pernah nyoba?thx
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:21:29 PM
Quote from: tesla on 26 October 2010, 04:19:24 PM
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
kalau benar baru bisa arupa jhana,
kalau salah bisa kesurupan kayanya
atau jadi bengong
o....cara melakukannya? ada di tipitaka juga?
ada retretnya? kok kedengarannyta keren ya. bro tesla pernah nyoba?thx
ada MN121 Cula-suññata Sutta (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.121.than.html)
utk retret sepertinya tidak ada. saya pribadi hehehe... no comment
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:21:29 PM
Quote from: tesla on 26 October 2010, 04:19:24 PM
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
kalau benar baru bisa arupa jhana,
kalau salah bisa kesurupan kayanya
atau jadi bengong
o....cara melakukannya? ada di tipitaka juga?
ada retretnya? kok kedengarannyta keren ya. bro tesla pernah nyoba?thx
Ada. Pertama-tama, masuk dulu Jhana I - IV, lalu masuk Arupa Jhana ruang tanpa batas, lalu ke Arupa Jhana kesadaran tanpa batas, baru masuk ke Arupa Jhana kekosongan.
Dalam banyak sutta, dijelaskan untuk meditasi tanpa bentuk adalah sbb:
setelah pencapaian rupa jhana 1 .. 4, kemudian dilanjutkan:
1. dengan sepenuhnya melampaui persepsi bentuk, dengan lenyapnya persepsi kontak indria, dengan tanpa-perhatian pada persepsi keberagaman, menyadari bahwa 'ruang adalah tanpa batas,' seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan ruang tanpa batas.
2. Kemudian, dengan sepenuhnya melampaui landasan ruang tanpa batas, menyadari bahwa 'kesadaran adalah tanpa batas,' seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan kesadaran tanpa batas.
3. Kemudian, dengan sepenuhnya melampaui landasan kesadaran tanpa batas, menyadari bahwa 'tidak ada apa-apa,' seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan kekosongan.
4. Kemudian, dengan sepenuhnya melampaui landasan kekosongan, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi.
kalau dengan obyek ini berlatih tanpa memperoleh jhana sebelumnya boleh tidak?
Quote from: raynoism on 28 October 2010, 04:08:24 PM
kalau dengan obyek ini berlatih tanpa memperoleh jhana sebelumnya boleh tidak?
obyek ini yg bagaimana?
tidak bisa, tanpa jhana sebelumnya.
Arupa jhana itu sulit loh, banyak rintangannya. Kalo rupa jhana lebih gampang.
Sulitnya yaitu harus bisa 'mengatasi' badan jasmani ini. Begitu bisa 'mengatasi' badan jasmani, badan ini jadi lebih gampang di kontrol, sehingga jika seseorang mau bermeditasi berjam-jam bisa dengan mudah dilakukan tanpa merasa capek atau lelah.
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
obyek meditasi kekosongan apakah ada? jadi membayangkan semua ini tidak ada, tubuh, kesadaran, pikiran, persepsi.dll
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
thanks
Apakah bisa meditasi dengan pendekatan "membayangkan" panca kkhanda tidak ada? Setahu saya justru diajarkan mengenali dulu panca kkhanda , dan mengetahui sifat ketidak kekalan mereka.
Entah kalau dipaham Sunyatavada; mungkin ada petunjuk meditasi seperti itu.
Bisa disebutkan sumbernya bro? Atau inspirasi dari anda sendiri?
_/\_
Quote from: dtgvajra on 29 October 2010, 10:02:36 AM
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
obyek meditasi kekosongan apakah ada? jadi membayangkan semua ini tidak ada, tubuh, kesadaran, pikiran, persepsi.dll
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
thanks
Apakah bisa meditasi dengan pendekatan "membayangkan" panca kkhanda tidak ada? Setahu saya justru diajarkan mengenali dulu panca kkhanda , dan mengetahui sifat ketidak kekalan mereka.
Entah kalau dipaham Sunyatavada; mungkin ada petunjuk meditasi seperti itu.
Bisa disebutkan sumbernya bro? Atau inspirasi dari anda sendiri?
_/\_
ya inspirasi sendiri...hehe..
apakah setelah mencapai arupa jhana bisa sakti juga?
Quote from: raynoism on 29 October 2010, 06:43:58 PM
Quote from: dtgvajra on 29 October 2010, 10:02:36 AM
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
obyek meditasi kekosongan apakah ada? jadi membayangkan semua ini tidak ada, tubuh, kesadaran, pikiran, persepsi.dll
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
thanks
Apakah bisa meditasi dengan pendekatan "membayangkan" panca kkhanda tidak ada? Setahu saya justru diajarkan mengenali dulu panca kkhanda , dan mengetahui sifat ketidak kekalan mereka.
Entah kalau dipaham Sunyatavada; mungkin ada petunjuk meditasi seperti itu.
Bisa disebutkan sumbernya bro? Atau inspirasi dari anda sendiri?
_/\_
ya inspirasi sendiri...hehe..
apakah setelah mencapai arupa jhana bisa sakti juga?
kalau dari inspirasi/inovasi anda sendiri ya saya ngga tahu deh. Mau bikin MMK? Meditasi Menyelami Kekosongan? belum ada yang punya merk dagang ini lho? Hehe...he.
sakti setelah arupa jhana? ngga tau , sekarang baru bisa liat Sulan-jana, Nur-jana, Terajana dan jana jana yang lain.
Quote from: raynoism on 29 October 2010, 06:43:58 PM
Quote from: dtgvajra on 29 October 2010, 10:02:36 AM
Quote from: raynoism on 26 October 2010, 04:18:10 PM
obyek meditasi kekosongan apakah ada? jadi membayangkan semua ini tidak ada, tubuh, kesadaran, pikiran, persepsi.dll
katanya kalau salah bisa sampai arupa jhana? apa benar?
thanks
Apakah bisa meditasi dengan pendekatan "membayangkan" panca kkhanda tidak ada? Setahu saya justru diajarkan mengenali dulu panca kkhanda , dan mengetahui sifat ketidak kekalan mereka.
Entah kalau dipaham Sunyatavada; mungkin ada petunjuk meditasi seperti itu.
Bisa disebutkan sumbernya bro? Atau inspirasi dari anda sendiri?
_/\_
ya inspirasi sendiri...hehe..
apakah setelah mencapai arupa jhana bisa sakti juga?
Biasanya sih kesaktian harus dilatih, cuman biasanya kalo mencapai tahap arupa jhana dan pada kehidupan2 sebelumnya pernah melatih, kadang2 hal ini bisa muncul juga dengan sendirinya
kemampuan mengingat masa lalu sering muncul pada tahap ruangan tanpa batas
kemampuan membaca pikiran sering muncul pada tahap kesadaran tanpa batas
Cuman yg beginian kalo muncul, tidak terkontrol. Kalo tidak dibimbing guru yg ahli biasanya malah jadi beban.
QuoteBiasanya sih kesaktian harus dilatih, cuman biasanya kalo mencapai tahap arupa jhana dan pada kehidupan2 sebelumnya pernah melatih, kadang2 hal ini bisa muncul juga dengan sendirinya
kemampuan mengingat masa lalu sering muncul pada tahap ruangan tanpa batas
kemampuan membaca pikiran sering muncul pada tahap kesadaran tanpa batas
Cuman yg beginian kalo muncul, tidak terkontrol. Kalo tidak dibimbing guru yg ahli biasanya malah jadi beban.
Swathi Hottu temen sedhamma...
Bro hung sepertinya da ahli nih hehehe ada yg da pernah mencapai jhana? jangan cuma tera jana LoL. Bagi Bagi donk pengalaman yang udah pada pernah mencapai jhana. ;D
Quote from: freecloud79 on 31 October 2010, 07:52:00 PM
Swathi Hottu temen sedhamma...
Bro hung sepertinya da ahli nih hehehe ada yg da pernah mencapai jhana? jangan cuma tera jana LoL. Bagi Bagi donk pengalaman yang udah pada pernah mencapai jhana. ;D
Di agama Buddha tidak dikenal yg namanya 'ke-saksi-an' seperti agama tetangga. Jadi hal2 yg berhubungan dengan pencapaian seseorang jarang dibahas.
Kalo kebanyakan dibahas, malah jadi kemelekatan dan buntut-buntutnya malah jadi beban dan rintangan.
Yang penting, bagi yg mau berlatih dengan tekun, pasti suatu saat akan mencicipi yg namanya Jhana, kalo tidak mau latihan, ya gak bakalan pernah tahu.
Dalam Mahayana, ada meditasi kekosongan untuk mencapai Pencerahan/Kebuddhaan. Salah satu sutra Mahayana yang membahas meditasi untuk menyelami kekosongan ini adalah Surangama Sutra. Mungkin rekan2 Mahayanis di sini ada yang bisa menjelaskan meditasi kekosongan menurut sutra ini? Thx
^
rasanya gak ada yg namanya meditasi kekosongan.
AFAIK, Surangama Sutra salah satu sutra utama dalam Chan/Zen. belum pernah membaca isinya, baru ringkasannya, dan rasanya tidak ada meditasi kekosongan yg seperti yg dimaksud oleh TS, yaitu membayangkan semua ini adalah kosong.
"membayangkan" sendiri adalah sebuah illusi. jika sebuah illusi menjadi sebuah yg real, maka akan menjadi "salah jalan" yg sudah diluar meditasi Buddhism.
merujuk ke Heart sutra, dimana secara sederhana ada point penting dimana, isi adalah kosong, kosong adalah isi, isi tapi kosong, kosong tapi isi.
meditasi Chan/Zen itu sendiri adalah Samantha dan Vipasanna berjalan secara bersama2, sehingga tidak ada istilah "membayangkan" dalam meditasi.
dan AFAIK, meditasi dalam mahayana yaitu Chan/Zen itu sendiri.
jika memang ada, tolong di kutip kalimatnya. akan saya foward ke guru Chan dan beberapa senior untuk konfirmasi/penjelasan utk hal tsb.
thx.
Quote from: wen78 on 02 November 2010, 12:07:49 AM
^
rasanya gak ada yg namanya meditasi kekosongan.
AFAIK, Surangama Sutra salah satu sutra utama dalam Chan/Zen. belum pernah membaca isinya, baru ringkasannya, dan rasanya tidak ada meditasi kekosongan yg seperti yg dimaksud oleh TS, yaitu membayangkan semua ini adalah kosong.
"membayangkan" sendiri adalah sebuah illusi. jika sebuah illusi menjadi sebuah yg real, maka akan menjadi "salah jalan" yg sudah diluar meditasi Buddhism.
merujuk ke Heart sutra, dimana secara sederhana ada point penting dimana, isi adalah kosong, kosong adalah isi, isi tapi kosong, kosong tapi isi.
meditasi Chan/Zen itu sendiri adalah Samantha dan Vipasanna berjalan secara bersama2, sehingga tidak ada istilah "membayangkan" dalam meditasi.
dan AFAIK, meditasi dalam mahayana yaitu Chan/Zen itu sendiri.
jika memang ada, tolong di kutip kalimatnya. akan saya foward ke guru Chan dan beberapa senior untuk konfirmasi/penjelasan utk hal tsb.
thx.
Saya sendiri juga belum pernah membaca Surangama Sutra. Tetapi saya punya buku "Zen: Tiada Penderitaan", sebuah komentar Prajna Paramita Sutra yang ditulis oleh Ch'an Master Sheng-yen. Pada halaman 51-52 dikatakan:
QuoteShurangama Sutra mendeskripsikan sebuah praktik, yaitu melihat salah satu dari kelima skandha tersebut sebagai kosong setiap saat kapan pun. Jikalau anda bisa mengenal salah satu dari kelima skandha ini kosong, anda pun akan mempersepsi bahwa keempat lainnya juga kosong. Mempersepsi berarti melihat, atau memandang, dengan pencerahan (illumination) bahwa kelima skandha adalah kosong....dst.
Kemudian hal 83-84:
QuoteSurangama Sutra mendeskripsikan metode-metode yang digunakan oleh dua puluh lima bodhisattva besar untuk mencapai pembebasan.....
Dalam sutra tersebut, sebagai contoh, Avalokitesvara Bodhisattva mengkontemplasikan hakekat kosongnya suara (emptiness of sound). Bodhisattva Penglihatan Universal mengkontemplasikan sifat kosongnya mata. Ksitigarbha Bodhisattva mengkontemplasikan elemen bumi, dan Sariputra mengkontemplasikan kekosongan dari persepsi pikirannya....dst.
Tentu saja meditasi kekosongan yang saya maksudkan bukan membayangkan semuanya adalah kosong, melainkan meditasi untuk menyelami hakekat kekosongan (sunyata) dari semua fenomena (dharma) seperti dalam Prajna Paramita Sutra. Walaupun menjelaskan tentang kekosongan atas semua fenomena, dalam Prajna Paramita Sutra (Heart Sutra/Sutra Hati) tidak menjelaskan secara detail bagaimana kita bisa mengkontemplasikan kekosongan (walaupun dalam komentarnya, Master Sheng-yen berusaha menjelaskan kontemplasi kekosongan dari sudut pandang Zen).
Mungkin sdr. Wen bisa menjelaskan bagaimana mengkontemplasikan kekosongan berdasarkan Surangama Sutra atau menurut pandangan Zen.
Quote from: seniya on 02 November 2010, 07:45:10 PM
Tentu saja meditasi kekosongan yang saya maksudkan bukan membayangkan semuanya adalah kosong, melainkan meditasi untuk menyelami hakekat kekosongan (sunyata) dari semua fenomena (dharma) seperti dalam Prajna Paramita Sutra. Walaupun menjelaskan tentang kekosongan atas semua fenomena, dalam Prajna Paramita Sutra (Heart Sutra/Sutra Hati) tidak menjelaskan secara detail bagaimana kita bisa mengkontemplasikan kekosongan (walaupun dalam komentarnya, Master Sheng-yen berusaha menjelaskan kontemplasi kekosongan dari sudut pandang Zen).
Mungkin sdr. Wen bisa menjelaskan bagaimana mengkontemplasikan kekosongan berdasarkan Surangama Sutra atau menurut pandangan Zen.
saya belum bisa komentar, karena saya belum baca, belum mengerti, belum memahami, belum melaksanakan, dan belum mengalami segala sesuatu yg adalah isi dari Surangama Sutra.
tapi, IMO, mengkontemplasikan kekosongan dalam meditasi adalah bagian dari proses perjalanan meditasi itu sendiri sesuai perjalanan meditasi nya itu sendiri. tidak bisa langsung loncat ke tahap tersebut, malah bisa2 menjadi sebuah illusi dan masuk dalam lingkaran piti.
yg sudah dijelaskan oleh para guru, adalah apa adanya. saya sendiri belum bisa mencerna kalimat Master Sheng Yen, karena belum mengalaminya secara langsung.
akan saya coba tanyakan mengenai cara untuk "mengkontemplasikan kekosongan" , tapi tidak janji :)
jika tertarik, mungkin bisa ikut retret Chan intensive bulan Febuari selama 14 hari. ada beberapa persyaratan untuk ikut retret ini. jika berminat, akan saya foward informasinya.
Mungkin yang dimaksud kekosongan bukan membayangkan kekosongan tetapi merenungi bahwasanya tubuh kita ini pada hakekatnya adalah kosong belaka. merenungi pada hakekatnya kita cuma manusia biasa yang masuk dalam lingkaran samsara dan tidak terlepas dari hukum karma. merenungi bahwasanya kita ini cuma terdiri dari pancakhanda yang semuanya cuma kosong dan kendalinya adalah dari pikiran. merenungi perbuatan dosa,lobha,moha,irsia pada hakekatnya perbuatan kosong yang tidak berguna dan malah menjerumuskan kita. Loh Kok... jadi ngelantur kayanya LoL ...
Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhisvaha...
Quote from: wen78 on 02 November 2010, 11:07:03 PM
saya belum bisa komentar, karena saya belum baca, belum mengerti, belum memahami, belum melaksanakan, dan belum mengalami segala sesuatu yg adalah isi dari Surangama Sutra.
tapi, IMO, mengkontemplasikan kekosongan dalam meditasi adalah bagian dari proses perjalanan meditasi itu sendiri sesuai perjalanan meditasi nya itu sendiri. tidak bisa langsung loncat ke tahap tersebut, malah bisa2 menjadi sebuah illusi dan masuk dalam lingkaran piti.
yg sudah dijelaskan oleh para guru, adalah apa adanya. saya sendiri belum bisa mencerna kalimat Master Sheng Yen, karena belum mengalaminya secara langsung.
akan saya coba tanyakan mengenai cara untuk "mengkontemplasikan kekosongan" , tapi tidak janji :)
jika tertarik, mungkin bisa ikut retret Chan intensive bulan Febuari selama 14 hari. ada beberapa persyaratan untuk ikut retret ini. jika berminat, akan saya foward informasinya.
OK, thx atas infonya....
Mungkin tentang retret Chan bisa dibuat di thread/topik tersendiri agar semua orang bisa mengetahuinya.....